Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pendidikan Agama Islam


“Bagaiamana Agama Menjamin Kebahagiaan”

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUH. AINUL MAHFUD
NIM : F1B1 18 031

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mencapai kebahagiaan yang haqiqi adalah impian semua orang. Tetapi, tidak semua
orang mengetahui apa arti dari kebahagiaan sesungguhnya. Banyak menanggapi kebahagiaan yang
dimaksud ini sebagai kebahagiaan duniawi seperti tingginya jabatan, melimpahnya harta kekayaan
atau aset, banyaknya teman atau kolega dan lain sebagainya.
Dalam kenyataannya manusia akan merasa bahagia jika apa yang menjadi harapan
tercapai baik itu berupa materi ataupun psikologi yang membuat hatinya menjadi senang , bahkan
mungkin ada yang rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkan suatu kebahagiaan itu hingga
melanggar apa yang telah dilarang oleh agama bahkan sampai menyakiti diri mereka sendiri.
Hidup bahagia sebenarnya tidak selalu berwujud pada harta duniawi saja, tetapi
bagaimana mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dan menempatkannya pada
porsi tertentu sehingga kebahagiaan nantinya bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak
Oleh karna itu, mengetahui arti kebahagiaan dalam sudut pandang agama dirasa perlu
agar tercipta kebahagiaan yang haqiqi untuk keselamatann dunia dan akhirat.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditentukan beberapa rumusan masalah
yakni sebagai berikut :

a) Apa definisi dari bahagia, kebahagiaan dan tauhid


b) Bagaimana konsep dan karakteristik agama(ketauhidan) sebagai jalan menuju tuhan dan
kebahagiaan
c) Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai agama untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat

1.3. TUJUAN

Adapaun tujuan dalam penulisan makalah ini yakni sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui apa arti dari bahagia, kebahagiaan dan tauhid


b) Untuk mengetahui konsep dan karakteristik apa saja dalam agama untuk mencapai
kebahagiaan
c) Untuk mengetahui cara menerapkan nilai-nilai agama untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI BAHAGIA, KEBAHAGAIAAN DAN TAUHID

Pada dasarnya bahagia memiliki definisi sebagai sebuah perasaan senang dalam menjalani
kehidupan. Biasanya gambaran secara umum orang bahagia adalah apabila memiliki harta yaang
berlimpah atau mungkin memiliki anak yang pandai secara akademis atau lainnya. Dalam ajaran
islam definisi bahagia itu sendiri adalahperasaan senang yang ada dalam setiap pemeluk agama islam
karena memilih Allah SWT sebagai tujuan hidupnya. Hal ini sesuai dengan Firman Allaah SWT
dalam Q.S Al Fath ayat 4
ۚ ‫ض‬ِ ‫اْل َ ْر‬
ْ ‫ّلِل ِ جُ ى ُى د ُ ا ل س َّ مَ ا َو ا تِ َو‬
َّ ِ ‫ه ُ َى ال َّ ذِ ي أ َوْ َز لَ ال س َّ كِ ي ى َ ة َ ف ِ ي ق ُ ل ُ ى ب ِ الْ مُ ْؤ مِ ى ِ ي َه ل ِ ي َ ْز د َا د ُوا إ ِ ي مَ ا و ًا مَ عَ إ ِ ي مَ ا و ِ هِ مْ ۗ َو‬
َّ ‫َو ك َ ا َن‬
‫َّللا ُ ع َ ل ِ ي ًم ا حَ كِ ي ًم ا‬

Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah
tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,”

Dari ayat diatas terdapat kata tentara langit dan bumi. Maksud dari kata tersebut adalah bahwa
penolong bagi orang-orang mukmin adalah para malaikat, angin, binatang dan lain sebagainya. Dan
inilah yang menyebabkan seorang mukmin sejati merasa tenteram dan senang karna memiliki Allah
sebagai penolongnya. Oleh karna itu, seorang muslim sejati akan selalu mengingat Allah SWT dalam
kondisi senang maupun susah. Inilah arti bahagia menurut islam.

Sedangkan definisi kebahagiaan menurut wikipedia Kebahagiaan atau kegembiraan adalah


suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta,
kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. [1] Berbagai
pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan
dan menentukan sumbernya.

Sedangkan arti kebahagiaan Kebahagiaan sejati seseorang tidak bisa diukur dengan
banyaknya harta atau kekayaan, status atau pangkat sosial dalam kemasyarakatan dan atau semua
kemewahan yang dimiliki oleh seseorang. Kebahagiaan yang sesungguhnya atau kebahagiaan yang
sejati atau hakiki itu terletak pada ketenangan hati seseorang.

Sudah banyak orang yang kaya raya dengan harta kekayaan mereka, namun kekayaan yang
mereka miliki tidak bisa menjadikan hati mereka menjadi tenang, akan tetapi sebaliknya, justru harta
kekayaan yang mereka kumpulkan membuat mereka lalai, lupa dan sibuk untuk senantiasa mengejar
kekurangan, hal ini karena berapapun harta benda dan kekayaan yang mereka miliki masih saja
mereka anggap masih kurang kurang.

Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah dalam firmannya yang berbunyi :
`.

Artinya : Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS.at-
Takatsur:1-2)
kebahagiaan sejati adalah Ketenangan hati atau ketenangan jiwa merupakan suatu anugrah dari Allah
swt. yang sangat berharga. Setiap orang pasti menginginkannya, namun hanya sedikit sekali orang
yang mendapatkannya. Hal ini dikarenakan banyak manusia yang melupakan penciptanya, melupakan
Dzat pemberi kebahagiaan, dan melupakan tentang Dzat sang pencipta ketenangan di dalam jiwa atau
hati yang sebenarnya. Oleh sebab itu, untuk mencari dan kemudian mendapatkan kebahagiaan sejati
adalah dengan cara :
 Selalu mengingat Allah swt. sebagaimana penjelasan dalam firman Allah swt. di atas, bahwa
Allah lah Dzat yang memberi, menciptakan dan menentukan kebahagiaan pada hamba-Nya.
 Berusahalah selalu untuk memperoleh ketenangan dalam jiwa dan hati dengan bertaqwa
kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa

Sedangkan definisi Tauhid adalah Tauhid (Arab :‫) و يد‬, adalah konsep
[1]
dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Pembahasan dalam ilmu Tauhid dibagi
menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan
menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang
muslim. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat
Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan disamping
harus sesuai dengan tuntunan rasulullah.
1. Tauhid Rububiyah, Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki,
merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat,
menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Hal yang seperti ini diakui oleh
seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan
keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang
membuat dan mengaturnya.
2. Tauhid Uluhiyah/Ibadah, Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak
ada sekutu bagiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga
menyatakan demikian).
3. Tauhid Asma Wa sifat, Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna)
yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna yang
merupakan nama sekaligus sifat Allah.
Dalam konteks agama islam. bahagia, kebahagiaan dan tauhid memilki ikatan yang sangat
fundamental, dimana tauhid merupakan sumber dari kebahagiaan sehingga membuat seorang mukmin
merasa senang dan bahagia karna telah merasa bahwa yang menjadi penolong dan pemberi
ketenangan hati adalah Allah SWT. Karna kehidupan yang dilalui didunia ibarat orang yang sedang
berteduh dibawah pohon yang hanya sesaat, tujuan hidup utama adalah mempersiapkan bekal
sebanyak-banyaknya untuk hari akhirat yang kekal dan abadi.

2.2. KONSEP DAN KARAKTERISTIK AGAMA (TAUHID) SEBAGAI JALAN MENUJU


TUHAN DAN KEBAHAGIAAN
Menurut Al –Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai
keinginan /cita-cita yang dituju dan impikan. Pendapat lain menyatakan bahwa bahagia atau
kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan , atau masuk dalam kesenangan dan kesuksesan.

2.2.1. Karakteristik Hati Yang Sehat Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziah


Ibnul Qayyim Al Jauziyah berpendapat bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan
tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan berfungsi dengan baik bisa
berhubungan Tuhan pemilik kebahagiaan. Berikut adalah karakteristik hati yang sehat :
a) Hati menerima makanan yang berfungsi sebbagai nutrisi dan obat. Adapun makanan yang
paling bermanfaat untuk hati adalah makanan “iman” sedangkan obatnya adalah Al Quran
b) Selalu berorientasi kemasa depan dan akhirat.
c) Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah tidak ada kehidupan, kebahagiaan
dan kenikmatan kecuali dengan Ridha-Nya . berzikir kepada Allah adalah makanan
pokoknya, rindu kepada Allah adalah kehidupan dan kenikmatannya.
d) Tidak lupa dari mengingat Allah SWT(berdzikir), tidak berhenti berkhidmat kepada Allah
SWT, dan tidak merasa senang dengan selain Allah SWT
e) Jika sesaat saja lupa kepada Allah SWT segera ia sadar dan kembali mendekat dan berdzikir
kepadaNya.
f) Jika sudah masuk dalam shalat, maka hilanglah semua kebingungan dan kesibukan duniawi
nya dan segera ia keluar dari dunia sehingga ia mendapat ketenangan, kenikmatan dan
kebahagiaan dan berlinanglah air mata serta bersukalah hatinya.
g) Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia melebihi perhatian kepada manuisa lain
dan hartanya.
h) Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal semata. Oleh
sebab itu, hati selalu ikhlas, mengikuti nasihat, mengikuti sunnah dan selalu bersikap ihsan.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Hati Manusia Menjadi Sakit


Dalam kitab Thibb al-Qulub ada beberapa faktor yang menyebabkan hati manusia
menjadi sakit, yaitu sebagai berikut :
a) Banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik
Allah menyatakan dalam Q.S Al- Ahzab ayat 67 yang artinya “ teman-teman pada hari itu
sebagian mereka atas sebagian menjadi musuh kecuali orang-orang yang bertaqwa”. Betapa
besar pengaruh pergaulan dalam kehidupan seseorang.
b) At Tamann (berangan-angan)
Rasulullah saw bersabda “ orang yang cerdik adalah orang yang menundukkan nafsunya dan
beramal untuk bekal setelah kematiannya. Dan orang lemah adalah orang yang keinginannya
mengikuti nafsunya dan berangan-angan kosong terhadap Allah SWT “ (H.R Ad Daruqutni)
c) Menggantungkan diri kepada selain Allah SWT
Menggantungkan diri selain kepada Allah adalah perkara yang aling merusak hati manusia.
Tidak ada sesuatu yang lebih merusak hati melebihi “menggantungkan diri kepada selain
Allah”. Dalam Q.S Maryam Allah berfirman “mereka menjadikan ilah selain Allah agar
mereka memberikan kemuliaan. Sekali-kali tidak, mereka akan mengingkari karena diibadahi
dan mereka akan menjadi musuh.” (Q.S Maryam ayat 82)
Allah juga berfirman dalam Surah Al Maidah yang Artinya “ sesungguhnya orang-orang
yang mempersekutukan Allah , maka pasti Allah SWT mengharamkan kepadanyasurga dan
tempatnya dineraka dan tidak ada baagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S
Al Maidah ayat 72)
d) Asy-Syab`u (terlalu kenyang)
e) Terlalu banyak tidur
f) Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna
g) Berlebihan dalam berbicara

2.2.3 Membangun Ketauhidan Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan

Tauhid “ Laa Ilaha illahlah”, merupakan satu landasan teologis dalam agama yang dibawa
oleh Rsulullah dan oleh semua para Nabi dan Rasul. Makna kalimat tersebut adalah: “Tidak ada
Tuhan selain Allah;” “ tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah;” “tidak ada yang berhak
dimintai tolong, kecuali Allah;” “ tidak ada yang behak ditakuti kecuali Allah;” “tidak ada yang
berhak dimintai Ridhanya kecuali Allah;”.

Jiwa tauhid adalah model dasar hidup yang dapat mengantar manusia menuju keselamatan
dan kesejahteraan. Sungguh, jiwa tauhdi penting, Allah sebagai Rabb telah menanamkan jiwa tauhid
ini kepada seluruh manusia semenjak mereka berada dialam arwah selain itu jiwa tauhid
dikembangkan dalam diri manusia agar jiwa tauhid menjadi roh kehidupan dan menjadi cahaya
dalam kehidupan
Oleh karna itu, setiap orang harus bersikap hati-hati bahwa tauhid yang merupakan satu-
satunya jalan menuju kebahagiaan itu, menurut Said Hawa, dapat rusak dengan hal-hal sebagai
berikut :
1) Sifat Al Kibr (sombong)
Allah SWT berfirman , “ akan Kami palingkan dari ayat-ayat Kami orang-orang yang
sombong muka bumi tanpa hak. Seandainya mereka melihat setiap ayat, mereka tidak
mempercayainya, dan jika mereka melihat jalan petunjuk, mereka tidak mengikutinya, dan
jika melihat jalan kesesatan, mereka menjadikannya sebagai jalan, hal demikian terjadi, sebab
mereka mendustakan ayat Kami, dan mereka lupa terhadap ayat-ayat itu. (Q.S Al
Araf :146)
2) Sifat Azh- Zhulm (kezaliman) dan sifat Al Kizb (kebohongan)
Bebaskan dri kita dari belenggu kexzaliman dan kedustaan sebab Allah tidak akan
memberi hidayah kepada kaum bersifat zalim( Q.S Ash-Shaf : 7). Selain itu Allah pun tidak
akan memberi hidayah kepada pendusta yang bersifat mengingkari (kaffar)
3) Sifat Al Ifsad (melakukan perusakan)
Allah berfirman, “ Dan tidak akan tersesat kecuali orang-orang fasik, yaitu orang-orang
yang membatalkan perjanjian dengan Allah yang dulunya telah kokoh, dan mereka
memutuskan apa-apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan, dan mereka melakukan
perusakan dumuka bumi, itulah mereka orang-orang yang merugi” (Q.S Al Baqarah/2 : 26-
27)
4) Sikap Al Ghaflah (lupa)
Tidaklah seseorang berpaling dari Allah kecuali lupa, dan tidak ada sikap lupa kecuali
dibelakangnya ada permainan dan ingatlah seluruh kehidupan dunia itu adalah permainan
belaka (Q.S. Muhammad/47 : 26)
5) Al Ijram (berbuat dosa)
Bebaskan dari kita dari Ijram yakni berbuat dosa. Allah melukiskan sikap ini dalam
FirmanNya : “sekali-kali tidak, tetapi yang mereka kerjakan mengotori hati mereka”. (Q.S Al
Muthaffifin/83 : 14)
6) Sikap ragu menerima kebenaran
“kami membolak-balikkan hati mereka dan penglihatan mereka seperti ketika mereka
tidak percaya pada yang pertama kali, dan kami peringatkan mereka, dan mereka sedang
berleha-leha dalam kesesatannya”. (Q.S Al An`am/6:110)

2.3. MENERAPKAN NILAI-NILAI AGAMA UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN DUNIA


& AKHIRAT

Untuk menggapai kebahagiaan yang sesungguhnya sedini mungkin nilai –nilai kehidupan
perlu dibangun, agar kelak menjadi inzan kamil(sempurna). Nilai-nilai hidup yang bangun diatas jiwa
tauhid meruapakan nilai positif dan, nilai kebenaran dan nilai abadi ilahi yang aabadi yang
mengandung kebenaran mutlak dan universal . nilai mutlak dan universal ini dapat menjadikan misi
agama ini sebagai rahmatan lil alaaamin , agama yang membawa kedamaian, keselamatan,
kesejahteraan dan kebahgiaan lahir batin. Komitmen terhadap nilai-nilai universal Al Quran menjadi
syarat mutlak untuk memperoleh kebahagiaan. Roh kebahagiaan adalah jiwa tauhid yang dibangun
nilai universal kemudian menjadi metode dan strategi untuk menggapai kebahgiaan
Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menjadi roh
kehidupan itu adalah ash-shidiq, al-amanah, al –adalah, al hurriyah, al-musawah, tanggung jawab
sosial, at tsamuh, kasih sayang, tanggung jawab lingkungan, tabadul ijtima, at tarahum, dan lain-lain.
a) Al- Amanah , artinya terpercaya. Mengapa seseorang terpercaya dan dipercaya? Karna
mereka jujur. Kejujuran menyebabkan seseorang terpercaya (Al –Amin) karena semua itu
akan ada pertanggung jawaban nya. Oleh karena itu, orang diberikan amanah jabatan,
kekayaan, keluarga tidak boleh semena-mena , tetapi harus hati-hati , proporsional, dan
penuh tanggung jawab supaya pertanggungjawabannya diterima masyarakat dan diterima oleh
Allah SWT dan mendapatkan Pahala.
b) Al- Adalah, secara etimologis artinya “keadilan”. Keadilan dalam perspektif etika islam
adalah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sedangkan dalam perspektif hukum
adalah Wadh`u sya`in fi mahalihi” artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dalam
aplikasinya keadilan dapat berarti memberikan hukuman bagi yang melanggar norma dan
hukum, serta memberikan penghargaan bagi yang melakukan ketaaatan terhadap norma dan
hukum. Firman Allah “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk memberikan amanah
kepada orang yang berhak menerimanya. Dan jika, kamu menghukumi sesuatu, maka
putuskanlah perkara itu dengan adil” (Q.S An- Nisa/4 : 58)
c) Al- Hurriyah, kebebasan manusia dalam dalam berkehendak dan mewujudkan kehendak
dengan perbuatan adalah hak asasi manusia. Manusia mempunyai kebebasan unnutk berfikir
dan mengembangkan pemikirannya lewat ilmu, filsafat, atau pembaharuan pemahaman
terhadap aagama. Kebebasan berpikir merupakan sarana untuk melahirkan gagasan-gagasan
besar untuk memajukan peradaban dunia.
d) Al- Musawah, Al-Musawa adalah kesetaraan, kesejajaran. Artinya, tidak ada pihak yang
merasa lebih tinggi dari yang lain, sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Penguasa tidak
bisa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku otoriter dan eksploitatif.
Kesejajaran ini penting dalam suatu pemerintahan, demi menghindari hegemoni
penguasa atas rakyat. Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang
diberi wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil, untuk
melaksanakan dan menegakkan peraturan dan undang-undang yang telah dibuat. Oleh sebab
itu, pemerintah memiliki tanggung jawab besar di hadapan rakyat, demikian juga kepada
Tuhan. Dengan begitu, pemerintah harus amanah, memiliki sikap dan perilaku yang dapat
dipercaya, jujur dan adil.
e) At Tsamuh, Secara bahasa tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa atau saling menghormati
terhadap hak atau kepentingan orang lain. Sedangkan secara istilah tasamuh adalah satu sikap
yang senantiasa saling menghormati dan menghargai sesama manusia.
Toleransi merupakan sebuah sikap yang sangat terpuji. Karena didalamnya mengandung
unsur-unsur persamaan hak dan kewajiban. Karena masing-masing individu atau kelompok
atau bahkan masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Dengan mengedepankan
sikap tasamuh, maka akan terjalin hubungan yang positif, nyaman dan damai antar sesama
manusia.
Selain kebutuhan yang bersifat fisik, manusia juga memerlukan kebutuhan yang bersifat
rohani. Diantara bentuk kebutuhan rohani adalah rasa kasih sayang, toleransi, kebersamaan,
penghargaan atas prestasi, pengakuan dan penghormatan dari orang lain. Karena manusia
adalah makhluk sosial, maka manusia tidak akan mampu bertahan hidup sendirian. Ia akan
membutuhkan orang lain dalam situasi dan kondisi tertentu. Untuk itulah perlunya sikap
saling menghargai antar sesama manusia.
f) Tabadul Ijtima, artinya tanggung jawab sosial, siyasah tidak lepas dari tanggung jawab
sosial. Secara individual, kekuasaan merupakan saran untuk mendapatkan kesejahteraan bagi
pelakunya mewujudkan kesejahteraan bersama dan saling menyayangi antar sesama
g) At- Tarahum, artinya saling menyayangi. Tidak sempurna agama seseorang jika tidak saling
menyayangi antar sesama nya,
h) Tanggung Jawab Sosial, Dalam hukum, tanggung jawab sangat terkait dengan hak dan
kewajiban. Islam menganjurkan tanggung jawab agar mampu mengendalikan diri dari
tindakan melampaui batas kewajaran dan kemanusiaan. Tanggung jawab bersifat luas karena
mencakup hubungan manusia dengan manusia, lingkungan dan Tuhannya. Dalam tanggung
jawab sosial, seseorang (secara moral) harus mampu mempertanggung-jawabkan
perbuatannya terhadap masyarakat apabila melakukan perbuatan tercela. Tanggung jawab
sosial ini diiringi norma-norma sosial, karenanya rasa malu dalam diri seseorang dapat
memperkuat tanggung jawab sosialnya. Buchari Alma (2001), menyebutkan karakteristik
tanggung jawab pekerjaan ialah hasil pekerjaan barang atau jasa perlu dijaga mutunya supaya
jangan sampai mengecewakan konsumen. Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi, perlu
peningkatan kualitas pekerjanya itu sendiri, karena ia merupakan pelaku utama dalam
menghasilkan produk bermutu.
i) Tanggung Jawab Lingkungan, apa yang disebut lingkungan menurut islam mencakup
semua usaha kegiatan manusia dalam sudut ruang dan waktu. Kingkungan ruang, didalam
perut bumi, air,hesan dan tumbuh-tumbuhan serta semua yang ada diatas dan didalam perut
bumi, yang semuanya diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia untuk
menunjang kelangsungan hidupnya . dari sudut ruang, dilihat dari perjalanan ekosistem
diantara unsur-unsur alam yang aling mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan waktu
merupakan peringatan dan pelajaran bagi manusia melalui pengamatan dan pengkajian
terhadap nasib yang menimpa orang terdahulu dalam engelola sumber alam dan belajar dari
sejarah. Oleh karna itu manusia harus benar-benar dapat memproporsikan lingkugan dengan
baik agar tercipta kelsetarianl ingkungan dan keragaman yang selalu terjaga samapai anak
cucu kita nanti
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pada dasarnya bahagia memiliki definisi sebagai sebuah perasaan senang dalam menjalani
kehidupan. Biasanya gambaran secara umum orang bahagia adalah apabila memiliki harta yaang
berlimpah atau mungkin memiliki anak yang pandai secara akademis atau lainnya. Dalam ajaran
islam definisi bahagia itu sendiri adalahperasaan senang yang ada dalam setiap pemeluk agama islam
karena memilih Allah SWT sebagai tujuan hidupnya
Tauhid adalah Tauhid (Arab :‫) و يد‬, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah.[1] Pembahasan dalam ilmu Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni
tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan
konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim. Seorang muslim
meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar,
dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan
tuntunan rasulullah.
Dalam kitab Thibb al-Qulub ada beberapa faktor yang menyebabkan hati manusia menjadi sakit,
yaitu : Banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, At Tamann (berangan-angan),
Menggantungkan diri kepada selain Allah SWT, Asy-Syab`u (terlalu kenyang), Terlalu banyak tidur,
Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna, Berlebihan dalam berbicara

Karakteristik Hati Yang Sehat Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziah, yaitu : Hati menerima
makanan yang berfungsi sebbagai nutrisi dan obat, Selalu berorientasi kemasa depan dan akhirat,
Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah, Tidak lupa dari mengingat Allah
SWT(berdzikir), Jika sudah masuk dalam shalat, maka hilanglah semua kebingungan, Perhatian
terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia melebihi perhatian kepada manuisa lain dan hartanya Hati
yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal semata

Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan dan dikembangkan agar menjadi roh
kehidupan untuk mencapai kebahgiaan ang haqiqi itu adalah ash-shidiq, al-amanah, al –adalah, al
hurriyah, al-musawah, tanggung jawab sosial, at tsamuh, kasih sayang, tanggung jawab lingkungan,
tabadul ijtima, at tarahum, dan lain-lain.

3.2. SARAN

 Menurut kami, sebagai seorang mahasiswa hendak memperbanyak referensi lagi dari berbagai
sumber agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.
 Kami juga menyarankan jika mengambil sebuah referensi, agar melihat dari sumber yang
jelas dan terpadu.
 Sebaiknya sebelum penulisan makalah perlu adanya pelatihan atau pembelajaran terlebih
dahulu tentang pembuatan makalah yang baik dan benar.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas Karunia dan Hidayah-Nya yang telah diberikan
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan” dengan tepat waktu
Dalam makalah ini kami berharap agar dapat bermanfaat bagi pribadi penulis dan pembaca
untuk mengetahui hakikat kebahgiaan yang sesungguuhnya. Makalah ini kami susun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Dosen mata kuliah pendidikan agama Islam
yakni Bapak Drs. Dahlan Saadi. M.Pd yang telah memberikan kami arahan serta masukan dalam
pembuatan makalah ini, serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga dapat memotivasi penulis untuk terus belajar.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik dalam
penulisan atau yang lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan dari pembaca
untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Kendari, 25 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul ..............................................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................................... ....

Daftar Isi............................................................................................................................... ...............

Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3. Tujuan...........................................................................................................................

Bab 2 Pembahasan........................................................................................................................... .....


2.1 Definisi Bahagia, Kebhagiaan Dan Tauhid......................................................................
2.2. Konsep Dan Karakteristik Agama (Tauhid) Sebagai Jalan Menuju Tuhan Dan
Kebahagiaan.................................................................................................................................
2.2.3 Membangun Ketauhidan Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan................
2.2.1. Karakteristik Hati Yang Sehat Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziah.......
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Hati Manusia Menjadi Sakit.........
2.3. Menerapkan Nilai-Nilai Agama Untuk Mencapai Kebahagiaan Dunia & Akhirat

Bab 3 Penutup.......................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................
3.2. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

https://islamiwiki.blogspot.com/2014/12/arti-kebahagiaan-sejati-dalam-islam.html#.W6cv0WgzbIU

http://www.cahayaislam.id/arti-bahagia-menurut-islam/

http://fikriainul.blogspot.com/2015/01/prinsip-persamaan-al-musawah-dalam-islam.html

https://rohissmpn14depok.wordpress.com/kbm-pai/726-2/

https://dokumen.tips/documents/bagaimana-islam-menghadapi-tantangan-modernisasi-
568bcf42d048b.html

https://jurnalnajmu.wordpress.com/2007/11/18/tanggung-jawab-sosial-perspektif-islam/

anonim :2018 “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi” buku ajar matakuliah wajib umum
UHO.

Anda mungkin juga menyukai