Anda di halaman 1dari 11

SPB 1.

FILOSOFI DESA
“Keadilan dan kekuasaan harus dijalankan berbarengan, sehingga setiap
keadilan bisa berkuasa dan setiap apapun yang berkuasa bisa adil”
-Pascal
PERBEDAAN DESA LAMA DAN DESA BARU
Uraian Desa Lama Desa Baru
Payung Hukum UU 32/2004 dan PP 72/2015 UU No. 6/2014
Asas Utama Desentralisasi - residualitas Rekognisi – Subsiadiaritas
Kedudukan Sebagai Organisasi Pemerintah yang berada Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara Self
dalam system pemerintahan kabupaten (local governing community dan local self government.
state government)
Posisi dan peran kabupaten/kota Kabupaten/kota mempunyai wewenang yang Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang terbatas
besar dan luas dalam mengaturdan mengurus dan strategis dalam mengatur dan mengurus bidang
desa. urusan desa yang tidak perlu ditangani langsung oleh
pusat.
Delivery kewenganan dan program Target Mandat
Politik tempat Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek dari atas Arena: Desa sebagai arena bagi orang desa untuk
menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan dan kemasyarakatan.
Posisi dalam pembangunan Objek Subjek
Model pembangunan Government driven development atau Village driven development
community driven development
Kedudukan dan Fungsi BPD
No Komponen UU No. 32/2004 UU No. 6/2014
BPD Lembaga yang merupakan perwujudan Lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
demokrasi dalam penyelenggaraan anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
1. Definisi pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
pemerintahan desa. demokratis.
BPD Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Sebagai lembaga desa yang terlibat melaksanakan fungsi
2. Kedudukan desa. BPD berwenang dan ikut mengatur dan pemerintahan, tetapi tidak secara penuh ikut mengatur
mengurus desa. dan mengurus desa.

Fungsi hukum/legislasi kuat: Menetapkan peraturan Fungsi hukum/legislasi lemah: Membahas dan menyepakati
Fungsi hukum desa bersama Kepala Desa. Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.
3.
BPD sebagai kanal (penyambung) aspirasi  menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap Desa;
4. Fungsi politik pelaksanaan Peraturan Desa (Perdes) dan  melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Peraturan Kepala Desa.  Menyelenggarakan musyawarah desa.
MEMBANGUN DESA DAN DESA MEMBANGUN
Item/Isu Membangun desa (pembangunan perdesaan) Desa Membangun (pembangunan desa)
Pintu masuk Perdesaan Desa
Pendekatan Functional Locus
Level Rural development Village development
Isu dan konsep- Rural-urban linkage, market, pertumbuhan, Kemandirian, kearifan lokal, modal sosial, demokrasi,
konsep terkait lapangan pekerjaan, infrastruktur, kawasan, partisipasi, kewenangan, alokasi dana, gerakan lokal,
sektoral, dll. pemberdayaan, dll.
Level, skala dan Kawasan ruang dan ekonomi yang lintas desa. Dalam jangkauan skala dan yurisdiksi desa
cakupan
Skema kelembagaan Pemda melakukan perencanaan dan pelaksanaan Regulasi menetapkan kewenangan skala desa,
didukung alokasi dana khusus. Pusat melakukan melembagakan perencanaan desa, alokasi dana dan
fasilitasi, supervisi dan akselerasi. kontrol lokal.

Pemegang Pemerintah daerah Desa (pemerintah desa dan masyarakat)


kewenangan
MEMBANGUN DESA DAN DESA MEMBANGUN
(lanjutan..)
Item/Isu Membangun desa (pembangunan perdesaan). Desa Membangun (pembangunan desa)
Tujuan Mengurangi keterbelakangan, ketertinggalan, 1. Menjadikan desa sebagai basis penghidupan dan
kemiskinan, sekaligus membangun kesejahteraan. kehidupan masyarakat secara berkelanjutan 1.
Menjadikan desa sebagai basis penghidupan dan
kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.
2. Menjadikan desa sebagai ujung depan yang dekat
dengan masyarakat, serta desa yang mandiri.
Peran pemerintah Merencanakan, membiayai dan melaksanakan. Fasilitasi, supervisi dan pengembangan kapasitas desa
daerah.
Peran desa Berpartisipasi dalam perencanaan dan Sebagai aktor (subyek) utama yang merencanakan,
pengambilan keputusan membiayai dan melaksanakan.
Hasil  Infrastruktur lintasdesa yang lebih baik.  Desa menjadi ujung depan penyelenggaraan
 Tumbuhnya kota-kota kecil sebagai pusat pelayanan publik bagi warga
pertumbuhan dan penghubung transaksi ekonomi desa  Lumbung pangan desa, energi berbasis desa, desa
kota.
sayur, desa buah, desa wisata, dll.
 Terbangunnya kawasan hutan, collective farming,
industri, wisata, dll.
PEMERINTAHAN HIBRID

Desa telah menempatkan desa sebagai organisasi campuran (hybrid)


antara masyarakat berpemerintahan (self governing community)
dengan pemerintahan lokal (local self government), sehingga desa
berwajah ganda: pemerintahan dan masyarakat, atau berbentuk
pemerintahan masyarakat atau pemerintahan berbasis masyarakat.
• self governing community (Masyarakat berpemerintahan) adalah
komunitas lokal beyond the state, yang mengelola hidupnya
sendiri dengan menggunakan lembaga local (Mohammad Iskandar
Mardani, 2015).
• local self government (Pemerintahan local) adalah
Empat Cara pandang tentang “Otonomi Desa”

1. cara pandang legal formal desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Pandangan ini memposisikan
desa sebagai subyek hukum yang berhak dan berwenang membuat tindakan
hukum, membuat peraturan yang mengikat, menguasai tanah, membuat surat-
surat resmi, berhubungan dengan pengadilan, menyelenggarakan kerjasama, dan
lain-lain.
2. bentuk pengakuan negara terhadap eksistensi desa beserta hak asal-usul dan
adat-istiadatnya. Artinya negara tidak merusak, melainkan melindungi eksistensi
desa. Jika kita belajar pada sejarah, maka sudah seharusnya negara memberikan
pengakuan terhadap eksistensi desa, yang umurnya jauh lebih tua ketimbang
NKRI.
Lanjutan….

3. konsep self-governing community “kesatuan masyarakat


hukum”. Self-governing community , yang mengelola hidupnya
sendiri dengan menggunakan lembaga local
4. cara pandang romantis-lokalistik. Meski dalam UU tidak ada
rumusan tentang otonomi desa, tetapi wacana resmi, pelajaran
di sekolah maupun suara lokal sering menegaskan bahwa desa
memiliki “otonomi asli” berdasarkan asal-usul dan adat
setempat. Banyak guru mengajarkan bahwa otonomi desa adalah
“otonomi asli” sedangkan otonomi daerah adalah “otonomi
pemberian”. Ada kesan bahwa otonomi asli itu lebih terhormat
dan independen daripada status otonomi pemberian.
KEWENANGAN DESA DULU DAN SEKARANG
UU No. 32/2004 UU No. 6/2014
Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan Kewenangan berdasarkan hak asal usul.
hak asal-usul desa.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kewenangan lokal berskala Desa.
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya
kepada desa.
Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
perundangperundangan Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
diserahkan kepada desa. Daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Daftar positif kewenangan lokal berskala desa (sudah
diatur dalam Peraturan Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi No. 1/2015)
No Mandat Pembangunan Daftar Kewenangan Lokal
Posyandu, penyediaan air bersih, sanggar belajar dan seni,
1 Pelayanan dasar
perpustakaan desa, poliklinik desa.
Jalan desa, jalan usaha tani, embung desa, rumah ibadah,
Sarana dan
2 sanitasi dan drainase, irigasi tersier, dan lain-lain.
prasarana
Pasar desa, usaha kecil berbasis desa, karamba ikan,
lumbung pangan, tambatan perahu, wisata desa, kios,
3 Ekonomi local
rumah potong hewan dan tempat pelelangan ikan desa,
dan lainlain.
4 SDA dan lingkungan Hutan dan kebun rakyat, hutan bakau, dll.

Anda mungkin juga menyukai