2. DAYA-DAYA RUHANI
a) Ragam Daya Ruhani
Al-Ghazali dan Ibn Sina (980-1037) menyebut tiga jiwa
dengan al-nafs al-nabatiyah, al-nafs al-hayawaniyah
dan al-nafs al-natiqah/al-nafs al-insaniyah. Manusia
sesungguhnya adalah makhluk integrasi antara
fenonema materi (al-nafs al-nabatiyah) dan immateri
(al-nafs alnatiqah), dengan al-nafs al-hayawaniyah
adalah substansi pengantara antara keduanya. Jika
tumbuh kembangnya aspek fisiologis ditentukan oleh
al-nafs alnabatiyah, maka perkembangan aspek ruhani,
sangat ditentukan oleh kesucian dan ketajaman al-nafs
al-natiqah. Sedangkan kualitas al-nafs al-hayawaniyah
menjadi penentu kualitas aspek fisiologis dan ruhani
secara bersamaan.
Al-Syahwat
Nafsu syahwat adalah segala keinginan yang
berkaitan dengan seksualitas, makanan, materi,
kedudukan/ jabatan dan prestise. Natur nafsu
syahwat selalu rakus dan berhasrat bila melihat
lawan jenis, makanan, materi, kekuasaan.
Al-Ghadhab
Nafsu ghadab (daya marah) adalah daya
agresivitas yang berfungsi sebagai penjamin
keamanan, sehingga setiap individu dapat tetap
survive. Daya agresifitas atau emosi ini sangat
penting untuk dapat maraih setiap yang dinginkan
syahwat baik berupa makanan, kekayaan, jabatan
dan lawan jenis yang menentukan kelangsungan
hidup setiap individu. Ibn Miskawaih
menyebutnya dengan al-nafs al-syabu’iyah (jiwa
kebuasan) yang merupakan sumber kemarahan,
penentangan, keberanian, ingin berkuasa, ingin
pangkat dan jabatan dan berbagai kesempurnaan
lainnya. Berbeda dengan al-Ghazali, ia
menganggap pusat daya ini berada di hati.
2) Al-‘Aql
Dua makna dasar dijelaskan al-Ghazali ketika
menjelaskan al-’aql dalam Ihya`, yaitu pertama, al-
‘aql adalah ilmu tentang hakikat persoalan-
persoalan. Maka akal dalam konteks ini adalah
gambaran dari sifat ilmu yang tempatnya di dalam
hati. Adapun makna kedua, al-aql adalah yang
menyerap ilmu pengetahuan. Dia ini adalah al-qalb
yakni sesuatu yang halus.
3) Al-Qalb
Sebagaimana al-nafs, al-‘aql dan al-rûh, kata al-qalb
oleh al-Ghazali dibedakan atas dua makna yakni:
Daging berbentuk buah sanaubar yang terletak di
dada sebelah kiri yaitu daging khusus yang di
dalamnya ada lubang, dan di dalam lubang itu ada
darah hitam yang merupakan sumber ruh (dalam
arti jiwa sensitif) dan tambangnya (pembuluh
darah). Hati dalam makna ini ada pada binatang
bahkan ada pada mayat dan karena ia hanyalah
sepotong daging yang tidak ada kemulyaannya
dan termasuk alam materi (‘alam al-mulki wa
alsyahâdah) karena binatang dapat
mengetahuinya dengan indra penglihatannya,
lebih-lebih manusi
Sesuatu yang halus, bersifat ketuhanan
(rabbaniyah), bersifat ruhani dan berkaitan
dengan hati jasmani. Hati ini adalah hakikat
manusia. Dialah yang menyerap, mengetahui,
mengenal dari manusia, yang diajak bicara (oleh
Allah), yang disiksa, yang dicela dan yang dituntut.
Kaitannya dengan hati jasmani itu seperti kaitan
perangai yang baik dengan tubuh dan sifat-sifat
dengan yang disifati, atau kaitannya pemakai alat
dengan alatnya atau seperti orang yang
menempati suatu tempat dengan tempatnya.
1. Al-nafs
Daftar materi bidang studi 2. Al-‘aql
2 yang sulit dipahami pada 3. Al-qalb
modul 4. Al-ruh
5. Al-sirr