Anda di halaman 1dari 8

Daftar nama ponpes Pondok Pesantren Tertua (tidak otomatis terbesar atau terbaik) di Indonesia

sistem salafiyah, modern atau kombinasi keduanya. Pondok pesantren ini umumnya secara
kultural berafilias ke NU (Nahdlatul ULama) walaupun tidak otomatis berafiliasi ke NU secara
organisasi.
DAFTAR ISI
1. Pesantren Berdiri pada 1700 Masehi
1. Ponpes Sidogiri Pasuruan Jawa Timur (berdiri tahun 1718)
2. Ponpes Jamsaren Jawa Tengah(berdiri tahun 1750)
3. Pondok PPMH Gading Malang Jatim (berdiri tahun 1768)
4. Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat (berdiri tahun 1785)
5. PP Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura (berdiri tahun 1787)
2. Pesantren Berdiri pada 1800 Masehi
1. Ponpes Tremas Paciatan Jawa Timur (berdiri tahun 1830)
2. Ponpes Langitan Tuban Jawa Timur (berdiri tahun 1852)
3. Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan (berdiri tahun 1861)
4. Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung Jabar (berdiri tahun 1881)
5. Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim (berdiri tahun 1899)
3. Pesantren Berdiri pada 1900 Masehi
1. Ponpes Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (berdiri tahun 1911)
2. Ponpes Musthafawiyah Purba Baru Sumut (berdiri tahun 1912)
3. Pondok Modern Gontor Ponorogo Jatim (berdiri tahun 1926)
4. PP Bata-bata Pamekasan Madura Jawa Timur (berdiri tahun 1943)
5. PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur (berdiri tahun 1950)
6. Pesantren Al-Khoirot Malang Jawa Timur (berdiri tahun 1963)

PESANTREN BERDIRI PADA TAHUN 1700-an


Pondok pesantren generasi pertama tertua yang berdiri pada abad ke-17 yaitu pada tahun 1700an. Pesantren-pesantren ini sampai sekarang masih eksis dan berdiri kokoh. Sebagian masih
mempertahankan sistem salaf sedang yang lain sudah berubah menjadi pesantren modern dengan
ciri khasnya adanya sekolah formal.

Ponpes Sidogiri Pasuruan Jawa Timur (berdiri tahun 1718)


Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau
adalah keturunan Rasulullah r dari marga Basyaiban.
Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745.
Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren
Sidogiri didirikan tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH Noerhasan
Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sadoellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.
Dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sadoellah Nawawie, tertulis bahwa
tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari
sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Dalam
kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok
Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.
Pondok Sidogiri sampai saat ini masih mempertahankan sistem pesantren salaf. Yaitu pengajian

kitab dan madrasah diniyah yang murni mengajarkan agama. Lebih detailPondok Pesantren
Sidogiri.

Ponpes Jamsaren Jawa Tengah(berdiri tahun 1750)


Pondok pesantren Jamsaren berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo. Ponpes ini pertama
berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah
mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 - 1878.
Semula, pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya
berupa surau kecil. Kala itu, PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai Jamsari
(Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai Jamsari yang kemudian
diabadikan hingga sekarang. Lebih detail: Pondok Pesantren Jamsaren.

Pondok PPMH Gading Malang Jatim (berdiri tahun 1768)


Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada tahun
1768. PPMH juga dikenal dengan nama Pondok Gading karena tempatnya berada di kelurahan
Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Bahkan nama yang terakhir lebih masyhur
dikalangan masyarakat.
KH. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama
hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putra yaitu: KH. Isma'il, KH. Muhyini, KH.
Ma'sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading belum mengalami perkembangan
yang signifikan. Lebih detail: Pondok Pesantren Gading Malang.

Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat (berdiri tahun 1785)


Buntet Pesantren adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang umurnya cukup tua. Berdiri sejak
abad ke 18 tepatnya tahun 1785. Menurut catatan sejarah seperti yang tertulis dalam buku
Sejarah Pondok Buntet Pesantren karya H. Amak Abkari, bahwa tokoh Ulama yang pertama kali
mendirikan Pesantren ini adalah seorang Mufti Besar Kesultanan Cirebon bernama Kyai Haji
Muqoyyim (Mbah Muqoyyim).
Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren Buntet, letaknya di Desa Bulak
kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa
Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa makan santri yang sampai
sekarang masih utuh. Lebih detail: Pondok Pesantren Buntet Cirebon

PP Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura (berdiri tahun 1787)


Pondok Pesantren Banyuanyar bermula dari sebuah langgar (musholla) kecil yang didirikan oleh
Kyai Itsbat bin Ishaq sekitar tahun + 1787 M/1204 H. Beliau adalah salah seorang ulama
kharismatik yang terkenal dengan kezuhudan, ketawadhuan dan kearifannya yang kemudian
melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura dan Pulau
Jawa.
Pada awal berdirinya, Pondok Pesantren Banyuanyar hanya berlokasi di atas sebidang tanah
tegalan yang sempit dan gersang yang kemudian dikenal dengan sebutan Banyuanyar. Di
lokasi inilah Kyai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh istiqomah dan sabar, sekalipun
sarana dan fasilitas yang ada pada saat itu jauh dari kecukupan. Setelah wafat, beliau
meninggalkan amanah suci pada generasi penerusnya yaitu cita-cita luhur untuk mendirikan
sebuah pondok pesantren yang representatif yang mampu menjawab tantangan zaman dan
tuntutan umat. Lebih detail: Pondok Pesantren Banyuanyar Madura

PESANTREN BERDIRI PADA TAHUN 1800-an


Berikut 5 (lima) pesantren generasi kedua yang eksis pada abad ke-18 yaitu didirikan pada tahun
1800-an

Ponpes Tremas Pacitan Jawa Timur (berdiri tahun 1830)


Pondok Tremas yang dipelopori oleh beliau KH. Abdul Manan pada tahun 1830 M. Usaha
pertama kali yang dilakukan untuk membangun tempat pengajian sudah barang tentu mendirikan
sebuah masjid (terletak agak ke sebelah timur dari masjid yang sekarang). Dan setelah santrisantri dari jauh yang sebagian berasal dari bekas santri-santrinya di Semanten mulai berdatangan,
maka dibangunlah sebuah asrama pondok di sebelah selatan masjid. Sudah barang tentu keadaan
masjid dan asrama pondok pada waktu itu masih sangat sederhana sekali, atapnya masih
menggunakan daun ilalang dan kerangka lainnya masih banyak yang menggunakan bahan dari
bambu. Lebih detail: Pondok Pesantren Tremas Pacitan

Ponpes Langitan Tuban Jawa Timur (berdiri tahun 1852)


Perjalanan Pondok Pesantren Langitan dari periode ke periode selanjutnya senantiasa
memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan namun perkembangannya terjadi
secara gradual dan kondisional. Bermula dari masa KH. Muhammad Nur yang merupakan

sebuah fase perintisan, lalu diteruskan masa H. Ahmad Sholeh dan KH. Muhammad Khozin
yang dapat dikategorikan periode perkembangan. Kemudian berlanjut pada iepengasuhan KH.
Abdul Hadi Zahid, KH. Ahmad Marzuqi Zahid dan KH. Abdulloh Faqih yang tidak lain adalah
fase pembaharuan.
KH. Muhammad Nur mengasuh pondok ini kira-kira selama 18 tahun (1852-1870 M). Lebih
detail: Pondok Psantren Langitan Tuban

Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan (berdiri tahun 1861)


Syaikhona (Syaichona) Kholil mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan.
Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha
(Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada
menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M., mendirikan pesantren lagi di
daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota
Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren
lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai pesantren
Syaikhona Kholil.
Lebih detail: Pondok Pesantren Syaichona Kholil Madura

Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung Jabar (berdiri tahun 1881)


Pondok Pesantren Sukamiskin yang didirikan oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo pada tahun
1881 M ini telah mampu mencetak berbagai alumni yang tersebar di berbagai pelosok. Tak
sedikit diantara alumni tersebut yang telah mendirikan pondok pesantren sebagai wadah
memanfaatkan ilmu yang didapatnya selama di Sukamiskin. Wajar saja, karena pada
kenyataannya pesantren yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan
pesantren tertua di Bandung.
Lebih detail: Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim (berdiri tahun 1899)


Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asyari pada tahun 1899 M.
Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai
pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang telah
diperolehnya.

Awal mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asyari dipusatkan di sebuah bangunan yang terdiri
dari dua buah ruangan kecil dari anyam-anyaman bambu (Jawa: gedek), bekas sebuah warung
yang luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari seorang dalang. Satu ruang digunakan
untuk kegiatan pengajian, sementara yang lain sebagai tempat tinggal bersama istrinya, Nyai
Khodijah. Lebih detail: Pondok Pesantren Tebuireng.

PESANTREN BERDIRI PADA TAHUN 1900-an


Pondok pesantren generasi ke-3 yang lahir pada 1900-an. Pada era inipun, pesantren lama masih
didominasi oleh pesantren NU (Nahdlatul Ulama) secara kulturaln kecuali Pondok Gontor yang
cenderung Muhammadiyah.

Ponpes Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (berdiri tahun 1911)


Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta berdiri pada tahun 1911
masehi oleh K.H M. Munawwir.
Pada tahun 1911, sepulang dari belajardi Mekkah selama 21 tahun, KH. Munawir yang tinggal di
kampung Kauman, Yogyakarta (di belakang Masjid Agung alun-alun Yogyakarta) membuka
pengajian di rumahnya. Kian hari santri terus bertambah, dan rumah Kyai tak mampu lagi
menampung. Maka dipindahkanlah tempat pengajian itu ke desa Krapyak Kulon. Beberapa
bangunan pondok yang dibangun di tempat baru inilah yang kemudian dikenal sebagai kompleks
Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak.
Lebih detail: Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta

Ponpes Musthafawiyah Purba Baru Sumut (berdiri tahun 1912)


Ponpes Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan pada
tahun 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily. Pesantren ini
berlokasi di kawasan jalan lintas MEDAN-PADANG, desa Purbabaru Kabupaten Mandailing
Natal(MADINA)Sumut Sumatera Utara Indonesia.
Sang pendiri dan pengasuh pertama, yang belajar ilmu agama selama 13 tahun di Makkah itu,
meninggal pada November 1955. Pimpinan pesantren berpindah kepada anak lelaki tertuanya, H.
Abdullah Musthafa.

Lihat detail: Pondok Pesantren Musthofawiyah Purba Baru Sumut

Pondok Modern Gontor Ponorogo Jatim (berdiri tahun 1926)


Pondok Gontor didirikan pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra
Kiai Santoso Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie,
dan KH Imam Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.
Pada masa itu pesantren ditempatkan di luar garis modernisasi, dimana para santri pesantren oleh
masyarakat dianggap pintar soal agama tetapi buta akan pengetahuan umum. Trimurti kemudian
menerapkan format baru dan mendirikan Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian
tradisi pesantren salaf dan mengubah metode pengajaran pesantren yang menggunakan sistem
watonan (massal) dan sorogan (individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum.
Pada awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman kanak-kanak)
lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu'alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan
lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963 Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam
Darussalam (ISID).
Lebih detail: Pondok Modern Gontor Ponorogo

PP Bata-bata Pamekasan Madura Jawa Timur (berdiri tahun 1943)


Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid bin Abd Hamid bin
RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid
berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan 1957 M. Beliau
Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M dengan jumlah santri yang telah mencapai 700
orang.
Selama dua tahun (19571959 M) Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata mengalami
kekosongan kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena putera beliau, RKH Abd Qadir masih
belajar di Mekah dan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd Hamid,
Pengasuh sekarang) sudah menetap di pondok pesantren Nurul Abror, Alasbuluh, Wongsorejo,
Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini menyebabkan lokasi pesantren banyak
ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut. Lebih detail: Pondok Pesantren Bata-Bata Pamekasan

PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jatim (berdiri tahun 1950)


Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salah satu pesantren yang ditinjau dari jumlah santri dan

kelengkapan lembaganya termasuk Pondok Pesantren yang besar. Sebagaimana Pondok


Pesantren yang lain, peran yang dijalankan adalah sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan
perjuangan sekaligus sebagai agen perubahan sosial masyarakat, khususnya bagi masyarakat di
desa lokasi Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren Nurul Jadid didirikan oleh almarhum KH. Zaini Munim pada tahun 1950.
Berlokasi di desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Lebih
detail: Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Jatim

PP Al-Khoirot Malang Jawa Timur (berdiri tahun 1963)


Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) Karangsuko Pagelaran (dulu, Gondanglegi), Malang, Jatim
didirikan pada tahun 1963 oleh K.H. Syuhud Zayyadi.
PPA dikenal sebagai pesantren berkualitas dengan biaya terjangkau oleh seluruh kalangan strata
ekonomi. Karena visi PPA adalah mencerdaskan generasi muda tanpa memandang level
kemampuan ekonomi. Cerdas dalam bidang keilmuan umum dan agama dan cerdas dalam
perilaku (akhlakul karimah).

http://www.alkhoirot.net/2011/09/pondok-pesantren-tertua-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai