Anda di halaman 1dari 3

HAKIKAT KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM

Jamaah kaum muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah hari ini jumat kita masuk pada tahun baru Islam tanggal 4 Muharram 1443 H. ini
berarti menjadi moment penting bagi kita untuk merefleksi dan mengevaluasi kembali amal ibadah
yang telah kita kerjakan selama setahun lalu. Untuk kemudian kita menguatkan kembali niat guna
meningkatkan iman dan amal sholeh pada tahun ini dan seterusnya. Karena orang yang beruntung
ialah orang yang hari ini/tahun ini lebih baik dari hari/tahun kemarin.

Pada kesempatan ini khatib akan mengangkat tema “Hakikat Kebahagiaan Dalam Islam”. Hal ini
khatib angkat mengingat moment awal tahun baru ini kita harus benar dan tepat meletakkan arti
kebahagiaan yang sesungguhnya. Sehingga kita tidak tertipu oleh arti kebahagiaan semu. Yang pada
akhirnya bukan kebahagiaan yang diperoleh, melainkan kesengsaraan dunia dan akhirat.

Syekh Sulaiman Ar-Rukhaili mengungkapkan, setiap manusia fitrahnya pasti menginginkan yang
namanya kebahagiaan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua. Lelaki dan perempuan, orang
beriman atau orang kafir. Ahli taat maupun ahli maksiat. Semuanya melakukan sesuatu untuk satu
tujuan yakni menginginkan kebahagiaan.

Berbagai carapun dilakukan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Kalangan anak-
anak menganggap memperoleh kebahagiaan dengan cara bermain sepanjang waktu. Orang dewasa
ada yang menganggap kebahagiaan dapat diperoleh dengan melancong atau berjalan-jalan kenegeri
orang, jadi waktunya dihabiskan dengan berjalan dari satu tempat ketempat yang lain. Ada yang
memperbanyak harta, anak, jabatan kemegahan dan sebagainya. Namun itu semua tidak juga
mendatangkan kebahagiaan. Bahkan menjadikan mereka lalai untuk mengingat Allah SWT hingga
masuk kubur (QS.Attakasur:1-2)

Artinya : Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur

dan sebagian yang lain beranggapan memperoleh kebahagiaan dengan memperturutkan hawa
nafsu, mengejar kelezatan syahwat dan duniawi. Jika begini bukan kebahagiaan yang diperoleh
melainkan kesempitan hidup yang didapat (QS:Thoha:124).

Artinya : dan Barangsiapa berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta

Dan sebagian lain beranggapan bahwa kebahagiaan itu tidak ada didunia. Namun sesungguhnya
kebahagiaan itu benar adanya didunia, seperti surga dunia yang diperkenalkan oleh para ulama salaf

Jamaah kaum muslimin Rahimakumullah


Lantas bagaimana cara meraih kebahagiaan yang sebenarnya dalam pandangan Islam. Syaikh
Sulaiman ar ruhaily dalam nasehatnya beliau menyatakan bahwa mencapai kebahagiaan pertama
ialah diperoleh dengan menanamkan dan merelisasikan tauhid kepada Allah SWT (Al-Ikhlas:1-2)

Artinya : Katakanlah Dialah Allah, Allah tempat bergantung

Dengan tauhid kita menggantungkan hati hanya kepada Allah SWT dan menjadi sebab tentramnya
hati. Orang yang tidak mencampuradukan keimanan mereka dengan kezholiman seperti syirik maka
mereka mendapatkan keamanan dan petunjuk dari Allah SWT (QS:Al-An’am:82).

Artinya : Orang-orang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka mendapat petunjuk

Jika Allah sudah memberikan rasa aman siapa lagi yang dapat memberikan ketakutan. Orang yang
bertauhid meyakini semua yang terjadi dalam kehidupan ini merupakan kehendak Allah SWT yang
memiliki hikmah dan kebaikan bagi manusia. Baik dalam hal rezeki, kesenangan dan kesulitan,
kelapangan dan kesempitan. Jika diberikan kemudahan dan kebahagiaan ia bersyukur namun jika
ditimpa kesulitan dan permasalahan ia bersabar. Ini semua merupakan kebaikan bagi orang yang
bertauhid. Sebaliknya orang yang tidak memiliki tauhid yang mantap, hidupnya selalu gelisah dan
gundah gulanah. Jika diberikan kesenangan ia berkata ini hasil usahanya, dan jika ia memperoleh
kerugian dan kesulitan maka hal tersebut akan ditimpakan penyebabnya kepada orang lain.

Selanjutnya Syaikh menjelaskan kebahagiaan dapat diperoleh dengan iman dan amal sholeh. Hal ini
mengantarkan kepada kehidupan yang baik (QS: An-Nahl:97).

Artinya : barang siapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhkan akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.

Dalam Alquran banyak ayat yang menyandingkan iman dan amal sholeh dan menjadi factor penentu
kebahagiaan manusia. Tentunya amal shalih ini yang memenuhi 2 syarat diantaranya, pertama Ikhlas
karena Allah SWT, bukan bermaksud tujuan dunia, bukan riya atau sum’ah dan kedua mengikuti
tuntunan dari Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Jika Allah SWT sudah memperbaiki hidup
manusia, tidak ada siapapun yang dapat merusaknya.

Selanjutnya kebahagiaan diperoleh dengan Takwa kepada Allah SWT (QS; At-Thalaq 2-3)
Artinya : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.

orang bertakwa akan diberikan baginya jalan keluar dari kesempitan hidupnya. Ibnu abbas ra
mengatakan “dari kesempitan dunia, dia menemukan jalan keluarnya”. Rezeki akan mendatanginya,
hatinya menjadi tenteram dan Bahagia. Inilah kebahagiaan yang sebenarnya. Dan inilah dinamakan
surga dunia, manisnya dunia, lezatnya dunia. Dan dapat dirasakan bagi siapa saja yang dapat
mengamalkan beberapa point diatas. Rasullullah SAW bersabda “barang siapa kehidupan dunia
menjadi tujuan utamanya, maka Allah SWT akan cerai beraikan urusannya, dan Allah terus jadikan
kefakirannya berada tepat didepan matanya dan dunia tidak juga mendatanginya kecuali yang Allah
tetapkan saja. Dan barang siapa kehidupan akhirat menjadi prioritas utamanya maka Allah akan
menyatukan semua urusannya dan Allah akan memberikan kecukupan didalam hatinya, dan dunia
tetap akan mendatanginya dalam keadaan hina (HR: Attarmizi nomor 2465)

Jamaah kaum muslimin Rahimakumullah

Demikianlah khutbah singkat ini khotib sampaikan semoga bermanfaat khususnya untuk khotib
pribadi dan jamaah sekalian. Mari kita meletakkan arti kebahagian pada tempat yang sebenarnya.
Sehingga kita tidak tertipu oleh kebahagiaan semu atau sementara. Bahkan tidak jarang kebahagiaan
yang kita kejar sepanjang waktu pagi hingga sore melalaikan kita mengingat dan beribadah kepada
Allah SWT hingga kita merugi dalam hidup dunia terlebih di akhirat kelak.

Dan cara yang kita tempuh untuk memperoleh kebahagiaan tersebut mestilah benar yakni
menanamkan tauhid yang mantap, beriman dan beramal sholeh serta bertakwa kepada Allah SWT.
Semoga Allah berikan kekuatan, taufiq dan hidayah kepada kita semua agar kita dimampukan untuk
mengamalkan hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai