PENDAHULUAN
masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Bank umum adalah bank yang
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Bank syariah adalah
spesifik sehingga perlu diatur secara khusus dalam sebuah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. (OJK,
2020).
Perkembangan perbankan syariah di negara-negara muslim mempengaruhi
10 tahun 1998 yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis bank yang khusus melayani
masyarakat kecil. BPR melayani kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan, salah
satunya adalah memberikan pelayanan kredit dengan persyaratan yang lebih lunak,
serta prosedur dan proses yang tidak berbelit-belit. Dengan berdirinya BPR, BPR
diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi kesulitan permodalan bagi
usaha kecil, sehingga usaha kecil dapat berkembang dan meningkatkan pendapatan.
Menurut OJK, Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat
didirikan berdasarkan: permohonan calon PSP, perubahan izin usaha BUK menjadi izin
usaha BPR, perubahan izin usaha lembaga keuangan mikro menjadi izin usaha BPR
Perusahaan Umum Daerah, Koperasi atau Perseroan Terbatas. BPR wajib memiliki
anggaran dasar yang memenuhi persyaratan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan
mengakibatkan perubahan PSP, dan pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris, yang berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan penyesuaian anggaran dasar
pada saat RUPS yang diselenggarakan untuk pertama kali setelah berlakunya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini. Dengan pertimbangan tertentu, Otoritas Jasa Keuangan
berwenang menetapkan jumlah modal disetor BPR yang lebih tinggi dari jumlah modal
disetor.
Namun, agar upaya yang dilakukan oleh pemerintah dapat berhasil, tentunya
diperlukan juga peran serta pelaku usaha kecil dalam memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan dengan baik. BPR memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi
masalah permodalan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia. Disini penulis ingin
mengetahui peranan kredit yang diberikan oleh BPR terhadap pendapatan usaha kecil.
Untuk itu penulis memilih topik penelitian "Peranan Kredit Bank Perkreditan Rakyat
berdasarkan prinsip-prinsip Islam atau syariah, tanpa membenarkan adanya riba atau
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) BPRS adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sama seperti BPR konvensional, kegiatan BPRS
jauh lebih sempit dibandingkan dengan bank umum, karena BPRS dilarang menerima
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, pengaturan dan pengawasan
tahun 1992 tentang perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992
tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Dan berdasarkan ayat 4 pasal 1 UU. No.
menyatakan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
berdasarkan prinsip Syariah diatur lebih lanjut berdasarkan Surat Keputusan Direksi
keuangan. Sistem pembiayaan yang diterapkan oleh BPRS adalah sistem bagi hasil
adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka dan tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menempatkan
dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan pada bank lain. Kegiatan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
yang dilarang adalah Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
modal (usaha memiliki perusahaan baru atau yang sudah ada dengan cara menyertakan
usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana tercantum dalam kegiatan usaha yang
dapat dilakukan oleh BPRS. Perkembangan bank syariah di Indonesia ditandai dengan
membutuhkan dana. Pembiayaan merupakan produk bisnis Bank Syariah yang mampu
PT BPRS Bina Amwalul Hasanah merupakan salah satu bank yang berkantor
pusat di Jl. Cinere Raya Blok D No. 102B Kelurahan Cinere Kecamatan Cinere, Kota
Depok – Jawa Barat, Bertindak untuk dan atas nama PT. BPRS Bina Amwalul
Hasanah, yang anggaran dasarnya, dimuat dalam Akta Pendirian Nomor : 65, tanggal
20 Januari 1992, yang dibuat dihadapan TAHIR KAMILI, Sarjana Hukum, Notaris di
Tangerang yang anggaran dasarnya telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tertanggal 14
akta tertanggal 08 Juni 2022 Nomor 02, yang dibuat dihadapan SARTIKA ISRAMI,
Sarjana Hukum, Notaris di Kota Depok, yang mana akta tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-AH.01.09-0026170 tanggal dua puluh tujuh Juni dua ribu
atau pembiayaan bagi para pengusaha, maupun pedagang pasar disekitar. PT. BPRS
Bina Amwalul Hasanah tidak hanya berorientasi pada kegiatan yang bersifat sosial
saja,
Namun bank juga sebagai lembaga yang berorientasi bisnis yang dapat
meningkatkan usahanya. Di dalam hal Pembiayaan PT. BPRS Bina Amwalul Hasanah
tidak akan lepas dari persaingan terutama dengan Bank Konvensional, muncul nya
produk yang lebih meringankan masyarakat dari sisi margin, membuat PT BPRS Bina
terutama nasabah yang memiliki reputasi baik serta pembiayaan yang cukup besar.
Dalam rangka mewujudkan Bank Syariah bertahan, tangguh, dan efesien, serta
Islam dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya mengamati dan mengkaji
dengan ajaran islam yaitu Al Qur’an dan As Sunah. Dengan demikian adanya produk
sebagai tolok ukur untuk mencari strategi ataupun terobosan, bagi Perbankan Syariah
Berikut ini Laba bersih yang dimiliki PT BPRS Bina Amwalul Hasanah
kenaikan kurang lebih sebesar Rp. 334,104,509,- dan mengalami penurunan yang
sangat besar pada tahun 2020 sebesar Rp. 2,934,498,070,- karena terdampak pandemi
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri
investasi yang telah direncanakan. Pembiayaan jual beli merupakan salah satu cara
yang ditempuh oleh Bank Syariah dalam rangka menyalurkan dana kepada masyarakat.
Pembiayaan jual beli merupakan bisnis yang paling dominan dan digemari oleh bank
syariah karena hampir bebas risiko. Pembiayaan pemilikan rumah syariah adalah
produk perbankan yang ditujukan untuk pembiayaan pemilikan rumah yang sesuai
KPR syariah juga diterbitkan oleh perbankan syariah, sehingga pembiayaan ini
tidak menggunakan skema bunga melainkan dengan skema margin. Pembiayaan ijarah
multijasa adalah produk pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan akan manfaat dari
suatu jasa. Tujuan dari pembiayaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bina Amwalul Hasanah. BPRS Bina Amwalul Hasanah merupakan salah satu BPRS
Multijasa Umroh Terhadap Laba Bersih Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Guna penelitian ini tidak terlalu luas dan waktu penelitian yang terbatas, maka
KPRS, Istishna KPRS, dan Ijarah Multijasa Umroh terhadap Laba Bersih pada BPRS
2. Apakah Istishna KPRS berpengaruh terhadap Laba Bersih pada BPRS Bina
Amwalul Hasanah?
Hasanah?
a. Bagi Penulis
penelitian ini lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu kemampuan
c. Bagi Almamater
Pamulang.