Anda di halaman 1dari 42

PERATURANOTORITASJASAKEUANGAN

PENERAPANTATAKELOLA
BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYATSYARIAH
(POJKTATAKELOLABPRS)
CAKUPANPENERAPANTATAKELOLABPRS
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabDPS

kelengkapan dan pelaksanaan tugas/fungsi komite

pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatanBPRS

penanganan benturan kepentingan

penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern

penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalianintern

batas maksimum penyalurandana

rencana bisnis BPRS

transparansi kondisi keuangan dannonkeuangan


Otoritas Jasa Keuangan 2
STRUKTURORGANISASIBPRSBERDASARKANMODALINTI
(Dipenuhi Paling Lambat 31 Desember 2021)
Modal Inti
Pengaturan Modal Inti < Rp50 M Modal Inti ≥ Rp80M
≥ Rp50 M s.d. < Rp80 M
Jumlah Direksi Minimal 2 orang Minimal 3 orang
(salah satunya Direktur yang (salah satunya Direktur yang membawahkan fungsikepatuhan)
membawahkan fungsi
kepatuhan)
Jumlah Dewan Komisaris Minimal 2 orang Minimal 3 orang (minimal 1 Minimal 3 orang
Maksimal sejumlah Direksi orang adalah Komisaris (minimal 50% adalah
Independen) Komisaris Independen)
Maksimal samadengan Maksimal samadengan
jumlah Direksi jumlah Direksi
Jumlah DPS Minimal 2 orang, maksimal 3 orang

Pembentukan Komite Tidak diwajibkan Komite Audit danKomite


Pemantau Risiko (wajib)
Komite Remunerasi dan
Nominasi (optional)
Pelaksanaan Fungsi Audit Menunjuk PejabatEksekutif Membentuk SKAI, SKMR, dan Membentuk SKAI, SKMR, dan
Intern, ManajemenRisiko, (PEMR dapat merangkap satuan kerja kepatuhan satuan kerja kepatuhan,serta
dan Kepatuhan sebagai PEKepatuhan) (SKMR dan satuan kerja Komite Manajemen Risiko
kepatuhan dapat digabung) (SKMR dan satuan kerja
kepatuhan dapat digabung)
Otoritas Jasa Keuangan 3
DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DAN
DEWAN PENGAWASSYARIAH(DPS)

Otoritas Jasa Keuangan 4


DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DANDPS
Pengaturan Direksi Dewan Komisaris DPS
Tempat tinggal Wajib dekat kantor pusatBPRS Minimal 1 orang anggotaDekom -
wajib bertempat tinggal dekat
kantor pusatBPRS

Hubungan -
Dilarang bagi mayoritas anggota Direksi dan Dekom
keluarga/semenda s.d
derajat kedua dengan
anggota Direksi dan/atau
anggota Dekom lain
Independensi Dilarang memiliki saham≥25% Cooling off Direksi, PE,atau pihak -
modal disetor BPRS(secara lain menjadi KomisarisIndependen
sendiri/bersama-sama) minimal 1 tahun
(kecuali mantan Direksi dan PE
fungsi pengawasan yang telah
menjabat minimal 1 tahun)

Rangkap jabatan Dilarang sebagai anggota Maksimal pada 2 perusahaan Maksimal sebagaiDPS
Direksi, Dekom, DPS, atau PE, sebagai Dekom BPR/BPRSdan/atau pada 4 LKSlain
tidak termasuk pengurus Direksi, Dekom, dan/atau PE
organisasi/lembaga nonprofit nonbank, tidak termasuk pengurus
organisasi/ lembaga nonprofit

Otoritas Jasa Keuangan 5


DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DANDPS
Pengaturan Direksi Dewan Komisaris DPS
Masa Jabatan - - Paling lama sama dengan
masa jabatan anggota
Direksi atau anggota
Dewan Komisaris
Pedoman dan tata tertib Wajib dimiliki dan bersifat mengikat, paling sedikitberupa -
kerja pengaturan etika kerja,wa ktu kerja, dan pengaturanrapat

Frekuensirapat - Minimal 1x dalam 3 bulan dihadiri Minimal 1x dalam 3 bulan


oleh seluruh Dekom
Mekanisme rapat - Kehadiran video konferensi/media
langsung/telekonferensi/ n
elektronik lai
Persetujuan RB-BPRS wajib hadirlangsung
Pengambilan keputusan Musyawarah untuk
rapat Musyawarah untuk mufakatatau berdasarkan anggaran dasar mufakat/pertimbanga
n DSN-MUI
Risalahrapat Wajib dibuat oleh Direksidan Wajib dibuat oleh Dekomdan Wajib dibuat oleh DPSdan
didokumentasikan didokumentasikan didokumentasikan
Dissentingopinions Wajib dicantumkan dalam risalah at
rap
Otoritas Jasa Keuangan 6
DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DANDPS
Pengaturan Direksi Dewan Komisaris DPS
Transparansi Wajib Wajib mengungkapkan kepemilikan Wajib mengungkapkan
mengungkapk saham pada BPRS ybs dan rangkap jabatan pada LKS
an kepemilikan saham pada perusahaan lain, hubungan lain serta remunerasi dan
BPRS ybs dan perusahaan lain, keuangan dan/atau hubungan fasilitas lain yangditerima
hubungan keuangan dan/atau keluarga dengan anggota Direksi
hubungan keluarga dengan lain, anggota Dekom, dan/atau PS
anggota Direksi lain, anggota BPRS, rangkap jabatan pada BPR,
Dekom, dan/atau PS BPRS, BPRS lain, dan/atau perusahaan
serta remunerasi dan fasilitas lain, serta remunerasi dan fasilitas
lain yangditerima lain yangditerima

 Dilarang memanfaatkan BPR Suntuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
dapat i keuntunganBPRS
merugikan/mengurang tau menerima keuntungan pribadi dari BPRS selain yang
 Dilarang mengambil
dan/a ditetapkan RUPS

Otoritas Jasa Keuangan 7


PENGATURAN LAIN BAGIDIREKSI

Direksi wajib:
 melakukan pengelolaan BPRSsesuai kewenangan dan tanggung jawab Direksi dengan memenuhi prinsip
kehati-hatian dan Prinsip Syariah
 menerapkan Tata Kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha BPRSpada seluruh tingkatan/jenjang
organisasi
 menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari SKAI, PEfungsi audit intern, auditor ekstern, hasil
pengawasan Dekom, DPS,OJK, dan/atau otoritas lain yang berwenang
 memastikan pemenuhan jumlah sumber daya manusia yang memadai
 mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS
 mengungkapkan kepada pegawai mengenai kebijakan BPRSyang bersifat strategis di bidangkepegawaian
 menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dekom dan DPS

Direksi dilarang:
• memberikan kuasa umum yang mengakibatkan pengalihan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada
pihak lain
• menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan.
Larangan tersebut dikecualikan untuk penggunaan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional
sebagai konsultan, yang memenuhi persyaratan:
a. untuk proyek bersifat khusus;
b. didasarkan pada perjanjian yang jelas; dan
c. konsultan merupakan Pihak Independen dan memiliki kualifikasi.
Otoritas Jasa Keuangan 8
PENGATURAN LAIN BAGI DEWAN DIREKSI DANDPS
Dekom wajib:
 melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Tata Kelola yangbaik
 memastikan penerapan Tata Kelola yang baik terselenggara dalam setiap kegiatan usaha BPRSpada seluruh
tingkatan/jenjang organisasi
 melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada
Direksi
 mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategisBPRS
 memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari SKAI, PEfungsi audit
intern, auditor ekstern, hasil pengawasan Dekom, DPS, OJK,dan/atau otoritas lain yangberwenang
 melaporkan kepada OJKmaksimal 10 hk sejak pelanggaran ketentuan di bidang keuangan dan perbankan serta
terdapat keadaan/perkiraan keadaan yang dapat membahayakankelangsungan usaha BPRS
 memastikan bahwa Komite-komite menjalankan tugas secaraefektif
 menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabsecara optimal

Dekom dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPRS,kecuali terkait dengan
penyediaan dana kepada pihak terkait dan hal-hal lainsesuai ketentuan

DPSwajib:
 melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Tata Kelola yang baik
 memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan BPRSagar sesuai Prinsip Syariah
 menyampaikan laporan hasil pengawasan DPSsecara semesteran, maksimal akhir Agustus (semester I) dan
akhir Februari (semester II)
 menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara optimal
Otoritas Jasa Keuangan 9
Komite-komite

Otoritas Jasa Keuangan 10


KOMITE-KOMITE
Komite
Komite Komite
Remunerasi
Pemantau
Audit 1 orang 1 orang dan 1 orang
Risiko Nominasi
Komisaris Komisaris Komisaris
Independen Independen Independen
(Ketua) (Ketua) (Ketua)

1 orang Pihak
1 orang Pihak
Independen di 1 orang
Independen di
bidang komisaris
bidang keuangan
keuangan/
syariah
akuntansi
1 orang Pihak 1 orang Pihak
Independen di Independen di
1 orang Pejabat
bidang hukum/ bidang Eksekutif SDM
perbankan manajemen
syariah risiko
• Persyaratan anggota memiliki integritas dan reputasi keuangan yangbaik
• Anggota Direksi dilarang menjadi anggota seluruh komite
• Ketua Komite dilarang merangkap jabatan sebagai ketua komite pada >1 komitelain
• Pihak Independen sebagai anggota komite dapat merangkap jabatan pada komite lain dengan persyaratan tertentu
• Mayoritas anggota komite adalah Komisaris Independen dan PihakIndependen
• Wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja Komite (minimal pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat)
Otoritas Jasa Keuangan 11
TUGASDAN TANGGUNG JAWABKOMITE

Komite Remunerasi dan


Komite Audit Komite Pemantau Risiko
Nominasi
• Melakukan pemantauan dan • Melakukan evaluasi tentang • Melakukan evaluasi terhadap
evaluasi atas perencanaan dan kesesuaian antara kebijakan kebijakan remunerasi
pelaksanaan audit, guna manajemen risiko dengan • Memberikan rekomendasi
memberikan rekomendasi pelaksanaan kebijakan tersebut, kepada Dewan Komisaris
kepada Dewan Komisaris guna memberikan rekomendasi mengenai kebijakan remunerasi.
• Melakukan pemantauan atas kepada Dewan Komisaris • Memberikan rekomendasi
tindak lanjut hasil audit dalam • Melakukan pemantauan dan mengenai sistem serta prosedur
rangka menilai kecukupan evaluasi pelaksanaan tugas pemilihan dan/atau penggantian
pengendalian intern, termasuk Komite Manajemen Risiko dan anggota Direksi, anggota Dewan
kecukupan proses pelaporan SKMR, guna memberikan Komisaris, dan anggota DPS
keuangan, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan • Memberikan rekomendasi
rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon anggota Direksi,
Komisaris calon anggota Dewan Komisaris,
• Memberikan rekomendasi dan/atau calon anggota DPS,
mengenai penunjukan APdan serta Pihak Independen yang
KAPkepada Dewan Komisaris akan menjadi anggota komite

Otoritas Jasa Keuangan 12


RAPATKOMITE

Diselenggarakan sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja

Dihadiri oleh mayoritas anggota komite, salah satunyaadalah


Komisaris Independen

Pengambilan keputusan rapat komite dilakukan melaluimusyawarah


untuk mufakat atau berdasarkan anggaran dasarBPRS

Risalah rapat wajib dibuatoleh Komite dan didokumentasikan

Dissenting opinions wajib dicantumkan dalam risalah rapat Komite

Otoritas Jasa Keuangan 13


FUNGSI KEPATUHAN,
AUDIT INTERN, DAN AUDIT EKSTERN

Otoritas Jasa Keuangan 14


DIREKSIYANGMEMBAWAHKAN FUNGSIKEPATUHAN

• Tidak menangani • Tidak merangkapdirektur


penyaluran dana utama
• Memahami • Tidak membawahkan
operasional
ketentuan penghimpunan dan
penyaluran dana
• Memahami ketentuan
Modal Inti Modal Inti
< Rp50 M ≥ Rp50 M

• Berhalangan
sementara >10 sd. 90
Penggantian Penggantian
• Berhalangan tetap
hk berturut-turut Sementara Tetap
• Mengundurkan diri
• Dilaporkan kepada
OJKmaksimal 10 hk
• Habis masa
setelah penggantian jabatannya
sementara dilakukan

Otoritas Jasa Keuangan 15


DIREKSIYANGMEMBAWAHKAN FUNGSIKEPATUHAN

Tugas dan Tanggung Kewajiban


Jawab

• Menetapkan langkah yang • Menyetujui pedoman kerja,


diperlukan untuk memastikan sistem, dan prosedur kepatuhan
BPRS telah memenuhi seluruh • Berkoordinasi dengan DPSterkait
ketentuan pelaksanaan fungsi kepatuhan
• Memantau dan menjaga agar terhadap prinsip syariah
kegiatan usaha BPRS tidak • Mencegah Direksi BPRS untuk
menyimpang dari ketentuan dan tidak menetapkan kebijakan
Prinsip Syariah dan/atau keputusan yang
• Memantau dan menjaga menyimpang dari ketentuan
kepatuhan BPRS terhadap • Melaporkan pelaksanaan tugas
seluruh komitmen BPRSkepada dan tanggung jawab secara
OJK berkala

Otoritas Jasa Keuangan 16


PEJABATEKSEKUTIFDAN SATUANKERJAKEPATUHAN

• Memiliki pengetahuan dan/atau


pemahaman di bidang operasional
perbankan syariah
• Menyusun dan /atau mengkinikan
pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan

Menunjuk Pejabat
Membentuk Satuan
Eksekutif fungsi
Kerja Kepatuhan
kepatuhan
Modal Inti Modal Inti
≥50 Miliar <50 Miliar
Dalam rangka
membantu
pelaksanaan
tugas Direktur
Kepatuhan

Otoritas Jasa Keuangan 17


PEJABATEKSEKUTIFDAN SATUAN KERJAAUDIT INTERN

BPRS dapat menugaskan auditor SKAI dan PEaudit intern:


ekstern dalam penerapan fungsi • harus memiliki pengetahuan dan/atau
audit intern pemahaman di bidang operasional
perbankan syariah
BPRSwajib menerapkan fungsi audit intern secara • wajib melaporkan hasil audit intern
efektif. terkait pemenuhan prinsip syariah
kepada DPS
• independen terhadap fungsi
operasional
• bertanggung jawab langsung kepada
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
Modal Inti direktur utama
Wajib menunjuk pihak ekstern
• wajib menyampaikan laporan kepada
untuk melakukan kaji ulang < Rp50 M direktur utama dan Dewan Komisaris
1x/3 th dengan tembusan kepada Direktur
Modal Inti Pejabat Eksekutif kepatuhan
• pengangkatan dan pemberhentian
≥ Rp50M Audit Intern
kepala SKAI atau Pejabat Eksekutif
audit intern dilakukan oleh direktur
utama dengan mempertimbangkan
pendapat Dewan Komisaris

Otoritas Jasa Keuangan 18


TUGASDAN TANGGUNG JAWAB
PEJABATEKSEKUTIFDAN SATUAN KERJAAUDIT INTERN

membantu tugas direktur utama dan dewan komisaris dalam


melakukan pengawasan operasional BPRS yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan hasil audit

membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi,


operasional, dan kegiatan lain paling sedikit dengan cara
pemeriksaan langsung dan analisis dokumen

mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan


meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya serta penggunaan
dana

memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang


kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen

Otoritas Jasa Keuangan 19


FUNGSI AUDIT EKSTERN

BPRSwajib menunjuk APdan KAPyang terdaftar di OJKdalam pelaksanaan


audit laporan keuangan

Penunjukan APdan KAP wajib disetujui RUPS berdasarkan usulanDewan


Komisaris sesuai rekomendasi komite audit

Pelaksanaan audit wajib memenuhi ketentuan OJKmengenai penggunaan


jasa akuntan publik dan kantor akuntan publik dalam kegiatan jasa
keuangan (POJKNo.13/POJK.03/2017)

Otoritas Jasa Keuangan 20


RPOJKPenerapan
Kewajiban penerapan Manajemen Risiko secara efektif Manajemen RisikoBagi
BPRS

PBI Batas Maksimum


Pelaksanaan penyaluran dana wajib mengacu pada Batas
Penyaluran Dana BPRS
Maksimum Penyaluran Dana No.13/5/PBI/2011

POJKRencana Bisnis
Kewajiban penyusunan Rencana Bisnis BPRS BPRdan BPRS
No.37/POJK.03/ 2016

PBI Transparansi Kondisi


Kewajiban pelaksanaan transparansi kondisi keuangan Keuangan BPRS
No.7/47/PBI/2005
dan nonkeuangan kepada stakeholders serta transparansi
PBI Transparansi
informasi produk, layanan, dan penggunaan data nasabah Informasi Produk Bank
dan Penggunaan Data
Pribadi Nasabah
No.7/6/PBI/2005
Otoritas Jasa Keuangan 21
PBI Pelaksanaan Prinsip
Syariah Dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan
Kewajiban pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan BPRS Penyaluran Dana serta
Pelayanan Jasa Bank
Syariah No.9/19/PBI/2007

Pelaporan Intern
BPRSwajib memastikan
Benturan Kepentingan
ketersediaan dan Tata Kelola Remunerasi
kecukupan pelaporan BPRS harus memiliki dan menerapkan
intern yang didukung kebijakan intern serta sisdur penyelesaian BPRS wajib memiliki kebijakan
benturan kepentingan remunerasi secara tertulis bagi
oleh sistem informasi
manajemen yang Anggota Direksi, Dekom, dan PEdilarang Direksi, Dekom, DPS,dan pegawai
memadai mengambil tindakan yang dapat yang paling sedikit memuat skala
merugikan/mengurangi keuntungan BPRS remunerasi berdasarkan tingkat
Anggota Direksi, Dekom, dan PE yang dan jabatan dan komponen
memiliki benturan kepentingan wajib remunerasi
mengungkapkan benturan kepentingan
dalam setiap keputusan

Otoritas Jasa Keuangan 22


PELAPORAN

Otoritas Jasa Keuangan 23


RENCANATINDAK (ACTION PLAN)

Jika BPRS telah merealisasikan seluruh rencana tindak dan


melaporkannya kepada OJK, BPRS tidak perlu
menyampaikan laporan realisasi semester berikutnya

Tahun2018 30 Juni 2019 31 Juli2020 31 Des2021

POJK diterbitkan Batas waktu Batas waktu


penyampaian Batas waktu penyampaian penyelesaian
dan mulai berlaku laporan realisasi rencana
rencana tindak seluruh rencana
tindak untuk pertama kali
(semester I 2020) tindak

BPRSwajib menyampaikan laporan


realisasi rencana tindak setiap semester

Otoritas Jasa Keuangan 24


LAPORAN KEPATUHANDAN LAPORAN AUDITINTERN

• Laporan • Laporan
Laporan Kepatuhan

pokok-pokok pengangkatan atau

Laporan Audit Intern


pelaksanaan tugas dan tanggung pemberhentian kepala SKAI/PE audit
jawab Direktur Kepatuhan intern
• Laporan pelaksanaan dan pokok-
• Laporan khusus mengenai
pokok hasil audit intern
kebijakan dan/atau keputusan
• Laporan khusus mengenai temuan
Direksi yang menurut pendapat audit intern yang dapat mengganggu
direktur yang membawahkan kelangsungan usaha BPRS
fungsi kepatuhan telah • Laporan hasil kaji ulang pihak ekstern
menyimpang dari ketentuan atas hasil kerja dan perbaikan
• Ditandatangani oleh Direktur SKAI/PE audit intern bagi BPRS
yang membawahkan fungsi dengan modal inti Rp ≥50 Miliar
kepatuhan • Ditandatangani oleh Dirut danKomut

Otoritas Jasa Keuangan 25


LAPORAN PENERAPANTATAKELOLA

Paket/kebijakan Remunerasi Jumlah penyimpangan intern


Cakupan Tata Kelola dan
hasil self-assessment
dan fasilitas lain bagi Direksi, (internal fraud) dan upaya
Dewan Komisaris, dan DPS penyelesaiannya

Kepemilikan saham dan


Jumlah permasalahan
hubungan keuangan Rasio gaji tertinggi dan gaji
hukum dan upaya
dan/atau keluarga anggota terendah
penyelesaiannya
Direksi

Kepemilikan saham, hubungan


keuangan dan/atau keluarga, Frekuensi rapat Dewan Transaksi yang mengandung
dan rangkap jabatan anggota Komisaris benturan kepentingan
Dewan Komisaris

Penyaluran dana untuk


Rangkap jabatan anggota
Frekuensi rapat DPS kegiatan sosial dan kegiatan
DPS
politik

 Wajib disampaikan kepada pemegang saham, OJK, dan asosiasi BPRSserta stakeholders lain melalui
media internal BPRS
 Wajib dipublikasikan pada situs web BPRS(bagi BPRSyang telah memiliki situsweb)

Otoritas Jasa Keuangan 26


LAPORAN HASILSELFASSESSMENT

Hasil self
Kertas kerja self
assessment
assessment terdiri
berupa nilai
dari 11 cakupan Ketentuan
dan peringkat
Wajib Terdiri dari penerapan tata lebih lanjut
komposit
disampaikan kertas kerja kelola yang terbagi diatur dalam
serta uraian
minimal dan hasil self dalam struktur dan Surat Edaran
mengenai
1x/tahun assessment infrastruktur tata Otoritas Jasa
root cause,
kelola, proses Keuangan
action plan,
penerapan, dan
dan target
hasil penerapan
waktu

Otoritas Jasa Keuangan 27


BATASWAKTU PENYAMPAIANLAPORAN
JenisLaporan Pengaturan Batas Waktu Penyampaian
Rencana Tindak Maksimal 30 Juni 2019

Realisasi Rencana Tindak Maksimal 31 Juli (Semester I) dan 31 Januari (Semester II)

Laporan Kepatuhan  Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan
Maksimal 31 Maret (tahunan)
 Laporan khusus penyimpangan kebijakan dan/atau keputusan Direksi
Maksimal 10 hk sejak penyimpangan ditemukan (insidentil)

Laporan Audit Intern  Laporan pengangkatan/pemberhentian Kepala SKAI/PE AI


Maksimal 10 hk setelah tanggal pengangkatan/pemberhentian (insidentil)
 Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern
Maksimal 31 Maret (tahunan)
 Laporan khusus temuan audit yang dapat mengganggu kelangsungan usaha
Maksimal 10 hk sejak temuan diketahui (insidentil)
 Laporan hasil kaji ulang fungsi audit intern oleh pihak ekstern
Maksimal 1 bulan setelah hasi kaji ulang diterima BPRS(disampaikan 1x/3 tahun)

Laporan Penerapan Tata Kelola  Penyampaian laporan dan publikasi di situs web (jika ada)
Maksimal 31 Maret (tahunan)

Laporan Hasil Penilaian Sendiri  Penyampaian laporan


(Self Assessment) Maksimal 31 Maret (tahunan)

Otoritas Jasa Keuangan 28


PENILAIAN PENERAPAN
TATAKELOLA

Otoritas Jasa Keuangan 29


PENILAIAN PENERAPANTATAKELOLA

OJKberwenang melakukan penilaian atau evaluasi terhadap laporan hasil


penilaian sendiri (self assessment) penerapan tata kelola

Berdasarkan hasil penilaian atau evaluasi tersebut, OJK berwenang


meminta BPRS untuk menyampaikan rencana tindak yang memuat
langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan dengan target waktu tertentu

Dalam hal diperlukan, OJK berwenang meminta BPRS untuk melakukan


penyesuaian rencana tindak

Otoritas Jasa Keuangan 30


PENYESUAIAN PENERAPAN
TATAKELOLA

Otoritas Jasa Keuangan 31


PENYESUAIAN PENERAPANTATAKELOLA

Peningkatan
Penurunan Modal Inti
Modal Inti
Modal Inti menjadi Modal Inti menjadi sehingga mengakibatkan
≥ Rp80 M > Rp50 M s.d. Rp80M perubahan pemenuhan
ketentuan, tetap memenuhi
• selama 6 bulan berturut-turut setelah tanggal 31 Des ketentuan berdasarkan modal
2021 inti sebelum terjadinya
• wajib telah memenuhi masing-masing ketentuan penurunan modal inti
struktur organisasi berdasarkan modal inti yang baru
maksimal 1 tahun setelah modal inti meningkat
selama 6 bulan berturut-turut

Otoritas Jasa Keuangan 32


SANKSI

Otoritas Jasa Keuangan 33


SANKSIADMINISTRATIF

Terdiri dari Sanksi Penerapan Tata Kelola dan Sanksi Pelaporan, sebagai berikut:

Non Denda Denda Pelaporan Sanksi Ketentuan Terkait


• teguran tertulis • Denda keterlambatan Rp100 • POJKKelembagaan BPRS
• penurunanTKS ribu/hari keterlambatan, • POJKPKKNew Entry
• penghentian sementara maksimal Rp3 juta • POJKAP danKAP
kegiatan operasional • Denda keterlambatan Rp100 • POJKRB-BPR/BPRS
• pencantuman dalam daftar ribu/hari kerjaketerlambatan • POJKPerlindungan Konsumen
tidak lulus melaluinmekanisme • Denda maksimal Rp5 juta • PBI BMPD BPRS
uji kemampuan dan kepatutan • Denda laporan dinilai tidak • PBI Transparansi Kondisi
• larangan pembukaan jaringan benar/tidak lengkap Rp10juta Keuangan BPRS
kantor dan kegiatan PVA • PBI Tranparansi Informasi
Produk Bank
• PBI Pelaksanaan Prinsip Syariah
• RPOJKMR BPRS

Otoritas Jasa Keuangan 34


KETENTUANPERALIHAN

Otoritas Jasa Keuangan 35


KETENTUAN PERALIHAN
2018 2019 2020 2021 2022 dst.

POJKTata Kelola BPRSdiundangkan dan mulai berlaku pada tanggaldiundangkan

Rencana Laporan realisasi mulai


tindak periode Smt. I 2020
disampaikan
paling lambat
30 Juni2019

Kewajiban struktur organisasi dipenuhi paling lambat


31 Desember 2021
(bagi BPRSexisting atau telah mengajukan izin usaha/izin
konversi)
Kewajiban struktur organisasi dipenuhi pada saat memperoleh izin usaha/izin konversi
(bagi pihak yang mengajukan izin usaha/izin konversi setelah POJKdiundangkan)

Keterangan: Laporan kepatuhan,


audit intern, hasil self
 Rencana tindak paling lambat diselesaikan pada 31 Desember2021.
assessment, penerapan
 Pihak yang mengajukan izin usaha/izin konversi sebelum POJK diundangkan tata kelola pertama kali
memenuhi ketentuan penyampaian serta penyelesaian rencana tindak dan disampaikan untuk posisi
laporan realisasi rencanatindak. 31 Desember2022

Otoritas Jasa Keuangan


Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Muhammad Taqwa Audiansyah (muhammad.taqwa.a@ojk.go.id)
Karina Rahayu Wiguna (karina.rahayu@ojk.go.id)

Otoritas Jasa Keuangan 39


PERPANJANGANMASATRANSISI
BPR
2 tahun

1 Apr 2015 31 Des 2016 1 Apr 2017 31 Des2017

POJKTata Kelola BPR Posisi laporan penerapan tata Sanksi pelanggaran Posisi laporan penerapan tata
terbit dan berlaku kelola yang pertama kali pemenuhanstruktur kelola yang pertama kali
disampaikan kepada OJK organisasi mulai disampaikan kepada pihak lain
berlaku dan di-upload pada website BPRS

Posisi laporan rutin fungsi audit


intern yang pertama kali
3 tahun disampaikan kepada OJK

2018 31 Des 2020 31 Des2021 31 Des2022 31 Des2023

POJKTata Kelola BPRS Posisi laporan penerapan tata Batas waktu Posisi laporan rutin Posisi laporan
terbit dan berlaku kelola yang pertama kali pemenuhan fungsi kepatuhan, fungsi penerapan tata
disampaikan kepada OJK strukturorganisasi audit intern, laporan kelola yang pertama
penerapan tata kelola, kali disampaikan
BPRS dan laporan self kepada pihak lain
assessment yang dan di-upload pada
pertama kali website BPRS
disampaikan kepada OJK

Otoritas Jasa Keuangan


KETENTUAN PELAKSANAANPOJKTATAKELOLABPRS

Rancangan SEOJKTata Kelola BPRS

Rancangan SEOJKKepatuhan BPRS

Rancangan SEOJKAudit Intern BPRS

Otoritas Jasa Keuangan 39


RANCANGAN SEOJKTATAKELOLABPRS
Struktur Lampiran

Pengaturan Pelaksanaan Tugas danTanggung Surat Penyampaian Laporan Hasil Pengawasan DPS
Jawab DPS
Kertas Kerja Pengawasan DPSTerhadap Pengembangan Produk &
Aktivitas Baru BPRS
Pengaturan Penilaian Sendiri (Self
Assessment) Terhadap Penerapan Tata Kelola
Kertas Kerja Pengawasan DPSTerhadap Kegiatan Usaha BPRS

Pengaturan Laporan Penerapan Tata Kelola Risalah Rapat Pembahasan Hasil Pemeriksaan DPS

Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola


Pengaturan Rencana Tindak (Action Plan)
Penerapan Tata Kelola
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan TataKelola

Rencana Tindak (Action Plan) Penerapan Tata Kelola

Laporan Realisasi Rencana Tindak (Action Plan) Penerapan Tata


Kelola

Otoritas Jasa Keuangan 40


RANCANGAN SEOJKKEPATUHANBPRS

Merupakan ketentuan pelaksanaan yang mengatur teknis


penerapan fungsi kepatuhan dengan struktur sebagai
berikut:

Pengangkatan,
pemberhentian, Laporan pokok-
dan/atau Pedoman kerja, pokok
Pelaksanaan pelaksanaan
fungsi pengunduran diri sistem, dan Laporan
tugas anggota
kepatuhan anggota Direksi prosedur khusus
Direksi yang
pada BPRS yang kepatuhan
membawahkan membawahkan
fungsi kepatuhan fungsi kepatuhan

Otoritas Jasa Keuangan 41


RANCANGAN SEOJKAUDIT INTERNBPRS

Merupakan ketentuan pelaksanaan yang secara khusus mengatur struktur organisasi fungsi audit intern
BPRS serta laporan pelaksanaan fungsi audit intern. Rancangan SEOJK ini juga melampirkan pedoman
standar pelaksanaan fungsi audit intern dengan struktur sebagaiberikut:

Struktur
Latar Ruang Hubungan
organisasi,
belakang lingkup audit intern Dokumentasi
fungsi, Pelaksanaan
dan pekerjaan dengan sistem dan
tugas dan audit
kajian audit pengendalian administrasi
tanggung
umum intern intern
jawab

Otoritas Jasa Keuangan 42

Anda mungkin juga menyukai