Anda di halaman 1dari 11

Materi Pertemuan ke-4

“Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan ?”

Bahagia sering dihubungkan dengan kesuksesan duniawi.


Orang yang meraih kekayaan, kedudukan yang tinggi dan
popularitas sering disebut sebagai orang yang
berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu.
Tidak sedikit diantara mereka yang sukses secara duniawi
tetapi hidup menderita. Rasa bahagia berhubungan
dengan suasana hati, yakni hati yang sehat (qalbun
saliim); Sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan
melalui Iman dan mengikuti petunjuk Al-Quran.
Agamalah yang menjadi pangkalnya.
A. Pengertian Kebahagiaan
• Al-Alusi : Bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena
bisa mencapai keinginan/cita-cita yang dituju dan diimpikan.
Pendapat lain menyatakan bahwa bahagia atau kebahagiaan
adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke dalam kesenangan
dan kesuksesan.

• Ibnul Qayyim al-Jauziyah : Bahagia adalah perasaan senang dan


tenteram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang
sehat dan berfungsi dengan baik dapat berhubungan dengan
Allah pemilik kebahagiaan, dengan meningkatkan iman dan
taqwa. Kebahagiaan dapat diraih kalau dekat dengan pemilik
kebahagiaan itu sendiri yaitu Allah.
B. Pembagian Kebahagiaan
• 1. As-sa’adah Haqiqi : Kebahagiaan yang sesungguh nya (kebahagiaan
ukhrawi), kebahagiaan yang akan dirasakan di akhirat kelak dihadapan
Allah SWT, dengan Allah berikan surga dan kenikmatan tanpa batas.
Kebahagiaan ukhrawi ini akan diperoleh dengan modal Iman, taqwa,
Ilmu dan amal. Tidak didapatkan oleh semua manusia kecuali hanya
orang-orang yang beriman dan bertaqwa.

• 2. As-sa’adah Majazi : Kebahagiaan semu (kebahagiaan duniawi)


bersifat temporer (sementara). Ini akan diperoleh dengan modal
pengetahuan dan kerja keras. Hal ini dapat diperoleh oleh orang yang
beriman maupun yang tidak beriman.
( Mizanul Amal, Imam Ghazali)
C. Karakteristik Hati yang Sehat

Ibnu Qoyyim al-jauziyah, mengemukakan bahwa untuk meraih kebahagiaan harus


adanya kondisi hati yang sehat (qalbun saliim). Berikut ini karakteristik hati yang sehat
adalah :

1. Hati menerima nutrisi dan obat berupa iman dan membaca Al-Quran.
2. Selalu berorientasi ke masa depan (akhirat). (Q.S. Al-Hasyr/59:18)
3. Selalu mendorong pemilik nya untuk selalu ingat dan kembali kepada Allah (Q.S. Al-
Ahzab/33:41-42).
4. Rela meninggalkan kesibukan duniawi nya untuk segera melaksanakan sholat (Q.S.
Al-Jumu’ah/62:9-10)
5. Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia.
6. Selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan hanya kepada amal semata. Selalu
ikhlas, mengikuti sunnah dan bersikap ihsan.
D. Fungsi Hati
Fungsi hati : adalah untuk ma’rifah kepada Allah, mencintai Allah,
rindu kepada Allah dan kembali kepada Allah.

Sekiranya manusia mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak ma’rifah


kepada Allah sebagai Tuhannya, maka nilainya sama saja dengan orang
yang tidak ma’rifah. Orang yang demikian tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam kehidupan nya.
E. Faktor-faktor Penyebab Hati Manusia Menjadi
Sakit (mati)
Dalam kitab Thibb al-Qulub, yang menjadi faktor penyebab hati
menjadi mati adalah :

1. Banyak bergaul dengan orang yang tidak baik. (Q.S. Al-


Furqon/25:25-28).
2. At-Tamannii (berangan-angan). Berangan-anagn identik dengan
menghayal. Menghayal itu impian tanpa usaha (ikhtiar).
3. Menggantungkan diri kepada selain Allah SWT. (Q.S.
Maryam/19:81).
4. Asy-syab’u (terlalu kenyang), makan dan minum yang berlebihan.
E. Faktor-faktor Penyebab Hati Manusia Menjadi Sakit

5. Terlalu banyak tidur. Hal ini akan mematikan hati, memberatkan


badan, menyia-nyiakan waktu dan dapat menimbulkan kemalasan dan
kelupaan. Meskipun demikian tidak semua tidur itu buruk. Sesuatu yang
berlebihan akan menghilangkan manfaat dan kebaikan didalamnya.

6. Berlebihan dalam melihat hal-hal yang tidak berguna. Hal ini akan
mempengaruhi kesucian hati.

7. Berlebihan dalam bicara. Hal ini dapat membuka pintu-pintu


kejelekan dan tempat masuk nya setan. Jikalau tidak mampu berbicara
yang baik, maka diam lebih baik.
F. Beragama Adalah Fitrah
• Kunci beragama pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat
dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.
Dalam Teologi Islam, manusia lahir dalam keadaan fitrah (suci). Suci
dari dosa dan telah beragama Islam. Tugas manusia adalah berupaya
agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hati nya hingga
kembali kepada Allah (Q.S.Arrum/30:30). Jika manusia hidup sesuai
fitrahnya maka dia akan bahagia. Sebaliknya, jika dia hidup tidak
sesuai dengan fitrahnya maka dia tidak akan bahagia.

• Agama yang sesuai dengan fitrah manusia adalah Islam, yang konsep
ajaran ketuhanannya adalah tauhidullah. (Pelajarilah Q.S. Ali
Imran/3:19, 83 dan 85)
G. Hal-hal yang Merusak Ketauhidan
Tauhidullah yang merupakan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan itu, menurut
Said Hawa, dapat rusak dengan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Sifat Al-Kibr (Sombong). (Q.S. Al-’araf/7:146).


2. Sifat Azh-Zhulm (Kezhaliman) dan Sifat Al-Kizb (Kebohongan). (Q.S. Ash-
shaff/61:7 & Q.S. Az-Zumar/39:3).
3. Sikap Al-Ifsad (Melakukan Perusakan). (Q.S. Al-Baqarah/2:27).
4. Sikap Al-Ghaflah (lupa atau lalai). (Q.S. Ar-Ra’ad/13:2&4., Q.S. Ali-
Imran/3:190-191., Q.S. Muhammad/47:26., Q.S. Al-Anbiya/21:12).
5. Al-Ijraam (berbuat dosa). (Q.S. Al-Muthaffifin/83:14 & Q.S. Al-Hijr/15:12-13).
6. Sikap Ragu Menerima Kebenaran. (Q.S. Al-An’am/6:110)
Himbauan dan Ajakan

• Marilah kita perangi kebodohan terhadap ajaran agama dalam diri kita dengan
meningkatkan semangat bertholabul ilmi dan mengamalkan nya di dalam
kehidupan sehari-hari dengan akhlak yang mulia. (Q.S. Attaubah/9:122)

• Marilah kita tingkatkan keimanan dan melaksanakan amal sholih sebagai


bentuk konkrit dari keimanan tersebut agar hal itu dapat memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat. (Q.S. An-nahl/16:97)

• Marilah kita tingkan ketaqwaan kita menjadi taqwa yang sesungguhnya dan
taqwa yang sebenar-benarnya dengan melaksanakan perintah-perintah Allah
dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. (Q.S. Ali-Imran/3:102)
Demikianlah
semoga bermanfaat.

Wassalamualaykum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai