DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP .......................................................................... I-1-1
1.2. KAIDAH UMUM ..................................................................................................... I-2-1
1.3. PENGERTIAN ....................................................................................................... I-3-1
BAB II KEBIJAKAN
2.1. KEBIJAKAN UMUM PENGUMPULAN DANA DAN PENGELOLAAN MUZAKI ....... II-1-1
2.2. KEBIJAKAN PELAYANAN MUZAKI DAN PROMOSI ............................................. II-2-1
2.3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN MELALUI KANAL PENGUMPULAN DANA .............. II-3-1
2.4. KEBIJAKAN PROMOSI PENGUMPULAN ZIS-DSKL ............................................. II-4-1
2.5. KEBIJAKAN PENGUATAN PENGUMPULAN ZAKAT NASIONAL .......................... II-5-1
2.6. KEBIJAKAN PENGADMINISTRASIAN ZIS-DSKL OLEH
LEMBAGA DILUAR NERACA ................................................................................ II-6-1
I-1-1
PENDAHULUAN
010.1.2
I-2-1
PENDAHULUAN
010.1.3
1.3. PENGERTIAN
1.3.1. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan
pengelolaan Zakat secara nasional.
1.3.2. Badan Amil Zakat Nasional Provinsi/Kabupaten/Kota selanjutnya disebut BAZNAS Daerah
adalah pengelola zakat resmi yang dibentuk pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
1.3.3. LAZ adalah Lembaga Amil Zakat, pengelola zakat resmi yang dibentuk oleh masyarakat yang telah
mendapatkan rekomendasi izin dari BAZNAS dan izin dari Kementerian Agama RI. LAZ terdiri dari
LAZ Nasional, LAZ Provinsi, dan LAZ Kabupaten/Kota.
1.3.4. UPZ BAZNAS adalah Unit Pengumpul Zakat, unit yang dibentuk oleh BAZNAS untuk melaksanakan
kegiatan pengumpulan zakat di dalam negeri dan di luar negeri, dan melakukan perbantuan
penyaluran sesuai dengan peraturan BAZNAS tentang UPZ.
1.3.5. OPZ adalah Organisasi Pengelola Zakat, yaitu BAZNAS dan LAZ.
1.3.6. Selain OPZ Resmi adalah pengelola zakat selain BAZNAS dan LAZ, yaitu
masjid/lembaga/yayasan/pondok pesantren/panti asuhan yang mengelola ZIS-DSKL sebagaimana
diatur dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
1.3.7. Pengumpulan ZIS-DSKL adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi,
dan BAZNAS Kabupaten/Kota untuk mendapatkan ZIS-DSKL dari masyarakat baik dalam maupun
luar negeri melalui berbagai cara yang diperkenankan oleh syariah.
1.3.8. Pengadministrasian ZIS-DSKL diluar neraca adalah upaya pencatatan terhadap ZIS-DSKL yang
nyata adanya di luar OPZ resmi yang dicatat dan dilaporkan kepada BAZNAS.
1.3.9. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat. Jenis dana
yang diterima dari Muzaki adalah zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya
termasuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) ke BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS
Kabupaten/Kota.
1.3.10. Dana adalah zakat, infak, sedekah, dan dana-dana sosial keagamaan lainnya termasuk dana CSR
(Corporate Social Responsibility), Infak/Hibah Operasional, BL (Bina Lingkungan) BUMN, dan
sponsorship baik dari dalam dan luar negeri.
1.3.11. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
1.3.12. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk
kemaslahatan umum.
1.3.13. Sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha untuk
kemaslahatan umum.
1.3.14. Dana Sosial Keagamaan Lainnya yang selanjutnya disebut DSKL adalah dana sosial keagamaan
dalam Islam antara lain nazar, amanah, harta pusaka yang tidak memiliki ahli waris, kurban, kafarat,
fidyah, iwadh, hibah, dana yang tidak boleh diakui sebagai pendapatan (TBDSP), CSR, harta sitaan
serta biaya administrasi peradilan di pengadilan agama, dan DSKL lainnya.
1.3.15. Amil Zakat adalah seseorang atau sekelompok orang yang diangkat dan/atau diberi kewenangan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah dan/atau
pemerintah daerah, dan/atau seseorang yang mendapat mandat dari pimpinan Pengelola Zakat
untuk mengelola zakat.
I-3-1
PENDAHULUAN
010.1.3
1.3.16. Kode Etik Amil Zakat yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah satu kesatuan landasan, norma,
moral, dan etik mengenai kepatutan dan kepantasan yang sesuai dengan No.1 tahun 2018 tentang
Kode Etik Amil Zakat yang menjadi pedoman perilaku dan wajib dipatuhi serta dilaksanakan oleh
seluruh Amil Zakat.
1.3.17. Konter Layanan Tetap adalah tempat layanan pembayaran ZIS-DSKL yang tetap dan dikelola
sendiri oleh BAZNAS.
1.3.18. Konter Layanan Tidak Tetap adalah tempat layanan pembayaran ZIS-DSKL di lokasi yang tidak
permanen dan bisa bersifat sementara waktu di lokasi yang disewa atau disediakan oleh institusi
yang sudah melakukan kerjasama dengan BAZNAS.
1.3.19. Program ZIS adalah program yang dibuat dalam rangka pendistribusian dan pendayagunaan ZIS.
1.3.20. Prospek adalah calon Muzaki perorangan maupun lembaga yang berpotensi membayar zakat,
infak, dan/atau sedekah ke BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota.
1.3.21. Bukti Setor Zakat selanjutnya disebut BSZ adalah tanda terima setoran zakat yang dikeluarkan
oleh BAZNAS kepada Muzaki dan dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.
1.3.22. Bukti Setor Infak/Sedekah selanjutnya disebut BSIS adalah tanda terima setoran Infak/Sedekah
perorangan maupun badan termasuk Kurban dan CSR yang dikeluarkan oleh BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota kepada Muzaki.
1.3.23. Nomor Pokok Wajib Zakat selanjutnya disebut NPWZ adalah nomor identitas Muzaki yang
dikeluarkan oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota dan dapat digunakan
sebagai pengurang penghasilan kena pajak.
1.3.24. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik.
1.3.25. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang
dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh
orang yang mampu memahaminya sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik.
1.3.26. Tanda Tangan Elektronik adalah tandatangan yang terdiri atas informasi elektronik yang
dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat
verifikasi dan autentikasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi danTransaksi Elektronik.
1.3.27. Alat Peraga Pengumpulan ZIS-DSKL adalah sarana informasi berisi ajakan berzakat, infak,
sedekah, informasi tentang produk ZIS/Non ZIS dan program penyaluran ZIS BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota berupa antara lain: brosur, leaflet, stiker, buku, majalah,
spanduk, umbul-umbul, poster digital, video, infografis, dan pesan suara dll.
1.3.28. Landing Page adalah suatu halaman website yang dikunjungi oleh pengunjung yang memberikan
tautan khusus kepada website BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota. Legal
Opinion adalah sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan padanan aplikasi bagi para pengacara
atau pengertian pendapat hukum yang berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para pihak
terkait sesuai dengan fakta-faktanya.
I-3-2
PENDAHULUAN
010.1.3
1.3.29. Payroll System adalah mekanisme pemotongan ZIS dilakukan secara otomatis difasilitasi oleh
transaksi perbankan atau sistem penggajian di perusahaan atau tempat pemberi kerja.
1.3.30. Perjanjian Kerja Sama yang selanjutnya dapat disebut PKS adalah kesepakatan tertulis antara
BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota dengan Mitra, yang mengakibatkan
adanya hak dan kewajiban antara para pihak yang mengadakan perjanjian yang pelaksanaannya
dijamin oleh hukum.
1.3.31. Kerja Sama adalah suatu program yang dilaksanakan oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan
BAZNAS Kabupaten/Kota dengan Mitra untuk mencapai tujuan bersama yang merupakan
implementasi dari perjanjian kerja sama atau melalui kesepakatan kedua belah pihak secara tertulis.
1.3.32. Mitra adalah kementerian, lembaga, perusahaan nasional dan asing, yayasan, koperasi, organisasi
nasional dan internasional, atau pihak lain yang bekerja sama dengan BAZNAS, BAZNAS Provinsi,
dan BAZNAS Kabupaten/Kota untuk tujuan pengumpulan ZIS-DSKL.
1.3.33. Dokumen Kerja Sama adalah dokumen tertulis yang dibuat oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan
BAZNAS Kabupaten/Kota dengan Mitra sebagai landasan hukum kerja sama, dapat berupa
Kesepakatan Awal/Letter of Intent (LoI), Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding
(MoU), Perjanjian Kerja sama (PKS), dan/atau Surat Perintah Kerja (SPK).
1.3.34. Dokumen TBO (to be obtained) adalah dokumen yang masih belum lengkap segala
persyaratannya, sehingga tuntas dijalankan instruksi/pelaksanaannya akibat satu dan lain hal,
sehingga masih perlu dipantau hingga penyelesaiannya.
1.3.35. Kesepakatan Awal/Letter of Intent (LoI) adalah risalah kesepakatan awal untuk mempersiapkan
dokumen Nota Kesepahaman/MoU.
1.3.36. Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) adalah naskah kesepakatan
untuk melaksanakan kerja sama yang ditandatangani oleh para pelaku kerja sama.
1.3.37. Platform Digital Pelayanan ZIS-DSKL adalah penyelenggaraan layanan ZIS-DSKL berbasis
teknologi informasi untuk mengajak, memudahkan dan melayani pengguna secara langsung melalui
sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet dalam melaksanakan penunaian ZIS-
DSKL.
1.3.38. Platform Pelayanan Eksternal Pelayanan ZIS-DSKL adalah penyelenggaraan layanan berbasis
teknologi informasi yang dikembangkan oleh perusahaan atau lembaga yang telah bekerjasama
dengan BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota, sehingga pengguna dari
perusahaan atau lembaga tersebut dapat bertransaksi dengan BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan
BAZNAS Kabupaten/Kota melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet yang
dikerjasamakan dengan mitra/pihak luar.
1.3.39. Platform Pelayanan Internal Pelayanan ZIS-DSKL adalah penyelenggaraan layanan berbasis
teknologi informasi yang dikembangkan sendiri oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS
Kabupaten/Kota, sehingga pengguna dapat langsung bertransaksi dan berinteraksi dengan
BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet yang dikembangkan internal BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan
BAZNAS Kabupaten/Kota.
1.3.40. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya
(Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat 3) yang
I-3-3
PENDAHULUAN
010.1.3
dapat diterima oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota sebagai infak
perusahaan.
1.3.41. Service Level Agreement (SLA) adalah kesepakatan secara formal antara Penyedia Layanan
dengan pelanggan mengenai komitmen pelayanan yang diterima dan diberikan dalam kondisi yang
terukur.
1.3.42. Neraca adalah laporan posisi keuangan, merupakan bagian dari laporan keuangan suatu entitas
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan dari suatu entitas
pada akhir periode tersebut.
1.3.43. Pengumpulan ZIS-DSKL dalam bentuk Natura dan Jasa adalah penerimaan harta berupa barang
dan jasa yang dapat diukur nilainya dengan uang.
I-3-4
KEBIJAKAN
010.2.1
II-1-1
KEBIJAKAN
010.2.1
bersama, meningkatkan layanan pembayaran ZIS-DSKL yang mudah dan evaluasi proses
kampanye digital dalam jumlah kampanye yang optimum.
2.1.2.8. Mitra pengumpulan Digital, wajib dikelola oleh Relation Officer (RO) yang ditunjuk melalui
Internal Memo yang ditandatangani oleh Direktur.
2.1.2.9. Tanggung jawab RO atas pengelolaan Mitra pengumpulan digital adalah sebagai berikut:
2.1.2.9.1. Menjaga relasi dengan Mitra Pengumpulan Digital.
2.1.2.9.2. Berkoordinasi untuk pengiriman Laporan dan pengiriman total dana kumpulan
selama minimal 1 (satu) bulan sekali.
2.1.2.9.3. Melakukan reviu periodik atas aktivitas pengumpulan dana dari Mitra
Pengumpulan Digital minimal 1 (satu) bulan sekali kepada Kepala Divisi.
2.1.2.9.4. Membuat catatan program pengumpulan dana digital dan memberikan arahan
spesifik atas aktivitas perbaikan dalam rangka peningkatan layanan kepada Mitra
Pengumpulan Digital dan dilaporkan kepada kepala divisi untuk evaluasi.
II-1-2
KEBIJAKAN
010.2.1
2.1.4.2. Divisi Pengumpulan ZIS-DSKL Badan berkoordinasi dengan divisi lain di Direktorat
PengumpuIan yang terkait dalam hal pengumpulan ZIS dan DSKL Karyawan Korporasi
maupun Lembaga.
2.1.4.3. Divisi Pengumpulan ZIS-DSKL Badan berkoordinasi dengan Divisi Promosi dalam
melakukan kampanye pengumpulan dana dengan sepengetahuan direktur terkait.
2.1.4.4. Atas setiap Muzaki Korporasi maupun Lembaga, wajib dikelola oleh RO yang ditunjuk melalui
Internal Memo yang ditandatangani oleh Direktur.
2.1.4.5. Tanggung jawab RO adalah sebagai berikut:
2.1.4.5.1. Memelihara hubungan dengan Muzaki korporasi maupun Lembaga.
2.1.4.5.2. Memberikan Laporan Realisasi Penyaluran atau Program kepada Muzaki
korporasi maupun Lembaga paling lambat 3 (tiga) bulan sekali.
2.1.4.5.3. Melakukan review periodik atas aktivitas pengumpulan dana dari
korporasi/lembaga dalam bentuk Laporan Kelolaan RO paling lambat per 3 (tiga)
bulan kepada Kepala Divisi.
2.1.4.5.4. Membuat catatan program pengumpulan dana ZIS dan DSKL Badan serta
memberikan arahan spesifik atas aktivitas perbaikan dalam rangka peningkatan
layanan kepada Muzaki Korporasi maupun Lembaga dan dilaporkan kepada
kepala divisi untuk dievaluasi.
2.1.4.6. Divisi Pengumpulan ZIS-DSKL Badan memberikan Internal Memo kepada Kedeputian II
apabila Muzaki Badan menunaikan zakat melalui akad muqayyad. Internal Memo
ditandatangani oleh RO, Kadiv, Direktur, dan Deputi.
II-1-3
KEBIJAKAN
010.2.2
II-2-1
KEBIJAKAN
010.2.2
2.2.2.5. Dalam melakukan survei kepuasan Muzaki, Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional
dapat berkoordinasi dengan Direktorat Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL.
2.2.2.6. Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional melakukan survei Kepuasan Muzaki secara
berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
2.2.2.7. Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional dapat memberikan layanan dalam bentuk
pemberian cendera mata dengan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan keinginan
Muzaki untuk mengisi kuesioner dan mengirimkan kembali ke BAZNAS.
2.2.2.8. Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional memberikan Laporan Donasi berupa riwayat
pembayaran, jumlah donasi, Laporan Kegiatan Penyaluran BAZNAS, Laporan Keuangan
BAZNAS, dan Laporan Kegiatan BAZNAS lainnya secara berkala kepada Muzaki melalui
pengiriman dokumen elektronik.
II-2-2
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-1
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.1.4.2. Semua peralatan/uang pribadi petugas Kantor Layanan Zakat yang tidak
berhubungan dengan tugasnya (tas, dompet) wajib disimpan di loker atau di
luar ruang Layanan.
2.3.1.4.3. Petugas Kantor Layanan Zakat hanya boleh meninggalkan area kerja dengan
kondisi telah mengamankan semua uang tunai, barang donasi, dan bukti
transaksi tersimpan dalam tempat terkunci, serta akses ke sistem elektronik
BAZNAS dalam kondisi sudah logout.
2.3.1.4.4. Area Konter Layanan Tetap BAZNAS wajib dilengkapi dengan peralatan
sebagai berikut:
2.3.1.4.4.1. Kursi dan meja.
2.3.1.4.4.2. Komputer yang terhubung dengan sistem elektronik BAZNAS
2.3.1.4.4.3. Printer
2.3.1.4.4.4. Lampu Ultra Violet
2.3.1.4.4.5. Mesin Penghitung Uang
2.3.1.4.4.6. Mesin Encorder Kartu NPWZ
2.3.1.4.4.7. CCTV
2.3.1.4.4.8. Pendingin Ruangan
2.3.1.4.5. Area Konter Layanan Tetap BAZNAS wajib dilengkapi dengan perlengkapan
sebagai berikut:
2.3.1.4.5.1. Stempel BAZNAS
2.3.1.4.5.2. Alat tulis kantor.
2.3.1.4.5.3. Marketing tools.
2.3.1.4.5.4. Formulir BSZ dan BSIS.
2.3.1.4.5.5. Formulir Lembaran Laporan Penerimaan ZIS-DSKL.
2.3.1.4.5.6. Tanda terima Sementara.
2.3.1.4.5.7. Dokumen lain yang dibutuhkan.
2.3.1.4.6. Setiap Petugas Konter Layanan Tetap BAZNAS wajib dilengkapi dengan
peralatan sebagai berikut:
2.3.1.4.6.1. Kotak Uang yang memiliki kunci ganda dan dibuat dari material
yang tahan api dan tidak mudah dirusak.
2.3.1.4.6.2. Stok Kartu NPWZ.
2.3.1.4.7. Stempel BAZNAS yang dibubuhi paraf Petugas Konter Layanan Tetap
BAZNAS juga berfungsi sebagai pengganti validasi transaksi saat sistem
elektronik BAZNAS sedang offline atau tidak berfungsi.
2.3.1.4.8. Stempel BAZNAS untuk Konter Layanan Tetap BAZNAS diberi nomor dan
dikendalikan oleh Direktur Layanan Pengumpulan Nasional.
2.3.1.5. Standar Pelayanan Konter Layanan Tetap Zakat
II-3-2
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-3
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-4
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.2.1. Konter Layanan Bergerak adalah layanan yang diberikan di lokasi sementara dan sifatnya
mobile di lokasi yang disewa atau disediakan oleh institusi yang sudah melakukan
kerjasama dengan BAZNAS.
2.3.2.2. Layanan yang dapat diberikan di Konter Layanan Bergerak adalah layanan pendaftaran
akun Muzaki, layanan pencetakan Laporan ZIS, layanan Pencetakan BSZ/BSIS, layanan
Penyetoran ZIS secara tunai.
2.3.2.3. Setiap Konter Layanan Bergerak wajib dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
2.3.2.3.1. Stand Konter Layanan Bergerak sesuai corporate identity yang ditetapkan.
2.3.2.3.2. Kotak Uang/Cash Box yang memiliki kunci ganda dan dibuat dari material yang
tahan api dan tidak mudah dirusak.
2.3.2.3.3. Lampu Ultra Violet pendeteksi uang palsu
2.3.2.3.4. Mesin Penghitung Uang apabila diperlukan.
2.3.2.3.5. Tanda Terima yang sudah diberikan nomor dan stempel BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota oleh Bagian Keuangan yang dicatat
dan harus dipertanggungjawabkan pemakaiannya.
2.3.2.3.6. Gawai yang terhubung dengan sistem elektronik apabila memungkinkan.
2.3.2.3.7. Printer
2.3.2.4. Setiap Konter Layanan Bergerak wajib memiliki kotak uang (cash box) dengan standar
pengamanan sebagai berikut:
2.3.2.4.1. Kotak uang harus dilengkapi dengan 2 (dua) alat pengamanan yaitu kunci dan
kunci kombinasi.
2.3.2.4.2. Pemegang kunci dan kunci kombinasi tidak boleh dikelola oleh orang yang
sama.
2.3.2.4.3. Kunci cadangan dan nomor kombinasi cadangan wajib disimpan oleh Kepala
Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional dan disimpan di tempat kunci
yang terkunci.
2.3.2.4.4. Setiap Petugas dan Kepala Divisi yang diberi wewenang memegang kunci dan
nomor kombinasi wajib dilengkapi dengan Surat Penunjukan atau Surat Tugas.
2.3.2.4.5. Pembukaan dan penutupan kotak uang harus dilakukan secara dual-control
oleh 2 (dua) Petugas.
2.3.2.4.6. Seluruh uang tunai di kotak uang petugas Konter Layanan Bergerak, maupun
kotak uang yang di dalam perjalanan, wajib diasuransikan asuransi Cash in
Transit.
2.3.2.4.7. Bagi BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota yang tidak dapat
melaksanakan program asuransi Cash in Transit dapat melaporkan kepada
BAZNAS.
2.3.2.5. Standar Pelayanan Konter Layanan Bergerak
2.3.2.5.1. Pelayanan Penerimaan Tunai di Konter Layanan Bergerak
2.3.2.5.1.1. Petugas wajib memastikan jenis dana yang akan disetorkan
oleh Muzaki.
II-3-5
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-6
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.3. Pengumpulan ZIS-DSKL Melalui POS Layanan Bencana BAZNAS dan Program Penyaluran
ZIS-DSKL Lainnya
2.3.3.1. POS Layanan Bencana dan Program Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya di BAZNAS,
BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota adalah kegiatan pengumpulan yang
dilakukan di lokasi sementara di lokasi bencana dan lokasi Program Penyaluran ZIS-
DSKL Lainnya.
2.3.3.2. Layanan yang diberikan di POS Layanan Bencana dan Program Penyaluran ZIS-DSKL
Lainnya adalah Penyetoran ZIS-DSKL secara tunai dan layanan penyetoran Natura.
2.3.3.3. Setiap Pos Layanan Bencana dan Program Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya dilengkapi
dengan peralatan sebagai berikut:
2.3.3.3.1. Papan penanda yang menginformasikan BAZNAS menerima bantuan
2.3.3.3.2. Stempel BAZNAS
2.3.3.3.3. Kertas dengan format untuk pencetakan BSZ/BSIS sementara
II-3-7
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.3.4. Setiap Petugas Penerimaan ZIS-DSKL pada Pos Layanan Bencana dan Program
Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya wajib dilengkapi dengan Surat Keputusan Penunjukan atau
Surat Tugas dari Kepala Divisi Layanan.
2.3.3.5. Setiap Penerimaan ZIS-DSKL dilaporkan secara harian kepada Kepala Divisi Layanan
Pengumpulan Zakat Nasional untuk diteruskan kepada Kepala Bagian Akuntansi dan
Laporan Keuangan agar dicatat sebagai pengumpulan dan Kepala Divisi di Kedeputian II
untuk disalurkan.
2.3.3.6. Laporan oleh petugas dapat berupa BAST harian disampaikan melakui SMS, email, atau
media komunikasi lainnya.
2.3.3.7. Dalam hal kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan pengiriman laporan secara
harian, maka pelaporan dapat dilakukan mingguan.
2.3.3.8. Standar Pelayanan Penerimaan ZIS-DSKL Secara Tunai di Pos Layanan Bencana dan
Program Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya:
2.3.3.8.1. Petugas wajib memastikan jenis dana yang akan disetorkan oleh Muzaki.
2.3.3.8.2. Petugas wajib memberikan BSZ/BSIS sementara kepada Muzaki.
2.3.3.8.3. Setiap akhir hari BSZ/BSIS sementara didokumentasikan dan dilaporkan
berupa BAST yang memuat total penerimaan dalam bentuk nominal kepada
Kepala Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional.
2.3.3.8.4. Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional memasukkan penerimaan dalam
pelaporan penerimaan.
2.3.3.9. Standar Pelayanan Penerimaan Natura dan Jasa di Pos Layanan Bencana dan Program
Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya
2.3.3.9.1. Penaksiran nilai natura dan jasa dilakukan oleh Petugas dengan nilai yang
wajar atau berdasarkan informasi dari Muzaki.
2.3.3.9.2. Petugas Pos Layanan Bencana dan Program Penyaluran ZIS-DSKL Lainnya
wajib memberikan BSZ/BSIS sementara kepada Muzaki
2.3.3.9.3. Setiap akhir hari BSZ/BSIS sementara didokumentasikan dan dilaporkan
berupa BAST yang memuat total penerimaan dalam bentuk nominal kepada
Kepala Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional.
2.3.3.9.4. Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional memasukkan penerimaan dalam
pelaporan penerimaan.
2.3.4. Pengumpulan ZIS-DSKL Melalui Layanan Jemput Zakat BAZNAS
2.3.4.1. Pelaksanaan Layanan Jemput Zakat adalah layanan penjemputan ZIS-DSKL dengan
uang tunai atau EDC yang diberikan kepada Muzaki, dimana pelaksanaannya hanya
dapat dilakukan berdasarkan permintaan jemput Zakat dari Muzaki melalui Telepon,
WhatsApp, SMS, Muzaki Corner, dan email Layanan.
2.3.4.2. Pelaksanaan Jemput Zakat wajib dilakukan penutupan asuransi cash in transit apabila
dilakukan pembayaran secara tunai.
2.3.4.3. Pelaksanaan Layanan Jemput Zakat wajib dilakukan minimal oleh 1 (satu) orang
petugas yang mendapat surat tugas tertulis dari Kepala Divisi.
2.3.4.4. Setiap Petugas Jemput Zakat wajib dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
II-3-8
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-9
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-10
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-11
KEBIJAKAN
010.2.3
II-3-12
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.10. Kebijakan Pencatatan, Pelaporan dan Koreksi atas Transaksi Melalui Kanal Pengumpulan
ZIS-DSKL
2.3.10.1. Seluruh transaksi wajib dilakukan pencatatan di sistem elektronik BAZNAS
2.3.10.2. Seluruh data yang diambil dari rekening koran wajib dipastikan kebenaran dan
keakuratannya sebelum diupload ke sistem elektronik BAZNAS
2.3.10.3. Staf rekonsiliasi wajib memastikan kebenaran data yang diupload ke sistem elektronik
BAZNAS.
2.3.10.4. Kepala Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional wajib melakukan pemeriksaan
ulang dan memastikan kebenaran atas data yang diupload oleh staf rekonsiliasi.
2.3.10.5. Dalam hal ditemukan perbedaan antara data yang terdapat di sistem elektronik
BAZNAS dengan data yang sudah diupload di sistem elektronik maka Divisi Layanan
Pengumpulan wajib membuat berita acara koreksi sebagai dasar pelaksanaan koreksi
pencatatan maupun pembukuan.
II-3-13
KEBIJAKAN
010.2.3
2.3.10.6. Koreksi hanya dapat dilakukan berdasarkan berita acara koreksi, yang minimal berisi
kronologis dan rencana penyelesaian atas kesalahan pencatatan maupun
pembukuan yang telah dilakukan.
2.3.10.7. Pelaksanaan koreksi harus mendapat persetujuan dari Divisi Layanan Pengumpulan
dan Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan.
2.3.10.8. Pembukuan koreksi dilakukan melalui sistem elektronik sehingga seluruh data yang
terdampak dapat berubah sesuai koreksi (contoh data BSZ/BSIS/Laporan
Pengumpulan/Jurnal akuntasi, dll).
2.3.10.9. Divisi Layanan Pengumpulan melakukan koreksi pada data setoran muzaki dan
laporan pengumpulan, Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan melakukan koreksi
terkait buku besar pembukuan sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku.
2.3.10.10. Tanggung jawab pembuatan data BANKZIS ada di staf rekonsiliasi dan tanggung
jawab konfirmasi keakuratan data BANKZIS berada di setiap divisi di Direktorat
Pengumpulan BAZNAS.
2.3.10.11. SLA konfirmasi keakuratan data BANKZIS adalah maksimal 1 (satu) hari kerja
dihitung sejak data BANKZIS tersebut diterima oleh Divisi terkait.
2.3.10.12. Koreksi atas data yang sudah diupload wajib berdasarkan internal memo yang
ditandatangani oleh divisi pengusul dan disetujui oleh Kepala Divisi Layanan
Pengumpulan dan Kepala Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan dan disahkan oleh
Direktur Layanan dan Direktur yang membidangi keuangan.
II-3-14
KEBIJAKAN
010.2.4
II-4-1
KEBIJAKAN
010.2.5
II-5-1
KEBIJAKAN
010.2.6
II-6-1
PROSEDUR
010.3.1
III-1-1
PROSEDUR
010.3.1
3.1.1.16. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional memeriksa, menandatangani, dan
melakukan dokumentasi Pendaftaran Muzaki.
III-1-2
PROSEDUR
010.3.1
3.1.2.4.2. IM Salinan yang sudah mendapatkan persetujuan Deputi I dan Pimpinan Bidang
Pengumpulan disimpan oleh Bagian Peraturan dan Produk Hukum, Divisi
Promosi, dan Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan.
3.1.2.5. RO melakukan koordinasi pembuatan dan penandatangan PKS bersama Mitra
pengumpulan dana dengan Bagian Peraturan dan Produk Hukum, dengan distribusi
dokumentasi PKS sebagai berikut:
3.1.2.5.1. PKS Asli dipegang oleh Bagian Peraturan dan Produk Hukum dan Mitra
3.1.2.5.2. PKS Salinan dipegang oleh Divisi Pengumpulan Digital, Divisi Layanan
Pengumpulan Zakat Nasional, dan Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan.
3.1.2.6. Setelah bekerja sama, RO Pengumpulan Digital melakukan monitoring dan pemeliharaan
hubungan dengan Mitra pengumpulan dengan cara:
3.1.2.6.1. Melakukan kegiatan komunikasi kepada PIC di perusahaan/instansi.
3.1.2.6.2. Melakukan kegiatan kunjungan minimal 1 (satu) bulan sekali untuk mengetahui
permasalahan dengan Mitra dan cross selling Produk BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota.
3.1.2.6.3. Berkoordinasi dengan Direktorat di Kedeputian II terkait pelaksanaan
permohonan dari Mitra atas program atau permohonan bantuan.
3.1.2.6.4. Memastikan Mitra Digital untuk membuat dan mengirimkan laporan pengumpulan
ke BAZNAS, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota.
3.1.2.6.5. Memberikan laporan aktivitas kerja sama kepada Kepala Divisi
III-1-3
PROSEDUR
010.3.1
3.1.4.1. RO Pengumpulan CSR membuat daftar prospek dan mencari data profil perusahaan yang
berpotensi untuk dilakukan kerjasama pengumpulan.
3.1.4.2. RO Pengumpulan CSR mengirimkan surat permohonan setelah melakukan proses
identifikasi secara langsung dengan narahubung, yang isinya adalah permintaan audiensi
atau penawaran program CSR.
3.1.4.3. RO melakukan kualifikasi peluang dalam bentuk:
3.1.4.3.1. Penyampaian proposal sesuai kebutuhan prospek perusahaan sebagai lampiran
surat yang ditandatangani oleh Deputi I atau Pimpinan membidangi Pengumpulan
atau Ketua BAZNAS.
3.1.4.3.2. RO melakukan konfirmasi tentang penawaran yang telah disampaikan.
3.1.4.4. RO melakukan sosialisasi Program CSR BAZNAS dengan melakukan:
3.1.4.4.1. Pengajuan persetujuan kepada prospek CSR untuk melaksanakan sosialisasi.
3.1.4.4.2. Persiapan materi dan tim untuk sosialisasi.
3.1.4.4.3. Pelaksanaan sosialisasi kepada prospek.
3.1.4.4.4. Pengajuan kesepakatan kerja sama CSR
3.1.4.4.5. RO menyampaikan laporan hasil sosialisasi kepada Kepala Divisi Pengumpulan
CSR dan Direktur Pengumpulan BAZNAS.
3.1.4.5. RO melakukan pengembangan proposal pengumpulan dengan cara:
3.1.4.5.1. Menganalisa kebutuhan prospek, membuat deskripsi program/ringkasan
program.
3.1.4.5.2. Membuat rencana anggaran.
3.1.4.5.3. Mengajukan persetujuan kepada Direktur Pengumpulan BAZNAS.
3.1.4.5.4. Menyusun proposal sesuai permintaan prospek.
3.1.4.6. Setelah proposal disampaikan kepada prospek, maka RO menyampaikan pengajuan
komitmen kerjasama dengan melakukan:
3.1.4.6.1. Pengajuan persetujuan untuk melaksanakan kerjasama pelaksanaan CSR.
3.1.4.6.2. Membuat draft usulan pelaksanaan kerjasama meliputi spesifikasi dan waktu
pelaksanaan kerja sama dengan berkoordinasi dengan Kedeputian II.
3.1.4.7. RO melakukan negosiasi kontrak dengan prospek CSR
3.1.4.8. RO meminta persetujuan akhir dari prospek sesuai dengan standar persyaratan
pengumpulan dan syarat tertentu/non standar tergantung pada kondisi yang terkait dengan
proposal yang telah disampaikan.
3.1.4.9. Membuat revisi atau berita acara negosiasi ulang jika diperlukan.
3.1.4.10. Menyerahkan Berita Acara negosiasi ulang ke Biro Hukum dan Kelembagaan untuk
membuat dokumen legalitas kerjasama.
3.1.4.11. Penandatanganan kontrak perjanjian.
III-1-4
PROSEDUR
010.3.1
III-1-5
PROSEDUR
010.3.2
III-2-1
PROSEDUR
010.3.2
III-2-2
PROSEDUR
010.3.2
III-2-3
PROSEDUR
010.3.2
3.2.3.5.4. Apabila Laporan Umpan Balik tidak memuaskan Muzaki, maka Petugas Divisi
Layanan Pengumpulan Zakat Nasional dibantu Kepala Divisi Layanan
Pengumpulan Zakat Nasional menindak lanjuti dengan melakukan komunikasi
langsung kepada Muzaki.
3.2.3.6. Keluaran (Output) dari proses ini meliputi:
3.2.3.6.1. Mencatat semua keluhan dan Umpan Balik Muzaki dalam Formulir Laporan
Umpan Balik (Formulir 5.2.4), dan membuat konsolidasi dari semua keluhan dan
umpan balik dalam masa 1 (satu) bulan untuk kemudian dijadikan sebagai data
perkembangan tingkat keluhan setiap bulan lalu dilaporkan kepada Direktur
Layanan untuk pengambilan Langkah perbaikan.
3.2.3.6.2. Mengirimkan jawaban ke Muzaki.
3.2.3.6.3. Membuat status OPEN dan CLOSED pada Log Book (Intranet) Keluhan dan
Umpan Balik Muzaki.
3.2.3.7. Pertanggung jawaban Keluhan dan Umpan Balik Muzaki
3.2.3.7.1. Kepala Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional bertanggung jawab
melaporkan status keluhan dan umpan balik kepada Direktur Layanan.
3.2.3.7.2. Standar komunikasi penanganan keluhan Muzaki diatur dalam Petunjuk Teknis
tersendiri.
III-2-4
PROSEDUR
010.3.3
III-3-1
PROSEDUR
010.3.3
III-3-2
PROSEDUR
010.3.3
3.3.1.3.1.1. Muzaki membuka website atau Muzaki Corner, dan mengisi formulir
yang telah disediakan.
3.3.1.3.1.2. Muzaki dapat melakukan konfirmasi melalui telepon, WhatsApp,
SMS, atau email.
3.3.1.3.2. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional merespon dengan
mengikuti langkah berikut:
3.3.1.3.2.1. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional kemudian
membuka menu konfirmasi pada sistem elektronik.
3.3.1.3.2.2. Setelah menerima konfirmasi Muzaki, Petugas Divisi Layanan
Pengumpulan Zakat Nasional kemudian mengisi formulir konfirmasi
donasi melalui website dan membuka menu konfirmasi pada sistem
elektronik.
3.3.1.3.2.3. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional kemudian
memilih menu tab submitted.
3.3.1.3.2.4. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional menekan
tombol “Proses” yang menandakan bahwa konfirmasi pembayaran
sedang dalam proses pencocokan dengan rekening koran.
3.3.1.3.3. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional melakukan pengecekan
pada transaksi kas masuk anonim.
3.3.1.3.4. Apabila dalam pengecekan tidak ada transaksi kas masuk, Petugas Divisi
Layanan Pengumpulan Zakat Nasional melakukan konfirmasi ke Bagian
Akuntansi & Laporan Keuangan untuk dapat memperbaharui transaksi kas
masuk.
3.3.1.3.5. Apabila dalam pengecekan ada transaksi anonim pada daftar transaksi kas
masuk, lanjutkan ke langkah 3.2.1.3.8.
3.3.1.3.6. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional menginput transaksi kas
masuk dengan Muzaki anonim.
3.3.1.3.7. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional menginput nomor transaksi
ke dalam aplikasi.
3.3.1.3.8. Muzaki kemudian akan mendapatkan notifikasi donasi BSZ/BSIS sebagai bukti
telah melakukan pembayaran.
3.3.1.4. Pelayanan Pencetakan Kartu NPWZ
3.3.1.4.1. Muzaki meminta pencetakan kartu NPWZ.
3.3.1.4.2. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional meminta kartu Identitas
Muzaki dan menginformasikan biaya pencetakan kartu (bila ada).
3.3.1.4.3. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional login ke sistem elektronik
dan mencari nomor NPWZ sesuai data dalam kartu identitas tersebut.
3.3.1.4.4. Sebelum melakukan pencetakan, Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat
Nasional sebisa mungkin melakukan konfirmasi dan memastikan database
Muzaki yang akan dicetak kartu NPWZ nya.
III-3-3
PROSEDUR
010.3.3
3.3.1.4.5. Bila sudah sesuai, Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional
melakukan pencetakan Kartu NPWZ dengan tahapan sebagai berikut:
3.3.1.4.5.1. Persiapkan kartu yang akan dicetak.
3.3.1.4.5.2. Persiapkan printer/encoder yang akan digunakan untuk mencetak
kartu.
3.3.1.4.5.3. Masukan kartu kosong yang akan dicetak pada printer kartu.
3.3.1.4.5.4. Lakukan pencetakan Kartu NPWZ.
3.3.1.4.5.5. Cek kebenaran nomor NPWZ dan nama Muzaki yang tercetak di
kartu.
3.3.1.4.5.6. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional
mengembalikan Kartu Identitas Muzaki dan menyerahkan Kartu
NPWZ.
3.3.1.4.5.7. Petugas Divisi Layanan Pengumpulan Zakat Nasional memastikan
Muzaki telah menandatangani Tanda Terima Kartu kemudian
mendokumentasikan tanda terima sesuai tanggal penyerahan.
3.3.1.4.5.8. Khusus terhadap kartu yang dikenakan biaya, Petugas Divisi
Layanan Pengumpulan Zakat Nasional membuat daftar Tanda
Terima Kartu dan biaya kartu yang diterima dari Muzaki kemudian
melaporkannya kepada Bagian URT & Manajemen Aset dan Bagian
Akuntansi & Laporan Keuangan untuk dilakukan pencatatan dan
pembukuan lebih lanjut.
3.3.1.4.6. Petugas Rekonsiliasi
3.3.1.4.6.1. Petugas Rekonsiliasi di Divisi Layanan Pengumpulan memeriksa
Laporan Penerimaan dari Sistem elektronik BAZNAS .
3.3.1.4.6.2. Sebelum melakukan upload data dari rekening koran ke sistem
elektronik, Petugas Rekonsiliasi wajib memastikan bahwa jumlah
setoran tunai yang disetorkan oleh Petugas Kantor Layanan
BAZNAS ke Bank rekanan sesuai dengan Laporan Harian Counter
pada hari kerja sebelumnya (H-1).
3.3.1.4.6.3. Dalam hal Jumlah setoran tunai yang disetorkan oleh Petugas
Kantor Layanan BAZNAS ke Bank rekanan sesuai dengan Laporan
penerimaan pada hari kerja sebelumnya (H-1) maka Petugas
Rekonsiliasi dapat melakukan upload mutasi Rekening Koran ke
sistem Elektronik.
3.3.1.4.6.4. Kepala Divisi Layanan Muzaki memastikan data yang diupload oleh
Petugas Rekonsiliasi sesuai dengan mutasi dan saldo Harian dari
Rekening Koran.
3.3.1.4.6.5. Dalam hal terjadi perbedaan antara Laporan Harian Counter dengan
total jumlah setoran di h+1, maka Petugas Rekonsiliasi meminta
disposisi Kepala Divisi Layanan Muzaki untuk melakukan upload
data terkait penerimaan setoran tunai dan mengirimkan email
III-3-4
PROSEDUR
010.3.3
III-3-5
PROSEDUR
010.3.3
III-3-6
PROSEDUR
010.3.3
III-3-7
PROSEDUR
010.3.3
III-3-8
PROSEDUR
010.3.3
III-3-9
PROSEDUR
010.3.3
III-3-10
PROSEDUR
010.3.3
III-3-11
PROSEDUR
010.3.3
3.3.2.3.1.9. Penilaian akhir oleh bagian URT dan Manajemen Aset atau Tim
Juru Taksir yang ditunjuk lembaga. Mengikuti proses seterusnya
tentang penilaian natura oleh URT
3.3.2.3.1.10. Berdasarkan serah terima dari Divisi Layanan Pengumpulan,
Bagian URT & Manajemen Aset memasukkan setoran natura ke
dalam Daftar Aset kelolaan dan melakukan penyimpanan di
ruangan yang terkunci.
3.3.2.3.2. Petugas Divisi Akuntansi & Laporan Keuangan
3.3.2.3.2.1. Petugas Divisi Akuntansi & Laporan Keuangan melakukan verifikasi
dan penilaian kelayakan nilai taksiran atas setoran natura dari
Bagian URT & Manajemen Aset.
3.3.2.3.2.2. Untuk setoran natura yang sudah didaftarkan Bagian URT &
Manajemen Aset sebagai Aset Kelolaan BAZNAS maka Bagian
Akuntansi & Laporan Keuangan melakukan pembukuan dan
penyusutan sesuai kebijakan yang berlaku.
3.3.2.3.2.3. Dalam hal Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan tidak setuju
dengan nilai taksiran dari Bagian URT & Manajemen Aset maka
Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan dapat melakukan koreksi
pembukuan.
3.3.2.3.2.4. Dalam hal terdapat perbedaan, maka Petugas Bagian Akuntansi
terkait mengajukan Berita Acara Koreksi untuk disetujui Kepala
Bagian URT, Kepala Divisi Layanan Pengumpulan dan Kepala
Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan.
3.3.2.3.2.5. Bagian Akuntansi & Laporan Keuangan melakukan koreksi
pembukuan di sistem elektronik BAZNAS.
3.3.3. Pengumpulan Dana Melalui POS Layanan Bencana BAZNAS dan Program Penyaluran ZIS-DSKL
Lainnya
3.3.3.1. Penerimaan Dana ZIS Secara Tunai
3.3.3.1.1. Petugas POS Layanan Bencana BAZNAS dan Program Penyaluran ZIS-DSKL
Lainnya
3.3.3.1.1.1. Petugas menerima uang setoran dan memastikan tujuan penyetoran
ZIS-DSKL.
3.3.3.1.1.2. Petugas menerima dan menghitung setoran dana dari Muzaki.
3.3.3.1.1.3. Petugas memberikan Bukti Setor Zakat, diberikan stempel BAZNAS
dan ditandatangani oleh Petugas dan Muzaki.
3.3.3.1.1.4. Pada akhir hari, Petugas dan penanggung jawab pengumpulan di
posko yang ditunjuk Kepala Divisi memastikan hal sebagai berikut:
3.3.3.1.1.4.1. Memastikan peralatan Petugas telah dan disimpan
dengan baik
III-3-12
PROSEDUR
010.3.3
III-3-13
PROSEDUR
010.3.3
III-3-14
PROSEDUR
010.3.3
3.3.4.1.8. Dalam hal terjadi pembatalan penyetoran zakat atau perubahan jumlah dana,
maka BSZ yang sudah dicetak dibatalkan dan dilakukan penginputan setoran dan
pencetakan BSZ yang baru sesuai jumlah setoran.
3.3.4.2. Petugas Jemput Zakat
3.3.4.2.1. Tiba di tempat penjemputan zakat dengan mengenakan ID Card BAZNAS
kemudian memperkenalkan diri untuk menjemput zakat dan memastikan
kelengkapan pengisian formulir permohonan Jemput Zakat kepada Muzaki.
3.3.4.2.2. Menerima dan menghitung dana zakat yang diserahkan Muzaki.
3.3.4.2.3. Meminta Muzaki memeriksa dan menandatangani BSZ dan formulir Permohonan
Jemput Zakat.
3.3.4.2.4. Menyerahkan BSZ lembar 1 (satu) kepada Muzaki dan menyimpan lembar 2 (dua)
sebagai arsip untuk pelaporan harian konter.
3.3.4.2.5. Mendoakan Muzaki dan mengucapkan terima kasih.
3.3.4.2.6. Melakukan penyetoran ke Bank Rekanan atau Kantor Layanan terdekat.
3.3.4.2.7. Melakukan dokumentasi BSZ dan bukti setor kepada Bank Rekanan atau Petugas
di Kantor Layanan, untuk direkap dalam Laporan Harian.
III-3-15
PROSEDUR
010.3.3
III-3-16
PROSEDUR
010.3.3
III-3-17
PROSEDUR
010.3.3
III-3-18
PROSEDUR
010.3.4
III-4-1
PROSEDUR
010.3.4
III-4-2
PROSEDUR
010.3.4
3.4.6.3. Tim Promosi menentukan resolusi dan ukuran sesuai dengan materi desain
3.4.6.4. Tim Promosi mengolah materi desain menjadi materi desain minimal 2 (dua) alternatif hasil
desain
3.4.6.5. Tim Promosi mengajukan approval kepada Kepala Divisi. Kepala Divisi dapat menyetujui
maupun meminta alternatif lainnya.
3.4.6.6. Tim Promosi mengarsipkan hasil desain dan persetujuan desain.
III-4-3
PROSEDUR
010.3.5
III-5-1
PROSEDUR
010.3.5
III-5-2
PROSEDUR
010.3.5
III-5-3
PROSEDUR
010.3.5
III-5-4