Anda di halaman 1dari 52

Tuntuntan Dzikir Meditasi Bagian 1

Posted by Dedie Kusmayadi Selasa, 31 Mei 2016 0 comments

TUNTUTAN DZIKIR MEDITASI

KATA PENGANTAR

Dalam situasi negeri kita yang serba terpuruk ini, telah terjadi juga krisis etika dan krisis moral
bangsa. Bangsa Indonesia telah kehilangan pigur kepemimipinan, baik kepemimpinan nasional
maupun kepemimpinan spiritual. Memang benar bahwa kefakiran akan mendekatkan diri kita
kepada kekafiran. Wajar bila dalam situasi dan kondisi seperti ini banyak orang berusaha mencari
ketenangan dan kedamaian dengan caranya masing-masing. Banyak orang yang berani membayar
mahal untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian ini. Tidak heran bila meditasi dianggap
sebagai suatu yang menjanjikan.

Walaupun telah banyak buku-buku serta kaset-kaset tentang tata cara meditasi yang beredar di
pasaran, namun melalui tulisan ini kita mencoba menyusun dan membahasnya dari sudut
pandangan Al Qur’an dan Sunah Rosulullah serta memperbandingkannya dengan ajaran agama lain
yang bukan agama Islam kemudian hasil akhirnya bagaimana menurut fakta ilmiahnya.

Walaupun penulis bukan pakarnya, namun dengan segala keterbatasannya dan segala
kekurangannya mencoba menyusun makalah ini sebagai tuntunan praktis bagi siapapun yang ingin
kembali mendekatkan diri kepada Ilahi Robbi. Tentu saja hasilnya akan lebih baik bila kita juga
dibimbing oleh seorang guru yang sudah tercerahkan. Namun jangan ragu dan jangan takut untuk
mencoba berlatih sendiri selama kita tetap berpegang pada Al Qur’an dan Sunah. Laa ilaaha
illallaah adalah benteng-Ku, barang siapa yang memasukinya, maka dia berada dalam perlindungan-
Ku ~ (Hadits Qudsi)

Tuntunan praktis dzikir ini, diselaraskan dengan apa yang dikatakan oleh Rosulullah saw bahwa :
pembersih kolbu adalah dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir.

Itu berarti bila hati kita bersih maka jalan menuju Allah pasti bebas hambatan. Dzikir adalah jalan
tol menuju kepada Allah.

Kata Al Ghazali kita harus melalui jalan yang ditempuh oleh para sufi yaitu : Bersihkan hati serta
istirahatkan pikiran melalui kontemplasi dzikir dan meditasi agar bisa mencapai tahap fana dan
kasyaf. Kata Al Ghazali para sufi melakukan pendakian atau mi’raj tingkat demi tingkat melalui
Cahaya demi cahaya, melalui Cahaya Sejati, Cahaya Allah. Cahaya Allah adalah Energi Sejati..
Seperti halnya pesawat ruang angkasa yang lepas landas, maka perlu roket pendorong yang kuat.
Demikian juga bila kita ingin melakukan pendakian spiritual melalui Cahaya demi Cahaya maka
diperlukan energi, Inner Power yang kuat yang dilatih melalui dzikir-meditasi.

Perintah dzikir di dalam Al Qur’an sangat jelas : Dzikir lebih utama, selesai sholat dzikir sebanyak-
banyaknya, selesai haji dzikir lebih banyak dari itu, dzikir sebanyak-banyaknya agar kamu
sukses, agar diampuni segala kesalahahn, agar dikeluarkan dari tempat gelap ketempat terang.

Oleh karena itu menurut para sufi dzikir hukumnya menjadi wajib.!

Banyak sekali tata cara dzikir-meditasi. Carilah cara yang sederhana dan mampu laksana.! Seperti
halnya kita belajar membaca dan menulis bisa pakai areng bila kita tidak mampu memiliki laptop.
Yang penting kita bisa membaca dan menulis…!!! Setelah kita bisa membaca dan menulis silahkan
membaca buka apa saja untuk menambah wawasan.

Sesuai ajaran Al Qur’an sebelum berdzikir sebaiknya kita sholat dan berdo’a terlebih
dahulu. Dimulai dengan sholat wajib, sholat sunah taubat, sholat sunat hajat dan istiharoh,
kemudian berdo,a dan selanjutnya diakhiri dengan berdzikir. Sholat dan do’a sebelum dzikir-
meditasi merupakan sarana agar suasana hening, suasana sakral, suasana religius terbina tahap
demi tahap, sehingga aura sekitar kita bersih. Do’a sebagai pengantar dzikir untuk membersihkan
hati, bisa dalam bahasa Indonesia sesuai selera diri kita sendiri.

Kenapa dalam bahasa Indonesia?

Aku mudahkan Al Qur’an dalam bahasamu. Itulah Firman Allah di dalam Surat Maryam 19 : 97 dan
Surat AD-Dukhan 44 : 58

Kita persiapkan do’anya sesuai selera kita, sesungguhnya tanpa do’a pun Tuhan tidak akan
marah. Setelah kita selesai membaca do’a, kemudian kita lanjutkan dengan latihan dzikir meditasi.

Walaupun do’anya hanya sekedar dibaca biasa saja setiap malam setelah sholat isa atau setelah
sholat subuh tanpa harus dihapal diluar kepala kemudian dilanjutkan dengan berdzikir-bermeditasi
minimal selama 30 menit, namun ternyata setelah kita mengerjakannya lebih dari 2-3 malam
berturut-turut akan muncul sensasi pada diri kita sebagai reaksi dari masuknya energi Illahi ke
dalam tubuh kita dan membangkitkan energi di dalam diri kita.

Sebelum berlatih dzikir-meditasi kita siapkan aqua di dalam botol tertutup yang kita letakkan di
pinggir depan sajadah kita. Air dibotol itu kita minum dulu seteguk untuk merasakan begitulah
rasanya. Setelah selesai berlatih bila aqua di dalam botol itu kita minum maka rasanya berubah agak
pahit. Ini untuk membuktikan dan meyakinkan diri kita bahwa Energi Ilahi itu ada…

Energi Illahi ini akan membersihkan semua energi negatif yang ada diseluruh tubuh kita sehingga
jasmani kita sehat dan bathin kita pun akan menjadi semakin kuat. Sensasi yang terjadi sebagai efek
detoks pada umumnya adalah : Rasa hangat sampai panas dan berkeringat, kadang-kadang pusing,
mual sampai muntah serta rasa haru. Kemudian akan muncul getaran-getaran pada kedua tangan
sampai seluruh tubuh dan akhirnya muncul gerakan sujud yang disertai rasa haru.

Menurut salah seorang sesepuh, ITULAH YANG DISEBUT SUJUD IMAN.

Hal ini sesuai dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al Qur’an : Seseorang yang beriman manakala
mendengar atau mengucapkan Asma Allah akan bergetar hatinya (Al Anfal 8 : 2), merinding
kulitnya (Az-Zumar 39 : 23), menyungkur dan menangis (Maryam 19 : 58 ).

Dalam hal ini, hati di setiap sel, bahkan hati di setiap atom diseluruh tubuh kita akan bergetar dan
memancarkan energi yang luar biasa.

Istilah dzikir adalah tidak memikirkan sesuatu apapun kecuali Tuhan. Meditasi adalah
mengosongkan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan.

Sesungguhnya penulis tidak bisa apa-apa, penulis tidak memiliki apa-apa, jangankan kepandaian,
kebodohan pun bukan milik penulis. Walaupun demikian, penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi sesama hamba Allah.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan semesta alam. Penulis pun menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pembimbing ruhani, semua teman serta semua
handai tolan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu penyusunan dan
penulisan makalah Tuntunan Praktis Dzikir-Meditasi ini..

Kebenaran yang hakiki senantiasa datang dari Allah. Sebagai insan penulis mohon maaf bila ada
kesalahan dalam penyampaian.

Cirebon, Ramadhan 1423 H. direvisi Ramadhan 1434 H, Dr H MAMAN SW SpOG

KAHLIL GIBRAN

Tuhan telah memasang pelita dalam hati-hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan
dosalah yang mematikan pelita itu dan menguburkannya dalam abu.

Tuhan telah menciptakan jiwa-jiwa kamu dengan sayap-sayap untuk terbang di langit Cinta dan
Kebebasan yang luas.

Alangkah sayangnya kalau kamu tebas sayapmu dengan tanganmu sendiri dan memaksa jiwamu
merangkak-rangkak bagaikan kutu di atas tanah.

Renungan-Renungan Spiritual
PRELUDE

Jalaludin Rumi

Jauh di dalam kalbu ada Cahaya Surga marak menerangi


Paras lautan tanpa suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang menemukanNya dalam tawakal
Rupa segala yang dipuja setiap insan
Orang buta, gandrung pada bayangan benda indah
Hanya akhirnya mengutuk pesona yang menimbulkan bencana,
Bagaikan Harut dan Marut, malaikat sepasang
Yang menganggap diri paling suci dari yang suci
Kebodohan, keinginan dan kebanggaan diri yang jahat
Kan merusak keharmonisan bagian dan keseluruhan
Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah
Para pecinta Tuhan belajar dari-Nya rahasia
Pemeliharaan, rencana alam semesta
Tinggal di dalam-Nya, mereka selalu menyenandungkan pujian-Nya
Yang menciptakan ribuan Waktu bagi manusia.
Kejahatan tak mereka kenal, karena di dalam-Nya sama sekali tidak ada
Namun tanpa kejahatan bagaimana kebaikan kan menampak
Cinta menyahut : “Mari merasa denganKu, jadilah satu bersamaKu
Dimana ada Aku, tak ada jarak yang bisa memisah
Ada tingkatan Cahaya surgawi dalam jiwa :
Para Nabi dan Orang Suci memperlihatkan jalan yang telah mereka lalui
Langkah awal dan tahap-tahapnya, tempat-tempat berhenti sejenak
Dan tujuan-tujuannya :
Semua menuju ke satu tujuan dalam Tuhan.
Cinta tak kan membiarkan hambanya yang setia lelah terkulai
Keindahan Abadi selalu menarik mereka
Dari kemuliaan menuju kemuliaan, datang kian mendekat
Pada setiap pemberhentian dan percintaan semakin lekat.
Ketika kebenaran bersinar, tiada kata dan cerita nan dapat terucap;
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah

===============
CATATAN PENULIS
Selamat berpisah sebagai ucapan selamat atas berpisahnya ruh dari jasad,
Mati sebelum mati atau mi’raj melalui cahaya demi cahaya

DZIKIR MEDITASI PEMBERSIH DAN PEMBUKA HATI

Yang dimaksud dengan hati dalam hal ini adalah kolbu, bukan organ liver dalam tubuh manusia.
Kolbu ini hanya dimiliki oleh manusia. Kolbu ini berlapis-lapis, dimana bagian yang terdalamnya
disebut hati nurani atau hati nuraini, berasal dari kata Nur artinya cahaya dan Aini artinya melihat.

Di dalam diri manusia ada Cahaya Yang Maha Melihat ~ (AL QIYAMAH 75 : 14)

Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada Cahayanya bagi siapa yang Dia kehendaki ~
(AN NUUR 24 : 35).

Barang siapa yang hatinya dibuka oleh Allah kepada Islam (fitrah), maka dia itu mendapat Nur dari
Tuhan-nya ~ (AZ-ZUMAR 39 : 22)

MENURUT HADITS QUDSI :


Dalam setiap rongga anak Adam, AKU ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam dada ada
kolbu, dalam kolbu ada fuad, dalam fuad ada syagofa, dalam syafoga ada sir, dalam sir ada AKU,
tempat AKU menyimpan rahasia.

Fuad artinya hati yang bersih dan syagofa artinya yang lebih dalam dari fuad, di dalamnya ada hati
nuraini, dalam hati nuraini ada Aku, ada Allah, ada Cahaya Yang Maha Melihat ~ (AL QIYAMAH 75
: 14).

Oleh karena itu menurut para sufi : Qolbu Mukmin Baitullah.

Itulah RumahNya, itulah MasjidNya yang sejati, di dalamnya Ruh bersujud, menyebut Namanya,
bertasbih pagi dan petang sejak hari pertama Ruh dihembuskan ke janin dalam kandungan ibu…~
(AN NUUR 24 : 36). Sesungguhnya sejak di alam arwah ruh-jiwa sudah bersyahadat.

Ketika Allah berfirman : bukankah Aku Tuhan-mu.? Benar kami bersaksi ~ (AL A’RAAF 7 : 172).

Menurut Irmansyah Effendi Grand Master Reiki Tumo Yayasan Padma Jaya :

Hati Nuraini adalah percikan dari Sang Pencipta yang pada hakekatnya adalah Essensi Dzat Illahiah
yang senantiasa jujur, selalu mengetahui kebenaran, selalu mengarahkan kita kepada Tuhan, selalu
tegas menolak hal-hal yang menjauhkan kita dari Tuhan. Di dalam hati nurani inilah adanya
ketenangan, kedamaian serta kebahagiaan sejati.

Umumnya pada kebanyakan manusia Hati Nuraninya senantiasa tertutup karena didominasi oleh
otak kiri yang selalu menampilkan ide-ide bagus namun ternyata menjauhkan kita dari Tuhan. Otak
selalu menghasilkan kebahagiaan semu, tak pernah puas, selalu gelisah, bimbang dan ragu, benar
dan salah dipengaruhi arus. Walaupun demikian otak masih diperlukan untuk kesungguhan dan
kemantapan, untuk menyerap ilmu pengetahuan serta untuk mengendalikan tubuh fisik, dimana
tubuh fisik adalah sebagai pelaksana yang akan mengerjakan perintah Tuhan.

Tidak ada pelajaran khusus atau teknik khusus untuk membuka hati nurani ini. Semata-mata kita
hanya mohon izin dan keridhoan Allah, mohon barokah Allah, mohon taufik dan hidayah Allah saja
yang bisa kita lakukan, selanjutnya pasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah, biarkan Tangan Allah
yang bekerja, karena hanya Allah-lah yang bisa membuka Hati Nurani kita. Berarti Irmansyah
Effendi secara tidak langsung menganjurkan kita berdzikir atau bermeditasi agar terbuka hijab.

Pengertian dzikir dan meditasi sama saja, hanya berbeda bahasa.

Meditasi adalah mengosongkan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang menyebut nama
Tuhan. Dzikir atau dzikrullah adalah mengingat Allah tanpa mengingat yang lain selain Allah Yang
Maha Ghoib yang keberadaanNya tidak terjangkau oleh akal dan pikiran, Dia yang Maha Rahman
dan Rahim, Yang Maha Kuasa atas segalanya. Tanda-tandanya di segenap penjuru dan di dalam diri
mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua, di dalam semua ciptaanNya, Dzat Allah
meliputi segala sesuatu. Dia ada di mana-mana namun dalam Ke-Esa-anNya Dia tidak kemana-
mana. Dialah Allah Yang Maha Meliputi segala sesuatu.

Kita boleh menyebut Nama Tuhan dengan Nama apa saja yang baik-baik dari Asma ul Husna. Kita
tidak tahu Tuhan itu laki-laki atau perempuan, karena itu kita boleh panggil Bapa atau
Bunda. Nama Tuhan yang sebenarnya kita tidak tahu, tidak bisa dituliskan dan tidak bisa
disebutkan. Kita semua, berjumpa pun belum apalagi mengenal namaNya.

Mereka (kita semua) tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa ~ (AL HAJJ 22 : 74)

Kamu (kita semua) tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya nama-nama yang kamu (kita)
dan nenek moyang-mu (nenek moyang kita) membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu
keteranganpun tentang nama-nama itu. ~ (YUSUF 12 : 40)

Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu (kita) dan bapak-bapakmu (bapak-bapak kita)
mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuknya, mereka tidak lain
hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan hawa nafsunya ~ (AN NAJM 53 : 23).

Orang Budha menyebutNya Amitaba artinya : Cahaya tanpa batas. Orang Hindu menyebutNya :
Rada Swami artinya Ruh Yang Maha Tinggi. Orang Arab menyebutNya Allah, dari kata AL ILLAH
artinya yang disembah, bukan nama. Orang Sunda dan Jawa menyebutNya Gusti Pangeran.

Dzikir menurut Rosulullah :

1. Berpeganglah pada Al Qur’an dan Sunah…


2. Urusan dunia engkau lebih tahu, tata cara beribadah ikuti cara-ku..
3. Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih hati adalah dzikir.
4. Jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir.
5. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah dia bangun, kesadaran
Ruhnya bangkit
6. Harus bisa mati sebelum mati.
Dzikir adalah jalan tol menuju kepada Allah. Bila hati kita bersih, jalan menuju Tuhan terbuka
lebar, bebas hambatan. Sebaik-baiknya dzikir adalah membaca Al Qur’an. Telah AKU turunkan
Adzikir ~ (AL HIJR 15 : 9). Adzikir adalah Al Qur’an.

DZIKIR MENURUT AL QUR’AN :

1. Dzikir lebih utama dalam kehidupan. ~ (Al Ankabut 29 : 45).


2. Selesai sholat, cari karunia Allah, kerjakan dzikir sebanyak-banyaknya agar kamu sukses ~
(Al Jumu’ah 62 : 10).
3. Selesai haji dzikir lebih banyak lagi ~ (Al Baqarah 2 : 200).
4. Allah akan memudahkan segala urusan, diberi kecukupan, diberi rizki yang tak terduga,
diampuni segala kesalahan, pahalanya berlipat ganda ~ (At Tholak 65 : 2-3-4-5).
5. Dikeluarkan dari kegelapan ke tempat yang terang ~ (Al Ahzab 33 : 41-43).
6. Diberi kedudukan ~ (Muhhamad 47 : 7).
7. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa diantara kalian ~ (Al
Hujurat 49 : 13 )
8. Dengan Dzikir hati akan menjadi tenang dan tenteram ~ (Ar Rad 13 : 28)
9. Telah Aku turunkan Adz Dzikir ~ (Al Hijr 15 : 9). Adz Dzikir adalah Al Qur’an.
10. Aku jadikan Al Qur’an itu Cahaya…~ ( Asy Syura 42 : 52 ).
11. Allah adalah Cahaya…~ (An Nuur 24 : 35)… An Nuur adalah Allah.
Tuntuntan Dzikir Meditasi Bagian 2

Bila Surat Al Hijr 15 : 9, Asy Syura 42 : 52 dan Surat An Nuur 24 : 35 kita rangkum dan kita
simpulkan maka : Adz-Dzikir adalah Allah…

Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan : Dengan berdzikir ALLAH, ALLAH, ALLAH, maka insya
Allah, Tuhan akan memperlihatkan Cahayanya.

Aamiin..Aamiin....Ya Robbal alamin.

Laa ilaaha illallaah adalah statement, pernyataan kita.

Essensinya adalah Allah. Bila kita mengucapkan ikrar laa illaha ilallah tanpa memahami essensinya,
sama juga bohong.

Menurut Rosulullah : Urusan dunia engkau lebih tahu, tata cara beribadah ikutilah cara-ku, kita
harus bisa mati sebelum mati.

Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita kaji ulang adalah apakah yang dilakukan
Muhammad di gua Hiro sebelum beliau menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi
Rosulullah? Pada saat itu belum ada Al Qur’an, belum ada perintah sholat seperti sekarang, belum
ada Sunnah Rosulullah SAW sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, namun beliau sangat berhasil
mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif. Bagaimanakah caranya agar kita
bisa dekat serta bisa berkomunikasi dengan Tuhan seperti beliau?

KUNCINYA ADALAH DZIKIR-MEDITASI…!!!

Perhatikan Firman Allah : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku
kepadanya ~ (AL HIJR 15 : 29)

RUH berasal dari CAHAYA ALLAH. RUH berasal dari DZAT YANG MAHA SUCI. Oleh karena itu
RUH tetap SUCI tidak akan pernah kena polusi duniawi… Oleh karena Ruh tetap suci maka Ruh bisa
berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya. Berarti Cahaya dengan Cahaya saling
berkomunikasi.

Sesuai dengan Hadits Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan.

Ruh masuk kedalam jasmani manusia sambil membawa amanah :

Sesungguhnya telah kami tawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi
mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia
memikulnya, karena manusia sungguh zalim dan bodoh ~ (AL AHZAB 33 : 72)

Semua JIWA-RUH sebelum dihembuskan kedalam jasmani Allah telah memberinya amanah,
dibai’at dengan syahadat agar NAFSU-nya terkendali. Setelah di dunia amanah tersebut dilalaikan,
karena ada nafsu. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya lalai.

Wa iz akhaza Robbuka min bani adama min zuhurihim zurriyyatahum wa asyhadahum ala
anfusihim alastu birobbikum, qolu bala syahidna.

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap mereka (dan berfirman) : Bukankah AKU TUHANMU? Semua jiwa
(ANFUSIHIM) menjawab benar kami bersaksi ~ Surat AL A’RAAF 7 : 172).

ANFUSIHIM bentuk jamak dari NAFS, dimana NAFS ini ada yang mengartikan NAFSU atau EGO,
ada yang mentafsirkan JIWA dan ada juga yang mentafsirkan sebagai RUH. Kata NAFS
(ANFUSIHIM) dalam Surat AL A’RAAF 7 : 172 akan lebih pas bila ditafsirkan sebagai NAFSU.
Karena Ruh tetap suci, maka secara logika yang diberi amanah, yang dibai’at dengan syahadat itu
NAFSUNYA, agar NAFSUNYA TERKENDALI, bukan jasmaninya dan bukan pula Ruhnya

Ketika masih di dalam kandungan, kita sudah hidup karena sudah diberi Ruh, tapi belum bernafas,
nafsunya belum muncul. Setelah lahir kedunia baru kita bernafas yang keluar masuk melalui lubang
hidung. NAFAS berasal dari kata NAFS, artinya NAFSU yang bisa dikendalikan dengan cara
MENGATUR PERNAFASAN melalui DZIKIR QOLBU, sehingga KESADARAN RUHNYA bangkit
mengendalikan NAFSU.

Kesadaran Ruh adalah kesadaran sejati. Agar kesadaran Ruh kita bangkit maka jasmani harus
“dimatikan”, kerja otak harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir. Ego kita harus dimatikan
sehingga kesadaran Ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah dengan cara DZIKIR
MEDITASI Hening, tanpa suara, tanpa kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan
kembali kepada Tuhan adalah Ruh. Oleh karena itu hati harus bersih dari segala macam nafsu.
Petunjuk dari Allah datangnya ke hati, bukan ke otak.

Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat telinga, itu bisikan syaetan. Bila mendengar bisikan
atau suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah : Yaa Allah hamba mohon
mujizatnya dua kalimah syahadat, sambil menahan nafas baca dalam hati dua kalimah
syahadat, melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima bisikan.

Pada saat Rosulullah pertama kali menerima Firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena
mendengar suara yang menakutkan, bumi terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman
Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu ketika
berdengung seperti suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng, suara seruling, musik surgawi
yang merdu. Setelah mendengar suara-suara tersebut Rosulullah merasa bahwa Firman itu sudah
ada di dalam Qolbunya. Dengan demikian sesungguhnya Al Qur’an sudah terprogram dalam hati
kita masing-masing. Itulah Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri.

Perhatikan beberapa Firman Allah :


Dialah Jibril yang telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah ~ (AL BAQARAH 2
: 97)
(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya
orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami ~ (AL ANKABUT 29 : 49)
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada Hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh kecuali
oleh mereka yang di sucikan ~ (AL WAQI’AH 56 : 77-78)

Oleh karena itu Rosulullah bersabda :


Belajarlah sampai ke negeri CINA
Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu...
Apa yang dimaksud kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu?
Itulah Al Qur’an yang mulia, Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri
.
Kenapa Rosulullah saw menganjurkan belajar ke negeri Cina? Kenapa bukan ke negeri Arab? Ada
apa di negeri Cina? Di negeri Cina ada tata cara dzikir-meditasi. Konon kabarnya Rosulullah saw..
pernah berniaga ke wilayah Timur dan membawa SUTRA dari Timur. Secara logika penghasil sutra
di wilayah Timur adalah Negara CINA. Bukan suatu hal yang mustahil bila Allah menghendaki,
Rosulullah SAW dipertemukan dengan TOKOH SPIRITUAL CINA yang mengajarkan meditasi
kepada Rosulullah SAW, kemudian beliau melakukannya di GUHA HIRO. Konon kabarnya
Rosulullah saw meditasi di Guha Hiro selama 40 malam berturut-turut, sampai turun WAHYU
pertama.

Menurut Al Ghazali dan Ibnu Arabi : Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya.
Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan
keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh.

Walaupun ini bukan Hadits Rosulullahna, mun sangat populer di kalangan para sufi. Faktanya
memang Allah tidak ada di Mekah. Apakah Tuhan ada di Mekah ataukah di Cina? Tidak ada satu
ayatpun yang mengatakan Allah ada di Mekah atau di Cina.!

Perhatikan firman-firman ALLAH :


Katakanlah bahwa Aku dekat ~ (AL BAQARAH 2 : 186).
Lebih dekat Aku dari pada urat leher ~ (AL QAF 50 : 16).
Akan Kami perlihatkan kepada mereka, tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka
~ (FUSHSHILAT 41 : 53)
Dzat Allah meliputi segala sesuatu ~ (FUSHSHILAT 41 : 54)
Dia bersamamu dimanapun kamu berada~ (AL HADID 57 : 4)
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT TAUBAH 9 : 128)
Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ~ (AZZARIYAT 51 : 21) Tuhan menempatkan
diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL ANFAL 8:24)

Sesuai Hadits Qudsi : Dalam dada ada kolbu, di dalam kolbu ada fuad, di dalam fuad ada syagofa, di
dalamnya ada Sir, di dalam Sir ada AKU…

Oleh karena itu wajarlah bila AL GHAZALI serta para sufi tidak menganjurkan mencari Tuhan ke
Mekah, tapi mencari Tuhan ke dalam diri, agar tidak tersesat.

Kenyataannya memang benar bahwa perjalanan mencari dan mengenal Allah bukan perjalanan ke
Masjidil Harom, bukan pula ke Mekah, namun perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniyah,
perjalanan yang transendental, perjalanan yang tidak masuk akal.

Ingat bahwa Hadist mulai dipermasalahkan setelah 100 tahun Rosulullah wafat, melalui perdebatan
panjang antar kelompok kepentingan, mungkin wajar bila ada Hadits yang sengaja dihilangkan..!
Who know gitu loh?

Menurut Charan Singh yang beragama Hindu :

Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu
hening, mengosongkan pikiran, menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu
titik diantara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang
nama Tuhan.

Dengan meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam.
Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar suara di
dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata
ketiga adalah pusat pikiran dan jiwa atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi
diantara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah
dalam.

Selama kita masih belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ketiga dan menghubungkannya
dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.
Proses kematian pun seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata
ketiga. Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup hubungan ruh dengan tubuh tidak
terputus. Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan ruh yang sesungguhnya akan dimulai.

Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan kita telah melewati mata ke
tiga, maka ruh kita akan keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam astral, Out Of Body
Experience (OOBE). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk
berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita. Satu-satunya jalan untuk mencapai Guru Sejati adalah
melalui meditasi.

Tujuan meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam
hati. Ketenangan baru diperoleh bila semua penutup telah disingkirkan dari jiwa, maka jiwa pun
menjadi bersinar dan menjadi murni, sehingga layak untuk bersatu dengan Tuhan.

Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata. Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju
meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri
secara sempurna. Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat
menyenangkan Tuhan, yang akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-
Nya.

Pada puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi “trance” mistik. Suatu tingkatan kenikmatan
dimana kesadaran akan dunia materi hilang. Keheningan yang sangat dalam. Kondisi seperti itulah
yang disebut samadhi akhirnya mencapai Yoga artinya penyatuan, manunggal, dimana ruh kita
memasuki alam ghoib.

Istilah SAMADHI menurut AL GHAZALI adalah mencapai tahap fana dan kasyaf. Fana artinya
lebur dan larut. Kata Al Hallaj bagaikan anggur tercampur air murni. Sedangkan kasyaf artinya
terbukanya hijab atau tabir. Dalam hal ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata
kebijaksanaan kita akan menjadi tajam.

Mulai hari ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ~
(Al Qaaf 50 : 22)

Menurut Suma Ching Hai yang beragama Budha :

Walaupun pada awalnya berbeda-beda namun untuk mencapai puncak pencerahan Ruhani hanya
ada satu jalan yaitu melalui kontemplasi pada Cahaya dan Shabda yaitu Getaran di dalam . Sehingga
kita bisa melakukan kontak dengan Ruh, dimana Ruh ini merupakan manifestasi dari Cahaya dan
Getaran Suci. Inilah yang disebut metode Kuan Yin. Metode ini adalah metode pendengaran dan
penglihatan ruhani, metode transendental (tak terjangkau akal) yang tidak dapat diuraikan melalui
bahasa manusia. Semua ditransmisikan dalam keheningan.

Shabda, Firman atau Logos tersebut merupakan musik surgawi, merupakan bahasa dari Cinta Kasih
Universal dan Kecerdasan Agung. Semua ajaran berasal dari Suara Hening ini, semua bahasa
berasal dari bahasa Universal ini. Melodi surgawi ini dapat menyembuhkan semua luka, serta dapat
memenuhi dan memuaskan semua dahaga duniawi. Suara inipun dapat membersihkan kita dari
semua dosa-dosa dan membawa kita ke Sumber Asalnya.

Jalaluddin Rumi Sufi besar dari Persia menulis sebagai berikut : Bila makrifat kepada Dzat ingin kau
dapat, lepas aksara, galilah makna. Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat telingamu.
Tertawakan aku manakala engkau tidak melihat Rahasia Yang Maha Benar.

Dengan demikian secara tidak langsung Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak kita untuk
bermeditasi, mengajak kita untuk menyelam lebih dalam sampai ke dasar samudera makrifat, untuk
mendapatkan mutiaranya. Mencari Dia Yang Sejati. Dia Yang Berdiri Dengan Sendirinya tanpa
penolong. Belum ada apa-apa disampingnya. Belum ada nada, belum ada suara yang bisa kita
dengar, belum ada aksara, belum ada Kitab apapun, belum ada Zabur, Taurat, Injil maupun Al
Qur’an dan Hadits. Dia wajib adanya, tapi bisa juga mungkin adanya. Dia berada dalam
kekosongan, kehampaan, kesunyatan, keheningan.

Tutup semua kitab, buka mata hati. Hening, dalam keheningan rasakan keberadaan-Nya dengan
Nurani yang bening, dalam hening dengarkan Shabda-Nya, dengarkan Firman-Nya dengan telinga
bathin.

Rumi mengisyaratkan agar kita tidak terpaku pada aksara. Al Kitab ibarat perahu yang membawa
kita ke tengah Samudera Ahadiyah, Samudera Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya
maka mau tidak mau kita harus menyelam, menyelam ke dalam qolbu, mencari dan mengenal
Rumah Tuhan yang sejati, mencari Dia Yang Sejati,

Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhan-nya. Barang siapa mengenal Tuhannya
maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri, maka dia
akan tersesat semakin jauh..!

Rumi pun menulis sebagai berikut :


Salib dan Orang Kristen, dari ujung ke ujung ku periksa :
Dia tidak ada lagi di salib.
Aku pergi ke rumah berhala, ke pagoda tua; tiada tanda apapun di sana.
Aku pergi ke bukit Herat dan Kandahar; ku pandang :
Dia tidak ada di bukit maupun di lembahnya.
Dengan niat kuat ku beranikan diri ke puncak gunung Qaf;
Di tempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”
Aku pun mengubah pencarianku ke Ka’bah;
Dia tidak berada di tempat kaum muda dan tua.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentang-Nya;
Dia ternyata di luar jangkauannya.
Ku beranikan diri menuju ke “jarak dua busur”;
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri; disana kulihat Dia…
Dia tidak berada di tempat lain.
Pada bagian lain Rumi menulis sebagai berikut :
Jauh di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak menerangi paras lautan tanpa suara yang tiada batas.
Oh, bahagianya mereka yang menemukannya dalam tawakal,
Rupa segala yang dipuja setiap insan...dst.
Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa yang tampaknya telah mati,
ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta… lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah
Semua menuju ke satu tujuan dalam Tuhan…

Pada bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :


Ketika kebenaran bersinar, tiada kata dan cerita yang dapat terucap
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah

Selamat berpisah adalah ucapan selamat atas berpisahnya ruh dari jasad.

Dengan demikian sesungguhnya Rumi pun mengisyaratkan kepada kita untuk bisa mati sebelum
mati melalui meditasi Cahaya dan Shabda. Meditasi untuk melihat Cahaya dan mendengarkan
Shabda Tuhan di dalam Qolbu.

Karena di dalam kolbu ada AKU sebagai sumber Shabda, sebagai sumber Firman, sebagai Sumber Al
Qur’an tanpa tulis.

Ingat baik-baik, petunjuk dari Alah itu ke hati bukan melalui telinga…

Petunjuk itu dari AKU kepada AKU…

Perhatikan Firman-firman Allah :

Jibril itu telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu ~ (AL BAQARAH 2 : 97).

Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)

(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya
orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami ~ (AL ANKABUT 29 : 49)

Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang (AL MAIDAH 5 : 15)

Mari kita simak juga Surat Yaassiin 36 : 82 : Bila Tuhan menghendaki, maka Dia bersabda : KUN …
FAYAKUN. Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda,
Firman, Kalam atau Logos : KUN … JADILAH.

Menurut Al Kitab : Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama
Tuhan. Ibarat biji berasal dari pohon dan pohon berada dalam biji, karena di dalam biji ada benih,
ada potensi, ada Shabda : KUN…Jadilah, maka jadi.
Pada awalnya Tuhan bersabda KUN. Kemudian muncul titik Cahaya Pertama yang disebut Nur
Muhammad, sebagai sumber penciptaan seluruh keberadaan.

Nur Muhammad disebut juga sebagai Jauhar Awal–Jauhar Akhir.

Hadits Qudsi : Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal,
maka Aku jadikan makhluk (Nur Muhammad) agar ia mengenal akan Aku.

Hadits Rosulullah SAW : Aku adalah bapak dari segala ruh. Aku berasal dari Cahaya Allah, semua
yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku. Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya
Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu
itu.

Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Ruh berasal dari Nur Muhammad, dimana Nur
Muhammad itu disebut juga sebagai Ruh Idhofi atau Wujud Idhofi.

Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kedalamnya ~ (Al Hijr 15 : 29).

Ruh-Ku atau Ruh Idhofi ini merupakan essensi Dzat Ilahiyah yang berada di dalam setiap
ciptaanNya, di dalam patung, di dalam batu, bahkan dalam debu sekalipun.

Essensi Dzat Allah berada di dalam inti setiap sel, berada di dalam inti setiap atom, berada di dalam
inti setiap ciptaanNya, sebagai Sumber Energi Tersembunyi Yang Maha Dasyat, telah terbukti secara
ilmiah, bila inti atom itu bergetar, Energi itu bisa menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di
Jepang.

Bila kita bisa menggetarkan essensi Dzat Ilahiyah di dalam setiap atom yang berada di dalam diri
kita,… itu luar biasa. Secara minimal kita akan merasakan bergetar hatinya ~ (Al Anfal 8 : 2),..
merinding kulitnya ~ (Az-Zumar 39 : 23), kemudian akan menyungkur dan menangis ~ (Maryam 19
: 58).

Kata Rosulullah, manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati baru dia terbangun. Harus bisa mati
sebelum mati, agar kesadaran Ruhnya bangkit. Energinya bangkit.

Wajar bila Al Ghazali mengatakan bahwa tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua
ciptaanNya, bila kita tidak menyadari keberadaan Tuhan di dalam setiap ciptaanNya maka islamnya
adalah islam semu.

Kata Ibn Arabi, itulah yang disebut Wahdatul Wujud. Lalu apakah Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin
Rumi, Al Hallaj serta para sufi lainnya yang menganut paham Wahdatul Wujud itu sesat.!? Apakah
Rosulullahpun sesat bila beliau mengatakan : Aku Ahmad tanpa mim, berarti Aku Ahad. Aku Arab
tanpa ain, berati Aku Rab! Pikirin aja sendiri Bro.! Cape deh.

Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)

Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri ~ (FUSHSHILAT 41 : 53)

...di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 21).


Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT-TAUBAH 9 : 128)

Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL-ANFAL 8:24)

Perhatikan Surat An Nuur 24 : 35 : Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Cahaya di atas Cahaya,
Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.

Kemana? Tentu saja kepada Cahayanya. Tanpa cahaya kita akan seperti orang buta yang berjalan
sambil meraba-raba, tanpa arah dan tujuan.

Surat An Nuur 24 : 36 : Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk
dijumpai dan dimuliakan Namanya serta bertasbih pagi dan petang.

SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, itikaf, yang ruku dan sujud ~ (AL BAQARAH 2
: 125).

Janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan apapun, SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka
yang thowaf, mendirikan dan ruku bersujud ~ (AL HAJJ 22 : 26)

HADITS QUDSI : Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut
dada, dalam dada ada kolbu, dalam Qolbu ada Fuad, dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada
Sir, di dalam Sir ada AKU…

Fuad adalah hati yang bersih. Syagofa artinya yang lebih dalam...

Jadi beralasan bila para sufi mengatakan : QOLBU MUKMIN BAITULLAH

Rumah-KU yang mana dan rumah siapa yang dimaksud?

Kolbu mukmin baitullah. Itulah Baitullah yang sejati, Itulah RumahNya, yang harus disucikan, agar
tidak menjadi sarang syaitan dan iblis.

Di dalamnya ruh bersujud, memuliakan NamaNya serta bertasbih pagi dan petang… Karena
sesungguhnya semua ruh manusia sudah muslim, sudah berserah diri sejak di alam arwah, sejak
hari pertama di dalam kandungan ibu, sejak hari pertama dilahirkan.

Tuhan berfirman : Bukankah aku Tuhanmu. Para Ruh-Jiwa menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al
A’raf 7 : 172).

RumahNya tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang,
kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketakwaan,…
Itulah Fitrah… Itulah Islam sejati, bukan Islam Arabi. Itulah AGAMA FITRAH SEBAGAI ATURAN
DAN JALAN YANG TERANG dari Allah yang diturunkan melalui para Rosul untuk seluruh umat
manusia.

Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu BERBANGSA-BANGSA dan BERSUKU-SUKU agar kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang YANG PALING MULIA diantara kamu di sisi Allah dialah ORANG
YANG PALING TAQWA diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal ~ (AL HUJURAT 49 : 13).
UNTUK SETIAP UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN (SYARIAT) dan JALAN YANG
TERANG (JALAN SPIRITUAL). Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka
berlomba lombalah berbuat kebajikan …~ ( AL MAIDAH 5 : 48).

Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,
tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).

Allah mengajarkan tentang AGAMA FITRAH kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai
ATURAN dan JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. AGAMA
FITRAH adalah AGAMA yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-
sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan dan ketaqwaan.
Apapun YANG DIAJARKAN ALLAH pasti SEMPURNA, tidak mungkin manusia bisa merubahnya.

FITRAH itulah RUH ISLAMI sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG apapun nama
agamanya! Itulah ISLAM SEJATI yang diajarkan Allah melalui para Rosul kepada semua umatnya
di dunia sesuai bahasa kaumnya HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM.

Bagi setiap umat ada Rosul, ~ (YUNUS 10 : 47).

Bagi tiap-tiap masa ada kitab ~ (AR RAD 13 : 38)

Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat
memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka ~ (IBRAHIM 14 : 4).

Di ibaratkan Allah memberi kita beras, supaya mudah dicerna dan enak rasanya, maka kita olah jadi
nasi kebuli, jadi nasi goreng, jadi nasi rames, jadi nasi padang itu semua bagi yang sehat, untuk yang
sakit kita buatkan bubur ayam. Setelah dioalah namanya jadi berbeda. HINDU-BUDHA-NASRANI-
ISLAM. namun bahan dasarnya TETAP BERAS. Allah akan murka bila otak kita ngga di pake.

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus
10 : 100)

Demikian juga agama Fitrah...setelah diolah ada yang menyebutnya PEPAYA, ada yang bilang
KATES, ada yang bilang GEDANG. Setelah dikupas isinya sama, ketika dimakan rasanya sama dan
hasil akhirnya juga sama. karena untuk mencapai puncak spiritual tata caranya juga sama, yaitu
harus melalui DZIKIR-MEDITASI sehingga bisa mencapai tingkat IKHSAN dan menjadi INSAN
KAMIL.

Orang JAWA menyebutnya ILMU SEJATI SANGKAN PARANING DUMADI.

Orang SUNDA menyebutnya AGAMA SUNDA WIWITAN.

Wajar bila kang Aqil S. dan tokoh-tokoh NU menutup buku mengenai masalah perbedaan agama,
tidak perlu diperdebatkan lagi.

Walaupun beda bahasa, namun ESSENSI dan SUBSTANSINYA tetap sama, tidak pernah berubah.
KARENA AGAMA DI MUKA BUMI CUMA SATU YAITU AGAMA FITRAH Hadapkan wajahmu
pada Agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah. KENAPA KITA HARUS
BERTENGKAR..?

Sesungguhnya agama kamu ini satu ~ (AL ANBIYA 21 : 92)

Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ~ (ALI IMRON 3: 19)

Aku ridhoi Islam (Fitrah) sebagai agama bagimu ~ (AL MAIDAH 5 : 3)

Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,
tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).

Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka
bertaqwalah kepada-KU ~ (AL MU’MINUN 23 : 52)

Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka ( masing-masing ). Maka biarkanlah
mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu ~ (AL MU’MINUN 23 : 53-54 )

Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu ~ (Al Maidah 5 : 3)

Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku
~ (Al Anbiya 21 : 92)

Semua agama mengajarkan tentang Fitrah, mengajarkan tentang Islam.

Itulah Islam yang hakiki yang sudah terprogram dalam hati nurani kita masing-masing. Tanpa kita
sadari itulah Islam Sejati yang dianut semua umat. Itulah Islam yang diridhoi Allah! Bukan Islam
ARABI, SUNI, WAHABI ATAU SYI’AH.

Semua Rosul sudah muslim, sudah berserah diri kepada Allah. Semua Rosul mengajarkan tentang
Fitrah. Karena sesungguhnya agama di dunia itu satu, yaitu agama Fitrah. Hadapkan wajahmu pada
agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah, yang berubah adalah zamannya,
peradabannya, budayanya dan ilmu pengetahuan umatnya dari zaman purba sampai sekarang
zaman IPTEK.

Bagaimana menurut Al Ghazali?

Beliau membahas Surat An Nuur 24 : 35 dalam Myskat Al Anwar : Allah adalah Cahaya langit dan
bumi, Cahaya di atas Cahaya, Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada yang Dia
kehendaki.

Menurut Al Ghazali, Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz, kiasan,
sekedar “pinjaman” dari CahayaNya. Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang arif “mi’raj”,
melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah,
penyaksian secara langsung.

Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi ~ (Al Insiqaaq 84 : 19)

Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-
orang yang telah mendapat Hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna. Jalan yang
dimaksud adalah Tasawuf. Menurut Hadi, tasawuf adalah jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran
Islam.

Menurut Simuh, tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang hakikat atau Tuhan yang bisa
didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca
indera. Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa fana dan kasyaf itu bukan tasawuf.

Secara garis besarnya, tasawuf adalah pelajaran tentang tata cara mensucikan jasmani dan ruhani,
mensucikan lahir dan bathin agar bisa menjadi manusia mulia (insan kamil) yang mendapatkan
keridhoan Allah melalui proses fana dan kasyaf. Rahasia tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an
dan Sunah.

Oleh karena itu, tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik sendiri berasal dari kata
myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau
terlindung di dalam rahasia. Tersirat di dalamnya ada suasana, kekudusan dan kekhusuan dalam
upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sunguh-sungguh.
(Schimmel, 1981).

Menurut Al Ghazali untuk bisa makripat kepada Dzat ada tiga tahap :

1. Bersihkan Hati , yaitu : mohon ampunan dan kasih sayang Allah, sabar, ikhlas dan pasrah. Hati
harus bersih, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila sudah
bersih.

2. Istirahatkan pikiran, yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikirullah.

3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui iluminasi. Mencapai fana, ego kita lebur, larut, menyatu
dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam
Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf yaitu terbukanya tabir…

Yang disebut meditasi itu apa? Meditasi adalah dzikirullah. Meditasi adalah hening, mengosongkan
pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Saat meditasi-dzikir ada Cahaya dalam
bathin. Tuhan memperlihatkan Cahayanya.

Menurut Khrisnamurti :

Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak berhenti berpikir sepenuhnya. Bathin yang
meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora
kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.

Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi. Di
dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang
dan waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian
lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita telah
sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang
Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian,
keselamatan, kasih-sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya melalui
keimanan, ketakwaan.

Itulah fitrah… Itulah Islam yang diridhoi Allah yang dianut semua umat.
Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam
dalam hati orang-orang yang beriman. Kata para Sufi : Kolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh
bersujud sejak hari pertama Ruh dihembuskan ke dalam janin dalam kandungan ibu. Kita sadar
bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak bersyahadat, karena
Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.

Perhatikan Firman Allah : Bukankah aku Tuhanmu. Para Jiw-Ruh menjawab : Benar kami bersaksi
~ (Al A’raf 7 : 172).

Semua Jiwa-Ruh sudah berserah diri, artinya semua jiwa-ruh sudah muslim. Bila kita mau jujur,
sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Semua JIWA-Ruh sudah DIBERI
AMANAH, DIBAI’AT DENGAN SYAHADAT agar NAFSNYA TERKENDALI, agar tidak membuat
onar di muka bumi.

Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling
bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun yang memutuskan tali
silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada ~ (Ali Imran 3 : 112).

Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta ATURAN
DAN JALAN YANG TERANG, TATA CARA BERIBADAH kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi masing-masing umat.

Surat Al Baqarah 2 : 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat
kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari
Tuhannya. Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya.

Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku
kepadanya. Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada
Essensi Dzat Illahiah di dalamnya.

Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di
segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-
tanda Allah, ada ESSENSI DZAT Ilahiah.

Apakah engkau tidak memperhatikan, di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur,
bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku. Apakah engkau
tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir. Padahal kita
telah diberi akal.

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (YUNUS
10 : 100)

Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah ~ (Al Ahzab 33 : 72). Tidak
disebutkan amanah itu apa. Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai
apa. Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama ??? Bila
memang agama, tidak dikatakan agamanya apa. A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi
agama artinya tidak kacau. Tidak kacau artinya damai. Islam artinya damai.

Agar tidak membuat kekacauan di muka bumi, maka semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah
dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat
Allah, semuanya sudah dibei amanah, sudah di bai’at dengan syahadat bersyahadat. Hanya setelah
berada di dunia manusia melalaikan amanat Allah karena ada NAFSU, oleh karena itu manusia
disebut INSAN yang artinya LALAI. Sehingga melupakan Allah yang menciptakannya.

Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah
Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.

Apakah agama yang satu itu? Itulah agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang
mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta
berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan kettaqwaan.

Berserah diri adalah muslim. Itulah Islam. Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita
tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan
tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.

Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ~ (Ar-Rum 30 : 30). Perhatikan Surat Al Maidah 5 :
3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah, damai) menjadi agamamu. Oleh karena itu, semua umat
manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya melihat hati
kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya.

Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi
ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan
Melatonin yang mempunyai efek ekstase.

Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati.
Karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah, di dalamnya ada Essensi Dzat Ilahiah,
di dalamnya ada tanda-tanda Allah,

Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang
dan waktu. Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap
fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.

Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin
Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching
Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makripat
kepada Dzat, yaitu melalui dzikir meditasi.

Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman
dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai
melalui tasawuf.

Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai
pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya
Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai
pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling
mulia di sisi Allah.
Tuntuntan Dzikir Meditasi Bagian 3
Posted by Dedie Kusmayadi Selasa, 31 Mei 2016 0 comments

Apakah dan bagaimanakah pencerahan itu?

Menurut Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah kasyaf,
terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya Allah dengan Cahaya
Allah. Melalui cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan
senantiasa menyejukkan bathin kita. Cahaya itu akan membimbing serta memberikan petunjuk
kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta
yang luar biasa, mutiara yang tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.

Perhatikan Firman Allah :

1. Surat Al Balad ayat 10-12 : Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau
menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu.

2. Surat Al Insiqaaq ayat 19 : Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat.

3. Surat An Nuur ayat 35 : Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya
kepada yang Dia kehendaki.

Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau
tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita? Bila ingin, ya kita harus mengikuti
jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untuk mempelajari tasawuf.

Di dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tasawuf, tidak ada paksaan dalam ajaran
Islam. Seharusnya tasawuf di ajarkan sejak dini, agar perilaku para remaja terkendali…

Untuk mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah pernah
dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah memiliki Guru Mursid? Tidak ada seorangpun
manusia yang pernah menjadi guru Rosulullah. Karena hati beliau bersih, bahkan dada beliau
pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat
petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru
Sejati Rosulullah yang telah membai’at Rosulullah.

Allah telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah Aku
Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 :172).

Kata Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah.

Apakah kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada guru
mursid?

Allah pun berfirman : Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad), niscaya
Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang ~ (ALI IMRAN 3 : 31)

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian,
lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan
penyembah Allah … ~ (ALI IMRAN 3 : 79)
Sabda Rosulullah saw : Apabila khalifah tidak ada, maka menghindarlah, dan tidak ada kewajiban
bai’at bagi kaum muslimin, tinggalkan semua golongan yang ada.

Mintalah fatwa pada hati-nuranimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa.

Berarti bukan membuat dewan imamah palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at
tarekat-tasawuf pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah
Rosulullah.

Apakah kita masih ingin dibai’at oleh seorang guru yang disebut guru mursid? Apakah pegangan kita
harus beralih kepada guru mursid? Pada umumnya setelah kita dibai’at oleh seorang guru yang
menamakan dirinya guru mursid, kita harus selalu patuh kepadanya.

Akibatnya muncul iman taklid dan panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut. Kemudian
beranggapan bahwa seolah-olah hanya ajaran gurunya saja yang paling benar. Pola pikir menjadi
terpasung… Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid bisa berkembang jadi presiden. Apa yang
diperintahkan guru segera dikerjakan tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa guru
mursid juga manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu.

Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang
sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu
apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya? Bagaimana bila kita tidak pernah berjumpa dengan
guru mursid?

Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang tasawuf. Kita tidak usah
takut untuk berlatih dzikir–meditasi sendiri agar kita bisa mencapai tingkatan ikhsan…!!! Ingat
Guru Sejati ada di dalam diri…!!!! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita ketika masih di alam
arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh kita dengan Cahayanya menuju
CahayaNya, bukan manusia (An Nuur 24 : 35)…!!! Ingat : laa ilaaha illallaah adalah benteng Ku,
barang siapa yang memasukinya, maka dia berada dalam perlindungan-Ku ~ (Hadits Qudsi)

Islam itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia
melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ~ (Al Allaq 96 : 1-5)

Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian …~ (Al Baqarah 2 : 282). Allah
Guru Sejati…

Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya (An
Nuur 24 : 35). Allah Guru Sejati...

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ~ (Ali Imran 3 : 190)

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus
10 : 100)

Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ~ (An
Nahl 16 : 89)

Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan
perubahan ~ (Ar Rad 12 : 11)
Ilmu Allah sangatlah luas, seperti samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari
semuanya. Kadang-kadang semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi,
sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan. Oleh karena itu bukan seberapa banyak apa
yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada Tuhan.

Selama ini ego kita yang ngoceh terus memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi
kesempatan untuk mendengarkan Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin
bahwa Tuhan akan memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini. Oleh karena itu alangkah
dungunya kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau mendengarkan
Shabda Tuhan.

Shabda Tuhan adalah hening, dalam hening Dia datang menampakkan CahayaNya, serta dengan
lembut Dia menyapa hambanya. Dalam hening dengarkan Shabdanya melalui telinga bathin. Justru
inilah harta yang amat sangat berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan
denganNYA.

Kata Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir.
Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju Allah bebas hambatan. Oleh karena itu
mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap. Sebaiknya dilakukan setelah selesai
sholat apa saja agar suasana sakral, suasana religiusnya terbina tahap demi tahap.

Putarkan kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi untuk
membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.

Duduklah dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang
empuk. Duduk setegak mungkin tapi harus santai, jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala,
tulang punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis lurus. Kedua telapak tangan berada di
atas paha.

Santai,senyum dan pasrah sebagai langkah awal dari relaksasi.

Agar perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan. Niatkan dalam hati
untuk memusatkan perhatian ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan
lafad Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya niat saja, tanpa
harus memaksakan diri. Semakin dipaksa kerja otak akan semakin giat. Biarkan seperti air
mengalir. Biarkan apa adanya. Setiap pikiran yang berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita
sadari agar kita segera kembali ke titik semula. Lambat laun pun akan terjadi relaksasi secara alami.
Santai, senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah.
Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir
asma Allah pada langit-langit. Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk
mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut,
berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…mati dalam keadaan
berserah diri.

Bacalah buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin dari
Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman
terakhir..! Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul Qadir Jaelani
dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan ALLAH HU… ALLAH HU … kemudian
beliau wafat, sebagai muslim.

Ujung lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak, ke kelenjar
hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis akan mengeluarkan hormon
pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita meningkat, dan sel anti
kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat. Selain itu otak pun akan mengeluarkan
hormon Endomorpin dan Melatonin yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-
meditasi, sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram.

Bila otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak meditasi muncul
gelombang Theta, dengan frekwensi 4–7 Hz.

Karena pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar, nutrisi dan
oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun meningkat. Secara alami kita
menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin. Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya
meningkat. Ini luar biasa.

Pada saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses metabolisme di
dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam tubuh sehingga aktifitas elektron
meningkat yang akan menimbulkan gelombang elektromagnetik disekeliling tubuh kita. Bila saat
meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo Kirlian yang sudah dimodifikasi
maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat
puncak meditasi akan muncul cahaya putih di sekeliling tubuh kita.

Kata Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama

Perhatikan Firman Allah :

Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 : 29)

RUH berasal dari CAHAYA ALLAH. RUH berasal dari DZAT YANG MAHA SUCI. Oleh karena itu
RUH tetap SUCI tidak akan pernah kena polusi duniawi. Oleh karena Ruh tetap suci maka Ruh bisa
berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya. Berarti Cahaya dengan Cahaya saling
berkomunikasi.

Sesuai dengan Hadits Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan.

Ruh masuk kedalam jasmani manusia sambil membawa amanah :

Sesungguhnya telah kami tawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi
mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia
memikulnya, karena manusia sungguh zalim dan bodoh ~ (AL AHZAB 33 : 72)

Semua JIWA-RUH sebelum dihembuskan kedalam jasmani Allah telah memberinya amanah,
dibai’at dengan syahadat agar NAFSU-nya terkendali. Setelah di dunia amanah tersebut dilalaikan,
karena ada nafsu. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya lalai.

Wa iz akhaza Robbuka min bani adama min zuhurihim zurriyyatahum wa


asyhadahum ala anfusihim alastu birobbikum, qolu bala syahidna.

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap mereka (dan berfirman) : Bukankah AKU TUHANMU? Semua jiwa
(ANFUSIHIM) menjawab benar kami bersaksi (Surat AL A’RAAF 7 : 172).

ANFUSIHIM bentuk jamak dari NAFS, dimana NAFS ini ada yang mengartikan NAFSU atau EGO,
ada yang mentafsirkan JIWA dan ada juga yang mentafsirkan sebagai RUH. Kata NAFS
(ANFUSIHIM) dalam Surat AL A’RAAF 7 : 172 akan lebih pas bila ditafsirkan sebagai NAFSU.
Karena Ruh tetap suci, maka secara logika yang diberi amanah, yang dibai’at dengan syahadat itu
NAFSUNYA, agar NAFSUNYA TERKENDALI, bukan jasmaninya dan bukan pula Ruhnya.
Ketika masih di dalam kandungan, kita sudah hidup karena sudah diberi Ruh, tapi belum
bernafas…nafsunya belum muncul. Setelah lahir kedunia baru kita bernafas yang keluar masuk
melalui lubang hidung. NAFAS berasal dari kata NAFS, artinya NAFSU yang bisa dikendalikan
dengan cara MENGATUR PERNAFASAN melalui DZIKIR QOLBU, sehingga KESADARAN
RUHNYA bangkit mengendalikan NAFSU.

Kesadaran Ruh adalah kesadaran sejati… Agar kesadaran Ruh kita bangkit maka jasmani harus
“dimatikan”, kerja otak harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir. Ego kita harus dimatikan
sehingga kesadaran Ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah dengan cara DZIKIR-
MEDITASI. Hening, tanpa suara, tanpa kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan
kembali kepada Tuhan adalah Ruh. Oleh karena itu hati harus bersih dari segala macam nafsu.
Petunjuk dari Allah datangnya ke hati, bukan ke otak…

Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat telinga, itu bisikan syaitan. Bila mendengar bisikan
atau suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah : Yaa Allah hamba mohon
mujizatnya dua kalimah syahadat, sambil menahan nafas baca dalam hati dua kalimah
syahadat, melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima bisikan.

Pada saat Rosulullah pertama kali menerima Firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena
mendengar suara yang menakutkan, bumi terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman
Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu ketika
berdengung seperti suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng, suara seruling, musik surgawi
yang merdu. Setelah mendengar suara-suara tersebut Rosulullah merasa bahwa Firman itu sudah
ada di dalam qolbunya. Dengan demikian sesungguhnya Al Qur’an sudah terprogram dalam hati kita
masing-masing. Itulah Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri.

Perhatikan beberapa Firman Allah :


Dialah Jibril yang telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah ~ (AL BAQARAH 2
: 97)
(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya
orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami ~ (AL ANKABUT 29 : 49 .)
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada Hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh kecuali
oleh mereka yang di sucikan ~ (AL WAQI’AH 56 : 77-78)

Oleh karena itu Rosulullah bersabda :


Belajarlah sampai ke negeri CINA,
Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu,
Apa yang dimaksud kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu?
Itulah Al Qur’an yang mulia, Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri.

Kenapa Rosulullah saw menganjurkan belajar ke negeri Cina? Kenapa bukan ke negeri Arab? Ada
apa di negeri Cina? Di negeri Cina ada tata cara dzikir-meditasi… Konon kabarnya Rosulullah SAW.
pernah berniaga ke wilayah Timur dan membawa SUTRA dari Timur. Secara logika penghasil sutra
di wilayah Timur adalah Negara CINA. Bukan suatu hal yang mustahil bila Allah menghendaki,
Rosulullah saw dipertemukan dengan TOKOH SPIRITUAL CINA yang mengajarkan meditasi
kepada Rosulullah SAW, kemudian beliau melakukannya di GUHA HIRO. Konon kabarnya
Rosulullah saw meditasi di Guha Hiro selama 40 malam berturut-turut, sampai turun WAHYU
pertama.

Menurut Al Ghazali dan Ibnu Arabi : Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya.
Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan
keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh…
Walaupun ini bukan Hadits Rosulullah, namun sangat populer di kalangan para sufi! Faktanya
memang Allah tidak ada di Mekah.

Apakah Tuhan ada di Mekah ataukah di Cina? Tidak ada satu ayatpun yang mengatakan Allah ada di
Mekah atau di Cina!

Perhatikan firman-firman ALLAH :

Katakanlah bahwa Aku dekat ~ (AL BAQARAH 2 : 186 ).

Lebih dekat Aku dari pada urat leher ~ (AL QAF 50 : 16).

Akan Kami perlihatkan kepada mereka, tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka
~ (FUSHSHILAT 41 : 53)

Dzat Allah meliputi segala sesuatu ~ (FUSHSHILAT 41 : 54)

Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)

Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT TAUBAH 9 : 128)

Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ~ (AZZARIYAT 51 : 21)

Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL ANFAL 8:24)

Sesuai Hadits Qudsi : Dalam dada ada kolbu, di dalam kolbu ada fuad, di dalam fuad ada syagofa, di
dalamnya ada Sir, di dalam Sir ada AKU…

Oleh karena itu wajarlah bila AL GHAZALI serta para sufi tidak menganjurkan mencari Tuhan ke
Mekah, tapi mencari Tuhan ke dalam diri, agar tidak tersesat.

Kenyataannya memang benar bahwa perjalanan mencari dan mengenal Allah bukan perjalanan ke
Masjidil Harom, bukan pula ke Mekah, namun perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniyah,
perjalanan yang transendental, perjalanan yang tidak masuk akal.

Ingat bahwa Hadist mulai dipermasalahkan setelah 100 tahun Rosulullah wafat, melalui perdebatan
panjang antar kelompok kepentingan, mungkin wajar bila ada Hadits yang sengaja dihilangkan!
Who know gitu loh...!?

Menurut Charan Singh yang beragama Hindu :

Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu
hening, mengosongkan pikiran, menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu
titik diantara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang
nama Tuhan.

Dengan meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam.
Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar suara di
dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata
ketiga adalah pusat pikiran dan jiwa atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi
diantara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah
dalam.
Selama kita masih belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ketiga dan menghubungkannya
dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.
Proses kematian pun seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata
ketiga. Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup hubungan ruh dengan tubuh tidak
terputus. Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan ruh yang sesungguhnya akan dimulai.

Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan kita telah melewati mata ke
tiga, maka ruh kita akan keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam astral, Out Of Body
Experience (OOBE). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk
berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita. Satu-satunya jalan untuk mencapai Guru Sejati adalah
melalui meditasi.

Tujuan meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam
hati. Ketenangan baru diperoleh bila semua penutup telah disingkirkan dari jiwa, maka jiwa pun
menjadi bersinar dan menjadi murni, sehingga layak untuk bersatu dengan Tuhan.

Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata. Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju
meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri
secara sempurna. Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat
menyenangkan Tuhan, yang akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-
Nya.

Pada puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi “trance” mistik. Suatu tingkatan kenikmatan
dimana kesadaran akan dunia materi hilang. Keheningan yang sangat dalam. Kondisi seperti itulah
yang disebut samadhi, akhirnya mencapai Yoga, artinya penyatuan, manunggal, dimana ruh kita
memasuki alam ghoib.

Istilah SAMADHI menurut AL GHAZALI adalah mencapai tahap fana dan kasyaf. Fana artinya lebur
dan larut. Kata Al Hallaj bagaikan anggur tercampur air murni. Sedangkan kasyaf artinya
terbukanya hijab atau tabir. Dalam hal ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata
kebijaksanaan kita akan menjadi tajam.

Mulai hari ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ~
(Al Qaaf 50 : 22)

Menurut Suma Ching Hai yang beragama Budha :

Walaupun pada awalnya berbeda-beda namun untuk mencapai puncak pencerahan Ruhani hanya
ada satu jalan yaitu melalui kontemplasi pada Cahaya dan Shabda yaitu Getaran di dalam. Sehingga
kita bisa melakukan kontak dengan Ruh, dimana Ruh ini merupakan manifestasi dari Cahaya dan
Getaran Suci. Inilah yang disebut metode Kuan Yin. Metode ini adalah metode pendengaran dan
penglihatan ruhani, metode transendental (tak terjangkau akal) yang tidak dapat diuraikan melalui
bahasa manusia. Semua ditransmisikan dalam keheningan.

Shabda, Firman atau Logos tersebut merupakan musik surgawi, merupakan bahasa dari Cinta Kasih
Universal dan Kecerdasan Agung. Semua ajaran berasal dari Suara Hening ini, semua bahasa
berasal dari bahasa Universal ini. Melodi surgawi ini dapat menyembuhkan semua luka, serta dapat
memenuhi dan memuaskan semua dahaga duniawi. Suara inipun dapat membersihkan kita dari
semua dosa-dosa dan membawa kita ke Sumber Asalnya.

Jalaluddin Rumi Sufi besar dari Persia menulis sebagai berikut : Bila makrifat kepada Dzat ingin
kau dapat, lepas aksara, galilah makna. Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat
telingamu. Tertawakan aku manakala engkau tidak melihat Rahasia Yang Maha Benar.
Dengan demikian secara tidak langsung Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak kita untuk
bermeditasi, mengajak kita untuk menyelam lebih dalam sampai ke dasar samudera makrifat, untuk
mendapatkan mutiaranya. Mencari Dia Yang Sejati. Dia Yang Berdiri Dengan Sendirinya tanpa
penolong. Belum ada apa-apa disampingnya. Belum ada nada, belum ada suara yang bisa kita
dengar, belum ada aksara, belum ada Kitab apapun, belum ada Zabur, Taurat, Injil maupun Al
Qur’an dan Hadits. Dia wajib adanya, tapi bisa juga mungkin adanya. Dia berada dalam
kekosongan, kehampaan, kesunyatan, keheningan.

Tutup semua kitab, buka mata hati… Hening, dalam keheningan rasakan keberadaan-Nya dengan
Nurani yang bening, dalam hening dengarkan Shabda-Nya, dengarkan Firman-Nya dengan telinga
bathin.

Rumi mengisyaratkan agar kita tidak terpaku pada aksara. Al Kitab ibarat perahu yang membawa
kita ke tengah Samudera Ahadiyah, Samudera Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya
maka mau tidak mau kita harus menyelam, menyelam ke dalam qolbu, mencari dan mengenal
Rumah Tuhan yang sejati, mencari Dia Yang Sejati,

Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhan-nya. Barang siapa mengenal Tuhannya
maka dia merasa dirinya bodoh. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri, maka dia
akan tersesat semakin jauh.!

Rumi pun menulis sebagai berikut :


Salib dan Orang Kristen, dari ujung ke ujung ku periksa :
Dia tidak ada lagi di salib.
Aku pergi ke rumah berhala, ke pagoda tua; tiada tanda apapun di sana.
Aku pergi ke bukit Herat dan Kandahar; ku pandang :
Dia tidak ada di bukit maupun di lembahnya.
Dengan niat kuat ku beranikan diri ke puncak gunung Qaf;
Di tempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”
Aku pun mengubah pencarianku ke Ka’bah;
Dia tidak berada di tempat kaum muda dan tua.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentang-Nya;
Dia ternyata di luar jangkauannya.
Ku beranikan diri menuju ke “jarak dua busur”;
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri; disana kulihat Dia,
Dia tidak berada di tempat lain.

Pada bagian lain Rumi menulis sebagai berikut :


Jauh di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak menerangi paras lautan tanpa suara yang tiada batas.
Oh, bahagianya mereka yang menemukannya dalam tawakal,
Rupa segala yang dipuja setiap insan...dst
Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa yang tampaknya telah mati,
ular nafsu yang telah membeku,
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu,
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah,
Semua menuju ke satu tujuan dalam Tuhan.

Pada bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :


Ketika kebenaran bersinar, tiada kata dan cerita yang dapat terucap
Kini dengarkan Suara di dalam hatimu.
Selamat berpisah

Selamat berpisah adalah ucapan selamat atas berpisahnya ruh dari jasad.
Dengan demikian sesungguhnya Rumi pun mengisyaratkan kepada kita untuk bisa mati sebelum
mati melalui meditasi Cahaya dan Shabda. Meditasi untuk melihat Cahaya dan mendengarkan
Shabda Tuhan di dalam Qolbu.
Karena di dalam kolbu ada AKU sebagai sumber Shabda, sebagai sumber Firman, sebagai Sumber Al
Qur’an tanpa tulis.
Ingat baik-baik, petunjuk dari Alah itu ke hati bukan melalui telinga. Petunjuk itu dari AKU kepada
AKU.
Tuntuntan Dzikir Meditasi Bagian 4
Posted by Dedie Kusmayadi Selasa, 31 Mei 2016 0 comments

Perhatikan Firman-firman Allah :

Jibril itu telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu ~ (AL BAQARAH 2 : 97).

Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)

(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya
orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami~ (AL ANKABUT 29 : 49)

Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang ~ (AL MAIDAH 5 :
15)

Mari kita simak juga Surat Yaassiin 36 : 82 : Bila Tuhan menghendaki, maka Dia bersabda : KUN …
FAYAKUN. Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda,
Firman, Kalam atau Logos : KUN…JADILAH.

Menurut Al Kitab : Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama
Tuhan. Ibarat biji berasal dari pohon dan pohon berada dalam biji, karena di dalam biji ada benih,
ada potensi, ada Shabda : KUN Jadilah, maka jadi.

Pada awalnya Tuhan bersabda KUN. Kemudian muncul titik Cahaya Pertama yang disebut Nur
Muhammad, sebagai sumber penciptaan seluruh keberadaan.

Nur Muhammad disebut juga sebagai Jauhar Awal – Jauhar Akhir..

Hadits Qudsi : Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal,
maka Aku jadikan makhluk (Nur Muhammad) agar ia mengenal akan Aku.

Hadits Rosulullah SAW : Aku adalah bapak dari segala ruh. Aku berasal dari Cahaya Allah, semua
yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku. Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya
Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu
itu.

Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Ruh berasal dari Nur Muhammad, dimana Nur
Muhammad itu disebut juga sebagai Ruh Idhofi atau Wujud Idhofi.

Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kedalamnya ~ (Al Hijr 15 : 29).

Ruh-Ku atau Ruh Idhofi ini merupakan essensi Dzat Ilahiyah yang berada di dalam setiap
ciptaanNya, di dalam patung, di dalam batu, bahkan dalam debu sekalipun..

Essensi Dzat Allah berada di dalam inti setiap sel, berada di dalam inti setiap atom, berada di dalam
inti setiap ciptaanNya, sebagai Sumber Energi Tersembunyi Yang Maha Dasyat. telah terbukti secara
ilmiah bila inti atom itu bergetar, Energi itu bisa menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di
Jepang.

Bila kita bisa menggetarkan essensi Dzat Ilahiyah di dalam setiap atom yang berada di dalam diri
kita, itu luar biasa. Secara minimal kita akan merasakan bergetar hatinya ~ (Al Anfal 8 : 2),
merinding kulitnya ~ (Az-Zumar 39 : 23), kemudian akan menyungkur dan menangis ~ (Maryam 19
: 58).

Kata Rosulullah, manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati baru dia terbangun. Harus bisa mati
sebelum mati, agar kesadaran Ruhnya bangkit, Energinya bangkit.

Wajar bila Al Ghazali mengatakan bahwa tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua
ciptaanNya, bila kita tidak menyadari keberadaan Tuhan di dalam setiap ciptaanNya maka islamnya
adalah islam semu.

Kata Ibn Arabi, itulah yang disebut Wahdatul Wujud. Lalu apakah Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin
Rumi, Al Hallaj serta para sufi lainnya yang menganut paham Wahdatul Wujud itu sesat? Apakah
Rosulullahpun sesat bila beliau mengatakan : Aku Ahmad tanpa mim, berarti Aku Ahad. Aku Arab
tanpa ain, berati Aku Rab! pikirin aja sendiri Bro! Cape deh.

Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)

Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri ~ (FUSHSHILAT 41 : 53)

...di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 21).

Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT-TAUBAH 9 : 128)

Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL-ANFAL 8:24)

Perhatikan Surat An Nuur 24 : 35 :

Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan
Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.

Kemana? Tentu saja kepada Cahayanya. Tanpa cahaya kita akan seperti orang buta yang berjalan
sambil meraba-raba, tanpa arah dan tujuan.

Surat An Nuur 24 : 36 : Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk
dijumpai dan dimuliakan Namanya serta bertasbih pagi dan petang…

SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, itikaf, yang ruku dan sujud ~ (AL BAQARAH 2
: 125).

Janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan apapun, SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka
yang thowaf, mendirikan dan ruku bersujud ~ (AL HAJJ 22 : 26)

HADITS QUDSI : Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut
dada, dalam dada ada kolbu, dalam kolbu ada fuad, dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada
Sir, di dalam Sir ada AKU.

Fuad adalah hati yang bersih. Syagofa artinya yang lebih dalam.

Jadi beralasan bila para sufi mengatakan : QOLBU MUKMIN BAITULLAH

Rumah-KU yang mana dan rumah siapa yang dimaksud?

Qolbu mukmin baitullah. Itulah Baitullah yang sejati, Itulah RumahNya, yang harus disucikan, agar
tidak menjadi sarang syaitan dan iblis.
Di dalamnya ruh bersujud, memuliakan NamaNya serta bertasbih pagi dan petang. Karena
sesungguhnya semua ruh manusia sudah muslim, sudah berserah diri sejak di alam arwah, sejak
hari pertama di dalam kandungan ibu, sejak hari pertama dilahirkan.

Tuhan berfirman : Bukankah aku Tuhanmu. Para Ruh-Jiwa menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al
A’raf 7 : 172).

RumahNya tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang,
kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketakwaan, Itulah
Fitrah. Itulah Islam sejati, bukan Islam Arabi. Itulah AGAMA FITRAH SEBAGAI ATURAN DAN
JALAN YANG TERANG dari Allah yang diturunkan melalui para Rosul untuk seluruh umat
manusia.

Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu BERBANGSA-BANGSA dan BERSUKU-SUKU agar kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang YANG PALING MULIA diantara kamu di sisi Allah dialah ORANG
YANG PALING TAQWA diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
~ (AL HUJURAT 49 : 13)

UNTUK SETIAP UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN (SYARIAT) dan JALAN YANG
TERANG (JALAN SPIRITUAL). Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka
berlomba lombalah berbuat kebajikan …~ (AL MAIDAH 5 : 48)

Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,
tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).

Allah mengajarkan tentang AGAMA FITRAH kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai
ATURAN dan JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. AGAMA
FITRAH adalah AGAMA yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-
sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan dan ketaqwaan.
Apapun YANG DIAJARKAN ALLAH pasti SEMPURNA, tidak mungkin manusia bisa merubahnya..

FITRAH itulah RUH ISLAMI sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG apapun nama
agamanya! Itulah ISLAM SEJATI yang diajarkan Allah melalui para Rosul kepada semua umatnya
di dunia sesuai bahasa kaumnya HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM.

Bagi setiap umat ada Rosul, ~ (YUNUS 10 : 47).

Bagi tiap-tiap masa ada kitab ~ (AR RAD 13 : 38)

Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat
memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka ~ (IBRAHIM 14 : 4).

Diibaratkan Allah memberi kita beras, supaya mudah dicerna dan enak rasanya, maka kita olah jadi
nasi kebuli, jadi nasi goreng, jadi nasi rames, jadi nasi padang itu semua bagi yang sehat, untuk yang
sakit kita buatkan bubur ayam. Setelah dioalah namanya jadi berbeda. HINDU-BUDHA-NASRANI-
ISLAM, namun bahan dasarnya TETAP BERAS. Allah akan murka bila otak kita nggak dipake.

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus
10 : 100)

Demikian juga agama Fitrah...setelah diolah ada yang menyebutnya PEPAYA, ada yang bilang
KATES, ada yang bilang GEDANG, setelah dikupas isinya sama, ketika dimakan rasanya sama dan
hasil akhirnya juga sama. karena untuk mencapai puncak spiritual tata caranya juga sama, yaitu
harus melalui DZIKIR-MEDITASI sehingga bisa mencapai tingkat IKHSAN dan menjadi INSAN
KAMIL..

Orang JAWA menyebutnya ILMU SEJATI SANGKAN PARANING DUMADI.

Orang SUNDA menyebutnya AGAMA SUNDA WIWITAN.

Wajar bila kang Aqil S. dan tokoh-tokoh NU menutup buku mengenai masalah perbedaan agama,
tidak perlu diperdebatkan lagi.

Walaupun beda bahasa, namun ESSENSI dan SUBSTANSINYA tetap sama, tidak pernah berubah.
KARENA AGAMA DI MUKA BUMI CUMA SATU YAITU AGAMA FITRAH Hadapkan wajahmu
pada Agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah. KENAPA KITA HARUS
BERTENGKAR?

Sesungguhnya agama kamu ini satu ~ (AL ANBIYA 21 : 92)

Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ~ (ALI IMRON 3: 19)

Aku ridhoi Islam (Fitrah) sebagai agama bagimu ~ (AL MAIDAH 5 : 3)

Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,
tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).

Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka
bertaqwalah kepada-KU ~ (AL MU’MINUN 23 : 52)

Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah
mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu ~ (AL MU’MINUN 23 : 53-54)

Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu ~ (Al Maidah 5 : 3)

Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku
~ (Al Anbiya 21 : 92)

Semua agama mengajarkan tentang Fitrah, mengajarkan tentang Islam.

Itulah Islam yang hakiki yang sudah terprogram dalam hati nurani kita masing-masing… Tanpa kita
sadari itulah Islam Sejati yang dianut semua umat. Itulah Islam yang diridhoi Allah, Bukan Islam
ARABI, SUNI, WAHABI, SYI’AH!

Semua Rosul sudah muslim, sudah berserah diri kepada Allah. Semua Rosul mengajarkan tentang
Fitrah. Karena sesungguhnya agama di dunia itu satu, yaitu agama Fitrah. Hadapkan wajahmu pada
agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah, yang berubah adalah zamannya,
peradabannya, budayanya dan ilmu pengetahuan umatnya dari zaman purba sampai sekarang
zaman IPTEK.
Bagaimana menurut Al Ghazali?

Beliau membahas Surat An Nuur 24 : 35 dalam Myskat Al Anwar : Allah adalah Cahaya langit dan
bumi, Cahaya di atas Cahaya, Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada yang Dia
kehendaki.
Menurut Al Ghazali, Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz, kiasan,
sekedar “pinjaman” dari CahayaNya. Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang arif “mi’raj”,
melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah,
penyaksian secara langsung.

Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ~ (Al Insiqaaq 84 : 19)

Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-
orang yang telah mendapat Hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna. Jalan yang
dimaksud adalah Tasawuf. Menurut Hadi, tasawuf adalah jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran
Islam.

Menurut Simuh, tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang hakikat atau Tuhan yang bisa
didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca
indera. Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa fana dan kasyaf itu bukan tasawuf.

Secara garis besarnya, tasawuf adalah pelajaran tentang tata cara mensucikan jasmani dan ruhani,
mensucikan lahir dan bathin agar bisa menjadi manusia mulia (insan kamil) yang mendapatkan
keridhoan Allah melalui proses fana dan kasyaf. Rahasia tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an
dan Sunah.

Oleh karena itu, tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik sendiri berasal dari kata
myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau
terlindung di dalam rahasia. Tersirat di dalamnya ada suasana, kekudusan dan kekhusuan dalam
upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sunguh-sungguh
(Schimmel, 1981).

Menurut Al Ghazali untuk bisa makripat kepada Dzat ada tiga tahap :

1. Bersihkan Hati, Yaitu : mohon ampunan dan kasih sayang Allah, sabar, ikhlas dan pasrah. Hati
harus bersih, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila sudah
bersih.

2. Istirahatkan pikiran, Yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikirullah.

3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui iluminasi. Mencapai fana, ego kita lebur, larut, menyatu
dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam
Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf yaitu terbukanya tabir…

Yang disebut meditasi itu apa? Meditasi adalah dzikirullah.Meditasi adalah hening, mengosongkan
pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Saat meditasi-dzikir ada Cahaya dalam
bathin. Tuhan memperlihatkan Cahayanya.

Menurut Khrisnamurti : Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak berhenti berpikir
sepenuhnya. Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu
muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan
total kepada Allah.

Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi. Di
dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang
dan waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu
pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita
telah sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan
Yang Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian,
keselamatan, kasih-sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya melalui
keimanan, ketakwaan…

Itulah fitrah, Itulah Islam yang diridhoi Allah yang dianut semua umat.

Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam
dalam hati orang-orang yang beriman. Kata para Sufi : Qolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh
bersujud sejak hari pertama Ruh dihembuskan ke dalam janin dalam kandungan ibu. Kita sadar
bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak bersyahadat, karena
Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.

Perhatikan Firman Allah : Bukankah aku Tuhanmu. Para Jiw-Ruh menjawab : Benar kami bersaksi
~ (Al A’raf 7 : 172).

Semua Jiwa-Ruh sudah berserah diri, artinya semua jiwa-ruh sudah muslim. Bila kita mau jujur,
sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Semua JIWA-Ruh sudah DIBERI
AMANAH, DIBAI’AT DENGAN SYAHADAT agar NAFSNYA TERKENDALI, agar tidak membuat
onar di muka bumi.

Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling
bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun yang memutuskan tali
silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada (Ali Imran 3 : 112).

Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta ATURAN
DAN JALAN YANG TERANG, TATA CARA BERIBADAH kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi masing-masing umat.

Surat Al Baqarah 2 : 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat
kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari
Tuhannya. Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya.

Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku
kepadanya. Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada
Essensi Dzat Illahiah di dalamnya.

Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di
segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-
tanda Allah, ada ESSENSI DZAT Ilahiah.

Apakah engkau tidak memperhatikan, di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur,
bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku. Apakah engkau
tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir. Padahal kita
telah diberi akal.

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (YUNUS
10 : 100)

Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah ~ (Al Ahzab 33 : 72). Tidak
disebutkan amanah itu apa. Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa.
Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama? Bila memang
agama, tidak dikatakan agamanya apa. A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya
tidak kacau. Tidak kacau artinya damai. Islam artinya damai.

Agar tidak membuat kekacauan di muka bumi, maka semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah
dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat
Allah, semuanya sudah dibei amanah, sudah di bai’at dengan syahadat bersyahadat. Hanya setelah
berada di dunia manusia melalaikan amanat Allah karena ada NAFSU, oleh karena itu manusia
disebut INSAN yang artinya LALAI. Sehingga melupakan Allah yang menciptakannya.

Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah
Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.

Apakah agama yang satu itu? Itulah agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang
mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta
berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan kettaqwaan.

Berserah diri adalah muslim… Itulah Islam. Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita
tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan
tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.

Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ~ (Ar-Rum 30 : 30). Perhatikan Surat Al Maidah 5 :
3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah, damai) menjadi agamamu. Oleh karena itu, semua umat
manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya melihat hati
kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya.

Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi
ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan
Melatonin yang mempunyai efek ekstase.

Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati.
Karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah, di dalamnya ada Essensi Dzat
Ilahiah di dalamnya ada tanda-tanda Allah.

Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang
dan waktu. Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap
fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.

Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin
Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching
Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makrifat
kepada Dzat, yaitu melalui dzikir meditasi.

Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman
dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai
melalui tasawuf.

Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai
pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya
Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai
pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling
mulia di sisi Allah.
Tuntuntan Dzikir Meditasi Bagian 5
Posted by Dedie Kusmayadi Selasa, 31 Mei 2016 0 comments

Apakah dan bagaimanakah pencerahan itu?

Menurut Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah kasyaf,
terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya Allah dengan Cahaya
Allah. Melalui cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan
senantiasa menyejukkan bathin kita. Cahaya itu akan membimbing serta memberikan petunjuk
kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta
yang luar biasa, mutiara yang tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.

Perhatikan Firman Allah :


1. Surat Al Balad ayat 10-12 : Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau
menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu.

2. Surat Al Insiqaaq ayat 19 : Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat.

3. Surat An Nuur ayat 35 : Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya
kepada yang Dia kehendaki.

Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau
tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita? Bila ingin, ya kita harus mengikuti
jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untuk mempelajari tasawuf.

Di dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tassawuf, tidak ada paksaan dalam ajaran
Islam. Seharusnya tasawuf di ajarkan sejak dini, agar perilaku para remaja terkendali.

Untuk mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah pernah
dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah memiliki Guru Mursid? Tidak ada seorangpun
manusia yang pernah menjadi guru Rosulullah. Karena hati beliau bersih, bahkan dada beliau
pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat
petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru
Sejati Rosulullah yang telah membai’at Rosulullah.

Allah telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah Aku
Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 :172 )

Kata Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah.

Apakah kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada guru
mursid? Seandainya belum mempunyai Guru Mursyid.

Allah pun berfirman : Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad), niscaya
Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang ~ (ALI IMRAN 3 : 31)

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian,
lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan
penyembah Allah … ~ (ALI IMRAN 3 : 79)

Sabda Rosulullah SAW :


Apabila khalifah tidak ada, maka menghindarlah, dan tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum
muslimin, tinggalkan semua golongan yang ada.

Mintalah fatwa pada hati-nuranimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa.

Berarti bukan membuat dewan imamah palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at
tarekat-tasawuf pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah
Rosulullah.

Apakah kita masih ingin dibai’at oleh seorang guru yang disebut guru mursid? Apakah pegangan kita
harus beralih kepada guru mursid? Pada umumnya setelah kita dibai’at oleh seorang guru yang
menamakan dirinya guru mursid, kita harus selalu patuh kepadanya.

Akibatnya muncul iman taklid dan panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut. Kemudian
beranggapan bahwa seolah-olah hanya ajaran gurunya saja yang paling benar. Pola pikir menjadi
terpasung, Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid bisa berkembang jadi presiden…Apa
yang diperintahkan guru segera dikerjakan tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa
guru mursid juga manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu.

Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang
sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu
apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya? Bagaimana bila kita tidak pernah berjumpa dengan
guru mursid?

Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang tasawuf. Kita tidak usah
takut untuk berlatih dzikir meditasi sendiri agar kita bisa mencapai tingkatan ikhsan kamil! Ingat
Guru Sejati ada di dalam diri! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita ketika masih di alam
arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh kita dengan Cahayanya menuju
CahayaNya, bukan manusia ~ (An Nuur 24 : 35)

Ingat : laa ilaaha illallaah adalah benteng Ku, barang siapa yang memasukinya, maka
dia berada dalam perlindungan-Ku (Hadits Qudsi)

Islam itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia
melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ~ (Al Allaq 96 : 1-5)

Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian …~ (Al Baqarah 2 : 282). Allah
Guru Sejati…

Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ~ (An
Nuur 24 : 35). Allah Guru Sejati…

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ~ (Ali Imran 3 : 190).

Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus
10 : 100).

Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ~ (An
Nahl 16 : 89).
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan
perubahan ~ (Ar Rad 12 : 11).

Ilmu Allah sangatlah luas, seperti samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari
semuanya. Kadang-kadang semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi,
sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan. Oleh karena itu bukan seberapa banyak apa
yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada Tuhan.

Selama ini ego kita yang ngoceh terus memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi
kesempatan untuk mendengarkan Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin
bahwa Tuhan akan memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini. Oleh karena itu alangkah
dungunya kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau mendengarkan
Shabda Tuhan.

Shabda Tuhan adalah hening dalam hening. Dia datang menampakkan CahayaNya, serta dengan
lembut Dia menyapa hambanya. Dalam hening dengarkan Shabdanya melalui telinga bathin. Justru
inilah harta yang amat sangat berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan
denganNYA.

Kata Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir.
Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju Allah bebas hambatan. Oleh karena itu
mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap. Sebaiknya dilakukan setelah selesai
sholat apa saja agar suasana sakral, suasana religiusnya terbina tahap demi tahap.

Putarkan kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi untuk
membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.

Duduklah dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang empuk.
Duduk setegak mungkin tapi harus santai, jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala, tulang
punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis lurus. Kedua telapak tangan berada di atas
paha.

Santai, senyum dan pasrah sebagai langkah awal dari relaksasi.

Agar perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan. Niatkan dalam hati
untuk memusatkan perhatian ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan
lafad Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya niat saja, tanpa
harus memaksakan diri. Semakin dipaksa kerja otak akan semakin giat. Biarkan seperti air
mengalir. Biarkan apa adanya. Setiap pikiran yang berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita
sadari agar kita segera kembali ke titik semula. Lambat laun pun akan terjadi relaksasi secara alami.
Santai, senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah.

Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir
asma Allah pada langit-langit. Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk
mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut,
berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…mati dalam keadaan
berserah diri.

Bacalah buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin


dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman
terakhir! Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul Qadir Jaelani
dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan Allah… Allah … Allah… kemudian beliau
wafat, sebagai muslim.
Ujung lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak, ke kelenjar
hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis akan mengeluarkan hormon
pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita meningkat, dan sel anti
kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat. Selain itu otak pun akan mengeluarkan
hormon Endomorpin dan Melatonin yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-
meditasi, sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram.

Bila otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak meditasi muncul
gelombang Theta, dengan frekwensi 4–7 Hz.

Karena pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar, nutrisi dan
oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun meningkat. Secara alami kita
menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin. Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya
meningkat. Ini luar biasa.

Pada saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses metabolisme di
dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam tubuh sehingga aktifitas elektron
meningkat yang akan menimbulkan gelombang elektromagnetik disekeliling tubuh kita. Bila saat
meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo Kirlian yang sudah dimodifikasi
maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat
puncak meditasi akan muncul cahaya putih di sekeliling tubuh kita.

Kata Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama.

Selanjutnya tarik nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sampai rongga dada
terasa penuh, kemudian rongga dada dikempiskan, rongga perut dikembangkan, tahan nafas
sebentar kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sambil
merasakan seluruh otot-otot kita mulai dari ujung kaki sampai ke ujung rambut menjadi relaksasi.

Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke
perut, rongga dada dikempiskan rongga perut dikembangkan, tahan sebentar sambil niatkan dalam
hati untuk mengistirahatkan otak kiri kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kiri kita
sebagai tanda rasa terima kasih kita kepada otak kiri. Kemudian hembuskan nafas secara perlahan-
lahan melalui kedua lubang hidung.

Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas secara perlahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke
perut, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kanan kita, berikan
senyuman cinta kasih kita kepada otak kanan kita, sebagai rasa terima kasih kita.

Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut,
tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak belakang kita, berikan
senyuman cinta kasih kita kepada otak belakang kita, sebagai rasa terima kasih kita, kemudian
hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung.

Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut,
tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan hati kita dari berbagai macam
perasaan, berikan senyuman cinta kasih kita kepada hati, sebagai rasa terima kasih kita kepada hati.

Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut,
tahan sebentar, hembuskan nafas melalui kedua lubang hidung secara perlahan-lahan sambil
merasakan otot-otot seluruh tubuh serta seluruh otak kita menjadi sangat santai, menjadi relaksasi
sepenuhnya.

Selanjutnya kita bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas, namun ujung lidah masih tetap
menyentuh langit-langit…. Kemudian kita berdoa dalam hati sesuai dengan keyakinan kita masing-
masing, tanpa do’a pun Tuhan tidak akan marah… Semoga Allah berkenan untuk membersihkan
serta membuka hati kita, menerangi hati kita dengan Cahaya Kasih SayangNya sesuai dengan tahap
pertama menurut ajaran Al Ghazali yaitu membersihkan hati.

Do’a pembukaan bagi yang non muslim : (baca dalam hati)

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk 1x

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang 3x

Tiada Tuhan Selain Allah 1x

Semua milik Allah akan kembali kepada Allah.

Do’a pembukaan bagi yang beragama Islam : (baca dalam hati)

Audzubillahiminasy syaethon nirojim 1 x

Bismillaahirrohmaanirrohiim 3 x

Asyhadu Al laa ilaaha illallaah, wa asy hadu ana Muhammadarrosulullah 1 x

Innaa lilllaahi wa innaa ilaihi rooji’uun 1 x

Ya Allah… Ya Robbi…

Di kaki-Mu aku bersimpuh…

Ya Allah...hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba niat buka hati, dzikir – meditasi. Badan
hamba menghadap ke hati, hati hamba menghadap ke Ruh, Ruh hamba menghadap kepadaMu Ya
Allah…

Ya Allah... Engkaulah tujuanku, ku mohon Ridho dan CintaMu serta cinta orang-orang yang
mencintaiMu, kuberharap perjumpaan denganMu.

Ya Allah... Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman, sebagaimana Engkau
menerangi bumi dengan cahaya matahari.

Allahumaj’alni fi kulbi nuuro, wafi sama’i nuuro, wafil lisani nuuro, wa fil bashori nuuro, wa fil jasadi
nuuro. Ya Allah terangilah hati kami, pendengaran kami, lisan kami, penglihatan kami dan jasad
kami.

Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan Huuu… sampai rongga dada terasa
penuh, turunkan ke perut, tahan nafas dan bayangkan Cahaya Ilahi turun dari langit memasuki
puncak kepala (ubun-ubun), memenuhi rongga kepala, terus turun ke rongga dada memenuhi hati
kita serta meliputi seluruh tubuh kita, kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan sambil
dalam hati mengucapkan : ALLAAH.

Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan HUU, sampai rongga
dada terasa penuh, turunkan ke perut tahan nafas kemudian baca dalam hati : Ya Allah, abadikanlah
cahaya kami, ampunilah kami, Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya… ~ (AT TAHRIM 66 :
8).
Kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui hidung sambil dalam hati mengucapkan
Asma : ALLAH

Baca Istigfar (mohon ampunan Allah) 41 kali, salawat 41 kali

Sesungguhnya do’a cukup sampai disini, selanjutnya bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas,
ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit. Kemudian kita membaca : laa ilaaha illallaah 165
kali dan Muhammadarrosulullah SAW 1 kali, dilanjutkan dengan dzikir pembersih dan pembuka
kolbu atau dzikir untuk menghimpun energi, itu terserah kita.

Agar hati kita lebih mantap, sebelum kita membaca laa ilaaha illallaah 165 kali dan
Muhammadarrosulullah SAW 1 kali, kita bisa membaca do’a tambahan yang sudah kita persiapkan
sesuai selera kita…

Do’a tambahan sesuai selera kita :

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bukakanlah pintu hati hamba agar hati hamba bisa menerima pancaran Cahaya Rahman-RahimMu,
sehingga hati hamba menjadi senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-
lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu memancar semakin terang, semakin terang, dan semakin
kuat di dalam hati hamba, sehingga hati hamba terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat
dan semakin dekat kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bukakanlah pintu hati hamba ini lapis demi lapis sampai ke inti hati nurani hamba, agar setiap lapis
hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba bisa menerima pancaran CRR-Mu, sehingga setiap
lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan
untuk selama-lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu memancar semakin terang, semakin terang dan semakin kuat
di dalam setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba, sehingga setiap lapis hati hamba
sampai ke inti hati nurani hamba senatiasa terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan
semakin dekat kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar segala kesombongan, keangkuhan, dibersihkan
dan dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan Cahaya Rahman-RahimMu.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar semua kemarahan, semua kebencian, semua
rasa dendam, semua rasa iri dengki dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti
dengan Cahaya Rahman-RahimMu.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
agar segala keserakahan, kerakusan serta kelicikan dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati
hamba, diganti dengan Cahaya Rahman-RahimMu.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
berilah hamba kekuatan agar hamba bisa memaafkan orang-orang yang mendzolimi diri hamba,
baik di rumah, baik dilingkungan hamba bekerja serta dimanapun mereka berada.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bukakanlah pintu hati mereka agar hati mereka pun bisa menerima pancaran CRR-Mu serta
menyadari pancaran Cahaya Rahman-RahimMu, sebagai sumber kedamaian dan sumber
kebahagiaan sejati, sehingga hati mereka pun menjadi senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat
dan untuk selama-lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini dengan Cahaya Rahman-RahimMu dari segala
penyakit hati, dari segala kotoran duniawi, dari segala emosi negatif lainnya, agar hati ini bisa layak
untuk hamba persembahkan sepenuhnya kepadaMu Ya Allah.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bukalah pintu hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, agar hati setiap sel di seluruh tubuh hamba
bisa menerima pancaran Cahaya Rahman-RahimMu, sehingga hati setiap sel di seluruh tubuh
hamba menjadi terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu bersinar semakin terang dan semakin terang di dalam hati
setiap sel di seluruh tubuh hamba, sehingga hati setiap sel di seluruh tubuh hamba menjadi
terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu Ya Allah 2x
(Aplikasi Surat At Tahrim 66 : 8).

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
bersihkanlah dan murnikanlah setiap sel di seluruh tubuh hamba dengan CRR-Mu dari segala jenis
penyakit, dari segala jenis energi negatif, dari segala jenis ilmu santet yang merusak diri hamba Ya
Allah, gantilah dengan sel-sel yang bermandikan CRR-Mu, gantilah dengan sel-sel yang
bermandikan Cahaya Rahman-RahimMu, sehingga seluruh tubuh kami bermandikan CRR-Mu
setiap saat dan untuk selama-lamanya Ya Allah…~ (Aplikasi Surat At Tahrim 66 : 8).

Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu,
jadikanlah hamba sebagai alatMu untuk bisa menyalurkan Cahaya Rahman-RahimMu ini bagi
semua umat, bagi semua makhluk serta bagi seluruh alam semesta Ya Allah.

Sambil kedua telapak tangan kita julurkan kedepan agar energi Ilahi yang memancar keluar dari
kedua telapak tangan kita memberkati alam semesta, lamanya terserah kita kemudian kedua telapak
tangan kembali keposisi semula. Karena kita semua merupakan bagian dari alam semesta, maka
insya Allah alam pun akan membalas kasih sayang kita.

Ya Allah … YaRobbi …
Di kaki-Mu aku bersimpuh …
Ya Allah … Ya Robbi
Rahmatilah aku dengan KITABMU…
Jadikanlah ia sebagai Pemimpin, Cahaya, Petunjuk dan Rahmat bagiku
Ya Allah ingatkanlah aku apa yang aku lupa dari padanya…
Berikanlah aku ilmu apa yang belum aku ketahui mengenainya …
Anugerahkanlah kepadaku untuk membacanya
di tengah malam dan di penghujung siang
Jadikanlah ia sebagai hujah bagiku wahai Tuhan sekalian alam

Ya Allah Ya Robbi…
Sesungguhnya aku tidak pernah merasa bahwa diriku bersih…
Aku tidak pernah merasa bahwa diriku suci…
Aku tidak ingin menjadi orang yang munafik…
Aku tidak ingin menjadi orang yang sok moralis…
Di usia yang tersisa ini…
Aku hanya ingin jujur terhadap diriku sendiri…
Aku sadar bahwa selama darah ini masih merah…
Omong kosong bila diri ini tidak pernah berbuat salah
Aku tidak tahu lagi…
Berapa banyak kebodohan, kebathilan dan kedzoliman yang aku lakukan…
Betapa tebalnya noda dan dosa yang meliputi dinding hati ini…
Yang aku tahu… baju keimananku compang camping…
Baju takwaku porak poranda…
Namun tak henti-hentinya aku berharap … kepadaMu Ya Allah…
Engkaulah lautan ampunan … Engkaulah lautan kasih sayang…
Di pantaiMu… Aku hanya sebutir pasir yang tersingkir…
Dalam lautMu… Aku hanya sekedar buih yang tersisih…
Namun kurentangkan juga sayapku menuju kepadaMu…
Dengan hati merunduk dan sujud…
Ya Allah Ya Robbi… Maha Suci Engkau…
Sesungguhnya aku orang yang dzolim…
Ampunilah hambaMu ini Ya Allah…
Dengan izin dan keridhoanMu… masukkanlah aku ke dalam golongan
Orang-orang yang bersyukur dan berserah diri…
Cabutlah nyawaku… kala aku sedang menyebut namaMu…
Terimalah aku… dalam naungan kasih sayangMu…
Sebagaimana…dan sebagai apa adanya…
Aamiin… aamiin…
Ya Robbal Alamin…

Ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit.

Bagi yang non muslim ucapkan dalam hati : Tiada Tuhan selain Allah 165 kali.

Bagi yang beragama Islam ucapkan dalam hati : Laa ilaaha illallaah 165 kali, ditutup
dengan sayidina Muhammadarrosulullah SAW 1 kali.

Dilanjutkan dengan dzikir-meditasi pembersih yang sederhana tanpa harus menahan nafas, namun
setelah menarik napas dalam-dalam, biasanya secara refleks, kita akan menahan napas
sebentar. Justru itu lebih baik, karena kita memberi kesempatan kepada paru-paru untuk menyerap
oksigen lebih banyak…

Setelah kita selesai dengan dzikir-meditasi pembersih, kemudian kita bisa lanjutkan langsung
dengan dzikir untuk menghimpun energi atau dzikir pelepasan. Itu tergantung keinginan kita,
lakukan semuanya dengan penuh keikhlasan.

Cara Dzikir Meditasi Pembersih

Pada tahap ini tidak ada do’a lagi, hanya pasrah. Di dalam hati hanya mengucapkan nama Tuhan
apapun namanya : ALLAH … ALLAH … ALLAH, diulang-ulang tanpa batas hitungan, atau boleh
juga dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu : setiap kita menarik nafas ucapkan dalam
hati HU, sambil membayangkan Cahaya Allah yang terang benderang turun dari langit, menembus
ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun sampai memenuhi rongga dada, tahan sebentar.
Kemudian pada saat mengeluarkan nafas melalui hidung, ucapkan dalam hati ALLAH, sambil
membayangkan Cahaya dari tengah-tengah rongga dada memancar kesegala arah mengeluarkan
semua energi negatif. Ulangi tata cara tersebut selama 30 menit. Ujung lidah masih tetap
menyentuh langit-langit, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas.

Agar pikiran kita tidak ngelantur kemana-mana boleh kita membayangkan suatu titik jauh di
cakrawala atau memusatkan perhatian pada satu titik di kening di antara kedua alis mata atau
membayangkan lafad Allah.

Santai … senyum … pasrah …

Kemudian kita akhiri dengan do’a penutup :

do’anya bebas terserah kita

Bismillahirrahmaanirrahiim

Allahuma sholi alaa nuuri Muhammaddin, wa alaa nuuri umatin Muhammaddin


ajmain. Allahuma sholi wa salim wabarik alaa sayidina Muhammad, wa alaa ali
sayidina Muhammad. Subhana Robbikka rabbil izzati amma yashifun wa salamun alal
mursalin wal hamdulillahi robbil alamin.

Al Fatihah 1x.

Shodaqollaahul adzim 1x

Dilanjutkan dengan dzikir-meditasi untuk menghimpun energi.

Cara dzikir-meditasi 11-21-10

Pejamkan mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit. Tarik nafas perlahan-lahan
tanpa terlihat gerakan nafas, dalam hati ucapkan ALLAH HU … ALLAH HU… ALLAH HU 11
kali, sambil membayangkan energi masuk melalui pusat, ketengah dada, ke kepala terus menembus
kepala ke titik tak berhingga, sampai rongga dada terasa penuh, tahan napas di bawah perut,
kemudian turunkan kembali sambil membayangkan Cahaya Ilahi turun masuk menembus kepala
sampai ketengah-tengah rongga dada, kemudian di dalam hati ucapkan ALLAH HU … ALLAH
HU … ALLAH HU 21 kali, kemudian keluarkan napas perlahan-lahan sambil dalam hati
ucapkan ALLAH HU… ALLAH HU… ALLAH HU 10 kali.

Ulangi tata cara tersebut di atas sebanyak 21 kali putaran nafas. Bila nafas terengah-engah, kita
istirahat dulu, lakukan pernafasan biasa tanpa menahan napas namun hati tetap berdzikir kepada
Allah. Bila kita perhatikan yang di tarik 11 Asma Allah yang dikeluarkan 10 Asma Allah, kita punya
tabungan 1 Asma Allah sebagai sumber energi.

Dzikir meditasi ini bila tanpa hitungan putaran nafas, sebaiknya minimal dilakukan selama 30 menit
atau sampai suara musik yang kita putar selesai atau sampai kita merasa betapa kecilnya kita berada
di jagad raya ini, betapa tak berartinya kita, betapa tak berdayanya kita, hanya Allah Yang Maha
Benar, Allah Yang Maha Rahman Rahim, Yang Maha Kuasa atas segalanya.

Kita merasakan kehadiranNya begitu dekat. Kita merasakan getaran-Nya begitu kuat, merinding.
Kita merasakan kehadiran Allah menyelimuti diri kita. Kita merasa tubuh kita tidak ada, alam
sekitar kita tidak ada, kita merasa larut dengan alam Baqo dalam Tuhan. Kita merasa ringan dan
melayang, dada kita terasa lapang, damai dan bahagia. Suatu kenikmatan bathin yang luar biasa
Ekstase, karena pengaruh hormon Endomorpin dan Melatonin. Akhirnya menyungkur dan
menangis ~ (AL ANFAL 8 : 2, AZ-ZUMAR 39 : 23, MARYAM 19 : 58 ).

Kenapa demikian? Karena Cahaya Kasih Sayang Allah telah membersihkan dan memenuhi hati kita.
Tidak ada lagi dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di hati, karena kita
sadar sepenuhnya bahwa apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah. Kita sadar bahwa,
Rumah NYA, MasjidNYA tidak dibuat dari batu bata, tapi dibuat dari kesucian, kedamaian,
keselamatan, kasih- sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui
keimanan dan ketakwaan. Itulah fitrah.

Itulah Islam sejati yang diridhoi Allah, yang dianut semua umat.

Mudah-mudahan kita semua bisa mencapai tahap fana dan kasyaf. Kita bisa melihat CahayaNya
dalam tawakal. Rupa Yang Dipuja setiap insan serta mendengar ShabdaNya. Itulah haji mabrur,
bukan haji mabur…

Aamiin … aamiin Ya Robbal alamin.

Santai … senyum … pasrah.

Serahkan sepenuhnya kepada Allah, pasrah total, tidak usah dipikirkan, otak kita diistirahatkan, ego
kita dimatikan, biarkan Tangan Tuhan yang bekerja, karena masalah fana dan kasyaf adalah semata-
mata urusan Allah.

Bila kita sudah merasa cukup, bila sudah selesai, gerak-gerakkanlah jari-jari tangan kita secara
perlahan-lahan, buka mata, gerak-gerakkan kedua kaki kita, kemudian bagi yang beragama Islam
bisa kita akhiri dengan do’a penutup
Di dalam diri kita ada sumber kekuatan terpendam yang harus kita bangkitkan.

Setelah Aku sempurnakan kejadiannya Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 :29)

Ruh adalah essensi Dzat Illahiah yang berada di dalam tubuh kita, yang berada di dalam setiap
ciptaanNya. Essensi Dzat Illahiah merupakan energi terpendam yang bisa dibangkitkan melalui
dzikir-meditasi. Melalui dzikir-meditasi kita belajar mati sebelum mati agar kesadaran Ruhnya
bangkit, agar energi kita bangkit.

Berlatih tata cara berdzikir sebagai dasar untuk menghimpun energi sebaiknya dilakukan selama 41
malam berturut-turut. Setelah berlatih 41 malam, insya Allah kita sudah memiliki energi Illahi yang
bisa kita salurkan untuk pengobatan.

Bila hamba-hamba-Ku yang merasa dekat kepada-Ku. Tidak sekedar melaksanakan yang Aku
wajibkan saja, namun melaksanakan amal-amalan tambahan lainnya maka Akupun akan
mencintainya, bila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu dia
mendengar Aku menjadi penglihatannya, yang dengan itu dia melihat Aku menjadi lidahnya, yang
dengan itu dia bicara Aku menjadi tangannya, yang dengan itu dia memegang Aku menjadi kakinya,
yang dengan itu dia berjalan Aku menjadi hatinya, yang dengan itu dia berkehendak ~ (HADITS
QUDSI : IMAM BUKHORI)

Bila ingin mencoba menyalurkan energi Illahi, kita sekedar mohon agar kita dijadikan sarana atau
alat Tuhan untuk menyalurkan energi, kita hanya sebagai saluran Tuhan, selanjutnya biarkan tangan
Tuhan yang bekerja sesuai Hadits diatas.

Bismillahirohmanirohim …

Ya Allah...Ya Robbi jadikanlah hamba alatmu agar bisa menyalurkan Energi Cahaya Kasih Sayang-
Mu melalui kedua telapak tangan hamba yang sesuai untuk menghilangkan semua energi negatif
yang ada di dalam tubuh saudara hamba ini, Bismillaah Allahu Akbar.

Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan HU dan bayangkan Cahaya Illahi yang sangat
terang benderang turun dari langit menembus ubun-ubun turun sampai ketengah dada, tahan nafas
sebentar sambil dalam hati ucapkan YA ALLAH ... YA ALLAH ... YA ALLAH, kemudian
keluarkan nafas sambil membayangkan energi tersalur melalui kedua telapak tangan. Biarkan
tangan Tuhan yang bekerja, yang akan membimbing gerakan tangan kita ke arah mana.

Demikian juga bila kita hendak menyalurkan energi jarak jauh, yang kita lakukan hanya sekedar do’a
permohonan, kemudian salurkan energi melalui kedua telapak tangan kita sambil membayangkan
sasaran kita ada dimana. Biarkan Tangan Tuhan yang bekerja.
Dan bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar akan tetapi Allah yang melempar ~
(AL AN-FAAL 8 : 17)

Cahaya di atas Cahaya Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki ~
(AN NUUR 24 : 35)

Energi Illahi adalah Energi cerdas, tidak terbatas ruang dan waktu… dia akan menggerakkan tangan
kita ke sasaran yang tepat dan tidak terduga, berapa lama kita menyalurkan energi, getaran energi
akan berhenti dengan sendirinya, biarkan tidak usah kita pikirkan, yang penting kesembuhan
penderita.

Setelah selesai ucapkan Alhamdulillah.

Memiliki Energi dan bisa sebagai penyembuh bukan segala-galanya, jangan kita menjadi
sombong. Perjalanan kita masih jauh, untuk mencapai keridoan Allah, masih banyak tahapan yang
harus dilalui. Kita harus belatih dzikir terus menerus, istiqomah dengan tulus dan ikhlas. Kita harus
terus berlatih berdzikir tahap demi tahap, belajar mati sebelum mati, belajar dzikir pelepasan.

Kata Al Ghazali untuk bisa mencapai fana dan kasyaf, terbukanya hijab, itu adalah Hak Allah.

Dzikir Pelepasan

Di awali dengan cara seperti yang tertulis sebelumnya, yaitu sholat dan do’a, selanjutnya pejamkan
mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit..

Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan Huuuu sambil membayangkan energi Illahi masuk
melalui pusar, naik ke arah dada, ke kepala menembus ubun-ubun melesat ke titik tak berhingga.
Tahan nafas, turunkan energi dari langit sampai ke tengah dada, dalam hati ucapkan ALLAH ...
ALLAH... ALLAH 7 kali, kemudian hembuskan nafas perlahan-lahan, sambil dalam hati ucapkan
Allah.

Itu berarti 1 putaran. Bila nafas tersengal-sengal, istirahat, bernafas seperti biasa tanpa menahan
nafas sampai pernafasan normal kembali kemudian dilanjutkan.

Berlatihlah minimal 30 menit, dilanjutkan sambil berbaring terlentang rileks di tempat tidur, kedua
lengan disamping tubuh, kedua tumit dan kedua ibu jari kaki dirapatkan,mata dipejamkan, ujung
lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit.

Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan HU sambil membayangkan energi masuk melalui
ujung jari kedua kaki, menjalar ke paha, ke perut, ke dada, ke kepala menembus ubun-ubun, bablas
ke titik tak berhingga, kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil dalam hati
ucapkan ALLAH.

Demikian seterusnya, rasakan getarannya yang menjalar dari ujung kaki sampai ke kepala , bablas
sampai terjadi pelepasan. Ruh ke luar dari jasad memasuki alam astral. Out Of Body. Perjalanan
spiritualpun dimulai, sehingga kita mendapatkan pelajaran yang tidak pernah kita dapatkan di
sekolah. Itu kata Jalaluddin Rumi.

Bila telah merasa cukup berlatih, kita akhiri dengan do’a penutup.

DZIKIR-MEDITASI UNTUK PELEPASAN


Semoga Allah memberkati kita semua, menjadi haji mabrur, bukan haji mabur.

Aamiin… aamiin… Yaa Robbal alamin.

HASIL AKHIR DZIKIR QOLBI MEDITASI


Apakah setiap mengingat Allah SWT adalah dzikir? Dzikir apa yang paling afdol?

Kata dzikir berasal dari bahasa Arab yang artinya mengingat.

Dzikrullah artinya mengingat ALLAH. Mengingat dan mengucapkan Asma Allah dalam hati
: ALLAH ... ALLAH... ALLAH. Mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu, dimana saja dan
kapan saja, setiap saat, setiap gerak-gerik kita, setiap apapun yang kita lakukan, setiap tarikan nafas
senantiasa kita mengingat Allah itulah sholat yang kekal, itulah sholat daim, itulah sholat bathin.

Ada ribuan cara berdzikir. Carilah cara yang sederhana dan mampu laksana. Seperti halnya kita
belajar menulis. Bila kita tidak memiliki lap top, bisa pakai areng, yang penting kita bisa
menuli. Pada zaman Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin Rumi belum ada laptop, belum ada mesin tik,
belum ada bolpoint, baru ada pena dari bulu angsa. Namun mereka bisa menghasilkan karya tulis
yang sangat monumental yang diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia, konon kabarnya
buku-buku hasil karya mereka masing-masing bila kita tumpuk dari bawah sampai keatas bisa
mencapai ketinggian 2-3 meter, luar biasa..!

Saya teringat kata-kata almarhum orang tua saya : Aku kasih cara yang sederhanapun belum tentu
kamu kerjakan, apalagi aku kasih cara yang susah.!!!

Jadi masalahnya bukan afdol atau tidak afdol, masalahnya dikerjakan atau tidak. Kerjakanlah
dengan penuh keikhlasan agar mendapat keridoan Allah SWT.

Laa ilaaha illallaah adalah suatu statement, suatu pernyataan kita, ikrar kita : Tiada Tuhan selain
Allah.

Essensi dari pernyataan tersebut adalah Allah. Bila kita mengucapkan ikrar tersebut berulang-ulang
kali tanpa memahami essensinya, sama juga bohong

Perhatikan beberapa Firman Allah :

1. Al Hijr 15 : 9 : … Telah Aku turunkan Adz-Dzikir …, yang dimaksud ayat ini, Adz-Dzikir adalah Al
Quran.

2. Asu-Syura 42 : 52 :…Aku jadikan Al Quran itu Cahaya… An Nuur…

3. An-Nuur 24 : 35 : … Allah adalah Cahaya… An Nuur adalah Allah…

Bila kita rangkum dan kita simpulkan dari ketiga ayat tersebut maka :
Adz-Dzikir adalah Allah…

Wajar jika ada sesepuh yang mengajarkan dzikir cukup dengan menyebut dalam hati Asma Allah…
Allah… Allah saja.

Semakin pendek Asma Allah yang kita ucapkan, konsentrasi kita semakin cepat terfokus. Semakin
cepat otak kita mencapai gelombang alfa dan theta.

Insya Allah, Tuhan akan memperlihatkan Cahayanya.

Selamat berdzikir bermeditasi.

SEMOGA BISA MENCAPAI FANA DAN KASYAF DAN SEMOGA MENJADI HAJI
MABRUR.

MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU, ALLAHU BATHINUL INSAN, AL INSANU
DHOHIRULLAAH

AMIN… AMIN… AMIN… YA ROBBAL ALAMIN


=========================
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Al Khatib M.A : As-Sunnah Qablat-Tadwin. Hadits Nabi Sebelum Dibukukan. Penerjemah : AH. Akrom.
Editor, Sholihat. Cet. I . Gema Insani Press, Jakarta, 1999.
2. CHING HAI : Kunci Pencerahan Seketika. Penerjemah dan Penerbit : Yayasan Supreme Master Ching
Hai Indonesia. Surabaya Center, 2001.
3. Chittick W C. : Tasawuf Di Mata Kaum Sufi. Penerjemah : Am Z. Cet. I. Penerbit Mizan, Bandung, Mei
2002.
4. Effendi I. : Hati Nurani. PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, Jakarta, 2002.
5. Hadi A. W.M : Tasawuf Yang Tertindas. Kajian Hermeneutik Terhadap Karya- karya Hamzah Fansuri.
Cet. 1. Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
6. Hasan A. Terjemahan Bisri M.A : Jalaluddin Rumi Sufi Penyair Terbesar. Cet. Kedua. Pustaka Firdaus,
Jakarta, Agustus 1993.
7. Jaiz H A. :Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia. Cet. I. Pustaka Al Kautsar, Jakarta, Februari 2002
8. Kapur D L. : Panggilan Maha Guru. Terjemahan : Angka C . Ed. III. Yayasan Radha Soami Satsang
Beas. Jakarta, 1972
9. Krishnamurti J. : Meditasi. Cet. II. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Nov. 1999
10.Muhammad Sayyid Ahmad A.F. : Tasawuf Antara Al Ghazali Dan Ibnu Taimiyah. Penerjemah : Anasy
M.M. Cet. I. Penerbit Khalifa, Jakarta, Juni 2005
11.Nicholson R.A : Rumi Poet And Mistic. Terjemahan : Sutejo : Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman
Sufi. Pustaka Firdaus, Jakarta, September 1993.
12.Shah I. : The Sufis. Terjemahan Hidayatullah dan Roudlon : Mahkota Sufi. Menembus Dunia Ekstra
Dimensi. Cet. I. Penerbit Risalah Gusti, Surabaya, Juni 2000
13.Schimmel A. : Mystical Dimention of Islam. Dikutip dari Hadi A. : Tasawuf Yang Tertindas.
Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
14.Simuh : Tasawuf dan Perkembangan Dalam Islam. Cet. I. PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, Mei
1996.
15.Singh C. : Die to Live. Terjemahan Angka C. : Mati Selagi Hidup. Ed. I. Yayasan Radha Soami Satsang
Beas Indonesia, Jakarta, Juli 1998.
16.Wahyuddin U.T. : Raihlah Hakikat, Jangan Abaikan Syariat : Adab-adab Perjalanan Spiritual.
Terjemahan dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al
Muluk. Pustaka Hidayah, Bandung, Sept 2008.

Anda mungkin juga menyukai