Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL

BANK SYARIAH adalah Bank yang


menjalankan kegiatan usahanya berdasar kan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.

Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang


dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
UNIT USAHA SYARIAH, YANG SELANJUTNYA
DISEBUT UUS, ADALAH UNIT KERJA DARI KANTOR
PUSAT BANK UMUM KONVENSIONAL YANG
BERFUNGSI SEBAGAI KANTOR INDUK DARI
KANTOR ATAU UNIT YANG MELAKSANAKAN
KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH,

ATAU UNIT KERJA DI KANTOR CABANG DARI


SUATU BANK YANG BERKEDUDUKAN DI LUAR
NEGERI YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA
SECARA KONVENSIONAL YANG BERFUNGSI SEBAGAI
KANTOR INDUK DARI KANTOR CABANG PEMBANTU
SYARIAH DAN/ATAU UNIT SYARIAH.
PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL
Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional

Ruang lingkup usaha Leasing (Ijarah, IMBT), via subsidiary company (anak perusahaan
Jual beli (Murabahah) bank)
Bagi hasil (Mudharabah)

Money Market PUAS (Pasar Uang Syariah), SBI, PUAB (Pasar Uang antar Bank)
dahulu SWBI (Sertifikat Wadiah
BI) kini SBIS

Pembiayaan Pembiayaan (Financing), tdk ada Kredit, Overdraft


Overdraft tetapi via Qard
(Bridging Finance)
Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional

Fatwa DSN wajib mengikuti Fatwa DSN tidak ada fatwa DSN

Badan Hukum PT PT, Koperasi, PD & bentuk lainnya

Dispute settlement ADR (alternative Disputes ADR,


Settlement) Peradilan Negeri
BASYARNAS,
Peradilan Agama, Peradilan
Negeri
Penjaminan Simpanan tidak ada batas bagi hasil ada batasan tingkat suku bunga LPS
SEJARAH PERBANKAN
SYARIAH

SEJARAH SINGKAT LEMBAGA KEUANGAN


ISLAM INTERNASIONAL :
MIT GHAMR BANK (DI MESIR) PERINTIS
PERTAMA DI TAHUN 1960AN SANGAT
BERARTI BAGI PERKEMBANGAN SISTIM
FINANSIAL DAN EKONOMI ISLAM ;
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK DIDIRIKAN
PADA TAHUN 1975
MULAI TAHUN 1970AN BERDIRI BANK-
BANK ISLAM DI BEBERAPA NEGARA :
MESIR, SUDAN, PAKISTAN, BANGLADESH,
TURKI, MALAYSIA DAN INDONESIA
PENDIRIAN LEMBAGA KEUANGAN/BANK
SYARIAH DI BERBAGAI NEGARA

• Uni Emirat Arab : th 1975 Dubai Islamic Bank ;


• Kuwait : th 1977 Kuwait Finance House
• Mesir : th 1978 Faisal Islamic Bank
• Pakistan : th 1979 sistim bunga dihapuskan
• Siprus : th 1983 Faisal Islamic Bank of Kibris
(Cyprus)
• Malaysia : th 1983 Bank Islam Malaysia Berhad
(BIMB)
• Turki : th 1984 Daar al Maal Islam-Faisal
Financial Institution
• Indonesia : th 1992 Bank Muamalat Indonesia
LATAR BELAKANG PENDIRIAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

UMMAT ISLAM MEMANDANG PERLUNYA LAYANAN PERBANKAN YANGLEBIH BAIK DAN ADIL
(BANK ISLAM = BEBAS RIBA)
19-22 AGUSTUS 1990 LOKAKARYA TENTANG BANK ISLAM DI CISARUA, BOGOR OLEH MUI
22-25 AGUSTUS 1990 DALAM MUNAS IV MUI DISEPAKATI UNTUK MENDIRIKAN
BANK ISLAM
NOVEMBER 1991 DIDIRIKAN PT BMI ( BANK MUAMALAT INDONESIA)
MARET 1992 BMI MULAI BEROPERASI
OKTOBER 1994 BMI MENJADI BANK DEVISA
SETELAH BEROPERASINYA BMI, MULAI BERTUMBUHAN BPRS DI BERBAGAI WILAYAH
INDONESIA
DENGAN UU NO. 10 TH 1998, MAKA PADA TAHUN 1999 MULAI BEROPERASI BANK SYARIAH
BAIK BERBENTUK UNIT USAHA SYARIAH (BANK INI CABANG SYARIAH) MAUPUN BANK UMUM
(BANK SYARIAH MANDIRI)
Peraturan Perundang-Undangan terkait
usaha Perbankan Syariah:

o Undang-undang tentang Perbankan (UU No. 7/1992 jo UU No. 10/1998) berikut peraturan
pelaksanaannya ;
o Undang-undang tentang Perbankan Syariah (UU No. 21/2008) ;
o Al-Qur’anul Kariim, Sunnah Rasululllah SAW, Ijma, Qiyas, Masalih Mursalah, Fiqih Muamalah
o Undang-undang tentang Bank Indonesia (UU No. 23/1999 jo UU No. 3/2004)
o Undang-undang tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistim Nilai Tukar (UU No. 24/1999)
o Undang-undang tentang Pencucian Uang (UU No. 8/2010) Undang-undang tentang Lembaga Penjamin
Simpanan (UU No. 24/2004)
o Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UU No. 40/2007)
o Undang-undang tentang Pasar Modal (UU No. 8/1995)
o Undang-undang tentang Surat Berharga Syariah Negara - Sukuk (UU No. 19/2008)
o Undang-undang tentang Hak Tanggungan (UU No. 4/1996); berikut peraturan pelaksanaannya;
o Undang-undang tentang Fidusia (UU No. 42/1999) berikut peraturan pelaksanaannya;
o Undang-undang tentang Resi Gudang (UU No. 9/2006 jo UU No. 6/2011)
o Peraturan OJK (POJK) dan Surat Edaran OJK (SEOJK)
o Peraturan Bank Indonesia (dahulu Surat Keputusan (SK) Direksi BI) dan Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) terkait dengan kegiatan usaha perbankan ;
o Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ;
o Kitab Undang-undang Hukum Dagang
o Dan peraturan perundangan lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha perbankan.
PBI PERBANKAN SYARIAH POJK BANKAN SYARIAH & UUS

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 1. POJK Nomor 21/POJK.03/2014 Tentang Kewajiban
3 /Pbi/2009 Tentang Bank Umum Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah
Syariah 2. POJK Nomor 8/POJK.03/2014 Tentang Penilaian
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ Tingkat Kesehatan BUS dan UUS
15 /Pbi/2009 Tentang Perubahan 3. POJK nomor 16/POJK.03/2014 Tentang Kualitas
Kegiatan Usaha Bank Konvensional Asset BUS dan UUS
Menjadi Bank Syariah 4. POJK Nomor 24/POJK.03/2015 Tentang Produk dan
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor Aktivitas BUS dan UUS
11/10/Pbi/2009 Tentang Unit Usaha 5. POJK No. 64/POJK.03/2016 tentang Perubahan
Syariah Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank
Syariah
KONVERSI BUK MENJADI BUS

Bank Konvensional dapat melakukan perubahan kegiatan usaha


menjadi Bank Syariah.
Perubahan kegiatan usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah
dapat dilakukan:
A. Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah;
B. BPR menjadi BPRS.
BPR atau BPRS yang ingin menjadi Bank Umum Syariah harus
mendirikan Bank Umum Syariah terlebih dahulu. Selanjutnya, seluruh
hak dan kewajiban (asset and liabilities) BPR atau BPRS dialihkan
kepada Bank Umum Syariah baru, kemudian izin usaha BPR atau BPRS
dicabut atas permintaan bank (self liquidation).
KONVERSI BUK MENJADI BUS

Bank Konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha


menjadi Bank Syariah harus:

A.menyesuaikan anggaran dasar;


B.memenuhi persyaratan permodalan;
C.menyesuaikan persyaratan Direksi dan Dewan Komisaris;
D.membentuk DPS; dan
E.menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah Bank Syariah.
F. memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
paling kurang sebesar 8 % (delapan persen); dan
G.Besarnya rasio KPMM didasarkan pada hasil penilaian Bank
Indonesia.
H.b. memiliki modal inti paling kurang sebesar Rp.100.000.000.000,00
(seratus milyar rupiah).
SYARAT MENDIRIKAN BANK UMUM SYARAT MENDIRIKAN BANK SYARIAH

A. Wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai


Bank Umum dari pimpinan Bank Indonesia
B. Perizinan pendirian bank umum yang meliputi : A. Proses pendirian BUS kurang
- Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan lebih = BUK
persiapan pendirian Bank; dan
- Izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan B. Modal Rp. 1 T
kegiatan usaha.
C. Bank hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh: C. Bentuk Hukum harus PT
- warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;
atau D. Harus ada DPS
- warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia
dengan warga negara asing dan/atau badan hukum asing
secara kemitraan.
D. setoran awal yang diharuskan adalah Rp. 3 triliun.
KEGIATAN USAHA BANK SYARIAH

PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip


Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat
adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Anda mungkin juga menyukai