Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INSTITUSI HUKUM DI INDONESIA

Peran Baznas Dalam Melindungi Kelompok Rentan Dan Mengurangi


Kesenjangan (Studi Baznas Kabupaten Mojokerto)

Dosen pengampu: Dr. H. Supriadi, MH.

Disusun oleh:

Nada Silvia

Wahyu Atsmaruddin

PROGRAM MAGISTER AL-AHWAL AL SYAKHSHIYYAH


PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan zakat di Indonesia sebelum tahun 90-an memiliki


beberapa ciri khas, seperti diberikan langsung oleh muzakki. Jika melalui
amil zakat hanya terbatas pada zakat fitrah dan zakat yang diberikan pada
umumnya hanya bersifat konsumtif untuk keperluan sesaat. Jenis zakat
hanya terbatas pada harta-harta yang secara eksplisit dikemukakan secara
rinci dalam Al-Qur’an maupun Hadits Nabi.

Dalam pemberdayaannya, zakat tidak hanya dapat dimanfaatkan


untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, tetapi juga untuk sesuatu yang
bersifat produktif. Dengan pemanfaatan zakat untuk kegiatan yang
produktif akan memberikan income (pemasukan) bagi para penerima zakat
dalam kelangsungan hidupnya. Para penerima zakat akan terbantu untuk
mendapatkan lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan
bagi dirinya dan keluarganya dan selanjutnya berdampak bagi
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu, apabila zakat dikelola dengan baik, zakat dapat
dipergunakan sebagai sumber dana yang potensial yang berasal dari
masyarakat sendiri dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat. Pengelola zakat ini akan optimal apabila dapat
dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah, masyarakat dan
lembaga pengelola zakat.

Dalam lima belas tahun terakhir ini, perkembangan pengelola zakat


di Indonesia bisa dibilang menggembirakan. Jika sebelum tahun 1990-an
pengelola zakat masih bersifat terbatas, tradisional dan individu, setelah
memasuki era baru. Unsur-unsur profesionalisme dan manajemen modern
mulai diterapkan. Salah satu indikatornya adalah bermunculannya badan-
badan dan lembaga-lembaga amil zakat baru yang menggunakan
pendekatan-pendekatan baru yang berbeda dengan yang sebelumnya.
Pada akhir dekade 1990-an tepatnya pada tahun 1999, pengelolaan
zakat mulai memasuki level Negara, setelah sebelumnya hanya berkuat
pada tataran masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan disahkannya
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelola zakat. Undang-
Undang inilah yang menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat di
Indonesia. Kemudian dikeluarkan lagi Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Dalam upaya pengumpulan zakat, pemerintah telah mengukuhkan


Badan Amil Zakat (BAZ), yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk
oleh pemerintah, yang personalia pengurusannya terdiri atas ulama,
cendikiawan, profesional, tokoh masyarakat, dan unsur pemerintah.
Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk
oleh masyarakat, yang pengukuhannya dilakukan oleh pemerintah bila
telah memenuhi persyaratan tertentu. Lembaga-lembaga ini ditugaskan
sebagai lembaga yang mengelola, mengumpulkan, menyalurkan, dan
pemberdayaan para penerima zakat dari dana zakat.

Disamping Lembaga Amil Zakat (LAZ) tersebut, pemerintah juga


membentuk suatu Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) pemerintah di
Jakarta, yaitu: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Dengan berdirinya
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga pengelola zakat
tingkat nasional yang dinisbahkan dapat melakukan peran koordinatif
diantara lembaga pengelola zakat dan diharapkan bisa terbangun sebuah
sistem zakat nasional yang baku, yang bisa diaplikasikan oleh semua
pengelola zakat.

Pada Oktober 2006 sudah berdiri satu Badan Amil Zakat Tingkat
Nasional (BAZNAS), 32 Badan Amil Zakat tingkat provinsi dan tidak
kurang dari 330 Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota.1

1
Ayu Novita Sari, Sejarah Perkembangan Baznas Dalam Pemberdayaan Masyarkat
Muslim Kota Bengkulu, skripsi, diakses pada selasa, 29 Maret 2022.
PEMBAHASAN

A. Profil BAZNAS Kabupaten Mojokerto

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan


satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden
RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan
menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin
mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan
pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan
sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah satu-satunya Badan


Resmi Pengelolaan Zakat, Infaq, & Sedekah yang dibentuk Pemerintah (Ulil
Amri) berdasarkan amanat Undang-Undang No.23 Thn. 2011 guna
memfasilitasi keabsahan Ibadah Zakat serta mengoptimalkan manfaat demi
kesejahteraan & Martabat Umat dengan prinsip Legal, Profesional,
Transparan, Amanah dan Berkaidah Syariah. 2

BAZNAS Kabupaten Mojokerto sebagai lembaga pemerintah non


struktural yang berada pada tingkat Kabupaten yang diberi tugas sebagai
lembaga pengumpul Zakat, Infaq, dan Sedekah di wilayah Kabupaten
Mojokerto. BAZNAS Kabupaten Mojokerto yang saat ini beada di Jln. A.
Yani No.16 Mojokerto 61318.3

Pendirian BAZNAS Kabupaten Mojokerto berfungsi memudahkan


pemerintah dalam membantu mengelola zakat sesuai dengan UU
Nomer 23 tahun 2011, BAZNAS mengeluarkan Peraturan Nomer 3 tahun

2
BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional, https://baznas.go.id, diakses pada selasa 29
Maret 2022
3
Ayu, BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Mojokerto,
https://baznnaskabmojokerto.or.id, diakses pada selasa, 29 Maret 2021.
2014 terkait Organisasi dan Tata Kerja BAZNAS Kabupaten atau Kota.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto menindaklanjuti peraturan tersebut dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Mojokerto Nomer
188.45/567/HK/416-012/2018 pada tanggal 20 Desember 2018 tentang
pendirian BAZNAS Kabupaten Mojokerto.4 Sebelumnya, Kabupaten
Mojokerto pernah memiliki BAZ yang berada dalam pengawasan
Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto, namun pada tahun 2017
kekosongan kepemimpinan menyebabkan BAZ Kabupaten Mojokerto tidak
aktif hingga akhirnya dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Mojokerto tentang
Pendirian BAZNAS Kabupaten Mojokerto sehingga BAZNAS di Kabupaten
Mojokerto kembali aktif. 5

B. Peran Dan Fungsi Baznas

Setelah terbitnya Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor 1


Tahun 2016 tentang pengelolaan zakat, secara praktis, otoritas tunggal
pengelolaan zakat nasional hanya dipegang oleh BAZNAS. Masyarakat boleh
melakukan pengelolaan zakat asalkan mendapat izin dari pemerintah, dengan
syarat dan ketentuan yang berlaku.

Dalam UU tersebut, juga disebutkan fungsi BAZNAS: Dalam


melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, BAZNAS
menyelenggarakan fungsi:

(a) perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat


(b) pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

4
Shinta Lintang Nurillah, Ach. Yasin, Analisis Peran Baznas Dalam Melindungi Kelompok
Rentan Dan Mengurangi Kesenjangan (Studi Kasus Baznas Kabupaten Mojokerto), Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, Vol (07), 2, tahun 2021.

5
Shinta Lintang Nurillah1*), Ach. Yasin2), Analisis Peran Baznas Dalam Melindungi Kelompok
Rentan Dan Mengurangi Kesenjangan (Studi Kasus Baznas Kabupaten Mojokerto), Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 7(02), 2021, 1128-1139
(c) pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
(d) pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

Dengan demikian, BAZNAS memiliki tugas dan fungsi, yaitu


mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat yang di
kumpulkan oleh umat Islam. Objek yang menjadi sasaran dalam penerimaan
dan pengumpulan oleh Badan Amil selain zakat terdapat pula infak dan
sedekah. Salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan, masyarakat
muslim ingin memanfaatkan dana zakat. Usaha dalam menanggulangi
problem kemiskinan ini, bukanlah suatu hal yang mengada-ada, temporer,
setengah hati, atau bahkan hanya sekedar mencari perhatian. Pengurangan
angka kemiskinan, bagi Islam, justru menjadi asas yang khas dan sendi-sendi
yang kokoh. Hal ini dibuktikan dengan zakat yang telah dijadikan oleh Allah
SWT sebagai sumber jaminan hak-hak orang-orang fakir dan miskin Itu
sebagai bagian dari salah satu rukun Islam.

1. Visi Baznas “Menjadi lembaga utama menyejahterakan ummat.”


2. Misi Baznas
a) Membangun baznas yang kuat, terpercaya, dan modern sebagai
Lembaga pemerintah non structural yang berwenang dalam
pengelolaan zakat
b) Memaksimalkan literasi zakat nasional dan peningkatan
pengumpulan ZIS-DSKL secara masif dan terukur
c) Memaksimalkan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS-DSKL
untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan
umat, da mengurangi kesenjangan sosial
d) Memperkuat kompetensi, profesionalisme, integritas, dan
kesejahteraan amil zakat nasional secara berkelanjutan
e) Modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat nasional dengan
sistem manajemen berbasis data yang kokoh dan terukur
f) Memperkut sistem perencanaan, pengendalian, pelaporan,
pertanggung jawaban, dan koordinasi pengelolaan zakat secara
nasional
g) Membangun kemitraan antar muzakki dan mustahik dengan
semangat tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaaan
h) Meningkatkan sinergi dan kolaborasai seluruh pemangku
kepentingan terkait untuk pembangunan zakat nasional
i) Berperan aktif dan menjadi referensi bagi Gerakan zakat dunia
3. Tujuan Baznas
a) Terwujudnya baznas sebagai Lembaga pengelola zakat yang kuat,
terpercaya, dan modern
b) Tewujudnya pengumpulan zakat nasinal yang optimal
c) Terwujudnya penyaluran ZIS-DSKL yang efektif dalam
pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan umat, dan
pengurangan kesenjangan sosial
d) Terwujudnya profesi amil zakat nasional yang kompeten,
berintegritas, dan sejahtera
e) Terwujudnya sistem manajemen dan bisnis data pengelolaan zakat
nasional yang mengadopsi tekologi mutakhir
f) Terwujudnya perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan
pertanggung jawaban pengelolaan zakat dengan Kelola yang baik
dan terstandar
g) Terwujudnya hungan saling tolong menolong dan dalam kebaikan
dan ketaqwaan antara muzakki dan mustahik
h) Terwujudnya sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku
kepentingan terkait dalam pembangunan zakat nasional
i) Terwujudnya Indonesia sebagai center ofexcellence pengelolaan
zakat dunia
4. Sasaran Baznas
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada muzakki, mustahik, dan
stakeholder lainnya
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat
melalui OPZ resmi
c) Meningkatkan pertumbuhan pengumpulan zakat nasional
d) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada mustahik dan penerima
manfaat ZIS-DSKL
e) Meningkatkan manfaat ZIS-DSKL dalam upaya pengentasan
kemiskinan, kesejahteraan umat,dan pengurangan kesenjangan
sosial
f) Meningkatka kualitas dan pelaksanaan standar kompetensi kerja
nasional Indonesia (SKK-NI) sector zakat
g) Mendorong pembentukan dan pengembangan asosiasi propesi amil
zakat Indonesia
h) Membangun merit system dalam pengelolaan SDMami zakat pada
OPZ
i) Mengembangkan sistem manajemen dan basis data pengelolaaan
zakat nasional
j) Memperkuat infrastruktur teknologi informasi dalam menunjang
operasional pelayanan baznas dan LAZ
k) Memperkuat basis data muzakki, muztahika, dan amil zakat
nasional
l) Memperkuat riset untuk pengembangan produk dan kebijakan
pengelolaan zakat secara nasional
m) Mengenbangkan sistem perencanaan zakat nasional dengan tata
Kelola yang baik dan terstandar
n) Mengenbangkan sistem pengendalian zakat nasional dengan tata
Kelola yang baik dan terstandar
o) Mengembangkan sistem peloporan dan pertanggung jawaban
pengelolaan zakat nasional dengan tata Kelola yang baik dan
terstandar
p) Pengembangkan program partisipasi muzakki dan mustahik dalam
pengelolaan zakatpengembangkan sinergi dan kolaborasi OPZ
dalam sosialisasi dan edukasi zakat nasional
q) Mengembangkan sinergi dan kolaborasi OPZ dalam
pendistribusian dan pendayagunaan zakat nasional
r) Mengembangkan sinergi dan kolaborasi pengelolaan zakat nasional
dengan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
s) Mengembangkan sinergi dan kolaborasi pengelolaan zakat nasional
dengan pihak swasta dan Lembaga non pemerintah
t) Meningkatkan pengakuan masyarakat dunia atas pengelolaan zakat
indonesia6
C. Peran Baznas Kabupaten Mojokerto Dalam Melindungi Kelompok Rentan
Dan Mengurangi Kesenjangan.

Kembalinya BAZNAS di wilayah Kabupaten Mojokerto merupakan


hal yang sangat baik dalam membantu pemerintah untuk mengurangi
kesenjangan yang ada utamanya di wilayah Kabupaten Mojokerto. Menurut
BPS Kabupaten Mojokerto (Juni, 2020) penduduk muslim di wilayah
Kabupaten Mojokerto sebesar 1.125.760 jiwa dari penduduk keseluruhan
sebesar 1.159.593 jiwa.7 Sementara itu terkait dengan kelompok rentan
(penduduk miskin) yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto.

penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto sebesar antara 100 ribu jiwa


sampai dengan 120 ribu jiwa sementara penduduk muslim di Kabupaten
Mojokerto sebesar 1.125.760 jiwa artinya dengan banyaknya penduduk
muslim di Kabupaten
Mojokerto merupakan suatu potensi yang besar dalam optimalisasi
penghimpunan dan penyaluran dana zakat di Kabupaten Mojokerto.

6
BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional, https://baznas.go.id, diakses pada selasa 29 Maret
2022
7
Dispenduk Capil Kab. Mojokerto, 2020
Sementara itu terhitung sejak BAZNAS Kabupaten Mojokerto
resmi beroperasi pendapatan BAZNAS Kabupaten Mojokerto dari Januari
tahun 2020 hingga Januari tahun 2021 Dari data tersebut terlihat terdapat
ketimpangan
pemasukan zakat dilihat dari penurunan tajam grafik pendapatan dana zakat
bulan Desember tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 290.717.338 di bulan Januari
2021 hanya mendapat Rp. 1.350.000.

Strategi BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam penyaluran dana


Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yaitu dengan menjalankan program Gerakan
Filantropi dengan adaptasi 8 asnaf dikembangkan dengan 5 gerakan, tasarruf
atau tekanannya” Adapun beberapa program tersebut diantaranya :

1) Kabupaten Mojokerto PEDULI, merupakan program yang dijalankan oleh


BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam misi kemanusiaan. Adapun
program diantaranya : Santunan Rutin Fakir Dhu’afa’, Bedah Rumah
Tinggal Dhu’afa’, Tanggap Siaga Bencana, Rantang Rangsum Dhu’afa’
2) Kabupaten Mojokerto SEHAT, merupakan program yang dijalankan oleh
BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam misi Kesehatan. Adapun program
diantaranya : Bantuan Biaya Kesehatan, Klinik Pengobatan Gratis
Mustahiq,
Bakti Sosial Pengobatan, Pendampingan Pola Hidup Sehat.
3) Kabupaten Mojokerto CERDAS, merupakan program yang dijalankan
oleh BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam misi meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM) di wilayah Kabupaten Mojokerto. Adapun program
diantaranya : Bantuan Beasiswa SD/MI – SMP/MTs, Bantuan Guru
Ngaji/Tutor Bimbel Gratis, Bedah Layak Sarana Madrasah/Sekolah,
Program Satu Keluarga Satu Sarjana.
4) Kabupaten Mojokerto TAQWA, merupakan program yang dijalankan oleh
BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam misi mengembangkan aqidah serta
akhlaq. Adapun program diantaranya : Khidmad Syi’ar Cinta Yatim,
Da’wah Kampung Rawan Aqidah, Bedah Layak Sarana Ibadah, Khidmat
Majid,
Training Motivasi Taqwa.
5) Kabupaten Mojokerto MAKMUR, merupakan program yang dijalankan
oleh BAZNAS Kabupaten Mojokerto dalam misi meningkatkan kreatifitas
serta memberdayakan mustahiq. Adapun program diantaranya: Bantuan
Wirausaha Berbasis Jamaah, Bantuan Alat/Modal Kerja, Kampung
BAZNAS Berdaya, Training Keterampilan Usaha.

Dari kelima strategi penyaluran dana zakat yang ada BAZNAS


Kabupaten Mojokerto sejauh ini yang terlaksana diantaranya :

1) Santunan Rutin Fakir Dhu’afa’ atau pemberian dana kepada mustahiq


konsumtif sebesar Rp. 100.000 setiap bulan;
2) Bedah Rumah Tinggal Dhu’afa’, Tanggap Siaga Bencana seperti
Kebakaran salah satunya dilaksanakan di Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto;
3) Klinik Pengobatan Gratis Mustahiq yang dilaksanakan di Kecamatan
Bangsal dan Kecamatan Pacet pada tahun 2019-2020;
4) Syi’ar Cinta Yatim;
5) Bantuan Alat atau Modal Kerja atau pemberian dana kepada KKM
(Komunitas Keluarga Madani).

Sejauh ini dengan dana yang ada BAZNAS Kabupaten Mojokerto


belum dapat menjalankan strategi penyaluran Kabupaten Mojokerto Cerdas
dikarenakan masih terkendala dengan dana yang dihimpun disetiap bulannya.
Maka dari itu dalam hal penyaluran dana zakat BAZNAS Kabupaten
Mojokerto masih berfokus pada pemberian bantuan dana secara langsung
kepada Kelompok Rentan yang masih terkendala dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Al-Syatibi dalam Subagiyo (2016)
mengenai kebutuhan dasar manusia ada 3 macam yaitu Dharuriyat, Hajiyat,
Tahsiniyat. BAZNAS Kabupaten Mojokerto dengan potensi yang ada untuk
melindungi serta mengurangi kesenjangan pada kelompok rentan
endahulukan kebutuhan dasar Dharuriyat. Dimana hal ini sebelumnya telah
dijelaskan oleh Allah SWT pada Surah Al-Baqarah Ayat 179 :

Artinya : “Dan dalam pembalasan (Qisas) terdapat suatu jaminan


kehidupan bagi kamu, maka orang yang berakal hal tersebut agar kamu
bertakwa”(Q.S. Al-Baqarah Ayat 179)

Makna dari ayat tersebut menjelaskan tujuan dharuriyat adalah tujuan


utama mencapai keabadian bagi manusia, kelima kebutuhan dharuriyah ini
harus dapat terpenuhi, jika salah satu kebutuhan tersebut diabaikan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan. 8 BAZNAS Kabupaten
Mojokerto dalam mengelola zakat dapat dikatakan sudah sesuai dan cukup
baik mengingatberbagai program yang telah berjalan sedikit banyak telah
membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto dalam Melindungi
Kelompok Rentan dan Mengurangi Kesenjangan di Kabupaten Mojokerto
meskipun dampaknya masih belum terlihat optimal.

Ketepatan peran BAZNAS Kabupaten Mojokerto sebagai pelaksana


program baik penghimpunan maupun penyaluran zakat dan kelompok rentan
dengan kriteria yang sudah disebutkan pada bab sebelumnya menurut penulis
dalam segi penghimpunan zakat BAZNAS Kabupaten Mojokerto telah
melakukan upaya-upaya penghimpunan yang cukup baik diantaranya dengan
mendirikan UPZ, bersinergi dengan LAZ, mengadakan sosialisasi tentang
optimalisasi fungsi kelembagaan dan target penghimpunan zakat, infaq, dan
shodaqoh pada bulan Juni tahun 2020, akan tetapi peneliti juga menemukan
beberapa hal yang dapat menjadi bahan evaluasi BAZNAS Kabupaten
Mojokerto, diantaranya :

8
Subagiyo, R. (2016). Konsep Kebutuhan dalam Islam. (2), 19–31.
1) BAZNAS Kabupaten Mojokerto masih terkonsentrasi dengan dana yang
dihimpun di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten
Mojokerto, padahal kendala besar yang dihadapi adalah belum ada
Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto terkait yang mengharuskan ASN
untuk wajib berzakat di BAZNAS Kabupaten Mojokerto.
2) Pencatatan penghimpunan dan penyaluran dana ZIS yang masih belum di
informasikan secara transparan setiap bulannya melalui platform
terkait menyebabkan minimalnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada
BAZNAS Kabupaten Mojokerto.
3) Menambah jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dibagian
penghimpunan (Fundrising)
4) Membuat aplikasi pengumpul zakat atau berkolaborasi dengan platform
dompet digital yang sudah ada untuk memudahkan pembayaran sehingga
dari segi penghimpunan dapat lebih maksimal.

Dalam penyaluran dan pendayagunaan zakat, BAZNAS Kabupaten


Mojokerto telah melakukan upaya yang sangat baik diantaranya membentuk
relawan untuk menguatkan kapasitas tim dalam melayani kelompok rentan.
Sementara itu dari segi ketepatan penerima dana BAZNAS telah tepat
memberikan bantuannya kepada Mustahiq dengan Kriteria yang telah
ditetapkan oleh BAZNAS Kabupaten Mojokerto. Kriteria lain menurut
Ahmad Farhan9 dalam Al-Quran disebutkan bahwa ada beberapa orang yang
dikategorikan sebagai kelompok rentan, diantaranya; lanjut usia (Q.S. AlIsra’
Ayat 23), janda miskin (Q.S. Al-Baqarah Ayat 240), berkebutuhan khusus
atau cacat fisik (Q.S. AlBaqarah Ayat 177) dijelaskan lebih lanjut hal
terpenting dari suatu kriteria adalah tetap memiliki korelasi dengan konsep
kelompok rentan.

9
Farhan, A. (2015). Al-Quran Dan Keberpihakan Kepada Kaum Duafa. Jurnal Imiyah
Syi’ar, 15(2), 1–16
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terkait Peran Baznas dalam Melindungi


Kelompok Rentan dan Mengurangi Kesenjangan (Studi Kasus Baznas
Kabupaten Mojokerto) dapat disimpulkan :

1. Dalam melindungi Kelompok Rentan upaya yang dilakukan oleh


BAZNAS Kabupaten Mojokerto sejauh ini sudah baik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya kriteria penerima bantuan BAZNAS seperti KKM, dan
Mustahiq Konsumtif, hal ini menunjukkan bahwa BAZNAS Kabupaten
Mojokerto memiliki target mustahiq yang jelas. Sehingga kedepan jika
dalam penghimpunan Zakat, Infaq, dan Sedekah bisa lebih optimal yang
tentu akan berdampak baik bagi kelompok rentan yang mendapat bantuan
dana dari BAZNAS Kabupaten Mojokerto.
2. Dalam mengurangi Kesenjangan di Kabupaten Mojokerto BAZNAS
Kabupaten Mojokerto dengan data yang ada saat ini belum dapat
dikatakan mampu untuk mengurangi kesenjangan. Hal ini jika dilihat
kembali dengan data penduduk miskin menurut (BPS, 2020) di wilayah
Kabupaten Mojokerto sebesar 100 ribu jiwa sampai dengan 120 ribu jiwa
namun penduduk yang telah mendapat bantuan dari BAZNAS kurang
lebih 1000 orang dari berbagai kriteria, artinya masih 0,0086% belum
mencapai 1% dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada.
Daftar Pustaka

Ayu Novita Sari, 2022, Sejarah Perkembangan Baznas Dalam

Pemberdayaan Masyarkat Muslim Kota Bengkulu

Ayu, 2021. BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Mojokerto,

https://baznnaskabmojokerto.or.id,

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional, 2022. https://baznas.go.id,

Dispenduk Capil Kab. Mojokerto, 2020

Farhan, A. (2015). Al-Quran Dan Keberpihakan Kepada Kaum Duafa.

Jurnal Imiyah Syi’ar, 15(2),

Shinta Lintang Nurillah, Ach. Yasin, 2021. Analisis Peran Baznas Dalam

Melindungi Kelompok Rentan Dan Mengurangi Kesenjangan (Studi Kasus

Baznas Kabupaten Mojokerto), Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol (07)

Shinta Lintang Nurillah1*), Ach. Yasin2), Analisis Peran Baznas Dalam

Melindungi elompok Rentan Dan Mengurangi Kesenjangan (Studi Kasus Baznas

kabupaten Mojokerto), Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), 2021, 1128-1139

Subagiyo, R. (2016). Konsep Kebutuhan dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai