Anda di halaman 1dari 9

KONSEP BAHAGIA DALAM TASAWUF

Oleh : Dwiki Putra Darmawan


: Nur Wahyudi
Dosen Pembimbing : Drs. Ratno, M.H.I

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Yang mana telah
memberikan kesempatan kepada pemakalah untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Semoga sholawat serta salam tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad Saw. Dan
tak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
menyalurkan ilmu serta gagasannya kepada kami semua.
Harapan kami,semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Untuk ke
depannya,pemakalah berharap dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.oleh
karena itu pemakalah mengharapkan banyak saran dan kritik dari pembaca untuk
membantu pemakalah ke depannya dapat menyelesaikan makalah menjadi lebih baik
lagi.

Mojokerto, 20 april 2019

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Pendahuluan iii
Pembahasan
A. Kebahagiaan dalam pandangan tasawuf 1
B. Cara Menggapai Suatu Kebahagiaan 2
Penutup
A. Kesimpulan 4
Daftar pustaka 5

ii
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Diantara golongan orang sufi (ahli tasawuf) sepakat bahwa kebahagian pada
diri manusia itu terletak pada hati yang bersih dan kedekatan seseorang kepada
alloh ta’ala hal ini dapat disima’ dalam firman Alloh (yg artinya) :
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. "
Dari firman alloh ini dapat dipahami bahwa ketenangan dan kebahagian itu
letaknya adalah pada hati manusia. Adapun dzikrulloh itu adalah sebab dari
ketenangan atau kebahagiaan tersebut .Kebahagiaan merupakan dambaan setiap
insan, bahkan kaum beragama mendambakan kebahagiaan dan kebaikan tidak
saja di dunia, tetapi juga di ahirat. Tetapi kenyataan sering menunjukkan cukup
banyak orang yang bahagia dan cukup banyak pula yang tidak bahagia
hidupnya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, bahkan ada
orang-orang yang merasa bahagia dan ada juga yang tak bahagia padahal mereka
hidup di suatu lingkungan sama. Apa artinya? Artinya kebahagiaan tidak
berkaitan dengan latar belakang usia, jenis kelamin, kekayaan, rumah tangga,
pendidikan dan kondisi lingkungan. Jadi siapa pun bisa berbahagia dan bisa juga
menjadi tak bahagia ,Sesungguhnya ketenangan itu tidak akan didapatkan
sebelum kita benar–benar menikmati hidup ini. Merasakan bahwa hidup ini pasti
ada arti dan makna. Rasakanlah bahwa hidup ini adalah Anugrah yang
mencerminkan Kasih Sayang Allah SWT.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dalam pandangan tasawuf?
2. Bagaimana cara menggapai kebahagiaan?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui maksud kebahagiaan dalam oandangan tasawuf.
2. Mengetahui cara menggapai kebahagiaan.

iii
PEMBAHASAN
A. Kebahagiaan dalam pandangan tasawuf
Dimuka telah dijelaskan bahwa kebahagiaan dalam pandangan agama
diperoleh dengan jalan mendekatkan diri pada Allah SWT sebagai Maha
Pemberi Kebahagiaan melalui ibadah dan cara-cara yang diajarkan-Nya. Dalam
hal ini Tasawuf Islam sebagai dimensi ihsan dalam Agama Islam yang terutama
mengolah daya-daya ruhani manusia dalam proses mendekatkan diri pada Allah
SWT tentu mengembangkan pula cara-cara mendekatkan diri secara ruhaniah
kepada-Nya. Sekalipun pengetahuan mengenai ruh ini sedikit sekali diberikan-
Nya kepada manusia, tetapi dari yang sedikit itu Tasawuf Islam dapat
menggambarkan karakteristik ruh antara lain sebagai berikut:
1. Ruh berasal dari Tuhan, dan bukan berasal dari tanah atau bumi.
2. Ruh tetap hidup sekalipun kita tidur atau tak sadar, bahkan mati.ruh
dapat menjadi kotor dengan dosa dan noda, tetapi dapat pula dibersihkan
dan menjadi suci.
3. Tasawuf mengikut sertakan ruh dalam beribadah kepada Tuhan.
4. Tasawuf melatih untuk menyebut Kalimah Allah tidak saja sampai pada
taraf kesadaran lahiriah, tetapi juga tembus ke dalam alam ruhaniah di
atas alam sadar. Kalimah Allah yang termuat dalam ruh pada gilirannya
dapat membawa ruh itu sendiri ke alam ketuhanan.
5. Ruh diciptakan jauh sebelum manusia dilahirkan, berfungsi selama
manusia hidup, dan setelah meninggal ruh akan pindah ke alam baqa
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ia hidup ke
hadlirat Tuhan. Jadi ruh itu ada dalam diri manusia, tetapi tak-kasatmata
(invisible) karena sangat halus dan gaib sifatnya. Selain itu dimensinya
jauh lebih tinggi dari alam pikiran, dan tahapannya pun di atas alam
sadar (Super-conscious). Ruh ini bukan sembarang ruh, melainkan ruh
yang sangat tinggi, indah dan lembut yang dikurniakan Allah kepada
manusia melalui “hembusanNya” Firman Alloh (yg artinya) :
1
“ Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. “ (QS. Al-Sajadah, 32:
9).
6. Namun tentang ruh itu sendiri manusia tidak diberi pengetahuan alloh
SWT melainkan sedikit , firman Alloh (yg artinya):
“ Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". ( Al isro’ : 85)
B. Cara Menggapai Suatu Kebahagiaan
Di antara sifat-sifat yang dapat membuat orang itu bahagia adalah memiliki
ketenangan dalam hidup adalah seperti yang di kemukaan oleh para ulama
sebagai berikut :
1. Tidak mengukur dan membatasi kebahagiaanya pada sesuatu yang bersifat
kebendaan atau materi karena sesuatu yang bersifat kebendaan itu
mempunyai dua sifat yang dapat membuat kesusahan dan kesedihan yaitu ia
akan berubah dan hilang.
2. Ridho terhadap kenyataan yang ada , ini dapat diartikan bahwa jika orang
ingin bahagia hendaknya dia itu realistis, Umar Bin Khotob Pernah berkata :
Artinya :
“Bila kamu sabar tetap berlalu ketentuan/takdir alloh sedang kamu diberi
pahala dan bila kamu mengeluh (juga ) tetap berlalu ketentuan alloh sedang
kamu mendapat dosa “
Ketidak ridhoan seseorang terhadap kenyataan ini biasanya disebabkan
karena membandingkan sesuatu dengan yang diatasnya contoh orang yang
mempunyai sepeda motor akan merasa miskin jika dia melihat orang-orang
yang memiliki mobil mewah.

3. Tidak risau/gundah dan selalu tenang menyikapi kenyataan .


Ibnu athoillah al askandary berkata dalam hikam-nya :
2
Artinya :
“ Tenangkanlah jiwamu dari urusan kebutuhan dunia, sebab dijanjikan oleh
alloh maka jangan-lah kau ikut memikirkan “
Kita harus selalu ingat bahwa tugas manusia hanyalah menyempurnakan
niat dan iktiyar/usaha selebihnya kita pasrakan kepada alloh , masalah atau
perkara yang belum terjadi janganlah kita pikirkan, sehingga mengakibatkan
jiwa dan pikiran kita akan menjadi risau yang nantinya akan membuat
peluang setan untuk menggerogoti dan menggoncangkan iman kita.

3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Golongan orang sufi (ahli tasawuf) sepakat bahwa kebahagian pada diri
manusia itu terletak pada hati yang bersih dan kedekatan seseorang kepada alloh
SWT. Adapun kiat kiat untuk menggapai sebuah kebahagian Adalah dengan
jalan :
1. Tidak mengukur dan membatasi kebahagiaanya pada sesuatu yang
bersifat kebendaan
2. Ridho terhadap kenyataan yang ada , ini dapat diartikan bahwa jika
orang ingin bahagia hendaknya dia itu realistis
3. Menenangkan hati ketika menghadapi suatu masalah atau kejadian
tertentu sambil mencari suatu hikmah di balik kejadian maupun
masalah tersebut .
Jika anda bertanya apa sih karunia yang paling berharga? Maka jawabnya
adalah karunia yang paling berharga yaitu karunia Allah yang bernama
istiqomah. Istiqomah di jalan Allah walau beramal sedikit tapi terus menerus.
Tiap pagi sedekah tidak pernah berhenti, setiap hari memperbaiki dirinya dengan
membaca qur'an, sebelum berangkat kemana-mana membaca wirid yang
dicontohkan Rasulullah.
Semoga Allah yang Maha menatap mengkaruniakan kepada kita semua
kerinduan ingin bisa ditatap oleh Allah, selalu merasa didengar oleh Allah,
selalu merasa diperhatikan oleh Allah, selalu merasa Allah Maha Tahu isi hati
kita. Tidak ada kenikmatan terbesar dalam hidup ini kecuali bagi orang yang
sangat mengenal Allah, sangat merasakan kehadiran Allah dan puas dalam
hidupnya, akan tentram karena kekuasaan Allah menyelimuti segala-galanya dan
akan merasa tercukupi karena segala-galanya adalah milik Allah. Oleh karena itu
memiliki gelar, harta, kedukukan, pangkat dan jabatan tapi bila tidak mengenal
Allah sebetulnya agak mubazirlah dalam hidup ini.

4
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Athoillah , Al hikam, Surabaya : Al hidayah tanpa tahun


labib mz,maftuhahnan, Kuliah ma’rifat ,semarang : bintang pelajar 1997
Abuddin nata , Akhlak tasawuf , jakarta : rajawali pers ,2010
Al quran Digital,Software, versi 2.1,2006
DEPAG, Alquran dan terjemah , bintang karya ,3005
Imam An nawawy , Arbain An Nawawy : software HTML tanpa tahun
Mustofa , Filsafat Islam

Anda mungkin juga menyukai