Kelas : Reguler A
Nim : 2211111030
MK : PAI (Pendidikan Agama Islam)
Dosen Pengampu : Dr. Hapni Laila Siregar,M.A
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin
bahagia. Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang
sesungguhnya. Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan
menjadi simbol keberhasilan sebuah kehidupan. Tidak sedikit manusia yang
mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Menggantungkan cita-cita
menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut, yaitu bagaimana
meraih kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita cita tertinggi setiap orang
baik yang mukmin atau yang kafir kepada Allah.
Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk
tumpuk, mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.
Nyatanya, itu tak pernah diraih dan membuat pengorbanannya sia-sia.
Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan,
mereka juga telah siap mengorbankan apa saja demi memperoleh apa yang
diinginkannya. Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak pernah didapatkannya.
Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, mereka telah
berusaha untuk meraihnya dengan apapun juga dan mereka tidak
mendapati apa yang disebut kebahagiaan.
Sehingga yang dapat hidup bahagia dalam arti yang sebenarnya hanyalah orang-
orang yang berpegang teguh dengan agama ini.
Ada beberapa cara yang diajarkan agama ini untuk dapat mencapai hidup
bahagia.
"kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan tentram karena hati sehat dan
berfungsi dengan baik bisa berhubungan demgan tuhan pemilik
kebahagiaan,kesuksesan,kekayaan,kemuliaan ilmu dan hikmah adalah Allah"
"bahagia terbagi 2 yaitu hakiki (kebahagiaan yang akan di peroleh dengan modal
iman ilmu&amal), majasi (kebahagiaan duniawi,yaitu bahagia fana yang tidak
abadi)"
Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan meniti jalan yang digariskan oleh
Allah. Yang dimaksud dengan meniti jalan Allah adalah menaati perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas dan benar. Ayat 153 surah al-An’am
diatas sebelumnya didiahului dengan penjelasan tentang beberapa perintah dan
larangan Allah kepada orang beriman.Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa
orang yang meninggalkan jalan yang digariskan oleh Allah akan, tidak tenang dan
tidak bahagia. Karena ia akan mencari jalan dan sumber kebahagiaan pada jalan
yang dibuat dan digariskan oleh selain Allah dan Rasul-Nya. Dalam ayat lain
dijelaskan:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatah Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta”. (surat Thaha [20]: 123
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar, (al-Baqarah/2: 155)dan firman-Nya:
Oleh karena cobaan dan penderitaan yang dialaminya dirasakan lama, sekalipun
mereka yakin bahwa bagaimanapun juga pertolongan Allah akan datang, maka
rasul mereka dan pengikut-pengikutnya merasa gelisah lalu berkata, "Bilakah
datang pertolongan Allah," pertanyaan itu dijawab oleh Allah, "Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." Pada saatnya nanti mereka
akan menang dan mengalahkan musuh, penganiaya dan orang-orang zalim.Jadi,
"Bisakah manusia mencapai kebahagian dengan menempu jalan diluar agama
Islam"?.
Tentu jawabannya Tidak, Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan meniti jalan
agama yang digariskan oleh Allah. Yang dimaksud dengan meniti jalan Allah
adalah menaati perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas dan
benar. Ayat 153 surah al-An’am diatas sebelumnya didiahului dengan penjelasan
tentang beberapa perintah dan larangan Allah kepada orang beriman.
Kebahagiaan hakiki hanyalah di akhirat, maka sebagai orang yang beriman tidak
akan menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. Orang beriman hendaknya
berpikir bahwa hidup akan kekal di akhirat dan dunia hanyalah sementara.Kalau
orientasi kebahagiaan di akhirat