Jadi, jiwa mempunyai tiga buah sifat, yaitu jiwa yang telah
menjadi tumpukan sifat-sifat yang tercela, jiwa yang telah
melakukan perlawanan pada sifat-sifat tercela, dan jiwa
yangtelah mencapai tingkat kesucian, ketenangan dan
ketentraman, yaitu jiwa muthmainnah. Dan jiwa muthmainnah
inilah yang telah dijamin Allah langsung masuk surga.
AKAL
Akal yang dalam bahasa Yunani disebut nous atau logos atau
intelek (intellect) dalam bahasa Inggris adalah daya berpikir yang
terdapat dalam otak, sedangkan “hati” adalah daya jiwa (nafs
nathiqah). Daya jiwa berpikir yang ada pada otak di kepala
disebut akal. Sedangkan yang ada pada hati (jantung) di dada
disebut rasa (dzauq). Karena itu ada dua sumber pengetahuan,
yaitu pengetahuan akal (ma’rifat aqliyah) dan pengetahuan hati
(ma’rifat qalbiyah). Kalau para filsuf mengunggulkan
pengetahuan akal, para sufi lebih mengunggulkan pengetahuan
hati (rasa).
Menurut para filsuf Islam, akal yang telah mencapai tingkatan
tertinggi –akal perolehan (akal mustafad)– ia dapat mengetahui
kebahagiaan dan berusaha memperolehnya. Akal yang demikian
akan menjadikan jiwanya kekal dalam kebahagiaan (sorga).
Namun, jika akal yang telah mengenal kebahagiaan itu berpaling,
berarti ia tidak berusaha memperolehnya. Jiwa yang demikian
akan kekal dalam kesengsaraan (neraka).
Adapun yang dimaksud hati di sini adalah hati dalam arti yang
halus, hati-nurani –daya pikir jiwa (daya nafs nathiqah) yang ada
pada hati, di rongga dada. Dan daya berfikir itulah yang disebut
dengan rasa (dzauq), yang memperoleh sumber pengetahuan
hati (ma’rifat qalbiyah). Dalam kaitan ini Allah berfirman,
“Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan
memahaminya.” (QS. 7:1-79).
Menurut sufi, hati yang bersifat nurani itulah sebagai wadah atau
sumber ma’rifat –suatu alat untuk mengetahui hal-hal yang Ilahi.
Hal ini hanya dimungkinkan jika hati telah bersih dari
pencemaran hawa nafsu dengan menempuh fase-fase moral
dengan latihan jiwa, serta menggantikan moral yang tercela
dengan moral yang terpuji, lewat hidup zuhud yang penuh taqwa,
wara’ serta dzikir yang kontinyu, ilmu ladunni (ilmu Allah) yang
memancarkan sinarnya dalam hati, sehingga ia dapat menjadi
Sumber atau wadah ma’rifat, dan akan mencapai pengenalan
Allah Dengan demikian, poros jalan sufi ialah moralitas.
Jika ruh menguasai akal pikiran maka akal pikiran akan menjurus
kesempurnaan di dalam pandangan dan dapat menentukan suatu
sikap atas dasar pertimbangan yang matang bagi perjalanan
hidupnya. Begitulah adanya, jika ruh singgah di telinga maka
mendengarlah ia, manakala ruh berkelebat melalui mata maka
memandanglah ia, dan ketika ruh bertamasya pada mulut maka
berhamburanlah kata-kata yang punya mulut, pun bila ruh
menjalar pada tangan maka bergeraklah ia meraba dan
mengusap, juga apabila ruh mengalir pada kaki maka dapatlah
melangkah tegap ataupun gontai. Begitu pula bila ruh meliputi
dan menguasai sel–sel yang bergerak ke seluruh peredaran darah
maka tampaklah gerak hidup jasmani.
Ada sebuah hadits dari Rasulullah, ketika Umar melihat dajjal dan
bermaksud membunuhnya, Rasulullah mencegah beliau.
Rasulullah mengatakan, Umar tidak akan mampu membunuhnya.
Yang akan menghadapi dajjal kelak adalah Nabi Isa as di akhir
zaman. Kenapa Nabi Isa as, bukan Umar atau bahkan bukan
Rasulullah? Karena, walaupun semua orang yang telah
dianugerahi Ruh Al-Quds tidak bisa lagi disentuh iblis, hanya Nabi
Isa-lah satu-satunya orang yang oleh Allah diberi kehormatan
sebagai manusia yang memiliki Ruh Al-Quds sejak hari
kelahirannya, bahkan sejak dalam kandungan. Kenapa bukan
Adam a.s.? Karena Adam as tidak pernah dilahirkan. Beliau
‘diciptakan’, dijadikan. Menghadapi dajjal adalah hak Nabi Isa a.s.
P.S. :
(2) Tahu asal kata ‘Hadits Qudsi’? Kenapa ada perkataan Allah
yang bisa disampaikan Nabi, tapi tidak ada dalam Qur’an?
Disebut ‘Hadits Qudsi’ karena ucapan-ucapan-Nya itu
disampaikan Allah lewat Ruh Al-Quds yang telah dianugerahkan
Allah ta’ala kepada orang tersebut.
(3) Plural dari ‘Ruh’ adalah ‘Arwah’. Karena semua Ruh langsung
berasal dari Allah dan langsung pula kembali kepada-Nya, maka
—TIDAK ADA— yang namanya ‘arwah gentayangan’. Tidak ada
roh yang gentayangan, apalagi penasaran. Yang ‘gentayangan’
itu jin, atau bisa juga iblis, mungkin.
QOLBU = INTI RUHANI
Allah berfirman:
Firman Allah:
Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang
berbaring tak berdaya, disitu terlihat syetan dengan leluasa
memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan
mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang keangkasa,
mengajaknya mi’raj keangan-angan panjang dan melupakannya
ketika badan sedang Shalat, sedang berwudhu’ dan membaca
AlQur’an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapaka kali
mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis
memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan
mengusir nya. Ia ghaib dan licik … ia berjalan melalui aliran darah
manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada
dalam fikiran, dan bahkan bersemayam didalam hati manusia.
Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan
gagal lagi …
Namun ada yang yang tidak “MATI”, yaitu diri sejati yang selalu
melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah “Bashirah” (Al
Qiyamah: 14),
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita
serahkan persoalan ini … kerumitan hati yang selalu ragu-ragu …
ketidak mampuan menahan syahwat yang bergolak keras …
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah
menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya
tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat
mesum … Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan
mengadukannya keadaan syahwatnya yang terus menerus
mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan
rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian
didalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari
perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan
mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahy tatkala
mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan
perbuatan baik dan ikhlas .
Allah berfirman:
HAKEKAT DIRI
Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nûr 24). Ruh al-Quds yang
dicipta langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya
yang sangat murni, yang memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.
Lalu Ruh al-Quds (Sirr) yang sudah dibalut dengan Ruh as-
Sulthany (Fu’ad) diturunkan ke alam level-3, yaitu alam malakût.
Namun alam malakut lebih materialized daripada alam-alam
sebelumnya, dan apa yang ada di dalamnya akan mudah
terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds meskipun sudah dibalut
dengan Ruh as-Sulthany. Oleh sebab itu sebelum diturunkan ke
alam malakut, Ruh al-Quds yang sudah dengan Ruh as-Sulthany,
dibalut lagi dengan Rûh ar-Rûhâny. Ruh lapis ketiga ini disebut
juga Qalbu.
1. AlamRûh(Nafs)
2. Lâhût Rûh al-Quds Sirr
3. Jabarût Rûh as-Sulthany Fu’ad
4. Malakût Rûh ar-Rûhâny Qalbu
5. Mulki Rûh al-Jismâny Rûh
Diri (nafs) kita yang hakiki dalah diri yang berwujud ruh (jiwa).
Tubuh biologis kita hanyalah cangkang atau wadah bagi diri kita
yang sesungghnya, yaitu ruh. Di dalam rûh ada qalbu, di dalam
qalbu ada fuâd dan di dalam fuad ada sirr. Sirr adalah rahasia.
Sirr berisi rahasia-rahasia Allah untuk orang itu berupa sifat-sifat
Allah, rencana dan takdir Allah. Sirr terhubung langsung dengan
Allah SWT.
Dikenal pula istilah lubb yang jamaknya albâb. Surat Ali Imran
ayat 130* menyebut Uli al-Albâb sebagai individu yang selalu
berdzikir, berfikir, dan beribadah. Apa arti lubb? Kalau kita
menebang sebatang pohon, lalu kita perhatikan penampang
potongannya, akan terlihat di bagian tengah dari batang pohon
itu ada bagian yang berwarna kecoklatan. Itulah inti dari batang
pohon tersebut. Arab menyebutnya lubb.
Qalbu adalah lubb bagi ruh. Intinya ruh adalah qalbu, intinya
qalbu adalah fu’ad, dan intinya fuad adalah sirr. Sirr adalah inti
dari segala inti, yang mengandung rahasia dari segala rahasia,
sehingga disebut Sirr al-Asrar (secret of the secrets). Namun
untuk tahap permulaan mempelajari tashawuf cukuplah orang
memahami ruh dan intinya saja, yaitu qalbu.
Inti ruh yang menjadi pusat diri manusia adalah qalbu. Di dalam
Bahasa Arab dikenal ada 2 macam qalbu; qalbu jismaniah berupa
gumpalan daging yaitu jantung, dan qalbu ruhaniah yang dalam
Bahasa Indonesia disebut hati nurani. Di dalam qalbu ruhaniah
inilah terletak fithrah (sifat-sifat asli dari Tuhan) berupa
kesadaran, perasaan, kecerdasan, iman dan iradah. Jadi, sejak
diturunkan dari sisi Allah, si manusia ruhaniah itu qalbunya tidak
kosong. Karena di dalam qalbu itu Allah SWT sudah
menempatkan potensi-potensi dasar spiritual (fithrah), bibit
iman, moralitas, ilmu dan kemerdekaan.
Dan dalam hadist lain yang sangat indah dan sangat populer
dikalangan dunia tasawuf:
“Takhallaquu biakhlaqillah”
FITHRAH: Iman
Moralitas
“Demi diri (manusia) dengan segala kesempurnaannya, lalu
Tuhan mengilhamkannya tentang kejahatan dan ketaqwaan.”
(QS. Asy-Syams, 91:7-8)
1. Hawa Nafsu
2. Iblis
“Wahai Adam, maukah engkau kutunjukkan pada Pohon
Keabadian (Status Quo) dan Kejayaan Tanpa Batas
(Keserakahan).”(At-Thaahaa, 20:120)
Kesimpulan
Syahwat perut;
Syahwat kemaluan;
Syahwat kalam;
Syahwat tidur.
Oleh : : Admin
Hal ini tentunya bukan merupakan satu hal yang ‘baru’. Karena
hal ini sudah dinyatakan dalam Al Qur’an dan pada prakteknya
sudah dicontohkan secara kongkrit oleh Rasulullah saw 14 abad
yang lalu. Kesehatan yang hakiki agar dapat mencapai
kebahagiaan yang hakiki, yaitu keseimbangan antara kesehatan
jiwa dan jasad. Kebaikan dunia dan akhirat.
Ketika kesadaran akan hal ini timbul dalam diri kita, maka kita
akan segera mengetahui manakah yang lebih penting, memenuhi
kebutuhan jasad kita atau jiwa kita. Faktanya, banyak di antara
mereka yang kebutuhan akan jasadnya (materil) sudah terpenuhi
tetapi dalam kehidupannya mereka tidak bahagia, atau bahkan
mereka hidup tersiksa, di amerika sendiri, pola hidup sehat
secara fisik sudah banyak dilakukan, tetapi masih banyak pula
yang terkena penyakit kanker. Keseimbangan, adalah hal yang
sangat penting untuk dilakukan, dan tentunya, kita hanya akan
melakukannya untuk jasad sesuai dengan proporsinya, sesuai
dengan episodenya, karena nanti, jasad akan kembali ke bumi,
hanya jiwalah yang akan melanjutkan perjalanannya. Dan untuk
melakukan perjalanan, tentunya jiwa memerlukan bekal ‘
kesehatan’ yang cukup.
Sudahkah kita memiliki hal itu…?
Ibnu Sina
Segi – segi kejiwaan pada Ibnu Sina pada garis besarnya dapat
dibagi menjadi dua segi yaitu :
Keabadian Jiwa.
Al-Ghazali
]23[ ﺔﻳﻀﺮﻤ ﺔﻳﻀﺍﺭ ﻚﺒﺮ ﻰﻟﺇ ﻲﻌﺠْﺮ ﺍ ♦ ﺔﻨﺌﻣﻄﻣﻠﺍ ﺲﻓﻧﻠﺁ ﺎﻬﺗﻳﺃ ﺎﻳ
Alfarabi
Pemikiran al-Farabi yang lain adalah tentang jiwa. Menurutnya,
jiwa berasal dari pancaran Akal X (Jibril). Hubungan antara jiwa
dan jasad hanya bersifat accident (‘ardhiyyah), artinya ketika
fisik binasa jiwa tidak ikut binasa, karena substansinya berbeda.
Jiwa manusia disebut al-nafs al-nāthiqah (jiwa yang berpikir)
yang berasal dari alam Ilahi, sedang jasad berasal dari alam
khalq yang berbentuk , berkadar, bergerak, dan berdimensi.
َحِد يُث اْبِن َع َّباٍس َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َ :أَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى
ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َك اَن َيُقوُل ِإَذ ا َقاَم ِإَلى الَّص اَل ِة ِم ْن َج ْو ِف الَّلْيِل
الَّلُهَّم َلَك اْلَحْم ُد َأْنَت ُنوُر الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض َو َلَك اْلَحْم ُد َأْنَت
َقَّياُم الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض َو َلَك اْلَحْم ُد َأْنَت َر ُّب الَّس َم َو اِت
َو اَأْلْر ِض َو َم ْن ِفيِهَّن َأْنَت اْلَح ُّق َوَو ْع ُد َك اْلَح ُّق َو َقْو ُلَك اْلَح ُّق
َو ِلَقاُؤ َك َح ٌّق َو اْلَج َّنُة َح ٌّق َو الَّناُر َح ٌّق َو الَّساَع ُة َح ٌّق الَّلُهَّم َلَك
َأْس َلْم ُت َو ِبَك آَم ْنُت َو َع َلْيَك َتَو َّك ْلُت َو ِإَلْيَك َأَنْبُت َو ِبَك َخ اَصْم ُت
َو ِإَلْيَك َح اَك ْم ُت َفاْغ ِفْر ِلي َم ا َقَّد ْم ُت َو َأَّخ ْر ُت َو َأْس َر ْر ُت
* َو َأْع َلْنُت َأْنَت ِإَلِهي اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت
Artinya : “Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya:
Sesungguhnya apabila Rosululoh s.a.w bangun pada malam hari
untuk mendirikan sembahyang, baginda akan berdoa:
ُهَّللا ُنوُر الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض َم َثُل ُنوِرِه َك ِم ْش َك اٍة ِفيَها ِم ْص َباٌح
اْلِم ْص َباُح ِفي ُز َج اَجٍة الُّز َج اَج ُة َك َأَّنَها َك ْو َك ٌب ُد ِّر ٌّي ُيوَقُد ِم ْن
َش َجَرٍة ُم َباَر َك ٍة َزْيُتوَنٍة اَل َش ْر ِقَّيٍة َو اَل َغْر ِبَّيٍة َيَك اُد َزْيُتَها
ُيِض يُء َو َلْو َلْم َتْمَس ْس ُه َناٌر ُنوٌر َع َلى ُنوٍر َيْهِد ي ُهَّللا ِلُنوِرِه
َم ْن َيَش اُء َو َيْض ِرُب ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َو ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم
Artinya : “Alloh (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Alloh, adalah seperti sebuah lubang yang
tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya),
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Alloh
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan
Alloh memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nur : 35)
َأَلْم َتَر َك ْيَف َضَرَب ُهَّللا َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َكَش َجَرٍة َطِّيَبٍة َأْص ُلَها
)ُتْؤ ِتي ُأُكَلَها ُك َّل ِح يٍن ِبِإْذ ِن24( َثاِبٌت َو َفْر ُع َها ِفي الَّس َم اِء
)25( َر ِّبَها َو َيْض ِرُب ُهَّللا اَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَع َّلُهْم َيَتَذ َّك ُروَن
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon
itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Alloh membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (Q.S. Ibrohiim : 24:
25)
…. َو اَّتُقوا َهَّللا َو ُيَع ِّلُم ُك ُم ُهَّللا َو ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم
اَّلِذ ي َجَعَل َلُك ْم ِم َن الَّش َج ِر اَأْلْخ َض ِر َناًرا َفِإَذ ا َأْنُتْم ِم ْنُه ُتوِقُد وَن
Artinya : “yaitu Alloh yang menjadikan untukmu api dari kayu
yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu
itu.”(Q.S. Yasin : 80)
َفَلَّم ا َج اَء َها ُنوِدَي َأْن ُبوِرَك َم ْن ِفي الَّناِر َو َم ْن َح ْو َلَها َو ُس ْبَح اَن ِهَّللا
َر ِّب اْلَع اَلِم يَن
Artinya : “Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia:
“Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu,
dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Alloh,
Tuhan semesta Alam”. (Q.S. An-naml : 8)
Qalb yang suci bagaikan bola lampu kristal yang jernih dan
tampak titik apinya, tempat bertemunya minyak dan api, dari
luarnya diterangi oleh cahaya iman sedangkan di dalamnya
diterangi ruh suci (Ruh Amr). Sehingga terberkatilah dua rumah
yaitu rumah jiwa dan rumah jasad oleh cahaya-cahaya tersebut.
Lampu jiwa ini adalah cahaya-cahaya pemandu dan sumber
kekuatan (Sulthan) bagi nafs sebagai hakikat sejati Hamba, fokus
utama pendididkan Illahi tujuan alam semesta dihamparkan, agar
mi’raj menembus tujuh lapis langit ruhani, untuk ma’rifatullah.
Maka yang disebut Hamba Alloh, cahaya Alloh atau Insan Kamil
itu adalah Hamba yang telah dinyalakan Api Jiwanya oleh Alloh
Swt, telah diperkuat oleh Cahaya Ilmu dan Cahaya Ma’rifat.
Hamba seperti inilah memiliki struktur seperti yang digambarkan
surat An-Nur ayat 35, cahaya di atas cahaya.
Mari kita awali dengan salah sati ayat dalam Al-Qur’an Surah
Shaad [38]: 71-73, yang terjemahannya sebagai berikut:
Ingatlah ketika Tuhan mu berfirman kepada
malaikat:Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari
tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadianya, maka Ku
tiupkan kepadanya Ruh Ku. Maka hendaklah kamu tunduk
bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud
semuannya.
Kita juga bisa melihat pada ayat lain. Allah menjelaskan tentang
penciptaan jiwa (nafs) di dalam Surah Asy Syams [91]: 7-10,
yang terjemahannya dapat kita baca sebagai berikut: Dan demi
nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan
kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan
sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya.
Selain itu, kita juga dapat menelusuri penjelasan Allah tentang
kejadian jasad (jisim) dalam Al- Quran Surah Al-Mukminun [23]:
12-14, yang artinya sebagai berikut: Dan sesungguhnya Kami
telah menciptkan manusia dari saripati dari tanah, Kemudian
jadilahlah saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang
kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-
tulang ini Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
dia makhluk berbentuk lain, maka maha suci Allah. Pencipta yang
paling baik.
Jasad atau jisim adalah angggota tubuh manusia yang terdiri atas
mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan lain sebagainya. Ia
dijadikan atau berasal dari tanah liat yang dalam proses
penciptaan termasuk dalam derejat paling rendah di bandingkan
api dan nur. Kondisi dan sifatnya dapat mecium, meraba, dan
melihat segala sesuatu yang ada di depannya, terutama yang
bersifat material. Dari jasad ini timbullah kecenderungan dan
keinginan yang disebut Syahwat. Ini dijelaskan dalam Al-Quran
Surat Ali Imran [3]: 14, yang artinya: Dijadikan indah pada
pandangan manusia , merasa kecintaan apa-apa yang dingininya
(syahwat) iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang bertimbun
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatan ternakan
dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah tempat sebaik-baik kembali.
Ayat tentang Jiwa (Nafs)
Sukma-Raga
Jiwa-Raga
Ini pendapat Al-Hasan Bashri dan Qatadah. Jibril disebut pula Ar-
Ruh di bebagai tempat dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah SWT
surah Asy-Syura; 193); “Al-Qur’an dibawa turun oleh Ar-Ruhul
Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad).”
Juga firmanNYa surah Maryam:17 ; “Lalu kami mengutus roh
ciptaan kami (Jibril) kepadanya (Maryam).” Sementara itu, Jibril
sendiri berkata pada ayat lain, surah Maryam (64), “Dan tiadalah
kami (Jibril) turun kecuali dengan perintah Tuhanmu.”
HAKIKAT ROH
Jadi yang keluar dari tubuh manusia ketika mati bukan roh, tetapi
nyawa atau nafs. Menurut Dr. Mustafa Mahmud, dalam bukunya
terjemahaan Al-Qur’an Kainun Hayyun, nafs merasakan kematian
tetapi tidak mati.
Ia merasakan kematian pada saat keluar dari badan. Nafs sudah
ada sebelum manusia lahir, dan akan ada sepanjang hayat.
Setelah jasad mati dan nafas keluar, ia akan kembali lagi kepada
jasadnya di hari kiamat.
Wujud nafs sebelum lahir dapat diketahui dari firman Allah, surah
Al-A’raf (172), “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-cucu Adam dari sulbi (pinggang) mereka, dan
Allah mengambil kesaksian terhadap nafs mereka seraya
berfirman, ‘Bukan aku ini Tuhanmu?’ mereka menjawab,’ Benar
(engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”
Kata nafs selalu merujuk kepada makhluk, tetapi ada juga yang
menunjuk kepada “Nafs Tuhan” (termasuk ayat mtasyabihat,
ayat yang belum diketahui secara pasti pengertian), seperti
firman-Nya, surah Al-an’am:12),
1. ROH IDOFI ( ROH ILOFI ) : adalah roh yang sangat utama bagi
manusia. Roh idofi juda disebut “Johar Awal Suci”. Karena Roh
inilah maka manusia dapat hidup. Bila roh tersebut keluar dari
raga, maka manusia akan mati. Roh ini sering disebut “NYAWA” .
Roh Idofi merupaka sumber dari roh-roh lainnya. Kalau saja roh
Idofi ini keluar dari raga manusia, pastilah roh-roh lainnya pun
akan turut serta. Tetapi sebaliknya kalau salah satu roh dari roh
yang delapan buah itu keluar, maka roh Idofi akan tetap tinggal.
Dan manusia itu tetap masih hidup. Bagi mereka yang sudah
sampai pada iradat Tuhan atau kebatinan tinggi, tentu akan
menjumpai roh ini dengan penglihatannya. Dan wujudnya mirip
diri sendiri, baik rupa, suara maupun segala sesuatunya.
Bagaikan berdiri dicermin saja. Meskipun roh-roh yang lain juga
demikian, tetapi kita dapat membedakan dengan roh yang satu
ini. Alam nya roh Idofi berupa cahaya (nur) terang benderang
dan rasanya sejuk tentram ( bukan dingin ). Tentu saja kita bisa
menjumpainya bila sudah mencapai tinggkat “INSAN KAMIL”.
6.ROH RAHMANI : Roh Ini dibawah pengaruh Roh Idofi Pula. Roh
ini disebut juga ROH PEMURAH. Karena diambil dari kata
“Rahman” yang artinya pemurah. Roh ini mempengaruhi manusia
bersifat social, suka memberi.
7.ROH JASMANI : Roh Ini dibawah pengaruh Roh Idofi Pula roh
ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia. Karena
adanya roh jasmani maka manusia dapat merasakan sakit,lesu,
segar dan lain sebagainya. Bila roh ini keluar dari tubuh maka
ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Wujudnya sama
dengan kita, hanya saja berwarna merah.
8.ROH NABATI : Roh Ini dibawah pengaruh Roh Idofi Pula. Roh ini
mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan.
9.ROH HEWANI : ialah roh yang menjaga raga kita. Bila roh
hewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkuta akan
tidur. Bila kita sedang bermimpi maka Roh Hewani itulah yang
menjumpainya. Jadi mimpi itu hasih kerja Roh Hewani yang
mengendalikan otak manusia. Ini dibawah pengaruh Roh Idofi.
Jadi kepergian Roh Hewani Kepergian dan kehadirannya diatur
oleh roh Idofi.
DAHSYATNYA PIKIRAN POSITIF
Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri anda sendiri. Anda
menjadi mudah curiga. Anda menjadi tidak bahagia. Sebaliknya,
kalau anda berpikir positif, maka anda akan menikmati hadiah itu
dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati.
Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada saya”. Hidup
akan menjadi baik kalau anda memandangnya dari segi yang
baik. Berpikir baiklah tentang diri sendiri. Berpikir baiklah tentang
orang lain. Berpikir baiklah tentang keadaan. Berpikir baiklah
tentang Tuhan. Dampak berpikir baik seperti itu akan anda
rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa
dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi
menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
Apa yang anda alami hari ini adalah dampak dari pikiran anda
kemarin. Apa yang akan anda alami esok hari adalah dampak
dari pikiran anda hari ini. Pikiran yang sedang anda bayangkan
saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan anda. Anda
berpikir bisa atau tidak bisa, dua-duanya akan benar. Bila anda
berpikir bisa, maka anda bisa. Tetapi bila anda berpikir tidak bisa,
maka anda tidak bisa.
Jika anda mengubah cara berpikir anda, kehidupan anda pun ikut
berubah. Jika pikiran anda berubah ke arah positif maka
kehidupan anda menuju arah yang positif. Sekali anda dapat
merangkul sepenuhnya kekuatan pikiran anda, kekuatan itu akan
mengubah cara anda menjalani kehidupan. Tak akan ada yang
dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk
mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini
yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.
Semua orang mempunyai potensi kekuatan pikiran. Tapi tak
semua tahu dan mampu mengaktifkannya untuk mendapatkan
manfaat yang luar biasa. Berpikir itu akan melahirkan
pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan dan prinsip. Pikiran
juga bisa menjadi penyebab penyakit kejiwaan dan fisik. Pikiran
bahagia membuat anda bahagia, pikiran sengsara membuat anda
sengsara. Pikiran takut membuat anda takut, dan pikiran berani
membuat anda berani.
Berpikir Positif
Anda jangan segan untuk dimintai tolong oleh orang lain. Jangan
segan pula untuk meminta tolong kepada orang lain. Nilai ini
sangat diperlukan karena pada dasarnya manusia adalah mahluk
sosial yang secara harfiah dalam hidupnya saling memerlukan
bantuan dan isi mengisi, karena tidak ada seorang pun yang
sempurna.
1. Mencela,
2. Mengkritik,
1. Rendah diri.
2. Ketidaktahuan.
3. Generalisasi.
4. Salah persepsi.
5. Menganggap masalah secara permanen.
6. Mempertahankan status quo.
7. Obyek pikiran negatif.
8. Realitas.
9. Saya tidak bisa.
10. Alasan tersembunyi.
1. Keyakinan.
2. Kontrol diri.
3. Kohesi.
Semua bunga esok hari ada dalam benih hari ini. Semua hasil
esok hari ada dalam pikiran hari ini ~ Aristoteles. Kalimat apa
yang sering anda keluarkan dari mulut anda? Seberapa sering
anda mengatakannya? Itu semua sangat mempengaruhi hidup
anda dari waktu ke waktu. Kata-kata adalah awal pembentukan
sugesti pada diri anda. Dan dari sugesti itulah dapat terbentuk
diri anda seperti sekarang ini.
1. Melihat positif.
2. Berbicara positif.
3. Mendengar positif.
4. Bertindak positif.
5. Berpikir kreatif.
6. Self-talk.
7. Biasa menjadi luar biasa.
8. Melihat ke depan.
9. Berpikir mungkin.
Walau sugesti yang anda katakan terasa tidak nyata bagi anda
sekarang, tidaklah mengapa, karena pikiran sadar anda melihat
bahwa hal yang anda katakan itu sedang tidak ada pada diri anda
sekarang. Tetapi ketika semakin sering anda mengatakan sugesti
yang anda bentuk itu, lama kelamaan hal itu akan menjadi suatu
kebiasaan bagi diri anda, dan lambat laun anda akan meyakini
sugesti yang sering anda ucapkan. Ingat, kuncinya selalu di sini
adalah emosi atau perasaan anda.
Saat kita berdiri, kita melihat dunia ini tegak semua. Saat kita
berbaring, kita melihat dunia ini miring semua. Saat kita berdiri
dengan dua tangan dan kaki di atas, kita melihat dunia ini
terbalik. Saat mata kita terpejam seakan dunia ini tidak ada. Saat
kita pusing kita melihat dunia ini oleng. Dunia terlihat sesuai
dengan kondisi kita, padahal tidak ada perubahan pada dunia
tersebut.
Teknik Sugesti
Teknik Afirmasi
Meskipun kita memiliki tubuh yang sehat, tetapi jika kita tetap
berkata-kata yang negatif bahwa kita tidak mampu, tidak
berharga untuk menerima berkat Tuhan dan bahkan mengutuk
diri kita bahwa kita layak mendapatkan hukuman karena masa
lalu kita, akhirnya kita akan memiliki harga diri yang rendah dan
tidak dapat berjalan sesuai dengan gambar yang Tuhan miliki
tentang kita. Apa yang kita isi ke dalam roh dan pikiran kita
sangatlah penting karena itu menentukan apa yang keluar dari
mulut kita. Jika kita mengisi roh dan pikiran kita dengan pikiran
negatif, kita akan mengucapkan hal-hal negatif. Kita harus
mengucapkan kata-kata berkat kepada diri kita dan kita akan
memakan buah dari kata-kata kita. Ketika kita mengucapkan
kata-kata positif setiap hari, maka kita akan segera melihat
gambar diri kita berubah menjadi lebih baik. Kita akan merasa
lebih baik, lebih percaya diri, lebih ramah, dan menarik banyak
orang yang berpikiran positif kepada kita. Kita juga harus
mendengarnya berulang kali.