Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PENINGKATAN KAPASITAS

Peningkatan kapasitas Program Pemberdayaan Desa-desa Pertanian (P3DP) merupakan upaya


menambahkan pengetahuan baru kepada setiap komponen program khususnya Pendamping dan
Kelompok Tani. Peningkatan kapasitas merupakan bagian penting yang tidak bias dipisahkan dari
keseluruhan proses pemberdayaan. Bahkan keberhasilan suatu program pemberdayaan peningkayan
kapasitas merupakan ujung tombak keberhasilan program.

P3DP merupakan bridging dari Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM) dimana keseluruhan
kegiatannya terkait dengan proses yang telah terjadi di waktu yang lalu. Kampung-kampung di wilayah
dampingan PPDM memiliki komoditas pertanian dan perikanan yang potensial memberi nilai ekonomis
bagi masyarakat. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa, hasil pertanian harus bisa sampai dan
laku di pasar. Proses paska panen hingga pemasaran itu meliputi perjalanan komoditas dari tangan
petani sampai ke tangan konsumen. Proses ini bukan cuma menyiapkan komoditas yang layak jual tetapi
juga meliputi penyimpanan, perijinan, promosi, penjualan hingga memastikan komoditas sampai ke
target pasarnya.

Pilihan pengolahan hasil pertanian yang dilakukan masyarakat memang masih terbatas pada bahan
mentah (raw material) untuk memenuhi ketahanan pangan atau dipasarkan langsung dalam skala kecil.
Upaya menjadikannya produk olahan setengah jadi maupun jadi untuk mendapatkan nilai ekonomis
belum banyak dipikirkan. Oleh karena itu, peningkatan wawasan, pengetahuan dan keterampilan
masyarakat desa dalam pengolahan hasil produksi pertanian masih sangat dibutuhkan. Upaya tersebut
meliputi penyiapan komoditas yang layak jual baik secara kuantitas, kualitas serta standar mutu yang
ketat (product), pengenalan rantai nilai komoditas hasil pertanian (place), promosi dan edukasi produk
(promotion) dan meningkatkan posisi tawar yang memungkinkan penentuan harga yang berpihak pada
petani.

Untuk mencapai hal tersebut, dalam implementasi P3DP akan diselenggarakan upaya peningkatan
kapasitas kepada masyarakat berupa Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian (Bimtek PHP)
masing-masing di Provinsi Papua dan di Provinsi Papua Barat. Peserta kegiatan adalah perwakilan
Kelompok Tani di wilayah dampingan PPDM. Kegiatan ini meliputi teori serta praktik pengolahan hasil
pertanian dan pemahaman awal mengenai akses pasar yang menunjang ekonomi produktif pertanian
demi sukses desa.

3.1 MAKSUD DAN TUJUAN

3.1.1 Maksud

Pelaksaan kegiatan Bimtek PHP dilaksanakan dengan maksud sebagai berikut:

a. Menjadi masukan bagi Kemendes PDTT, khususnya Direktorat PSDA TTG, provinsi, dan kabupaten,
dalam membentuk kebijakan terkait bentuk-bentuk pengolahan hasil produksi dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan tepat sasaran,
b. Menjadi masukan bagi Kemendes PDTT, khususnya Direktorat PSDA TTG, provinsi dan kabupaten,
dalam membentuk kebijakan pendampingan kepada masyarakat kelompok tani yang mendasarkan
pada komoditi unggulan desa.

3.1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Bimtek PHP adalah untuk:

a. memperkenalkan beberapa teknik pengolahan hasil pertanian sederhana yang memberikan nilai
tambah pada komoditas,
b. memberikan fasilitasi dalam pengolahan produk yang sesuai dengan standar olahan industri rumah
tangga dari Dinas Kesehatan,
c. memberikan fasilitasi dalam pengurusan izin industri rumah tangga.
d. memfasilitasi peserta untuk memahami ragam pengolahan hasil produksi pertanian serta pengenalan
alur pemasaran untuk beberapa jenis komoditas,

3.1.3. Hasil yang diharapkan

a. Peserta terutama kelompok tani mengetahui beberapa teknik pengolahan hasil pertanian sederhana
yang memberikan nilai tambah pada komoditas,
b. Peserta terutama kelompok tani bertambah pengetahuannya tentang komoditas hasil pertanian
yang bernilai ekonomis,
c. Peserta terutama kelompok tani lebih memahami ragam pengolahan hasil produksi pertanian serta
pengenalan alur pemasaran untuk komoditas ketahanan pangan.

Untuk mengukur hasil yang diharapkan maka panitia akan menyelenggarakan pre dan post test.

3.2 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN BIMTEK

Bimtek PHP akan dilaksanakan selama 4 (lima) hari. Bimtek PHP menggunakan pendekatan
pembelajaran orang dewasa yang mengombinasikan metode:

1. Ceramah/paparan narasumber
2. Kelas pararel
3. Diskusi dan curah pendapat;
4. Praktik/demonstrasi
5. Pre dan Post test.
3.3 MATERI KEGIATAN BIMTEK

Materi-materi yang disajikan saling terkait bagian per bagian dan disusun secara berurutan dari yang
bersifat umum menuju materi yang sifatnya lebih khusus.

MATERI URAIAN
Arahan Kementerian Desa PDT dan Kebijakan Pemerintah terkait Pembangunan Desa sesuai
Transmigrasi dan DPMK Provinsi mandat UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
terkait pembangunan masyarakat
Peluang dan tantangan dan Capaian, pembangunan
desa
masyarakat desa di tingkat provinsi dalam kaitannya dengan
ekonomi produktif pertanian
Praktik pengolahan hasil pertanian Praktik pengolahan komoditas pangan antara lain umbi-
sederhana umbian menjadi tepung serta aneka kripik;
Pengolahan tepung sagu menjadi mie dan aneka olahan
pangan;
3.3 BIMTEK PAPUA BARAT

3.3.1. Peserta

Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian (Bimtek PHP) pertama dilaksanakan di Kota Sorong
khsusnya untuk Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 17 Oktober 2019 yang
bertempat di Swissbel Hotek Sorong yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman, Malawei, Sorong Manoi
Kota Sorong, Papua Barat. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak ……. Orang yang terdiri
dari:

JUMLAH
NO UNSUR
(ORANG)
1. TA Konsultan 7 Orang
2. Pengajar dari Pusat 2 Orang
3. Pengajar dari Provinsi/Lokal 4 Orang
4. Peserta Provinsi Papua Barat dan Co-TL 5 Orang
5. Peserta DPMK Kabupaten Dampingan PPDM 7 Orang
6. Peserta Pendamping Kabupaten 7 Orang
7. Peserta Pendamping Distrik Kabupaten 21 Orang
Papua Barat
8. Kelompok Tani dari Papua Barat 40 Orang
JUMLAH 93 Orang

Adapun kabupaten yang terlibat dalam kegiatan BIMTEK PHP yakni kabupaten Manokwari, Kabupaten
Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Maybrar, Kabupaten Raja Ampat,
Kabupaten Fak-fak dan kabupaten Kaimana.

Kabupaten yang di undangan mengikuti kegiatan ini merupakan kabupaten wilayah PPDM. Adapun
peserta yang mengikutinya merupakan perwakilan dari kelompok tani yang didampingi oleh program
PPDM. Pemilihan peserta diprioritaskan kepada kelompok tani yang memiliki prestasi baik, serta mampu
untuk menyebarkan ke kelompok yang lain.

3.3.2. Pemateri/Narasumber

Bimtek PHP Papua Barat, menghadirkan pemateri dari kalangan praktisi pengolahan hasil pertanian, dinas
pelaksana teknis dan Kementerian mitra Kemendesa yang terkait dengan pembangunan Kampung.
Adapun detail pemateri yang menyampaikan materi pada Bimtek PHP Papua Barat yakni:
NO NAMA INSTITUSI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

3.3.3. Pelaksanaan

Hari Pertama

 Kegiatan pada hari pertama di foksukan pada registrasi dan memastikan sampai semua peserta
berkumpul semua. Menginat jarak tempuh kabupaten yang tidak dekat untuk mencapai kota
Sorong maka hari pertama di foksukan untuk konsolidasi peserta.

Hari Kedua

 Pembukaan
Bimtek PHP Papua Barat di awali dengan pembukaan
kegiatan yang dibuka oleh Direktur Pedayagunaan SDA
dan TTG Ir. Leroy Samy Uguy, MA, Ph.D. Sambutan
pembukaan di sampaikan tentang diperlukannya
kemampuan melihat peluang-peluang usaha yang ada di
kampung. Kedepan, kampung perlu mengembangkan
usaha kreatif, dimana sektor ekonomi kampung tidak
hanya berpusat pada pada sektor pertanian, melainkan
merambah ke sektor pariwisata. Namun demikian bukan lantas berati sektor pertanian di
tinggalkan. Sektor pertanian perlu ditingkatkan tidak hanya pengembangan budi daya,
melainkan didorong ke pengembangan sektor pengembangan paska panen atau
mendorong ke sektor industri pertanian.
Terakhir, dalam sambutan itu dipesankan bahwa kampung kedepan harus menjadi pusat-
pusat ekonimi, agar kesejateraan kampung bisa meningkat. Kampung yang berdaya,
kampung yang sejahtera menjadi keniscayaan dengan kerja keras dan kerjasama seluruh
komponen yang ada di kampung

 Bimtek Pengolahan Hasil Pertanian Sagu menjadi Mie dan Olahannya


Sagu merupakan unggulan yang banyak tumbuh di tanah Papua. Bahkan, Sagu menjadi bagian
dari makanan pokok yang ada di Papua. Selama ini sagu hanya di olah menjadi olahan-olahan
seperti Papeda atau aneka kue khas. Sementara pengolahan Sagu menjadi pangan alternatif
pengganti nasi belum pernah dilatihkan.
Dalam proses ini, Kelompok Tani, Pendamping Kabupaten dan Distrik serta Dinas DPMK
Kabupaten (peserta) dibekali dengan pemahaman tentang mengapa harus pentingnya
pengolahan komoditi hasil pertanian, yakni sebagai alternatif pangan yang menarik dan sebagai
upaya meningkatkan pendapatan keluarga. Kemudian, peserta dibekali dengan alat apa saja yang
diperlukan, kemdian langkah-langkah yang harus ditempuh untuk membuat sagu menjadi mie
sagu.
Peserta tidak hanya dibekali dengan teory, namun sama-sama diminta untuk mempraktekan
pembuatan sagu menjadi mie sagu. Agar pemahaman dan kemampuan peserta terbangun baik,
maka dibentuk kelompok-kelompok sesuai jumlah.
 Kendali mutu produk pangan dan mekanisme pengajuan PIRT
Materi selanjutnya adalah penguatan pemahaman mengenai kendali mutu produk pangan dan
mekanisme pengajuan PIRT. Pembekalan ini diperlukan agar kelompok tani memiliki pemahaman
yang cukup mengenai praktek pengolahan pangan yang terjamin kebersihan dan kesehatannya
agar bisa mendapatkan izin layak edar. Berdasarkan hasil pengamatan, komoditi olahan hasil
pertanian kelompok tani binaan PPDM sudah banyak membuahkan produk. Sehingga perlu
diperkuat tentang praktek pengolahan yang layak dan sehat. Pada bagian ini, peserta dibekali
dengan mekanisme dan alur pengajuan PIRT.
Hari Ketiga

 Pameran Komoditi Pertanian


Kabupaten dampingan PPDM diberikan kesempatan untuk memamerkan komoditi unguulan
masing-masing kabupaten. Komoditi yang di pamerkan dalam kegiatan ini merupakan hasil
pendampingan budidaya yang selama ini dilakukan oleh pendamping distrik di masing-masing
kabupaten.
 Focus Group Discussion
FGD pada bagian ini membahas mengenai gambaran pelaksanaan PPDM di waktu yang akan
datang yang akan dilanjutkan menjadi Tekad. Adapun yang pembiacara dan pembahas pada
kegiatan ini yakni, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan Bappenas,
 Bimbingan dan Praktek Pengolahan Syrup dan Aneka Kripik

Hari Kamis

 Sosialisasi dan keberlanjutan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung


 Penutupan

Anda mungkin juga menyukai