Anda di halaman 1dari 25

BANK SYARIAH

1
Pendahuluan

َ ‫ل إِ ََّل أَ ْن تَ ُك‬
ْ ‫ون تِجَا َر ًة َع‬
‫ن‬ ‫ط‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ب‬ ْ ِ‫م ب‬
‫ال‬ ْ ُ ‫م بَ ْين‬
‫َك‬ ْ ُ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َم ُنوا ََل تَ ْأ ُكلُوا أَ ْموَال‬
‫ك‬
ِ
ً ‫ِي‬ ْ ‫ان بِ ُك‬ َ َّ ‫ن‬
َ ‫َّللا َك‬ َّ ‫م ۚ إ‬ ْ ُ ‫س‬ ُ ْ َ‫م ۚ و َََل تَ ْق ُتلُوا أ‬
ْ ‫اض ِم ْن ُك‬
‫ًا‬ ِ ‫م َر‬ ِ ‫ك‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬ ٍ ‫تَ َر‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
Perbankan
Syariah di Indonesia
 1940
◦ Pengelolaan dana haji oleh lembaga non-konvensional di Pakistan dan
Malaysia
 1963
◦ Pendirian Bank Rural sebagai institusi perbankan Islam pertama di desa Mit
Ghamar Kairo, Mesir oleh Profesor DR. Ahmad Najjar
 1970
◦ Proposal pendirian Bank Islam Internasional untuk perdagangan dan dan
pembangunan (Intrnational Islamic Bank For Trade and Development) dan
proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic Banks) pada
sidang menteri luar negeri OKI di Karachi Pakistan
◦ Dilakukan kajian oleh para ahli dari 18 negara anggota OKI
◦ Proposal mengusulkan bahwa sistem keuangan berdasarkan bunga harus
digantikan dengan suatu sistem kerja sama dengan skema bagi keuntungan
dan kerugian

Latar Belakang
 Maret 1973
◦ Keputusan agar OKI membentuk bidang khusus menangani
masalah ekonomi dan keuangan pada sidang menteri luar
negeri OKI di Benghazi Libya
 Juli 1973
◦ Perumusan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
badan ekonomi dan perbankan OKI di Jeddah
 Mei 1974
◦ Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
 1975
◦ Pada sidang menteri keuangan negara anggota OKI di
Jedah menyepakati pendirian Bank Pembangunan Islam
(Islamic Development Bank) dengan modal awal 2 milyar
Latar Belakang - Lanjutan
dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR (special drawing
right). Semua anggota OKI menjadi anggota IDB.
 Kemunculan bank-bank islam di berbagai negara
:
◦ Uni Emirat Arab mendirikan Dubai Islamic Bank (1975)
◦ Kuwait dengan Kuwait Finance House (1977)
◦ Mesir berdiri Faisal Islamic Bank (1978)
◦ Malaysia mendirikan Bank Islam Malaysia Berhard
(1984)
◦ Turki mendirikan Faisal Finance Institution (1984)
◦ Pakistan pada tahun 1979 menghapus sistem bunga dari
tiga insitusinya yaitu National Investment, House
Building Fianance Corporation dan Mutual Funds oh the
Investement Corporation of Pakistan
◦ Pakistan mengkonversi seluruh bank konvensional
menjadi bank islam pada tahun 1985

Latar Belakang - Lanjutan


Agustus 1990 Majlis Ulama Indonesia
menyelenggarakan lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua Bogor . Hasil lokakarya tersebut
dibahas lebih dalam pada Musyawarah Nasional IV
Majlis Ulama Indonesia di hotel Sahid Jaya Jakarta pada
tanggal 22-25 Agustus 1990.
 Berdasarkan amanat munas MUI dibentuk kelompok
kerja untuk mendirikan bank islam di Indonesia.
 1 November 1991 muncul dukungan nyata dari ICMI
dan ditandatanganilah akte pendirian Bank Muamalat
Indonesia dengan modal awal disetor sebesar Rp.
106.126.382.000,-
 1 Mei 1992 Bank Muamalat resmi beroperasi

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia


Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Lanjutan
 27 Oktober 1994, dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa.
 Namun dalam Undang-Undang (UU) No 7 tahun 1992 tentang Perbankan, di mana
perbankan dengan system bagi hasil hanya disisipkan sedikit saja sehingga industri
perbankan syariah belum memiliki landasan yang kuat. Dalam UU tersebut, pasal 13
ayat (c) menyatakan bahwa salah satu usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
menyediakan pembiayaan.
 30 Oktober 1992 terbit Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992 tentang: bank
berdasarkan prinsip bagi hasil
 Momentum reformasi politik di tahun 1998 terbit UU no. 10 tahun 1998 sebagai
landasan hukum industri keuangan syariah.
 Pada akhir tahun 90an, Bank Muamalat terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio
pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar
Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari
sepertiga modal setor awal.
 Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank
Muamalat.
 2009
◦ Asset bank syariah terhadap total keseluruhan bank telah
mencapai 2,24%
◦ Perhimpunan dana pihak ketiga mencapai 2,18%
◦ Pembiayaan mencapai 2.96% dari keseluruhan bank di
Indonesia
◦ Bank syariah yang beroperasi di Indonesia bertambah dua
perusahaan:
 PT Bank Syariah Bukopin yang merupakan konversi anak
perusahaan Bank BUkopin dan UUS Bukopin,
 PT Bank Syariah BRI yang merupakan konversi UUS BRI
yang menjadi BUS
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Lanjutan
 Bank syariah hadir di tengah-tengah perkembangan dan praktik-praktik
perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat
secara luas.
 Belum tersedianya sumber daya manusia secara memadai dan peraturan
perundang-undangan.
 Infrastruktur pendukung dalam operasional perbankan syariah tidak tersedia
secara merata.
 Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sistem operasional perbankan
syariah belum memadai.
 Masih terdapat kebingungan pada karakteristik dasar yang melandasi sistem
operasional perbankan syariah, yakni sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil dalam
prakteknya dipandang masin menyerupai sistem bunga bagi bank konvensional.
 Penyaluran dana bank syariah lebih banyak bertumpu pada pembiayaan
murabahah

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia


Lanjutan - Kendala
 Mayoritas penduduk Indonesia muslim.
 Disahkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah sebagai faktor pendukung
legalitas pendirian Bank Syariah.
 Market share di industri perbankan syariah
masih kalah jauh dengan market share
industri prebankan konvensional.
 Pemahaman masyarkat mengenal bank
syariah mulai berkembang pesat.
 Dukungan kebijakan spin off dan konversi.
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Lanjutan - Peluang
1. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM
SYARIAH
2. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
11/ 15 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN
KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL
MENJADI BANK SYARIAH
3. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR
11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA
PBI PERBANKAN SYARIAH
SYARIAH
 Inovasi produk pada industri perbankan syariah.
 Dikeluarkannya “Cetak Biru Pengembangan
Perbankan Syariah di Indonesia” pada tahun 2002.
Sasaran pengembangan perbankan syariah yang
ingin digariskan dalam cetak biru tersebut:
◦ Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional
perbankan.
◦ Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional
perbankan syariah
◦ Terciptanya sistem perbankan yang kompetitif dan
efisien
◦ Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya
kemanfaatan bagi masyarakat luas.

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia


Lanjutan - Peluang
 Tahun 1999 dibentuk Dewan Syariah
Nasional (DSN) oleh MUI
 Fungsi DSN untuk melaksanakan tugas
memajukan ekonomi ummat islam
 Tugas DSN : mengkaji, merumuskan nilai
dan prinsip hukum islam untuk menjadi
pedoman transaksi/implementasi di
lembaga keuangan syariah

Perbankan Syariah di Indonesia


Proses pendirian BUS kurang lebih = BUK
Modal Rp. 1 T
Bentuk Hukum harus PT
Harus ada DPS

PENDIRIAN
BANK UMUM SYARIAH
BANK SYARIAH adalah Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasar kan Prinsip Syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

 Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang


dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya tidak
PENGERTIAN BANK
memberikan jasa dalam SYARIAH
lalu lintas pembayaran.
KONSEP & SISTEM
PERBANKAN SYARIAH
PROSES
PENYALURAN DANA
PROSES
PENGHIMPUNAN
MASYARAKAT DANA MASYARAKAT
PEMILIK DANA PENGGUNA DANA
KONSEP PENYALURAN DANA :
1. Kerjasama Bagi-Hasil
Mudharabah
KONSEP PENGHIMPUNAN Musyarakah
DANA : 2. Jual-bali :
Murabahah
1. AL WADIAH Salam & Salam Pararel
2. MUDHARABAH Istishna & istishna Pararel
2. Prinsip sewa
3. Prinsip Pinjam Meminjam
4. Prinsip kegiatan berbasis imbalan
Wakalah
Kafalah
 PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
A. TITIPAN (WADIAH DHAMANAH)
B. BAGI HASIL (MUDHARABAH)

 PENYALURAN DANA KEPADA MASYARAKAT


1. BAGI HASIL (MUDHARABAH, MUSYARAKAH)
2. JUAL-BELI (MURABAHAH, AL BAI BITHAMAN AJIL, ISTHISNA,
SALAM)
3. SEWA (IJARAH, AL BAI’UT TAKJIRI)
4. PINJAMAN KEBAJIKAN (AL QARDHUL HASAN)
5. JAMINAN/GADAI (RAHN)

 JASA LALU LINTAS KEUANGAN


1. PERWAKILAN (WAKALAH)
2. PENJAMIN (KAFALAH)
PRINSIP DASAR
3.
4.
PEMINDAHAN UTANG (HIWALAH)
IMBALAN (JU’ALAH)
OPERASIONAL
5. SHARF
Perbedaan Mendasar Antara Bank Syariah
dengan Bank Konvensional
Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah
Non-bunga (bagi hasil, marjin,
Sistem yang digunakan dalam produk Berbasis bunga
sewa, fee)
Hanya Dewan Komisaris dan Dewan Komisaris, Direksi &
Susunan Pengurus
Direksi Dewan Pengawas Syariah

Jenis pengikatan / akad Hanya satu jenis pengikatan Beragam jenis akad

Hasil investasi setiap bulannya Tetap Berfluktuasi, sesuai kinerja bank

Semua bisnis yang Hanya bisnis menguntungkan


Penyaluran dana
menguntungkan yang sesuai prinsip syariah

Fungsi sosial CSR jika ada CSR dan UPZ


PERBEDAAN BUNGA DAN BAGI HASIL
Perihal Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga

Penentuan besarnya hasil. Sesudah berusaha, sesudah ada Sebelumnya.


untungnya.
Yang ditentukan sebelumnya. Menyepakati proporsi pembagian Bunga, besarnya nilai Rupiah.
untuk untuk masing-masing pihak,
misalnya 50:50, 40:60, 35:65, dst.

Jika terjadi kerugian. Ditanggung kedua pihak, nasabah dan Ditanggung nasabah saja.
lembaga.
Dasar perhitungan. Dari untung yang bakal diperoleh, Dari dan yang dipinjamkan, fixed,
belum tentu besarnya. tetap.

Titik perhatian usaha. Keberhasilan usaha menjadi perhatian Besarnya bunga yang harus dibayar
bersama: nasabah dan lembaga. nasabah atau pasti diterima bank.

Besarnya prosentase. Proporsi: (%) kali jumlah untung yang Pasti: (%) kali jumlah pinjaman yang
belum diketahui = belum diketahui. telah diketahui pasti.

20
PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Jasa Bank Syariah
PBI 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan PBI No. 9/19/PBI/2007
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan


berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak
lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak
sesuai dengan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
TUJUAN BANK SYARIAH
22
Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat
secara Islam.
Menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi

Meningkatkan kualitas hidup umat

Menanggulangi masalah kemiskinan

Menjaga stabilitas ekonomi dan moneter


Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap
bank non syariah
Larangan dalam Sistem Ekonomi Islam Kewajiban Pengembangan
dalam Ekonomi Islam

Riba Islamic Economy


Ba’i
Gharar Mudth as a System :
ar
- Zakat
- Infaq
Maysir Ihtikar - Waqf
Prohibitio
n In
Islamic • Financial safety net
financial • Poverty
Tadlis system Ghabn
(menahan)
eradication
(menipu)
• Financial Inclusion
• Micro Business etc
Najasy
Ghisy
(sekongk (curang)
ol)
Ikrah
(paksaan)
Maqoshid
Syariah
24
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai