2022
Standar Prosedur ini dimaksudkan untuk digunakan oleh Laznas BSM Umat Dilarang
memperbanyak baik sebagian maupun seluruhnya dalam bentuk dan cara apapun (cetakan,
copy elektronik dsb), disimpan dalam media apapun tanpa anpa persetujuan tertulis dari
Laznas BSM Umat atau karena perintah Undang-Undang
1
LEMBAR PERSETUJUAN
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) sebagai lembaga amil zakat bersekala nasional bertugas
melakukan pengelolaan dana Zakat, Infaq dan Sedekah serta dana CSR atau dana umat yang
dikelola berdasarkan Syariat Islam sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat wajib melaksanakan kegiatan operasional sesuai
dengan syariat Islam, termasuk juga dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Mitra Pengelola Zakat Infaq Sedekah Bangun Sejahtera Mitra Umat (MPZ BSMU) adalah
Lembaga profit/non-profit yang bersinergi dan berkomitmen bersama untuk memperkuat umat
melalui dana ZIS, CSR dan Dana Umat. Dengan menjadi MPZ BSMU, lembaga profit/non-profit
telah menjadi entitas yang sah, terikat serta bertanggung jawab dalam pengelolaan ZIS secara
profesional, amanah dan akuntable sesuai dengan syariah dan kebijakan peraturan dan
perundangan yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang pengelolaan ZIS Nomor 23 Tahun 2011, Bangun Sejahtera Mitra
Umat (BSMU) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat bekerjasama dengan pihak
terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sebagai salah satu ikhtiar untuk
memastikan tetap terpayunginya aspek legal bagi yayasan, organisasi dan komunitas dalam
keberlanjutan melakukan gerakan kebaikan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Berdasarkan hal-hal diatas, LAZNAS BSMU memandang perlu untuk mengatur langkah-
langkah pelaksanaan kerjasama yang sesuai dengan syariat Islam serta penyeragaman format
dan bentuk dokumen kerjasama melalui Standar Prosedur Operasional (SOP).
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan SOP Pembentukan MPZ ini antara lain:
1. Memberikan pedoman bagi unit kerja khusus MPZ BSMU dalam proses pembentukan
MPZ.
2. Membangun portofolio pembentukan MPZ dengan komposisi sesuai harapan serta dapat
memitigasi risiko.
3. Memberikan solusi payung hukum kepada lembaga dalam penghimpunan dan pengelolaan
dana zakat, infaq, shodaqoh (ZIS).
4. Membangun sinergi dan kolaborasi untuk memperkuat umat.
5. Memperluas literasi syiar ZIS kepada seluruh lapisan masyarakat.
C. RUANG LINGKUP
SOP Pembentukan MPZ mengatur antara lain:
1. Proses Pembentukan MPZ
2. Tugas & Tanggung Jawab MPZ dan BSMU
3. Kewenangan MPZ dan BSMU
4. Produk MPZ
5. Penawaran Kerjasama
6. Alur dan Konsolidasi dana.
4
D. PENGERTIAN
1. LAZNAS BSMU adalah Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat yang
memiliki kegiatan utama dalam pengelolaan ZISWAF dan dana sosial lainnya serta
mengelola platform ZISWAF secara online.
2. MPZ BSMU adalah Mitra Pengelola Zakat Infaq Sedekah Bangun Sejahtera Mitra Umat
yang bersinergi dan berkolaborasi sebagai mitra pengelola dana ZIS.
3. Mitra adalah lembaga, perusahaan, instansi, yayasan, koperasi, organisasi, komunitas
atau pihak lain yang bekerjasama dengan BSMU.
4. Dokumen kerjasama adalah dokumen tertulis yang dibuat oleh BSMU dan mitra sebagai
landasan hukum kerjasama, dapat berupa Nota Kesepahaman atau Memorandum of
Understanding (MoU), Perjanjian Kerjasama (PKS).
5. Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) adalah naskah
kesepakatan untuk melaksanakan kerjasama yang ditanda tangani oleh pelaku kerjasama.
6. Perjanjian Kerja sama yang selanjutnya dapat disebut PKS adalah kesepakatan tertulis
antara BSMU dengan Mitra, yang mengakibatkan adanya hak dan kewajiban antara para
pihak yang mengadakan perjanjian yang pelaksanaannya dijamin oleh hukum.
7. Pengelola Zakat adalah BSMU dan Mitra.
8. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
9. Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk
kemaslahatan umum.
10. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha
di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
11. Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen lembaga untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi lembaga sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
12. Amil adalah seorang atau sekelompok orang yang diangkat dan/atau diberi kewenangan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah, dan/atau seseorang yang, mendapat mandat dari pimpinan
pengelola ZIS untuk mengelola ZIS.
13. Hak Amilin adalah bagian tertentu dari ZIS yang dapat dimanfaatkan untuk biaya
operasional amil dalam pengelolaan ZIS sesuai syariat Islam.
14. Muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan harta
yang telah mencapai nisab dan haul. berzakat hanya diwajibkan kepada orang muslim saja.
15. Mustahik adalah oran-orang yang berhak menerima zakat.
16. Asnaf adalah orang atau golongan yang berhak menerima ZISWAF yang terdiri dari faqir,
miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
5
BAB II
ORGANISASI
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas dan tanggung jawab Unit Kerja Khusus MPZ adalah sebagai berikut:
1. Menyusun perencanaan pembentukan program MPZ.
2. Mengusulkan target dan strategi kerjasama MPZ.
3. Berkoordinasi dengan unit kerja HC, program, keuangan, dalam pembentukan MPZ BSMU.
4. Melakukan hubungan kerjasama dengan mitra lain.
5. Membuat pola kerjasama dengan mitra.
6. Menjaga hubungan baik dengan mitra
7. Memberikan fasilitas layanan konsultasi dan pendampingan.
8. Memberikan informasi pembentukan MPZ kepada Mitra
B. KEWENANGAN
Pengaturan kewenangan pada Unit Kerja Khusus MPZ adalah sebagai berikut:
No. Kewenangan Pemegang Kewenangan
1. Memberikan persetujuan target Direktur Bidang
pencapaian MPZ.
2. Memberikan persetujuan anggaran Direktur Bidang
operasional pembentukan MPZ.
3. Memberikan tanggapan surat jawaban Direktur Eksekutif
Kerjasama MPZ.
5. Melakukan Penandatanganan PKS. Direktur Eksekutif
4. Melakukan pembagian tugas dalam Unit Manager
Kerja Khusus pembentukan MPZ.
5. Mengusulkan dan memberikan Manager
rekomendasi kepada atasan struktur dan
personel Unit Kerja Khusus Pembentukan
MPZ
6. Melakukan Koordinasi dengan unit kerja Manager
lain di YBSMU dan pihak lain terkait
kegiatan pembentukan MPZ.
7 Mengusulkan strategi pembentukan MPZ Manager
BSMU dengan melihat potensi kemitraan.
6
BAB III
PRINSIP KERJASAMA
Dalam melaksanakan kerjasama dilingkungan Pengelola Zakat harus didasarkan atas prinsip-
prinsip sebagai berikut :
1. Syariat Islam, artinya setiap pelaksanaan kerjasama wajib taat pada ketentuan syariat Islam
serta dilarang bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Bebas Maysir, Gharar, Haram dan Riba, artinya setiap pelaksanaan kerjasama bebas dari
Maysir (judi), Gharar (ketidakpastian/spekulasi), Haram (barang yang diharaman oleh ajaran
agama Islam), dan Riba (mendapatkan keuntungan secara berlebihan dan merugikan pihak
lain).
3. Amanah, artinya masing-masing pihak menjalankan dengan sungguh-sungguh setiap
kesepakan yang telah dibuat.
4. Kemanfaatan, artinya memperoleh manfaat dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak
yang bekerjasama serta mendukung efektivitas pengelolaan zakat.
5. Kesetaraan, artinya diwujudkan atas dasar persamaan hak tanpa ada pemaksaan kehendak.
6. Kepastian Hukum, artinya pelaksanaan kerjasama memberikan jaminan kepastian kepada
masing-masing pihak untuk melaksanakan kerjasama tanpa adanya gugatan/gangguan dari
pihak lain.
7. Akuntabilitas, artinya setiap kerjasama yang dilakukan dapat terukur dan dilaporkan sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
7
BAB IV
PRODUK MPZ BSMU
A. PENGERTIAN LEMBAGA PROFIT DAN NON-PROFIT
1. Pengertian Lembaga Profit (Laba)
Lembaga Profit (laba) Adalah suatu bentuk usaha/organisasi yang bertujuan mendapatkan
keuntungan melalui operasinya dan hanya mementingkan pribadi/perusahaan bukan untuk
kepentingan publik, Seperti; Perusahaan Pemerintah, Perusahaan Swasta, Perusahaan
Publik, Koperasi dll;
2. Persentase Pengelolaan 30 : 70
BSMU akan mengelola dana yang disetorkan oleh MPZ sebesar 30% dan berhak mengambil
hak kelolaan amil dari 30% tersebut. Begitu juga dengan MPZ dapat mengelola dana sebesar
70% dan berhak mengambil hak kelolaan amil dari 70% tersebut. Dan masing – masing
diperbolehkan mengambil hak amil maksimal 12,5% dari dana pengelolaan tersebut.
8
BAB V
ALUR KERJASAMA PEMBENTUKAN MPZ BSMU
A. PERSYARATAN PEMBENTUKAN MPZ BSMU
Persyaratan pembentukan MPZ BSMU :
1. Calon Mitra MPZ mengajukan surat permohonan kerjasama menjadi MPZ BSMU.
2. Melampirkan salinan / foto copy Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) /
Legalitas Lembaga.
3. Melampirkan salinan / foto copy struktur kepengurusan lembaga.
4. Melampirkan salinan / foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) 3 (tiga) pengurus.
5. Melampirkan salinan / foto copy Buku Tabungan BSI (rekening penghimpunan/penyaluran).
9
Keterangan :
1. Calon Mitra MPZ mencari informasi kerjasama legal pengelolaan dana zakat atau Laznas
BSMU menawarkan program kemitraan MPZ sebagai dasaran payung hukum legalitas
pengelolaan dana zakat.
2. Laznas BSMU menjelaskan alur, syarat dan skema menjadi Mitra MPZ di Laznas BSMU.
3. Calon Mitra MPZ mengajukan surat permohonan menjadi Mitra MPZ laznas BSMU serta
melengkapi dokumen persyaratan sebagai mitra.
4. Laznas BSMU menjawab surat permohonan yang telah diajukan oleh calon mitra MPZ.
5. Laznas BSMU akan menyampaikan draft PKS untuk direview..
6. Laznas BSMU menyesuaikan PKS yang telah direview oleh calon Mitra MPZ.
7. Setelah di sepakati oleh kedua pihak maka selanjutnya akan ada penandatangan oleh kedua
pihak.
8. Laznas BSMU akanmemberikan sertifikat legal hukum setelah penandatanganan PKS.
10
BAB VI
KONSOLIDASI DANA MPZ
A. FLOWCHART SEDERHANA KONSOLIDASI DANA MPZ
Penyaluran
Donasi Muzakki
8 asnaf
1
4
MPZ
3
2
BSMU
Keterangan :
1. Muzakki mendonasikan donasinya kepada Mitra MPZ (Lembaga) dengan pengelolaan
seperti biasanya berjalan.
2. Setiap priode tertentu, Misal bulanan/3 bulan Mitra MPZ memindahkan/menyetorkan dana
penghimpunan kepada BSMU. (100%)
3. MPZ mengajukan permohonan pencairan kepada BSMU untuk mengembalikan dana kepada
MPZ sesuai dengan kesepakatan pada PKS.
4. MPZ berhak/wajib menyalurkan/mendistribudi/mengelola dana zakat sesuai dengan
ketentuan syariah.
11
B. ALUR PENGEMBALIAN DANA MPZ
Alur pengembalian dana BSMU kepada MPZ :
1. Setelah penanda tanganan PKS BSMU bersama Mitra MPZ, maksimal 14 hari kerja MPZ
wajib menyetorkana dana yang telah dihimpunya kepada BSMU.
2. Mitra MPZ mengirimkan surat permohonan pencairan dana ZIS kepada BSMU dengan
menyertakan anggaran dasar program dan nomor rekening penerimaan dana.
3. BSMU wajib mengembalikan dana ZIS kepada Mitra MPZ maksimal 7 hari kerja ke
rekening yang dimaksud dalam surat permohonan MPZ.
12
BAB VII
PENUTUP
13
LAMPIRAN
B. Spesifikasi
Kode Perorangan/Badan berjumlah digit yang terdiri atas 4 komponen, yaitu:
▪ 2 digit kode dari donatur
▪ 1 digit kode jenis Perorangan/Badan, yaitu:
1 untuk muzakki perorangan
2 untuk munfiq perorangan
3 untuk mudhohi perorangan
4 untuk muzakki Badan
5 untuk munfiq Badan
6 untuk mudhohi Badan
▪ 5 digit nomor urut Perorangan/Badan dimulai dari 00001 hingga 99999 pada saat
registrasi
▪ 2 digit kode Tahun donator pertama kali menjadi muzakki/munfiq/mudhohi BSM
Umat
C. Contoh
▪ Penomoran untuk Perorangan Muzakki Laznas BSM Umat
31 1 00001 22
Dimana 31 merupakan kode posisi donatur Laznas BSM Umat, yaitu DKI Jakarta
(mengacu pada Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Permendagri
No.66 Tahun 2011). Kode 1 merupakan kode Jenis perorangan/badan BSM Umat,
00001 adalah nomor urut yang diberikan kepada muzakki saat registrasi. Kode 22
merupakan tahun donator pertama kali menjadi Muzakki, yaitu tahun 2022
14
urut yang diberikan kepada donatur saat registrasi. Kode 22 merupakan tahun
donator pertama kali menjadi Muzakki, yaitu tahun 2022
15