PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Bahagia seolah telah menjadi “hewan buruan” semua manusia di Bumi. Demi
mendapatkan harta dan tahta manusia rela melakukan apapun dengan dalih untuk mencapai
‘kebahagiaan.’ Meski kenyataannya uang sebanyak apapun tak akan bisa membeli
kebahagiaan. Karena bahagia sejatinya berada dalam hati yang taat kepada Allah SWT.
Harta melimpah dan tingginya jabatan bukan jaminan seseorang hidup bahagia. Bisa
jadi karena dua hal tersebut, seseorang malah menjadi tidak bahagia .
Agar masalah tidak merambat pada bidang-bidang yang tidak dibahas, maka perlu ada
batasan masalah sebagai berikut:
1. Pembahasan hanya mencakup pada agama islam dan tidak membahas tentang
agama lain.
2. Pengertian bahagia
3. Jenis kebahagiaan
4. Cara mendapatkan kebahagiaan
III. Tujuan
~1~
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebahagiaan
Dalam pandangan Islam, seseorang yang bahagia adalah seorang mukmin sholeh yang
selalu taat akan menunaikan hak-hak Tuhannya dan memenuhi hak-hak akan makhluk
lainnya dengan berpedoman kepada syariat, baik lahir maupun batin.
“Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan” (QS Yunus: 58).
2. Jenis Kebahagiaan
~2~
2. Kebahagiaan majazi, merupakan kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan duniawi
biasa didapat oleh orang yang beriman dan bias didapat oleh orang yang tidak
beriman. Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana/tidak abadi.
Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya dan ada yang melekat pada
pada manfaatnya. Diantara kebahagiaan duniawi adalah memiliki harta,
kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.
Rasulullah SAW bersabda, ''Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu istri yang
salehah, anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata
pencahariannya berada dalam negaranya sendiri.'' (HR Ad Dailami).
1. Mengenali Tuhanmu
Segala sesuatu yang ada di bumi berasal dari Allah SWT. Setiap muslim yang
meningkatkan pengetahuannya dengan mengenal dan mengetahui sifat-sifat-Nya, maka ia
mulai memiliki hubungan yang baik dengan-Nya. Orang-orang seperti itulah yang akhirnya
akan membantu seseorang untuk menerima situasi apa pun.
Zikir, berdoa, dan salat menjadi cara setiap muslim untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram."
2. Bersyukur
Memelihara rasa syukur dapat meningkatkan kita dalam melihat apa dan berapa pun
rezeki yang didapat. Selain itu juga, memotivasi kita untuk terus beribadah kepada Allah
SWT.
Bersyukur merupakan wujud terima kasih seorang hamba kepada Tuhan atas segala
nikmat yang telah Ia limpahkan kepada kita. Nikmat yang diberikan-Nya, mulai dari rezeki,
badan yang sehat, keluarga yang harmonis, dan lain sebagainya.
3. Ikhlas
Ikhlas berarti jernih, bersih, murni, dan suci. Dalam konteks beramal, orang ikhlas
adalah orang yang beramal karena Allah semata, menghindari pujian dan perhatian manusia,
dan membersihkan amal dari setiap yang mencemarkannya.
~3~
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus."
Ikhlas dapat dikatakan sebagai wujud pengabdian manusia kepada Allah SWT. Di
mana setiap perbuatan yang hanya ditujukan untuk mendapatkan rida Allah tanpa
mengharapkan pujian manusia.
4. Tawakal
Dalam ajaran Islam, tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan
selain Allah dan menyerahkan semua keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah
SWT.
5. Berbuat kebaikan
Berbuat baik kepada seseorang itu wajib. Terlebih kepada sesama muslim, haruslah
berbuat dan menyebarkan kebaikan.
Ketika kita berbuat baik kepada seseorang, maka kebaikan itu akan akan berbalik
kepada kita sendiri.
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang
saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain)
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai."
~4~
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebahagiaan dapat dirasakan oleh siapa saja tanpa memandang jenis kelamin ataupun
pekerjaan bahkan status yang dimiliki. Kebahagiaan dapat diraih dengan berbagai macam
cara, dan dalam islam juga dijelaskan tentang kebahagiaan dan bagaimana untuk
mendapatkannya.
2. Saran
Perbanyak beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan dapat membuat hati tenang.
Berperilaku positif dan menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri serta orang lain
merupakan salah satu kunci untuk menjadi bahagia. Menjadi manusia yang artinya sebenar-
benarnya manusia merupakan seseorang yang akan memikirkan tindakan mereka memberi
dampak yang baik atau buruk bagi dirinya atau orang lain, sehingga tau langkah apa yang
harus diambil agar memberikan hasil yang baik untuk dirinya dan yang lainnya sehingga
terciptalah kehidupan yang damai (bahagia lahir dan batin).
~5~
DAFTAR PUSTAKA
~6~