Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BANK

Alifah Syahranti1, Annisa Yulia Fahira2, Raihan Muhammad Labib3


alifah.syahranti20@mhs.uinjkt.ac.id, annisa.yulia20@mhs.uinjkt.ac.id, rai-
han.labib20@mhs.uinjkt.ac.id

Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
Lembaga keuangan syariah terdiri dari dua lembaga yaitu bank dan non bank. Lem-
baga keuangan salah satunya adalah bank. Bank Syariah menjadi sebuah lembaga
keuangan intermediasi keuangan antara unit defisit dengan unit surplus atau
menawarkan jasa simpan pinjam, asuransi, dan penyediaan mekanisme pembayaran
dengan berlandaskan pada prinsip syariah islam. Jenis Bank Syariah terbagi menjadi
tiga yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),
dan Unit Usaha Syariah. Perbedaan dari ketiga jenis Bank Syariah tersebut ialah Bank
Umum Syariah kegiatan usahanya berhubungan dengan penghimpunan dana, surat
berharga, dan alat transaksi syariah. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
tidak melalukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa dalam lalu lintas pemba-
yaran. Dan terakhir Unit Usaha Syariah merupakan bagian dari kantor pusat Bank
Umum Konvensional pelaku kegiatan perbankan dengan prinsip syariah. Selain itu,
UUS dapat berupa unit kerja di dalam kantor cabang dari bank konvensional yang
berkedudukan di luar negeri. UUS termasuk dalam macam-macam bank syariah
karena memberikan layanan perbankan menurut hukum Islam.
Kata kunci : lembaga keuangan syariah, bank syariah, jenis bank syariah.

PENDAHULUAN
Deregulasi perbankan dimulai sejak lebih efisien dan kuat dalam menopang
tahun 1983. Pada tahun tersebut, BI perekonomian.
memberikan keleluasaan kepada bank- Pada tahun 1983 tersebut pemerintah
bank untuk menetapkan suku bunga. Indonesia pernah berencana menerap-
Pemerintah berharap dengan kebijakan kan "sistem bagi hasil" dalam perkred-
deregulasi perbankan maka akan ter- itan yang merupakan konsep dari per-
cipta kondisi dunia perbankan yang bankan syariah.
Islam di Indonesia. Kelompok kerja di-
maksud disebut Tim Perbankan MUI
dengan diberi tugas untuk melakukan
Pada tahun 1988, Pemerintah mengelu- pendekatan dan konsultasi dengan se-
arkan Paket Kebijakan Deregulasi Per- mua pihak yang terkait.
bankan 1988 (Pakto 88) yang mem-
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan
buka kesempatan seluas-luasnya
MUI tersebut adalah berdirilah bank
kepada bisnis perbankan harus dibuka
syariah pertama di Indonesia yaitu PT
seluas-luasnya untuk menunjang pem-
Bank Muamalat Indonesia (BMI),
bangunan (liberalisasi sistem per-
yang sesuai akte pendiriannya, berdiri
bankan). Meskipun lebih banyak bank
pada tanggal 1 Nopember 1991.
konvensional yang berdiri, beberapa
Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi
usaha-usah perbankan yang bersifat
beroperasi dengan modal awal sebesar
daerah yang berasaskan syariah juga
Rp 106.126.382.000,-
mulai bermunculan.
Pada awal masa operasinya, keber-
adaan bank syariah belumlah memper-
Inisiatif pendirian bank Islam Indoen- olehperhatian yang optimal dalam
sia dimulai pada tahun 1980 melalui tatanan sektor perbankan nasional.
diskusi-diskusi bertemakan bank Islam Landasanhukum operasi bank yang
sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai menggunakan sistem syariah, saat itu
uji coba, gagasan perbankan Islam hanya diakomodir dalam salah satu
dipraktekkan dalam skala yang relatif ayat tentang "bank dengan sistem bagi
terbatas di antaranya di Bandung (Bait hasil"pada UU No. 7 Tahun 1992;
At-Tamwil Salman ITB) dan di Jakarta tanpa rincianlandasan hukum syariah
(Koperasi Ridho Gusti). serta jenis-jenis usaha yang diper-
bolehkan.

Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia


(MUI) membentuk kelompok kerja un- Pada tahun 1998, pemerintah dan De-
tuk mendirikan Bank Islam di Indone- wanPerwakilan Rakyat melakukan
sia. Pada tanggal 18 – 20 Agustus penyempurnaan UU No. 7/1992 terse-
1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) butmenjadi UU No. 10 Tahun 1998,
menyelenggarakan lokakarya bunga yang secara tegas menjelaskan bahwa-
bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, terdapat dua sistem dalam perbankan
Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut di tanah air (dual banking
kemudian dibahas lebih mendalam system),yaitu sistem perbankan kon-
pada Musyawarah Nasional IV MUI di vensional dan sistem perbankan
Jakarta 22 – 25 Agustus 1990, yang syariah. Peluang ini disambut hangat
menghasilkan amanat bagi pemben- masyarakat perbankan, yang ditandai
tukan kelompok kerja pendirian bank dengan berdirinya beberapa Bank Is-
lam lain, yakni Bank IFI, Bank Syariah
Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN,
Lembaga keuangan syariah adalah se-
Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin,
buah badan usaha yang kegiatannya di
BPD Jabar dan BPD Aceh dll.
bidang keuangan syariah dan asetnya
Lembaga keuangan syariah menjadi berupa keuangan maupun non keuan-
salah satu pilihan sebagian orang untuk gan berdasarkan prinsip syariah Islam.
melakukan transaksi yang sesuai den- Setiap kegiatan operasional di dalam-
gan syariat Islam. Hal ini terbukti dari nya tidak boleh mengandung unsur
data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) riba atau pun unsur yang dilarang
yang mencatat aset keuangan berbasis dalam agama Islam. Peran lembaga
syariah di Indonesia sudah mencapai keuangan syariah saat ini semakin
Rp 1.836 triliun per Februari 2021 dan dibutuhkan untuk kegiatan menabung,
total tersebut meningkat dibandingkan pembiayaan, investasi, asuransi dan
pada Desember 2020. Aset tercatat lain-lain. Lembaga keuangan syariah
dari setiap transaksi dalam lembaga juga berperan penting dalam sistem
keuangan syariah yang ada di Indone- keuangan ekonomi modern untuk
sia. melayani masyarakat.

PEMBAHASAN

Pengertian dan Dasar Hukum Bank Syariah

Dalam Undang-undang No. 21 tahun perbankan syariah di Indonesia terkait


2008 diterangkan bahwa yang dimak- dengan dual banking system yang di-
sud dengan perbankan syariah adalah anut pada sistem perbankan di Indone-
segala sesuatu yang menyangkut ten- sia.
tang Bank Syariah dan Unit Usaha
Menurut Undang-undang No. 21 tahun
Syariah, mencakup kelembagaan,
2008 Bank Syariah adalah Bank yang
kegiatan usaha, serta cara dan proses
menjalankan kegiatan usahanya
dalam melaksanakan kegiatan usa-
berdasarkan prinsip syariah dan menu-
hanya. Dari definisi perbankan syariah
rut jenisnya terdiri atas Bank Umum
di atas ada dua kelembagaan yang ter-
Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat
dapat pada perbankan syariah yaitu
Syariah. Sementara Unit Usaha
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Syariah menurut Undang-undang No.
Munculnya dua kelembagaan ini pada
21 tahun 2008 adalah unit kerja dari kehidupan ekonominya dengan berlan-
kantor pusat Bank Umum Konven- daskan kepada Al-Qur’an dan As-Sun-
sional yang berfungsi sebagai kantor nah.
induk dari kantor atau unit yang
Adapun dasar hukum tentang bank
melaksanakan kegiatan usaha
syariah di Indonesia diatur dalam UU
berdasarkan prinsip syariah, atau unit
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Per-
kerja di kantor cabang dari suatu Bank
bankan, yang kemudian diubah dengan
yang berkedudukan di luar negeri yang
UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pe-
melaksanakan kegiatan usaha secara
rubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992
konvensional yang berfungsi sebagai
tentang Perbankan dan UU Nomor 21
kantor induk dari kantor cabang pem-
Tahun 2008 tentang Perbankan
bantu syariah dan/atau unit syariah.
Syariah. Sesuai dengan perkemban-
Bank syariah secara umum adalah lem- gannya, kemudian pada tahun 1998
baga keuangan yang usaha pokoknya UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Per-
memberikan kredit dan jasa-jasa lain bankan ini diamandemen dengan UU
dalam lalu lintas pembayaran serta Nomor 10 Tahun 1998.
peredaran uang yang beroperasi dis-
Berbeda dengan UU sebelumnya, pada
esuaikan dengan prinsip-prinsip
UU Nomor 10 Tahun 1998 ini men-
syariah. Oleh karena itu, usaha bank
gatur secara jelas bahwa baik bank
akan selalu berkaitan dengan masalah
umum maupun Bank Perkreditan
uang sebagai dagangan utamanya.
Rakyat (BPR) dapat beroperasi dan
Sejak awal kelahirannya, perbankan melakukan pembiayaan berdasarkan
syariah dilandasi dengan kehadiran prinsip syariah. UU Nomor 10 Tahun
gerakan renaissance Islam modern, 1998 ini yang kemudian menjadi lan-
yaitu neorevivalis dan modernis. Tu- dasan hukum operasional perbankan
juan utama dari pendirian lembaga syariah.
keuangan berlandaskan etika ini adalah
Selanjutnya pada tahun 2008 terbitlah
tiada lain sebagai upaya kaum mus-
UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang
limin untuk mendasari segenap aspek
Perbankan Syariah yang terdiri dari 13
bab dengan 70 pasal yang mengatur (risk management), penyelesaian sen-
tambahan beberapa prinsip baru antara gketa, otoritas fatwa, komite per-
lain tentang tata kelola (corporate gov- bankan syariah, pembinaan dan pen-
ernance), prinsip kehati-hatian (pru- gawasan bank syariah.
dential principles), manajemen risiko

Fungsi Bank Syariah

Bank syariah dalam melakukan sedekah, hibah, atau dana


kegiatan usahanya berasaskan pada sosial lainnya dan
prinsip syariah, demokrasi ekonomi, menyalurkannya kepada organ-
dan prinsip kehati-hatian. Tujuan bank isasi pengelola zakat.
syariah yakni untuk menunjang pelak- 3. Bank Syariah dan UUS dapat
sanaan pembangunan nasional dalam menghimpun dana sosial yang
rangka meningkatkan keadilan, keber- berasal dari wakaf uang dan
samaan, dan pemerataan kesejahteraan menyalurkannya kepada pen-
rakyat. gelola wakaf (nazhir) sesuai
dengan kehendak pemberi
Sementara itu, fungsi bank syariah
wakaf (wakif).
adalah sebagai berikut:
4. Pelaksanaan fungsi sosial seba-
1. Bank Syariah dan Unit Usaha gaimana dimaksud pada ayat
Syariah (UUS) wajib men- (2) dan ayat (3) sesuai dengan
jalankan fungsi menghimpun ketentuan peraturan perundang-
dan menyalurkan dana undangan.
masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat
menjalankan fungsi sosial
dalam bentuk lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang
berasal dari zakat, infak,
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Ada perbedaan konsep men- pembiayaan,dan bank mendap-


dasar antara bank syariah den- atkan sejumlah tertentu nisbah
gan bank konvensional. Pada bagi hasil atas usaha yang dibi-
bank konvensional terdapat dua ayai tersebut. Sehingga bagi
perjanjian yang saling terpisah, hasil yang akan didapatkan
yaitu : pertama, perjanjian an- oleh nasabah penabung tergan-
tara pihak bank dengan tung kepada bagi hasil yang di-
nasabah penabung, dimana terima bank syariah dari
penabung menaruh dananya di nasabah pembiayaannya.
bank tersebut dengan mendapat
sejumlah persentase tertentu Berikut merupakan ciri-ciri
bunga dari pihak bank; kedua, bank syariah yang membe-
perjanjian antara pihak bank dakan dengan bank konven-
dengan nasabah peminjam, di- sional,yaitu :
mana bank meminjamkan 1. Beban biaya yang disepa-
dananya kepada nasabah pem- kati bersama pada waktu
injam dan berhak mendapatkan akad perjanjian diwujudkan
sejumlah persentase tertentu dalam bentuk jumlah nomi-
bunga dari nasabah peminjam. nal yang besarnya tidak
Keuntungan bank adalah den- kaku dan dapat dilakukan
gan mengambil selisih tingkat dengan kebebasan untuk
bunga dari yang ditawarkan tawar menawar dalam batas
kepada nasabah penabung den- wajar. Beban biaya tersebut
gan tingkat bunga yang dike- hanya dikenakan sampai
nakan kepada nasabah pemin- batas waktu sesuai dengan
jam. kesepakatan dalam kontrak.
Sedangkan dalam bank
syariah, terdapat kesatuan per- 2. Penggunaan persentase
janjian antara bank dengan dalam hal kewajiban untuk
nasabah penabung dan antara melakukan pembayaran se-
bank dengan nasabah pembi- lalu dihindari, karena
ayaan. Nasabah penabung persentase bersifat melekat
menaruh dananya di bank pada sisa hutang meskipun
syariah dengan mendapatkan batas waktu perjanjian telah
sejumlah nisbah bagi hasil. Ke- berakhir, sehingga yang di
mudian dana tersebut digu- pergunakan adalah nisbah
nakan untuk pembiayaan bagi hasil.
kepada nasabah
3. Dalam kontrak pembiayaan mengawasi operasionalisasi
proyek, bank syariah tidak bank dari sudut syariah-
menerapkan perhitungan nya.manajer dan pimpinan
berdasarkan keuntungan bank islam harus mengua-
yang pasti yang ditetapkan sai dasar-dasar muamalah
di muka, karena pada islam.
hakikatnya yang menge-
tahui ruginya suatu proyek 6. Fungsi kelembagaan bank
yang di biayai bank syariah juga mempunyai
hanyalah Allah swt. fungsi khusus yaitu fungsi
Tingkat keuntungan yang Amanah, artinya berkewa-
digunakan adalah tingkat jiban menjaga dan bertang-
keuntungan aktual,apabila gung jawab atas keamanan
tingkat keuntungan aktual dana yang disimpan dan
lebih kecil daripada tingkat siap sewaktu-waktu apabila
keuntungan proyeksi maka dana diambil pemiliknya.
yang dipergunakan adalah
tingkat keuntungan actual Tabel 3.1
tersebut.
Perbandingan Bank Syariah dan Bank
Konvensional
4. Pengerahan dana
masyarakat dalam bentuk
deposito tabungan oleh
penyimpan dianggap seba-
gai titipan (al-wadi’ah)
sedangkan bagi bank diang-
gap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai peny-
ertaan dana pada proyek-
proyek yang dibiayai bank.

5. Terdapatnya Dewan Pen-


gawas Syariah (DPS) dalam
struktur organisasi bank
syariah yang bertugas untuk

Jenis Bank Syariah

1. Bank Umum Syariah Bank umum syariah adalah


(BUS) layanan perbankan yang
memberikan jasa terkait
sistem pembayaran.  Mengambil alih hutang
Kegiatan usaha bank ini menurut akad hawalah atau
berhubungan dengan akad perbankan syariah
penghimpunan dana dari lainnya.
akad syariah, surat  Membuka usaha kartu debit
berharga, dan alat transaksi. syariah atau kartu pembiayaan
lain sesuai hukum Islam.
BUS termasuk dalam macam-  Melakukan penitipan bagi
macam bank syariah karena kepentingan pihak lain dengan
memiliki layanan sebagai akad syariah.
berikut.  Membeli dan menerima
 Menghimpun dana investasi pembayaran tagihan surat
dari deposito, tabungan, atau berharga yang diterbitkan
bentuk lain dengan pemerintah atau Bank
menggunakan prinsip Indonesia serta memberi
mudharabah atau akad fasilitas letter of credit
perbankan syariah lainnya. berdasarkan prinsip syariah.
 Menghimpun dana dalam  Bertindak sebagai wali amanat
wujud simpanan berupa giro menurut akad wakalah.
maupun tabungan dan bentuk
lain berdasarkan akan wadi’ah
atau akad lain yang selaras 2. Bank Pembiayaan Rakyat
dengan prinsip perbankan Syariah (BPRS)
syariah. Berbeda dengan Bank
 Menyalurkan pembiayaan Umum Syariah, bank ini
berupa bagi hasil menurut akad tidak melakukan kegiatan
mudharabah dan musyarakah, yang berhubungan dengan
maupun asas lain terkait prinsip jasa dalam lalu lintas
ekonomi syariah. pembayaran. Beberapa
 Melakukan penyaluran fungsinya sama seperti
pembiayaan yang berasal dari BUS, namun BPRS tidak
akad-akad perbankan syariah, melakukan usaha terkait
seperti akad musyarakah, surat berharga dan kartu
salam, qardh, mudharabah, dan pembayaran.
sebagainya.
 Menyalurkan pembiayaan Berikut ini layanan yang
berupa penyewaan benda diberikan BPRS.
bergerak maupun tidak
bergerak kepada nasabah  Menghimpun dana dari
menggunakan skema sewa beli nasabah dalam bentuk
dan/atau akad ijarah dalam simpanan berupa
bentuk ijarah muntahiya tabungan berdasarkan
bittamlik atau akad ekonomi akad wadiah dan
syariah lain. investasi berupa
deposito serta berkedudukan di luar negeri.
instrumen lainnya UUS termasuk dalam macam-
menurut akad macam bank syariah karena
mudharabah atau akad memberikan layanan
syariah lainnya. perbankan menurut hukum
 Menyalurkan dana pada Islam. Secara garis besar, jenis
masyarakat berupa usahanya sama seperti BUS,
pembiayaan bagi hasil namun bank ini tidak berperan
berdasarkan akad sebagai wali amanah dan
musyarakah atau penitipan atas kepentingan
mudharabah. pihak lain dengan akad syariah.
 Menyalurkan
pembiayaan
berdasarkan akad BUS dan UUS wajib
salam, murabahah, menjalankan fungsi
istishna’, qardh, ijarah, menghimpun dan menyalurkan
dan hawalah. dana masyarakat. Bank
 Memberikan titipan Umum Syariah dan UUS
dana kepada bank dapat menjalankan fungsi
syariah lain sosial dalam bentuk lembaga
menggunakan akad baitul mal, yaitu menerima
wadi’ah atau dalam dana yang berasal dari zakat,
bentuk investasi dengan infak, sedekah, hibah,atau
akad mudharabah. dana sosial lainnya dan
 Memindahkan dana atas menyalurkannya kepada
kepentingan sendiri organisasi pengelola zakat.
maupun nasabah
melalui rekening BPRS
di Bank Umum Syariah, Tabel 4.1
Bank Umum Penghimpunan Dana
Konvensional, atau Unit BUS dan UUS
Usaha Syariah.
Kegiata BUS UUS
n

3. Unit Usaha Syariah (UUS) Simpan Tabun Tabun


UUS merupakan bagian dari an gan & gan &
kantor pusat Bank Umum Giro Giro
Konvensional pelaku kegiatan dengan dengan
perbankan dengan prinsip akad akad
syariah. Selain itu, UUS dapat wadi’a wadi’a
berupa unit kerja di dalam h h
kantor cabang dari bank
konvensional yang Investa Tabun Tabun
si gan & gan & a) akad wadi'ah
Deposi Deposi Pada dasarnya titipan atau sim-
to to panan Al-Wadi’ah memiliki
dengan dengan kesamaan dengan tabungan
akad akad
atau deposito pada umumnya.
mudha mudha
rabah rabah Perbedaan Al-Wadi’ah dengan
simpanan atau titipan lain ter-
letak pada pemanfaatan dana
yang dititipkan. Al-Wadiah
merupakan titipan murni di
mana keutuhan harta titipan
wajib dijaga sehingga tidak
memperbolehkan dana titipan
Sisdur dan Operasional BUS tersebut dimanfaatkan oleh pi-
hak yang dititipi.
Pada umumnya, kegiatan operasional b) akad mudharabah
yang dilakukan oleh perbankan islam Berbeda dengan Al-Wadi’ah,
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar. Mudharabah merupakan dana
Tiga bagian itu berkaitan dengan pro- titipan atau simpanan yang da-
duk yang ada dalam dunia perbankan pat dikelola oleh pihak yang
islam, kegiatan bank umum syariah se- mendapat titipan. Meski dapat
cara garis besar dapat dibagi menjadi dikelola, resiko yang terjadi
tiga fungsi utama yaitu ; penghimpun atas pengelolaan uang yang di-
dana, penyalur dana kepada pihak titipkan berdasarkan Mud-
yang membutuhkan, dan pelayanan harabah tidak boleh dibebankan
jasa bank. kepada pemilik uang,
melainkan menjadi tanggung
1. Melakukan kegiatan penghim- jawab pihak yang mendapat
punan dana dari masyarakat den- titipan. Sedangkan keuntungan
gan mempergunakan, yang diperoleh dari hasil pen-
gelolaan boleh dibagi menurut
Bank umum syariah menghimpun nisbah yang telah disepakati.
dana dari masyarakat dengan cara Simpanan Mudharabah terdiri
menawarkan berbagai jenis produk atas Mudharabah Mutlaqah dan
pendanaan antara lain giro Mudharabah Muqayyadah.
wadi’ah, tabungan wadi’ah, tabun- Pada Mudharabah
gan mudharobah, deposit mud- Muqayyadah, pemilik dana da-
harobah, dan produk pendanaan pat menetapkan dana yang titi-
lainnya yang diperbolehkan sesuai pan untuk dipergunakan pada
dengan syariat islam. bisnis tertentu.
barang yang ditentukan atau
2. Melakukan kegiatan penyaluran dipesan oleh pembeli, kemu-
dana berupa pembiayaan dengan dian menjualnya dengan keun-
mempergunakan, antara lain: tungan tertentu yang telah dis-
epakati. Pembeli dapat memba-
a) akad mudharabah yar secara keseluruhan atau
Selain dipakai sebagai prinsip kredit.
dalam titipan atau simpanan d) akad salam
dana, Mudharabah juga dipakai Bai’ As-Salam merupakan ke-
dalam perjanjian antara pemilik balikan dari Bai’ Al-Muraba-
dana (investor) dan pelaksana hah, di mana bank memberi se-
usaha (pengusaha) dengan bank jumlah uang untuk membeli su-
sebagai perantaranya. Dalam atu produk (misalnya hasil per-
perjanjian ini, investor dan pen- tanian) yang dimaksudkan un-
gusaha dapat melakukan per- tuk membantu petani dalam
janjian ketentuan jenis kegiatan penjualan produknya sehingga
usaha, pelaksanaan dan bagi petani segera mendapat modal
hasil, sedangkan bank sebagai untuk melanjutkan usahanya.
pihak yang telah memperte- Pada Bai’ As-Salam, pemba-
mukan dan memfasilitasi per- yaran harus dilakukan di muka
janjian mendapat komisi. oleh pihak bank. Pihak bank
b) akad musyarakah berperan sebagai perantara an-
Al-Musyarakah merupakan tara pembeli dan penjual. Pada
produk syariah yang memfasili- aplikasinya, Bai’ As-Salam da-
tasi kerjasama dua orang atau pat pula dilakukan pada berba-
lebih yang bertujuan untuk gai barang produksi yang lain.
meningkatkan aset bersama e) akad istishna'
dengan mengembangkan Bai’ Al-Istishna’ memiliki
berbagai aset bersama yang prinsip yang hampir menyeru-
telah dimiliki baik dalam ben- pai Bai’ As-Salam. Perbedaan-
tuk dana, kemampuan dan se- nya yaitu pada Bai’ Al-Istishna
bagainya. Keuntungan atau nis- bank membuat perjanjian se-
bah yang didapat kemudian cara terpisah antara penjual dan
harus dibagi menurut perjanjian pembeli.
yang telah disepakati. f) akad ijarah
c) akad murabahah Transaksi lain yang dilakukan
Bai’ Al-Murabahah pada oleh bank syariah adalah sewa
dasarnya merupakan sebuah menyewa, dalam bahasa arab
produk pengkreditan berbasis diistilahkan dengan Al-Ijarah,
Syariah. Dalam Bai’ Al- berasal dari kata Al Ajru yang
Murabahah, bank membeli berarti (upah), atau al iwadhu
yang berarti ganti, dalam gkan akad yang kedua dikenal
pengertian syariat Al Ijarah dengan akad tijarah. Salah satu
adalah suatu jenis akad untuk akad tabarru adalah akad pin-
mengambil manfaat dengan jam meminjam. Pinjam memin-
jalan penggantian. Transaksi jam adalah memberikan sesu-
ijarah dilandasi adanya perpin- atu yang halal kepada orang
dahan manfaat (hak guna) lain untuk diambil manfaatnya
bukan perpindahan dengan tidak merusak zatnya,
kepemilikan(hak milik). Jadi, pada dan akan mengembalikan
dasarnya prinsip ijarah sama barang yang di pinjam dalam
saja dengan prinsip jual beli, keadaan utuh. Al-Qardh di be-
tapi perbedaannya terletak pada dakan menjadi dua macam
objek transaksinya. Bila jual yaitu:
beli objeknya barang, sedan-  Qardh Al Hasan, yaitu
gkan pada ijarah objeknya meminjamkan sesuatu
manfaat barang atau jasa. kepada orang lain, dimana
g) akad ijarah muntahiyah bittam- pihak yang dipinjami sebe-
lik narnya tidak ada kewajiban
Istilah ini berasal dari Bahasa mengembalikan. Adanya
Arab Al-ijarah yang berarti im- Qardh Al Hasan sejalan
balan atas sesuatu dan At-tam- dengan ketentuan Al-
lik yang berarti menjadikan Qur’an surat at-taubah ayat
seseorang memiliki sesuatu. 60 yang memuat tentang
Pada Al- Ijarah Al Muntahia sasaran atau orang-orang
Bit-Tamlik, nasabah dapat yang berhak atas zakat,
menyewa suatu barang atau yang salah satunya adalah
jasa (contohnya rumah), yang Gharim, yaitu pihak yang
kemudian di akhir perjanjian mempunyai utang di jalan
sewa, rumah tersebut berpindah Allah.
hak milik dari bank ke nasabah.  b. Al-Qardh, yaitu memin-
h) akad gardh jamkan sesuatu kepada
Al-Qardh merupakan Jasa Per- orang lain dengan kewa-
bankan Syariah yang berupa jiban mengembalikan
pinjaman uang ataupun barang. pokoknya kepada pihak
Akad yang menitik beratkan yang meminjami.
pada prinsip tolong menolong
tidak mengutamakan mencari 3. Melakukan kegiatan pelayanan jasa
untung, ada pula akad yang dengan mempergunakan, antara
bertujuan untuk mencari un- lain:
tung. Akad yang pertama dike- Adapun produk perbankan syariah
nal dengan akad tabarru, sedan- di bidang jasa di dasarkan pada
akad –akad yang sudah dikenal- Kata hawalah diambil dari kata
dalam islam.antara lain hawalah, tahwil yang berarti intiqol (per-
wakalah, dan sharf. pidahan). Yang dimaksud di
a) akad kafalah sini memindahkan utang dari
Al-Kafalah pada prinsipnya tanggungan muhalalaih.
merupakan penjaminan pe- - Muhil adalah sebagai orang
menuhan tanggung jawab oleh yang berhutang
pihak bank yang menjadi per- - muhal adalah sebagai orang
antara antara dua orang yang yang menghutangkan, dan
berkewajiban dan yang berhak - muhalalaih adalah orang
menerima tanggung jawab yang melakukan pemba-
tersebut. Contoh produk-pro- yaran utang.
duk Al-Kafalah diantaranya Secara legal, hawalah adalah
seperti Letter of Credit untuk perjanjian dimana debitur
kegiatan impor dan Asuransi dibebaskan dari utang dengan
Syariah. Kafalah adalah ke- cara membuat orang lain yang
sanggupan untuk memenuhi menanggungnya, atau dengan
hak yang telah menjadi kewa- memindahkan tanggung jawab
jiban orang lain, kesanggupan dari seseorang kepada orang
untuk mendatangkan barang yang lain yang mengakibatkan
yang di tanggung atau meng- debitur digantikan dengan deb-
hadirkan orang yang mempun- itur lain.
yai kewajiban terhadap orang Rukun hawalah adalah muhil
lain. Ada tiga macam kafalah: yakni orang yang berutang dan
 Kkafalah bil maal, yaitu jami- sekaligus berpiutang, muhal
nan pembayaran hutang atau yakni orang yang berpiutang
pelunasan hutang. Aplikasinya kepada muhil, muhal alaih
dalam perbankan dapat berben- yakni orang yang berhutang
tuk uang muka, atau jaminan kepada kepada muhil dan wajib
pembayaran. membayar utang kepada muh-
 Kafalah bi nafs, yaitu jaminan tal, muhal bih yakni utang
dari diri si peminjam muhil kepada muhtal dan
 Kafalah muallaqoh yaitu jami- sighat.
nan mutlak yang di batasi oleh c) akad sharf
kurun waktu tertentu dan untuk adalah pertukaran atau akad
tujuan tertentu. Dalam per- jual beli dengan suatu valuta
bankan modern hal ini diterap- dengan valuta asing, penentuan
kan untuk jaminan pelaksanaan
suatu proyek. karakteristik bank syariah
b) akad hawalah Secara fundamental terdapat beberapa
karakteristik bank syariah, yaitu:
1. Penghapusan riba dalam perkreditan yang merupakan
2. Pelayanan kepada kepentingan konsep dari perbankan syariah.
publik dan merealisasikan sasaran
sosio- ekonomi Islam  Pada tahun 1988, Pemerintah men-
3. Bank syariah bersifat universal geluarkan Paket Kebijakan Dereg-
yang merupakan gabungan dari ulasi Perbankan 1988 (Pakto 88)
bank komersial dan bank investasi yang membuka kesempatan seluas-
4. Bank syariah akan melakukan luasnya kepada bisnis perbankan
evaluasi yang lebih berhati-hati ter- harus dibuka seluas-luasnya untuk
hadap permohonan pembiayaan menunjang pembangunan (liberal-
yang berorientasi kepada penyer- isasi sistem perbankan). Meskipun
taan modal, karena bank komersial lebih banyak bank konvensional
syariah menerapkan profit-loss yang berdiri, beberapa usaha-usah
sharing dalam konsinyasi, ventura, perbankan yang bersifat daerah
bisnis atau industri yang berasaskan syariah juga mulai
5. Bagi hasil cenderung mempererat bermunculan.
hubungan antara bank syariah dan
pengusaha  Inisiatif pendirian bank Islam In-
6. Kerangka yang dibangun dalam doensia dimulai pada tahun 1980
membantu bank mengatasi likuidi- melalui diskusi-diskusi bertemakan
tasnya dengan memanfaatkan in- bank Islam sebagai pilar ekonomi
strument pasar uang antar bank Islam. Sebagai uji coba, gagasan
syariah dan instrument bank sentral perbankan Islam dipraktekkan
berbasis syariah. dalam skala yang relatif terbatas di
antaranya di Bandung (Bait At-
Perkembangan Perbankan Syariah
Tamwil Salman ITB) dan di
di Indonesia
Jakarta (Koperasi Ridho Gusti).
 Deregulasi perbankan dimulai se-
jak tahun 1983. Pada tahun terse-  ahun 1990, Majelis Ulama Indone-
but, BI memberikan keleluasaan sia (MUI) membentuk kelompok
kepada bank-bank untuk menetap- kerja untuk mendirikan Bank Islam
kan suku bunga. Pemerintah di Indonesia. Pada tanggal 18 – 20
berharap dengan kebijakan deregu- Agustus 1990, Majelis Ulama In-
lasi perbankan maka akan tercipta donesia (MUI) menyelenggarakan
kondisi dunia perbankan yang lokakarya bunga bank dan per-
lebih efisien dan kuat dalam bankan di Cisarua, Bogor, Jawa
menopang perekonomian. Barat. Hasil lokakarya tersebut ke-
mudian dibahas lebih mendalam
 Pada tahun 1983 tersebut pemerin- pada Musyawarah Nasional IV
tah Indonesia pernah berencana MUI di Jakarta 22 – 25 Agustus
menerapkan "sistem bagi hasil" 1990, yang menghasilkan amanat
bagi pembentukan kelompok kerja Bank IFI, Bank Syariah Mandiri,
pendirian bank Islam di Indonesia. Bank Niaga, Bank BTN, Bank
Kelompok kerja dimaksud disebut Mega, Bank BRI, Bank Bukopin,
Tim Perbankan MUI dengan diberi BPD Jabar dan BPD Aceh dll.
tugas untuk melakukan pendekatan
dan konsultasi dengan semua pihak  Pengesahan beberapa produk pe-
yang terkait. rundangan yang memberikan
kepastian hukum dan
 Sebagai hasil kerja Tim Perbankan meningkatkan aktivitas pasar
MUI tersebut adalah berdirilah keuangan syariah, seperti: (i) UU
bank syariah pertama di Indonesia No.21 tahun 2008 tentang Per-
yaitu PT Bank Muamalat Indonesia bankan Syariah; (ii) UU No.19
(BMI), yang sesuai akte pendirian- tahun 2008 tentang Surat Berharga
nya, berdiri pada tanggal 1 Nopem- Syariah Negara (sukuk); dan (iii)
ber 1991. Sejak tanggal 1 Mei UU No.42 tahun 2009 tentang
1992, BMI resmi beroperasi den- Amandemen Ketiga UU No.8
gan modal awal sebesar Rp tahun 1983 tentang PPN Barang
106.126.382.000,- Landasanhukum dan Jasa. Dengan telah diber-
operasi bank yang menggunakan lakukannya Undang-Undang No.21
sistem syariah, saat itu hanya di- Tahun 2008 tentang Perbankan
akomodir dalam salah satu ayat Syariah yang terbit tanggal 16 Juli
tentang "bank dengan sistem bagi 2008, maka pengembangan indus-
hasil"pada UU No. 7 Tahun 1992; tri perbankan syariah nasional se-
tanpa rincianlandasan hukum makin memiliki landasan hukum
syariah serta jenis-jenis usaha yang yang memadai dan akan men-
diperbolehkan. dorong pertumbuhannya secara
lebih cepat lagi. Lahirnya UU Per-
 Pada tahun 1998, pemerintah dan bankan Syariah mendorong pen-
DewanPerwakilan Rakyat ingkatan jumlah BUS dari se-
melakukan penyempurnaan UU banyak 5 BUS menjadi 11 BUS
No. 7/1992 tersebutmenjadi UU dalam kurun waktu kurang dari dua
No. 10 Tahun 1998, yang secara tahun (2009-2010).
tegas menjelaskan bahwaterdapat
dua sistem dalam perbankan di  Per Juni 2015, industri perbankan
tanah air (dual banking syariah terdiri dari 12 Bank Umum
system),yaitu sistem perbankan Syariah, 22 Unit Usaha Syariah
konvensional dan sistem perbankan yang dimiliki oleh Bank Umum
syariah. Peluang ini disambut Konvensional dan 162 BPRS den-
hangat masyarakat perbankan, gan total aset sebesar Rp. 273,494
yang ditandai dengan berdirinya Triliun dengan pangsa pasar
beberapa Bank Islam lain, yakni 4,61%. Khusus untuk wilayah
Provinsi DKI Jakarta, total aset DUR_BANK_SYARIAH_DALAM_S
gross, pembiayaan, dan Dana Pi- ISTEM_PERBANKAN_SYARIAH_
hak Ketiga(BUS dan UUS) mas- NASIONAL
ing-masing sebesar Rp. 201,397
Triliun, Rp. 85,410 Triliun dan Rp.
Sejarah Perbankan Syariah
110,509 Triliun
OJK,Tentang Syariah . (2023). Diakses
 Pada akhir tahun 2013, fungsi pen- 12 maret 2023,dari https://www.ojk.-
gaturan dan pengawasan perbankan go.id/id/kanal/syariah/tentang-
berpindah dari Bank Indonesia ke syariah/pages/Sejarah-Perbankan-
Otoritas Jasa Keuangan. Maka pen- Syariah.aspx
gawasan dan pengaturan perbankan
syariah juga beralih ke OJK. OJK
selaku otoritas sektor jasa keuan- Apa itu Lembaga Keuangan Syariah? Ini
gan terus menyempurnakan visi Jenis dan Keunggulannya.). diakses 12
dan strategi kebijakan pengemban- Maret 2023, dari https://www.cimbnia-
gan sektor keuangan syariah yang
ga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/apa-
telah tertuang dalam Roadmap Per-
bankan Syariah Indonesia 2015- itu-lembaga-keuangan-syariah-ini-jenis-
2019 yang dilaunching pada Pasar dan-keunggulannya
Rakyat Syariah 2014. Roadmap
ini diharapkan menjadi panduan Kenali Macam-macam Bank Syariah
arah pengembangan yang berisi in- dan Layanan yang Ditawarkan.
siatif-inisiatif strategis untuk men- (2021.). diakses 12 maret 2023, dari
capai sasaran pengembangan yang https://www.ocbcnisp.com/id/article/
ditetapkan. 2021/11/10/macam-macam-bank-
syariah

REFERENSI Jurnal Riset Ekonomi Vol. 2 No. 4:


Januari 2023
Al Arief, M. Nur Rianto. 2012. Lem-
Jurnal Ekonomi dan Perbankan
baga Keuangan Syariah, Suatu Kajian Syariah Vol. 6 No. 2 (2019)
Teoretis Praktis. Bandung. Pustaka Se-
https://bajangjournal.com/index.php/
tia
Juremi/article/view/4565
Assaalimah Nur.A. 2021. PRODUK http://ejournal.iainmadura.ac.id/in-
DAN PROSEDUR BANK SYARIAH dex.php/iqtishadia/article/view/
DALAM SISTEM PERBANKAN 2354/1568
SYARIAH NASIONAL https://www.re-
searchgate.net/publication/
351348195_PRODUK_DAN_PROSE-

Anda mungkin juga menyukai