2022
Standar Prosedur ini dimaksudkan untuk digunakan oleh BSI Maslahat Dilarang
memperbanyak baik sebagian maupun seluruhnya dalam bentuk dan cara apapun (cetakan,
copy elektronik dsb), disimpan dalam media apapun tanpa persetujuan tertulis dari BSI
Maslahat atau karena perintah Undang-Undang
No Doc:
1
LEMBAR PERSETUJUAN
No Doc:
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................4
B. PEMBENTUKAN MPZ BSI MASLAHAT..................................................................................4
C. TUJUAN.......................................................................................................................................5
D. RUANG LINGKUP......................................................................................................................5
E. PENGERTIAN..............................................................................................................................5
BAB II ORGANISASI.................................................................................................................................7
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB..........................................................................................7
B. KEWENANGAN...........................................................................................................................7
C. KARYAWAN dan RELAWAN....................................................................................................8
BAB III PRINSIP KERJASAMA...............................................................................................................9
BAB IV PRODUK MPZ BSI MASLAHAT.............................................................................................10
A. PENGERTIAN LEMBAGA PROFIT DAN NON-PROFIT.....................................................10
B. SKEMA PENAWARAN KERJASAMA MPZ...........................................................................10
BAB V ALUR KERJASAMA PEMBENTUKAN MPZ BSI MASLAHAT...........................................11
A. PERSYARATAN PEMBENTUKAN MPZ BSI MASLAHAT..................................................11
B. FLOWCHART ALUR KERJASAMA PEMBENTUKAN MPZ BSI MASLAHAT..................11
BAB VI KONSOLIDASI DANA MPZ.....................................................................................................13
A. FLOWCHART SEDERHANA KONSOLIDASI DANA MPZ.................................................13
B. ALUR PENGEMBALIAN DANA MPZ.....................................................................................14
C. PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS MPZ........................................................14
D. ALUR PERMOHONAN BUKTI SETOR ZAKAT (BSZ)........................................................15
BAB VII PENUTUP..................................................................................................................................16
LAMPIRAN................................................................................................................................................17
No Doc:
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI MASLAHAT) sebagai lembaga amil zakat
bersekala nasional bertugas melakukan pengelolaan dana Zakat, Infaq dan Sedekah serta
dana CSR atau dana umat yang dikelola berdasarkan Syariat Islam sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat wajib
melaksanakan kegiatan operasional sesuai dengan syariat Islam, termasuk juga dalam
menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Mitra Pengelola Zakat Infaq Sedekah Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (MPZ BSI
MASLAHAT) adalah Lembaga profit/non-profit yang bersinergi dan berkomitmen bersama
untuk memperkuat umat melalui dana ZIS, CSR dan Dana Umat. Dengan menjadi MPZ BSI
MASLAHAT, lembaga profit/non-profit telah menjadi entitas yang sah, terikat serta
bertanggung jawab dalam pengelolaan ZIS secara profesional, amanah dan akuntable sesuai
dengan syariah dan kebijakan peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal diatas, BSI MASLAHAT memandang perlu untuk mengatur langkah-
langkah pelaksanaan kerjasama yang sesuai dengan syariat Islam serta penyeragaman
format dan bentuk dokumen kerjasama melalui Standar Prosedur Operasional (SOP).
BAZNAS merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pusat, untuk melakukan tugas
pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS secara kelembagaan bersifat mandiri, non
struktural dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Mentri Agama. Dalam mendukung
pelaksanaan pengelolaan zakat di tingkat Provinsi dan kabupaten/kota maka dibentuklah
BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota.
Pada Pasal 16 (1) UU Nomor 23 Tahun 2011 BAZNAS Provinsi dan BAZNAS
Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat membentuk UPZ (Unit
Pengelola Zakat) pada Instansi Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Perusahaan Swasta.
Sedangkan UPZ (Unit Penghimpun Zakat) itu berlaku untuk tingkat Kecamatan,
Kelurahan/desa dan tempat lainya.
No Doc:
4
Dalam Pasal 17, dan Pasal 18 UU Nomor 23 Tahun 2011 Masyarakat dapat membentuk LAZ
untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat. Selain itu pembentukan LAZ wajib mendapatkan izin Menteri atau
pejabat yang ditunjuk Menteri.
Dalam Klausul Undang-Undang atau Peraturan BAZNAS tidak ada yang menyebutkan secara
khusus terkait LAZ dapat atau diperbolehkan mendirikan Mitra pengelola atau penghimpun
Zakat untuk membantu LAZ dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebagaimana dalam
pembentukan UPZ BAZNAS yang diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan.
Jika menurut Keputusan Menteri Agama RI Nomor 333 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pemberian Izin Pembentukan Lembaga Amil Zakat, pada BAB VII tentang Pembentukan
Perwakilan LAZ dapat membuka perwakilan LAZ di setiap Provinsi.
Berdasarkan Redaksi Informasi diatas, Bahwa tidak ada Peraturan Undang-Undang, maupun
Peraturan BAZNAS serta Keputusan Menteri Agama RI yang mengatur secara khusus terkait
LAZ dapat mendirikan atau membentuk Mitra Pengelola atau Pengumpul Zakat.
C. TUJUAN
Tujuan penyusunan SOP Pembentukan MPZ ini antara lain:
1. Memberikan pedoman bagi unit kerja khusus MPZ BSI MASLAHAT dalam proses
pembentukan MPZ.
2. Membangun portofolio pembentukan MPZ dengan komposisi sesuai harapan serta dapat
memitigasi risiko.
3. Memberikan solusi payung hukum kepada lembaga dalam penghimpunan dan
pengelolaan dana zakat, infaq, shodaqoh (ZIS).
4. Membangun sinergi dan kolaborasi untuk memperkuat umat.
5. Memperluas literasi syiar ZIS kepada seluruh lapisan masyarakat.
D. RUANG LINGKUP
SOP Pembentukan MPZ mengatur antara lain:
1. Proses Pembentukan MPZ
2. Tugas & Tanggung Jawab Unit Khusus MPZ BSI MASLAHAT
3. Kewenangan Unit Khusus MPZ BSI MASLAHAT
4. Produk MPZ
5. Penawaran Kerjasama
6. Alur dan Konsolidasi dana.
7. Alur Penerbitan BSZ dan Nomor Induk Donatur (Muzakki).
E. PENGERTIAN
1. BSI MASLAHAT adalah Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat yang memiliki kegiatan
utama dalam pengelolaan ZISWAF dan dana sosial lainnya serta mengelola platform
ZISWAF secara online.
2. MPZ BSI MASLAHAT adalah Mitra Pengelola Zakat Infaq Sedekah Bangun Sejahtera
Indonesia Maslahat yang bersinergi dan berkolaborasi sebagai mitra pengelola dana ZIS.
3. Mitra adalah lembaga, perusahaan, instansi, yayasan, koperasi, organisasi, komunitas
atau pihak lain yang bekerjasama dengan BSI MASLAHAT.
No Doc:
5
4. Dokumen kerjasama adalah dokumen tertulis yang dibuat oleh BSI MASLAHAT dan
mitra sebagai landasan hukum kerjasama, dapat berupa Nota Kesepahaman atau
Memorandum of Understanding (MoU), Perjanjian Kerjasama (PKS).
5. Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) adalah naskah
kesepakatan untuk melaksanakan kerjasama yang ditanda tangani oleh pelaku
kerjasama.
6. Perjanjian Kerja sama yang selanjutnya dapat disebut PKS adalah kesepakatan tertulis
antara BSI MASLAHAT dengan Mitra, yang mengakibatkan adanya hak dan kewajiban
antara para pihak yang mengadakan perjanjian yang pelaksanaannya dijamin oleh
hukum.
7. Pengelola Zakat adalah BSI MASLAHAT dan Mitra.
8. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
9. Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat
untuk kemaslahatan umum.
10. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha
di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
11. Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen lembaga untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi lembaga sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
12. Amil adalah seorang atau sekelompok orang yang diangkat dan/atau diberi kewenangan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah, dan/atau seseorang yang, mendapat mandat dari pimpinan
pengelola ZIS untuk mengelola ZIS.
13. Hak Amilin adalah bagian tertentu dari ZIS yang dapat dimanfaatkan untuk biaya
operasional amil dalam pengelolaan ZIS sesuai syariat Islam.
14. Muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan harta
yang telah mencapai nisab dan haul. berzakat hanya diwajibkan kepada orang muslim
saja.
15. Mustahik adalah oran-orang yang berhak menerima zakat.
16. Asnaf adalah orang atau golongan yang berhak menerima ZISWAF yang terdiri dari faqir,
miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
17. Relawan Program adalah relawan yang dipekerjakan untuk membantu mustahik agar
dapat menggunakan dana zakatnya seoptimal mungkin. Relawan jenis ini dapat
mengguanakan dana zakat untuk gaji, tunjangan, transport yang di salurkannya.
18. Relawan Amil adalah relawan yang dipekerjakan untuk membantu amil untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya. Relawan jenis ini dapat menggunakan dana amil
untuk gaji, tunjangan dan trasportasi.
19. Karyawan MPZ adalah orang yang bekerja di MPZ mitra, MPZ BSI MASLAHAT, ataupun
gabungan antara mitra dan BSI MASLAHAT yang honornya diatur sesuai dengan
kesepakatan tertulis yang sudah disetujui oleh karyawan dan MPZ.
No Doc:
6
Edisi Ke: Berlaku sejak tanggal: Diverifikasi Oleh:
No Doc:
7
BAB II
ORGANISASI
B. KEWENANGAN
Pengaturan kewenangan pada Unit Kerja Khusus MPZ adalah sebagai berikut:
No. Kewenangan Pemegang Kewenangan
1. Memberikan persetujuan target Direktur Bidang
pencapaian MPZ.
2. Memberikan persetujuan anggaran Direktur Bidang
operasional pembentukan MPZ.
3. Memberikan tanggapan surat jawaban Direktur Eksekutif
Kerjasama MPZ.
4. Melakukan Penandatanganan PKS. Direktur Eksekutif
5. Melakukan pembagian tugas dalam Unit Manager
Kerja Khusus pembentukan MPZ.
6. Mengusulkan dan memberikan Manager
rekomendasi kepada atasan struktur dan
personel Unit Kerja Khusus
Pembentukan MPZ
7. Melakukan Koordinasi dengan unit kerja Manager
lain di BSI MASLAHAT dan pihak lain
terkait kegiatan pembentukan MPZ.
8. Mengusulkan strategi pembentukan MPZ Manager
BSI MASLAHAT dengan melihat potensi
No Doc:
8
No. Kewenangan Pemegang Kewenangan
kemitraan.
No Doc:
9
BAB III
PRINSIP KERJASAMA
Dalam melaksanakan kerjasama dilingkungan Pengelola Zakat harus didasarkan atas prinsip-
prinsip sebagai berikut :
1. Syariat Islam, artinya setiap pelaksanaan kerjasama wajib taat pada ketentuan syariat Islam
serta dilarang bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Bebas Maysir, Gharar, Haram dan Riba, artinya setiap pelaksanaan kerjasama bebas dari
Maysir (judi), Gharar (ketidakpastian/spekulasi), Haram (barang yang diharaman oleh ajaran
agama Islam), dan Riba (mendapatkan keuntungan secara berlebihan dan merugikan pihak
lain).
3. Amanah, artinya masing-masing pihak menjalankan dengan sungguh-sungguh setiap
kesepakan yang telah dibuat.
4. Kemanfaatan, artinya memperoleh manfaat dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak
yang bekerjasama serta mendukung efektivitas pengelolaan zakat.
5. Kesetaraan, artinya diwujudkan atas dasar persamaan hak tanpa ada pemaksaan
kehendak.
6. Kepastian Hukum, artinya pelaksanaan kerjasama memberikan jaminan kepastian kepada
masing-masing pihak untuk melaksanakan kerjasama tanpa adanya gugatan/gangguan dari
pihak lain.
7. Akuntabilitas, artinya setiap kerjasama yang dilakukan dapat terukur dan dilaporkan sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
No Doc:
10
BAB IV
PRODUK MPZ BSI MASLAHAT
No Doc:
11
BAB V
ALUR KERJASAMA PEMBENTUKAN MPZ BSI MASLAHAT
No Doc:
12
3. Calon Mitra MPZ mengajukan surat permohonan menjadi Mitra MPZ BSI MASLAHAT
serta melengkapi dokumen persyaratan sebagai mitra.
4. BSI MASLAHAT menjawab surat permohonan yang telah diajukan oleh calon mitra MPZ.
5. BSI MASLAHAT akan menyampaikan draft PKS untuk direview.
6. BSI MASLAHAT menyesuaikan PKS yang telah direview oleh calon Mitra MPZ.
7. Setelah di sepakati oleh kedua pihak maka selanjutnya akan ada penandatangan oleh
kedua pihak.
8. BSI MASLAHAT akan memberikan sertifikat legal hukum setelah penandatanganan PKS.
No Doc:
13
BAB VI
KONSOLIDASI DANA MPZ
Menghitung
Menghimpun Dana & Porsi Menerima LaporanNO
Dana Penggunaan Dana
YES
Membuat Nota
Membuat Repot Pencairan Dana REvi ew
Penghimpunan MPZ
melakukan Melakukan
Setor dana ke Transfer Dana
BSIM Tgl 1 Seusuai porsi
Tgl 5
Terima Dana
Penyaluran &
Terima Laporan
& Catat
Penerima
Pembuatan Laporan
Penggunaan Dana
No Doc:
Melakukan Perbaikan
14
B. ALUR PENGEMBALIAN DANA MPZ
Alur pengembalian dana BSI MASLAHAT kepada MPZ :
1. Setelah penandatanganan PKS BSI MASLAHAT bersama Mitra MPZ, MPZ wajib
menyetorkan dana sesuai dengan waktu / priode kesepakatan yang tertuang didalam
PKS.
2. Dalam pengembalian dana, Mitra MPZ mengirimkan surat permohonan pencairan dana
ZIS kepada BSI MASLAHAT dengan menyertakan lampiran anggaran dasar program
dan mencantumkan nomor rekening penerimaan dana, selain itu dapat pula
mencantumkan pencairannya secara berkala / bertahap ataupun secara keseluruhan.
3. Setelah Finance / FAC menerima dana masuk dari mitra MPZ, FAC akan menghitung
dan dan porsi sesuai dengan ketentuan didalam PKS.
4. FSG membuat nota pencairan sesuai permintaan dana yang dimaksud dalam surat
permohonan mitra MPZ.
5. FAC wajib mengembalikan dana ZIS kepada Mitra MPZ maksimal 7 hari kerja ke
rekening yang dimaksud dalam surat permohonan mitra MPZ.
No Doc:
15
Edisi Ke: Berlaku sejak tanggal: Diverifikasi Oleh:
No Doc:
16
b) Pengeluaran Kas MPZ
1. Pengeluaran Kas Zakat MPZ adalah pengembalian dana zakat mitra MPZ BSI
MASLAHAT ke rekening mitra MPZ BSI MASLAHAT yang telah disepakati didalam
perjanjian kerjasama (PKS). Baik itu dikembalikan secara keseluruhan ataupun sesuai
porsi kesepakatan yang berada di dalam PKS.
Selain menjadi dana program mitra MPZ BSI MASLAHAT, pengeluaran kas zakat MPZ ini
bisa juga dikeluarkan menjadi sharing hak amil antara BSI MASLAHAT dan mitra MPZ
BSI MASLAHAT. Yang mana masing-masing akan masuk ke rekening amil BSI
MASLAHAT dan amil mitra MPZ BSI MASLAHAT.
2. Pengeluaran Kas Infaq MPZ adalah pengembalian dana infaq mitra MPZ BSI MASLAHAT
ke rekening mitra MPZ BSI MASLAHAT yang telah disepakati didalam perjanjian
kerjasama (PKS). Baik itu dikembalikan secara keseluruhan ataupun sesuai porsi
kesepakatan yang berada di dalam PKS.
3. Pengeluaran Kas Amilin MPZ adalah pengeluaran dana amil yang digunakan untuk
operasional amil dalam menjalankan kegiatan, penyaluran, pemberdayaan dan
pendampingan.
Kebijakan Pengeluaran Kas Zakat, Infaq Dan Amil
1. Otorisasi pengeluaran Kas Zakat, Infaq dan Amil MPZ BMSU yang berada di rekening
BSI MASLAHAT ZKT MPZ adalah kewenang dari bagian keuangan BSI MASLAHAT
berdasarkan surat perjanjian kerjamasa (PKS).
2. Setiap pengeluaran kas Zakat, Infaq dan Amil MPZ BSI MASLAHAT tercatat dengan
rapih didalam buku kas keuangan biak secara priodik atau secara berkala.
D. ALUR PERMOHONAN BUKTI SETOR ZAKAT (BSZ)
Setelah mitra MPZ menyetorkan / memindahbukukan dana zakat kepada BSI MASLAHAT
maka MPZ berhak meminta bukti setor zakat (BSZ) bagi para muzakki/doantur yang telah
menitipkan zakatnya kepada mitra MPZ, berikut alur permohonannya:
1. Mitra MPZ mengajukan surat permohonan permintaan Bukti Setor Zakat (BSZ) kepada
BSI MASLAHAT dengan melampirkan data para muzakki/donatur seperti tabel berikut :
No Doc:
17
BAB VII
PENUTUP
No Doc:
18
Edisi Ke: Berlaku sejak tanggal: Diverifikasi Oleh:
No Doc:
19
LAMPIRAN
2. Spesifikasi
Kode Perorangan/Badan berjumlah digit yang terdiri atas 4 komponen, yaitu:
2 digit kode dari donatur
1 digit kode jenis Perorangan/Badan, yaitu:
1 untuk muzakki perorangan
2 untuk munfiq perorangan
3 untuk mudhohi perorangan
4 untuk muzakki Badan
5 untuk munfiq Badan
6 untuk mudhohi Badan
5 digit nomor urut Perorangan/Badan dimulai dari 00001 hingga 99999 pada saat
registrasi
2 digit kode Tahun donatur pertama kali menjadi muzakki/munfiq/mudhohi BSI
MASLAHAT
3. Contoh
Penomoran untuk Perorangan Muzakki BSI MASLAHAT
31 1 00001 22
Dimana 31 merupakan kode posisi donatur BSI MASLAHAT, yaitu DKI Jakarta
(mengacu pada Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Permendagri
No.66 Tahun 2011). Kode 1 merupakan kode Jenis perorangan/badan BSI
MASLAHAT, 00001 adalah nomor urut yang diberikan kepada muzakki saat
registrasi. Kode 22 merupakan tahun donator pertama kali menjadi Muzakki, yaitu
tahun 2022
No Doc:
20
nomor urut yang diberikan kepada donatur saat registrasi. Kode 22 merupakan
tahun donator pertama kali menjadi Munfiq, yaitu tahun 2022
No Doc:
21