Anda di halaman 1dari 35

MENGAPLIKASIKAN HAKIKAT DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY

LEARNING

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 9

1. EDIANTO SIANTURI (2213311017)


2. ELSA OCTAVIA SAMOSIR (2212311001)
3. REMINI HUTAGALUNG (2213111005)
4. YESIPA HIRANDA SAMOSIR (2213111068)

KELAS : REGULER A

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Dra.ROSDIANA SIREGAR, M.P.d.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KELOMPOK: 9

ELSA OCTAVIA SAMOSIR ( 2212311001) /MODERATOR

YESIPA HIRANDA SAMOSIR (2213111068) /PENYAJI 1

EDIANTO SIANTURI (2213311017) /PENYAJI 2

ii
REMINI HUTAGALUNG (2213111005) /PENYAJI 3 & NOTULEN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami berkat dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah pada
mata kuliah “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia” dengan tepat waktu. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.
yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan Makalah ini yang berjudul
“Mengaplikasikan hakikat dan Strategi Pembelajaran Inquiry Learning”.

Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian Makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan di waktu mendatang,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa adanya sarana yang membangun.

Demikianlah kata pengantar ini kami sampaikan. Penulis berharap pembaca


meluangkan waktunya untuk membaca makalah yang akan kami sajikan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, Febuari 2022

Kelompok 9

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................2

A. Latar Belakang ........................................................................................................2

BAB II PERMASALAHAN..............................................................................................4

A. Rumusan Masalah....................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................6

A. Pengertian Inquiry ..................................................................................................6


B. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry.............................................................6
C. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inquiry.................................................................7
D. Teori-teori yang Mendasari model Inquiry...........................................................8
E. Kelemahan dan kelebihan stategi pembelajaran Inquiry.........................................9
F. Pemecahan masalah atau kendala dalam strategi pembelajaran Inquiry.................10

BAB IV PENUTUP............................................................................................................16

A. Kesimpulan ..............................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................16
C. Lampiran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................25

KRITERIA PENILAIAN..................................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua
subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik,
objek didik, atau sebagai istilah lain dari siswa. Tugas dan tanggung jawab utama seorang
guru atau pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan
positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek
pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran.

Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan lainnya. Hingga
dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaning full) manakala
didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal
dengan inkuiri dikembangkan.

Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam pendekatan


konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaruan
pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inquiry, siswa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget
memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi
siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari
sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan. Metode inquiry yang di idintifikasi
sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.

2
BAB II
PERMASALAHAN

3
BAB II

PERMASALAHAN

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan Inquiry?
2. Apa saja karakteristik model pemebelajaran Inquiry?
3. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran Inquiry?
4. Apa saja teori-teori yang mendasari pembelajaran inquiry?
5. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari strategi pembelajaran inquiry?
6. Bagaiman pemecahan masalah atau kendala dalam strategi pembelajaran inqury?

B. Tujuan
1. Untuk menegtahui apa yang dimaksud dengan inquiry.
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dalam model pembelajaran inquiry.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis model pembelajaran inquiry.
4. Untuk mengetahui apa saja teori-teori yang mendasari pembelajaran inquiry.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pemecahan masalah atau kendala dalam
strategi pembelajarn inquiry.

4
BAB III
PEMBAHASAN &
TINJAUAN TEORI

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembeajaran Inquiry

Model pembelajaran inquiry merupakan suatu proses pembelajaran yang diawali


dengan kegiatan merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan
bukti, menguji hipotesis, menarik kesimpulan sementara, dan menguji kesimpulan
sementara tersebut sampai pada kesimpulan yang diyakini kebenarannya.

Hal terpenting dalam mengajar melalui inquiry adalah kemampuan


mengorganisasikan lingkungan pembelajaran untuk memfasilitasi kegiatan siswa serta
memberikan cukup bimbingan untuk memastikan setiap langkah kegiatan agar dapat
menemukan konsep dan prinsip. Guru melalui pembelajaran inquiry terbimbing harus
merancang pembelajaran inkuiri yang melibatkan siswa secara aktif di mana pada proses
awal pembelajaran guru memberi banyak bimbingan kemudian secara teratur
mengurangi frekuensi bimbingan.

Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman


tahun 1962 (Joyce and Well, 2009), untuk mengajar para siswa memahami proses
meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Ia menginginkan agar siswa bertanya
mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan kepada siswa prosedur dan
menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum.

Menurut Trianto (2010) Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Sedangkan menurut Hanafiah (2010), inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan


pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat
menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan prilaku.

Menurut Hamalik (2011) bahwa Pengajaran berdasarkan inquiry adalah suatu


strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu
atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan struktural kelompok. Berdasarkan pendapat tersebut, guru
berperan dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, dan siswa
menyelesaikan masalah secara diskusi kelompok dan menarik kesimpulan secara
mandiri.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry

6
Menurut Sanjaya (2014), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam
pembelajaran inquiry, yaitu:

a. Inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan
guru secara verbal didalam proses pembelajaran, tetapi siswa juga berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belajar). Dengan demikian, metode pembelajaran
inquiry menempatkan guru sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa.

c. Tujuan dari penggunaan inquiry dalam pembelajaran adalah mengembangkan


kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya dituntut
agar menguasai materi pelajaran dalam metode inquiry, akan tetapi bagaimana siswa
dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.

C. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inquiry

1. Inquiry terbimbing (Guided inquiry)

Inquiry terbimbing digunakan bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman


belajar dengan metode inquiry. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang
cukup luas. Inkuiri terbimbing berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa
dan memungkinkan siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tidak
hanya menjadikan guru sebagai sumber belajar. Siswa secara aktif akan terlibat dalam
proses mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data
untuk menarik suatu kesimpulan.

Penggunaan inquiry terbimbing (guided inquiry) memiliki beberapa keuntungan


untuk siswa (Kuhlthau, 2007) antara lain:

1. Siswa dapat mengembangkan ketrampilan bahasa, membaca dan ketrampilan


sosial.
2. Siswa dapat membangun pemahaman sendiri.
3. Siswa mendapat kebebasan dalam melakukan penelitian.
4. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan strategi
belajar untuk menyelesaikan masalah.

Selain itu, penggunaan inquiry terbimbing (guided inquiry) juga mempunyai


beberapa kelemahan antara lain.

 Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lama.

7
 Inquiry terbimbing (guided inquiry) sering bergantung pada kemampuan
matematika siswa, kemampuan bahasa siswa, keterampilan belajar mandiri dan
self-management.
 Siswa yang aktif mungkin tetap tidak paham atau mengenali konsep dasar,
aturan dan prinsip, serta siswa sering kesulitan untuk membuat pendapat,
membuat hipotesis, membuat rancangan percobaan dan menarik kesimpulan.

2. Inquiry bebas (free inquiry)


 Siswa melakukan sendiri penelitian seperti seorang ilmuan pada inkuiri bebas.
Siswa harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki pada pembelajaran. metode yang digunakan
adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu,
setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai misalnya sebagai koordinator
kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data dan pengevaluasian proses.

3. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)


 Guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur pada
pembelajaran berbasis inquiry. Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang
dan melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat.

D. Teori-Teori Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing


1. Teori Piaget

Menurut Piaget dalam Slavin (2006), perkembangan bergantung sebagian besar


bergantung pada sejauh mana anak aktif berinteraksi pada lingkungannya. Teori
perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan
kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem permaknaan
dan pemahaman tentang realitas melalui pengalaman dan interaksi.

2. Teori Perkembangan Social Vygotsky

Pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui pengajaran dan informasi


dari orang lain. Perkembangan melibatkan penghayatan anak terhadap tanda-tanda ini
sehingga sanggup berpikir dan memecahkan masalah (Slavin, 2006). Teori Vygotsky
beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan kemampuannya (zone of proximal development).

3. Teori Penemuan Jerome Bruner

Fokus dari pendekatan Bruner adalah pendekatan penemuan (discovery approach).


Bruner memberi dukungan teoritis pada pembelajaran penemuan (discovery learning),
yaitu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami
struktur dan ide-ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya keterlibatan aktif siswa
dalam pembelajaran, dan pembelajaran sejati datang melalui penemuan (Arends, 2009).

4. Teori Konstruktivisme John Dewey


8
Dewey dalam Kuhlthau (2007) menjelaskan bahwa pendidikan bukan sekedar
memberitahu dan diberitahu tapi sebuah sebuah proses aktif dan konstruktif.
Menurutnya pembelajaran sebagai proses kreatif dari penyelidikan, dimulai dengan
usulan karena informasi baru yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Siswa
melalui refleksi secara aktif merefleksikan informasi baru untuk membentuk ide-ide
mereka sendiri melalui proses pembelajaran yang secara bertahap menyebabkan
pemahaman mendalam.

Berdasarkan uraian di atas, Dewey menguraikan langkah-langkahnya dari berpikir


reflektif, yaitu

 mendefinisikan masalah.
 mengkondisikan masalah yang terkait, di mana siswa mengidentifikasi dan
menentukan masalah yang dihadapi.
 merumuskan hipotesis untuk memecahkan masalah.
 menguraikan nilai dari berbagai solusi dengan menimbang kemungkinan
hipotesis berikut dengan akibatnya.
 menguji ide-ide untuk memberikan solusi yang dipandang terbaik dari masalah
yang dihadapi. Dengan demikian, pendekatan ini mirip dengan metode ilmiah di
mana suatu hipotesis dapat diuji dan dirumuskan.

E. Kelemahan dan kelebihan Strategi Pembelajaran Inquiri

1. Kelebihan strategi pembelajaran inquiry meliputi sebagai berikut:

a.  Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.


b.  Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
c. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
d. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
e. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
jujur, objektif, dan terbuka.
f. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai
kelas.
g.  Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
h.  Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat
mengembangkan pendidikan demokrasi.
i.  Dalam diskusi inquiry, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan
pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.
j.  Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
k. Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
9
l. Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.

m. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan


siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
                          
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
a. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c.  Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit di implementasikan oleh
setiap guru.
e. Pembelajaran dengan inquiry memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila
siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
f.  Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi
dari guru apa adanya.
g. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi
informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
h. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang
aktif.
i. Pembelajaran inquiry kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda,
misalkan SD.
j. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.
k. Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan guru.
l. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran
ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
m. Pembelajaran akan kurang efektif  jika guru tidak menguasai kelas.

F. Pemecahan masalah atau kendala dalam strategi pembelajaran Inquiri

Pemecahan masalah dalam kendala strategi pembelajaran inquiry adalah sebagai


guru kita harus menerapkan cara dengan menyimbangkan situasi atau kondisi di setiap
kelas, karena kita tidak tahu bagaimana karakter dan kemampuan  siswa satu persatu
sehingga kita sebagai guru bisa menyimbangkan kemampuan siswa di dalam kelas yang
kita ajarkan tersebut.

10
Sebagai seorang guru kita dituntut untuk memberikan pendidikan yang luar biasa
agar siswa kita mengerti dan memahami apa yang kita ajarkan dan mencerdaskan siswa-
siswi kita agar mereka menjadi generasi penerus yang berkualitas.

BAB IV
PENUTUP

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran Inquiry adalah pembelajaran yang mempersiapkan siswa


pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis
untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sasaran
utama kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar, mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inquiry, Namun dalam penerapannya, pembelajaran inquiry ini memiliki
kelemahan seperti adanya kesulitan dalam mengontrol siswa.

Strategi pembelajaran inquiry menyatakan bahwa guru sebagai sumber belajar


bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang selalu
mengarahkan siswa dalam pembelajaran.

Siswa didesain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, tugas seorang guru
dalam mengelola siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi bermakna. Karena
dengan bermakna pengetahuan akan masuk kedalam pengetahuan mereka, sehingga
akan selalu terkenang oleh siswa. Siswa yang melakukan semuanya guru hanya
menyiapkan, karena murid yang melakukan maka pembelajaran akan menjadi
pengalaman yang bermakna untuk  siswa.

B.  Saran

Saran untuk para guru jika menggunakan strategi pembelajaran inquiry harus


mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki, karena
strategi pembelajaran inquiry ini sangat membutuhkan waktu yang panjang.

Karena makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan saran yang
membangun agar dapat bermanfaat bagi semua dan demi perbaikan makalah
selanjutnya.

16
LAMPIRAN

17
C. Lampiran

A. Buku fiksi

Judul buku : Strategi Pembelajaran Pedoman Untuk Guru Dan Calon Guru
ISBN : 978-602-8167-39-0.
Penulis : Mu'awanah
Diterbitkan : STAIN KEDIRI PRESS
JL. Sunan Ampel No. 07 Ngronggo Kediri, Jawa Timur

Judul buku :STRATEGI PEMBELAJARAN


Penulis : Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag.
Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING
Cetakan pertama: Oktober 2017
ISBN : 978-602-6462-90-9

Judul buku : Strategi Pembelajaran


Penulis : Sapuadi
Penerbit :Harapan Cerdas
Judul buku : STRATEGI PEMBELAJARAN\
Penulis : Dr. Siti Nurhasana, M.Pd
Dr. (Cdt) Agus Jayadi, M.Pd
Dr. Rika Sa’diyah, M.Pd
Syafrimen, M.Ed, Ph.D
Diterbitkan : EDU PUSTAKA
ISBN : 978-623-90461-7-0

18
C. Buku Online

Judul : Kajian Teoritis Beberapa Model Pembelajaran

Penulis : Desak Putu Eka Nilakusmawati

Ni Made Asih

Pembimbing : Ir. Komang, M.Math, ph.D.

Judul : inovasi model pembelajaran


Penulis : Nurdyansyah, M.Pd
Eni Fariyatul Fahyuni.M.Pd.
Penerbit : Nizamial Learning Center

D. Jurnal
1. Meta-analisis pengaruh model inquiry learning terhadap keterampilan berpikir kritis
pada mata pelajaran tematik.
2. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inquiry terhadap kecerdasan naturalis
atau usia dini di kabupaten.
3. Inovasi strategi pembelajaran inquiry dalam pembelajaran.
4. Analisis permasalahan guru terkait perangkat pembelajaran berbasis model inquiry
dan permasalahan siswa terkait kemampuan pemecahan masalah dalam
pembelajaran biologi di SMA.
5. Pengaruh inquiey learning dan problem-based learning terhdap hasil belajar PKKR
ditinjau dari motivasi belajar.

19
Bukti diskusi

Diskusi 1
Hari/tanggal : 14 februari 2022
Tempat: rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Metode pengajaran inquiry
2. Apa itu inquiry

Diskusi ke 2
Hari/tanggal : 16 februari 2022
Tempat : Rumah masing-masing
melalui zoom
Membahas mengenai :
1. Karekteristik pembelajaran iquiry
2. jenis-jenis model inquiry

20
Diskusi ke 3
Hari/tanggal: 17 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Teori-teori apa saja yang mendasari
pembelajaran inquiry
2. Bagaimana pemecahan masalah
dalam strategi inquiry

Diskusi ke 4
Hari/tanggal: 19 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Pembuatan ppt

21
Diskusi ke 5

Hari/tanggal: 21 februari 2022


Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Pembuatan ppt

Diskusi ke 6
Hari/tanggal: 22 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Kelemahan dalam strategi
pembelajaran inquiry
2. Kelebihan dalam strategi
pembelajaran inquiry

22
Diskusi ke 7
Hari/tanggal: 23 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Dua kasus yang timbul dari
permasalahan pembelajaran inquiry

Diskusi ke 8
Hari/tanggal: 24 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. Bagaimana cara penyelesaian dari
dua kasus pembelajaran model inquiri

23
Diskusi ke 9
Hari/tanggal: 25 februari 2022
Tempat: Rumah masing-masing melalui
zoom
Membahas mengenai:
1. kesimpulan dan saran dari materi
pembelajaran model inquiry
2. membuat lampiran di makalah

24
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi., Abu. 1995. Tehnik Belajar Yang Tepat. Semarang: Mutiara

Permata Widya.Arikunto, Suharsimi.2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamariah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumhur dan Moh.Surya.1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV.Ilmu.

Ermawati, Frieda Ulfah., dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif (Makalah). Jakarta : Dirjen Dikdasmen
Direktorat Diklanplan.

25
KRITERIA PENILAIAN

Prodi /Fakultas : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia/Fbs

Kelas : Reguler A

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 1 UNTUK KELOMPOK 9

N NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


O MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir
Ketua/Moderator

2 Yesipa Hiranda Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Samosir
(Penyaji 1)

4 Edianto Sianturi Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:

(Penyaji 2)

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung
(Penyaji 3 &
Notulen)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 2 UNTUK KELOMPOK 9

26
NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI
MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 3 UNTUK KELOMPOK 9

27
NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI
MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 4 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


28
MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 5 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
29
samosir/
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 6 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%

30
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 7 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator
31
2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 8 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/

32
Moderator

2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 10 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator
33
2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 11 UNTUK KELOMPOK 9

NO NAMA PENGUASAAN TAMPILAN KEKOMPAKA EVALUASI


MATERI 40% 30% N KELOMPOK PENILAIAN
30%
1 Elsa Ocavia Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
samosir/
Moderator

34
2 Yesipa Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:
Hiranda
Samosir/
Penyaji 1

4 Edianto Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Sianturi/
Penyaji 2

4 Remini Nilai: Nilai: Nilai: Nilai:


Hutagalung/
Penyaji 3 &
Notulen

35

Anda mungkin juga menyukai