Anda di halaman 1dari 5

ِ ‫لسالَم عمَ ْي ُكم ور ْحم ُة‬

‫اهلل َوَب َرَكاتُ ُه‬ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ‫ا‬


‫الر ِح ْيِم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬ ِ ‫ــــــــــــــــــم‬
َّ ‫اهلل‬ ِ
ْ ‫ِب‬
‫س‬

Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya


iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du.

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta‟ala. yang selalu


melimpahkan rahmatNya, sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk
menjalani kehidupan di dunia fana ini.

Selanjutnya, sholawat dan salam mari kita sampaikan kepada baginda


Nabi Muhammad Rasulullah ‫ ﷺ‬beserta keluarga dan para sahabat.
Allahumma sholli wa salam „alaa Sayyidina Muhammad wa‟alaa ali Sayyidina
Muhammad. Semoga dengan banyak kita bersholawat kepada Beliau, kita
termasuk orang yang mendapat syafaatnya di Yaumil Akhir nanti. Amin
Amiin ya robbal 'alamin.

Yang kami hormati, bapak/Ibu dewan Juri lomba pidato,

Seluruh hadirin, yang berbahagia,

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan barakallahu fi umrik


kepada Gabungan Majelis Ta‟lim Citraraya dan sekitarnya, semoga Allah
Azza Wa Jalla memberikan berkah atas usia ke 15 di tahun 2020 ini.

Ketika panitia telah menentukan tema lomba pidato yaitu “Semarak


Milad demi menggapai manisnya Ukhuwah Islamiyah”. Maka hal utama yang
harus kita pahamkan terlebih dahulu adalah makna dari istilah Ukhuwah
Islamiyah.

Kata “ukhuwah”, secara umum berarti persaudaraan, Sehingga


Ukhuwah Islamiyah berarti Ukhuwah yang terjalin antar muslim karena
keimanannya sesuai petunjuk Qur‟an dan hadits Rasulullah ‫ﷺ‬

Tuntunan tentang ukhuwah tersebar dalam berbagai ayat dalam Al


Qur‟an, yang saling berkaitan satu sama lainnya.

1
Di antara sebaran ayat yang berbicara tentang ukhuwah, ada satu
surat yang bisa dikatakan sebagai surah ukhuwah yaitu Surah Al-hujurat,
salah satunya yaitu pada ayat 10:

‫َخ َوْي ُك ْم َواتَّقُوا‬


َ َ ْ َ ُ ‫َص‬
‫أ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ح‬ ِ
‫م‬ ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ة‬
ٌ‫و‬ ‫خ‬
ْ ِ
‫إ‬ ‫ون‬ ‫ن‬
ُ ِ
‫م‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ا‬‫م‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬
ْ َ َ ُْ َ

‫ون‬‫م‬ ‫ح‬‫ر‬‫ت‬
ُ ‫م‬‫ك‬ُ َّ‫اهلل لَعم‬
َ َُْ ْ َ َ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-hujurat:10)

Bapak/Ibu dewan Juri lomba pidato yang saya hormati, dan

Seluruh hadirin, yang berbahagia,

Setelah kita membaca dan memahami Al-hujurat ayat 10 ini, kemudian


kita hubungkan dengan kondisi umat Islam hari ini, maka marilah kita
bertanya, Di antara umat muslimin, termasuk di antaranya umat muslimin di
kawasan Citra Raya ini, apakah rasa persaudaraan itu sudah benar-benar
terwujud?

Atau apakah persaudaraan itu baru sebatas dipermukaan atau kulitnya


saja? Atau apakah persaudaraan itu hanya nampak di saat acara-acara
seremonial, termasuk seperti pada kegiatan Milad saat ini?

Kemudian pertanyaan selanjutnya, adalah apakah di antara kita


sebagai umat Islam, masih ada yang saling bermusuhan, saling membenci
satu sama lainnya? Sedangkan kita yang mengetahuinya justru membiarkan,
tanpa berusaha mendamaikan dan mencarikan solusinya?

Marilah kita renungkan bersama jawabannya.

2
Sungguh! Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kita, bahwa
persaudaraan atau Ukhuwah Islamiyah, hanya akan terjalin ketika kita
benar-benar berpegang teguh pada tuntunan Qur‟an dan sunah RasulNya.

Marilah renungkan kembali firman Allah dalam Surah Ali Imron ayat 103.

‫يعا َوالَ تَفَ َّرقُوا َوا ْذ ُك ُروا‬ ‫م‬ِ ‫اهلل ج‬ِ ‫صموا بِحب ِل‬ ِ َ‫اعت‬
ً َ ْ َ ُ ْ ‫َو‬
‫ف َب ْي َن ُقمُوبِ ُك ْم‬ َّ
‫َل‬ ‫أ‬‫ف‬
َ
َ ً َ ْ ُْ ‫آء‬ ‫د‬ ‫َع‬‫أ‬ ‫م‬ ‫نت‬ ‫ك‬
ُ ‫ذ‬ْ ِ
‫إ‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ي‬ ‫م‬
َ ‫ع‬ ِ
‫اهلل‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ع‬ ِ‫ن‬
ْ ْ َ َ َ ْ
‫َصَب ْحتُم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َو ًانا َو ُكنتُ ْم َعمَى َشفَا ُح ْف َرٍة ِّم َن‬ ْ ‫فَأ‬
‫الن ِار فَأَنقَ َذ ُكم ِّم ْنهَا َك َذِل َك ُيَبِّي ُن اهللُ لَ ُك ْم َء َاياتِ ِه لَ َعمَّ ُك ْم‬
َّ
‫ون‬َ ‫تَ ْهتَ ُد‬
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)

Surah Ali Imron ayat 103 ini, Allah telah mengingatkan bahwa umat ini
akan jatuh dalam keadaan bercerai berai, saling bermusuhan, saling
membenci, ketika hubungan atau interaksi di antara kita tidak dilandaskan
pada iman dan takwa. Ketika kita lebih dahulu melihat seseorang muslimin
itu, dari apa sosok latar belakangnya, hubungan darah dan kekerabatannya,
apa suku bangsanya, bagaimana tingkat ekonominya, tingkat pendidikannya,
apa mazhabnya, apa organisasinya maupun apa pilihan politiknya.

Selama kita masih membedakan “latar belakang seseorang” di antara


umat muslim satu dengan muslim lainnya, maka apa yang dikatakan sebagai

3
manisnya Ukhuwah Islamiyah sesungguhnya masih belum benar-benar
terwujud.

Manisnya Ukhuwah Islamiyah hanya dan hanya akan dirasakan ketika


kita sudah pada tingkat, sebagaimana apa yang disabdakan Rasulullah ‫ﷺ‬
yaitu:

“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya


mengokohkan bagian lainnya.” (hadits riwayat Bukhari)

Demikian pula, manisnya Ukhuwah Islamiyah juga hanya akan


dirasakan ketika kita telah melaksanakan, hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬yaitu:

“Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan


menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi
aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia
menolong saudaranya.” (hadits riwayat Muslim).

Dalam sirah nabawiyah, kisah manisnya Ukhuwah Islamiyah, bisa kita


temukan di bagian kisah persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshor.
Bagaimana kaum Muhajirin yang saat itu dalam keadaan serba kekurangan
setelah berhijrah dari Makkah ke Madinah, telah terselamatkan oleh kaum
Anshor yang secara total sepenuh hati membantu, setelah mereka saling
dipersaudarakan Rasulullah ‫ﷺ‬

Bapak/Ibu dewan Juri lomba pidato yang saya hormati, dan

Seluruh hadirin, yang berbahagia

Akhirnya, dengan adanya kegiatan Milad Majelis Taklim ini,


seharusnya bisa menjadi momentum bagi kita, untuk kembali merenungkan
dan mengevaluasi atas sikap dan prilaku kita selama ini. Sudah seberapa
ikhlaskah kita dalam mewujudkan ukhuwah Islamiyah, sehingga manisnya
benar-benar dapat kita rasakan.

Sebelum mengakhiri pidato ini, ada pantun untuk kita semua:

Umat Islam bagaikan lebah


Dari lebah hasilkan madu
Jangan ganggu dan buat marah
Jika tak mau disengat membiru

Bunga mawar merah merekah

4
Harum semerbak merasuk kalbu
Silaturahmi jaga ukhuwah
Di majelis taklim kita berpadu.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala
kekurangan, usikum wanafsi bitaqwallah.

ِ ‫السالَم عمَ ْي ُكم ور ْحم ُة‬


‫اهلل َوَب َرَكاتُ ُه‬ َ َ َ ْ َ ُ َّ ‫َو‬
Rosa Crystallova Ananda # Melia Residence, 8 February 2020

Anda mungkin juga menyukai