1
Pengantar Penulis
2
Disisi lain bila kita bisa mendobrak kejumudan atau bahasa
startup-nya men-disrupt kejumudan ini maka peluang-
peluang besar akan terbuka dan inilah yang sedang digarap
oleh anak-anak muda para founder, co-founder, ceo dan
berbagai startup lainnya yang menjadi idola anak-anak
muda di era disruptive innovation ini.
Muhaimin Iqbal
Oktober 2017/Muharram 1439
3
Daftar Isi
4
‘Abasa Diet .............................................................. 111
Produce Anda Provide ............................................ 117
Future Edge ............................................................. 121
The Age Of Deception ............................................. 124
Ihtazzat, Warabbat Wa Anbatat ............................. 128
Ekonomi Dan Bisnis ..................................................... 133
Petani Tangguh ....................................................... 133
Circular Economy .................................................... 137
Kebangkitan Cengkeh ............................................. 140
Congregation Economy ........................................... 144
Ramadhan Startup .................................................. 149
Finance, Food, Lifestyle........................................... 154
Halal Tourism Industry ............................................ 158
Menuju Perfect Equality ......................................... 163
Small Change, Big Impact ........................................ 167
Riba-Free Ecosystem Untuk Keterjangkauan Rumah
................................................................................. 170
Keadilan Economy Bukan Zero-Sum Game............. 174
The CEO ................................................................... 178
Kembali Ke Pasar ..................................................... 180
Doomsday Economics ............................................. 183
Bukit Roti ................................................................. 187
Ekonomi Nabi Adam ............................................... 190
Bisnis Dari Masa Depan .......................................... 196
Teknologi Dan Inovasi ................................................. 200
Ketika Perut Nabi Diganjal Batu .............................. 200
Salt Basic Industries (SALTBIC) ................................ 202
Ketika Tangan Musa Bercahaya .............................. 206
Agar Hidangan Tetap Tersedia ................................ 209
Food 2.0 .................................................................. 212
Responsible Consumption ...................................... 215
IoT Goes To Farm .................................................... 219
FinTech, AgriTech dan PropTech ............................ 223
Extreme Weather .................................................... 227
5
API Economy ........................................................... 230
Tiga Butir Benih ....................................................... 233
Scent, Science And Guidance .................................. 236
Disrupt Or Be-Disrupted ......................................... 242
Sosial Dan Budaya ....................................................... 248
Career 2.0 Start Earlier............................................ 248
Career 2.0 ................................................................ 251
Anak Soleh Era Digital ............................................. 257
Corporate Waqf ...................................................... 259
Impact Economy ..................................................... 265
Ketika Cinta Diuji ..................................................... 269
Jalesveva Jayamahe ................................................ 274
1 Dinar Untuk 1 Ayunan Kapak ............................... 277
Golden Age Challenge ............................................. 281
THR 4 Bulan Gaji, Mau ?.......................................... 285
Petani di Geneva ..................................................... 288
Tidak Ada Angsa Yang Tidak Bisa Berenang............ 291
Wong Telu ............................................................... 294
Agar Unta Nabi Saleh Bisa Ikut Minum ................... 297
Sedekah Yang Wangi ............................................... 301
La Nina Dan El Nino ................................................. 303
Bumi Para Wali ........................................................ 306
Tum Hi Ho, Indonesia Tanpa Tempe ....................... 310
Pay It Forward ......................................................... 314
Mengapa Kita (Bisa) Dijajah .................................... 319
Life Artisan .............................................................. 321
Selamat Datang Kembali Generasi GusJiGang ........ 325
Srikandi Tidak Sendiri .............................................. 329
6
Pemikiran Dan Peradaban
7
Pertama, air merupakan komponen utama untuk membedakan
bumi yang mati dengan bumi yang hidup. Bumi dan seisinya ini
dihidupkan oleh Allah dengan air yang turun dari langit – air
hujan. Ada lebih dari 20 ayat di Al-Qur’an yang menjelaskan ini,
seperti di QS 2:22, 6 :99 dan seterusnya.
8
tanpa air, maka kepatuhan kita mengelola air mengikuti
petunjukNya merupakan keharussan yang teramat penting.
9
dengan mengapa kita diperintahkan menanam bibit kurma,
meskipun rangkaian peristiwa kiamat telah mulai.
10
Tiga Jalan
Praktek-praktek
yang
dikategorikan
riba di jaman
modern ini juga
sudah
diinterpretasikan
tanpa
perdebatan lagi oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI no 1 tahun
2004. Semua produk mengandung bunga perbankan konvensional,
asuransi dan koperasi – masuk kategori ini berdasarkan fatwa tersebut.
11
Jalan yang kedua – jalan yang jelas dihalalkan oleh Allah adalah jual-beli
atau perdagangan (QS 2:275), jalan ini sekarang mulai menggeliat
karena dengan tumbuh suburnya marketplace startup – yang mulai
menggurita, masyarakat yang pandai berdagang secara umum
diuntungkan.
Tetapi pertumbuhan pasar ini saja, belum cukup untuk melawan riba.
Ketika akses capital masih dikelola dengan system ribawi, ujungnya
penguasa pasar tetap segelintir orang itu saja.
12
karena ada sembilan orang (oligopoli) yang berbuat kerusakan di bumi
(QS 27:48).
Satu jalan lain yang harus kita dorong sekuat tenaga untuk tumbuh
adalah jalan sedekah. Mengapa demikian ? banyak sekali kebutuhan kita
yang tidak bisa secara optimal dipenuhi hanya dari jual beli komersial,
harus jual-beli dengan Allah – itulah salah satu caranya yaitu dengan
sedekah.
Tetapi sedekah ini juga tidak akan optimal kalau aktivitas perdagangan
kita terganggu, apa yang bisa kita sedekahkan ke saudara kita di
Rohingnya misalnya – kalau kita sendiri tidak memiliki apa-apa, yang
tidak memiliki tidak bisa memberi ! Maka perdagangan antar manusia,
dan perdagangan dengan Allah – itu seperti dua sisi mata uang yang
saling kait-mengkait.
Maka di point terakhir sedekah jariyah atau wakaf – inilah yang dimasa-
masa lampau menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa, karena saat itu
13
umat sadar bahwa harta terbaik mereka adalah harta yang bisa dibawa
mati – harta yang disedekahkan atau diwakafkan.
Yang kita saksikan sekarang sekolah yang baik menjadi sangat maal,
rumah sakit yang baik juga hanya privilege of the few – ya karena sektor-
sektor yang seharusnya dikelola dengan sedekah ini, kini
diperdagangkan dengan dukungan modal ribawi.
Janji Allah pasti benarnya, yang belum pasti adalah apakah kita berhak
atas janji tersebut. Karena janji ini bersyarat, yaitu bila kita memulai
dengan sesuatu. Bila kita tidak mulai menanam, apa yang disuburkanNya
? bila angka kita nol dilipat gandakan berapapun tetap juga nol !
Maka di momentum tahun baru Hijriyah pekan depan, waktu yang baik
untuk memulai hal baru yang lebih baik. Waktunya berhijrah untuk
mengunggulkan jalan jual-beli dan sedekah di atas jalan riba. Waktunya
untuk mulai ‘menanam’ agar ada yang disuburkanNya, waktunya untuk
menggoreskan amalan kita yang bernilai satu demi satu – agar ketika
dilipatgandakan olehNya menjadi amalan yang berarti. InsyaAllah.
14
Sembilan Mukjizat Musa
Bila untuk Kaum Tsamud diturunkan Nabi Saleh, untuk bangsa Mesir
yang sudah sangat maju pada jamannya – kita bisa lihat peninggalan-
peninggalannya hingga kini, ketika yang memimpin adalah Fir’aun
kemajuan itu juga menimbulkan begitu banyak kerusaan dan kedzaliman.
Oleh karenanya dibutuhkan Nabi sekelas Musa – yang diajak bicara
langsung oleh Allah di lembah suci Thuwa. Dialog ini diabadikan dalam
puluhan ayat yang sangat indah di Surat Thaha mulai ayat 11.
Bukan hanya diajak bicara langsung, Musa juga diberi sampai Sembilan
Mukjizat untuk menaklukkan Fir’aun dan kaumnya ( QS 17: 101). Menurut
Ibnu Kathir 9 Mukjizat ini adalah terkait tongkatnya (QS 17 :17-21),
tangannya (QS 17:22) , laut (QS 2:50 dan sejumlah ayat lainnya),
kemarau yang sangat panjang (QS 7 : 130-132) dan selebihnya terkait
lima hal yang disebut di Al-A’raf 133 yaitu angina topan, belalang, kutu,
katak dan darah – air minum yang berubah menjadi darah.
15
Tetapi sebesar apapun urusan yang kita hadapi, apakah itu ekonomi,
politik, budaya, pemikiran, kemajuan teknologi dlsb. metode untuk
menghadapinya tetap merujuk pada petunjuk yang sama – yaitu Al-
Qur’an. Dan hanya dengan Al-Qur’an yang tidak hanya dibaca dan
dipahami tetapi juga dijadikan petunjuk dan nasihat/pelajaran inilah umat
ini akan bisa mengalahkan apapun yang dihadapinya (QS 3:138-139).
Nah coba kita lihat aplikasinya dengan petunjuk yang terkait dengan
Musa tersebut di atas. Sebelum diutus untuk menghadapi Fir’aun (QS 20
: 24), Musa dipanggil dahulu untuk menghadap langsung ke Allah di
lembah suci Thuwa. Lalu Allah bertanya apa yang dimiliki Musa di tangan
kanannya, “Dan apakah yang ada di tangan kananmu wahai musa ?” (QS
20:17).
Ketika Musa mulai menjelaskan apa yang dia milikinya – yaitu tongkat
biasa, yang dengan itu dia bersandar, merontokkan daun untuk memberi
makan kambingnya dan perbagai keperluan lainnya (QS 20:18), maka
berangkat dari yang sudah dimiliki Musa inilah – Allah angkat
kepemilikannya menjadi tongkat serbaguna yang kelak dibutuhkan dalam
perjalanan menghadapi Fir’aun.
16
hanya dengan mengandalkan apa yang kita miliki, kita butuh
pertolonganNya untuk meng-upgrade yang sudah kita miliki tersebut.
Selain membangun kekuatan mulai dari apa yang kita miliki di bidang kita
masing-masing, mohon pertolonganNya untuk meng-ugrade terus
menerus kekuatan itu, kita juga diajari oleh Allah melalui Musa untuk
berdakwah yang penuh kelembutan – terhadap Fir’aun sekalipun.
Maka dari rangkian ayat-ayat mukjizat Musa tersebut di atas, kita bisa
langsung introspeksi bila perjuangan kita di bidang apapun – belum bisa
mengalahkan kekuatan jaman ini. Apa intropeksinya ? Minimal di lima hal
berikut yang harus ada di check list kita.
- Apakah kita sudah memulainya dari apa yang kita miliki atau
‘Tongkat Musa’ kita sendiri ?
- Apakah kita sudah menghadirkan pertolonganNya sehingga kita
bisa bener-benar unggul ?
- Apakah kita sudah terus menerus mengingatNya ?
- Apakah kita sudah membentuk team yang kuat untuk
mendampingi perjuangan kita ?
- Apakah kita sudah berlemah lembut dalam mengkomunikasikan
apapun yang hendak kita sampaikan ?
Kalau semuanya sudah, barulah kita insyaAllah siap untuk idzhab ila
Fir’auna innahu thoghoo – di bidang kita masing-masing !
17
Men-Disrupt Kejumudan
Kalau kita harus impor gandum, saya masih bisa paham – lha wong
kita terlanjur suka makan roti dan mie sedangkan gandum tidak
ditanam di negeri ini. Impor kedelei ? saya mulai kurang paham
karena kedelai bisa tumbuh dimana saja di negeri ini, demikian pula
dengan impor gula – kita menanam tebu sejak jaman Belanda. Yang
membuat saya sungguh sangat tidak paham adalah mengapa kita
harus impor garam ? Lha wong kita negeri bahari dengan total
pantai yang terpanjang di dunia, masak harus impor garam sih ?
pasti ada yang very-very seriously wrong dalam pengelolaan
sumber daya alam kita !
Jangan oleh para politikus, karena isu garam-pun bisa menjadi komoditi
politik. Jangan pula hanya menjadi kajian akademis, untuk skripsi S1
sampai S 3 – karena setelah mereka lulus mendapatkan gelar sarjana
atau bahkan Doktor – karya mereka akan berakhir di perpustakaan-
perpustakaan perguruan tinggi.
18
Jadi siapa yang harus menjawab tantangan garam ini ? Berikan dia pada
anak-anak muda – ataupun yang berjiwa muda - yang inovatif dan kreatif,
yang bisa melihat tantangan besar sebagai peluang besar. Yang melihat
penakhlukan masalah besar ini sebagai misi hidupnya, sebagai alasan
mengapa dia dilahirkan !
Betul kita diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya, tetapi ibadah itu
luas – ada yang fardu a’in , ada yang fardhu kifayah. Fardhu a’in
insyaAllah kita selalu berusaha melaksanakannya, tetapi bagaimana
dengan fardhu kifayah ?
“(Jual Beli) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, beras gandum dengan beras gandum, kurma dengan kurma,
dan garam dengan garam harus sama berat dan dari tangan ke tangan
(tunai), bila jenisnya berbeda lakukan sesuka kamu asalkan dari tangan
ke tangan (tunai)”
Jadi siapa yang akan menangani urusan garam yang sangat penting bagi
kehidupan umat ini ?
19
Ketiga terjadi ketimpangan pasar, dimana hanya yang kaya yang mampu
menyewa kios-kios pasar yang mahal, jalur-jalur perdagangan strategis
didominsai segelintir pemain – bergaya kartel, muncul startup model
seperti Bukalapak dan teman-temannya yang memberi harapan dan
peluang bagi si kecil dan menengah yang tentu juga ingin cepat besar.
Namun agar tidak berhenti seperti pemain bola yang hanya bisa
berkomentar, agar Allah tidak marah karena kita hanya bicara tanpa
berbuat – ayo kita buktikan bareng-bareng bahwa kita bisa mengatasi
masalah garam yang besar ini menjadi peluang besar. Tertarik ? silahkan
kirim email dengan ide Anda – maksimal 2 halaman atau 2 menit
presentasi, keriman ke :ceo@iou.id (I Owe You Indonesia !)
Kecerdasan Jaman
20
bisa terus belajar agar tidak tersesat di zamannya ? Itulah
gunanya petunjuk !
Petunjuk yang inherent – melekat pada diri kita itulah yang menjadi
instrument penjaminan agar kita tidak tersesat. Jangankan kita, lebah
yang amat kecil-pun mampu terbang sangat jauh dan balik kerumahnya
tanpa harus tersesat – karena dia diberi petunjuk (QS 16 :68-69), apalagi
manusia. Kunci-kunci pembuka segala problem kehidupannya ya ada di
petunjuk tersebut.
Lantas mengapa begitu banyak urusan kehidupan kita seolah tidak atau
belum terselesaikan dengan baik ? urusan ekonomi, politik, keamanan,
pangan, kesehatan dlsb ? Ya karena kebanyakan manusia di zaman ini
mengabaikan petunjuk tersebut.
Petunjuk itu ada di rumah-rumah kita, bahkan ada apps di hp-kita dan
kita bawa kemanapun kita pergi, sebagian kita bahkan bisa menghafal
seluruh petunjuk yang ada – mengapa kita tidak kunjung juga menjadi
umat yang cerdas, yang diunggulkan oleh Allah dari umat yang lain (QS
3 :139) ? barangkali penyebabnya adalah karena kita belum berhasil
memahami petunjuk itu untuk kita yang hidup di zaman ultra informasi ini.
21
Maka kami berusaha memahami petunjuk itu dengan meng-ekstrak
informasi menggunakan teknologi yang ada di jaman ini, Anda juga bisa
melakukannya menggunakan apa yang kami kembangkan di Huda.id –
hanya saja dia masih jauh dari sempurna, sehingga hasilnya perlu diolah
lagi.
Saya ambil contoh tentang kecerdasan Zaman yang ada di judul tulisan
ini, bagaimana kita bisa lebih cerdas dari kompleksitas permasalahan
kehidupan di zaman ini ? Kuncinya adalah bagaimana kita menguasai inti
dari setiap persoalan yang kita hadapi.
Kita lihat yang paling menonjol dari para Ulul Albab adalah karakternya
ber-Dzikir , lihat dari hampir keseluruhan ayat tentang Ulul Albab tersebut
terkoneksi dengan
karakter ber-Dzikir
ini. Pengertian
ber-dzikir yang
terkait Ulil Albab
ini juga dijelaskan
langsung dengan
salah satu
ayatNya yaitu
terus
mengingatNya
sambil berdiri ,
sambil duduk ,
bahkan sambil
tiduran.
Tidak berhenti
disini, dia juga
terus memikirkan
ciptaanNya di
langit dan dibumi,
sampai dia
memahami
22
ketidak sia-siaan semua ciptaannya itu, kemudia dia mensucikan Rabb-
nya, menyadari kekurangannya dan mohon untuk tidak dihukum di
neraka (QS 3:191).
Dari penjelasan tentang karakter dzikir ini saja kita sudah bisa tahu
kekurangan kita – mengapa kita tidak cerdas-cerdas, tidak kunjung
unggul seperti yang dijanjikanNya – ya karena kita belum berdzikir seperti
yang dijelaskan di ayat ini.
Selain karakter dzikir ini, juga ada sejumlah karakter lain yang menonjol
dan disebut di sejumlah ayat, antara lain mereka adalah orang yang
beriman, bertakwa, melanggengkan sholat malam, terus memikirkan
ciptaanNya. Mereka juga orang-orang yang diberi petunjuk (huda),
rakhmat, berkah, hikmah dan kemenangan dalam kehidupannya.
Jadi bagaimana kita bisa menjadi orang yang cerdas – yang menguasai
inti dari setiap persoalan kehidupan yang kita hadapi – menurut Al-Qur’an
? Ilustrasi grafik tersebut di atas bisa sedikit membantu.
Tetapi ketika Anda mulai bisa mengambil ibrah – pelajaran di antara 111
ayat-ayat tersebut, maka itulah perjalanan Anda untuk menuju Ulil Albab
– orang yang cerdas, yang memahami inti dari persoalan yang Anda
hadapi. InsyaAllah.
23
Ketika Santri Tidur Klisikan
Pak Kyai juga bercerita lebih lanjut bahwa dahulu Imam Bukhari dalam
satu malam bisa terbangun 20 kali, artinya sebentar tidur – langsung
bangun lagi, sebentar tidur – langsung terbangun lagi – inilah makna tidur
klisikan dalam bahasa jawa – ya tidur model Imam Bukhari tadi.
Apa yang dilakukan Imam Bukhari ketika tidur klisikan ? Dia tidak benar-
benar bisa tidur karena terus berusaha mengingat hadits-hadits yang
belum ditulisnya. Begitu ingat satu, dia langsung bangun dan
menuliskannya – begitu seterusnya. Hasilnya kita melihat kini, kitab
hadits yang menjadi rujukan nomor dua setelah Al-Qur’an.
24
Namun di pesantren tidak semua santri yang tidur klisikan adalah calon
ulama, banyak juga yang tidur klisikan karena urusan yang sepele –
seperti rindu kampung halamannya dlsb. yang seperti ini tentu tidak
masuk hitungan.
Di era modern ini, di era teknologi informasi dan big bata – sesungguhnya
kita juga bisa mendeteksi orang-orang yang ‘tidur klisikan’ ini – yaitu
melalui pemikiran dan karya-karyanya di berbagai bidang kehidupan.
25
Data tentang pemikiran dan karya seseorang sudah sangat mudah
dideteksi di jaman ini, para data scientist di korporasi-korporasi besar
sudah sangat familiar dengan pengolahan big data untuk proses
pengambilan keputusan. Di antara para data scientist tersebut pasti
banyak yang mau sukarela membantu rakyat menentukan pilihannya bila
diperlukan.
Bukan hanya untuk memilih para pemimpin politik saja, cara yang sama
juga bisa digunakan oleh perusahaan dalam memilih calon-calon CEO
dan pimpinan masa depan yang tidak biasa.
Bila perusahaan Anda memilih pimpinan dari calon-calon internal – di
satu sisi tentu baik karena dia sudah tahu seluk beluk usaha dan industri
Anda, tetapi lompatan out of the box mungkin tidak mudah dicapai.
Memilih dari industri yang sama, juga kurang lebih hasilnya akan sama.
Untuk mencapai lompatan yang tidak biasa, maka perusahaan juga perlu
dipimpin oleh orang yang tidak biasa. Itulah mengapa Travis Kalanick
dan Garret Camp bisa mendisrupt industri transportasi – karena dia
‘orang luar’ yang masuk industri transportasi dengan cara yang tidak
biasa. Hal serupa dilakukan Brian Chesky, Nathan Blecharczyk,dan Joe
Gebbia – dari Airbnb, mereka mendisrupt industri perhotelan – justru
karena mereka bukan orang perhotelan.
Maka inilah challenge para head hunter masa depan, bagaimana mereka
bisa mendeteksi dan mengidentifikasi sedini mungkin para calon
pemimpin, para calon disruptive innovator yang akan me-reshape industri
masa depan. Mereka perlu belajar dari para penggembala dan perlu ngaji
sama Pak Kyai.
26
Penguasa tanah-tanah yang subur, tidak ada jaminan dia menjadi
pemimpin peradaban pertama – yang memimpinnya adalah yang bisa
mengolah tanah-tanah yang subur maupun yang tidak – menjadi sumber
daya utama dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sejarah
mencatatnya inilah yang terjadi di Andalusia, ketika muslim memasuki
negeri itu dan mengubah tata kelola tanah.
Kurang lebih ini pula yang sedang terjadi dengan bahan baku jaman ini
– yaitu data. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri informasi
telah terjadi karena dengan internet manusia telah melakukan perubahan
besar dalam hidupnya – yang ditrigger oleh kemampuannya mengelola
data.
Penguasa ekonomi dunia – dua dari tiga orang terkaya di dunia yaitu Bill
Gates (Microsoft) dan Jeff Bezos (Amazon) menjadi penguasa
peradaban di millennium ini karena kepiawaiannya dalam mengolah dan
mengelola data. Amazon bahkan menjadi model cerita sukses
penambangan data untuk membangun kerajaan bisnisnya.
27
Bagi Anda yang biasa belanja buku di Amazon, akan sering dikejutkan
oleh engine mereka yang seolah tahu apa yang kita sedang cari. Ketika
saya mencari buku tentang Microgreen misalnya, begitu dapat satu buku
yang baik – yang sesuai dengan yang saya cari – engine mereka akan
segera memberi rekomendasi, yang kurang lebih berbunyi begini : “ yang
membeli buku ini, biasanya juga membeli buku-buku berikut ini….”.
Dan benar saja, hampir selalu kita akan ‘terbujuk’ untuk juga membeli
buku-buku berikutnya yang direkomendasikan oleh engine mereka ini.
Tetapi Jeff Bezos tidak hanya cukup puas menjadi orang terkaya nomor
3 yang bermula dari jualan buku ini, kerajaan bisnisnya merambah
kemana-mana termasuk yang menghebohkan akhir-akhir ini dengan
membeli retailer makanan sehat terbesar di negeri itu yaitu Whole Foods.
28
Tersambungnya sejumlah besar devices inilah yang disebut Internet of
Things (IoT) yang menjadi babak baru dari revolusi industri informasi.
Siapa yang akan berperan di era seperti ini ? bisa jadi orang-orang
seperti Bill Gates dan Jeff Bezos lagi, karena mereka punya modal
raksasa sekarang untuk pengembangan usahanya.
Maka agar tidak sekedar menjadi teori dan wacana, Startup Center yang
di Depok siap untuk kick off project IoT kita yang pertama Syawal ini.
Aplikasi yang pertama adalah untuk pertanian, karena di sektor inilah
seharusnya kita berjaya – dan Alhamdulillah kita telah memiliki track
record yang cukup panjang di bidang ini. Bagi Anda yang tertarik, mmiliki
29
passion dan juga kompetensi di bidang ini – silahkan bergabung. Kami
tunggu.
Tiga Revolusi
Bagi saya revolusi pertanian jilid 1 dan 2 versi mereka ini saya
kelompokkan menjadi satu jilid saja, yaitu revolusi pertanian jilid 2. Di jilid
2 ini umat Islam tidak banyak terlibat dan tidak perlu disesali, karena pada
jilid 2 ini – revolusi pertaniannya memang bertentangan dengan values
yang kita usung.
Rekayasa genetika inipula yang cocok dengan kabar dari Allah bahwa
akan ada manusia yang merusak tanaman, ternak dan keturunannya –
dan mereka ini berbuat kerusakan dan kebinasaan di bumi (QS 2:205).
30
Itulah sebabnya revolusi pertanian versi barat ini saya kelompokkan
menjadi satu saja yaitu revolusi pertanian yang ke 2, yaitu revolusi yang
meskipun ada manfaatnya – tetapi mudharatnya juga tidak kalah banyak.
Revolusi pertanian jilid 1 adalah yang terjadi dalam rentang waktu yang
sangat panjang di Spanyol yang menjadi Andalusia waktu itu, yaitu empat
abad mulai dari abad 2 sampai abad 6 Hijriyah atau Abad 8 sampai 12
Masehi.
Saat itulah tanah-tanah pertanian yang semula ditinggalkan oleh para
pemiliknya karena tidak kuat membayar pajak – saking tingginya pajak
lahan pertanian, kembali diolah dengan cara sangat intensif. Spanyol
atau Andalusia yang beriklim kering dengan curah hujan hanya di kisaran
600 mm/tahun , menjadi tanah-tanah subur yang bisa menghasilkan
panenan 3 kali dan bahkan juga 4 kali setahun.
Perubahan dari pajak tanah pertanian yang tinggi, menjadi zakat hanya
dari hasil pertanian di masa Islam telah menjadi pemicu dari revolusi
pertanian jilid 1 ini. Disamping itu adanya aturan di Islam bahwa lahan-
lahan yang tidak dimakmurkan pemiliknya lebih dari tiga tahun diambil
oleh negara dan diberikan kepada pihak yang mampu
memakmurkannya, mendorong para pemilik lahan untuk memakmurkan
lahannya secara maksimal.
Bahkan revolusi pertanian jilid 1 ini ada saksinya hingga kini, berupa kitab
Al-Filaha yang menjadi rujukan pertanian Eropa sampai abad 19. Kami
temukan bukti ini dalam kitab Al-Filaha dalam tiga bahasa yaitu Arab,
Spanyol dan Perancis – yang kemudian pada dua Ramadhan lalu 1436
– kitab tersebut berhasil kita terjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Jadi revolusi pertanian jilid 1 milik umat ini, jilid 2 bukan milik umat ini
karena membawa values yang berbeda dengan values yang kita usung.
Karena posisi kita sekarang adalah 1:1 dalam memenangkan dunia
pertanian, maka babak penentunya adalah pada revolusi pertanian jilid
3. Siapa yang akan menjadi pemenangnya ?
31
akan menjadi milik mereka lagi – posisi akan 1:2 kemenangan untuk
mereka..
Dua tahun lalu saja mereka sudah membenamkan dana tidak kurang dari
US$ 4.6 Milyar untuk berbagai disruptive innovation di pertanian jilid 3
yang diwarnai dengan precision agriculture, IoT (Internet of Things) dan
Robotic ini. Kami bahkan mengenal dan berkomunikasi langsung dengan
para pemain-pemainnya dari berbagai belahan dunia.
Tetapi revolusi jilid 3 ini masih sangat awal, terlalu dini untuk melihat
siapa yang akan menjadi pemenangnya. Maka kalau kita segera bersiap,
menyatukan kekuatan dan mengusung values yang jauh lebih unggul –
kita masih berpeluang untuk memenangkan ronde terakhir dari revolusi
pertanian ini.
Dengan IoT dan precision farming kita akan bisa tahu secara akurat
berapa banyak hara tanah yang dibutuhkan untuk menghasilkan
makanan yang cukup untuk kita dan ternak kita, berapa banyak yang kita
harus isikan kembali ke tanah. Kita juga akan bisa tahu secara akurat,
apa-apa yang bisa mengisi kembali yang kita ambil tersebut dan
darimana sumbernya.
Kita akan bisa tahu bahwa tidak ada tanah yang buruk untuk bertani,
tinggal kita mengisinya saja dengan hara organic yang tepat untuk ini –
petunjuknya-pun melimpah di Al-Qur’an seperti di surat Yaasiin 33-34 ,
Surat Al-Hajj 5 dan lain sebagainya. IoT dan Precision Farming bisa
32
menjadi ‘bahasa kaumnya’ yang tepat di jaman ini untuk melaksanakan
perintahNya dan membuktikan kebenaran kabar-kabar dariNya ini.
Bila di revolusi pertanian jilid 1 ada Ibnu Awwam yang selain petani, dia
juga ulama yang mengkompilasi kitab Al-Filaha yang menjadi rujukan
pertanian dunia sampai lebih dari 9 abad sesudahnya – maka pada
revolusi pertanian jilid 3 ini kita butuh Anda. Anda yang memiliki passion,
kompetensi dan tekad untuk memperjuangkan values atau nilai-nilai
tersebut di atas.
33
menjadi 2:1 kemenangan untuk umat manusia secara keseluruhan -
bukan segelintir orang saja !
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, tetapi dia tiada
menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu jalan yang
mendaki lagi sukar itu ? yaitu melepaskan budak dari perbudakan, atau
memberi makan di hari kelaparan.” (QS 90:10-14)
Oxygen yang paling banyak sekitar 65 % dan utamanya dalam bentuk air,
carbon yang kedua sekitar 18 % yang identik dengan kehidupan itu sendiri
karena carbon yang mengikat senyawa-senyawa rantai panjang dalam
perbagai bentuknya.
34
dan seterusnya yang pernah terdeteksi oleh ilmu manusia sampai Cobalt di
kisaran angka 0.0000021%.
Pertanyaannya adalah dari mana zat-zat ini berasal ? manusia pertama Adam
‘Alaihi Salam diciptakanNya dari tanah, yang berarti semua zat yang
diperlukan untuk pembentuk tubuh manusia ada di tanah. Manusia-manusia
berikutnya berasal dari air yang hina, kemudian dia juga tumbuh dari apa
yang dia makan yang tumbuh dari tanah.
Pertanyaan berikutnya adalah bila yang ada di udara dan di tanah terus
diambil, bukankah dia akan habis ? berdasarkan hukum kekekalan massa
tersebut di atas – jawabannya adalah tidak. Bila di alam ini dianggap system
tertutup maka jumlah massa-nya tetap, dia hanya terus berubah bentuk.
Dari udara berupa CO2 ditambah H2O dan cahaya matahari menjadi
berbagai bentuk makanan padatan C6H12O6. Dari Nitrogen yang ada di
tanah atau yang difiksasi langsung dari udara oleh tanaman leguminose, dia
menjadi sumber protein dari tanaman-tanaman dan juga hewan yang
memakannya. Dari tanah pula ikut terbawa aneka mineral yang dibutuhkan
oleh tubuh kita.
Kita bisa lihat sekarang, siapapun manusia dalam kapasitas apapun – mau
tidak mau dia harus tunduk pada hukum kekekalan massa – yaitu berasal
dari tanah dan akan kembali ke tanah.
35
Semua manusia, hewan dan tanaman yang seharusnya memperoleh
makanan yang cukup – yang menjadi bahan baku pertumbuhkan tubuhnya,
dapat terganggu oleh perbuatan jahat seseorang. Inilah makanya memberi
makan adalah perintah yang kedudukannya sama dengan sholat (QS 74:43-
44), tidak memperhatikan makanan saja – sudah cukup manusia itu
dianggap tidak menjalankan apa yang diperintahkanNya (QS 80:23-24).
Lantas konkritnya apa yang bisa kita lakukan ? Berbuat adil, menempatkan
sesuatu pada tempatnya. Kita adil pada bumi yang kita pijak dengan tidak
merusaknya, kita menanam tanaman-tanaman yang dibutuhkan manusia
dan binatang untuk kehidupannya dan menjaga kelestariannya – yang
berarti juga menjaga perputaran massa untuk keseimbangan alam semesta.
Ketika kita lagi diberi kekuasaan, kita gunakan kekuasaan itu untuk menjaga
keadilan secara lebih luas – tidak menggunakannya semena-mena yang
hanya menguntungkan sebagian golongan dan merugikan golongan yang
lainnya. Ketidak adilan penguasa lebih mudah menggoncang keseimbangan
di alam karena pengaruhnya yang luas.
36
Ketika berdagang kitapun adil, tidak mencurangi timbangan, tidak
mengurangi hak orang lain. Ketika kita diberi amanah mengelola kekayaan
berupa dana-dana public maupun privat, kitapun harus adil – terus
memutarnya dan tidak terbatas pada yang kaya atau yang besar saja – harta
harus terus berputar ke semua pihak (QS 59 :7).
Dengan keadilan itulah alam semesta akan terus berputar secara seimbang
(QS 55:8-9), dan massa-pun terus berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya tanpa ada yang mengganggunya. ‘Kekal’ dalam pengertian manusia,
sampai Allah memusnahkannya pada waktunya.
Apa yang saya lihat dan berusaha cerna ini adalah miniature
dari apa yang sedang terjadi di dunia secara keseluruhan. Ada
masalah perang, pengungsi, pangan, kemiskinan, ketidak adilan
dan lain sebagainya yang berusaha untuk diatasi bareng-bareng
oleh negara-negara anggota PBB.
37
patterns inilah yang menjadi solusi dalam banyak hal urusan
kehidupan manusia sejak dahulu.
38
lahan yang available terus berkurang, demikian pula kwalitas air
dan udaranya. Maka kita butuh solusi yang akurat dan inilah
peran ICT.
Dan karena ICT bersifat responsive dan real time, demikian pula
penambahan zat-zat yang kurang tersebut bisa real time. Dan
yang ditambahkanpun tidak perlu harus chemical, dengan ICT
pula kita bisa mendeteksi bahan-bahan natural yang dibutuhkan
oleh tanah kita.
39
Maka inilah dorongan bagi umat ini untuk juga sangat
menguasai ICT – karena ICT ini adalah ‘bahasa kaum’nya untuk
berdakwah dengan nyata di jaman ini. Untuk bisa berdakwah
terhadap ‘wong telu’ dan memperjuangkan kepentingan
mereka, kita butuh ICT sebagai alat untuk meng-create
value, sedangkan ‘values’nya tetap dari sumber dari
segala sumber ilmu kita yaitu Al-Qur’an.
Ketika Allah memberi tahu kita bahwa bumi yang subur yang
bisa menghidupkan tanaman-tanaman (tanpa dipupuk
sekalipun) dengan istilah ihtazzat warabbat – bumi yang
hidup/bergetar dan mengembang (QS 22:5), maka di jaman ini
dengan ICT seharusnya kita bisa membedakan mana-mana
bumi yang ihtazzat warabbat dan mana-mana yang bukan. Kita
bisa menggunakan sensor warna, getaran mikro, porositas dlsb.
untuk kemudan diolah dengan pengolahan data yang akurat.
Bahwa suatu saat – dan ‘saat itu’ bisa saja ‘saat ini’ ! kita akan
bisa mengetahui bumi yang ihtazzat warabbat yang waanbatat
(menumbuhkan), kita juga sudah diberitahu oleh Allah. Ini
termasuk kabar yang belum diketahui sebelumnya, tetapi akan
diketahui pada jamannya. Ada dua ayat yang mengisyaratkan
ini dan salah satunya adalah ayat berikut :
“Untuk setiap berita ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan
mengetahui” (QS 6:67). Dahulu orang tidak tahu apa itu bumi
yang ihtazzat warabbat, tetapi saat ini seharusnya kita sudah
bisa tahu. Ayat inilah yang mendorong saya untuk mengundang
para ahli ICT di Indonesia untuk bisa membuktikan bumiNya
yang berpola (patterns) ihtazzat warabbat-lah yang waanbatat
– yang akan memakmurkan negeri kita. Bukan bumiNya yang
dirusak oleh segala bentuk chemical.
40
Akhir abad lalu para ilmuwan baru mulai bisa menghitung
secara relatif akurat usia alam semesta dengan apa yang
disebut Lambda Cold Dark Matter atau disingkat Lambda
CDM Model. Berdasarkan hitungan mereka ini alam
semesta diperkirakan sudah berusia 13.799 +/- 0.021
Milyar tahun. Sekitar 14 abad lalu kita sudah diberitahu
oleh Allah proses penciptaan alam semesta ini, juga
diberitahu siapa yang akan bisa merusak maupun
memperbaikinya. Pilihannya ada di kita, apakah kita akan
menjadi perusaknya atau bagian dari upaya yang akan
memperbaikinya.
Bagaimana alam semesta yang begitu besar dengan usia yang
begitu panjang bisa dirusak ataupun diperbaiki oleh manusia
yang begitu kecil dan usianya begitu pendek ? Perhatikan
rangkaian ayat-ayat berikut petunjuknya.
41
keadilan – kita juga harus tunduk pada kesimbangan atau
keadilan itu…sekecil apapun kecurangan atau ketidak-adilan
yang kita lakukan, seperti mengurangi timbangan walaupun
hanya satu ounce – inipun sudah cukup untuk mengganggu
keseimbangan yang ada di alam semesta…”.
42
Tetapi sebagaimana manusia bisa merusak keseimbangan di
alam semesta ini, manusia bisa pula memperbaikinya, maka di
ayat berikutnya Allah juga berpesan : “Dan tegakkanlah
keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mencurangi
keseimbangan itu” (QS 55:9)
43
langsung menebang, manusia maunya memberi sesedikit
mungkin – dan meminta atau mengambil sebanyak mungkin.
44
Padahal sebagaimana dia layak menyandang nama Pohon
Kehidupan, dia memiliki segudang potensi untuk digali.
Negeri ini mendapat julukan negeri rayuan pulau kelapa dan juga negeri
nyiur melambai tidak lain dan tidak bukan karena memiliki begitu banyak
pohon kelapa, yang menghiasi pantai-pantainya. Secara tradisional,
rumah-rumah rakyat kita mengandalkan pohon kelapa ini untuk
membangunnya dengan murah karena bahannya tersedia hampir di
seluruh pelosok negeri.
Makanan-makanan kita yang paling lezat – bahkan CNN beberapa tahun
lalu memilih makanan kita sebagai makanan paling lezat di dunia yaitu
rendang – juga tidak akan menjadi begitu lezat bila tidak ada kelapanya.
Berbagai makanan tradisional kita akan hambar tanpa adanya kelapa
yang menyertainya.
Di jaman modern ini, buah kelapa menjadi bahan baku industri makanan
sampai kesehatan. Dari mulai santan, VCO sampai pada produk-produk
turunannya semuanya diolah dari buah kelapa yang tua. Sedangkan
buah kelapa yang masih muda menjadi minuman penyegar yang sangat
popular di bulan puasa ini.
Buah kelapa juga diprediksi akan menjadi bahan baku industri masa
depan, karena bukan hanya dia dapat memproduksi gula dan minyak
yang sehat – berbagai riset menunjukkan hasil bahwa produk-produk
turunan berbahan baku industri kelapa khususnya Virgin Coconut Oil
(VCO) bisa menjadi bahan baku industri obat masa depan.
45
produk industri, nyaris tidak terdengar adanya pihak yang menggarap
kelapa di negeri rayuan pulau kelapa ini.
Atas keprihatinan melihat warisan yang begitu berharga tetapi tidak kita
jaga dan syukuri ini, kami ingin mengajak seluasnya ke masyarakat untuk
kembali menjadikan kelapa menjadi icon dari negeri ini sebagaimana
dahulu dia menghadirkan panggilan rayuan pulau kelapa dan nyiur
melambai di negeri ini.
Bila nantinya diperlukan lebih, insyaAllah kami juga masih siap untuk
terus menyediakan supply bibit unggul kelapa ini – sampai insyaAllah
negeri ini kembali unggul ketika kelapa menjadi incaran masyarakat
dunia untuk sumber bahan baku makanan sehat, obat dan bahkan juga
industri kosmetik.
Bagi yang lebih serius melihat peluang ini, Anda dapat menanam pohon
kelapa di lahan yang Anda miliki sendiri (Sertifikat Hak Milik) antara 0.5
ha sampai 1.5 ha dengan jumlah pohon antara75-225 pohon. Program
ini kita sebut Kepemilikan Kebun Produktif (KKP) di Banten, untuk kebun-
kebun KKP inilah puluhan ribu bibit kelapa tersebut di atas kami siapkan.
Untuk mengkaji lebih lanjut potensi dari kelapa ini, Anda cukup search di
internet dengan keywords Coconut Oil atau Virgin Coconut Oil – maka
Anda akan paham betapa besar potensi yang ada. Dan kini Anda
46
berpeluang untuk secara langsung terlibat dalam penggarapan potensi
tersebut secara nyata, sebelum bangsa-bangsa lain berburu bahan baku
yang satu ini. InsyaAllah.
Collateral Beauty
Alkisah ada petani miskin tetapi memiliki kuda putih yang bagus,
semua tetangganya menyarankan untuk menjualnya agar dia bisa
memenuhi kebutuhannya. Selain itu kuda yang bagus juga
mengundang orang lain yang berniat jahat untuk mengambilnya,
tetapi si petani tidak menghiraukan saran para tetangga. Suatu hari
kudanya bener-bener hilang dicuri orang, maka tetangganya pada
berdatangan dan kebanyakan malah pada menyalahkan si petani. Si
petani sendiri tidak bersedih ataupun berduka dengan kehilangan
ini, karena dia melihat apa yang tidak dilihat oleh tetangganya – dia
melihat collateral beauty !
Selang beberapa lama kuda putih si petani yang hilang ternyata balik,
bahkan kali ini kepulangannya tidak sendirian, dia membawa rombongan
kuda-kuda liar yang menyertainya. Melihat si petani yang kini mempunyai
kuda yang banyak, robongan tetangganya berdatangan kembali.
47
saat dia tidak bisa mengendalikan kuda liar yang ditungganginya dan
terjatuh, kakinya patah dan tidak bisa disembuhkan.
Di ayat lain Allah juga memuji orang yang seperti ini sebagai ulil abshar,
orang yang dapat melihat : “ Allah mempergantikan malam dengan siang,
sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang
berpenglihatan (ulil abshar)” (QS 24:44).
48
Untuk ukuran dimensi ruang – tidak ada yang tidak tercakup dan tidak
ada yang berada di luar langit dan bumi – semua berada pada dan
diantara keduanya. Demikian pula dari sisi dimensi waktu – tidak ada
waktu yang berada di luar batasan silih bergantinya malam dan siang,
semua pasti berada pada dan diantara dua batasan waktu ini.
Maka pada kesempatan ini, saya juga ingin mengajak pembaca situs ini
– untuk mengambil pelajaran yang lebih baik dari collateral beauty yang
sedang terjadi di Balai Kota DKI beberapa hari terakhir. Entah ide siapa,
apa tujuannya – sehingga menumpuk karangan bunga di Balai Kota DKI.
Apa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini ?
Kita tidak perlu bersaing dengan mengirimkan bunga yang lebih banyak
kepada gubernur terpilih – karena kita tahu itu pemborosan dan sia-sia ,
tidak perlu pula berkomentar yang penuh praduga dan sakwa sangka
kepada yang lain – karena itu juga tidak ada gunanya.
Insyaallah ini bisa terwujud bila sebagai rakyat kita peduli, dan yang
sedang diberi amanah memimpin juga bener-bener mendengarkannya.
Dan kita hanya akan bisa lebih baik bila kita bisa mengambil pelajaran
dari setiap peristiwa dimanapun dan kapan-pun ! InsyaAllah.
49
Ketika ada sahabat yang datang kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam minta obat untuk saudaranya yang sakit
perut, Nabi memberinya madu. Hingga tiga kali sahabat
ini datang karena saudaranya belum juga sembuh, Nabi
tetap memberinya madu. Ketika sahabat ini mulai ragu
karena sakit perut saudaranya tidak kunjung sembuh,
Nabi menguatkan imannya dengan “…Alllah pasti benar,
perut saudaramu yang bohong…”. Dan setelah terapi
madu ini diteruskan - saudaranya memang sembuh,
begitulah antara lain iman itu senantiasa diuji.
Allah menjanjikan madu itu sebagai obat (QS 16:69) – Dia Yang
Maha Tahu dan Dia pula yang bisa menyembuhkan penyakit,
pastilah janjinya benar – bahkan ketika perut kita mengatakan
sebaliknya. Maka benar apa yang dikatakan oleh Siti Aisyah,
istri Nabi dan putri dari sahabat terbaik Nabi : “ …seorang tidak
bisa dikatakan benar-benar beriman, sampai dia lebih percaya
kepada Allah melebihi apa yang ada di genggaman tangannya,
melebihi apa yang bisa dilihat (oleh matanya) di genggaman
tangannya…”.
Bila tidak ada ujian, maka tidak bisa diketahui siapa yang lulus
dan siapa yang tidak – hanya dengan melalui berbagai ujian
akan bisa diketahui siapa yang akan lulus dari siapa yang tidak.
Dan ujian biasanya baru muncul ketika kita berusaha naik kelas,
kalau puas di kelas yang ada atau bahkan turun kelas semua
orang juga bisa karena tridak perlu ujian.
50
berlaku janji Allah akan keberkahan dari langit dan dari bumi ?
ya caranya mau melalui ujian rame-rame, sampai sebagian
besar nantinya bisa lulus.
51
Tanaman biji-bijian kita diserang berbagai hama mulai dari
burung sampai tikus, ketika sudah panen dan ditumbuhkan
menjadi fodder-pun tidak serta merta ternak kita baik kambing,
domba maupun ayam langsung doyan. Ujian yang seperti inipun
sudah akan cukup untuk menghentikan mayoritas upaya kita
dari terus ‘memperhatikan makanan kita’ seperti yang
diperintahkanNya tersebut di atas.
Itulah sebabnya pula sekian ratus orang belajar berternak dan
bertani bareng kami selama delapan tahun terakhir, amat
sangat sedikit yang terus istiqomah mengamalkannya – karena
yang dihadapi di “…genggaman tangannya – yang dilihat oleh
matanya…” adalah berbeda dengan janji-janji Allah tersebut di
atas.
Kalau saja kita bisa belajar dari sahabat Nabi yang terus
mengobati saudaranya dengan madu, kalau saja kita bisa
belajar dari Siti Aisyah yaitu lebih percaya kepada Allah dari apa
yang ada di genggaman dan bisa dilihatnya – maka insyaAllah
kitapun akan bisa sampai seperti yang dijanjikanNya – entah
kapan ! Saat itu insyaallah kita akan memenuhi standar iman
dan takwa, sehingga berlaku janjiNya – yaitu dilimpahkanNya
berkah dari langit dan dari bumi. Contoh konkritnya seperti apa
?
52
bijian seperti sorghum atau jagung misalnya, itu sekitar Rp
2,500/kg. Bila kita jual ke peternak dengan margin 20 %
misalnya, maka harga biji-bijian yang kita tanam sendiri di
sekitar lokasi peternak – itu hanya Rp 3,000,-. Ini kurang dari
separuh dari harga pakan pabrik di atas.
Lebih dari itu biaya pakan per kg-nya tinggal Rp 3,000 (harga
berupa biji) dibagi tiga yaitu tinggal Rp 1,000/kg (setelah
menjadi kecambah). Bila ayam sampai dipanen butuh waktu
53
lebih lama sekalipun – misalnya menjadi butuh pakan 4 kali dari
berat badannya ketika panen, maka ongkos pakan dari lahir
sampai panen hanya Rp 4,000,-. Setelah ditambah biaya bibit ,
tenaga kerja dlsb. harga ayam di tingkat peternak bisa turun
tinggal Rp 25,000 dan peternaknya masih untung lebih besar.
Harga telur tinggal Rp 10,000 dan peternaknya juga masih
untung lebih besar pula.
Peluang itu antara lain sudah saya bahas dalam tulisan dengan
judul Grainomy – ekonomi berbasis biji-bijian. Pada bahasan ini saya
beri contoh yang lebih detil tentang kelompok biji-bijian yang karakternya
54
disebut secara khusus di Al-Qur’an, di surat yang sangat indah surat Ar-
Rahman ayat 12.
Bisa jadi saat ini secara ekonomi belum bersaing sepenuhnya dengan
sumber energi lain seperti batubara dan minyak bumi, tetapi ketika kita
sadar bahwa setiap tiga bulan kenyataannya harga listrik kita naik, harga
bahan bakar minyak juga terus berfluktuasi – maka Uni Eropa mungkin
sekali benar, bahwa dalam 13 tahun yang akan datang solusi itu harus
datang dari biomassa.
Saat inipun negeri ini keteteran mengejar supply energi listriknya untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi, sampai-sampai harus menyewa
kapal generator raksasa dari Turki untuk mengejar supply listrik di
Indonesia bagian timur. Rumah tangga dan industri mulai menjerit
dengan biaya listrik yang naik setiap tiga bulan, mengapa tidak mulai
diseriusi sumber energi berbasis biomassa ini.
55
Untuk tananaman yang menghasilkan habb dan ‘asf seperti yang
teruraikan dalam ayat tersebut di atas, habb atau biji-bijiannya tentu yang
utama – dan ini untuk pangan dan pakan, saya tidak menganjurkan habb-
nya untuk energi karena nanti akan menimbulkan krisis baru di bidang
pangan dan pakan. Tetapi ‘asf-nya bisa digunakan untuk pakan maupun
energi. Batang sorghum yang diperah, cairannya bisa menjadi sumber
bahan bakar cair – fuel – bioethanol. Bila batangnya dikeringkan setelah
diambil cairannya ataupun tidak, hasilnya menjadi pellet – yang bisa
diumpankan untuk genset berbahan bakar pellet.
Harga listrik PLN per Maret 2017 adalah Rp 1,467.28/kWh dan terus naik
setiap tiga bulan. Jadi saat ini 1 hektar tanaman sorghum bisa
menghasilkan listrik senilai 67,000 x Rp 1,467.28 atau Rp 98,307,760
per tahun – bila saya ambil konversinya yang 1 kg biomassa
menghasilkan 1 kWh.
Maka inilah solusi dari para petani itu, ketika industri-industri menjerit
karena kenaikan harga listrik berkala – kami para petani menanam biji-
bijian – yang hasil sampingnya saja bisa menjadi sumber bahan bakar
untuk menghasilkan energi listrik yang mulai layak untuk
dipertimbangkan, dan insyaAllah menjadi competitive edge tersendiri
bagi the earliest adopter-nya.
Sambil memberi solusi bagi kebutuhan energi untuk industri, ini juga jalan
untuk memakmurkan para petani sendiri. Mereka bukan lagi hanya
56
bertani untuk memproduksi pangan dan pakan, tetapi juga akan
memproduksi bahan bakar industri. InsyaAllah akan segera datang
eranya untuk daerah-daerah pertanian menjadi sumber kemakmuran
baru bagi negeri ini.
Pasti ada maksudnya ketika Allah secara khusus dalam suratNya Yang
Maha Pemurah (Ar-Rahman) menyebut tanaman kategori ‘Wal Habbi
Dzul ‘Asf’ ini, ini hadiah dariNya bagi negeri agraris yang bisa menanam
tanaman tersebut bahkan di buminya yang mati sekalipun (QS 36:33).
Saksi hidup dari kejadian seperti ini masih bisa kita saksikan antara lain
di sebuah masjid tua yang masih eksis diantara belantara gedung
perkantoran pencakar langit di Mega Kuningan. Di hari Jum’at ketika
masjid tersebut dipadati oleh orang-orang kantoran, ada segelintir
jama’ah yang tidak nampak seperti orang kantoran.
Rata-rata mereka usianya sudah tua, pakai sarung atau gamis dan
datang dari tempat yang jauh. Selesai sholat Jum’at mereka tidak
langsung pulang, mereka duduk-duduk di emperan masjid sambil
57
memandangi gedung-gedung bertingkat di hadapannya. Dengan mata
berkaca-kaca, mereka mengenang masa lalu.
Di tengah diskusi penuh kerinduan masa lalu ini saya nimbrung dalam
pembicaraan mereka. Lalu saya bertanya, bagaimana prosesnya dahulu
mereka kehilangan rumah mereka. Salah seorang diantaranya – sebut
saja Pak Haji – menjelaskan dengan rinci dengan ingatannya yang masih
tajam.
Setelah itu si utusan terus sering mendatangi Pak Haji, sampai Pak Haji
risih dan segera pergi meskipun belum mendapatkan rumah pengganti
yang disukainya. Tidak sampai 10% dari saldo tabungannya yang dia
58
gunakan untuk membeli rumah ‘sementara’ dan sisanya 90 % tetap
berada di bank yang sama.
Kisah semacam ini umum sekali terjadi di jaman ketika terjadi asymmetric
capital access – akses capital yang tidak simetris antara Pak Haji dengan
pengusaha pemilik bank , dan juga pengusaha lain yang memiliki akses
kredit perbankan.
Pemilik asset riil – seperti rumah, kebun , sawah dlsb – bisa dengan
mudah kehilangan assetnya oleh pemilik akses modal. Pengusaha-
pengusaha yang memiliki akses kredit perbankan, bisa dengan mudah
menguasai mayoritas asset lahan di Jakarta dan sekitarnya, juga di kota-
kota besar lainnya. Sementara pemilik asset riil berupa tanah, terusir ke
pinggir dan terus ke pinggir yang semakin jauh.
Dan bukan hanya uang di bank, hal yang sama yang terjadi dengan uang
kita yang tersimpan di dana pensiun, asuransi dlsb. ujung dari untuk apa
dan oleh siapa penggunaan uang kita tersebut – kita tidak pernah tahu.
Padahal kelak kita pasti ditanya untuk apa saja uang atau harta yang kita
kumpulkan selama kita hidup di dunia, bagaimana kalau jawabannya
adalah kita tidak tahu ?
59
Maka secara umum saya
buatkan diagram sederhana di
samping agar kita memahami
penggunaan dan manfaat dari
uang atau harta kita secara
keseluruhan. Di jaman ini
semakin banyak harta, semakin
besar kemungkinan harta kita
tersebut digunakan untuk hal
yang sia-sia atau bahkan
maksiat tanpa kita sadari. Lho
kok bisa ?
Lihat kasus Pak Haji tersebut di atas, dimana uang yang 90%-nya
tersimpan ? di bank- kan ? perhatikan fatwa DSN MUI no 1 tahun 2004
tentang bunga simpanan di bank, koperasi, asuransi, dlsb yang
konvensional – jatuhnya adalah riba. Dan sekitar 95% dana masayrakat
yang tersimpan di institusi-institusi tersebut adanya di institusi keuangan
konvensional – yang masuk kategori riba – di fatwa DSN-MUI tersebut.
Pak Haji tidak menyadari bukan kalau uangnya bermaksiat ‘riba’ ? dan
bahkan perlu waktu berpuluh tahun untuk Pak Haji menyadari uang juga
menjadi musuh yang mengusirnya dari rumahnya.
Semakin banyak uang, juga meningkatkan kemungkinan kita
menggunakannya untuk hal yang sia-sia atau Laghwi. Membeli hal-hal
yang tidak berguna, bepergian ketempat-tempat yang tidak dianjurkan
dlsb.
Lantas apakah kita tidak boleh memiliki harta yang banyak ? tentu boleh,
tetapi digeser ke atas dari dua segitiga dalam ilustrasi tersebut. Agar
uang atau harta kita tidak menjadi maksiat yang kita tidak sadari, atau
bahkan menjadi musuh yang mengusir kita dari rumah kita – harta kita
hendaknya menjadi asset riil yang produktif melayani kebutuhan kita.
Daftar asset riil yang abadi ini juga disebutkan di Al-Qur’an dalam ayat
berikut : “ Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta
60
terhadap apa-apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak,
harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda
pilihan, hewan ternak dan sawah ladang…”. (QS 3: 14)
Emas dan perak memwakili uang yang adil, yang tidak bisa diturunkan
nilai daya belinya oleh inflasi dan sejenisnya. Kuda pilihan
merepresentasikan transportasi dan harta secara umum – yang dalam
hadis sahih bukhari panjang dijelaskan kategorinya menjadi tiga jenis
kuda yaitu kuda Allah, kuda setan dan kuda manusia. Ilustrasi grafis di
atas diambil dari penjelasan hadis ini.
Kuda Allah adalah kuda atau harta yang digunakan di jalan Allah,
manfaatnya tidak terhingga untuk menjaga keimanan, kehormatan
manusia selagi di dunia, dan menjadikan balasan terbaik di akhirat nanti.
Kuda setan adalah kuda yang dipakai berbangga-bangga di dunia,
berjudi dan bermaksiat lainnya. Sedangkan kuda manusia adalah kuda-
kuda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari,
untuk transportasi, mengangkut barang dan kebutuhan lainnya.
Hewan ternak dan sawah ladang mewakili asset vital yang kita perlu
kuasai untuk memenuhi kebutuhan utama kita, yaitu terjaminnya
kebutuhan dasar akan kebutuhan makanan yang sehat dan cukup bagi
kita dan anak cucu kita kelak. Bahasa sekarangnya adalah untuk
menjamin food security.
Karena pentingnya penguasaan ternak dan lahan ini untuk long term
sustainability masyarakat, untuk food security bukan hanya kita yang
hidup di jaman ini tetapi juga yang akan hidup di jaman anak cucu kita
mendatang – maka situs ini banyak sekali mempromosikan skills
sekaligus action plan di bidang peternakan dan pertanian.
61
Untuk pertanian kita memiliki sejumlah option. Selain melalui iGrow
masyarakat bisa terlibat langsung dalam menanam tanaman- tanaman
yang akan kita butuhkan, insyaAllah dalam waktu dekat akan ada iGrow
untuk biji-bijian, jagung , sorghum dlsb. dalam skala luas, juga tersedia
bagi masyarakat yang ingin membeli lahannya sendiri dalam program
KKP – Kepemilikan Kebun Produktif, saat ini ready stock kavling 0.5 –
1.5 ha di Banten – siap jadi kebun produktif begitu Anda beli !
Kalau saja pembelanjaan kita tidak seperti dua segitiga di atas, tetapi
terbalik – kalau kita banyak harta , porsi terbesarnya untuk fisabilillah,
terus untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga dan sesedikit
mungkin – kalau bisa tidak ada – yang untuk laghwi atau maksiat, maka
akan betapa indahnya dunia ini.
Tidak ada kaum yang tertindas karena akan selalu ada yang
memerdekakannya dengan dana fisabilillah, tidak ada yang sakit kecuali
ada yang mengobati, tidak ada pengungsi korban perang kecuali ada
yang memberinya tempat tinggal, tidak ada yang lapar kecuali ada yang
memberinya makan, tidak ada yang bodoh kecuali ada yang mendidiknya
hingga pintar.
Yang perlu kita lakukan untuk ini hanya melangkah – mengangkat kaki
yang satu ke depan kaki lainya – setiap saat. Bila harta kita saat ini lebih
ke bottom of pyramid tersebut di atas, selangkah demi selangkah kita
dorong ke atas, sampai suatu saat menjadi pyramid terbalik. InsyaAllah.
Bila hari-hari ini harga cabe , daging dan bahan makanan lainnya
melonjak – siapa yang paling pantas disalahkan ? Saya
menyalahkan riba ! Kok bisa ? Bagaimana riba menyebabkan harga
pangan melonjak ? inilah kesempatan bagi kita untuk bisa
memahami dampak buruk riba seterang siang hari. Dampak itu
begitu langsung dan nyata bukan hanya sekedar teori, maka setelah
62
datang petunnjukNya yang begitu jelas itu – apakah kita masih
hendak melanggengkan system ribawi dalam pengelolaan ekonomi
kita ?
Demand kita terhadap daging selalu tinggi karena penduduk kita besar
dan mayoritasnya ingin bisa makan daging, demand cabe juga tinggi
karena begitu banyak menu masakan kita yang enak-enak membutuhkan
rasa pedas. Di sisi supply cenderung terbatas karena tidak banyak yang
mau beternak, yang mau bertani, menanam cabe dlsb.
Poin kedua mengapa orang enggan beternak dan bertani ? beternak dan
bertani adalah usaha yang beresiko relatif tinggi, sementara hasilnya
tidak tinggi-tinggi amat. Bila Anda beternak atau bertani dengan hasil 15
%-20% per tahun misalnya, maka itu sudah sangat bagus. Kalau untuk
usaha ini Anda harus berbagi dengan pemodal 50/50 misalnya, maka
Anda mendapatkan hasil 7.5% -10% dan demikian pula pemodal Anda.
Menarikkah hasil sekitar 7.5 % -10% ini bagi Anda yang hendak bertani
atau investor Anda yang mendapatkan hasil bersih yang sama ?
Inilah poin ketiga dimana riba berperan, dengan hasil yang 7.5% - 10 %
sekalipun – investor kebanyakan belum akan tertarik, mengapa ? Karena
mereka akan bandingkan investasinya dengan investasi yang aman dan
dijamin oleh pemerintah dan rakyatnya, yaitu investasi deposito yang
dengan mudah memberikan hasil di kisaran 6 % tanpa resiko !
Maka dengan 3 poin tersebut Anda sudah akan bisa melihat begitu
gamblang bagaimana riba memenangkan persaingan, melawan produksi
pertanian dalam meraih hati kebanyakan orang yang memiliki uang.
Melalui proses seperti inilah riba mengambil sumber-sumber makanan
kita.
63
Mungkin akan timbul pertanyaan bagi Anda, bagaimana dengan negara-
negara lain ? bukankah mereka juga negara-negara ribawi ? Kok mereka
bisa survive dengan pertaniannya sampai bisa meng-ekspor produksinya
ke kita ?
Perhatikan pada grafik dibawah ini, Anda akan bisa memahami bahwa
seluruh negeri pengekspor bahan pangan ke Indonesia berada di sisi
kanan dari posisi Indonesia – artinya suku bunga deposito perbank-an
mereka jauh lebih rendah dari kita.
Dari sini kita bisa melihat polanya dengan jelas bahwa seluruh negara-
negara yang berhasil mengalahkan kita dalam perdagangan bahan
pangan adalah negara-negara di posisi kanan kita pada grafik tersebut
64
diatas – yaitu negara-negara yang tingkat suku bunga perbankannya
lebih rendah dari kita.
The Drill
65
Saat itu kita belum tentu ada, tetapi anak kita lebih berpeluang
menghadapinya ketimbang kita, cucu kita lebih berpeluang
menghadapinya ketimbang anak kita – begitu seterusnya setiap generasi
berikutnya akan lebih mendekati resiko-resiko tersebut, karena akhir
zaman pastinya semakin dekat bukannya semakin jauh.
Bukankah kalau kita mau mengalahkan mereka saat ini kita harus lebih
di segala bidang tersebut ? Allah juga yang akan menentukan kapan
kekuasaan itu akan dikembalikan ke tangan umat, namun dari sisi ikhtiar
– kita juga harus berikhtiar secara maksimal di segala bidang agar kita
bisa lebih unggul dari mereka saat ini.
66
Bisa jadi Al-Quds akan
kembali ke umat tidak di era
teknologi saat ini, tetapi di
era pasca teknologi. Inipun
mengharuskan kita
menyiapkan diri dan anak-
cucu keturunan kita untuk
perkasa di era itu, pandai
naik kuda, memanah,
berenang dan bahkan siap
merangkak di atas salju.
Kita akan merasakan betapa
pentingnya segala persiapan
dengan berbagai kekuatan
dan skills tersebut untuk kita
lengkapi pada diri dan anak
cucu kita, mana kala kita bisa melihat dengan jelas tahap demi tahap
yang akan kita hadapi ke depan.
Maka kitapun bisa membuat drill untuk diri kita saat ini, seberapa siap kita
menghadapi peristiwa akhir zaman tersebut bila itu terjadi dalam waktu
dekat. Kemungkinan ini selalu ada karena ketika ada yang bertanya ke
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam 1400 tahun lalu tentang kiamat ini,
Allah memberi jawaban “…boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat
waktunya…” (QS 33:63)
Nah bagaimana kita membuat drill hari kiamat itu untuk kita saat ini ?
saya beri contoh untuk beberapa kasus saja – karena peristiwa itu sendiri
sangat kompleks. Yaitu yang terkait hadits yang memerintahkan kita
bergabung dengan pasukan Al-Mahdi, meskipun harus merangkak di
atas salju. Kemudian juga yang menyangkut tempat pasukan terbaik
umat ini di bumi Syam, dan negeri yang aman dari fitnah Dajjal – Makkah
67
dan Madinah ( dalam hadits lain disebut juga Masjidil Aqsha dan Bukit
Thursina).
Kalau kita melihat lokasi dari rangkaian peristiwa tersebut, kita akan
melihat polanya – yaitu pola daerah yang akan menjadi center of gravity
dari peristiwa akhir jaman, daerah yang menjadi ‘lokasi evakuasi kita’
dalam menghadapi resiko yang maha dahsyat tersebut.
Dari pola tersebut, bukankah kita tahu negeri yang paling memungkinkan
kita bergabung dengan pasukan al-Mahdi atau mengungsi dari fitnah
Dajjal adalah negeri Arab dan Bumi Syam tersebut di atas ? Kapan kita
sebaiknya bisa ke sana ? Itulah diperlukan simulasi atau drill tadi, agar
kita bisa melihat rute mana yang paling memungkinkan.
Kalau kita akan kesaba setelah hadirnya Imam Mahdi, maka benar
seperti yang disebutkan dalam hadits – besar kemungkinan kita akan
merangkak di atas salju. Mengapa demikian ? inilah hasil drill-nya.
Dalam hadits disebutkan Imam Mahdi turun setelah tidak ada lagi
perdagangan, setelah peristiwa fitnah besar dimana setiap 9 orang, 7
orang terbunuh. Kemungkinan ini adalah setelah Perang Dunia III, yang
akan membunuh begitu banyak manusia dan meluluh lantakkan
teknologi – era EMP (Electro Magnetic Pulse) dimana semua teknologi
akan berhenti berfungsi.
Nah kalau kita atau anak cucu kita ingin menyusul bergabung dengan
pasukan Al-Mahdi, saat itu kita perlu melakukan perjalanan darat melalui
10 negara yaitu dari negeri kita – ke Malaysia –Thailand –Myanmar-
Bangladesh – India – Pakistan - Afganistan – Iran – Kuwait - Saudi
Arabia.
Asumsinya kita punya cara menyebrang selat Sunda dan Selat Malaca
(berenang ?), asumsinya kita dapat ijin dari negara-negara tersebut untuk
melewati wilayahnya, asumsinya kita survive merangkak di gunung-
gunung bersalju di Afganistan, asumsinya kita bisa membaca arah
berdasarkan keberadaan gunung, sungai dan bintang – maka kita baru
sampai ke Mekkah sekitar 100 hari berjalan tanpa henti, inipun masih
ditambah asumsinya kita punya bekal di perjalanannya.
68
dan persahabatan masih terjadi – yaitu di jaman ini. Bagaimana caranya
?
Maka inilah drill yang kedua, bagaimana kita bisa membangun keimanan
(karena kalau tidak yakin hari akhir itu bisa jadi sudah dekat – kita
mungkin akan tetap hidup santai), kekuatan perdagangan dan jaringan
persahahabatan – yang sedemikian rupa sehingga kita bisa hidup di
mana saja yang kita kehendaki, selagi perjalanan di dunia bisa dilakukan
dengan mudah.
Maka dia berpesan : “le, kamu harus sekolah yang tinggi – agar bisa jadi
orang di kota !”, sekian tahun berlalu tanpa kita sadari – benar juga visi
bapak kita. Setelah kita bisa menjadi orang di kota, kita tetap bisa bertani
di mana saja – jauh lebih luas cakupannya , dibandingkan dengan yang
terbayangkan saat itu.
69
Agar drill-drill semacam ini mudah digunakan dan diaplikasikan oleh umat
saat ini, mumpung teknologi masih bisa kita gunakan saat ini – kita
manfaatkan secara maksimal. Bayangan saya drill-drill ini bisa dibuat
dalam bentuk apps, sehingga kita bisa membuat berbagai rute – jalan
keselamatan yang kita bisa tempuh, membangun perbagai skills,
membangun perdagangan dan persahabatan sebelum era itu tidak lagi
berlaku (QS 14:31).
Bila Anda ahli IT, khususnya yang sangat menguasai android apps
development , silahkan mendaftar pada link ini untuk bergabung
menyiapkan Apps yang akan mensimulasikan/ membuat drill atas
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi ke depan berdasarkan kabar-kabar
nubuwah yang sampai ke kita, agar kita bisa mengambli pelajaran dan
mensikapinya dengan benar.
Yang menjadi trigger peristiwa yang luar biasa yang belum pernah terjadi
sebelumnya itu bisa berbagai macam, dan dari waktu ke waktu muncul
kembali semangat untuk menjadi the preppers ini karena adanya sesuat
yang diduga akan mentrigger peristiwa akhir jaman ini.
Misalnya kalau tahun 1930-an munculnya the preppers ditrigger oleh the
Great Depression – krisis ekonomi yang meluluh lantakkan ekonomi
dunia saat itu, sehingga masyarakat saat itu harus berjuang dengan
sangat keras untuk sekedar bisa bertahan hidup.
70
Tahun 1940-an di era Perang Dunia ke II, yang mentrigger adalah perang
dasyat itu sendiri ditambah dengan mulai digunakannya senjata
pemusnah massal yaitu bom atom. Daerah-daerah yang terkena dampak
dari bom atom ini perlu puluhan tahun untuk bisa merecover kehidupan
normalnya, bisa dibayangkan bila bom atom atau yang sekarang disebut
bom nuklir tersebut diledakkan dalam skala yang luas.
Lagi-lagi karena juga dilakukan tanpa petunjuk, effort yang luar biasa itu-
pun belum tentu efektif – karena banyak factor lain yang mungkin tidak
terperhitungkan, karena umat manusia belum pernah mengalaminya.
Sekarang bagaimana umat Islam menyikapi hal ini ? Sudah sejak lebih
dari 1,400 tahun lalu kita diingatkan akan datangnya peristiwa akhir
jaman ini. Pastinya terus mendekat, bukannya menjauh. Petunjuk ke kita
juga amat sangat lengkap, yaitu Al-Qur’an itu sendiri dan sejumlah hadits-
hadits yang mengabarkan urutan detil tentang peristiwa yang menuju
akhir jaman.
Di Al-Qur’an sendiri selain ada surat yang diberi nama khusus Al-
Qiyamah, juga ada sejumlah surat yang diawali dengan mengingatkan
peristiwa akhir jaman ini. Misalnya ada di surat An Nahl ayat 1, surat Al-
Anbiya ayat 1, dan surat Al-Qamar juga di ayat 1.
71
Lantas dengan sejumlah petunjuk tersebut, bagaimana umat ini
seharusnya menyiapkan diri untuk menghadapi peristiwa dahsyat yang
menjadi rentetean peristiwa akhir jaman itu ? Yang jelas tentu berbeda
dengan kaum the preppers dan Bill Gates sekalipun yang cenderung
mengumpulkan bekal fisik untuk menghadapi akhir jaman.
Bekal kita yang utama adalah iman kita, sehingga iman kepada hari akhir
itu sering kali disebut yang kedua setelah iman kepada Allah. Setelah
iman tentu kita juga perlu beramal shaleh mengamalkan petunjuk itu
untuk perbagai peristiwa yang akan kita hadapi.
Untuk persiapan ini saya bagi dua periode saja untuk memudahkan – dan
ini juga berdasarkan petunjuk Al-Qur’an. Periode pertama adalah ketika
dunia masih relative normal, teknologi maju mendominasi peradaban
demikian pula dengan perdagangan. Era ini sebut saja era ketika
perdagangan dan persahabatan masih berlaku.
Mengapa kita sebut demikian, karena ternyata akan ada jaman ketika
tidak lagi berlaku perdagangan dan persahabatan. Jaman ini disebutkan
misalnya di Surat Ibrahim ayat 31 “…sebelum datang hari, ketika tidak
ada lagi jual-beli dan persahabatan”.
Kita saat ini hidup di jaman dimana perdagangan atau jual beli dan
persahabatan masih berlaku, maka kita harus sangat menguasai jual-beli
ini dan membangun sebanyak mungkin persahabatan – mengapa ini
perlu kita lakukan sebelum peristiwa dimana jual-beli dan persahabatan
tidak lagi berlaku ?
Saat ini umat Islam hidup berserakan di sejumlah negeri yang jauh dari
aman untuk menghadapi berbagai peristiwa akhir jaman seperti
munculnya Dajjal , munculnya Imam Mahdi, turunnya Isa ‘Alaihi Salam
dlsb. Bahkan juga berjuta umat ini hidup di negeri-negeri yang sangat
membenci umat ini.
Maka itulah contoh yang sangat konkrit dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersama para sahabatnya, bekal berhijrah itu selain iman
72
adalah keahlian berjual beli dan persahabatan. Kalau kita pandai berjual
beli, dan banyak sahabat di negeri tujuan hijrah kita – kita akan siap
berhijrah kapan saja.
Setelah tidak lagi berlaku jual beli dan persahabatan, diharapkan kita
sudah berada di tempat yang paling baik untuk menghadapi peristiwa
akhir jaman ini – yang jelas center of gravity peristwa tersebut
nampaknya bukan di negeri tempat kita tinggal saat ini. Negeri yang
aman dari Dajjal adalah Mekkah dan Medinah, negeri yang menjadi
tempat pasukan-pasukan Allah terbaik adalah negeri Syam.
Dimana kita ingin tinggal saat itu bila usia sampai ke sana ? dengan apa
kita akan bisa sampai ke sana ? Sebagaimana bekal para sahabat Nabi
yang menyertai hijrahnya beliau, kembali pada iman, keahlian berjual beli
dan persahabatan – sebelum tidak berlaku lagi jual beli dan
persahabatan – inilah yang perlu dibangun. Kita tidak bisa hidup di
negeri-negeri akhir jaman itu bila kita tidak pandai berdagang dan tidak
memiliki sahabat-sahahat di sana.
Lantas period kedua adalah periode ketika tidak ada lagi jual-beli dan
persahabatan, artinya manusia harus berjuang untuk mampu menghidupi
diri sendiri. Kita tentu tidak mengharapkan hidup di jaman yang seperti
itu, tetapi persiapan apa yang harus kita lakukan bila situasi seperti itu
yang kita hadapi ?
Petunjuk Al-Qur’an tentu masih berlaku saat itu karena Al-Qur’an adalah
kitab akhir jaman, dan selama Al-Qur’an masih kita gunakan sebagai
petunjuk – insyaAllah kita masih akan selamat dan tidak perlu takut dan
bersedih hati. Al-Qur’an bukan hanya memberi kabar untuk kehidupan
setelah kita mati, tetapi justru dia adalah petunjuk untuk kehidupan
sebelum kita mati – apapun situasinya.
Secara umum seluruh isi Al-Qur’an adalah petunjuk, secara khusus ada
satu surat di Al-Qur’an yang memberi petunjuk kita untuk 7 basic skills
yang kita butuhkan untuk survive dalam situasi yang sesulit apapun.
Petunjuk ini lengkap dirangkum oleh Allah di surat An-Nahl – yaitu salah
satu surat yang diawali dengan peringatan akan datangnya peristiwa
akhir jaman.
73
Basic skill yang pertama adalah tentang sumber-sumber makanan kita,
kita harus paham dan
bisa menanam atau
mencarinya sendiri –
ingat asumsinya saat
itu tidak berlaku jual
beli artinya kita tidak
bisa membeli
makanan kita, tidak
berlaku
persahabatan – tidak
bisa mengharapkan
seseorang akan
memberi kita makan.
Makanan ini ada yang dari tanaman semusim dan buah –buahan
termasuk yang spesifik kurma, anggur dan zaitun (QS 16 :10-11), ada
yang dari binatang ternak (QS 16:5) dan bahkan juga dari kategori ikan
(QS 16:14). Artinya kita harus punya skills untuk bercocok tanam,
beternak maupun mencari ikan.
Basic skill yang kedua adalah tentang air, bagaimana kita tahu air yang
bersih bisa diminum, bagaimana mencarinya, bagaimana
membersihkannya bila air tersebut adalah air kotor dlsb. Tentang air yang
bersih ini disinggung antara lain di surat An-Nahl 65.
Basic skill yang ketiga adalah tentang energi, dari apa energi dalam
bentuk bahan bakar dibuat, bagaimana menyalakan api ketika tidak ada
pemantik api dlsb. Mengenai sumber energi dan api ini tersirat di QS 16
: 10 dan 67 , untuk memahaminya perlu referensi ayat-ayat di surat yang
lain seperti Yaasiin dan Al-Waqiah.
Basic skill yang keempat adalah tentang tempat bernaung atau rumah,
petunjuknya jelas ada di surat An-Nahl 80-81. Meskipun kalau kita
pahami dalam situasi normal sekarang Nampak sulit, tetapi bayangkan
saat itu ketika pekerjaan terbaik menggembala dan harta terbaik adalah
domba – dari apa rumah kita ? yang paling masuk akal adalah dari kulit
domba !
74
Basic skill kelima adalah tentang pakaian, juga jelas disebutkan di surat
An-Nahl 5 dan 80. Bulu domba adalah pakaian yang paling
memungkinkan saat itu. Kulitnya untuk tenda dan bulunya untuk pakaian.
Artinya ketrampilan untuk memintal benang dan menenunnya menjadi
kain termasuk hal yang harus dipersiapkan.
Basic skill keenam tentang obat-obatan, saat itu tidak ada lagi pabrik
farmasi dan tidak ada yang menjual obat. Bagaimana orang bisa tetap
sehat ? bisa dengan madu yang berarti harus ada ketrampilan beternak
lebah – yang merupakan pekerjan yang juga diisyaratkan untuk dilakukan
oleh manusia (QS 16:69), bisa juga dengan beraneka obat-obatan dari
tanaman yang masih bisa ditanam atau tumbuh saat itu (QS 16:10-11) –
yang specific menyebutkan kurma, anggur dan zaitun – sejumlah hadits
menyebutkan tiga tanaman ini memiliki kasiat pengobatannya masing-
masing.
Saat itu tentu juga tidak ada google map, tidak ada peta, mungkin juga
kompas tidak bisa lagi menunjukkan arah yang benar –maka kita harus
menguasai ilmu navigasi dengan mengandalkan tanda-tanda yang ada
di alam berupa bintang, gunung, sungai dlsb. Petunjuknya ada di surat
yang sama An-nahl 15-16.
75
Dengan mentadaburi surat ini dan berusaha semaksimal mungkin
mengamalkan 7 basic skills tersebut di atas, insyaAllah umat ini akan
menjadi umat yang paling siap untuk menghadapi apapun yang terburuk
yang mungkin terjadi. Tetapi masalahnya adalah apakah umat ini sendiri
pertama tahu ada petunjuk tersebut ? kedua apakah kita yakin dengan
kebenaran petunjuk itu ? dan ketiga apakah kita telah berusaha
mengamalkannya ? Mari kita cek bersama pada diri kita !
Naqabah
Bila para penggerak ekonomi Islam selama ini lebih focus pada pilar
keuangan/modal, dan sedikit tentang pasar – kini waktu yang sangat
tepat juga untuk membahas masalah produksi . Sebenarnya kita
juga tidak perlu reinvent the wheel karena selama berabad-abad
dunia Islam juga sudah menggerakkan produksi dalam skala besar.
Bedanya dengan produksi a la kapitalisme adalah mereka
terkonsentrasi pada modal besar, sedangkan dalam Islam produksi
menyebar dalam sejumlah besar orang yang tergabung dalam apa
yang disebut naqabah.
Tidak ada terjemahan bahasa yang pas utuk naqabah ini, tetapi dalam
bahasa Inggris yang terdekat adalah guild. Dalam bahasa Indonesia
yang cukup dekat adalah serikat, asosiasi, perkumpulan dlsb. Bedanya
kalau serikat, asosiasi dlsb. cenderung bersifat horizontal (usaha sejenis)
sedangkan naqabah bisa horizontal maupun vertical (integrasi hulu
sampai hilir).
Dengan adanya organisasi waraqiin yang sangat besar inilah dunia Islam
di abad pertengahan sudah mencetak kitab-kitab yang tidak terhitung
banyaknya – yang belum pernah ada yang menandingi pada jamannya.
Yang cukup mendekati juga di jaman modern ini adalah koperasi
produksi yang mengurusi produsen sejenis tetapi menyertakan juga
supplier bahan bakunya, maupun produsen barang lanjutannya.
76
Dengan konsep naqabah ini maka setiap anggota focus pada
keahliannya, dia bagian dari industri besar tetapi bukan milik segelintir
orang saja –industri besar itu milik bersama – yang setiap anggotanya
berperan maksimal di bidangnya masing-masing, setiap orang
berkesempatan untuk maju yang sama.
Lantas dari mana kalau kita mau menghidupkan produksi besar dengan
pendekatan naqabah ini ? Persis seperti orang belajar berenang, cara
satu –satunya yang terbaik adalah nyebur – bukan berteori atau
berwacana. Dengan nyebur mungkin kita akan glagepan sesaat, tetapi
setelah itu insyaAllah kita akan bisa berenang.
Tetapi menceburkan diri di kolam juga harus perhitungan, harus ada guru
yang sudah bisa berenang di dalam kolam tersebut – bukan
menceburkan diri secara nekat, bisa tenggelam bener kalau sendirian.
Inilah exactly yang terjadi di lingkungan naqabah, dahulu pada setiap
keahlian – setidaknya ada tiga jenjang. Yang pertama adalah ahlinya
sendiri, kemudian ada asistennya – yang memiliki keahlian cukup tetapi
belum selevel sang ahli, dan yang terakhir adalah tingkat murid yang
belajar ilmu dan prakteknya (bahasa sekarang magang).
Dengan tiga level ini sang guru selalu bisa menularkan dan mewariskan
ilmunya terus menerus ke generasi sesudahnya. Sang guru juga tidak
menarik bayaran kepada sang murid, bahkan biasanya sang guru yang
membiayai sang murid untuk belajar.
77
orang-orang yang merugi – karena yang dikeluarkan dari himpunan
tersebut adalah orang yang beriman dan beramal shaleh. Maka demikian
pula ilmu tentang naqabah ini, harus kita amalkan, mulai dari yang kita
bisa.
Kita ingin mengajak seluas mungkin masyarakat ikut belajar ilmu yang
kami kembangkan di Etherische, kemudian juga menjalankannya dan
tumbuh bersama kami. Bahkan kami ada rencana untuk melahirkan
Etherische Institute – untuk mengembangkan dan menyebarluaskan
segala ilmu dan skills yang terkait dengan minyak atsiri.
78
Target lulusan magang ini adalah menjadi praktisi bisnis agribiz yang
mandiri, dan untuk ini bila peserta ingin langsung menggarap lahannya
sendiri – kami sudah sediakan lahannya untuk dibeli rame-rame di
Tanjung Lesung Agroplis – kota pertanian yang kita bangun di
Pandeglang – Banten.
Selain untuk buah dan sayur, di daerah tersebut sangat cocok untuk
ditanaman atsiri seperti sereh wangi maupun yang berbasis rempah-
rempah seperti lada – maka di daerah ini ada teluk yang namanya Teluk
Lada karena dahlu memang penghasil lada.
Lada selain untuk rempah, juga bahan baku minyak atsiri yang
dibutuhkan dunia. Selain rempah-rempah yang multi purpose ini, bahan-
bahan minyak atsiri seperti sereh wangi, nilam dlsb. juga sangat bisa
dikembangkan menjadi tanaman pendamping disela-sela
alpukat, kelapa dlsb.
Labinah
79
pasar. Peluang pasar mestinya milik semua orang, karena masing-
masing bisa menjadi labinah atau batu bata terbaik di bidangnya.
Sebagai contoh Yahoo, dia bukan hanya search engine. Yahoo Financial
adalah penyedia data-data pergerakan pasar yang terlanjur banyak
dibutuhkan pelaku pasar. Termasuk Anda bisa mengikuti pergerakan
grafik harga Dinar real-time di situs ini – awalnya juga atas jasa baik
Yahoo Financial, meskipun kemudian kami terpaksa cari sumber lain
karena kekhawatiran masa depan Yahoo.
Jadi kalau Nabi saja menempatkan diri beliau sebagai satu labinah dalam
suatu bangunan, maka peran kita di masyarakat juga tidak akan lebih dari
sekedar satu labinah dalam suatu bangunan yang besar.
80
Bila labinah-labinah tersebut baik dan lengkap, maka indahlah bangunan
itu akan terbentuk. Bila labinah itu acak-acakan, tidak tersusun rapi –
maka sangat bisa jadi juga tidak membentuk suatu bangunan apapun.
Bukan karena iGrow lebih baik atau lebih besar dari apa yang telah
mereka-mereka lakukan, apalah artinya perusahaan 3 tahun dibanding
mereka yang telah malang melintang di negeri ini sejak Orde Baru ?
iGrow justru menarik karena dia hanyalah sebuah batu bata, sebuah
labinah.
Tetapi lubang-lubang kecil yang ada dimana-mana ini juga tidak akan
muat kita masuki – bila kita mempersepsikan diri kita besar. Peluang
untuk memasuki lubang-lubang tersebut justru menjadi besar, bila kita
81
mengecilkan diri kita untuk fit-in sekedar menjadi batu bata pada lubang-
lubang yang masih terbuka.
Contoh lain batu-bata yang ingin kita perankan adalah batu-bata industri
kesehatan di negeri yang penduduknya hampir 260 juta orang ini. Untuk
membuat rumah sakit butuh ratusan milyar Rupiah, sehingga meskipun
sudah belasan tahun kami merancang bersama teman-teman sevisi,
hingga kini belum juga terwujud satu rumah sakit-pun. Rumah sakit yang
terus bermunculan secara massif justru rumah sakit umat lain yang
memiliki dana ribawi yang mengalir sebagian juga dari umat ini.
82
Diantaranya kami akan menggunakan Mobile Hospital setara VVIP
ambulance yang biasa dipakai presiden, dengan segala peralatan
canggih yang ada di
dalamnya. Akan
mahalkah ? Setiap
unitnya tidak lebih mahal
dibanding bila Anda
membuat klinik untuk
membeli tanah dan
bangunannya. Bahkan
biaya untuk membuat
rumah sakit kelas
menengah dapat untuk
membeli 200-an mobile
unit ini !
Bahkan dengan platform digital seperti Go-Med dan lain sebagainya kami
tidak perlu bersaing – malah bisa bersinergi. Mereka menyediakan
platform-nya, sedangkan kami menyediakan infrastruktur lapangan
berupa jaringan VVIP ambulance lengkap dengan dokter dan
paramedisnya.
Inilah indahnya ketika kita menempatkan diri kita hanya sebagai labinah
yang mengisi celah-celah yang masih kosong di bangunan-bangunan
besar, kita tidak bersaing dengan siapapun – kita hanya mengisi tempat
terbaik untuk kita, dan orang lain juga menduduki tempat-tempat terbaik
masing-masing.
Ini juga peluang baru bagi para dokter dan paramedis yang menginginkan
suasana kerja yang berbeda dan dengan ikatan kerja yang lebih fleksibel.
Anda yang tertarik sudah dapat menghubungi kami untuk menjajagi
kemungkinannya.
83
Cepat atau lambat ekonomi digital akan merambah ke dunia kesehatan
juga, bila bukan kita yang mengisi celah labinah ini – sangat bisa jadi
orang lain yang akan segera mengisinya. Maka kinilah waktunya kita
menjadi labinah – batu bata terbaik itu – agar bangunan umat ini kita juga
yang terlibat membangunnya, bukan semuanya diserahkan ke orang lain.
Insyaallah kita bisa.
Food 4 Nation
Jadi sebelum mengejar pertumbuhan dari sektor industri dan jasa – yang
masih harus bersaing sangat ketat dengan negeri lain, mengapa tidak
84
‘punai di tangan’ - potensi pertumbuhan dari sektor pangan ini yang kita
optimalkan penggarapannya dahulu ?
Dari Al-Qur’an surat ‘Abasa ayat 23-32 kita tahu bahwa komposisi
makanan kita kurang lebih 1/8 biji-bijian, 6/8 kelompok buah – sayur-
rempah dan 1/8 adalah kebutuhan daging dan sumber hewani lainnya.
Demikian pula daging, dia sebagai sumber protein dan lemak – tetapi
tidak bisa diandalkan untuk pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral.
Sebaliknya buah-buahan, sayur dan rempah – mereka ini pada umumnya
sedikit mengandung karbohidrat, protein dan lemak – tetapi dari sumber-
sumber inilah kebutuhan vitamin dan mineral yang lengkap dapat
dipenuhi.
Hitungannya kurang lebih begini , kalau kita makan beras 100 gram
sehari misalnya – kita sudah dapat karbohidrat sekitar 27 % dari yang
kita butuhkan hari itu. Tetapi vitamin-vitamin utama seperti A, C, K kita
tidak dapat, demikian pula dengan mineral-mineral utama seperti
Calcium, Iron dan Potassium kita mendapatkan sangat sedikit.
85
Kalau makanan kita diperbanyak beras dan sedikit lauk-pauk seperti
pada makanan utama kita pada umumnya, maka sangat mungkin kita
akan kelebihan karbohidrat – tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Kita
menjadi kelebihan energi tetapi kekurangan nutrisi.
Inilah yang disebut High Energy Density (HED) Food yang membawa
kerawanan terhadap penyakit-penyakit seperti diabetis, obesity dlsb.
Ketika berasnya diganti dengan produk-produk berbasis tepung lainnya
seperti roti, mie dlsb. – maka efek HED food-nya tetap.
Jadi dari mana kebutuhan vitamin dan mineral dipenuhi ? itulah dari
kelompok buah, sayur dan rempah. Karena konsentrasi vitamin dan
mineral itu umumnya rendah, maka perlu makan banyak buah dan sayur
agar kebutuhan vitamin dan mineral itu terpenuhi.
Ilustrasi di samping
menggambarkan potensi
ekonomi yang bisa
digerakkan dari
pemenuhan kebutuhan
86
makanan kita yang fitrah tersebut. Potensi pasar terbesar bukan pada
beras, gandum ataupun daging – tetapi pada kelompok buah, sayur dan
rempah.
Potensi ekonomi pangan sebesar US$ 368 Milyar atau setara 40 % GDP
kita yang kini berada di kisaran US$ 900 Milyar inilah yang selama ini jadi
bancakan negeri-negeri lain yang telah lebih dahulu melihat kita sebagai
target pasarnya. Mereka akan rela berbuat apapun untuk
mempertahankan pasarnya ini, dan inilah yang membuat negeri ini bias
dalam upaya membangun food security-nya, dan dampaknya juga bias
dalam mengejar pertumbuhan ekonominya.
87
pertumbuhan ekonomi yang inherent di negeri yang berpenduduk sangat
banyak namun juga sangat subur ini. InsyaAllah.
Di antara binatang kecil yang hidup di sekitar kita itu ada yang
keberadaannya ikut berperan langsung dalam membangun
kemakmuran kita. Namanya bahkan diabadikan menjadi salah satu
nama surat di Al-Qur’an, yang surat tersebut juga disebut sebagai
surat Nikmat – dialah lebah. Bila kita tahu peran lebah dalam
ecosystem kehidupan, kita akan bisa memanfaatkannya untuk
membangun kemakmuran kita – sebaliknya ketidak pedulian kita
akan menyebabkan lebah menuju kepunahan dan bersamaan itu
pula bangsa manusia akan mengalami kesusahan demi kesusahan.
Pertama ada isyarat dari Sang Pencipta bahwa harus ada sebagian
manusia yang bekerja menyiapkan rumah lebah , selain rumahnya yang
alami di gunung-gunung dan di pohon-pohon.
88
Apa jadinya ketika kita tidak menangkap isyarat untuk membuat rumah
lebah ini ? Yang ada adalah lebah liar yang hidup di dua tempat lainnya
yaitu di bukit-bukit dan pohon-pohon kayu.
89
monokultur – sangat bisa jadi kita juga memiliki laju kepunahan lebah
yang sangat tinggi.
Apa dampak dari kepunahan lebah ini ? bahwa manusia tidak akan
pernah bisa menghitung nikmatNya – juga disebut oleh Allah di surat
lebah (QS 16:18). Yang bisa dihitung saja nilainya sudah sangat besar,
apalagi yang tidak bisa dihitung.
Perhitungan ini baru mengkaitkan satu peran lebah saja yaitu dalam
melakukan polinasi terhadap tanaman. Belum bisa dihitung dari nilai
produksi lebah berupa madu, propolis, pollen, royal jelly dan beeswax
(lilin lebah) yang dalam sejarah manusia pernah digunakan sebagai uang
untuk membayar pajak ! Lebih tidak terhitung lagi dampak kesehatan dari
aneka produk-produk lebah tersebut.
Jadi bisa dibayangkan kesusahan apa saja yang akan dialami manusia,
bila populasi lebah di permukaan bumi terus menyusut. Diantaranya
produksi pertanian yang akan menurun drastis, obat-obat alami akan
semakin menghilang – manusia semakin mudah sakit dan biaya
kesehatan akan terus melonjak karena obat-obat yang dibuat di pabrik
dijual dengan harga patent yang tinggi.
Maka sebelum itu terjadi, sebelum lebah terlanjur musnah – kita yang
hidup di jaman ini harus mampu minimal membalik arah – agar isyarat
untuk beternak lebah dalam ayat tersebut di atas mulai kita respond dan
tindak lanjuti semampu yang bisa kita lakukan.
Kita harus bisa membalik semua paradigm yang ada selama ini, bila
beternak lebah selama ini hanya sambilan bagi yang mau melakukannya
saja – menjadi upaya yang harus dilakukan oleh siapa saja yang mampu
melakukannya di seluruh tanah-tanah pertanian, perkebunan dan bahkan
juga di perkotaan.
Bila selama ini para penggembala lebah harus membayar kepada para
pemilik kebun, posisinya harus dibalik – para pemilik koloni lebah bisa
dibayar oleh pemiliki kebun, atau minimal tidak dikenakan biaya apapun
90
– karena manfaat penyerbukannya toh pemilik kebun yang
menikmatinya.
Itu hanya benar ketika selama beberapa puluh tahun ini sejak awal Orde
Baru – negeri ini berusaha mengembangkan lebah jenis unggul impor
dari genus apis seperti Apis mellifera yang awalnya dari Eropa. Ini seperti
Anda beristrikan seorang artis asing – beristrikan seorang artis sudah
cukup repot, ini artis asing pula – repotnya setengah mati.
Yang kedua ini seperti Anda beristrikan wong ndeso nan sederhana, dia
tidak menuntut apa-apa, tinggal dimana saja mau, makan apa saja
doyan, tidak mudah sakit dan tidak memerlukan perawatan yang khusus
– dan dengan keserhanaannya dia memiliki begitu banyak keunggulan
yang tidak dimiliki oleh artis asing tersebut.
Diantara lebah lokal ini yang insyaAllah cocok untuk semua kita yang
ingin beternak lebah adalah lebah dari genus Trigona yang di Jawa
disebut Lenceng atau Klanceng dan di tanah Sunda disebut Teuweul –
lebah jenis ini juga tidak bisa menyengat maka dalam bahasa inggris
disebut stingless bee. Badannya kecil hanya sekitar 2 mm- 5 mm,
bandingkan dengan lebah bule Apis yang bisa mencapai 12 mm.
Persis seperti artis asing tadi, lebah apis ini suka sekali minggat oleh hal-
hal yang kecil seperti makanan yang tidak cukup, sarang yang tidak tepat
91
dlsb. Sebaliknya Trigona sangat loyal, nyaris tidak ada trigona yang
minggat oleh alasan-alasan yang sepele.
Dengan hasil yang lebih sedikit bukan berarti lebah Trigona secara
ekonomis kalah dengan lebah Apis. Trigona hasil utamanya adalah
propolis – yang harganya 10 kali dari harga madu, jadi biar hasil madunya
kecil – nilai jual produk lain khususnya propolis adalah tinggi.
Karena badannya yang sangat kecil, lebah Trigona juga tidak mengalami
paceklik pakan. Dia bisa hinggap di rerumputan dan tanaman yang
berbunga sangat kecil, karena produksi utamanya propolis – dia juga
tidak tergantung pada ketersediaan nectar sebagai bahan madu.
Asal di sekitarnya ada pohon yang bergetah – dan getah ini tidak
pandang musim, maka Trigona sudah akan bisa hidup sejahtera
membangun kerajaannya.
Dia Yang Maha Tahu dan Maha Adil, ketika memberi isyarat kita untuk
melakukan sesuatu – pasti sesuatu itu memang benar-benar bisa kita
lakukan. Maka demikian pula dengan isyarat untuk membuat rumah
untuk lebah di ayat tersebut di atas, insyaAllah bisa kita lakukan dan
dengan ini pula insyaAllah kita bisa membalik arah dari menuju
kepunahan lebah menjadi menuju kesejahteraan yang didukung oleh
maraknya koloni lebah di sekitar kita. InsyaAllah.
Akal Merdeka
92
Masih di tahun-tahun awal kemerdekaan tersebut, seolah mengingatkan
bangsa ini – ulama dan pemikir kondang negeri ini Muhammad Natsir
menggagas konsep Akal Merdeka, yang kemudian dibukukan bersama
gagasan-gagasan beliau lainnya dengan judul Islam dan Akal Merdeka.
Saya tidak hendak menjelaskan gagasan atau isi buku tersebut, tetapi
yang saya coba jelaskan adalah betapa pentingnya kita memiliki akal
yang merdeka – sama pentingnya atau bahkan bisa jadi lebih penting dari
kemerdekaan de jure itu sendiri.
Saat ini kita merdeka secara de jure, tetapi tanpa kita sadari kita terjajah
dalam pemikiran kita – sehingga apa yang terjadi di Ternate akhir abad
16 dan awal abad 17 tersebut di atas terjadi di depan mata kita hingga
kini dan kita tidak menyadarinya, kita tidak merasa terjajah – maka tidak
timbul pemikiran untuk berusaha merdeka.
Yang dibabat ‘penjajah’ jaman ini bukan lagi hanya pohon cengkeh, tetapi
segala macam pohon –pohonan yang ada di hutan-hutan kita. Sang
penjajah juga tidak harus berkulit putih dan berhidung mancung, mereka
adalah sebangsa dengan kita juga tetapi atas nama kepentingan
ekonomi dan pembangunan yang semu rela mengorbankan segala yang
kita miliki di negeri yang seharusnya subur ijo royo-royo ini.
Walhasil efek ‘penjajahan’ pemikiran dan ekonomi yang kita masih alami
hingga kini, hasil akhirnya tidak jauh berbeda dengan kisah Ternate
abad 16 tersebut di atas.
93
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa memiliki akal merdeka ?
kuncinya ada di kata merdeka itu sendiri.
Kembali kepada contoh obat yang ada di alam yang mencegah penduduk
ternate terkena wabah sampai abad 16 tersebut di atas. Tanaman
cengkeh yang melimpah di daerah itu, melalui daun , tangkai bunga dan
bunganya sendiri mengandung senyawa yang disebut Eugenol
(C10H12O2).
Apa hebatnya Eugenol ini ? menurut dokter Perancis yang juga ahli
aromatherapy tersebut di atas, Eugenol mempunyai khasiat mencegah
wabah penyakit menular dan berbagai jenis penyakit lain yang terlalu
panjang bila saya tuliskan satu per satu di sini.
Dokter Jean Valnet baru tahu kita punya sumber Eugenol terbanyak, dia
belum tahu bahwa Eugenol ini bila dikebun saya – hanyalah hasil
samping kebun dari kegiatan ibu-ibu di desa sekitar yang gresek godong
cengkeh esuk-esuk – pagi-pagi memunguti daun cengkeh yang jatuh
semalam.
94
Sangat bisa jadi banyak tanaman lain yang penuh khasiat ada di negeri
ini, tetapi karena kita memilih mengimpor saja bahan obat kita – membuat
potensi yang melimpah ini tidak mendapatkan perhatian yang
seharusnya. Padahal justru dengan kekayaan alam sekitar kita inilah
mestinya negeri ini bisa unggul nyaris tanpa ada yang menyainginya –
mungkin hanya Brasil yang bisa menyaingi kita karena kekayaan
alamnya juga.
Hanya bila kita bisa berfikir bebas, tanpa kepentingan politik, ekonomi,
investasi dan berbagai kepentingan yang membelenggu inilah insyaAllah
kita bisa merdeka yang sesungguhnya ! Merdeka !
Karena Al-Qur’an itu adalah petunjuk, maka di setiap ayat, setiap kata
dan bahkan setiap huruf-nya bisa menjadi petunjuk dan sumber ilmu
yang tiada batasnya untuk digali. Membaca siroh tersebut di atas, dari
melihat judulnya saja – sudah bisa menjadi inspirasi.
95
Di ayat berikutnya kemudian minuman dari nectar tersebut di-sealed atau
disegel dengan aroma kesturi. Ada dua pengertian untuk ini yang
dijelaskan dalam kitab tafsirnya Ibnu Kathir, yaitu tutup dari wadah yang
dipakai untuk menyimpan minyak tersebut diberi aroma kesturi.
Pengertian kedua adalah minyak kesturinya dicampurkannya ke dalam
minunam ini, sehingga peminumnya akan bener-bener merasakan
aroma kesturi.
Nectar inilah bahan baku madu yang dipanen oleh lebah dari bunga-
bunga-an, yang melalui tubuh lebah – nectar kemudian diproses menjadi
madu. Selain tidak efektif, manusia mungkin tidak akan bisa memproses
nectar lebih baik dari proses yang dilakukan oleh lebah di dalam
tubuhnya.
Coba Anda isap langsung nectar bunga, awalnya akan terasa manis
tetapi setelah itu diikuti rasa pahit atau tidak enak lainnya. Maka kalau
manusia yang mengambilnya, mungkin bukan rasa manis yang kita
peroleh tetapi rasa yang pahit atau kurang enak.
96
Dorongan untuk pindah dari satu bunga ke bunga berikutnyanya inilah
yang kemudian membantu proses penyerbukan pada tanaman secara
keseluruhan. Bayangkan kalau lebah hanya puas mengisap satu bunga
terus balik ke sarangnya – tidak terjadi penyerbukan, dan tidak terjadi
produksi madu yang significant !
Jadi kita bisa memanen nectar bunga yang paling efektif adalah
menggunakan lebah. Maka ada petunjuk kepada kita untuk juga
memelihara lebah madu melalui ayat berikut :
Setelah kita memperoleh minuman yang berasal dari nectar yang sudah
diproses melalui perut lebah tersebut – minuman yang juga sebagai obat
(QS 16:69) - kita masih butuh satu unsur lagi untuk memperoleh
minuman yang menyerupai Al-Raheeq Al-Makhtum selagi kita masih
hidup di dunia, yaitu aroma kesturi.
Masalahnya adalah kesturi yang asli dari kelenjar kijang jantan yang
hidup di dataran tinggi, jumlahnya sangat langka saat ini – dan perlu
perjalanan panjang sebelum kita bisa membiakkan kembali kijang jantan
jenis ini pada waktunya, kalau toh ada selain sangat langka juga pasti
harganya sangat mahal – kalau Anda peroleh kesturi kok murah, bisa
Anda ambil sendiri keimpulannya.
Setelah ada nectar yang telah menjadi madu, kita tinggal mencari aroma
alami yang menyerupai aroma kesturi. Dari mana kita mencari aroma
kesturi selain dari jenis kijang yang langka tersebut ? Kembali bertanya
ke Al-Qur’an, karena Allah janjikan semua jawaban ada di sana (QS
16:89).
97
Ingat apa pelajaran-pelajaran awal yang diberikan Allah kepada Nabi
Adam Alaihi Salam ? yaitu pelajaran atas nama-nama benda tentu juga
termasuk tanaman ! (QS 2:31). Apa pentingnya kita memahami nama-
nama tanaman ?
Yang terkait dengan aroma kesturi yang kita cari tersebut di atas, saya
ketemu tanaman yang selama ribuan tahun ada di Afrika Utara, Asia
selatan dlsb yang kini mulai juga menyebar ke seluruh penjuru dunia –
termasuk Indonesia. Di daerah aslinya yang berbahasa arab, tanaman
tersebut disebut dengan manfaat aromanya yang seperti kesturi, bahkan
lebih baik dari kesturi – mereka menyebutnya sebagai bapaknya kesturi
– abu al misk, kemudian menjadi abul mosch dan di dunia barat yang
belajar dari dunia Islam menyebutnya Abelmoschus – hingga kini nama
ini masih digunakan secara ilmiah !
98
Untuk saudara kembar Okra yaitu yang di Jawa disebut Kapasan – nama
latinnya Abelmoschus moschatus – saya masih mencarinya, mohon
pembaca yang bisa menemukannya membantu agar bisa kita biakkan
dan kita bagikan juga nantinya.
Dari penamaannya yang mengulang kata mosch atau musk atau kesturi
– Kapasan jawa tersebut lebih kaya kandungannya dibandingkan dengan
saudara kembarnya Okra. Bukan hanya dari penamaannya, sebuah
penelitian dari Universitas Pisa - Italy 3 tahun lalu juga membuktikan hal
ini.
Tentu kita tidak akan mungkin bisa menirunya secara persis, inspirasi
sebagiannya-pun cukup. Minuman dari nectar/madu yang dicampur
dengan aroma kesturi seperti dua obat yang saling melengkapi dan
menguatkan.
99
atau instruksi yang salah. Informasi atau instruksi yang salah inilah
yang menjadi pangkal segala macam penyakit seperti kanker, diabetes
dlsb.
Ketika buah tidak dipanen muda, dan dibiarkan menua – dia bisa disuling
untuk menghasilkan essential oil yang disebut Musk Okra Essential Oil
(bila dari Okra) atau Ambrette Seed Essential Oil (bila dari kapasan).
Keduanya adalah jenis essential oil yang mahal harganya kini dan
memiliki pasar sangat luas di industri parfum maupun industri aroma
therapy – wellness industry secara keseluruhan. Keduanya cocok untuk
dicampur nyaris dengan essential oil apa saja, jadi sangat fleksibel – itu
yang membuat pasarnya luas dan harganya tinggi.
Maka inilah yang saya sebut The Next Level-nya Islamic Agriculture yang
kita kembangkan. Bila di angkatan I Madrasah Al-Filaha kita perkenalkan
jenis tanaman dan cara bertani secara Islam, Angkatan ke II kita coba
atasi masalah-masalah yang terjadi pada implemantasinya di lapangan ,
Angkatan ke III kita berusaha memberi solusi untuk masalah konkrit di
bidang ketahanan pangan, maka di angkatan ke IV yang akan kita buka
insyaAllah besuk (4/08/2016) di Jonggol Farm – kita akan masuk lebih
dalam tidak hanya pada ayat-ayat yang terkait dengan pertanian
langsung, tetapi juga petunjuk-petunjuk yang tersimpan di ayat-ayat
lainnya – seperti petunjuk tentang minuman surga tersebut di atas.
100
nya untuk belajar dari makhluk yang sangat kecil seperti lebah ?
pasti ada alasannya. Lagi-lagi ternyata banyak sekali yang bisa
kita pelajari dari bangsa lebah ini. Di antaranya adalah disiplin
kerjanya, produktifitasnya, kebersihan makanannya, kontribusi
pada alam sekitarnya dan yang tidak kalah menarik di peradaban
modern ini adalah juga kemampuannya dalam berkomunikasi
satu sama lain.
Maka ketika Ibnu Kathir menjelaskan kalimat terakhir dari ayat yang
Yang specific tentu adalah apa yang tersurat, dan kemudian lebih
banyak lagi yang tersirat sebagai dampak sebab – akibat dari yang
tersurat. Bila terus digali sumber dari segala sumber ilmu itu, hasilnya
akan mencengangkan bagi yang memikirkannya. Kita ambil contoh
lengkapnya dari ayat tersebut di atas :
101
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS
16:69)
Banyak sekali pertanyaan yang bisa kita mulai dari ‘how’ atau bagaimana
lebah melakukan semua ini, mulai dari membuat rumah, terbang mencari
makanan, membangun koloni, mempertahankan sarang,
mengidentifikasi musuh dst. Juga pertanyaan-pertanyaan lain yang
terkait seperti siapa pemimpin para lebah tersebut ?, seperti apa jalur
komunikasinya ? bagaimana tentara dan rakyat lebah terjaga loyalitas-
nya pada pemimpin ? Itu semua menjadi pelajaran yang sangat menarik
untuk didalami.
Cerita loyalitas rakyat Turki kepada Sang Presiden Erdogan ini begitu
banyak yang menggetarkan – yang semua terbangun melalui
telekomunikasi digital di jaman modern ini antara sang pemimpin yang
nyambung ke hati rakyatnya. Bagaimana jutaan rakyat rela bangun
malam-malam untuk turun ke jalan membela sang presiden, sebagian
bahkan rela terlentang di jalan untuk menantang tank-tank yang terus
maju – dan tidak sedikit yang bener-bener tergilas tank. Sebagian rakyat
yang lain ada yang berjaga-jaga hingga kini – belum juga pulang ke
rumahnya, karena juga ingin terus berjaga-jaga untuk melindungi sang
presidennya.
Itu terjadi karena presiden yang baik, yang melaksanakan tugas untuk
rakyatnya – dan juga berkomunikasi baik dengan rakyatnya – sehingga
tahu apa yang dilakukan presidennya dan apa yang hendak dilakukan
102
oleh orang lain terhadapnya. Ini terjadi pada bangsa manusia ketika sang
presiden berusaha mengikuti petunjuk wahyu.
Semua dilakukan melalui jalur komunikasi yang efektif antara ratu lebah
dengan seluruh anggota koloni lebah dengan funsinya masing-masing,
hanya saja ratu lebah tidak seperti Erdogan yang memiliki akses
teknologi telekomunikasi modern. Ratu lebah hanya memiliki zat kimia
yang keluar dari tubuhnya yang memberikan bau-bau-an yang khas bagi
seluruh anggota koloninya.
Zat kimia ini disebut pheromone atau juga disebut behavior-altering agent
– zat yang mengubah perilaku. Maka komunikasi melalui bau-bauan
yang dilakukan oleh bangsa lebah ini seharusnya juga bisa menjadi
pelajaran yang sangat menarik bagi bangsa manusia.
103
Peradaban kedua ketika manusia mulai belajar menguasai api (bahan
baku jin) atau kita sebut sekarang energi, peradaban kedua ini yang
sampai menghasilkan komunikasi jarak jauh baik analog maupun
kemudian digital – yang semuanya membutuhkan energi untuk
berkomunikasi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa verbal dan visual
(audio dan video) jarak jauh melalui proses analog maupun digital.
Contoh dari tujuan yang baik itu antara lain adalah sebuah riset yang
menunjukkan bahwa para pekerja yang diberi aroma khusus dari lemon
dalam lingkungan kerjanya – ternyata mengalami penurunan clerical
error sampai 54 %. Ketika diberi aroma peppermint ternyata
meningkatkan kinerja dan kecepatan kerjanya, sekaligus juga
meningkatkan akurasi. Demikian pula aroma lavender yang
meningkatkan keteraturan dan kinerja.
104
sangat-sangat efektif ? Itulah exactly yang sudah dilakukan oleh sanga
ratu lebah – maka kita disuruh belajar memikirkannya !
Error Peradaban
Untuk yang terakhir ini saya beri contoh detil di tulisan ini – error yang
terkait dengan yang kita hirup sehari-hari. Wewangian adalah bagian dari
sunnah yang harusnya kita ikuti, tetapi karena yang menguasai
peradaban wewangian bukan kita saat ini, maka saya sampai
berkesimpulan seharusnya ulama mengeluarkan fatwa seperti yang
mereka keluarkan untuk rokok. Mengapa demikian ?
105
Bahaya wewangian berbahan dasar kimia itu, sangat bisa jadi tidak kalah
dengan bahaya rokok. Kalau rokok – yang membuat (sebagian) ulama
memfatwakan haram karena adanya satu-dua bahan yang berbahaya
bagi kesehatan. Di parfum yang secara umum beredar di pasaran, bahan
berbahaya itu jumlahnya bisa sangat banyak.
106
Propylene Glycol (PG) : Natural Health Information Center
menyarankan untuk tidak menggunakan produk yang mengandung PG.
Penggunaannya dalam jumlah kecil dan jarang mungkin tidak masalah,
tetapi ketika digunakan terus menerus (seperti Anda menggunakan
parfum setiap hari ) bisa membahayakan kesehatan. Dalam percobaan
terhadap mamalia dua- tiga dasawarsa lalu, sebenarnya sudah diketahui
dampak mutasi cell-nya atas penggunaan PG yang terus menerus.
Maka inilah yang menjadi urgensi bagi Huurun Project, mengapa kita
harus mengajarkan ke masyarakat seluas mungkin cara untuk bisa
membuat wewangian mereka sendiri. Agar kita bisa secepatnya
menggantikan zat-zat yang berbahaya dalam wewangian keseharian kita
dengan yang aman dari alam.
107
Yang natural dari alam apa dapat dipastikan amannya ? bukankah zat
yang dari alam juga bisa beracun ? Betul, namun yang membedakan zat-
zat hasil rekayasa manusia dengan produk alam ciptaan Dia Yang Maha
Kuasa – Yang Maha Tahu itu ada di tiga karakter utamanya.
Ciptaan Dia berkarakter sempurna, terukur dan diberi petunjuk (QS 87:2-
3), sedangkan ciptaan manusia – seperti manusianya sendiri – tidak
pernah sempurna, tidak terukur – bisa overdosis dan yang jelas tidak
mungkin disertai petunjuk.
Maka urusan besar – mengoreksi error peradaban itu tentu juga tidak
mudah dan tidak terjadi dalam waktu cepat, namun asal kita mau mulai
membalik arah menuju ke jalan yang benar – insyaAllah kita akan sampai
ke sana pada waktunya.
Huurun product bukanlah milik perorangan atau entity tertentu, ini akan
menjadi milik komunitas yang bergabung didalamnya. Dan menjual
product bagi kita bukanlah yang utama – dia hanyalah efek samping yang
menyenangkan sebagai hasil dari skills baru yang dipelajari dan
pengalaman yang dibangun.
Indikator Peradaban
108
selatan. Siapa yang di selatan ? sumber parfum selama berabad-
abad adanya di Andalusia (Spanyol sekarang), bahkan teknologi
pembuatan parfum yang canggih sudah ada di Andalusia sejak 7
abad sebelumnya.
Dari pengenalan parfum ini, kita bisa bayangkan peradaban yang ada di
Andalusia antara abad 8 – 12 Masehi (2-6 H) ketika mereka sudah
membukukan cara memproses bahan-bahan parfum dari bunga-bunga-
an dengan alat yang mereka beri nama Al-Anbik (Alembic). Bayangkan
pula 7 abad kemudian orang Perancis masih harus bepergian kearah
selatan untuk sekedar bisa membeli parfum. Tingginya peradaban
Andalusia yang 7 abad lebih maju inilah yang sebenarnya tersyirat dari
budaya parfum tersebut.
Dan tidak berhenti disini, melalui RasulNya Allah juga memberi contoh
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal wewangian
misalnya, selain Al-Qur’an menyebutkan secara specific sejumlah
sumber wewangian, RasulNya memberi contoh apa dan bagimananya
secara riil bagaimana wewangian itu digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
109
ini ? Ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam memang diutus untuk seluruh alam.
Kafuur misalnya yang disebut di Al-Qur’an (QS 76:5) itu adalah jenis
minyak yang dihasilkan dari pohon yang tumbuh di Kalimantan dan
Sumatra, dalam bahasa Inggris disebut Borneo Camphor, Sumatra
Camphor atau Malayan Camphor. Bahasa latinnya adalah Dryobalanops
aromatic atau ada juga yang menyebut Chinnamomum camphora.
Peluang yang sangat besar bagi negeri ini juga ada di bunga-bungaan
yang disebut di Al-Qur’an. Lagi-lagi di surat Ar-Rahman yang
mengandung berbagai keindahan, menyebut pula bunga mawar merah
yang seperti minyak (QS 55 :37). Apa hubungannya mawar merah
dengan minyak ?
Salah satu minyak atsiri atau essential oil yang termahal saat ini adalah
minyak bunga mawar ini. Harganya saat ini sekitar sekitar 50 juta per kg.
untuk menghasilkan 1 kg minyak dibutuhkan bunga mawar seberat
sekitar 4 ton. Bila bibitnya benar dan ditanam instensive 1 hektar lahan
bisa menghasilkan 75 ton bunga mawar setahun !
110
Ketika umat ini mendalami Al-Qur’an kemudian mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari seperti dalam kasus minyak wangi tersebut di atas,
umat ini 7 abad lebih maju dari umat lain di sekitarnya. Ini bisa menjadi
indikator instrospeksi kita, ketika perfumery industry itu dikuasai oleh
umat yang lain- jangan-jangan kita kini juga 7 abad dibelakang umat lain
tersebut ?
‘Abasa Diet
Ini hanyalah sekedar contoh kecil betapa manusia pada umumnya salah
bertanya, mereka bertanya kepada siapapun yang sebenarnya bukan
ahlinya. Berapa jam-pun seorang ahli kesehatan harus mengikuti
pelatihan , tidak akan pernah cukup untuk menjawab berbagai persoalan
yang ditanyakan kepadanya – kecuali si ahli ini memiliki sumber jawaban
dari seluruh persoalan yang ditanyakan kepadanya.
Mengapa demikian ? ambil contoh manusia yang hidup dua ribu tahun
lalu. Saat itu belum ditemukan mikroskop, belum diketahui adanya
makhluk yang sangat kecil yang bernama bakteri, virus dan sejenisnya.
Ketika mereka tiba-tiba sakit flu hebat, sakit perut yang parah dlsb.
datanglah kepada tabib, apa kira-kira analisa sang tabib ?
111
adanya bakteri atau virus yang menjadi penyebab sakit perut atau flu
tersebut di atas.
Apakah ilmu manusia itu cukup saat ini untuk menjawab seluruh
persoalan kesehatan yang ada ? Ternyata juga sangat belum cukup.
Buktinya di negeri yang konon paling maju teknologi dan pendidikannya
sekalipun – seperti tersebut di atas, tempat bertanya manusia dalam
urusan nutrisi – juga diakui ketidak cukupannya oleh para pembuat
undang-undang di negeri mereka sendiri.
Walhasil kepada siapa kita bertanya tentang nutrisi kita ? kepada yang
menjanjikan jawaban yang hak untuk seluruh persoalan kehidupan
manusia. Seperti yang Dia janjikan : “Dan Kami turunkan kepadamu Al
Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS
16:89).
112
Perhatikan pada janjiNya, bahwa Kitab yang Dia turunkan untuk kita itu
menjawab atau menjelasakan segala persoalan – dan bahkan lebih dari
itu, memberi petunjuk, rahmat dan kabar baik.
Melalui sabda beliau, kita dijanjikan jawaban yang singkat, padat tetapi
penuh makna : “ Aku diutus dengan ungkapan-ungkapan yang singkat
namun padat makna” (HR. Bukhari, Muslim dll dari Abu Hurairah).
113
Melalui hujan yang Dia turunkan, bumi bergetar dan mengembang
(ihtazzat warabat). Ternyata mengolah tanah yang baik bukan dengan
traktor atau dicangkuli sampai habis, tetapi cukup kejatuhan hujan ! di
dunia pertanian ini disebut minimum atau no tilting – bertani tanpa
mengolah tanah – karena sudah dioleh atau dibelah Allah melalui getaran
hujan tersebut di atas.
Setelah itu kita juga bisa menanam anggur dan aneka tanaman bernutrisi
tinggi (sayuran), kemudian tanaman istimewa zaitun dan kurma.
Kemudian Allah juga menyebut tanaman dengan kriteria khusus
yaitu hadaa’iqo ghulba – yang umumnya diterjemahkan sebagai kebun
yang rindang.
Tetapi apa isi kebun yang rindah tersebut sesungguhnya ? Ini tantangan
tersendiri bagi para ahli tafsir hingga akhir jaman – karena artinya bisa
sangat luas. Tetapi dari rangkaian ayat-ayat sebelum dan sesudahnya,
kita bisa tahu salah satu atau beberapa jenis tanaman yang dimaksud
dalam hadaa’iqo ghulba tersebut – diantaranya adalah tanaman yang
dalam bahasa inggris disebut kelompok herbs and spices atau dalam
bahasa kita disebut tanaman semak , perdu dan rempah-rempah.
Setelah itu Allah juga menyebutkan segala macam buah secara umum,
sampai rerumputan – yang diperlukan oleh ternak kita – yang akhirnya
juga untuk kita.
114
Dari rangkian ayat yang sama kita bisa menggali seperti apa komposisi
makanan kita untuk menghasilkan nutrisi terbaik bagi tubuh kita.
Pilihannya bisa sangat bermacam –macam tetapi komposisinya kurang
lebih adalah 1/6 bagian dari kategori jenis biji-bijian, 4/6 bagian adalah
buah, sayur dan rempah , dan 1/6 bagian daging dan protein hewani
lainnya.
Komposisi nutrisi kita ini unique karena berbeda dengan nutrisi yang
dirancang manusia pada umumnya. Bila para penggerak vegetarian tidak
makan daging dan nutrisi hewani , kita masih makan daging dan nutrsi
hewani meskipun hanya kurang-lebih 1/6 bagian dari makanan kita.
Bila para penggerak raw-food sama sekali tidak makan makanan yang
dimasak, kita masih makan-makanan yang dimasak bila itu dari daging
atau produksi hewan lainnya. Kita juga makan makanan yang dimasak
bila itu dari jenis biji-bijian khususnya padi-padian seperti padi dan
gandum. Silahkan makan daging atau beras yang tidak dimasak bila
Anda lebih percaya raw-food, mana yang lebih enak dan lebih berbudaya
dibandingkan dengan menu makanan kita ?
Dari petunjuk yang sangat detil tersebutlah, kita bisa merancang jenis
makanan kita sendiri atau jenis diet kita sendiri – yang insyaAllah tidak
pernah keliru sejauh kita bisa memahami petunjukNya dengan benar.
Diet seperti inilah yang saya sebut ‘Abasa Diet – karena diambilkan
utamanya dari petunjuk di surat ‘Abasa tersebut di atas.
115
Memang ‘Abasa artinya bermuka masam, digunakan menjadi nama ayat
– yang didalamnya terkandung larangan untuk bermuka masam. Sesuatu
yang baik untuk nama surat di Al-Qur’an, pasti baik pula kita gunakan
untuk hal lain yang positif seperti nama diet ini. Maksudnya juga sama –
agar kita tidak bermuka masam – gara-gara salah makan !
116
karena kita makan terlalu banyak beras sementara tumbuhnya di tempat
yang terbatas – yaitu butuh sawah yang banyak sekali memerlukan air.
Maka bila kita luruskan diet kita dengan ‘Abasa Diet tersebut di atas, kita
akan otomatis mengurangi makan dari biji-bjian seperti beras dan
gandum - akan menekan kebutuhan beras dan meminimalisir impor
gandum. Kita juga tidak terlalu banyak butuh daging sehingga bisa kita
cukupi sendiri.
Dari sini pulalah lahir gerakan iGrow My Own Food dan serangkaian
pelatihan-pelatihan seperti Urban Farming Workshop dlsb. Bila
makanan kita benar, insyaallah kita akan hidup lebih sehat secara
jasmani dan ruhi – karena kita mendekat kepada petunjukNya, dan masih
ada bonus berupa perbaikan ekonomi. InsyaAllah.
Kita yang hidup di jaman ini melihat contoh yang lengkap dari
kerusakan yang dibuat oleh dunia barat maupun dunia timur. Dalam
bidang ekonomi khususnya urusan pangan, pengelolaan a la
barat membuat sekitar 10 % penduduk dunia mengalami obesity
sementara sekitar 11 %-nya kelaparan. Pengelolaan a la
timur membuat antrian untuk membeli makanan semakin mengular.
Mengapa di jaman yang serba canggih ini urusan pangan nampak
begitu rumit ? Karena umat pertengahan, umat yang seharusnya
paling adil itu belum banyak berbuat di jaman ini.
117
Katsir ummatan wasathan artinya umat paling adil, paling baik dan paling
terhormat.
Dan ini sejalan dengan janji Allah lainnya : “Dan janganlah kamu merasa
lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamulah yang paling tinggi
derajatnya bila kamu beriman” (QS 3:139).
Lebih dari itu, masih di ayat yang sama (QS 16:89), bila kita
menggunakan petunjukNya untuk menyelesaikan persolan hidup kita,
kita akan diberi bonus berupa rakhmatNya dan kabar gembira dariNya.
Ini juga sejalan dengan ayat lain yang menjelaskan bila kita dalam
kesulitan dan mau berdo’a kepadaNya, Dia akan mengangkat kesulitan
itu dan disertai bonus berupa dihilangkannya keburukan kita dan
dijadikannya kita khalifah – orang yang menguasai bidangnya – di muka
bumi ini (QS 27:62).
Nah sekarang kita coba gunakan segala petunjuk dan kabar baik dariNya
tersebut untuk menyelesaikan persoalan ekonomi khususnya urusan
yang sangat mendasar dari kebutuhan hidup manusia, yaitu urusan
pangan tersebut di atas.
118
Mengapa pengurusan pangan a la barat bermasalah ? karena misi
utama mereka adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin. Apa
saja akan mereka lakukan untuk mencapai misi ini. Bila perlu merusak
tanaman dengan GMO-pun mereka akan lakukan demi untuk bisa
menekan cost dan harapan untuk memperoleh keuntngan maksimal.
Karena target mereka keuntungan, maka orang miskin yang minim daya
beli bukan target untuk mereka. Mereka memproduksi makanan hanya
119
bagi yang mampu membeli dan memberi keuntungan maksimal bagi
mereka.
Di sisi lain ada sedikit negara yang tidak mau mengikuti cara barat dalam
pengelolaan ekonomi dan khususnya urusan pangan mereka. Mereka
berusaha memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dengan cara mereka
sendiri, negara dan rakyat dijadikan target kekuasaan. Penguasa yang
tanpa petunjuk berusaha mengendalikan segala kebutuhan rakyatnya.
Lantas apa solusi dari umat wasathan ? Intinya umat ini hanya menjadi
unggul bila kita menggunakan petunjukNya (QS 3:138-139). Tidak cukup
hanya dibaca, dihafal dan dipahami, tetapi masalah nyata harus diatasi
dengan tindakan nyata. Kelaparan dan ketimpangan ekonomi adalah
masalah nyata, demikian pula kegemukan, obesity, kelaparan dan
potensi antrian bahan pangan yang panjang – semuanya nyata – bukan
sekedar wacana.
Kita ditantang oleh Allah untuk menempuh jalan yang mendaki lagi sukar
: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Maka tidakkah
sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi
sukar?” (QS 90:10-11). Diantara jalan yang mendaki lagi sukar itu adalah
: “… memberi makan di hari kelaparan” (QS 90 :14).
Jadi dengan niat atau motive yang berbeda, umat ini berusaha untuk bisa
memberi makan bukan untuk meraih keuntungan semata, bukan pula
120
untuk meraih kekuasaan, kita memberi makan karena itu memang
diperintahkanNya langsung. Bahkan kalau kita abai terhadap perintah
tersebut – diam kita-pun sudah dianggap sebagai dusta.
Petunjuk detil itu terus mengalir mulai dari apa yang kita harusnya tanam
(QS 80:24-32), bagaimana cara menanamnya (QS 36:33 ; QS 16:10-11;
QS 22:5 dst), apa yang harus dilakukan ketika menjelang dan saat panen
tiba (QS 6:99 dan 141), sampai juga ketika kita memakannya (QS 6:141).
Bila saja semua petunjuk ini kita indahkan dan kita laksanakan, maka
segala problem yang ada di dunia berupa kegemukan, obesity, kelaparan
dan antrian bahan pangan akan dapat diatasi atau minimal ditekan
serendah mungkin.
Future Edge
121
langkah menyongsong kedatangannya – itulah para entrepreneur
yang visioner.
Inilah jaman dimana para perencana masa depan yang visioner akan
memperoleh tempat terbaiknya. Mereka bukan pemimpi yang hanya bisa
menggagas ide, tetapi mereka merintis jalan untuk bener-bener meng-
implementasikannya.
Ide itu murah, tetapi yang mahal adalah ide yang diimplementasikan di
lapangan dan berevolusi bersamaan dengan waktu. Bentuk akhirnya bisa
jadi sangat berbeda dengan yang kita bayangkan, tetapi perjalanan
menuju kesana tidak ujug-ujug.
Saat ini misalnya kami sedang bereksperimen dengan apa yang kami
sebut Life In The Future, di Startup Center Indonesia – Depok. Apa yang
kami bisa visualisasikan dengan sangat jelas untuk masa depan saat itu
? berikut diantaranya.
Dimana ada problem besar, disitu ada peluang besar – when there is
pain, there is an opportunity. Dari exercise Life In The Future inilah
kemudian lahir project iGrow – My Own Food yang video
documenter singkatnya disaksikan oleh lebih dari 26,000 orang sepekan
terakhir, Anda bisa saksikan disini.
122
Tentu kami tidak berpretensi bahwa iGrow , iKuttab maupun Skillswhiz
adalah jawaban final untuk masa depan yang kita belum tahu itu. Itu baru
apa yang disebut Minimum Viable Product (MVP), dan MVP is not a
product – It’s a process.
Lantas akan seperti apa product akhirnya ? kita juga belum tahu, tetapi
prosesnya-lah yang kami mulai. Ibarat menanam pohon, kami menanam
benih – setelah itu akan sebesar apa pohon itu , berbuah banyak-kah ?
dst – kita hanya bisa buat rencana untuk menyirami dan merawatnya.
Ketika produk awal kita yang ternyata bermasalah, maka kita akan
modify. Ketika kita menghadapi environment yang tidak bisa kita
pengaruhi, maka kita ber-adaptasi. Ketika kita menghadapi tembok atau
masalah besar, maka kita harus lompati atau atasi (overcome).
Di kita, meskipun kita tidak tahu persis esuk hari akan seperti apa –
berita-berita dari masa depan itu berdatangan setiap waktu asal kita mau
membacanya saja. Bahwa akan ada kerusakan di darat dan di laut yang
kita saksikan saat ini, beritanya sudah turun lebih dari 1,400 tahun lalu
(QS 30:41).
Jangankan berita masa depan untuk dunia, berita setelah bumi ini tidak
ada lagi-pun kita diberitahu – kita akan hidup dimana, seperti apa – yang
semuanya tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini. Maka ilmu
masa depan yang akan menjadi keunggulan kita itu – Future Edge –
harus kita kuasai. InsyaAllah.
123
The Age Of Deception
Saat ini kita hidup dalam jaman yang menipu, suatu kebaikan bisa
terlihat sebagai suatu kejahatan atau keburukan dan sebaliknya. Ini
berlaku secara umum di dunia usaha, politik, ekonomi, sosial
sampai hal-hal yang khusus seperti pertanian dan
kesehatan. Lantas bagaimana kita bisa mengetahui sesuatu yang
nampaknya kebaikan itu bener-bener kebaikan, atau sesuatu yang
nampak keburukan itu bener-bener keburukan ? Itulah gunanya
petunjuk, selagi kita berpegang kepadanya – insyaAllah kita tidak
akan tersesat selamanya.
Dalam tubuh rata-rata manusia hidup sekitar 100 trilyun bakteri, mereka
hidup dari ujung rambut kita sampai ujung kaki, dari kulit terluar kita
sampai organ paling dalam dari tubuh kita. Apakah dengan ini kita akan
sangat mudah sakit ? justru dengan memahami keberadaan mereka,
insyaAllah kita akan jauh lebih mudah sehat. Seperti populasi manusia,
mayoritas manusia itu sebenarnya asalnya baik. Demikian pula bakteri,
ada bakteri pathogen – pembawa penyakit, tetapi bila populasi bakterinya
normal – yang pathogen ini akan mudah ditumpas oleh bakteri yang baik
– yang jumlahnya jauh lebih banyak.
124
merasa lebih tahu dan menduga bahwa minuman ini berbahaya bila
diminum tanpa diproses oleh prosesnya Louis Pasteur ?
Lantas mengapa kita tidak minum susu segar ? Kita tidak bisa minum
susu segar karena kita meninggalkan perintahNya untuk menggembala
(QS 16:10-11 dan QS 20:53-54), kita meninggalkan perintah yang
dilaksanakan oleh seluruh Nabi. Kenapa manusia di jaman ini tidak
melaksanakan perintah menggembala ini ? karena pekerjaan
menggembala dianggap kuno, tidak modern, tidak bergengsi, ndeso dlsb.
padahal inilah pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad. Begitulah kita,
125
ketika meninggalkan satu perintah atau sunnah, kita akan cenderung
meninggalkan perintah yang lain. Sebaliknya begitu kita mulai
melaksanakan satu perintah atau sunnah, kita akan cenderung
melanjutkannya dengan perintah atau sunnah lainnya.
Kita yang hidup di jaman anti bakteri ini berusaha semaksimal mungkin
membunuh bakteri di mana saja keberadaannya. Pada tubuh kita
dibunuh dengan antibiotics, di tanah-tanah pertanian dibunuh dengan
pupuk kimia dan pestisida.
Siapa yang memberitahu bahwa tubuh manusia itu sama seperti lahan
pertanian ? lebih dari seribu tahun sebelum manusia mengenal bakteri –
kita sudah diberi tahu oleh Allah : “Istri-istrimu adalah seperti tanah untuk
bercocok tanam…” (QS 2:223).
Memang ayat ini terkait dengan hubungan suami istri, tetapi ketika Allah
menyebutkan sesuatu itu seperti sesuatu yang lain – maka persamaan
yang lain akan sangat banyak. Salah satunya adalah karakter tubuh istri
kita – yang berari juga tubuh kita – yang memang banyak persamaannya
dengan lahan pertanian.
126
macam jenis tanaman akan bisa tumbuh secara indah atau maksimal (
QS 22:5).
Karena tubuh kita sama seperti tanah pertanian tersebut, maka bila
timbul penyakit solusinya juga sama. Anak-anak yang sejak kecil
dihantam begitu banyak antibiotic, maka dia seperti tanah yang dihantam
pupuk dan obat-obat kimia.
127
Pendekatan semacam ini layak dicoba bila Anda atau saudara Anda ada
yang sakit-sakitan, bayangkan bagaimana menghidupkan kembali tanah
yang mati – maka seperti itulah kita menyehatkan tubuh yang
berpenyakitan.
Bila terasa aneh, tidak sesuai dengan praktek yang luas di masyarakat
dlsb. jangan kawatir – karena kita memang hidup di jaman yang menipu
– the age of deception, yang benar kelihatan salah, yang baik kelihatan
buruk – sejauh kita punya pegangan yang kita yakini kebenarannya,
insyaAllah kita akan selamat.
Bila kita bisa menghadirkan bumi atau tanah yang memenuhi kriteria
ihtazzat warabat wa-anbatat ini, maka insyaAllah kita akan bisa
menanam segala jenis tanaman secara indah. Seperti janjiNya :
“… Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, (ihtazzat) hiduplah bumi itu (warabat) dan suburlah (wa-
anbatat) dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah.” (QS 22:5)
128
dan baru sebagiannya saja yang mulai bisa dijelaskan oleh ilmu
pengetahuan modern saat ini.
Bumi yang hidup dipenuhi bermilyar microflora, bumi yang mati berarti
tidak terdapat microflora ini – lantas bagaimana biji-bijian bisa tiba-tiba
menghadirkan bermilyar microflora ?
Ketika Allah menyebut bumi yang mati sperti di surat 36:33, Allah
menggunakan kata ekstremnya – yaitu bumi yang mati sekalipun bisa
dihidupkan. Dalam kenyataannya bumi kita tidak benar-benar mati dalam
pengertian tidak ada mcroflora sama sekali, masih ada cuma jumlahnya
sedikit.
Jadi di bumi yang mati, masih ada sedikit microflora yang bertahan –
tetapi memang tidak cukup untuk ‘menghidupkan’ bumi itu. Maka ketika
biji-bijian ditanam, dua hal yang terjadi.
Kedua ketika biji-bijian ditanam di tanah, bekal nutrisinya cukup untuk biji
tersebut memulai kehidupan. Ini terbukti bila Anda tanam di kapas-pun
129
biji ini bisa hidup. Ketika biji mulai tumbuh, semua yang tumbuh
mengeluarkan apa yang disebut exudates atau semacam keringat – dan
inilah sumber makanan microorganism itu.
Kehidupan bawah tanah yang semakin lengkap ini membentuk apa yang
disebut Soil Food Web, yang kecil menjadi makanan dari yang besar ,
dan yang besar ketika mati kembali menjadi makanan bagi yang kecil dst.
130
Jadi tanaman tidak bisa hanya diberi makanan yang cukup, seperti
manusia juga – kita tidak bisa tinggal di dalam sel tahanan meskipun
diberi makan cukup. Kita butuh lingkungan yang hidup dengan berbagai
aktivitasnya – untuk bisa merasakan hidup yang sesungguhnya.
Dari sini kita bisa menyimpulkan sendiri, bila selama ini kita bertani hanya
dengan mengandalkan satu element saja yaitu nutrisi – bisa kah kita
bercocok tanam yang baik yang menghidupkan bumi itu ?
Konsep bertani yang benar dengan petunjukNya inilah yang antara lain
hendak kita kembalikan melalui Workshop 2 hari tentang Integrated
Organic Farming bulan depan. Dan juga kita tidak ingin ini sekedar
wacana, kita ingin benar-benar membumikannya. Maka setelah
workshop peserta yang berminat dapat langsung aktif di kebun-
kebun KKP (Kepemilikan Kebun Produktif) Tanjung Lesung
Agropolis – yang kini juga telah siap menyediakan lahan-lahan yang
siap garap dan bisa dimiliki dengan sertifikat hak milik. InsyaAllah.
131
132
Ekonomi Dan Bisnis
Petani Tangguh
Seperti yang disindir oleh Presiden RI belum lama ini, bahwa lulusan
pertanian-pun tidak pada mau kerja di dunia pertanian. Tetapi respond
iklan kami di medsos justru sebaliknya, sarjana-sarjana S1 sampai S3
dari perbagai perguruan tinggi terbaik negeri ini-pun ikut berbondong-
bondong mendaftar di program APP tersebut – sampai kami kesulitan
untuk memilihnya.
Apa yang membuat perubahan yang drastis ini ? Kamipun hanya bisa
menduga. Dugaan kami karena kami tidak mencari petani atau tenaga
kerja pertanian, tetapi kami mencari calon-calon pengusaha pertanian
atau kita sebut dengan istilah agripreneur.
Kemungkinan lain adalah akses kapital yang kami tawarkan. Kita tahu
selama ini dunia pertanian sulit sekali mencari pembiayaan, kalau toh ada
pembiayaan khusus seperti KUR, KUP dlsb, tidak cukup mendorong para
sarjana untuk tertarik bertani dengan iming-iming KUR dan KUP.
Tapi apa sih program APP itu sendiri ? karena banyaknya pertanyaan
masalah ini, maka tulisan ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Karena masalah pertanian kita ini adalah multi
dimensi, maka solusinya juga harus multi dimensi.
133
Ilustrasi dibawah adalah ilustrasi bagaimana kita merancang dan mulai
mengeksekusi program ini. Mulainya dari posisi jam 6 – yaitu titik
terendah dari putaran jam, dari sanalah peserta yang lulus seleksi akan
memulainya – kemudian bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Keimanan dan ketakwaan adalah kunci dan pupuk terbaik bagi para
petani, karena ini dijanjikan olehNya langsung : “Dan seandainya
penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi…”. Maka dari
petunjukNya inilah kita mulai.
Kemudian yang kedua adalah membuka akses pasar, peserta tidak akan
kami ijinkan nanam apapun sebelum yakin dengan pasarnya. Karena
disinilah problem utama petani kita, menanam apa yang dia bisa – bukan
menanam apa yang dibutuhkan pasar.
Ketiga akses terhadap sumber daya pertanian yang utama, yaitu lahan.
Banyak sekali ahli-ahli pertanian, tetapi ketika mereka tidak memiliki
akses lahan – mau menanam dimana ? Lahan juga tidak harus dibeli,
karena lahan menganggur sangat banyak. Asal para pemilik lahan
134
tersebut sudah melihat contoh apa yang kita kerjakan, mereka juga akan
senang bila lahannya bisa dimakmurkan.
iGrow lahir di kebun, dari petani untuk petani – bahkan tadinya tidak
diarahkan untuk solusi financial semata, namun kemudian karena
pembiayaan ini harus mengikuti aturan OJK – maka iGrow
bermetamorfosa menjadi Fintech Lending yang resmi terdaftar di OJK.
Pekerjaan-pekerjaan teknis lainnya, harus diserahkan pada startup-
startup di masing-masing bidang.
135
Rata-rata petani kita yang terlalu kecil untuk bisa membeli tractor, planter,
harvester dlsb. Namun dengan konsep sharing, petani kecil-pun akan
mampu mengakses segala barang modal yang mahal tersebut.
Maka dengan delapan poin inilah insyaAllah akan terlahir generasi petani
tangguh yang akan bisa membangun industri pertanian negeri ini – pada
tingkat yang setara atau bahkan lebih baik dari negeri-negeri yang
selama ini membanjiri kita dengan produk pertanian mereka.
136
Circular Economy
Proses satu arah inilah yang harus segera diakhiri, dan sudah sejak
beberapa dasawarsa terakhir sejumlah inisiatif di berbagai bidang orang
ingin mengganti
yang linear tersebut dengan konsep yang berputar. Maka dari linear
economy, muncullah penggantinya yang lebih baik yang disebut circular
economy.
Dalam circular economy, sumber daya alam baik yang dari tambang
maupun yang dari tanaman digunakan berulang-ulang sehingga dapat
menghindari timbulnya sampah ataupun pemborosan – yang keduanya
dalam bahasa Inggris disebut ‘waste’. Ketika kita makan dan membuang
sisanya – dia disebut waste, demikian pula kita punya mobil tetapi 90%
waktunya nganggur di garasi juga disebut waste.
Jadi dalam circular economy, tidak ada lagi waste dalam bentuk apapun.
Wasted resources berupa material dan energy, wasted lifecycle, wasted
capability, wasted value dan berbagai bentuk waste lainnya ditiadakan
atau setidaknya diminimize. Setiap bentuk ‘waste’ harus bisa diubah
menjadi ‘food’ atau makanan/input bagi proses produksi berikutnya.
137
Cara yang pertama adalah re-use atau penggunaan berulang dari
sumberdaya yang sama. Ini sudah beberapa tahun kita coba di salah satu
kebun yang kami kelola, yaitu kebun cengkeh. Daun-daun cengkeh
kering yang berguguran sepanjang malam, dia bisa dimanfaatkan untuk
tiga proses sekaligus.
Cara yang kedua adalah dengan share atau berbagi manfaat. Kalau ini
yang paling mudah dipahami adalah apa yang dilakukan Go-Jek, Uber
dlsb. Orang tidak lagi perlu membeli motor dan mobil karena dia bisa
kemanapun dengan mudah dan murah kini.
Hal yang sama dapat kita lakukan di dunia pertanian. Traktor, mesin
tanam, mesin panen dlsb. adalah barang mahal yang sangat sedikit
petani yang mampu membelinya. Yang mampu membelinya-pun
kebanyakan waktunya idle karena tidak mencapai skala ekonomisnya.
138
Maka dengan sharing economy di dunia pertanian, harusnya pertanian
kita bisa menjadi sangat maju karena akan selalu ada resources yang
bisa dishare penggunaannya. Tinggal masalah waktu saja untuk lahirnya
startup-startup yang dapat menangkap peluang ini – dan bila Anda yang
menggarapnya, insyaAllah bisa bermitra dengan iGrow yang telah
merintisnya di sisi yang lain.
Di dunia pertanian ini yang sedang kami rintis dengan teknologi Growy-
Agriculture Dashboard. Teknologi IoT yang kami kembangkan lengkap
dengan system cloud server-nya untuk memonitor parameter-parameter
ladang pertanian dari suhu, kelembaban, cahaya, kadar air tanah
sampau nutrisi total – terlalu njlimet apabila dijual sebagai produk kepada
para petani kita yang rata-rata sangat kecil dan wawasan teknologynya
lemah.
Tetapi bukannya mereka tidak butuh, yang mereka butuhnan hanya saja
bukan teknologinya – yang dibutuhkan adalah manfaatnya untuk bisa
bertani dengan optimal mengikuti karakteristik dari lahan pertaniannya.
Maka mereka tidak perlu nantinya membeli teknologi ini, mereka cukup
menikmati layanan informasinya saja – sehingga bisa berbayar dengan
murah atau bahkan bisa juga gratis tergantung dari bisnis model yang
nantinya berkembang dan beradaptasi.
Setelah dengan tiga cara – ‘re-use’, ‘share’ dan ‘PaAS’ tersebut di atas
masih juga muncul waste , maka waste ini-pun harus diolah. Yang dia
berupa organic material dia di-decomposed menjadi organic nutrient
yang kembali ke lahan, sedangkan yang berupa non-organic material dia
bisa di recycle menjadi technical nutrient sebagai bahan baku untuk
membuat mesin dan alat-alat berikutnya.
139
Harta sudah berputar tetapi putarannya masih hanya di golongan yang
kaya saja – itu tidak boleh, apalagi bila harta itu tidak berputar – dia
menjadi waste, tidak berguna bagi yang memilikinya apalagi orang lain.
Bahkan ada kabar dariNya juga tentang dengan siapa kita bersaudara
bila masih melakukan pemborosan : “ Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaiton itu sangat
ingkar kepada Tuhannya” (QS Al-Israa 27).
Poin yang terakhir ini bisa digunakan para orang tua untuk menyiapkan
anak-anak yang ready untuk memasuki era circular economy. Salah satu
cara kami melihat apakah murid-murid sekolah kami di Kuttab Al-Fatih
sudah mulai menyerap apa yang diajarkan ustad-ustadnya adalah
dengan melihat piringnya ketika mereka selesai makan.
Bila piring itu begitu bersih – nyaris seperti piring yang belum dipakai
makan – maka si murid telah mulai paham tentang apa yang
dipelajarinya. Dan ini juga bisa dilakukan untuk kita semua, bersihkah
piring kita ketika selesai makan ? Bila piring kita bersih, insyaAllah kita
ready untuk bersaing di era circular economy – dan menjauhkan syaitan
dari keluarga kita. InsyaAllah.
Kebangkitan Cengkeh
140
Beberapa dasawarsa terakhir nasib petani cengkeh – sama dengan
petani pada umumnya - penuh ketidak pastian apalagi ketika suatu rezim
pernah secara berlebihan mengatur tata niaga cengkeh ini. Petani yang
141
frustasi bahkan banyak yang menebang pohon-pohon kesayangannya
yang sudah berusia puluhan tahun.
Kini tiga dasawarsa berlalu, nasib petani cengkeh juga nyaris tidak ada
yang peduli. Apalagi komoditi yang satu ini sering diasosiasikan terlalu
dekat dengan produk yang banyak dibenci orang – yaitu rokok. Banyak
perdebatan yang tidak kunjung usai di tingkat legislative, eksekutif dan
juga dari kajian fikihnya – yang semuanya tentu berdampak pada
kehidupan para petani cengkeh.
142
Potensi besar inilah yang mendorong iGrow untuk menjadi katalisator
bangkitnya kembali industri cengkeh yang sempat melayu dalam
beberapa dasawarsa terakhir – antara lain karena efek traumatis panjang
dari kebijakan yang menohok tumbuh kembangnya industri pertanian
berbasis cengkeh ini sejak tahun 1990-an.
Lebih dari itu, bila selama ini kita apatis terhadap nasib petani yang
dihimpit berbagai persoalan – karena selama ini kita berpikir tidak akan
banyak yang bisa kita lakukan untuk merubahnya – kini kita bisa ikut
membuat perubahan itu. Meskipun belum akan merubah nasib 40-an juta
petani negeri ini, tetapi satu atau dua petani akan dapat Anda tolong
untuk melanjutkan kehidupannya – dengan Anda menjadi sponsor bagi
1-2 unit program Clove Revival dari iGrow.Asia yang insyaAllah siap
dalam waktu dekat. Yes, it is a change we can make ! InsyaAllah.
143
Congregation Economy
Internet seperti yang kita kenal sekarang akan berevolusi lebih lanjut,
yang akan terhubung bukan hanya antara manusia dengan manusia
tetapi juga antara benda dengan benda. Karena jumlah benda-benda ini
sangat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia, maka era
Internet of Things atau IoT – demikian orang menyebutnya – akan
menghadirkan perubahan yang kemungkinannya jauh lebih dasyat.
144
Cerita tentang Google sampai General Electric tersebut diatas
mensyiratkan betapa cepat perubahan besar itu terjadi dan betapa kuat
para pemain-pemainnya. Pertanyaannya adalah dimana posisi kita ?
apakah kita akan tetap menjadi penonton dan sekedar pasar pengguna
saja seperti yang terjadi sekarang ? Atau kita bisa ikut memberi warna
dominan bagi peradaban baru ini ?
Kita tentu ingin menjadi yang kedua tersebut dan itu memungkinkan, bila
kita juga bergerak cepat mulai saat ini sebagaimana raksasa-raksasa
tersebut mempersiapkan keunggulannya masing-masing. Hanya saja
perlu kita sadari ketertinggalan mendasar kita minimal pada dua hal, yaitu
teknologi dan permodalan. Artinya kalau kita berjuang sendiri-sendiri –
kecil sekali kemungkinannya untuk bisa unggul ke depan.
Di sisi lain sebenarnya kita juga punya keunggulan yang tidak dimiliki
mereka yaitu applied values – nilai-nilai yang diterapkan, bukan sekedar
teori – selama lebih dari 1000 tahun. Maka bila values ini juga kita
terapkan saat ini, disitulah peluang terbaik kita untuk bisa berperan dalam
memimpin peradaban itu. Apa values ini ?
145
yang luar biasa disiplin, rapi dan rapat – persis seperti rapatnya shaf-shaf
dalam sholat berjamaah dan rapatnya batu bata dalam suatu bangunan.
Mereka dahulu punya konsep ‘memulai dari yang diakhiri’ – artinya ulama
sebelumnya telah melakukan sampai dimana – kemudian assisten dan
murid-muridnya yang menjadi ulama kemudian tinggal meneruskan
lanjutannya. Kitab Al-Filaha adalah salah satu yang melalui proses ini
selama kurang lebih 400 tahun.
Hanya saja di bidang IoT ini-pun umat ini belum memiliki kekuatan seperti
raksasa-raksasa tersebut di atas. Maka saya hanya bisa dapuk sebagai
muadzin – yang mengumandangkan adzan dan memanggil umat untuk
‘sholat berjama’ah’. Kita masih butuh imam yang menguasai seluk beluk
teknologi dan aplikasinya, kita butuh makmum yang banyak untuk
mengurusi berbagai hal mulai dari pasar, modal, riset dlsb.
146
‘Musholla’-nya sendiri untuk mulai belajar ‘menegakkan sholat
berjamaah’ juga sudah kita rintis lebih dahulu. Di ‘Musholla’ kecil yang
bernama iGrow.Asia itu telah mulai berjama’ah sejumlah kecil umat
sebagai petani, operator, sponsor maupun pasar.
Jadi silahkan para peneliti dan innovator IoT yang tertarik untuk terjun di
Agriculture IoT – dapat berjama’ah di ‘Musholla’ iGrow.Asia ini. Kami
membuka diri untuk R & D di bidang apa saja, mulai on-farm sampai off-
farm, from seed to plate – sejauh semua terkait dengan segala sesuatu
yang tumbuh – dapat berjamaah di ‘Musholla’ iGrow.Asia ini.
147
Yang jelas iGrow.Asia – yang juga merupakan salah satu ‘jama’ah’
Growy , insyaAllah akan dapat mencarikan lahan lain yang sesuai, di
dataran tinggi dengan skala komersial yang memadai, sekaligus juga
dapat membantu mencarikan modal dan pasar untuk pengembangan
strawberry Anda.
148
Bayangkan sekarang bila semakin banyak elemen umat bergabung –
semakin besar peluang tumbuh bagi setiap jama’ah dan secara bersama-
sama kita bisa mempersiapkan diri untuk perubahan besar dalam
peradaban ke depan. Adzan telah dikumandangkan, tinggal menunggu
jama’ah berdatangan sebelum Imam berdiri dan menyeru Sawu
Sufufakum…
Ramadhan Startup
Puasa targetnya adalah untuk menjadi orang yang bertakwa (QS 2: 183),
sedangkan orang bertakwa karakternya antara lain menggunakan Al-
Qur’an sebagai petunjuk dan pelajaran (QS 3:138), diberi jalan keluar
(QS 65:2), diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka ( QS 65:3),
dimudahkan urusannya (QS 65:4), dihapuskan kesalahan-kesalahannya
(QS 65:5) dan Allah mengajarinya ilmu (QS 2:282).
Disinilah Ramadhan Startup dalam arti kiasan itu, hasil puasa kita
seharusnya dapat melompatkan kapasitas diri kita menjadi orang yang
sangat cerdas – karena Allah langsung guru kita, sangat pandai
memecahkan masalah, dan dilimpahi rezeki dalam arti luas – tidak
terbatas dengan harta tetapi juga kesehatan, ilmu , kemanfaatannya bagi
umat dan berbagai kebaikan lainnya.
Selain arti kiasan, tentu kita juga bisa lebih spesifik memberi arti
Ramadhan Startup kita dengan arti harfiah. Bahwa Ramadhan kita harus
melahirkan ide besar untuk menyelesaikan masalah besar, melahirkan
visi tidak terbatas mimpi, melahirkan rencana aksi – action plan –
pengamalan dari ayat-ayat yang kita tadaburi sebulan penuh.
149
& Inovatif Bersama Al-Qur’an dari Startup Center yang kami tuangkan
dalam Business Model Canvas dibawah.
Bagi Anda yang familiar dengan dunia startup, Business Model Canvas
tersebut di atas tentu berbeda dengan yang biasa digunakan oleh para
startupers – yang biasanya mengambil model dari yang diperkenalkan
oleh Alexander Osterwalder, yang juga pernah saya ulas di situs ini
sekitar 6 tahun lalu.
Bila tujuan kita memenuhi kebutuhan pasar, maka pasar butuh apapun
itulah yang kita usahakan untuk penuhi – meskipun yang dikehndaki
pasar itu belum tentu membawa kebaikan. Contohnya adalah acara-
acara di televisi kita, mengapa sulit sekali mencari tononan yang baik –
yang mencerdaskan dlsb ? ya karena para pembuat acara hanya
mengejar rating, yang disukai masyarakat – itulah yang mereka buat.
150
Lantas bagaimana kita dapat menentukan tujuan ini dengan benar ?
Itulah gunanya kita mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih
mendalam pada bulan Ramadhan itu. Puasa yang berhasil akan
membawa kita pada derajat takwa, sedangkan salah satu karakter takwa
di atas adalah menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk – maka
disinilah letak tadabur ayat itu.
Melalui tadabur ayat inilah kita bisa menjaga hati kita agar tidak terkunci
mati – karena yang tidak mentadaburi ayat – bisa jadi hatinya telah
terkunci mati (QS 47:24). Melalui banyak-banyak tadabur ayat juga akan
membuat kita semakin meyakini kebenaran Al-Qur’an, karena semakin
banyak ayat kita tadaburi akan semakin banyak kebenaran yang saling
menguatkan satu sama lain – Allah menjamin tidak ada pertentangan di
dalam ayat-ayatNya (QS 4:82).
Sinkronnya ayat-ayat Allah itu juga ditunjukkan oleh angka yang disebut
dalam penciptaan bumi dan alam semesta. Bumi diciptakan dalam dua
masa (QS 41:9), langit diciptakan dalam dua masa yang sama (QS
41:12), sedangkan yang lebih njlimet yaitu isi bumi dan kadar makanan
para penghuninya dalam empat masa (QS 41:10).
Kalau ditotal secara keseluruhan proses penciptaan ini ada enam masa,
dan ini disebut berulang-ulang oleh Allah melalui ayat-ayatNya QS 7:54 ,
10:3, 11:7, 25:59, 32:4, 50:38, 57:4.
151
Lantas apa benang merah dari rangkian ayat-ayat tersebut di atas ? dua
per tiga (2/3) dari masa penciptaan oleh Allah adalah digunakan untuk
menciptakan isi bumi dan penentuan kadar makanan/rezeki bagi para
penghuninya. Bukankah ini mengisyaratkan betapa pentingnya menjaga
kadar makanan atau rezeki yang sesuai bagi masing-masing makhluk
tersebut ?
Ketika kita mengambil dari bumi terlalu banyak, atau mengisikan sesuatu
kedalamnya terlalu banyak zat-zat yang tidak pada tempatnya – maka
keseimbangan di bumi terganggu, produksi makanan terganggu, dan
keadilanpun terganggu.
Lantas apa konkrinya yang bisa kita lakukan untuk menjaga ini semua ?
menjaga ukuran, keadilan , kecukupan dan keseimbangan yang saling
kait mengkait ini ? Sesuai janjiNya pula bahwa setiap kabar akan
terwujud/diketahui pada waktunya masing-masing (QS 6:67).
152
melakukan perbaikan sesuai dengan jamannya masing-masing dan
dengan kekuatan masing-masing.
Kita bisa tahu persis jumlah yang dibutuhkan tubuh kita, keperluan
makanan kita dan konsekwensinya adalah apa yang diambil dari bumi
kita. Konsekwensinya lagi kita juga tahu apa dan berapa yang perlu kita
kembalikan ke bumi agar dia mampu menopang produksi bahan
makanan berikutnya.
Dengan teknologi IoT ini kita bisa memiliki semacam dashboard dalam
menjalankan kendaraan kehidupan di bumi ini. Sebagaimana dashboard
yang ada di mobil kita, kita tahu persis kapan harus mengisi bensin,
mengganti oli, kecepatan mobil kita melaju, tahu ketika mobil kita
kepanasan dan pada waktunya juga tahu kapan mobil harus dibongkar
untuk perbaikan besar.
IoT yang diterapkan di dunia pertanian misalnya, akan membuat kita tahu
apakah bumi kita menyediakan air yang cukup, juga mineral-mineral
yang dibutuhkan oleh tanaman kita. Ketika usai panen, kita juga tahu apa
dan berapa banyak yang telah kita ambil – sehingga kita bisa mengisi
kembali secukupnya – tidak lebih dan tidak kurang.
Bahkan dengan IoT yang akan mengolah big data, kita bisa tahu secara
akurat makanan apa yang dibutuhkan dan dimana dibutuhkan. Dari sini
kita bisa tahu tempat yang paling ideal dan cost effective untuk
memproduksi dan memenuhi kebutuhan tersebut.
153
Tentu kami tidak bisa sendirian menjalankan ide besar ini, khususnya
terkait dengan teknologi-teknologi tinggi IoT yang akan kami gunakan.
Untuk ini kami telah berkomunikasi dengan sejumlah peneliti, inovator
dan perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri.
Yang di luar negeri mungkin tidak banyak yang tahu di antara kita, bahwa
ada perguruan tinggi canggih di Italy yang diberi nama sesuai nama tokoh
ilmuwan muslim Abdus Salam. Dalam pertemuan kami belum lama ini di
Geneva, seorang peneliti dari The Abdus Salam International Centre for
Theoretical Physics (ICTP) menawarkan bantuannya untuk
pengembangan sensor-sensor murah yang akan menjadi tulang
punggung dan kunci keberhasilan penyebarluasan teknologi IoT ini ke
depan.
Tetapi di dalam negeri-pun kami yakin sangat banyak ahli-ahli yang siap
untuk mengimplementasikan teknologi ini untuk kemaslahatan umat yang
lebih luas. Bila Anda termasuk salah satunya, silahkan menghubungi
kami – siapa tahu bersama-sama kita bisa ikut menjaga keterukuran,
kecukupan, keadilan dan keseimbangan di bumi ini – sebagai buah dari
puasa kita. insyaAllah.
Acara ini akan dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama hari rabu 21
Juni 2017 mulai jam 09.00 sampai dhuhur adalah kajian yang kita beri
judul ‘Al-Qur’an Untuk Memperbaiki Kehidupan’.
154
Al-Qur’an adalah petunjuk dan jawaban untuk seluruh persoalan. Tidak
ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan Al-Qur’an, Orang yang
berpegang kepadanya tidak akan tersesat dan tidak akan bersedih.
Orang yang menggunakannya sebagai huda (petunjuk) dan nasihat akan
menjadi orang yang tertinggi (QS 3:138-139).
Bagian yang kedua, insyaAllah dibahas pada hari Kamis 22 Juni 2017
mulai jam yang sama yaitu jam 09.00 sampai dhuhur. Kajiannya adalah
tentang studi kasus tantangan-tantangan kontemporer dan peluangnya
di Islamic Economy yang terdiri dari Finance, Food and Lifestyle tersebut
di atas.
Anda yang tertarik untuk mengambil porsi dari ekonomi senilai US$ 4.4
trilyun secara global tersebut dapat memulainya di sini. Dari sisi finance
mengapa begitu besar perannya sampai 44% dari kue ekonomi Islam itu
sendiri ? ya karena seluruh aktifitas ekonomi butuh akses modal.
155
Demikian pula dengan makanan, pasar yang terbesar nomor empat di
dunia ini tentu bahan pangan dan makanan jadi yang beredar harus halal.
Masalahnya adalah lagi-lagi kita baru menjadi pasar, belum menjadi
penguasa di pasar kita sendiri.
Di bidang Finance – kita tahu riba sangat dilarang, kita tahu solusinya
adalah jual beli dan sedekah (QS 2:275-279) tetapi mengapa pasar
keuangan Islam baru berada di kisaran 5 % saja di negeri yang
mayoritasnya muslim ini ? ya kembali karena kita belum menjadikan Al-
Qur’an sebagi huda wa mauidhah tadi.
156
Sebagai contoh sederhana yang merupakan bagian dari industri Lifestyle
ini adalah lebaran yang sedang dalam proses kita rayakan sepekan
sampaui dua pekan ke depan. Siapa yang paling banyak menikmati ‘hari
kemenangan’ ini sesungguhnya ?
Di satu sisi ini masalah besar karena pendapatan terbesar bagi para
pelaku industri wisata adalah justru di hari raya – yang nota bene hari
rayanya kaum muslimin seperti Iedul Fitri ini. Bayangkan kalau kaum
muslimin tiba-tiba serentak mengamalkan hadits dan fatwa tersebut di
atas – maka objek-objek wisata yang terkait akan langsung sepi !
Tetapi justru disinilah peluangnya bagi yang mau memberikan solusi, dan
inilah kesempatan bagi sebagian dari umat ini yang mau dan mampu
memberi solusi dari masalah-masalah besar tersebut. Dalam dunia
startup masalah besar juga indentik dengan peluang besar, maka industri
wisata halal saja ini bisa menjadi startup yang sangat besar bagi yang
mau menggarap peluangnya.
157
Yang ketiga agar hasil I’tikaf ini tidak berhenti menjadi sebatas kajian ilmu
dan wacana, tetapi menjadi dasar untuk amal nyata – maka kami juga
akan menyediakan waktu sampai malam Iedul Fitri bagi yang mau diskusi
untuk action plan dari amal-amal yang dilandasi oleh petunjukNya di Al-
Qur’an tersebut di atas.
Beberapa hari terakhir dari I’tikaf kali ini insyaAllah akan menjadi
semacam open house bagi Startup Center kami untuk share segala
macam keberhasilan dan juga kegagalan dari startup-startup yang kami
kembangkan sejak I’tikaf pertama di Daarul Muttaqiin 1433 tersebut di
atas.
Semua kajian ini bisa diikuti oleh umum dan tidak dibatasi jumlahnya –
semuat masjid kami saja. Silahkan bergabung. Namun karena untuk
konsumsi buka dan sahur, kami hanya sediakan untuk yang terdaftar
sebagai peserta i’tikaf resmi – bagi Anda yang tidak terdaftar sebagai
peserta i’tikaf resmi silahkan untuk mempersiapkan konsumsi untuk buka
dan sahur Anda sendiri.
Ada yang aneh di lapangan terbang Bangkok ketika saya baru-baru ini
diundang untuk menjadi pembicara di conference mereka. Diantara yang
menyambut saya dari Tourism Information mereka adalah wanita
berjilbab, dan dari lapangan terbang sampai ke tempat conference – di
kiri jalan tol setidaknya saya melihat dua masjid yang menonjol ! Ada apa
di Thailand ? Tidak ada apa-apa, mereka hanya melihat pasar yang
tumbuh pesat – yaitu pasar yang disebut Halal Tourism Industry. Thailand
yang rajanya industri pariwisata di region ini, tidak mau ketinggalan dari
negeri jirannya yang mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia dan
Brunei !
158
Di Jepang hal yang sama sedang terjadi, selain lapangan-lapangan
terbang mereka mulai menyediakan tempat sholat – juga jaringan
restaurant mulai menyediakan menu makanan halal. Adapun Thailand
yang saya sebut pertama di tulisan ini, bahkan Thailand Tourism
Authority-nya sampai membuat aplikasi halal agar Thailand lebih Muslim
Friendly – kata mereka.
Mengapa Halal Tourism ini menjadi dagangan baru yang bahkan juga
diburu oleh negeri-negeri yang
penduduknya mayoritas bukan
muslim ? Ya karena pasarnya
yang memang sangat
menggiurkan. Dia adalah
bagian dari pasar yang saling
kait mengait antara keuangan,
makanan dan gaya hidup atau
Finance, Food and Lifestyle
(FFL) bagi muslim, yang
diperkirakan akan mencapai
lebih dari US$ 4.4 trilyun tahun
depan yang terdiri dari
keuangan, makanan, pakaian,
wisata, cosmetic dan obat.
159
sisi positif atas recognition dunia – bahwa ada kebutuhan yang specific
bagi masyarakat muslim ini – yaitu apa yang disebut halal !
Lantas siapa yang seharusnya lebih tahu konsep halal ini dan lebih
memperhatikannya ? ya kitalah masyarakat muslim sendiri yang
seharusnya lebih tahu konsep halal ini dari pada umat yang lain. Berbeda
dengan umat lain yang menggarap ‘halal’ sebagai pasar semata, kita
mestinya lebih serius menggarap yang halal ini karena ini adalah
kebutuhan.
Kita memang berbeda dalam banyak hal. Makanan kita harus halal,
transaksi keuangan kita harus halal – bebas riba, pakaian kita harus halal
– menutup aurat, pasar kita harus halal – bebas dari monopoli dan
kartel, aktivitas kita harus halal - terbebas dari aktivitas yang sia-sia
atau laghwi, dan akan sangat panjang lagi daftar yang perlu di-halal-kan
atau dibuat standar halalnya ini.
Dari mana kita belajar tentang halal ini ? tentu bukan dari konferensi-
konferensi Halal Tourism di tingkat dunia sekalipun, kita harus belajar
kembali ke yang halal berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.
Apakah dengan berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits kita akan bisa
memenangkan pasar halal dunia ? InsyaAllah bisa, karena di dalam Al-
Qur’an banyak sekali keindahan yang bisa dijadikan objek wisata
tersendiri.
Bahkan wedus gembel atau domba pun bisa menjadi objek wisata,
karena keindahannya ketika pulang kembali ke kandang dan ketika pagi
dilepas untuk merumput (QS 16:6), bumi yang gersang bisa tiba-tiba
menjadi objek wisata yang menarik setelah bumi itu dibuat hidup dan
menumbuhkan berbagai macam tanaman yang indah (QS 22:5).
Ada pula hadits yang bisa menjadi rujukan wisata menarik, yaitu ‘objek
wisata’ apa yang kiranya paling layak untuk mendapatkan label halal !
perhatikan hadits berikut contohnya :
160
Maka kalau umat ini ingin menggarap sendiri objek wisatanya – bukan
digarap oleh orang lain yang menjadikan kita hanya pasarnya semata –
mestinya mulai dari Al-Qur’an dan hadits seperti pada contoh-contoh di
atas. Tentu harus dibumikan sedemikian rupa professional, menarik, dan
modern tanpa harus ada yang keluar dari rambu-rambu dari syariat kita.
Ketika istilah Halal Tourism ini digarap orang lain, dampaknya sungguh
tidak terbayangkan oleh kita. Pada sebuah konferensi tingkat dunia yang
saya diundang hadir tahun lalu, bahkan saya mendapatkan award di
event tersebut – Global Islamic Economic Summit, salah satu event Halal
Tourism di negeri teluk ini nampak sekali dia karya umat lain – bukan
karya umat ini.
Tidak seburuk ini memang lokasi-lokasi tujuan wisata halal kita di tanah
air, yang jelas makanan halal sudah menjadi standard, pramuwisata yang
berpakain muslimah juga mulai banyak – ini yang coba ditiru dengan
susah payah oleh Thailand Tourism Authority di awal tulisan tersebut di
atas. Tetapi peluang menyempurnakannya di kita juga tidak kalah
banyaknya.
Ambil contoh saja misalnya dalam hal kolam renang – yang rata-rata
menjadi standard fasilitas di hotel-hotel tujuan wisata. Hampir
keseluruhannya masih merupakan kolam renang umum yang dipakai
rame-rame laki-laki dan perempuan. Maka memperbaiki pengelolaan
kolam renang agar sesuai tuntunan tentang aurat di surat 24 :31 saja
sudah akan mendekatkan satu langkah lagi ke Halal Tourism yang lebih
pantas menyandang namanya.
Ibarat Industri Wisata Halal itu masih seperti hutan belantara, kita harus
bisa mulai mengesksplorasi dan melihat satu persatu tanaman dan
binatang yang mestinya ada di sana dan yang mestinya tidak ada di sana.
Dan yang bisa melihat ini mestinya muslim, bukan yang lain – karena
hanya kita yang tahu halal dan haram itu.
161
Salah satu ‘pohon di hutan belantara’ Halal Tourism tersebut di atas yang
sedang kami lihat, teliti, dalami dan mulai exercise di startup center
adalah kebutuhan akan adanya kolam renang yang halal atau bahasa
anak gaulnya startup adalah HalalPool.Com ! Yang akan langsung
menimbulkan pertanyaan - memangnya kolam renang perlu yang halal ?
apa yang lain haram ? Kita akan tahu jawabannya kalau sudah ngaji di
surat An-Nur : 31 tersebut di atas.
Kalau kita ubek-ubek di satu ayat ini saja, kemudian kita hadir memberi
solusi bagi industri wisata halal – bisa dibayangkan peluangnya ! Tiba-
tiba ada satu segmen di Halal Tourism yang perlu standard baru dan
kitalah yang harusnya setting the standard itu – yaitu standard fisik
bangunan maupun SOP dari kolam renang yang kita sebut Halal Pool
tersebut.
Betul ini peluang besar di dunia bisnis, karakter startup adalah mencari
peluang-peluang besar seperti ini – dan HalalPool.Com insyaAllah bisa
saja menjadi startup hebat nantinya. Tetapi halal bagi kita bukan hanya
peluang pasar yang harus digarap, bukan hanya lifestyle yang perlu
dipopulerkan, lebih dari itu halal adalah kebutuhan hakiki kita. Siapa lagi
yang pantas menjawab dan memenuhi kebutuhan kita ini selain kita
sendiri ?
Bila kita garap rame-rame ini akan bener-bener menjadi peluang kita
lebih dari yang lain, dan kita mestinya sangat mampu untuk menggarap
segmen kebutuhan yang belum banyak dilirik orang lain tersebut. Bila
Anda dapat melihat peluang yang sama, punya lokasi yang menarik di
berbagai kota di Indonesia dan tertarik untuk menjadikannya Halal Pool,
Anda dapat menghubungi kami untuk melihat contoh fisik, SOP sampai
financial business model-nya yang juga sudah mulai kami kembangkan.
162
Menuju Perfect Equality
Selama 20 tahun lebih dipimpin oleh 6 presiden silih berganti, GINI index
kita menurut World Bank melonjak dari angka 30.47 (1984) menjadi 35.57
(2010). Bahkan menurut datanya CIA untuk Indonesia, angka ini telah
menjadi 41 pada tahun 2015 lalu. Angka 0 menunjukkan perfect equality
atau kesetaraan sempurna, dan angka 100 menunjukkan perfect
inequality atau ketimpangan sempurna.
Jadi apa makna trend GINI index yang menaik dengan cepat tersebut ?
Pembangunan kita sedang bergerak menuju ketimpangan sempurna !
Setidaknya selama lebih dari dua dasawarsa yang datanya tersedia.
Maka harus ada effort yang luar biasa untuk membalik arah ini, dari
menuju ketimpangan sempurna kearah menuju kesetaraan sempurna.
Tentu kita tidak akan pernah mencapai kesempurnaan, tetapi setidaknya
arahnya harus berubah !
Bukan hanya data dari World Bank yang secara systematis memantau
ketimpangan ini dari waktu ke waktu, juga CIA yang entah untuk apa
mereka begitu anthusiasnya mendalami data-data yang seperti ini
sehingga mereka lebih lebih update dari siapapun yang
mengumpulkannya – tetapi kita juga bisa saksikan ini dari berita-berita
kontemporer masa ini.
163
Akhir tahun lalu misalnya, Liputan 6 mengutip berita yang dilansir oleh
independent.co.uk bahwa 1 % penduduk Indonesia menguasai nyaris
separuh kekayaan negeri ini – tepatnya 49.3 %, maka ini jelas something
seriously wrong di bidang kesetaraan ekonomi ini. Dan nampaknya kita
tidak banyak bisa berharap pada pemerintah, siapapun presidennya –
karena sudah terbukti 6 presiden berganti tidak ada yang bisa membalik
trend ini.
Ada tiga area yang bisa kita berbuat, yang juga di contohkan langsung
oleh uswatun hasanah kita dalam membangun ekonomi yang
berkeadilan. Pertama adalah membuka akses pasar seluasnya, pasar
tidak boleh dikavling dan tidak boleh dibebani dengan biaya-biaya.
Yang ketiga adalah masalah akses modal. System keuangan yang ada
sekarang lebih cenderung berpihak pada yang kaya. Yang bisa
mengakses dana masyarakat luas yang terkumpul di bank-bank, dana
164
pensiun dlsb adalah perusahaan-perusahaan yang bankable, yang
otomatis perushaan yang sudah jalan duluan.
Saat itu di jaman Khalifah Marwan ibn Al-Hakam seperti yang dicatat oleh
Imam Malik dalam Al-Muwatta, SUKUK beredar begitu luas sehingga
dikawatirkan menghalalkan yang haram. Lalu khalifah mengirim
pengawal untuk menarik SUKUK-SUKUK yang diperjual-belikan sebelum
menerima barang, untuk dikembalikan ke pemilik awalnya.
Saat itu tentu bukan seperti era kapitalisme global dan era konglomerasi
seperti sekarang. SUKUK bukan (hanya) dikeluarkan oleh penguasa-
penguasa perniagaan besar, tetapi justru oleh para petani dan produsen-
produsen kecil tetapi banyak jumlahnya.
165
istishna’ untuk barang-barang yang perlu dibuat seperti kerajinan,
pakaian dlsb.
Maka untuk yang ketiga ini saya mengundang jago-jago ekonomi syariah
dari kalangan akademisi ataupun praktisi yang ingin berkiprah dalam
memberi solusi modal bagi usaha kecil dan menengah. Sekarang lebih
memungkinkan untuk berbuat karena Otoritas Jasa Keuangan-pun telah
membuka peluangnya dalam bentuk Fintech Lending.
Anda yang punya passion dan kompetensi unggul di bidang ini, dapat
bersama-sama Startup Center memujudkan konsep Fintech berbasis
solusi Islam yang kita sebut SUKUK ini. Hanya SUKUK disini kita perluas
maknanya, dia juga berarti Solusi Keuangan Usaha Kecil – agar
mengingatkan kita semua untuk lebih focus pada si kecil, karena misi
awal fintech yang satu ini adalah membalik arah dari ekonomi yang
menuju perfect inequality untuk kembali menuju yang fitrah, kembali ke
perfect equality !
Ketika Anda mengayun bandul ke kanan dengan kuat, dia akan balik ke
kiri dengan kekuatan yang mendekatinya. Semakin lama semakin lemah
ayunan itu , dia akan menuju stabilitasnya. Jadi yang kecil-kecil banyak
inilah yang secara fitrah menuju equality itu, bukan yang sangat besar
tetapi hanya ada beberapa. Ini perfectly fit in dengan peraturan Fintech
Lendingnya OJK yang mengatur pembiayaan tidak lebih dari Rp 2 milyar
pada setiap penerimanya.
166
Small Change, Big Impact
Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita itu seperti titik dan koma pada
suatu kalimat yang panjang. Dia sendiri tidak bermakna apa-apa,
tetapi kalimat yang panjang menjadi kacau maknanya bila kita salah
menempatkan titik dan komanya. Dalam system ekonomi kita, titik
dan koma itu ada pada uang receh – baik yang berupa koin maupun
uang kertas yang bernominal kecil. Kita sering risih nggembol uang
receh yang menjadi berat di saku kita, tetapi di pintu tol, di putaran
pak Ogah, di wc umum, di tempat parkir dlsb. kita menjadi panik
manakala tidak ada uang receh.
Hanya sekitar 16% dari koin-koin tersebut yang berputar dan balik
sampai ke BI, selebihnya entah berakhir dimana. Dugaan saya mayoritas
koin ini berakhir di laci-laci, celengan, kencleng dlsb. dan menumpuk
bertahun-tahun karena orang enggan menggunakannya, enggan pula
menyetornya kembali ke bank. Kapan terakhir kali Anda mengumpulkan
koin yang bertebaran di berbagai tempat di laci-laci dan meja Anda dan
menggunakannya ?
167
Dibayar Rp 2,000 tentu pedagangnya tidak mau. Anda bayar Rp 3,000
tidak ada kembaliannya. Anda putuskan beli 2 bungkus menjadi Rp
4,600,- tetap masih bermasalah karena ketika Anda bayar Rp 5,000,- pun
pedagang tidak bisa mengembalikaan yang Rp 400,- . Walhasil
kembaliannya disepakati dengan permen, tetapi permen kan bukan alat
bayar yang sah di negeri ini ?
Problem besar kah ini ? sama dengan titik koma di awal tulisan ini di atas.
Koin atau uang receh ini sendiri sebenarnya hal kecil, namun bila tidak
dihandle secara proper – dia berakumulasi menjadi problem besar.
Problem bagi masyarakat yang membutuhkannya, dan problem pula bagi
Bank Indonesia yang menerbitkannya dalam jumlah yang terus
meningkat.
Tetapi problem besar juga berarti peluang besar bagi yang bisa
mengatasinya – inilah challenge bagi para startupers. Mereka eager
untuk menemukan masalah besar yang bisa diatasinya, karena disitulah
letak peluang besarnya.
Penggunaan account Littly ini juga bisa sangat luas nantinya, karena
dengan account ini Anda tidak perlu mengekpos resiko besar credit card
Anda ketika membeli barang-barang yang murah di internet seperti
168
content, movie, scientific research dlsb. Bahkan kami juga sedang bicara
dengan beberapa lembaga keuangan yang nantinya akan mengelola
investasi berbasis uang receh yang kita kumpulkan sambil lalu ini !
Dengan berkurangnya kebutuhanan koin dan uang receh ini, maka Bank
Indonesia akan sangat terbantu – karena jumlah 'one way ticket' money
ini akan cenderung terus menurun. Masyarakat sangat terbantu karena
tidak ada uang mereka yang sia-sia sekecil apapun. Toko retail, produsen
consumer goods bisa mem-price product-nya secara akurat dan adil
tanpa perlu worry dengan kembalian dlsb.
Setelah kebutuhan koin dan uang receh dapat ditekan dengan system
Littly ini, masih ada satu masalah lagi – yaitu apa yang terjadi dengan
uang-uang receh yang sudah ada di laci-laci masyarakat ? bagaimana
menariknya ke system agar berputar kembali ? Harta itu berputar
diantara oang kaya saja tidak boleh, apalagi kalau tidak berputar (QS
59:7) !
Maka bagian dari Littly project ini kami juga membuat gerakan socio-
commerce, yaitu integrasi antara kegiatan social dan komersial sekaligus
– sehingga koin-koin yang ada di masyarakat dapat segera ditarik balik
ke system dan bermanfaat bagi banyak pihak sekaligus, melalui gerakan
social.
Sangat banyak hal-hal besar yang bisa kita bangun dengan perubahan
kecil pada pengelolaan ‘titik-komanya’ ekonomi yaitu pengelolaan uang
169
receh ini. Maka kami akan mengadakan sharing session untuk berbagi
visi dan inspirasi yang terlahir dari Littly Project – yaitu project untuk hal-
hal kecil ini.
170
Di garis depan adalah para developer yang ingin mengembangkan
perumahan bebas riba, darimana sumber dananya ? Setidaknya ada tiga
sumber dana bebas riba yang bisa diakses. Pertama adalah akad jual
beli istishna’ dengan individu atau institusi yang ingin investasi aman
171
jangka pendek, perumahan adalah salah satu pilihan yang cukup
menarik karena keamanannya sekaligus juga relatif cepat
pengembaliannya.
Sumber dana kedua adalah pengelola dana jangka panjang milik umat,
seperti dana pensiun mayoritas umat Islam saat ini masih berada di
instrumen investasi yang ribawi – karena pangsa pasar system keuangan
Islam yang kurang lebih baru 5 % dari yang ada. Maka sudah seharusnya
dana-dana pensiun ini eager unuk melayani client-based-nya yang
mayoritas muslim juga dengan instrumen investasi yang sesuai syariah.
Masih menyisakan satu masalah lagi, yaitu bagaimana resiko yang ada
di masyarakat itu sendiri ? Bila yang diberi pinjaman itu adalah para
pekerja formal, perusahaannya mungkin bisa menjamin – bahwa yang
bersangkutan akan selalu mencicil tepat waktu karena bisa dipotong gaji.
Tetapi bagaimana bagi masyarakat yang swakarya, bekerja di perbagai
sektor informal yang jumlahnya juga sangat banyak ?
172
Lebih dari itu di jaman modern ini juga bisa di-arrange system berbagi
resiko – sharing of risk – yang berbasis ta'awun atau takaful, system
tolong menolong yang dicontohkan dalam dunia Islam.
System yang sama bisa kita bangun lebih mudah dengan bantuan
teknoloi saat ini, sehingga kontribusi masing-masing peserta bisa
diperhitungkan dengan lebih akurat dan responsive sesuai tingkat resiko
yang dihadapi. Sehingga kalau ada peserta tolong menolong ini yang
gagal bayar pinjamannya karena satu dan lain hal, segera bisa dibayar
rame-rame oleh anggota lainnya.
Salah satu teknologi yang saat ini sedang dikembangkan oleh team yang
saya kenal untuk dipakai oleh
perusahaan asuransi syariah
misalnya adalah sebuah system
yang disebut Responsive
Contribution System.
Di sistem sharing of risk, resiko itu tidak ditransfer ke pihak lain – tetapi
ditanggung rame-rame oleh para peserta system ini. Pihak asuransi
syariah hanyalah pengelola dari sistem tolong menolong dalam skala
besar ini.
Karena sifatnya hanya pengelola, maka hak atas dana kontribusi atau
juga disebut dana tolong-menolong – dana tabarru’, tetap milik kumpulan
peserta ini. Contribution rate yang ditentukan diawal sifatnya tentative
173
atau hypothesa awal. Bila lebih, kelebihannya milik peserta yang dapat
dikembalikan pada periode berikutnya. Sebaliknya juga bila kurang,
kekurangannya juga ditagihkan kembali.
Manfaat lain dari system ini adalah setelah dana terkumpul cukup besar,
dapat juga dikembalikan ke masyarakat luas dalam bentuk sumber dana
ketiga – yaitu untuk pembiayaan rumah yang lebih terjangkau tersebut
diatas secara berkelanjutan – karena dia bisa menjadi sumber
pengumpulan dana yang bener-bener bebas riba, dari masyarakat untuk
masyarakat yang saling tolong menolong.
Seperti yang diungkapkan oleh Imam Ghazali hampir 1000 tahun lalu,
timbangan yang adil untuk muamalah itu hanya emas (Dinar) dan perak
174
(Dirham). Ketika timbangan ini tidak digunakan, bagaimana orang bisa
tahu apakah suatu transaksi – khususnya transaksi jangka panjang – itu
adil atau tidak ?
Tapi ya mosok menjadi Rp 1.8 milyar dalam 17 tahun ? tentu akan sangat
memberatkan peminjam kalau ini yang diputuskan. Lantas berapa yang
adil ? mengikuti ungkapan Imam Ghazali tersebut, ditimbang
menggunakan timbangan yang adil yaitu emas atau perak, Dinar atau
Dirham.
175
apakah ini otomatis sesuai syariah ? perlu kajian yang sangat mendalam
untuk ini.
Para developer dan kreditor tentu tahu masalah penyusutan nilai uang
ini, lantas apa yang mereka lakukan untuk mencovernya ? Mereka
membuat struktur harga sedemikian rupa sehingga setelah pembeli
membayar 30% (DP) plus beberapa kali cicilan sehingga mencapai 40 %
dari harga – mereka sudah BEP alias impas. Cicilan selanjutnya tinggal
untungnya, jadi menyusut tidak apa-apa katanya – lha wong tinggal
untung.
176
Namun karena developer juga perlu dijaga jangan sampai rugi, cicilan
dalam 10 tahun tanpa bunganya harus berdaya beli tetap – yaitu
menggunakan standar Dinar. Rp 100 juta saat ini setara dengan 44.73
Dinar, bila dicicil dalam 10 tahun menjadi 44.73 Dinar : 120 bulan = 0.37
Dinar.
Bila pembeli rumah jatuh tempo pembayaran cicilan bulannya saat ini
cicilannya menjadi 0.37 Dinar x Rp 2,235,801 = Rp 833,333,- , jauh lebih
ringan ketimbang cicilan semula yang Rp 2,917,667,-. Tetapi cicilan ini
akan naik mengikuti harga Dinar pada saat cicilan jatuh tempo berikutnya
, bisa juga turun. Naiknya cicilan besar kemungkinan juga akan seiring
dengan naiknya pendapatan si pembeli, insyaallah akan tetap
terjangkau.
Bila di riba berlaku zero sum game – yaitu ketika ada yang untung pasti
ada yang rugi karena totalnya nol, dalam konsep berkah – harta itu bisa
terus bertambah tanpa harus merugikan yang lain.
Yang akan dicicil 10 tahun adalah Rp 175 juta atau setara 78.27 Dinar,
cicilan per bulan menjadi 0.65 Dinar. Cicilan yang jatuh tempo saat ini
adalah setara Rp 1,458,333,-. Lihat sekarang rumah bukan hanya DPnya
menjadi sangat murah, tetapi cicilannya juga tinggal separuh (untk saat
ini) dari konsep yang sudah disebut syariah – tetapi masih menggunakan
timbangan Rupiah tersebut di atas.
177
Ketika berkah melimpah, semuanya diuntungkan karena berkah bukan
zero sum game. Siapa mau berkah ? Insyaallah kita semua mau !
The CEO
Ketika giliran sang CEO berbicara, dia ingin meluruskan persepsi anak-anak
tentang sebuah prestasi. Kebanyakan orang ingin mencontoh prestasi,
padahal prestasi hanyalah akibat. Yang perlu dicontoh adalah usaha atau
ikhtiar untuk meraih prestasi tersebut, yang perlu dicontoh adalah sebabnya
– bukan akibatnya.
Agar para murid bisa menikmati pelajaran yang berat dalam waktu yang
singkat, sang CEO menjelaskan pekerjaannya dengan semacam puisi
panjang berikut.
Aku datang paling pagi ke kantor untuk menemani dan berbicara dengan
para pembersih ruangan yang sedang bekerja, pada jam kantor yang sibuk
aku tidak sempat bicara dengan mereka – aku kawatir mereka terabaikan.
Aku juga datang paling pagi ke kantor, agar kantorku siap menerima para
karyawan yang sebentar lagi akan berdatangan.
178
Nanti sore aku akan pulang paling lambat, bukan hanya karena pekerjaanku
banyak – tetapi juga untuk menemani karyawan-karyawanku yang belum
bisa menyelesaikan pekerjaannya hingga larut. Keluarga mereka menunggu,
keluargaku-pun harus juga siap menunggu.
Orang mengira bahwa sebagai CEO akulah yang mengambil gaji paling besar
dari perusaahanku, inipun tidak sepenuhnya benar. Aku harus menunggu
semua orang di kantorku bisa gajian, baru aku sendiri mengambil gaji
secukupnya.
179
Keamanan pekerjaan bagi karyawanku juga terjamin, tidak boleh dipecat
sembarangan. Meskipun perusahaan tidak tumbuh sekalipun, tetap itu bukan
kesalahan mereka – mereka tetap harus bekerja dan tetap harus menerima
kenaikan penghasilan.
Lalu hanya ada satu anak yang mengangkat tangannya dengan malu-malu
sambil berkata “ saya bu guru !”. Sang CEO terharu dan meneteskan air
matanya sambil berucap: “Alhamdulillah, masih ada penerusku, masih ada
yang mau mengambil tanggung jawab dan amanahku, dan memang hanya
dibutuhkan satu !”.
Kembali Ke Pasar
Seperti tiga kuda pacu yang sedang berlaga di arena balap, bila
yang satu di depan – yang dua pasti di belakangnya. Tiga kuda itu
bernama riba, jual beli dan sedekah. Memang kita yang hidup di
jaman ini sedang menyaksikan ‘kuda riba’ lagi melaju dengan
sangat kencang di depan, dua kuda lainnya yaitu ‘kuda jual beli’
dan ‘kuda sedekah’ tertinggal jauh di belakang. Tetapi tidak ada
jalan lain untuk mengalahkan ‘kuda riba’ selain memacu sekuat
tenaga ‘kuda jual beli’ dan ‘kuda sedekah’ agar segera bisa
mengalahkannya. Bagaimana caranya ?
180
Bahwa lawan riba itu hanya ada dua yaitu jual beli dan sedekeh – itu Allah
yang memberi tahu kita di Al-Qur’an melalui Surat Al-Baqaarah 275-276.
Dan keduanya dicontohkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersama para sahabat beliau sejak awal sekali pembentukan
negeri Madinah.
Untuk menggalakkan jual beli, dibutuhkan pasar – maka inilah yang juga
dicontohkan oleh contoh terbaik kita – uswatun hasanah – tersebut.
Tetapi pasar bagi kaum muslimin – yang diatur dengan syariat-syariat
pasar seperti falaayuntaqoshonna walaayudrobanna, tidak dipersempit
dan tidak dibebani - tidak akan terbentuk dengan mudah bila tidak
terbentuk lebih dahulu kehidupan berjamaah dari umat ini.
Maka seperti sebuah cyclone, mata atau pusat dari cyclone tersebut
adalah iman. Iman
inilah yang akan
menarik objek-objek
disekitarya
bergabung – itulah
umat yang
berjamaah. Umat
yang berjamaah akan
selalu berusaha
mengatasi masalah
dan kebutuhannya bersama-sama, dan untuk pemenuhan kebutuhan
inilah dibutuhkan pasar.
Dari kombinasi antara pasar yang terbuka dan berputar dengan baik,
produksi yang terus meningkatkan nilai tambah dari bahan-bahan di
sekitar kita – itulah kemakmuran akan tercipta.
Tetapi kemakmuran ini belum akan merata bila hanya diikuti oleh jamaah
yang bisa berjualan di pasar dan jamaah yang bisa memproduksi
181
sesuatu. Akan tetap ada golongan dhuafa – karena itu sudah sunatullah
segala sesuatu berpasang-pasangan, ada yang kaya dan ada yang
miskin.
Pasar yang terbuka – yang bisa diakses oleh siapa saja – penjabaran
dari larangan dipersempitnya pasar (falaayuntaqoshonna), akan dapat
menghilangkan kemiskinan sistematis – sehingga kemiskinan yang
tersisa memang benar-benar kemiskinan kaum dhuafa, yaitu orang-
orang yang lemah karena usia, kesehatan, janda-janda yang tidak ada
yang menanggungnya dlsb.
Sedekah baik yang wajib (zakat) maupun yang sunnah menjadi mutlak
juga ikut berpacu mengalahkan ‘kuda riba’ tersebut di atas. Bila orang-
orang yang kaya kurang peduli dengan kaum dhuafa ini, maka yang
terjadi adalah mereka kaum duafa justru menjadi sasaran empuk para
rentenir yang akan semakin memiskinkan mereka.
Maka inilah jalan umat ini untuk mengalahkan ‘kuda riba’ yang sedang
berlari sangat kencang itu, yaitu dengan sekuat tenaga memacu ‘kuda
jual-beli’ kita di pasar-pasar yang dibentuk oleh jama’ah. Sedangkan
jam’ah hanya terbentuk melalui kesatuan iman. Itulah sebabnya hanya
orang-orang yang beriman yang bisa meninggalkan riba.
Sejak lima tahun lalu kami sudah gencar memperkenalkan pasar Islam
ini yang waktu itu kami perkenalkan dengan nama Bazaar Madinah –
yang secara fisik contohnya hadir di Depok. Namun pasar ini belum
berjalan dengan baik, apa sebabnya ? waktu itu belum terbentuk jam’ah
yang solid di sekitar pasar itu berada.
182
Lalu qodarullah semata, Bazaar Madinah lokasi fisiknya dibutuhkan
untuk pembinaan iman anak-anak kita sejak kecil – yaitu untuk Kuttab Al-
Fatih. Di Kuttab Al-Fatih kami mengajarkan iman sebelum Al-Qur’an,
ketika anak-anak belajar Al-Qur’an imannya terus bertambah.
Tidak semua orang tua siap menjawab dengan jujur misalnya ketika
anaknya menjelang makan bersama bertanya kepada ayah-bundanya
begini : “Ayah, bunda !, apakah Ayah Bunda yakin kalau yang akan saya
makan ini halal ?”.
Jadi tugas kita adalah menghadirkan dahulu yang hak, karena hanya
dengan kehadiran yang hak inilah yang batil akan dengan sendirinya
pasti musnah. Sebaliknya kita tidak akan bisa menghilangkan yang batil,
bila kita belum menghadirkan dahulu yang hak – bila kita paksakan, justru
kekacauan yang akan terjadi. Maka inilah fokus kita, hadirkanlah yang
hak di pasar untuk jual beli, tingkatkan sedekah – bersamaan dengan itu
riba akan musnah dengan sendirinya sesuai janji Allah.
“Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap".
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti musnah.” (QS
17:81)
Doomsday Economics
Boleh jadi hari kiamat itu memang sudah dekat karena diantara
tanda-tandanya ada yang mulai bermunculan dengan sangat cepat.
Hadits tentang kemunculan Dajjal yang antara lain akan menguasai
‘bukit roti ‘ misalnya, bulan ini saja ada dua peristiwa besar yang
mengarah pada satu penguasaan bukit roti tersebut. Pertama
183
adalah mergernya dua raksasi bibit dan agrochemical dunia, dan
yang kedua adalah terbentuknya koalisi raksasa dunia dengan asset
pengelolaan dana sebesar US$ 1.25 trilyun – yang akan kutak-katik
sumber protein bagi dunia.
184
pupuk-pupuk kimia – yang lebih banyak merusaknya dalam jangka
panjang ketimbang memperbaikinya.
Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi konvergensi bukit
roti yang sedang menuju ke satu kekuatan raksasa tersebut ? Tidak ada
jalan lain kecuali kita juga melaksanakan tahap-demi tahap, satu demi
satu petunjukNya yang dijamin kebenarannya hingga akhir jaman,
dijamin menjawab seluruh persoalan – tibyaanal likulli syai’ (QS 16:89).
Bila dari bawah, kebutuhan tanaman itu dicukupi oleh kotoran ternak
yang kita gembalakan, masih di surat yang sama pula kita diberi isyarat
untuk memelihara lebah (QS 16:69). Apa dampaknya kalau kita lakukan
yang ini ? pohon-pohon buah akan mengalami penyerbukan yang
sempurna, lebah memperoleh makanannya – menghasilkan madu – obat
untuk seluruh manusia, dan lebah melakukan pekerjaan yang sangat
berharga untuk ketersediaan pangan bagi manusia – yaitu
melaksankan proses penyerbukan.
Pada hari kedua setelah lebah tersebut kita lepaskan, mereka sudah
sangat terampil melaksanakan tugasnya masing-masing. Saya sampai
tidak habis fikir, bagaimana lebah-lebah Trigona yang panjang tubuhnya
kurang dari 5 mm itu – bisa begitu cepat mengetahahui bahwa dalam
jarak ratusan meter dari sarang yang kita taruh – ada sumber makanan
mereka yang sangat banyak, yaitu gandum dan sorghum yang sedang
kita coba biakkan.
185
Pekerjaan para lebah di hari keduanya di Kebun Al-Qur’an tersebut
berhasil diabadikan oleh journalis dari Jepang – Nanako Sakata - yang
sedang berkunjung ke kebun kami dalam foto-foto dibawah.
Maka tiada jalan lain dalam menghadapi skenario akhir jaman, dimana
ekonomi Dajjal akan menguasai sungai dan bukit roti – ekonomi kita juga
harus bener-bener kembali mengikuti petunjukNya. Bahkan tidak ada
satu teori ekonomi-pun yang dibuat manusia yang akan
bisa menghadapi sekenario akhir jaman – hanya petunjukNya sematalah
yang bisa menjadi pegangan yang sempurna hingga hari kiamat
sekalipun, maka petunjuk inilah yang perlu kita genggam dengan erat dan
amalkan ayat-demi ayatnya secara maksimal.
Bila melalui satu surat saja - yang diberi nama surat Lebah (An-Nahl)
yang juga disebut surat nikmat - kita sudah diberi solusi lengkap untuk
menghadapi Politik Pangan mereka, kita masih memiliki 113 surat lain
untuk mengatasi berbagai persoalan lainnya. InsyaAllah kita bisa
selamat.
“Jika hari kiamat datang pada diri kalian sedangkan di tangan kalian ada
bibit kurma, maka tanamlah !” (Musnad Ahmad, no 12435). Mengapa
kurma ? mengapa kita disuruh menanam kurma ketika kiamat sudah
186
datang ? Inilah bukti bahwa beliau hadir dengan kalimat-kalimat yang
pendek tetapi penuh hikmah atau pelajaran.
Hadits pendek tentang menanam bibit kurma di hari kiamat ini sendiri
memberikan pelajaran yang luar biasa. Diantaranya adalah
mengisyaratkan bahwa kurma adalah sumber makanan masa depan
hingga akhir jaman. Kedua karena kiamat akan melanda seluruh dunia,
berarti kurma juga akan bisa hidup dan ditanam di seluruh dunia – karena
bila tidak, maka hadis ini menjadi tidak applicable – padahal hadits-hadits
Nabi pasti applicable di seluruh dunia karena (Agama yang dibawa)
beliau adalah rahmat bagi seluruh alam.
Yang ketiga adalah usia kurma yang panjang, mengapa nanam kurma
yang berbuahnya 7 tahun padahal kiamat sudah mulai ? ini adalah
hikmahnya kita tidak tahu persis kapan dunia ini akan bener-bener
berakhir. Sejak kemunculan tanda-tandanya, termasuk tanda-tanda
penguasaan bukit roti oleh Dajjal tersebut di atas – hingga dunia bener-
bener berakhir – tidak ada yang tahu persis rentang waktunya.
Bukit Roti
187
Betapa perkasanya dua raksasa benih yang akan bergabung tersebut
dapat dilihat dari nilai transaksi yang diumumkan, yaitu US$ 66 Milyar
atau sekitar Rp 860 trilyun. Bahkan untuk ‘mengatasi’ peraturan antitrust
atau antimonopoly dari pemerintahnya saja, mereka anggarkan US$ 2
Milyar atau Rp 26 Trilyun sendiri – siapa yang bisa melawan ?
Apa ruginya bagi rakyat dunia dari mergernya dua raksasa benih dan
agrochemical tersebut ? Pertama monopoly benih akan membuat petani-
petani di seluruh dunia kehilangan alternative – mau tidak mau harus
membeli dari satu sumber ini.
Penguasaan ‘sungai’ atau sumber air dan ‘bukit roti’ atau stok pangan itu
kini nampak amat sangat jelas telah menuju satu tangan yang disebut
dalam hadits tersebut di atas.
Tetapi kabar gembiranya adalah juga datang dari hadits yang sama,
solusinya amat sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya.
Melalui dua ayat berikut misalnya, insyaAllah kita akan bisa melawan
Dajjal yang akan menguasai sungai dan bukit roti itu.
“Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” (QS 12:48)
188
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:261)
Itulah indahnya biji yang asli ciptaanNya, yang tidak dirusak oleh
manusia-manusia serakah yang ingin menguasai biji dengan merusak
tanaman dan keturunan – yang juga diingatkan oleh Allah dalam ayatNya
yang lain.
Jadi cara melawan Dajjal yang antara lain akan menguasai ‘gunung roti’
– sumber pangan tersebut sebenarnya simple. Mayoritas kita lahir di
desa, insyaAllah masih punya jaringan sampai desa-desa di seluruh
pelosok negeri kita.
189
Cara penggandaan Allah yang 700x700x dst tersebut di atas, pasti lebih
efektif , lebih murah dan yang jelas lebih baik – dari cara apapun yang
dibuat oleh teknologi manusia. Hanya ini memerlukan kepedulian dan
amal nyata dari kita, karena bila tidak – sudah begitu nyata Dajjal akan
menguasai gunung roti kita. Masih ada waktu bagi kita untuk
melawannya, dan insyaAllah kita bisa !
Kecelakaan seperti apa yang dimaksud oleh Allah bila Adam dan Hawa
terpengaruh oleh iblis sampai mereka berdua dikeluarkan dari surga ?
Seperti seseorang yang bekerja di perusahaan besar lengkap dengan
segala fasilitas dan jaminannya, ketika dia dikeluarkan dari perusahaan
karena melanggar peraturan penting – maka hilanglah semua jaminan
dan fasilitas itu.
Dan inilah kecelakaan yang dimaksud oleh Allah, yaitu hilangnya jaminan
kehidupan yang ada di surga – yang antara lain menyangkut terjaminnya
sandang, pangan dan papan. Perhatikan ayat-ayatnya berikut :
190
merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di
dalamnya". (QS 20 :118-119)
Tetapi karena kasih sayang Allah pada Adam dan Hawa dan kelak juga
pada anak –cucu keturunannya, Allah juga berikan cara atau petunjuk
untuk kembali selamat dari kecelakaan-kecelakaan tersebut.
Jadi Adam dan anak cucu keturunannya, tidak akan pernah celaka –
yang antara lain dalam bentuk kesulitan ekonomi, kesulitan pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan dan papan – bila kita mau bertaubat dan
kemudian mengikuti segala petunjuk-petunjukNya.
Apa jadinya kalau kita masih ngeyel ? petunjuk sudah datang tetapi kita
mencari cara lain yang menurut kita lebih baik, lebih cocok sesuai zaman,
lebih bisa masuk akal kita dlsb. bila ini semua bertentangan dengan
petunjuk-petunjukNya , maka kita juga akan celaka, dan Allah
mengulangi peringatanNya di ayat berikutnya.
191
Untuk makanan yang mengikuti petunjukNya, sudah sangat bannyak
saya tulis di situs ini, bahkan sudah dikompilasi menjadi empat buku –
Kebun Al-Qur’an, The Mindset, Natural Balance dan Bioeconomy. Yang
mulai akan banyak saya tulis lagi adalah tentang minuman.
Dan kecelakaan itu terjadi pada umat ini ketika urusan minumannya
sebagian besar diurusi orang lain, bahkan yang dirusi oleh umat-pun
mengikuti cara-cara orang lain – belum mengikuti petunjukNya. Air yang
kita minum-pun kita tidak tahu lagi isinya apa. Apalagi dengan berbagai
jenis minuman manis yang ada di pasaran, minimal menghadirkan
bahaya diabetes, zat kimia , akumulasi racun dlsb.
Lantas seperti apa minuman kita yng mengikuti petunjukNya itu ? saya
menemukan setidaknya ada 7 jenis minuman yang bisa kita kembangkan
mengikuti petunjukNya di Al-Qur’an. Sebenarnya 8, tetapi yang satu yaitu
khamr – haram bagi kita selagi di dunia – jadi yang satu ini kita tunggu
saja – semoga diberi kesempatan meminumnya di surga kelak.
Insyaallah dengan 7 jenis minuman yang berdasarkan petunjukNya
tersebut – kita tidak akan dahaga seperti yang dijanjikanNya (QS 20:119)
tersebut di atas.
192
Berikut adalah daftar minuman-minuman yang ada dalam Al-Qur’an,
yang saya tidak masukkan dalam daftar ini adalah minuman para
penghuni neraka – karena tentu kita tidak ingin mengembangkannya !
Sesuai tingkat ketersediaannya, air disebut paling banyak. Dan air ini
juga disebutkan sumber-sumbernya, ada yang dari mata air, ada yang
dari sungai, ada yang dari air hujan dan bahkan ada yang dari air laut.
Perhatikan ayat berikut :
“Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap
diminum dan yang lain asin lagi pahit...” (QS 35 :12)
Maka dari penggalan ayat ini saja, dunia mestinya sudah harus lebih bijak
mengelola air minumnya. Selama ini air minum jadi rebutan untuk
dikuasai, karena keserakahan manusia – menganggapnya air adalah
barang ekonomi karena faktor scarcity-nya. Maka siapa yang menguasai
air, dialah yang menguasai ekonomi.
Pandangan Islam berbeda, air bukan untuk dikuasai – dia harus menjadi
bagian dari syirkah umat secara keseluruhan – dikelola dan
dimanfaatkan bersama-sama. Air akan cukup bagi semuanya , bila tidak
ada yang serakah menguasainya sendiri untuk dirinya atau untuk
kelompoknya.
193
merusaknya dengan pemanasan – sehingga susu yang kita minum-pun
kehilangan karakter saaighon – mudah dicernanya.
Yang ketiga madu yang disebut Allah setidaknya di dua surat, selain
untuk minuman – madu juga menjadi sarana untuk penyembuhan. Madu
yang hanya bisa dihasilkan oleh lebah ini, Allah memberi petunjuk
sebenarnya agar kita juga menternakkannya. Ayatnya adalah berikut :
Siapa yang diantara kita masih beternak lebah ? amat – sangat jarang
bukan ? jangankan beternak lebah, yang hidup secara liar-pun dibunuh
dengan berbagai obat kimia yang disemprotkan di tanaman-tanaman
kita.
Yang keempat adalah minuman dari kurma, yang bisa menjadi inspirasi
juga minuman dari buah-buahan yang lain. Ketika Malaikat Jibril
menghibur Siti Maryam di puncak kegalauannya menjelang kelahiran Isa
putra Maryam, yang disampaikan Jibril adalah : “fakulii wasrabii waqorrii
‘aina – makan , minum dan bersenang hatilah…” (QS 19:26)
Karena ayat 26 ini di dahului oleh ayat 25 yang terkait dengan kurma
matang (ruthob) dan ayat sebelumnya lagi 24 tentang air sungai, maka
minuman yang disebut di ayat tersebut bisa terkait dengan kurma, air
atau campuran keduanya – tentu yang tidak memabukkan.
Minuman yang berupa air, susu, madu dan kurma/buah adalah jenis-
jenis minuman yang sudah lumrah – tinggal bagaimana umat ini bisa
merebut kembali pengelolaannya, sehingga urusan minuman yang amat
sangat penting ini juga kembali ke tangan umat.
194
ada yang aromanya kesturi atau misik. Meskipun tentu kita tidak akan
bisa menyamai minuman yang di surga selagi kita di dunia, membuat
yang semisal insyaAllah bisa.
Ini juga diisyaratkan oleh Allah dalam sejumlah ayat lainnya. Misalnya
kita diberi buah-buahan seperti kurma, delima dan pisang – ketiganya
ada di surga, tetapi selagi kita masih di dunia kita bisa menikmati yang
semisal dengan buah-buahan yang di surga tersebut.
195
Bisnis Dari Masa Depan
Dua dasawarsa lalu pasti tidak terpikir oleh kita bahwa akan ada
perusahaan raksasa dunia yang menambang pendapatannya dari
eksplorasi relationship antar manusia di hampir seluruh bumi. Akan
ada perusahaan raksasa dunia pula yang pendapatannya dari
penyaluran ocehan-ocehan yang tidak jelas dari hampir seluruh
manusia di dunia. Itulah barangkali yang dilihat lebih dulu oleh Mark
Zuckerberg (Facebook) dan Evan William cs (Twitter), yang telat
dilihat oleh manusia selebihnya. Bila ingin unggul kedepan,
mestinya kita tidak boleh telmi – telat mikir lagi !
Mengapa segala keunggulan masa depan itu harusnya bisa kita raih –
lebih dari yang bisa orang lain raih ? karena kita telah dilatih oleh Allah
untuk berpikir jauh kedepan. Bahkan bukan hanya untuk kehidupan di
dunia, kehidupan setelah inipun kita sudah harus pikirkan.
“Untuk tiap-tiap berita ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan
mengetahui.” (QS 6:67)
Dengan ayat-ayat tersebut maka kita bisa paham bakwa ketika kita
kembali ke Al-Qur’an dan mentadaburi ayat-ayatNya, maka
sesungguhnya kita tidak kembali ke belakang – tetapi sebaliknya justru
menggali masa depan. Siapa yang bisa menggali masa depan ini jauh
sebelum orang lain melihatnya, maka mereka inilah yang nantinya akan
menjadi pemimpin masa depan untuk bidangnya masing-masing.
196
kaum yang lain. Kenapa kenyataannya tidak demikian kita yang hidup di
jaman ini ? Ya karena Al-Qur’an nyaris tidak pernah kita sentuh untuk
menyelesaikan urusan kita sehari-hari.
Ketika Al-Qur’an ada di tengah kita, tetapi tidak kita gunakan sebagai
petunjuk dan nasihat (QS 3:138), maka keunggulan (QS 3:139) yang
dijanjikan untuk umat ini juga tidak terwujud. Ketika Al-Qur’an tidak
menjadi petunjuk kita, berlaku sunatullah yang sama antara kita dengan
orang lain yang tidak beriman, bila Mark Zuckerberg dan Evan William cs
yang melihat masa depan itu lebih dahulu – dan mereka bekerja keras
untuk mewujudkannya – maka itulah yang mereka capai saat ini.
Kita harus belajar dari kekalahan-kekalahan kita di bidang ini, dan inipun
diisyaratkan Allah melalui penempatan janjiNya terhadap keunggulan
umat ini di surat Ali Imran 139 tersebut di atas. Ayat yang menjanjikan
keunggulan kita itu ditaruh oleh Allah sebelum Allah menceritakan
panjang lebar sampai 40 ayat tentang kekalahan umat Islam di perang
Uhud.
Anggap saat ini kita kalah di bidang ekonomi, teknologi, politik, pemikiran,
budaya dlsb dari dunia barat, bila kita mau belajar dari kekalahan kita di
‘perang Uhud’ jaman ini, bila kita mau kembali ke Al-Qur’an dan
mentadaburi ayat-ayatNya, insyaAllah keunggulan masa depan itu akan
kembali milik kita.
197
melihat keberadaannya. Ini terjadi sekitar 13 Abad setelah beritanya
turun melalui Al-Qur’an tersebut di atas.
Jadi tubuh kita, tanah pertanian kita dan bahkan alam lingkungan tempat
kita berada – bisa rusak oleh rusaknya struktur masyarakat
microorganism itu. Sebenarnya bukan mereka yang merusaknya, tetapi
perilaku manusialah yang sesungguhnya merusak masyarakat mereka
ini.
Dari makanan atau obat yang kita telan, pupuk yang kita tebarkan di
tanah, pestisida yang kita gunakan untuk memusnahkan hama , sampai
hal sepele pembersih atau pengharum ruangan yang kita semprotkan ke
ruang tamu kita – semuanya berpengaruh terhadap microorganism
ecosystem di alam – bukankah manusia seharusnya tahu atau mau
mempelajari hal ini ?
Sama juga dengan masyarakat manusia, kita mestinya bisa tahu siapa-
siapa mereka ini ? siapa-siapa yang baik dan siapa-siapa yang jahat.
Bagaimana kondisi masyarakat mereka ? siapa yang memimpin ? siapa
yang kerja apa dst.
198
Itulah salah satu ilmu baru yang saat ini sedang berusaha didalami oleh
berbagai kalangan mulai dari akademisi, institusi pemerintah sampai juga
dari kalangan usaha di seluruh dunia. Ilmu ini disebut Microbiomic yaitu
ilmu yang mempelajari Microbiome – ilmu yang mempelajari
microorganism ecosystem – ilmu yang harus kita rebut agar tidak disalah
gunakan oleh orang lain.
Karena kita tidak boleh lagi kalah cepat dalam memahami masa depan
dibandingkan dengan orang-orang seperti Mark Zuckerberg dan Evan
William cs. – sedangankan petunjuk Al-Qur’an ada di tangan kita – maka
untuk memahami masa depan dan menggarapnya secara serious dan
sustainable, harus ada di antara kita yang melakukannya.
199
Teknologi Dan Inovasi
Lho, kita kan sudah bisa makan cukup – tidak perlu ‘mengikat batu’ di
perut kita untuk menahan lapar. Nabi mengikat batu bukan hanya untuk
menahan lapar, tetapi dalam peristiwa perang Khandaq tersebut – untuk
membangkitkan energi yang luar biasa, memecah batu-batu besar yang
tidak bisa dipecahkan oleh para sahabatnya.
Maka disinilah salah satu sumber inspirasi itu. Dalam ibadah khusus
seperti sholat, puasa, haji dlsb – kita harus mengukuti apa yang
dicontohkan beliau, yang tidak dicontohkan menjadi bid’ah. Tetapi di luar
ibadah khusus, kita bisa melakukan apa saja – asal tidak ada
larangannya untuk melakukan itu.
200
Batu mengandung berbagai jenis mineral, karenanya tergantung pada
mineral yang dikandungnya – ada electrical activities di batu yang
menimbulkan gelombang electromagnetic. Hal yang sama juga terjadi
pada tubuh manusia, sejumlah electrical activities terjadi di seluruh tubuh
kita yang kemudian juga menghasilkan gelombang electromagnetic.
Yang terjadi pada Nabi ketika mengikatkan batu pada perutnya sangat
mungkin itu adalah yang pertama yaitu terjadi constructive interface
antara gelombang electromagnetic dari batu dengan gelombang
electromagnetic yang ada pada tubuh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
– dan inilah yang bisa kita tiru.
Namun karena ini bukan bagian ibadah khusus yang harus persis seperti
yang dilakukan oleh Nabi, kita tidak harus juga mengikatkan batu pada
perut kita. Inpirasi cara kerjanya yang bisa kita tiru dan develop sesuai
dengan jaman modern ini.
Bebatuan yang digunakan Nabi misalnya, dia pasti dari alam – jadi
mudah untuk membangun constructive interface. Sebaliknya kalau
diperut Anda ditempel plastic, besar kemungkinan energi Anda akan
turun karena terjadi destructive atau distortive interface.
201
garam yang diikat di perut – efek yang sama insyaAllah juga terjadi.
Dengan syarat garam tersebut adalah yang bener-bener murni, belum
tercampur oleh zat-zat lain yang dibuat manusia.
Garam yang murni ini juga bukan sembarang garam yang berwarna putih
mangkak yang dikeringkan langsung dari laut, karena air laut-pun kini
tercemar oleh berbagai zat kimia yang membahayakan. Jadi harus
garam murni yang diambil dari laut yang bener-bener bersih, atau
prosesnya melibatkan pembersihan air laut dari pencemaran zat-zat
yang tidak seharusnya ada di sana.
Mengapa kita pilih garam untuk pengganti batu yang diikat di perut ?,
karena garam mudah cair. Bisa dipakai untuk mandi, merendam kaki
bahkan juga bisa disemprotkan menjadi spray untuk terapi pengobatan
berbagai penyakit. Dan bagi orang sehat, therapy garam inilah yang
insyaallah juga bisa menghasilkan energi ekstra – yang diinspirasi oleh
Nabi ketika mengikat batu di perutnya tersebut di atas. Mau coba ? Ayo
datang ke Startup Center dan kita buktikan for free !
202
Hanya sekitar 6 % garam dunia yang dikonsumsi manusia untuk
penyedap makanannya, selebihnya yang paling besar adalah untuk
industri. Ada sekitar 14,000 – 15,000 jenis produk yang ada di sekitar kita
yang dibuat dari garam atau proses produksinya memerlukan garam.
Semua produk berbasis kertas, plastic, PVC, metal, kaca dan kulit –
proses atau sebagian bahannya memerlukan garam. Garam juga
digunakan untuk industri pupuk, kesehatan, pertanian, industri minyak,
sanitasi dan bahkan juga salah satu kandidat penghasil energy
piezoelectric masa depan seperti Sodium Potassium Niobate dll.
203
Tingkat produksi petani garam yang rendah dan harga jualnya-pun
rendah, membuat nasib petani garam mirip dengan petani-petani lainnya
di Indonesia yang sulit beranjak dari kemiskinan. Di sisi lain garam impor
juga murah karena beberapa negeri memiliki tambang garam yang
tinggal mengambilnya.
Tetapi kita tidak bisa berhenti di sini, produktifitas dan kwalitas barang
terbaik sekalipun masih bisa dikalahkan oleh kepentingan dan politik
dagang. Nasib garam ini mirip dengan gula, daging, beras, jagung,
kedelai dan komoditi-komoditi lainnya di negeri ini. Kita bukannya tidak
bisa swasembada, tetapi ada kepentingan dan kekuatan lain yang sangat
besar yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad ini - yang
membuat kita tidak didorong untuk swasembada.
Bila 10 ha lahan garam yang kita mulai didanai ratusan orang dan
menjadi ringan karenanya, mengapa tidak dengan pembangunan industri
dasarnya ? Selain garamnya sendiri, garam dengan mudah bisa diolah
menjadi bahan dasar seperti Sodium Bicarbonate (baking soda -
NaHCO3), Sodium Hydroxide (caustic soda – NaOH) , KCl dlsb. yang
selanjutnya menjadi bahan baku untuk berbagai jenis industri tersebut di
atas.
204
mengimbangi industri pertanian kita. Bila hujan baik industri pertanian
yang berjaya, bila kemarau giliran industri garam yang ganti berjaya -
InsyaAllah Indonesia tidak akan paceklik lagi !
Barangkali ini juga salah satu hikmah, mengapa garam menjadi satu dari
enam komoditi penting yang disebut dalam hadits Nabi yang
sahih berikut : “(Jual beli) emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma dan
garam dengan garam, harus sama berat/ukuran dan harus dari tangan
ke tangan (tunai). Juka jenisnya tidak sama, maka jual-beli-lah sesuka
kalian asalkan dari tangan ke tangan (tunai)”. (HR. Bukhari)
Era disruptive innovation ini mirip dengan era naqabah – ketika umat
Islam berhasil membangun industri percetakan raksasa jauh sebelum
mesin cetak ditemukan. Maka seperti naqabah waraqiin tersebutlah
industri dasar berbasis garam ini bisa kita kembangkan.
Untuk memulainya, kami ingin membuat event dan untuk ini kami butuh
event organizer yang tidak biasa. EO yang bisa mengubah lahan-lahan
garam kami menjadi lokasi edu-tourism yang menarik berbagai kalangan
yang mau meng-eksplorasi peluang di garam ini.
205
Bagi yang fit untuk pekerjaan semacam ini, atau yang sudah langsung
bisa melihat peluang di Salt Basic Industries ini - saya sebut SALTBIC –
agar kelak bisa lebih besar dari SABIC-nya Arab Saudi ! silahkan
menghubungi kami di : ceo@iou.id , dibaca I Owe You Indonesia karena
kita memang serius ingin membangun Indonesia yang kemerdekaannya
dahulu dibayar oleh darah dan air mata para pahlawan dan suhada kita.
Merdeka !
206
manapun yang diambil, kesimpulannya di jaman ini adalah tangan musa
tersebut – dengan mukjizatNya – memancarkan energi !
Hanya saja perburuan energi dari piezo ini baru marak dalam beberapa
tahun belakangan yang didorong oleh dua hal, pertama karena
kekhawatiran orang akan krisis energi dan yang kedua ya karena tingkat
kemajuan teknologi yang sudah sedemikian tinggi – sehingga kini sudah
memungkinkan bagi kita untuk bisa memanen energi yang satu ini.
207
charge baterei HP yang ada di genggaman saku kita, lap top di pangkuan
kita dlsb.
Prinsip yang kedua juga tidak kalah luas peluangnya, yaitu piezo
materials akan mengalami perubahan bentuk bila mendapatkan aliran
listrik. Dengan prinsip yang kedua ini alat-alat canggih untuk kesehatan,
industri dan pertanian yang membutuhkan mesin-mesin yang berpresisi
tinggi bisa dihasilkan.
Siapa yang menguasai teknologi piezo ini sekarang ? tentu sudah banyak
perusahaan-perusahaan maju dunia yang telah jauh meng-eksplorasi-
nya. Tetapi peluang untuk ikut menjadi pemain di bidang ini juga masih
terbuka sangat lebar.
Bila Anda termasuk yang kami cari, Anda cukup menyampaikan dua
lembar executive summary dari project sejenis yang pernah Anda kaji –
atau cukup abstract dari karya ilmiah Anda di bidang ini. Silahkan
dikirimkan ke : ceo@iou.id (I Owe You Indonesia).
208
bahkan lebih dari itu juga dari setiap lambaian tangannya dan dari setiap
ayunan langkah kakinya. InsyaAllah.
Di dalam Al-Qur’an ada satu surat yang artinya Hidangan, yaitu surat
no 5 Surat Al-Maidah. Rupanya demikianlah Sang Maha Pencipta
menyediakan rezeki bagi seluruh makhlukNya dengan
menghamparkan hidangan yang cukup bagi semuanya, kemudian
masing-masing diberi petunjuk untuk mengambil yang mana yang
paling baik baginya. Hanya satu makhlukNya yang diberi kebebasan
memilih, dan hanya satu pula makhlukNya yang bisa mengganggu
ketersediaan hidangan tersebut – yaitu manusia !
Makhluk yang hanya mengikuti petunjuk seperti malaikat dia tidak bisa
celaka. Dan di dunia juga ada contoh yang sangat jelas bahwa ada
makhluk yang selalu mengikuti petunjukNya ini yaitu lebah, dari ribuan
jenis pohon di hutan – dia tidak pernah keliru mengambil nectar dan getah
dari pohon yang beracun – dia selalu bisa mengambil makanan yang
tepat dari hidangan yang tersedia di alam.
209
Konsep kecukupan hidangan ini juga sinkron dalam rantai makanan kita,
ini menunjukkan kebenaran janjiNya dalam rangkain tiga ayat berikut :
Tubuh kita butuh karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Allah
janjikan rezeki itu diturunkan
dari langit, maka perhatikan
komponen-komponen
makanan kita mulai dari
mayoritas karbohidrat dan
lemak yang unsurnya
Carbon, Hydrogen dan
Oksigen – yang semuanya
dari atas (udara). Demikian
pula protein dan vitamin yang
membutuhkan Nitrogen –
sumbernya tetap dari atas.
Baru mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat sedikit tetapi
juga sangat penting, dia rata-rata dari unsur bumi.
Pabrik yang sangat canggih dan sangat efisien tersebut adalah seluruh
jenis tanaman yang indah-indah , yang semuanya ditumbuhkan oleh
Allah dibuminya dengan ukurannya – seperti yang disebut di atas. Dari
210
bahan yang ada di awang-awang inilah lahir buah-buahan dan biji-bijian
yang kita makan.
Apa jadinya ketika siklus yang sempurna tersebut kita ganggu ? Ada yang
tidak mendapatkan jatah
makanannya. Bisa manusia
lain, sekarang ada 800 juta
orang di dunia kelaparan. Bisa
pula binatang dan tanaman,
sekian juta species binatang
dan tanaman punah oleh
perbagai kegiatan manusia
modern.
211
bisa punah sebagaimana punahnya jutaan hewan dan tanaman yang
terganggu keseimbangannya dalam pemenuhan kebutuhannya.
Inilah salah satu tugas penting kita di jaman modern dengan perbagai
teknologi yang semakin canggih ini. Apakah dengan teknologi tersebut
kita akan berbuat kerusakan, merusak keseimbangan dan ketersediaan
hidangan di alam ? Atau sebaliknya, kita gunakan seluruh kekuatan kita
untuk mengembangkan teknologi – yang dengan itu kita bisa
melaksanakan perintahNya.
Food 2.0
Hampir tiga tahun lalu saya menulis In Search of New Food yang
antara lain mengidentifikasi sukun (bread fruit) dan kelor (moringa)
sebagai alternative bahan pangan kedepan. Bread fruit akhirnya
bener-bener kita tanam dalam skala komersial sebagai bagian dari
program iGrow My Own Food (iGrow.Asia). Namun penanaman
bahan-bahan pangan baru ini umumnya dilakukan oleh petani
dalam skala besar atau bahkan di negeri maju dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar. Bagaimana kalau masyarakat
kebanyakan yang hidup di kota – urban people – kita libatkan dalam
pencarian bahan pangan baru ini ?
Di event-event Food Summit atau Agritech Summit yang saya ikuti, saya
selalu ketemu ide-ide nyleneh dari para peneliti, innovator dan kadang
juga perusahaan raksasa untuk pangan masa depan. Ada insect protein
dari jangkrik, ada microalgae sebagai sumber functional food dan bahkan
juga berbagai upaya untuk menghasilkan daging sintetis.
Kalau toh riset-riset ini berhasil nantinya, berbagai bahan pangan baru
tersebut akan dikuasai oleh para industrialis raksasa. Dampaknya
masyarakat kebanyakan hanya akan sebagai pasar yang semakin
menggantungkan makanannya pada produk industri. Hal ini tentu bukan
in the best interest dari sebagain besar penduduk bumi.
212
bagi lebih dari 8 milyar penduduk dunia, diperlukan juga upaya kita untuk
mampu menghadirkan makanan kita sendiri – sebagian atau seluruhnya.
Lebih banyak porsinya lebih baik karena ini akan menurunkan tingkat
ketergantungan kita pada bahan pangan yang disupply dari luar.
Maka setelah berbagai tanaman yang sudah kita tanam tiga tahun
terakhir berfokus pada daerah pertanian atau perkebunan skala luas,
kedepannya kami ingin mulai secara intensif mengajak masyarakat
perkotaan untuk bertani dalam arti harfiah - arti sesungguhnya.
Project yang kita berinama Growy IoT Agritech yang disponsori oleh
iGrow.Asia ini targetnya bukan hanya sekedar menghasilkan karya ilmiah
213
semata, tetapi harus bisa bener-bener diimplementasikan di lapangan
sebagaimana kami mengimplementasikan New Food berupa bread fruit
yang bener-bener kita tanam sampai skala komersial tersebut di atas.
Targetnya adalah dengan IoT (Internet of Things) kita ingin bisa bertani
di tanah yang sangat sempit sekalipun tetapi harus bisa ekonomis secara
komersial. Bukan hanya kwantitas, kwalitas pangan yang dihasilkan
harus yang terbaik – full organic tanpa melibatkan pupuk-pupuk atau
pestisida kimia.
Satu hal kami yakin, bahwa cepat atau lambat challenge untuk
menyiapkan bahan pangan masa depan itu pasti ada yang akan bisa
menjawabnya. Tinggal masalahnya apakah yang menjawab itu kita atau
orang lain. Bila yang menjawab itu orang lain, kita akan kembali menjadi
pasarnya. Bila yang menjawab itu kita, maka disitulah peluangnya.
InsyaAllah.
214
Responsible Consumption
Ada zat yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh kita dalam jumlah
yang sangat sedikit tetapi bila dia kurang atau tidak ada menjadi
sumber segala masalah kesehatan, zat itu adalah mineral. Mineral
yang seharusnya tersedia cukup pada bahan makanan kita, ternyata
ketersediaannya menjadi semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Akibatnya adalah adanya ancaman penurunan kwalitas generasi ke
depan yang disebabkan oleh penurunan kadar mineral di bahan
makanan ini. Ada peluang untuk memperbaikinya, tetapi untuk ini
kita harus mau memperbaiki pola konsumsi kita - yaitu menjadi pola
konsumsi yang bertanggung jawab.
Mineral lain yang dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak adalah Calcium
(sekitar 1 gr/hari), Phosphorus (sekitar 1 gr/hari) dan Potassium (sekitar
3.5 gr/hari). Kekurangan Calcium berdampak pada kesehatan tulang, gigi
dan munculnya berbagai penyakit seperti osteoporosis, osteopenia
dan hypocalcemia . Kekurangan Phosphorus juga berdampak pada
munculnya berbagai penyakit tulang, kekurangan Potassium berdampak
pada otot, syaraf dan penyakit cardiovascular.
215
mineral-mineral lainnya yang tingkat kebutuhannya belum diketahui
secara pasti.
216
Mineral tanah bisa terus berkurang utamanya karena terus diambil oleh
tanaman yang kita panen dan tidak diisi ulang secara memadai, mineral
tanah juga cepat habis oleh erosi air yang melaju dengan cepat di
permukaan tanah yang tidak bisa menahan air karena berkurangnya
pepohonan.
217
Ketika perintah menggembala ini turun kepada para Nabi – seluruh Nabi-
Nabi sejak jaman Nabi Adam AS sampai Muhammad SAW seluruhnya
melaksanakan perintah menggembala ini. Masalahnya adalah meskipun
perintah ini tetap berlaku bagi kita sebagaimana tetap berlakunya ayat-
ayat Al-Qur’an lainnya, kita yang hidup di jaman ini nyaris tidak ada lagi
yang menggembala.
Disinilah ketidak seimbangan itu terjadi, ada dua perintah ‘makanlah dan
gembalakanlah ternakmu…’ (QS 20:54), perintah yang pertama terus kita
laksanakan hingga kini yaitu makan, sedangkan perintah yang kedua kita
abaikan karena kita anggap kuno dan tidak sesuai jaman yaitu
menggembalakan ternak.
Maka tidak ada jalan lain untuk bisa memperbaiki atau mengembalikan
kwalitas makanan kita, harus ada upaya mengembalikan kandungan
mineral tanah tersebut di atas. Tetapi bagaimana caranya ?
D jaman modern ini, kalau tidak mau atau tidak ada lagi lahan gembalaan
– mineral-mineral juga bisa dihadirkan melalui pengkomposan organic
materials seperti buah dan sayur busuk serta organic materials lainnya.
218
Bila kita hanya mengambil dari alam tanpa berusaha mengembalikannya
– lantas siapa yang akan bertugas untuk mengembalikannya ? siapa
yang akan menjaga agar kita tidak meninggalkan generasi yang
(semakin) lemah ke depan ?
Tugas untuk menjaga keseimbangan di alam ini jelas bukan hanya tugas
Pak Tani, juga bukan hanya tugas pemerintah, tugas ini untuk kita semua
karena ayat untuk tidak mengganggu keseimbangan dan perintah
menegakkan keseimbangan dengan keadilan itu ditujukan untuk kita
semua. Demikian pula halnya dengan peringatan untuk tidak
meninggalkan generasi yang lemah, berlaku untuk kita semua.
Begitulah kita sekarang bertani. Kita tidak tahu apakah kita telah
mengambil unsur hara tanah terlalu banyak, atau sebaliknya apakah kita
219
terlalu banyak mengisi tanah kita dengan zat-zat kimia yang sebenarnya
tidak perlu. Yang pertama membuat tanah kita tidak lagi mampu memberi
daya dukung pertanian kita, yang kedua malah merusak tanah kita sendiri
dan lingkungannya.
Lho kita bisa tidak naik mobil, naik sepeda saja yang tidak perlu
speedometer, tidak perlu monitor bahan bakar dan tidak perlu monitor
temperature mesin – bisa memang, demikian itu juga bisa jalan. Tetapi
akibatnya negeri ini dibanjri oleh hasil pertanian negeri lain yang sudah
‘bermobil’ !
Unless kita bisa bertani dengan sangat efisien dengan produktifitas yang
sangat tinggi, problem pangan kedepan tidak akan menjadi lebih mudah
bagi siapapun. Lahan-lahan semakin sempit tergerus oleh perumahan,
infrastruktur, pabrik-pabrik dan perkantoran. Iklim bisa menjadi semakin
tidak menentu, udara dan air semakin tercemar.
Lantas apa yang secara konkrit bisa dilakukan di jaman ini ? Teknologi
berkembang begitu pesat dan semakin murah. Teknologi sensor
misalnya, sekarang nyaris bisa mendeteksi apa saja. Mendeteksi
berbagai unsur-unsur mineral yang dibutuhkan tanaman mestinya sudah
tidak lagi masalah, demikian pula pendeteksi suhu, CO 2 dan air.
220
ini tanaman-tanaman membutuhkan segala unsur C, H, O, N, P, K, Ca ,
Mg, S dan lain sebagainya. Dari mana tanaman memperoleh unsur-unsur
ini ? Dari udara dan dari tanah.
Lantas kalau diambil terus menerus bukankah yang ada di Alam akan
juga habis ? disitulah masalahnya – saat ini kita mengambil terus
menerus tanpa mengetahui apakah yang diambil tanaman kita cukup,
berlebihan atau kurang. Kita juga tidak tahu persis apakah yang di tanah
kita masih tersedia cukup untuk unsur-unsur tersebut.
Itulah gunanya teknologi seprti IoT ini, kita butuh tanaman-tanaman bisa
‘berbicara’ tentang makanan apa yang dia butuhkan dan berapa banyak.
Kita butuh tanah kita bisa ‘bicara’ berapa banyak dia masih bisa memberi,
atau berapa banyak lagi dia perlu diisi agar dia bisa terus memberi.
Bagaimana kalau di sekitar kita tidak ada buah-buahan dan sayuran yang
‘menawarkan’ dirinya untuk mengisi kembali tanah kita yang lagi butuh
berbagai mineral tersebut ? Tidak masalah juga, lha wong air laut-pun
akan dapat bercerita ‘ Aku punya sekitar 90-an mineral yang dibutuhkan
oleh tanah Anda, silahkan diambil dan dimanfaatkan’.
221
Setelah alam di sekitar kita put everything on the table – menawarkan
semua yang dimilikinya untuk kita manfaatkan, kita juga tidak serakah.
Kita akan mengambil secukupnya secara sangat akurat – ya dengan
bantuan teknologi IoT tersebut – kita bisa tahu persis berapa banyak
yang dibutuhkan oleh tanaman-tanaman kita, kita juga tentu bisa tahu
persis berapa yang dibutuhkan oleh tubuh kita sendiri – sisanya harus
dikembalikan ke alam.
Era IoT juga blessing bagi dunia pertanian kita, bila selama ini kerja
pertanian tidak menarik generasi muda – seiiring dengan semakin tuanya
petani kita mengalami ancaman loss generation di bidang pertanian –
sekarang tidak lagi dengan datangnya era IoT.
Di kita sendiri melalui iGrow Precision Farming, kita juga sudah merintis
aplikasi IoT untuk pertanian dalam skala komersialnya yang pertama.
Mudah-mudahan ini bisa menjadi learning by doing yang sangat efektif
untuk era baru dunia pertanian kita. IoT bagi kami bukan lagi wacana,
tinggal siapa yang dahulu menggunakan secara tepat guna – itulah yang
insyaAllah akan menjadi petani unggul ke depan.
Tetapi terus terang kami sendiri juga masih sangat awal dalam proses
pembelajaran ini, maka bila diantara pembaca situs ini ada keahlian-
keahlian yang spesifik yang kami butuhkan – seperti ahli sensor, remote
sensing, instrumentasi, electro-mechanic dan sejenisnya, Anda mungkin
bisa bantu kami untuk mempercepat meng-enable technology IoT ini
untuk dunia pertanian kita.
Next stepnya juga setelah semua learning process ini kita lalui, kita juga
butuh untuk menaklukan tantangan berikutnya – yaitu bagaimana
membuatnya sangat murah dan sangat mudah digunakan. Sehingga
petani kita tidak harus ketinggalan lagi seperti di era traktor, karena
mereka-pun akan dapat mengimplementasikan teknologi IoT ini untuk
sawah dan ladang mereka. InsyaAllah.
222
FinTech, AgriTech dan PropTech
Tidak ada definisi atau batasan yang pas untuk menggambarkan ruang
lingkup FinTech, AgriTech maupun PropTech ini karena karakter startup
itu sendiri adalah innovative, creative, fast growing dan out of the box.
Kalau dia dibatasi dengan definisi tertentu malah dia akan terkungkung
dengan batasan itu sendiri.
223
Lantas dimana peluang startup-startup kita sesungguhnya ? Setelah
banyak belajar dari pusat-pusat menjalarnya tech fever – demam
technology dunia tersebut, saya melihat sangat bisa jadi peluang kita
justru ada di ‘rumah’ kita sendiri. Guru dan sumber ilmu kita bukan
mereka, tetapi ada di petunjuk yang setiap hari sudah kita baca.
Dan kita akan menemukan anjuran yang sama di enam ayat lainnya yaitu
12:109; 16:36 ; 30:42 ; 35:44; 40:21 dan 40:82. Apa makna anjuran Allah
yang berulang-ulang sampai tujuh kali ini ? Ini menunjukkan penekanan
pentingnya anjuran yang diulang-ulang tersebut.
Lantas apa isi anjurannya ? intinya ada dua – yang pertama adalah
perjalanan di muka bumi dan yang kedua tentang pelajaran yang diambil.
Yang menariknya lagi di seluruh tujuh ayat ini, pelajaran yang disuruh
ambil adalah tentang kesudahan orang-orang sebelumnya – dan
semuanya merujuk pada kesalahan orang-orang sebelumnya. Jadi
intinya dianjurkan apa kita yang sampai tujuh kali tersebut ?
224
Di bidang FinTech misalnya, yang menyebar di seluruh dunia rata-rata
fintech yang berbasis ribawi. Maka peluang kita justru menghadirkan
FinTech yang bebas dari riba, di sinilah peluang terbaik umat ini untuk
menghadirkan solusi keuangan yang bebas dari legacy keuangan ribawi.
Membuat bank butuh modal trilyunan, berat bagi umat ini dan tidak perlu
menjadi prioritas. Karena solusi melawan riba itu adanya di perdagangan
dan di sedekah, kalau kita kuatkan FinTech berbasis jual-beli dan
berbasis sedekah – maka inilah kesempatan kita untuk bisa menjauh
sejauh-jauhnya dari debu riba itu.
225
sebatas tertentu kemampuannya juga ada di kita, mengapa kita tidak
berbuat ?
Lagi-lagi ruang untuk melakukan perbaikan itu selalu terbuka untuk dapat
kita lakukan, mulai dari memperbaiki teknologi material banguan –
sampai teknologi untuk pembiayaannya sangat mungkin digali dari Al-
Qur’an. Sebagai contoh misalnya ketika dunia berlomba untuk mencari
bahan bangunan yang murah dan sustainable, kita sudah diberi petunjuk
lebih dari1,400 tahun lalu bahwa salah satu sumber bahan bangunan itu
adalah kulit binatang, Think about it !
Saya melihat peluangnya di industri halal yang saya sebut saja Halal Pool
! Dalam bahasa jawa Halal Pool (dibaca Halal Pol) berarti amat sangat
halal – halal sampai batas maksimal ! dalam bahasa Inggris memiliki arti
Kolam Halal – dan ini benar karena salah satu maknanya memang kita
mulai memperkenalkan kolam renang halal. Tetapi arti yang lebih luas
adalah berkumpulnya segala sesuatu yang halal. Bisa berupa
akomodasi, kolam, restoran, bahan pangan dan lain sebagainya yang
serba halal.
Halal Pool inilah antara lain yang bisa menjadi perbaikan semampu yang
kita miliki, untuk menangkap peluang tumbuhnya Halal Tourism
226
Industry – yang bahkan juga sudah diincar oleh negara-negara lain yang
mayoritas penduduknya bukan muslim.
Extreme Weather
Sudah lebih dari 16 bulan negeri ini tidak mengalami musim kering,
April sampai September 2016 lalu yang seharusnya musim kemarau
– tetap turun hujan sehingga disebut kemarau basah. Hari-hari ini
kita memasuki pekan kedua bulan April – kita juga masih diguyur
hujan di sana – sini. Hujan dapat menjadi berkah seperti
melonjaknya panenan padi kita tahun lalu, juga bisa menjadi
musibah dengan banyaknya tanah longsor dlsb. Tetapi extreme
weather bukanlah hal baru, ribuan tahun lalu juga sudah terjadi. Ada
cara untuk menyikapinya dan ada cara untuk mengatasinya.
Ribuan tahun lalu, di jaman Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam negeri Mesir
mengalami extreme weather yang amat sangat, bayangkan saat itu hujan
turun sepanjang 7 tahun kemudian diikuti oleh kekeringan yang juga 7
tahun. Kejadian cuaca ekstrem sampai kembalinya cuaca normal ini
direkam lengkap dalam rangkaian ayat-ayat berikut :
227
kurus. Tujuh tangkai yang hijau dan tujuh lainnya yang kering, agar aku
kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui”. (QS 12:46)
“Dan Yusuf berkata : “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun secara
sungguh-sungguh, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu
biarkan di tangkainya kecuali sedikit yang kamu makan”” (QS 12:47)
“Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali
sedikit yang kamu simpan”. (QS 12:48)
“Setelah itu akan datang tahun dimana manusia diberi hujan dan pada
masa itu mereka memeras (anggur) “ (QS 12:49).
Tetapi cuaca ekstrem itu juga bisa pulih seperti yang ditunjukkan di ayat
49. Bila dibaca terus rangkaian ayat-ayat ini, kita akan bisa mengetahui
bahwa pulihnya iklim itu pada saat negeri dikelola oleh seorang yang adil,
jujur, soleh, mampu mengendalikan nafsunya dan dia seorang yang
hafidzun aliim – pandai menjaga amanah dan berilmu pengetahuan.
Di surat lain kita juga bisa belajar bahwa cuaca kering yang ekstrem, bisa
diatasi dengan beristigfar. “Maka aku berkata : “Mohonlah ampun kepada
tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
menurunkan hujan yang lebat kepada kamu”” (QS 71:10-11)
Pelajaran lain yang sangat berguna untuk jaman ini adalah teknologi
pasca panen biji-bijian yang tersirat di surat Yusuf ayat 47 tersebut di
atas.
Saya dan teman-teman yang belajar dengan susah payah menjaga benih
agar tetap berdaya tumbuh tinggi pada periode penyimpanan yang lama,
tahu betul betapa susahnya ini bila dilakukan dengan teknologi sekarang.
Selain harus dijaga suhunya, benih tersebut juga harus terus diputar
penyimpanannya, karena kalau menetap posisinya dia juga rusak daya
tumbuhnya.
228
Yayasan Bil Gate bahkan harus membuat Seed Vault – tempat
penyimpanan benih secara khusus di Svalbard dekat kutub utara, agar
bisa menjaga benih-benih yang disimpan ini dari berbagai kerusakan –
sehingga tahan lama untuk diwariskan ke generasi yang akan datang.
Tetapi melalui ayat tersebut kita bisa belajar teknologi yang sederhana
yang bisa dilakukan oleh siapa saja, yaitu dengan mempertahankan biji-
bijian itu pada tangkainya. Diisyaratkan di rangkian ayat-ayat tersebut,
biji-bijian yang disimpan dengan cara ini akan tahan lama minimal
mampu melampaui musim kemarau yang amat sangat panjang selama
tujuh tahun.
Bukti konkrit teknologi Allah ini masih dapat kita saksikan hingga kini yaitu
kearifan local yang dijalankan oleh Suku Baduy Banten dengan apa yang
disebut Leuit. Ini adalah lumbung padi kas Baduy yang entah telah
diwarisi berapa lama oleh mereka secara turun-temurun. Jadi bukan hasil
percobaan setahun dua tahun, ini adalah akumulasi kearifan local yang
berkembang berabad-abad.
Menurut pengakuan mereka, bibit padi yang disimpan di dalam Leuit bisa
tahun sampai 100 tahun ! Jadi ini yang saya anjurkan bagi mahasiswa
Si, S2 sampai S3 – bila mau belajar teknologi penanganan pasca panen
biji-bijian – tidak perlu ke negeri barat, cukup belajar Leuit dari urang
kulon di suku Baduy Banten !
229
Maka inilah yang bisa dan perlu dilakukan oleh para petani di seluruh
Indonesia selagi masih ada hujan ini.
API Economy
Utilisasi API untuk mendesign produk baru atau memperkaya fitur dari
yang sudah ada ini juga bisa meliputi berbagai bidang kehidupan,
sehingga ide-ide kreatif bisa timbul dari bidang apa saja dan dari mana
saja.
230
Dan tidak sesulit yang dibayangkankan oleh kabanyakan orang,
mengambil peran
dalam economy
yang berbasis API
ini juga bukan
prerogative –nya
para jawara IT.
Yang diperlukan
hanyalah wawasan
yang luas bahwa
semua yang
berada di luar sana
– dengan satu dan
lain hal sudah saling terhubung.
Seperti jaringan saraf yang rumit, tetapi kita tidak perlu membuatnya
sendiri semua – hampir hampir keseluruhannya sudah ada yang
membuat. Yang perlu kita buat tinggal hal yang sangat spesifik dan
unique yang itu merupakan kompetensi kita.
Prinsip dasar dari API economy ini adalah ‘focus on what you do best and
connect with others to do the rest’. Yang berpeluang adalah mereka yang
berwawasan luas bahwa semua yang di luar sana adalah potensi mitra
untuk berkolaborasi.
Saya berikan contoh aplikasi API ini dengan sesuatu yang selama ini
tidak terbayangkan, yaitu bagaimana petani-petani Indonesia bisa
memperoleh pendanaan dari masyarakat investor global – lha
wong bank-bank di dalam negeri-pun sangat enggan kok memberikan
modal kepada mereka. Hanya sekitar 3 % dana perbankan di Indonesia
yang mengalir ke dunia pertanian, inipun untuk petani besar – bukan
petani kebanyakan.
231
petani 20 % dari modal, maka mereka hanya bisa berbagi hasil 50%/50%
misalnya pada angka 10 % - angka ini kemungkinan besar tidak menarik
bagi perbankan yang men-charge bunga bagi debitur-nya di kisaran 11-
12% per tahun, juga kurang menarik bagi investor institusi maupun
perorangan kebanyakan di negeri ini karena bunga deposito saja di
kisaran 6% tanpa resiko.
Bagi wartawan keuangan Eropa tersebut, dengan bagi hasil yang 9-10%
per tahun mestinya sudah diserbu oleh investor atau pemodal Eropa –
karena rata-rata suku bunga deposito di Eropa hanya di kisaran 0.05%
per tahun !
Dan target pasar itu bukan hanya investor retail Eropa, negara-negara
lain yang suku bunga deposito-nya rendah , tiba-tiba bisa menjadi target
pemodal yang menarik untuk mengalirkan pembiayaan bagi para petani
kita di era API Economy – pembiayaan ini yang oleh bank local maupun
investor local-pun dianggap kurang menarik dibandingkan deposito yang
aman pada angka kisaran 6%.
232
0.70%, Kuwait 1.25%, Jepang 0.1 % dan masih banyak negeri-negeri lain
yang investor individualnya bisa ditarik untuk membiayai sector pertanian
di Indonesia.
Investasi asing di sector riil seperti pertanian ini juga lebih baik bagi
negeri ini, karena kita akan bisa menyedot dana global – bukan dalam
bentuk hot money seperti di bursa saham yang bisa ditarik kapan saja,
tetapi dalam bentuk menggerakkan ekonomi riil yang hanya bisa ditarik
ketika sudah menghasilkan panenan.
Pada saat itu ditarik seluruhnya juga ndak masalah, karena petani kita
sudah menggunakannya untuk berproduksi, lapangan kerja sudah
tersedia, dan ekonomi sudah berputar. Investor sector riil dan bersifat
retail inilah yang bisa berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi di
negeri ini. Hanya untuk memberikan dampak yang significant, investor
retail itu jumlahnya harus sangat banyak – dan dari sanalah
dibutuhkannya API Economy dengan UX yang menarik dan mudah
digunakan itu.
Ada potensi besar sebesar dua kali GDP kita, kalau kita bisa meraih
sepotong kue saja dari kue yang teramat besar ini – akan bisa menjadi
sumber pertumbuhan ekonomi kita yang sangat berarti. So , just let do it
! InsyaAllah.
233
Dan saya termasuk orang yang sangat meyakini bahwa teori Malthus
tersebut salah, mengapa demikian ? Ada petunjuk yang sebaliknya,
bahwa pertumbuhan ketersediaan pangan itu sesungguhnya bersifat
eksponential – bila saja manusia mau melaksanakan perintahNya , yaitu
antara lain untuk memakmurkan bumi (QS 11:61).
Maka tidak heran Allah menyatakan dengan kalimat yang sangat tegas
: “Sekali-kali tidak ! Manusia itu belum melaksanakan apa yang
diperintahkanNya” (QS 80:23). Perintah apa yang sesungguhnya belum
kita laksanakan ? bisa sangat banyak, tetapi salah satunya adalah
perintah terkait dengan memakmurkan bumi ini atau perintah memberi
makan.
Ini bisa kita lihat dari rangkaian ayat berikutnya setelah pernytaan Allah
bahwa manusia belum melaksanakan perintahNya tersebut di atas, lihat
ayat yang tepat sesudah pernyataan tersebut : “Maka hendaklah
manusia itu memperhatikan makanannya” (QS 80:24).
Nah asumsinya kita pingin pindah, dari status manusia yang belum
melaksanakan perintahNya (QS 80:23) ke orang yang memperhatikan
makanannya (QS 80:24) – perubahan apa yang kiranya bisa kita lakukan
untuk dunia khususnya terkait dengan ketersediaan pangan tersebut
diatas ?
Dengan segala keterbatasan yang ada, ketika ayat ini kita coba
implementasikan di tanaman gandum yang sedang kami coba tanam di
Kebun Al-Qur’an, hasilnya kurang lebih seperti foto di atas.
234
Dari setiap butir benih, bulir yang dihasikan rata-rata lima dan pada setiap
bulir biji yang dihasilkan rata-rata 33. Bukan ayatnya yang salah tetapi
keterbatasan kemampuan kami dalam bertani gandum yang memang
jauh dari sempurna – artinya masih terbuka ruang yang sangat lebar
untuk perbaikan, yaitu menaikkan bulir menjadi tujuh dan menaikkan
jumlah biji menjadi
sekitar 100 pada
setiap bulirnya.
Namun dengan
segala keterbatasan
ini saja, apa yang
bisa kita perbuat bila
kita memiliki tiga butir
benih gandum saja ?
(atau tanaman
apapun juga boleh,
tetapi dengan
matematika model
yang pastinya
berbeda). Ketika tiga butir ini kita tanam, kemungkinan terbesarnya
minimal satu butir akan tumbuh.
Bila dari hasil ini sepertiga kita tanam, dan hanya tumbuh sepertiganya
saja – maka pada panenan ke dua sudah menjadi lebih dari 3,000 butir.
Pada panenan ke 3 sudah lebih dari 55,000 butir, dan pada panenan ke
4 sudah menjadi lebih dari 1 juta butir. Bila panenan ke 4 ini 2/3-nya
dimakan, maka bagian yang dimakan ini cukup untuk memberikan
karbohidrat sepasang manusia selama satu tahun.
Bila diteruskan 1/3 dari panenan ke 4 yang tidak dimakan tersebut terus
ditanam, dan kemudian polanya tetap 2/3 dimakan dan 1/3 ditanam
kembali – maka pada panenan ke 9, jumlah butir yang dihasilkan sudah
mencapai lebih dari 2.1 trilyun dan bisa memberi makan sekitar 31 juta
orang selama setahun.
235
Karena gandum yang kita tanam bisa dipanen pada hari ke 75, kalau
ditanam secara besar di lahan luas kemungkinan akan mundur di kisaran
90-100 hari , maka gandum di negeri ini sangat bisa jadi akan bisa
ditanam 3 kali setahun. Berarti panenan ke 9, dari 3 butir benih sampai
mencukupi pangan untuk 31 juta penduduk tersebut waktunya hanya 3
tahun. Dan pada tahun ke 4 kita sudah bisa mencukupi seluruh
kebutuhan pangan penduduk negeri ini, yang tumbuh sangat pesat
sekalipun !
Dengan matematika pangan ini kita juga bisa lebih mudah memahami,
bagaimana Khalifah belia Umar bin Abdul Azis (682-720 M) bisa
memakmurkan seluruh negerinya meskipun pemerintahannya sangat
singkat yaitu kurang dari 3 tahun. Bagitu makmurnya sehingga di wilayah
Afrika yang dari dahulu hingga kini sering dilanda kelaparan – tidak ada
kelaparan di wilayah tersebut semasa pemerintahan Umar bin Abdul Azis
ini.
236
semacam ini bener-bener ada dan sudah dicontohkan
penggunaannya di Al-Qur’an lebih dari 1,400 tahun lalu.
Bagi orang beriman, yang sama sekali belum bisa dipahami atau masih
ghoib sekalipun – bila dia datangnya dari Allah atau RasulNya – maka
kita sudah mengimani kebenarannya. Bila kita bisa memahaminya lebih
jauh dengan ilmu pengetahuan modern, kita akan bisa memperluas
manfaatnya.
Dalam konteksi inilah ilmu pengetahuan yang saya ulas di tulisan ini,
hanya untuk menambah keimanan kita terhadap kabar yang datangnya
dari Allah – kemudian memanfaatkannya secara lebih luas setelah kita
memahaminya – dalam hal ini adalah bagaimana salah satu proses
penyembuhan itu terjadi.
237
Kembali ke blood-brain barrier (BBB) yang cara kerjanya kurang lebih
sudah dipahami oleh dunia medis modern tersebut di atas, zat apa yang
bisa sampai ke otak sehingga bisa menyembuhkan berbagai penyakit
yang pangkalnya di otak ? dia haruslah zat yang sangat kecil (kurang dari
800 amu) atau zat yang bisa melalui jalur lebarnya otak yang berupa
lemak.
Bila dia zat yang larut dalam air, pintunya sangat-sangat kecil. Bila dia
zat yang larut dalam minyak (atau lemak) – pintunya lebih lebar. Pasti
bukan kebetulan kalau yang memenui syarat ini ternyata adalah molekul-
238
molekul minyak atsiri atau essential oil (EO). Molekul-molekul EO itu
ukurannya tidak lebih dari 500 amu, jadi selain dia unsur minyak – yang
bisa melalui jalur lebar lipid untuk sampai ke otak, ukurannya yang amat
sangat kecil membuatnya bisa melalui jalur manapun yang terbuka.
Artinya, setiap tetes EO bisa membanjiri setiap sel yang ada di tubuh kita
dengan 40,000 molekul. Bayangkan kalau ada satu, dua atau beberapa
molekul saja yang tepat sasaran – maka segala macam penyakit bisa
disebuhkan melalui jalan EO ini dengan cepat – seperti proses
penyembuhannya Nabi Ya’kub (QS 12:96).
Demikian pula penyakit diabetes baik yang Type I maupun II, meskipun
penyebabnya berbeda, tetapi keduanya di-trigger oleh gangguan
komunikasi antar sel. Bila Type I karena kegagalan sel untuk
memproduksi sinyal insulin – sehingga sel yang seharusnya
memproduski insulin tidak meproduksinya. Di Type II insulinnya ada
diproduksi tetapi sel-sel tidak bisa merespon sinyal yang datangnya dari
insulin tersebut untuk memindahkan energi gula dari darah ke sel –
akibatnya gula terakumulasi di dalam darah dan semakin hari semakin
meningkat konsentrasinya.
239
Bagaimana sekarang molekul-molekul EO dapat memperbaiki transmisi
sinyal-sinyal antar sel tersebut ? Setiap EO adalah campuran dari
puluhan atau bahkan ratusan zat yang terdiri dari susunan Carbon,
Hydrogen dan kadang juga Oxigen membentuk satuan yang disebut
isoprene.
Satu isoprene terdiri dari 5 atom carbon dan 8 atom hydrogen – C5H8,
contohnya adalah apa yang disebut Phenylpropanoids. Sedangkan
molekul-molekul yang terbentuk dari gabungan isoprene tersebut disebut
terpene. Yang terkecil adalah monoterpenes – yaitu dua isoprene atau
C10H16. Kemudian diatasnya, yaitu cesquiterpenes yang terdiri dari tiga
isoprene atau C15H24.
Minyak atsiri atau EO isinya yang utama adalah isoprene tersebut, baik
yang berupa Phenylpropanoids, Monoterpenes maupun Sesquiterpenes.
Phenylpropanoids misalnya ada di EO yang berasal dari cengkeh (90%),
basil (75%), kayu manis (73 %) dan oregano (60%).
240
Phenylpropanoids bekerja duluan membersihkan antenna atau receptor
sel yang rusak oleh virus, tertutup lemak, terpapar radiasi dlsb. Setelah
receptor bersih, disusul yang kedua oleh sesquiterpenes yang berfungsi
menghapus atau memprogram ulang informasi-informasi yang salah
yang tersimpan dalam memori DNA sel. Baru yang terakhir
monoterpenes memprogram ulang atau mengisikan informasi-informasi
yang benar ke dalam memori DNA sehingga seluruh sel berfungsi
sebagaimana seharusnya.
Dengan memahami cara kerja salah satu upaya penyembuhan ini, maka
kita bisa mengambil manfaatnya secara lebih luas. Masyarakat yang
akan berlatih membuat parfum di Huurun Project insyaAllah Agustus
nanti misalnya, setelah mereka menguasai kehaliannya meracik parfum
– next step-nya tinggal meracik aromatherapy untuk penyembuhan
penyakit dengan menggunakan bahan yang sama – yaitu essential oils
atau minyak-minyak atsiri tersebut di atas.
Prinsip dasarnya juga sangat mirip satu sama lain, bila untuk meracik
parfum kita dilatih untuk menguasai mana-mana EO yang menjadi
kelompok top notes, mid notes dan bottom notes – maka di
aromatherapy yang perlu dikuasai adalah mana-mana EO yang
mengandung phenylpropanoids, monoterpenes dan sesquiterpenes
maksimal. Di antara keduanya – yaitu notes dan kandungan isoprene –
juga beririsan satu sama lain. Semakin kecil jumlah isoprene, semakin
kearah top notes dan sebaliknya, semakin banyak isoprenes – semakin
kearah base notes.
Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini, semua telah diciptakan oleh
Allah dengan sebaik-baiknya, semua kadarnya terukur dan masing-
masing diberi petunjukNya (QS 87 : 2-3) , maka kita tinggal
memahaminya, memanfaatkannya dan jangan lupa juga banyak-banyak
mensyukurinya. Insyaallah.
241
Disrupt Or Be-Disrupted
Para pengelola jaringan hotel global tentu tidak pernah menyangka kalau
pasarnya akan tersedot oleh inovasinya Air BNB, demikian pula para
pengelola industri transportasi – pasti tidak menyangka kalau innovative
disruption-nya Uber bisa mengikis habis pasar mereka.
Dalam era persaingan global yang begitu nyata dan ada di depan mata
ini, saya melihatnya justru peluang bagi rakyat kebanyakan seperti kita.
Mengapa demikian ?, Anda yang punya mobil dan bisa nyetir saja
sekarang bisa dengan mudah dapat pekerjaan menjadi sopir taksi-nya
Uber, sama dengan yang punya motor bisa jadi tukang ojek-nya Go-Jek.
Yang punya rumah ngganggur di lokasi yang menarik bisa tiba-tiba dapat
menjadikan ‘Hotel’-nya Air BnB.
242
Maka semangat inovasi seperti ini pula yang mestinya bisa dilakukan
umat ini untuk men-disrupt hegemoni kapitalisme dan konglomerasi
yang mencengkeram umat di segala bidang.
Kami tahu ini karena salah satu startup kami ada di daftar DISRUPT 100
tersebut di atas, teman-teman perbankan syariah sebenarnya tinggal
bicara dengan Startup Center kami di Depok – agar peluang besar
tersebut bisa digarap dari Indonesia.
Salaam Bank ini ada di nomor 1 dari The 50 Most Innovative Global
Muslim Startups, sedangkan startup kami iGrow.Asia berada di no urut 5
dari list yang sama. Sekarang perhatikan apa hubungannya
antara DISRUPT 100 dengan The 50 Most Innovative Global Muslim
Startups tersebut ? Tidak ada hubungannya sama sekali.
243
Mumpung pemerintah kita juga nampaknya mendukung industri kreatif
semacam ini dengan target dilahirkannya 1000 Techno Startup yang
dicanangkan beberapa bulan lalu. Mengapa tidak ini betul-betul kita
manfaatkan ?
Mengapa pilot model yang kami ambil adalah industri parfum ? karena
ada urgensi-nya industri parfum ini harus digarap oleh kaum muslimin.
Pertama wewangian adalah bagian dari sunnah, sedangkan wewangian
yang beredar sekarang hampir keseluruhannya adalah kimia yang
berpotensi merusak kesehatan.
Yang pertama adalah dengan apa yang kami sebut teknologi ScentSight
– atau teknologi penampakan aroma. Dengan teknologi ini aroma
wewangian akan (seolah) dapat dilihat dan dikomunikasikan secara
visual. Teknologi ini akan membuat terobosan dalam bidang pelatihan
keahlian membuat perfum maupun di bidang penjualan produk nantinya.
244
Dengan teknologi tersebut, insyaAllah wanita-wanita muslim di seluruh
dunia bisa berlatih membuat parfum sampai mahir tanpa perlu
meninggalkan rumahnya. Setelah mahir, parfum yang dihasilkannya juga
bisa dijual dengan visual (seolah) pembeli sudah bisa menciumnya –
meskipun hanya dengan melihat visualisasi grafis dari parfum tersebut.
Setelah melakuan
riset dan kajian
dengan mengubeg-
ubeg industri
parfum di ‘ibu kota ‘ parfum dunia – Grasse – Perancis, kami
menemukan celah yang sangat menarik untuk di-disrupt dari industri
parfum yang ada di dunia saat ini – yaitu di struktur biayanya.
Biaya mahal ini antara lain adalah biaya tenaga kerja, botol atau
packaging, biaya promosi dan pemasaran dan biaya distribution channel-
nya. Di Huurun Project struktur biaya ini yang justru akan menjadi salah
satu keunggulan kita, yaitu biaya bahan baku kita yang jauh lebih mahal.
245
pengguna parfum kita buat transparan, ada proses edukasi agar mereka
tahu apa bahan baku dari parfum kita sesungguhnya, dan apa bahan
baku parfum yang ada di pasaran ? Yang dari kita semua adalah minyak
atsiri (essential oil) alami yang memang sangat mahal, sedangkan yang
ada di pasaran semuanya mengandalkan kimia.
Mana yang Anda pilih ? membeli produk dengan bahan baku yang murah
atau yang mahal ? kalau harga suatu produk hanya terdiri dari unsur
bahan baku, tentu Anda akan membeli produk yang bahan bakunya
murah.
Tetapi karena yang Anda beli adalah produk akhir dan bukan hanya
bahan baku, maka dengan harga yang sama-pun Anda akan memilih
membeli produk yang bahan bakunya mahal – karena dia baik , terbuat
dari minyak atsiri atau essential oil yang menyehatkan – bukan yang
bahan bakunya murah, yang terbuat dari bahan kimia – yang justru
(berpotensi) menimbulkan penyakit.
Dan jalur distribusi kita pendek, hanya dari Huurun Pusat langsung ke
komunitas yang bergabung di project Huurun ini, kemudian dari
komunitas inilah yang menjualnya langsung ke lingkungan masing-
masing atau melalui teknologi yang juga insyaAllah segera kami siapkan.
Walhasil dengan bahan baku mahal tetapi terbaik, bahan alami yang
menyehatkan, Huurun Project insyaAllah akan bisa men-deliver produk
berkwalitas tinggi dengan harga yang tidak lebih mahal dari produk
terbaik yang ada di pasaran – itupun kalau ada, kenyataannya hampir
pasti tidak ada – karena yang ada di pasaran adalah minyak wangi yang
terbuat dari bahan kimia !
246
Maka inilah chance kita – disrupt, or be disrupted – dan kita memilih untuk
ber-inovasi agar kita yang bisa men-disrupt ! InsyaAllah.
247
Sosial Dan Budaya
248
tempat Anda sekarang ke tempat yang lebih jauh tanpa
memberi dampak manfaat yang significant.
Anda perlu lahan seukuran minimal 0.5 hektar, 1.5 hektar dan
bahkan lebih untuk memulainya saja tergantung dari tanaman
yang Anda bidik. Dan banyak yang tidak tahu lahan seluasan ini
masih tersedia dan terjangkau oleh rata-rata karyawan se-level
manager di Jakarta.
Secara umum
tanaman-tanaman
yang sudah
berpotensi besar
dalam jangka pendek ini saya kelompokkan menjadi tiga yaitu
kelompok pangan (Food), pakan (Feed) dan Flavor and
Fragrance (rempah-rempah dan tanaman aromatic).
249
Untuk pangan jelas, Anda bisa mulai dari padi-padian, kacang-
kacangan, buah, sayur, ternak sampai ikan. Namun karena jenis
tanaman pangan pada umumnya bersifat bulky – masalah
transportasi dan resiko kerusakan di jalan harus sangat
dipertimbangkan. Sebagai contoh bila pasar terbesar di
Indonesia yang Anda tuju, itu adanya di BJJB (Banten, Jakarta
dan Jawa Barat), maka lahan yang Anda beli sebaiknya di area
ini.
Demikian pula Pakan, dia lebih bulky lagi. Tetapi karena pakan
tidak langsung ke konsumen, dia umumnya untuk peternak –
maka Anda bisa mendekati sentra-sentra peternakan di
Indonesia. Tanaman pakan ini sangat besar pasarnya, karena
kita semua pingin bisa makan daging sedangkan daging mahal
justru karena masih terkendala oleh sumber pakan ini.
Maka kalau tanaman kategori Food and Feed pasar utama kita
ya 255 juta penduduk negeri ini, swasembada unuk
membentengi diri dari serbuan produk pertanian asing –
tanaman-tanaman dari kelompok Flavor and Fragrance
pasarnya sangat luas di seluruh penjuru dunia.
250
Indahnya tanaman kategori ke 3 yaitu Flavor and Fragrance ini,
dia bisa ditanam nyaris di mana saja di wilayah Nusantara ini.
Satu daerah dan daerah lain berbeda dalam peluangnya, tetapi
hampir semua wilayah punya keunikan tersendiri. Tidak juga
perlu kawatir jarak dari pasar, karena yang dibawa ke pasar
umumnya produk akhirnya saja – yang tidak lagi bulky.
Career 2.0
251
dipimpin langsung beliau. Artinya rata-rata lebih dari tiga kali
peperangan dalam setiap tahunnya – setalah usia 55 tahun –
bisa dibayangkan irama kerja Nabi seperti apa di 8 atau 9 tahun
terakhir hidup beliau.
Pada karier Anda yang kedua, tidak ada lagi yang memerintah
Anda untuk bekerja – atau mengharuskan Anda untuk bekerja
– tabungan Anda mungkin juga sudah cukup, maka inilah
kesempatan Anda untuk mewujudkan passion Anda. Dengan
passion inilah Anda bisa bekerja bukan karena diperintah oleh
atasan atau suatu keharusan, tetapi bekerja karena kecintaan
untuk berkarya secara maksimal.
Kedua menjadi amat sangat penting untuk make sure Anda bisa
menemukan passion Anda sendiri di karier yang kedua ini.
Jangan lagi bekerja karena keterpaksaan dan keharusan, tetapi
kesempatan untuk Anda bekerja karena memang Anda
mencintai pekerjaan yang kedua ini.
252
bertani maupun beternak sebagai pilihan kariernya yang
pertama.
253
Keempat adalah ada yang perlu disadari bahwa bagaimanapun
karier kedua –pun ada batasannya, dan batasan ini berbeda
dengan karier yang pertama. Bila karier yang pertama
batasannya adalah kebutuhan atau keharusan bekerja –
sehingga orang rela bekerja untuk hal yang tidak disukai
sekalipun, di karier yang kedua batasan itu utamanya adalah
waktu !
254
Anda untuk mencari ilmu atau menyebarkan ilmu – maka
insyaAllah ini juga menjadi ibadah tersendiri.
Bila Anda meluangkan waktu satu jam per hari saja untuk
subject tertentu yang Anda ada passion di dalamnya, maka
standarnya Anda sudah bisa menjadi expert di tingkat national
pada bidang yang Anda tekuni tersebut. Bila ini Anda lanjutkan
sampai tujuh tahun, insyaAllah Anda sudah expert di bidang
tersebut untuk ukuran internasional.
255
Anda masih akan bersaing habis-habisan dengan para pemain
dari sejumlah negara – baik yang penduduk mayoritasnya
muslim mapun yang tidak.
Hanya saja untuk Anda bisa menjadi expert di bidang ini Anda
kudu bisa mengintegrasikan sejumlah ilmu seperti design,
teknologi, syariat, manajemen, jaringan dlsb. Bila Anda tidak
seluruhnya menguasai-pun, paling tidak Anda harus tahu siapa
yang menguasainya sehingga bisa menjadi bagian dari team
Anda.
256
Anak Soleh Era Digital
Namun karena sekolah fisik berupa kuttab ini – sekuat apapun kami
mengusahakannya – masih terbatas keberadaannya. Lima tahun terakhir
ada 25 lokasi kuttab kami buka dengan melibatkan tidak kurang dari 500
orang ustad dan ustadzah, tetap ini jauh dari memadai untuk
memfasilitasi orang tua-orang tua yang sangat ingin anaknya menjadi
soleh dan solehah.
257
Maka mau tidak mau, di era digital ini kami harus menggunakan
teknologi. Itulah solusinya, iKuttab.com lahir. Meskipun tentu saja tidak
semaksimal kalau anak-anak Anda sekolah di Kuttab langsung, tetapi ini
jalan yang paling memungkinkan bila di lokasi Anda belum ada Kuttab,
atau kalau toh sudah ada – anak Anda belum bisa masuk Kuttab.
Bahkan, untuk para orang tua yang anaknya sudah masuk kuttab-pun
versi digital iKuttab.com ini akan sangat membantu orang tua. Karena
melalui versi digital dari kuttab inilah orang tua bisa ‘nyambung’ dengan
perkembangan keimanan anak-anaknya. Di kuttab, orang tua-pun harus
ikut sekolah – mereka harus siap ketika anaknya menjadi lebih baik lebih
cepat dari yang diharapkan orang tua-nya.
Seolah mudah ini, tetapi belum tentu Anda siap ketika Anak Anda tumbuh
jauh lebih baik dari Anda. Misalnya ketika ayah-bunda masih senang
menikmati tontonan-tontonan di televisi yang luar biasa pilihannya
sekarang, siapkah Anda ketika anak Anda bertanya “ayah- bunda, kok
masih nonton yang seperti ini sih ?”.
Atau yang paling berat adalah pertanyaan anak Anda di meja makan :
“Ayah- bunda, apakah makanan yang akan kita makan ini halal ?”,
bagaimana orang tua menjawabnya bila rezeki yang dibawa pulang
masih bercampur riba, riswah dan sejenisnya.
Dari banyaknya orang tua yang akhirnya mencari pekerjaan lain, karena
imbas perbaikan anak-anaknya inilah kami di kuttab sering mendengar
pertanyaan dari calon orang tua santri yang bertanya “Apakah di kuttab
ada aturan kalau orang tua harus meninggalkan pekerjaan sebelumnya
?”.
Jawaban kami tegas, “Tidak, kami tidak pernah mengharuskan orang tua
meninggalkan pekerjaannya !”. Namun kalau karena pekembangan
keimanan anak-anaknya membuat orang tua sadar bahwa yang selama
ini dibawa ke rumah masih bercampur aduk dengan yang tidak halal,
maka itulah konsekwensi logis dari perubahan anaknya yang menjadi
soleh lebih cepat dari orang tuanya – dan orang tuanya harus segera
mengejarnya dengan kesadaran sendiri.
Siap menddik anak dengan lebih baik ? iKuttab.com bisa jadi adalah yang
sangat Anda butuhkan saat ini. insyaAllah.
258
Corporate Waqf
Beberapa tahun terakhir muncul pula idiom ‘doing well by doing good’,
yaitu mencapai keberhasilan usaha dengan cara berbuat baik. Jadi di
dunia kapitalis-pun masih bisa muncul perusahaan-perusahan yang
berbuat kebajikan, bahkan Fortune tahun lalu mengeluarkan daftar
perusahaan-perusahaan yang sudah melakukannya.
259
Hanya bedanya bila dalam korporasi tujuan hasil sebesar-besarnya itu
untuk individu atau kelompok (pemegang saham), bila dalam
pengelolaan aset wakaf – yang akan menikmati hasilnya itu adalah umat
atau masyarakat yang menjadi target dari wakaf itu sendiri.
260
Misalnya perusahaan mewakafkan lahan parkirnya untuk shalat jum’at
setiap hari jum’at, selama gedung parkiran tersebut ada. Perusahaan
bisa mewakafkan halaman kantornya yang luas untuk sholat iedul fitri dan
iedul adha – dua kali setahun, selama halaman tersebut belum dibangun
menjadi gedung dlsb.
Apakah dengan ini kinerja kita akan bisa menurun ? insyaAllah tidak –
bahkan kita optimis kinerja akan melonjak. Why ? Lihat janji Allah di ayat-
ayat tersebut di atas. Bila wakaf waktu ini Allah nilai sebagai upaya
menolong (agama) Allah, maka Dia akan menolong usaha-usaha kita.
Bila upaya ini dinilai olehNya sebagai kebajikan, maka Dia akan melipat
gandakan sampai (minimal) sepuluh kali dari apa yang kita berikan.
261
Setiap masjid yang membutuhkannya Anda tinggal memberinya setelah
diverifikasi. Bila produksi keramik yang Anda wakafkan tersebut
mencapai 1/3 dari produk yang Anda jual, insyaAllah juga berlaku
perhitungan produktivitas 400% tersebut di atas bagi pabrik keramik
Anda.
262
Saya beri contoh yang bisa kita lakukan secara massal dan sekaligus
mengatasi problem yang tidak kunjung solved di ngeri ini – yaitu problem
supply daging dan harganya. Hingga saat ini setelah 72 merdeka, kita
belum bisa menikmati swasembada daging dengan harga yang
terjangkau. Apa masalahnya ?
Apa mau para wakif menanggung biaya ‘kemahalan’ daging yang harus
ditanggung masyarakat ? disitulah ujiannya. Maukah kita meringankan
beban saudara-saudara kita ? Apalagi Allah berjanji akan melipat
263
gandakan amal kita dengan sepuluh kali, 700 kali dan bahkan lebih
? Yang lulus ujian ini – inysaAllah akan mau.
Siapa penolong terbaik kita ? Bukan pasar, bukan bank, bukan pemodal
dan tentu bukan orang lain. Penolong terbaik Itulah Allah dan Dia pasti
menolong kita ketika kita menolong (agama) Nya. Jadi gerakan wakaf ini
justru bisa menjadi salah satu strategy agar usaha kita cepat besar,
masalah-masalah yang kita hadapi cepat terurai dlsb. Wakaf dapat
menjadi ‘Blue Ocean Strategy’ bagi kita-kita !
Dalam Al-Qur’an hal ini Allah ceritakan melalui kisah yang indah dari
perjalanan hidup Musa. Ketika dia harus meninggalkan negerinya
dengan rasa takut karena hendak dibunuh oleh pemimpin negeri itu,
sampailah dia di Madyan. Di dekat mata air di Madyan, dia menjumpai
masalah – dua wanita yang tidak bisa bisa memberi minum ternaknya –
karena sumur dikuasai oleh orang-orang kuat negeri itu.
Dalam kondisi takut, lelah dari perjalanan yang sangat jauh dan juga
sangat lapar, Musa membantu dua wanita tersebut – dan tanpa minta
dibayar – padahal dia sangat butuh sesuatu saat itu. Apa yang dilakukan
musa setelah menolong dua wanita inilah yang kemudian oleh Allah
contohkan menjadi suatu do’a, ketika kita sangat membutuhkan
pertolonganNya. Do’a ini berada dalam rangkaian kisah Musa di surat A-
Qasas yang diceritakan sangat detil oleh Allah dalam 43 ayat (QS 28 : 1-
43).
Bunyi do’a itu adalah “ Robbi innii limaa anzalta ilaiyya min khairin fakiir
– Ya Robbi sesungguhnya aku sangat memerlukan kebaikan yang
Engkau turunkan kepadaku” (QS 28:24). Urutan menolong orang –
264
berdo’a – kemudian solusi yang turun sesudahnya, inilah yang bisa kita
jadikan strategi kita dalam mengatasi segala problema usaha kita.
Bila perusahaan Anda tergerak untuk terlibat dalam Corporate Waqf ini,
bersama sejumlah pengelola wakaf – kami dalam proses menyiapkan
gerakan yang kami sebut Waqf Indonesia – yaitu gerakan untuk
menghadirkan kembali budaya berwakaf di masyarakat, Anda dapat
menghubungi kami di : ceo@waqf.id
Impact Economy
265
tidak sadar kita tidak menumbuh kembangkan system ekonomi
kapitalisme ribawi – yang diharamkan oleh Allah, diancam akan
dihancurkan dan bahkan Allah dan RasulNya menyatakan perang
terhadapnya (QS 2:275, 276, 279) – maka kita harus mengelola harta kita
mengikuti petunjukNya.
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari
seorang laki-laki berjalan-jalan di tanah lapang, lantas mendengar suara
dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.” (suara tersebut bukan dari suara jin
atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas awan itu berjalan di
ufuk langit, lantas menuangkan airnya di tanah yang berbatu hitam. Tiba-
tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu meneliti air (dia ikuti ke mana
air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang sedang berdiri di
kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki (yang
berjalan tadi) bertanya kepada pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba
Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan- yaitu
nama yang dia dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai
hambah Allah, mengapa engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia
menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang inilah
airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan – namamu. Apa
yang engkau lakukan terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab
:”Bila kamu berkata demikian, sesungguhnya aku menggunakan hasilnya
untuk bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan
daripadanya sepertiganya, dan yang sepertiganya kukembalikan ke
sini (sebagai modal penanamannya kembali)”. (HR. Muslim).
Inilah yang menjadi dasar dari prinsip 1/3 dalam pengelolaan harta yang
ideal. Yaitu 1/3 untuk sedekah, 1/3 untuk nafkah keluarga dan 1/3 untuk
(re) investasi. Bila kita bisa melakukan pengelolan harta dengan prinsip
1/3 ini, maka insyaAllah ‘hujan’ akan turun ke kebun kita meskipun yang
lain kekeringan – rezeki yang barokah tetap datang ke kita ketika yang
lain tidak mendapatkannya.
266
“Ketika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara
: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat , atau anak saleh yang
mendoakan orang tuanya” (HR Muslim).
Dari yang 1/3 kita sedekahkan, sebagian menjadi sedekah jariyah yang
akan menemani kita ketika tidak ada lagi di dunia ini. Yang 1/3 kita
investasikan – sebagiannya diharapkan menjadi investasi yang paling
baik yang tidak akan pernah mengalami kerugian – yaitu investasi pada
ilmu yang bermanfaat.
Sedangkan 1/3 terakhir yang kita nafkahkan pada anak-anak dan istri
kita, diharapkan bisa mengantarkan anak-anak tersebut menjadi anak
yang saleh yang akan istiqomah mendoakan kita. Istri kita menjadi
penyejuk pandangan kita baik selagi di dunia maupun di akhirat nanti.
Lha apa umat mau membelanjakan harta begitu besar untuk sedekah
dan wakaf ? Perlu edukasi memang , tetapi umat terdahulu mau
melakukannya – mengapa umat sekarang tidak ? Budaya wakaf yang
sangat massive ini – tidak hanya dicontohkan oleh para sahabat seperti
Abu Talhah dan Umar bin Khattab, tetapi juga sampai berabad-abad
kemudian.
267
Maka yang kita perlu lakukan hanya mengingatkan umat di jaman ini
dengan satu ayat, dengan satu ayat ini - bila dihayati maknanya - orang
akan berlomba-lomba berwakaf selagi sempat. Satu ayat ini adalah
“Kamu sekali-kali tidak akan pernah sampai kepada Al-Birr (Surga)
sampai kamu menafkahkan dari apa yang kamu cintai…” (QS 3:92).
Hanya dengan satu ayat ini-pun cukup untuk menjadi modal bagi
kebangkitan ekonomi umat yang massif !
Kemudian 1/3 bagian yang kedua yang digunakan untuk memberi nafkah
keluarga, karena tujuannya adalah untuk menghadirkan anak-anak yang
saleh dan istri yang menjadi penyejuk pandangan – maka sekolah-
sekolah yang berbasis keimanan dan majlis-majlis ilmu akan kebanjiran
peminat. Makanan-makanan yang halalan, thoyyiban dan azka tho’am –
makanan yang paling murni – akan menjadi prioritas keluarga.
Industri makanan akan berubah dari yang targetnya sekedar massal dan
murah untuk menguasai pangsa pasar, menjadi industri makanan secara
kecil namun menyebar dimana-mana. Mengapa demikian ? karena orang
akan mementingkan – traceable food – yaitu makanan yang diketahui
betul asal-usul bahannya sampai siapa yang memasaknya. Makanan
yang enak tetapi tidak azka tho’am – yaitu makanan yang tercampur
berbagai perasa yang tidak seharusnya ada di makanan akan
ditinggalkan orang.
268
pengamalan ilmu yang bermanfaat – karena orang tahu bahwa ilmu yang
bermanfaat inilah yang akan dibawa mati, bukan hasil investasi yang
tinggi.
Walhasil, Impact Economy itu akan terbangun secara otomatis bila kita
mengikuti petunjukNya ketika kita membelanjakan harta. Karena hanya
tiga hal yang akan kita bawa mati, maka ‘check-list’-nya menjadi
sederhana.
Yaitu pikirkan dampak dari setiap pengeluaran kita, apakah dia akan
berdampak pada 1) sedekah jariyah, 2) ilmu yang bermanfaat , atau 3)
anak saleh. Bila suatu pengeluaran bersifat netral dari ketiganya – artinya
tidak berdampak apa-apa – maka pengeluaran tersebut tidak perlu
menjadi prioritas. Bila dia bersifat negatif, yaitu menjauhkan salah satu
dari tiga hal tersebut – dia perlu ditinggalkan, itulah Impact Economy bagi
kita-kita.
Ketika turun ayat ‘Kamu tidak akan bisa memperoleh Al-Birr (Surga)
sampai kamu menginfaqkan dari apa yang kamu cintai...’(QS 3:92),
serta merta Abu Talhah yaitu orang yang paling banyak hartanya
dari kaum Anshar – menginfaqkan kebun Bayruha – kebun terbaik
yang dimilikinya yang berada di depan Masjid Nabi. Dengan ayat
yang sama Umar bin Khattab menginfaqkan kebun terbaik yang
pernah diperolehnya, yaitu kebun di Khaybar. Ayat ini semacam
batu uji, yang menguji cinta kita atas harta – lulus kah kita seperti
Abu Talhah dan Umar bin Khattab ?
Tafsir ayat tersebut jelas, Ibnu Katsir menafsirkan Al-Birr sebagai surga,
jadi ayat ini menegaskan bahwa kita tidak pernah akan sampai ke surga
– karena lan artinya tidak akan pernah selama-lamanya – bila kita tidak
mengifaqkan harta yang kita cintai.
Contohnya pun jelas dari kisah Abu Talhah dan Umar bin Khattab
tersebut di atas, yang diinfaqkan bukan sebagian kecil dari harta yang
kita cintai, tetapi infaq atau wakaf dari harta yang paling kita cintai –
karena itulah ukuran cinta.
269
terbaik untuk orang lain misalnya B, bukankah ini bukti cinta palsu kita
terhadap A karena kita lebih cinta kepada B.
“Ketika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara
: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat , atau anak saleh yang
mendoakan orang tuanya” (HR Muslim). Mana yang kita punya dari yang
tiga ini ? Alangkah indahnya kalau kita memliki ketiganya. Bila ilmu kita
tidak seberapa, bila kita juga tidak yakin apakah anak-anak kita akan
istiqomah mendoakan kita nantinya – maka sedekah jariyah kitalah
harapannya !
270
memberdayakan masyarakat yang kurang mampu dlsb., dapat
melalui Rumah Wakaf (https://www.rumahwakaf.org/) dlsb.
Selain sejumlah kebajikan yang bukan lagi wacana, tetapi telah bener-
bener dieksekusi secara massif oleh aktivis-aktivis yang saleh di
sejumlah institusi yang saya gunakan untuk contoh tersebut di atas,
penyerahan harta di jalan Allah atau lebih khusus saya sebut Wakaf
(karena banyak bentuk lainnya seperti sedekah, infaq dslb) sungguh
memiliki potensi yang luar biasa.
271
Bayangkan sekarang kalau ada lembaga atau institusi yang secara
amanah bisa membangkitkan dan mengelola potensi wakaf umat ini,
maka negeri ini tidak lagi perlu repot-repot mencari pinjaman kesana-
kemari untuk bisa membangun infrastuktur yang massif dan
memakmurkan rakyatnya.
Lho, kalau umat ini yang mendanai infrasturktur dlsb, lantas apa
pekerjaan umat yang lain ? Di situlah penguasa harus adil. Bila seluruh
kebutuhan dananya diambil dari umat, maka harta yang diwakafkan
tersebut harus 100% menjadi pengurang pajak. Sedangkan silahkan
terhadap umat lain dikenakan 100% pajak.
272
Jadi wakaf untuk project-project infrastruktur dan pemberdayaan
ekonomi pada umumnya itu sudah berlangsung lebih dari 14 abad, kalau
kita bangkitkan kembali sekarang – tentu ini bukan barang baru bagi umat
ini yang memang telah memiliki sejarah sangat panjang dengan
wakafnya.
Apa yang masih lowong tersebut ? di antaranya yang kami lihat adalah
bagaimana memberdayakan wakaf untuk menggerakkan – asset-asset
wakaf dari lembaga lain, menggerakkan wakaf untuk R & D,
menggerakkan wakaf kreatif, wakaf untuk pembiayaan infrastruktur dan
pusat-pusat layanan public dlsb.
Misalnya saat ini banyak lahan-lahan wakaf milik organisasi massa umat
yang belum teroptimalkan, maka YDWI insyaAllah bersedia memobilisir
resourcesnya untuk mengolah dan mengelola lahan-lahan yang
nganggur tersebut.
Contoh lain, Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI yang insyaallah
dilantik bulan depan mungkin akan perlu bantuan untuk memenuhi janji
kampanyenya dulu - membangun rumah bagi penduduk Jakarta yang
kurang mampu. Semua yang terpikirkan selama ini kan rumah tersebut
dijual, oleh karenanya baru akan menjangkau masyarakat yang masih
mampu membelinya.
273
ke IMF dan bank-bank pemberi pinjaman lainnya tetapi mereka datang
ke para pengelola dana wakaf !
Ayat yang menjadi ‘batu uji’ cinta kita itu tetap sama, Abu Talhah Lulus,
Umar bin Khattab Lulus, Usman bin Affan Lulus, demikian pula sekian
banyak umat-umat ini yang terdahulu Lulus – masak kita tidak pingin lulus
juga ? InsyaAllah kita harus bisa lulus !
Jalesveva Jayamahe
Motto yang digunakan oleh TNI Angkatan Laut ini berasal dari bahasa
sansekerta yang terjemahan bebasnya adalah di air-air (laut) lah kita
berjaya. Ungkapan ini digunakan sejak jaman Majapahit sebagai sarana
untuk memotivasi angkatan lautnya, maka kekuatan angkatan laut kita
sejak jaman Majapahit memang layak untuk disyukuri. Tetapi kejayaan di
laut mestinya tidak terbatas pada kekuatan militer, di bidang ekonomi
khususnya masalah transportasi, pangan dan energi – kita juga harus
bisa berjaya. Berikut adalah guidance (huda !) agar kita berjaya di laut
yang inspirasinya diambilkan dari The Book of Guidance yaitu Al-Qur’an.
274
Bila pemda DKI susah-payah mem-persuade warganya agar mau naik
kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, warga di daerah-daerah
kepulauan mau-tidak mau memang harus menggunakan kendaraan
umum dalam berbagai bentuk penyeberangan. Di hari-hari sibuk padat
lalu lintas, yang macet adalah jalan-jalan darat, bukan jalan laut.
Tranportasi laut ini di Al-Qur’an paling banyak disebut, ada belasan ayat
yang membahasnya. Ayat-ayat tetang kapal yang berlayar di lautan ini
sekaligus menambah bukti kebenaran Al-Qur’an bahwa dia bukan
karangan Muhammad SAW, karena sampai Khalifah ke 2 – Umar bin
Khattab-pun masih enggan menyeberangi lautan. Mekah dan Madinah
adalah jauh dari laut, sedangkan Al-Qur’an sangat banyak membahas
laut.
Bila daging dari hewan ternak kita kudu hati-hati dengan kehalalannya,
binatang yang halal menjadi haram dagingnya bila tidak disembelih
dengan menyebut namaNya, bahkan sudah disembelih dengan
menyebut namaNya-pun masih bisa haram dimakan bila ternyata
binatang halal tersebut menjadi binatang jalalah (yang diberi makanan
najis), ikan dari laut semuanya halal !
Bahkan secara spesifik Allah sampai dua kali menyebut daging yang
segar atau lahman thoriyyan adalah ikan dari laut (QS 16:14 dan 35:12).
Lantas dengan luas lautan kita yang mencapai 3.5 juta km2 atau 65 %
dari seluruh wilayah Indonesia dimana daratannya hanya 1.9 juta km2,
mestinya kita tidak usah cape-cape impor daging yang selain
kehalalannya perlu terus diteliti, juga tidak ada jaminan kesegarannya
bukan ?
275
Di bidang energi dan bahan baku industri juga tidak kalah menariknya.
Bahwa laut adalah sumber energi, kita sudah di-inspirasi untuk
memikirkannya melalui ayat pendek – wal bahril masjuur –dan laut yang
mengandung api (QS 52:6). Berangkat dari sini saja kita tidak akan habis-
habisnya menemukan sumber api atau energi dari laut.
Bisa berupa energi gelombang, angin, minyak, panas bumi dan yang
tidak kalah menarik adalah piezoelectricity – yang dapat dihasilkan dari
kristal-kristal yang bahan bakunya adalah air laut yang telah menjadi
garam. Yang sudah ditemukan sejak dua abad silam adalah
piezoelectricity dari garam Rochelle, dan yang kini sedang dalam
perburuan teknologi paling efisiennya adalah apa yang disebut Sodium
Potassium Niobate (KNN).
Renewable energy lainnya seperti bio fuel dlsb., karena dikonsumsi – dia
juga habis, meskipun kemudian bisa diproduksi kembali. Piezo material
seperti KNN berbeda, dianya sendiri tidak dikonsumsi – jadi tidak habis.
Dia menghasilkan energi ketika mendapat tekanan atau perubahan
bentuk, energi kemudian disimpan dan digunakan – kemudian habis,
tetapi ketika si Piezo KNN ini ditekan lagi atau berubah bentuk lagi – dia
dengan cepat menghasilkan energi baru kembali, begitu seterusnya.
Selain untuk energi , air laut yang mengandung sekitar 90-an mineral juga
menjadi bahan baku untuk hampir keseluruhan jenis industri. Bahkan
pasar garam dunia yang terbesar bukan dimakan manusia, hanya 6 %
garam laut yang diproses menjadi garam untuk makanan (food grade),
terbesarnya 68 % adalah untuk bahan baku perbagai industri.
276
hidup bersama garam baik secara langsung yang dimakan melalui
makanannya – tiada makanan yang enak tanpa garam, maupun secara
tidak langsung yaitu menggunakan produk-produk industri yang salah
satu bahan bakunya adalah garam.
Maka hanya ada satu cara kita untuk menjadi bener-bener Jalesveva
Jayamahe – Berjaya di lautan, yaitu menysukurinya kita hidup di bumi
yang hampir 2/3 wilayahnya lautan ini. Tidak sebatas bersyukur dengan
ucapan, tetapi tentu juga dengan perbuatan – mengolah sumber daya
yang melimpah ini dengan seadil mungkin. Dengan bersyukur inilah Allah
akan menambah nikmatNya kepada kita… (QS 14:7). InsyaAllah.
Hutang Indonesia saat ini sekitar US$ 328 milyar atau Rp 4,265 trilyun.
Kalau kita bisa melahirkan startup sekelas Facebook dan kekayaannya
diwakafkan untuk membayar hutang negara, maka dia nyaris cukup
karena perusahaan yang baru seusia remaja 13 tahun itu nilai pasarnya
mencapai US$ 321 milyar. Kalau kita berhasil membangun usaha segede
Apple, maka dia lebih dari cukup karena nilai pasarnya sekitar US$ 534
milyar.
277
perusahaan tersebut Bill & Melinda Gates juga telah mendonasikan
sekitar US$ 44.3 milyar sejak tiga tahun lalu melalui foundation mereka.
278
Salah satunya kita bisa belajar dari Zubaidah istri Khalifah Harun Al-
Rasyid. Wanita darah biru keturunan khalifah yang kemudian juga
menjadi istri khalifah ini terkenal sekali dengan wakafnya – yang hingga
kini masih bisa disaksikan bekas-bekasnya.
Mata angin topan atau segenggam bola salju tersebutlah yang kita mulai
perlu lemparkan rame-rame sekarang – entah angin topan atau bola salju
siapa yang nantinya membesar – itu tidak penting, yang penting negeri
ini bisa membayar hutang atau setidaknya tidak menambah hutang.
Begitu pula yang dari arah Bekasi, Ciputat dan lain sebagainya – bahkan
juga tidak lama lagi jalur dari Bandung ke Jakarta dengan jalur kereta
cepat. Yang mungkin tidak kita bayangkan adalah dari mana uang untuk
membangun infrastruktur yang kita butuhkan tersebut ? Selain dari pajak
279
yang kita bayar, sebagiannya juga tentu dari berhutang – nambah lagi
hutang kita !
Orang akan rela melakukan ini manakala dia sadar bahwa setiap Dinar
yang kita keluarkan untuk wakaf, itulah sejatinya harta terbaik yang
dibawanya hingga kita mati. Hanya akan ada tiga hal yang kita bawa mati.
Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang
mendo’akan orang tuanya.
Maka konsep wakaf juga yang akan bisa membangun negeri ini secara
merata ke seluruh penjurunya. Kita bisa membangun jalan ke pucuk
gunung yang tidak akan pernah kita lalui, membangun madrasah di
pelosok tanah air yang tidak akan sempat kita kunjungi, membangun
rumah sakit-rumah sakit yang kita tidak pernah ingin menikmatinya dlsb.
Lantas apa konkritnya mata angin topan dan bola salju yang akan kita
lempar ? satu yang akan saya lempar adalah perubahan paradigm ‘harta
tidak dibawa mati’ yang melemahkan umat dari upaya berkarya
maksimal, menjadi ‘harta yang dibawa mati’ untuk mendorong orang
berwakaf di bidang apa saja – karena wakaf itulah harta yang dibawa
mati.
280
mengajak siapa saja yang tertarik untuk bekerja keras – mencari harta
terbaik yang demikian baiknya sehingga kita ingin membawanya mati,
yaitu dengan mewakafkannya.
Melalui wakaf inilah insyaAllah tidak akan ada jalan yang terlalu jauh
untuk kita tempuh, tidak akan ada pekerjaan yang terlalu sulit untuk
dilaksanakan, tidak ada biaya yang terlalu mahal untuk dibayar –
meskipun dibutuhkan 1 Dinar untuk setiap ayunan kapak, insyaAllah
tetap kita laksanakan.
Mengandalkan
dana pensiun dan
tunjangan hari tua
? tidak semua
orang memiliki
dana pensiun dan
tunjangan hari tua
ini. Kalau toh ada,
pada umumnya
dana pensiun dan
tunjangan hari tua
ini nilainya sangat
tidak memadai.
Mengapa ? Karena
iuran yang kita
bayarkan sejak
bekerja di usia belia, terus tergerus dengan inflasi – sehingga ketika kita
pensiun angkanya saja yang besar tetapi daya belinya jauh menurun.
281
Mengandalkan dari sanak family khususnya anak-anak ? jumlah anak-
anak di generasi kita cenderung menurun. Persaingan hidup juga
semakin keras pada jaman mereka dewasa, jadi kalau toh kita bisa
mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang berbakti pada orang
tuanya – kita juga tidak ingin membebani mereka.
Di sisi lain usia harapan hidup rata-rata orang Indonesia kini mencapai
71 tahun, kalau pensiun dari pekerjaan di usia rata-rata 55 – 60 tahun –
maka rata-rata orang Indonesia harus mampu bertahan hidup antara 11-
16 tahun pasca pensiun. Gambaran tentang masa depan suram ?
Betul, bila kita tidak merencanakan dari dini. Tetapi justru di sinilah
challenge dan seninya bila kita antisipasi sedini mungkin. Uswatun
Hasanah kita – Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mulai memimpin
perang besar pada usia 55 tahun atau sekitar usia pensiun rata-rata
orang di jaman ini. Beliau terus memimpin perang sampai sekitar 27 kali
hingga akhir hayatnya di usia 63 tahun.
Kita juga diajari untuk berdoa agar makin tua kita menjadi semakin
berkwalitas, penggalan do’a khatmil Qur’an antara lain berbunyi : “…Ya
Allah, jadikan umur terbaikku adalah di penghujungnya, jadikan amal
terbaikku adalah di penutupnya, dan jadikan hari-hari terbaikku adalah
hari ketika bertemu dengan Engkau…”.
Ayat dan contoh do’a tersebut mengisyaratkan satu hal yang sangat
jelas, yaitu perencanaan untuk hari esuk yang lebih baik. Khususnya
adalah apa yang akan kita lakukan di usia emas kita, ketika fisik tidak
sekuat sekarang, pikiran tidak secemerlang sekarang, network tidak
seluas sekarang dan perbagai kendala lain yang menyertai usia lanjut
kita.
282
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa merencanakan ini semua ?
Salah satu caranya adalah coba pejamkan mata Anda sejenak –
bayangkan kehidupan Anda di usia-usia akhir Anda, 56 , 57, 58….61, 62,
63….71, 72, 73…dst. Bayangkan dimana Anda akan tinggal ? bersama
siapa ? apa kegiatan Anda ? Siapa yang merawat Anda bila sakit ? Siapa
yang akan mengantar Anda di hari terbaik Anda ketika bertemu
denganNya ?
Sebagaimana cita-cita pertama yang saat itu tentu sudah Anda lalui,
inilah cita-cita kedua yang semakin cepat kita merencanakannya akan
semakin baik. Salah satu hasil dari Ramadhan Camp 1438 lalu yang
kami bahas bersama teman-teman i’tikaf adalah terkait perencanaan
untuk usia emas ini.
283
Jangan lupa pada usia kisaran 60-an orang juga lagi di puncak wisdom-
nya, kalau ditambah rajin mentadaburi ayat-ayatNya siang malam – dia
juga berada di puncak penguasaan hikmah (QS 3:190-191; 2:269) –
maka pesantren juga bisa menjadi tempat orang-orang di luar sana untuk
datang berkonsultasi dalam menyelesaikan perbagai urusan dunianya.
Ada pula yang punya cita-cita lain lagi, di usia emasnya sedapat mungkin
tinggal di Mekkah, Medinah atau bahkan di Palestina di sekitar Masjidil
Aqsha. Alasannya juga sangat valid karena center of gravity akhir
zaman-pun adanya di sana, maka tidak salah bila hari terbaik kita –
pingin berada di sana.
Maka untuk menindak lanjuti diskusi-diskusi kita selama i’tikaf, kita ingin
lanjutkan kajian khusus ini sekaligus mulai menggelindingkan bola salju
berjama’ahnya Masyarakat Usia Emas. Selain peserta individu, kita juga
mengundang peserta institusi karena kita akan butuh banyak mitra
institusi dalam mengimplementasikan rencana-rencana tersebut.
284
Kami siapkan formulir terlampir untuk mendeteksi minat ini, dan berawal
dari formulis inilah komunitas atau Masyarakat Usia Emas – Golden Age
Society ini kita rintis, untuk bersama-sama menghadapi usia kita dengan
hari-hari terbaiknya. Insyaallah.
Kita semestinya yakin dan percaya bahwa janji Allah pasti benarnya,
tetapi tingkat keimanan kitalah yang menjadi kendala untuk berbuat
maksimal mengikuti janji-janjiNya. Bagi kelompok yang curiga-pun Anda
tidak salah, karena biasanya kalau ada orang menganjurkan sedekah
seperti ini buntutnya memberi nomor rekening yayasan atau institusinya
atau lebih parah lagi memberikan rekeningnya sendiri.
Nah sedekah yang saya anjurkan disini bukan untuk institusi, yayasan
ataupun diri saya – silahkan Anda sedekahkan ke kerabat dekat Anda
masing-masing di kampung mumpung lebaran. Atau kepada siapapun
yang Anda yakini amanah dengan sedekah Anda.
285
Nah bagaimana kita mengamalkan ayat ini secara konkrit ? tentu niat kita
sedapat mungkin jangan beramal untuk mendapatkan imbal balik yang
lebih banyak, tetapi beramal untuk membenarkan janjiNya tersebut di
atas. Bahwasanya dari sana kita akan diberi balasan sepuluh kali lipat
atau bahkan lebih – itu sepenuhnya hak Allah.
Tetapi disinilah
Matematika Ilahiah itu
berlaku. Bila dengan
THR 100% saja Anda
tidak merasa cukup,
apa mungkin Anda
akan kurangkan 33%
atau 1/3nya untuk
sedekah ?
Selain balasannya yang akan menjadi 330% tersebut, Anda juga masih
punya 67% dari THR Asal. Jadi berapa THR Anda setelah proses ini
286
berlangsung ?, THR Anda menjadi 330% + 67% atau menjadi 397% atau
medekati 4 kali dari THR semula.
Tentu balasan dari Allah bukan seperti uang yang tiba-tiba turun dari
langit atau tiba-tiba ada di depan pintu rumah Anda di malam hari,
meskipun inipun memungkinkan bila Allah berkehendak – Namun kalau
ini yang terjadi – wajar Anda curiga karena yang seperti ini pernah
menjadi modus kejahatan yang sampai sekarang sedang ditangai pihak
yang berwajib.
Juga bukan transfer ndak jelas, dari pihak lain ujug-ujug masuk rekening
Anda. Bila ini yang terjadi kemungkinannya itu uang suap , uang salah
transfer dan sejenisnya yang minimal akan membuat Anda repot bila di
belakang hari menjadi temuan KPK atau menjadi fakta persidangan.
Nah THR Anda kini sudah ada di genggaman tangan Anda, sudah dapat
Anda lihat fisiknya berada digenggaman tangan – well mayoritasnya
angka di bank – tetapi as good as uang yang Ada digenggaman tangan
Anda. Maukah Anda melepaskannya karena Anda lebih percaya kepada
janji Allah dari uang THR yang sudah digenggaman tangan tersebut ?
Jawabannya tergantung seperti apa tingkat keimanan kita seperti yang
disampaikan oleh Siti Aisyah tersebut di atas.
287
Sumatra dan pulau-pulau lainnya. Mereka adalah orang-orang yang baru
menerima THR dari kantornya masing-masing.
Petani di Geneva
288
Secara materi – memang tidak dengan mudah bisa pampak –
perbaikan apa yang bisa kita lakukan bila kita bekunjung ke
negeri kaya seperti Swiss ini. Betapa tidak, pendapatan per
kapita penduduknya mencapai sekitar 20 kali pendapatan per
kapita kita. Disiplin rakyatnya juga luar biasa.
Lantas apa yang bisa kita lakukan lebih baik dari yang mereka
lakukan ini ? Sangat banyak mestinya. Bila orang kaya –
uangnya banyak, tanahnya subur, penduduknya sedikit – maka
tentu tidak terlalu sulit untuk terus membangun kemakmuran.
Kalau kita meniru cara mereka ini, tentu akan sulit – dan kita
dapat melihat hasilnya yang kita capai setelah 72 tahun
merdeka.
289
lakukan – agar kita bisa melakukan perbaikan di muka bumi,
bisa memakmurkannya, agar rakyat bisa makan cukup tidak
tergantung pada orang lain.
Mana kala kita bisa meng-amalkan satu demi satu dari ayat-
ayat petunjukNya yang kita tadaburi di bulan Al-Qur’an ini,
sehingga kita bisa bener-bener mencapai target puasa kita –
yaitu menjadi orang yang bertakwa – dan salah satu karakter
orang yang bertakwa adalah menggunakan Al-Quran sebagai
petunjuk dan nasihat sebagaimana QS 3:138 tersebut di atas –
290
maka insyaAllah kita akan bisa bener-bener menjadi umat yang
paling tinggi sebagaimana janjinya juga di ayat sesudahnya QS
3:139.
Di tangan kita ada kitab, yang dengan itu bisa membuat kita
lebih unggul dari bangsa yang paling makmur dan disiplin
sekalipun – masak kita tidak tertarik mengamalkannya ? Let just
do it, mulai di bulan Ramadhan ini !
291
Asal tidak panik saja, rata-rata manusia bisa mengambang di atas air.
Massa jenis tubuh manusia berkisar antara 0.97-0.98 tergantung
kandungan lemak tubuhnya, semakin banyak otot ketimbang lemak
semakin tinggi massa jenis tubuhnya dan sebaliknya. Tetapi asal masih
dibawah 1.0 dia mestinya bisa mengambang di atas air, lebih mudah lagi
mengambang di laut karena masa jenis air laut lebih dari 1.0.
292
atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan
mereka (se-iman), atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para
pelayan laki-laki (tua) yang tidak memiliki keinginan (terhadap
perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
perempuan…” (QS 24:31)
Inilah mengapa kolam renang syar’i yang pertama ini kami buat di Startup
Center, karena belajar berenang itu sendiri bisa menjadi sumber inspirasi
untuk melatih mental dan mindset kita. Bahwa tidak ada angsa yang tidak
bisa berenang, masak kita kalah sama angsa sih ? Tetapi lebih dari itu,
tidak ada manusia hidup yang tidak diberi rezeki cukup – asal dia selalu
siap bangun pagi-pagi dan terjun dari ‘sarangnya’ untuk berenang
menyongsong rezeki di lautan kehidupannya. InsyaAllah.
293
Wong Telu
Ajaran yang dibawa para wali ini secara turun temurun diwariskan kepada
para muridnya, para ulama dan kiyai – sampai pesantren-pesantren tua
yang masih ada di Jawa. Hanya saja karena ajaran tersebut tidak lagi
diamalkan oleh murid-muridnya yang jauh di jaman ini, maka disitulah
kita kehilangan salah satu metode dakwah yang efektif ini.
Orang yang pertama – yaitu yang lapar dan dahaga – harus diberi makan
dan minum. Orang yang kedua yaitu yang kepanasan dan kehujanan –
harus diberi peneduh yaitu rumah. Adapaun orang yang ketiga yaitu yang
masih telanjang atau belum bisa berpakaian secara yang seharusnya,
dia diberi baju.
Saya tidak tahu apakah tiga kebutuhan pokok yang sering kita sebut
sandang – pangan – papan ini berasal dari asimilasi program para wali
di tanah Jawa di jaman modern ini, tetapi yang jelas ini juga ada
referensinya di Al-Qur’an.
294
Ayat ini intinya adalah tentang adanya tiga urusan kebutuhan pokok
manusia selagi dia di dunia – yaitu sandang, pangan dan papan. Maka
bila kita bisa mengurusi kebutuhan-kebutuhan pokok inilah umat ini akan
mandiri, bebas dari ketergantungan dan cengkereman umat yang lain.
Untuk urusan sandang insyaallah saat ini bukan lagi isu, karena
semiskin-miskinnya umat masih bisa berpakaian yang baik – tidak ada
lagi yang masih terpaksa ‘udo’, kalau toh ada yang masih ‘udo’ itu karena
pilihannya untuk tidak mengindahkan petunjuk berpakaian yang baik.
Untuk urusan pangan, konon negeri ini sudah swasembada pangan sejak
tahun lalu. Meskipun demikian, saya banyak sekali menulis di situs ini
untuk tetap mewaspadai urusan yang satu ini. Kelebihan produksi
pangan tahun lalu bukanlah prestasi atau program siapa-siapa, semata-
mata itu karena Allah melimpahkan hujan yang berlebih sepanjang 16
bulan terkhir sehingga lahan-lahan bisa ditanami secara optimal. Mudah-
mudahan kita juga siap menghadapi kemarau panjang, yang juga sudah
diisyaratkan Allah di surat Yusuf ayat 47-48.
Nah bagaimana dengan urusan papan ? ini adalah kebutuhan besar umat
yang masih terus harus diatasi. Setiap tahun dibutuhkan sekitar 1.2 juta
rumah baru di Indonesia, dibutuhkan 30 juta rumah sampai tahun 2025.
Pada urusan perumahan ini selain masalah ketersediaan, juga ada
masalah yang tidak kalah seriusnya yaitu masalah keterjangkauan.
Maka keterjangkuan inilah yang juga harus menjadi top priority dalam
pengadaan rumah. Selama rumah masih dibiayai dengan dana-dana
riba, maka dia akan cenderung mahal seperti yang saya uraikan dalam
tulisan saya tentang Keadilan Ekonomi Bukan Zero Sum
Game kemarin.
295
Maka harus ada mindset baru dalam pengadaan rumah untuk umat ini,
tidak lagi merefer kepada pinjaman modal dari perbankan, pasar modal
dlsb karena nantinya kembalinya masih kepada timbangan Rupiah yang
sama – yang ujung-unjungnya rumah tetap mahal.
Dalam hitungan yang saya sajikan di tulisan tersebut di atas, baik cicilan
maupun uang muka bisa diturunkan dengan sangat significant manakala
kita gunakan timbangan yang adil berupa emas atau Dinar.
Tetapi solusi ini juga masih menyisakan satu pertanyaan besar yang
belum saya jawab di tulisan saya tersebut di atas. Yaitu darimana sumber
dananya untuk membangun perumahan dengan skema cicilan dan uang
muka menggunakan standar emas/Dinar tersebut di atas.
Hasil 6% per tahun-pun tetap bisa tidak cukup bila timbangannya Rupiah
yang mengalami penggerusan karena inflasi dari waktu ke waktu.
Sementara hasil setara 2.25% per tahun di perhitungan saya adalah
dengan nilai standar emas – yang daya belinya proven terjaga sepanjang
lebih dari 1,400 tahun.
Tetapi yang jauh lebih penting dari itu, kalau kita ingin menjadi murid para
wali tersebut di atas – maka ini bukanlah hanya karena kita ingin
berbisnis perumahan dan sejenisnya, ini bagian dari perintah untuk
menemui ‘wong telu’ tersebut di atas.
296
Saya sendiri tidak masuk di bisnis perumahan atau pembiayaan
perumahan, namun bagi Anda yang ada di bisnis ini – bila dibutuhkan
penjelasan lebih detil dari saya – insyaAllah dengan senang hati Startup
Center Indonesia bisa memfasilitasi lahirnya startup baru untuk usaha
perumahan atau pembiayaaan perumahan berbasis timbangan yang adil
emas atau Dinar.
Supaya kita bisa menemui orang ketiga dari ‘wong telu’, yaitu wong kang
kepanasan lan kudanan – payungono, orang yang kepanasan dan
kehujanan – beri dia peneduh ! InsyaAllah.
Ketika Allah melalui Nabi Saleh menguji mereka dengan seekor unta
betina agar bisa ikut makan minum di bumi Allah yang mereka kuasai,
mereka malah menyembelih unta tersebut (QS 7:73 -77). Bukankah ini
karakter Oligopoli yang ada di dunia kapitalisme sekarang ? kalau ada si
kecil berusaha mengusik pangsa pasar mereka – serta merta mereka
‘menyembelihnya’ ?
297
pemimpin dan rakyat itu sendiri. Para pemimpin seharusnya bertindak
sebagai ‘muhtasib’ atau pengawas pasar, agar terjadi keadilan di pasar.
Agar pasar dan sumber daya alam milik semuanya, bukan milik yang kuat
saja – ‘agar unta Nabi Saleh bisa ikut minum’ !
Lantas apa yang bisa diperbuat rakyat ? harus ada yang bertindak seperti
Nabi Saleh yang mengingatkan segelintir orang yang berbuat kerusakan
tersebut dengan bahasanya ! Apa bahasa yang bisa digunakan untuk
mengingatkan para konglomerat yang menguasai sendi-sendi kehidupan
di jaman ini ?
Dahulu waktu kecil di kampung, bila butuh bayar sekolah, beli sepatu
dlsb. Bapak saya menangkap ayam peliharaannya dan dia bawa ke
perempatan jalan pagi-pagi, belum sampai siang ayam tersebut sudah
terjual dan cukup untuk membayar atau membeli kebutuhan kita hari itu.
Yang hak dalam industri per-ayam-an adalah ketika rakyat bisa beternak
sama efektifnya atau bahkan lebih efektif dari yang dilakukan industri.
Rakyat bisa memiliki anak ayam yang secara genetik lebih baik karena
ayam tersebut lahir secara fitrah dari telur yang dierami oleh induknya
sendiri – bukan dari mesin-mesin penetas telur.
Rakyat bisa memiliki pakan yang jauh lebih murah – karena pakan ayam
rakyat ridak perlu mesin industri untuk menggilingnya, tidak perlu
298
ditansportasikan begitu jauhnya dari bahan baku – ke pabrik – dan ke
kandang ayam. Begitu murahnya yang hak ini sehingga yang batil akan
berguguran dengan sendirinya, persis janjiNya di surat Al-Isra’ 81
tersebut di atas.
Memang tetap akan ada yang pesimis tentang upaya seperti ini, karena
katanya usaha rakyat semacam ini tidak bisa memenuhi kebutuhan ayam
yang sangat besar. Justru disinilah sebenarnya peluangnya, peluang
yang sangat besar bagi sejumlah besar rakyat untuk menggarap-nya
rame-rame.
Peluang yang besar tidak harus digarap oleh perusahaan besar, bisa
digarap rame-rame oleh sejumlah usaha rumahan tetapi jumlahnya
sangat banyak. Dengan demikian ekonomi yang terpusat pada segelintir
orang – ekonomi Tsamudian, ekonomi bangsa Tsamud – dapat beralih
menjadi ekonomi yang terdesentralisasi, milik rakyat.
Hal yang sama juga terjadi di industri makanan ringan, yang dikonsumsi
oleh anak-anak kita. Karena industrinya tersentralisasi pada segelintir
produsen, anak-anak kita makan –makanan yang High Energy Density
(HED), yang mudah diproduksi oleh industri secara murah – karena akan
ada beban iklan, transportasi dan packaging yang mahal.
Artinya kita bisa membuat makanan ringan yang sehat yang murah sekali
untuk anak-anak kita sendiri karena kita tidak perlu 3 costs yang mahal
tersebut, tidak perlu biaya iklan, biaya transportasi dan pacakging yang
mahal. Caranya adalah memproduksi makanan ringan tersebut di
lingkungan pasarnya masing-masing.
Yang saya beri contoh adalah ilustrasi berikut, orang-orang modern yang
concern terhadap kesehatannya – mereka kini berusaha makan yang low
299
calorie – jadi pastinya menghindari makanan yang HED tersebut di atas,
menghindari makanan ringan produk industri. Gantinya apa ?
Makanan ringan yang mudah dibuat sendiri langsung dari bahan bakunya
yang asli di alam, sehingga tahu persis apa yang ada pada makanan
ringan tersebut. Salah satunya adalah apa yang disebut whole grain
meal, makanan dari biji-bijian yang tanpa disosoh atau dibuang zat-zat
yang terkandung di dalamnya.
Whole grain meal yang paling sederhana dan bisa dibuat langsung dari
biji-bijian – tanpa tambahan apapun – kecuali kita sendiri menghendaki
ada rasa tertentu, adalah dengan cara membakar biji-bijian. Hanya saja
biji-bijian yang dibakar selain keras juga kurang enak, maka ada cara lain
yang lebih menarik dan anak-anak suka – adalah dengan cara membuat
pop.
Yang sudah sangat kita kenal adalah pop corn dari jagung, tetapi tdak
sembarang jagung bisa dibuat popcorn-nya. Maka bisa kita ganti biji-
bijian lain yang mudah tumbuh di tanah marginal sekalipun, yaitu
sorghum. Sorghum varietas tertentu seperti numbu , dia mudah dijadikan
pop sorghum atau secara umum kita sebut pop grain.
Satu kilogram sorghum bila dibuat pop grain, akan menjadi sekitar 13-15
contong (cone) atau setara dengan 13-15 cangkir. Artinya cost bahan
bakunya sendiri per cone hanya Rp 200-Rp300. Butuh investasi ? pop
grain bisa dibuat dengan wajan biasa yang rata-rata rumah tangga sudah
memilikinya. Kalau toh butuh mesin harganya tidak sampai Rp 3 juta dan
bisa dipakai 5 tahun.
300
terhadap apa yang kita beli, apa yang kita makan. Paling aman adalah
kalau kita tahu persis siapa yang memproduksi makanan kita dan dari
apa.
Dengan struktur biaya yang sangat murah tersebut, di jaman ini kita
masih bisa memproduksi makanan ringan dengan harga jual Rp
1,000 dan sudah untung. Kalau mau jualan Rp 2,000 –pun (karena uang
kertas terkecil Rp 2,000) belum terlalu mahal bagi pembeli dan sudah
memberikan untung yang sangat banyak bagi penjualnya !
Tentu pop grain yang sangat murah yang merupakan kreasi Startup
Center ini hanya sekedar contoh, bagaimana innovative disruption itu
bisa menjadi ‘bahasa kaumnya’ untuk menyampaikan pesan kepada
‘bangsa Tsamud’ yang mendominasi ekonomi kita. Yang kita share
adalah knowledgenya secara luas, agar rakyat bisa melakukan rame-
rame, agar ‘unta nabi Saleh bisa ikut minum’ bukan malah disembelih !
Dalam kesempatan lain ada pengemis mengetuk rumah Siti Aisyah dan
Barira pembantunya yang membukakan pintu. Pengemis tersebut
berucap : “Wahai keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, beri saya
sesuatu”. Siti Aisyah mendengarnya dari dalam rumah dan bertanya ke
pembantunya, “Siapa dia ?” , Barira menjawab : “Pengemis, dan kita
hanya punya segenggam gandum untuk engkau berbuka puasa”.
301
Hari sudah sore dan sampai magrib tiba, Siti Aisyah tidak memperoleh
sesuatu untuk berbuka puasa. Maka dia berbuka puasa dengan air putih.
Duduk di samping Siti Aisyah yang lagi berbuka dengan air putih, Barira
menyindir : “Allah akan memberi, Allah akan memberi”. Lalu Siti Aisyah
tinggal sholat magrib, saat beliau sholat ini ada yang mengetuk pintu
rumahnya, seorang laki-laki datang membawa daging kambing.
Di antara janji Allah terkait sedekah ini adalah dilipat gandakan hingga
700 kali atau bahkan lebih (QS 2:261), mendapatkan pahala disisinya,
tidak ada rasa takut dan sedih (QS 2:263 dan 274), ampunan dan karunia
(QS 2:268), dihapuskannya kesalahan-kesalahan (QS 2:271), kebaikan
untuk yang berinfaq dan tidak terdlolimi (QS 2:269).
302
itu (QS 2:272). Lagi pula, apa ada hal yang lebih penting dan lebih besar
artinya dari ridlo Allah ? Tidak ada !
Bagaimana kita akan bisa melakukan hal yang seperti ini ? jawabannya
ada di nasihat Siti Aisyah kepada pembantunya Barira tersebut di atas –
dari waktu ke waktu kita harus meningkatkan keimanan kita secara terus
menerus sampai kita bisa lebih mempercayai Allah lebih dari yang ada di
genggaman kita, lebih dari sesuatu yang terlihat oleh mata kita !
Untuk meniru tingkat keimanan Siti Aisyah ini, meniru rumah tangga
seperti rumah tangga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kami merelease
sebuah parfum yang diinspirasi oleh wewangian yang biasa dipakai Siti
Aisyah ketika beliau mendekati Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam – yaitu
wewangian yang beraroma Saffron atau Za’faron – salah satu jenis
wewangian yang oleh Allah digunakan untuk menciptakan bidadari.
Parfum ini khusus untuk kalangan wanita ketika dia di rumah, dipakai
untuk suaminya – bukan untuk di luar rumah karena akan tercium oleh
orang lain ! Lebih detil karakter parfum ini dapat dilihat di link berikut
: bit.ly/Aisha_Huurun
Penjelasan secara science and guidance ini perlu agar tidak ada
yang mengklaim bahwa kecukupan pangan dan berkurangnya
kebakaran hutan tahun ini adalah karena keberhasilan program
kerjanya. Ini juga agar kita tidak lengah dengan apa yang bisa
terjadi di tahun-tahun berikutnya.
303
Ketika terjadi El Nino tahun 2015 – musim kering panjang kita
alami karena suhu muka laut yang meningkat di Samudra
Pacifik area Khatulistiwa, akibatnya supply uap air yang
berkurang di wilayah Indonesia sehingga mengalami kemarau
panjang dan minimnya curah hujan.
304
adalah program kita ? Demikian juga dengan menurunnya titik
kebakaran hutan adalah program kita ? Kita akan berbangga
diri dengan program yang ada, dan tidak menyadari bahwa
program tersebut tidak akan memadai untuk menghadapi
situasi ketika yang datang bukan La Nina melainkan El Nino !
305
Tetapi lain negara – lain pula rakyatnya, rakyat seperti kita-kita
bebas dan dilindungi undang-undang untuk bisa mengamalkan
ajaran Agama kita secara menyeluruh, dan tidak ada siapapun
yang bisa melarangnya. Bahkan bila penduduk negeri ini banyak
mengamalkan petunjuk-petunjukNya, dari sana pulalah
insyaAllah akan lahir keberkahan dari langit dan dari bumi untuk
negeri ini seperti yang dijanjikanNya.
Kapitalisme ribawi yang ada sekarang lebih kejam karena sumber uang
yang dipakai untuk mengambil tanah-tanah kita tersebut tidak lagi harus
dari produksi barang dan penguasaan pasar. Sumber uangnya justru dari
kita-kita juga, yaitu ketika uang hasil jerih payah kita berpuluh tahun
terkumpul dalam tabungan, deposito, dana pensiun , tunjangan hari tua
dan asuransi.
306
Dimana dana-dana tersebut berada ? siapa yang menggunakan dan
untuk apa ? hampir pasti kita tidak bisa menjawabnya semua. Dana-
dana tersebutlah yang kemudian dipinjam oleh para pengusaha yang
memiliki akses pinjaman skala besar ke perbankan dan pasar modal –
yang dana besarnya datang dari institusi asuransi, dana pensiun dan
sejenisnya - yang kemudian oleh mereka dipakai untuk mengembangkan
kota-kota baru yang sekarang mengepung Jakarta dan kota-kota besar
lainnya.
Untuk adilnya, kita juga tidak bisa menyalahkan mereka saja tanpa
instrospeksi ke dalam diri kita sendiri. Apa salah kita sehingga bumi Allah
yang luas ini belum diwariskan untuk kita ? padahal Allah berjanji “Dan
sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam az-
Zikra(Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamaKu
yang Sholeh”. (QS 21 :105)
Janji Allah tersebut benar ketika diturunkan, kota Yastrib yang lahan-
lahan utamanya dikuasai Yahudi – kembali ke tangan umat ketika kota
tersebut menjadi kota Nabi – Madinah – dalam waktu kurang dari 10
tahun. Janji tersebut pasti benar juga saat ini bahkan hingga akhir jaman
nanti.
Bahwasanya saat ini umat belum menguasai bumi ini, bisa jadi
karena prasyaratnya yang belum terpenuhi. Secara individu tentu
banyak orang-orang sholeh di sekitar kita, tetapi secara masyarakat
realitasnya ternyata lebih dari 95 % dana masyarakat masih ada di
institusi-intitusi keuangan kapitalis ribawi. Dan dari sinilah uang itu
mengusir kita dari tanah-tanah kita !
307
Kemudian pemerintah berusaha membantu mereka dengan memberikan
sertifikat gratis atas tanah-tanah yang mereka kuasai, alasannya supaya
masyarakat miskin ini bisa memiliki akses modal. Apa yang kemudian
terjadi ? betul si miskin kini memiliki akses modal – yaitu menggadaikan
sertifikat lahannya !
Tetapi karena tanpa didukung dengan skills yang memadai, jadi apa
tanah-tanah yang digadaikan tersebut ? jadi motor, televisi, kulkas, hp
dan berbagai barang konsumtif lainnya. Setelah memiliki motor, punya
televisi dan HP – masyarakat malah ketagihan nonton sinetron dan
melihat hedonisnya kehidupan kota.
308
Ini juga sejalan dengan janji Allah lainnya di surat An-Nur ayat 55 : “Allah
telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan
beramal sholeh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa…” (QS 24:55).
Saat itu Jawa – bumi para wali ini - akan berpenduduk sekitar 157 juta
atau sekitar 57.5 % dari penduduk Indonesia yang mencapai 272 juta
orang. Dari sisi jumlah penduduk, Jawa saja saat itu akan lebih besar dari
Jepang, lebih besar dari Mexico dan bahkan juga lebih besar dari Rusia.
Saat itu penduduk Jawa sekitar 5 kali penduduk Saudi Arabia ! Nilai
ekonomi yang terkait dengan kebutuhan pangan saja akan berada di
kisaran US$ 200 Milyar, belum yang terkait dengan consumers goods
lainnya.
Maka tidak mengherankan bila bumi para wali ini menjadi seperti kue
yang lezat yang diperebutkan oleh para politikus untuk menggalang
dukungannya, para marketer untuk menguasai market share-nya dan
tidak ketinggalan para pengusaha real estate-real estate raksasa untuk
menjadi stok land bank mereka yang dari waktu ke waktu terus melonjak
harganya.
Kalau saja sumber kekuatan umat yang begitu besar di depan mata –
yaitu pasar – bisa balik ke tangan umat, kalau saja kita bisa rame-rame
meninggalkan riba dan menggunakan dana-dana yang ada untuk
menggerakkan perdagangan sesama umat – karena lawannya riba
hanya jual-beli , maka insyaallah kita akan bisa setidaknya menjaga agar
penguasaan bumi para wali ini tetap di tangan umat – tentu bukan hanya
309
sekedar dikuasai tetapi juga dimakmurkan – karena itulah sesungguhnya
tugas kita (QS 11:61).
Saat dari ujung ke ujung pulau Jawa tersambung jalan tol dua tahun lagi
– insyaAllah, setiap lahan yang diproduktifkan akan memiliki akses pasar
yang jauh lebih mudah. Buah segar yang diproduksi di kebun kita di
Tanjung Lesung – ujung barat Jawa misalnya, insyaallah bisa sampai di
Jakarta dalam dua jam – dan tanah-tanah di Tanjung Lesung ini masih
mungkin kita selamatkan sekarang , agar tetap menjadi tanah-tanah
pertanian – bukan melulu menjadi daerah wisata.
Saat itu Gunung Kidul – yang ada di tengah pulai Jawa – tetapi memiliki
curah hujan yang relatif rendah, masih dapat menjadi sentra produksi
biji-bijian yang tahan tanah kering seperti sorghum – untuk mensupply
kebutuhan industri pakan ternak sepanjang Jawa. Banyuwangi – ujung
timur Jawa - yang banyak memiliki kebun-kebun yang indah akan
menjadi daerah yang mudah dijangkau, sehingga bukan hanya industri
wisatanya tumbuh – dia bisa menjadi penyangga produksi buah dan
sayur bagi wilayah Jawa lainnya.
Inilah bumi Jawa – bumina para wali (wali songo) – yang seperti bagian
bumi lainnya dijanjikan oleh Allah akan diwariskan kepada hambanya
yang beriman dan beramal sholeh. Tidakkah kita ingin menjadi bagian
dari umat yang akan mewarisi ini ? InsyaAllah.
Ada sebuah lagu yang sangat terkenal di India dengan judul Tum Hi Ho,
sehingga ribuan versinya di upload di Youtube – beberapa versi telah
ditonton oleh ratusan juta orang. Tum Hi Ho ini juga menular sampai ke
Indonesia, bahkan ada versi religinya yang disenandungkan oleh santri
sampai kyai. Tetapi bukan masalah lagu ini yang saya ingin bahas,
310
adalah fenomena sosial yang bisa menggerakkan perubahan besar di
masyarakat. Tum Hi Ho saya ibaratkan tempe di masyarakat kita.
Bahwa dia ditonton sampai ratusan juta orang – simple saja alasannya
yaitu penduduk India jumlahnya 1.33 milyar orang. Kalau 5 % saja yang
menonton, dan masing-masing menontonnya dua kali – maka sudah 133
juta orang yang menonton unggahan Tum Hi Ho tersebut di Youtube.
Masalahnya adalah apa jadinya bila kedelai yang menjadi bahan baku
tempe tersebut menghilang dari pasar kita ? belum terbayangkan
alternatif lain dari kedelai yang semurah dan semassal kedelai ini. Ada
ribuan jenis kacang-kacangan lainnya, tetapi belum ada yang diproduksi
semassal kedelai.
311
Masalahnya adalah, dari sumber yang seharusnya paling kompeten di
bidang perkedelean ini-pun data itu simpang siur. Sebagi contoh, di
situs resmi litbang mereka memberitakan bahwa produksi kedelai
tahun 2015 adalah 1.27 juta ton, tahun 2016 direncanakan 2.63 juta ton
dan tahun 2017 direncanakan 3 juta ton.
Karena kesimpang siuran data tersebut, maka saya gunakan data BPS
saja – yang menyebutkan bahwa tahun 2015 produksi kedelai kita hanya
963,000 ton dan hanya mengalami pertumbuhan 0.86 % dari tahun
sebelumnya yang 955,000 ton.
Masalah berikutnya adalah sumber kedelai impor ini selain kurang baik
bagi kesehatan karena mayoritasnya adalah kedelai GMO, juga
kontinyuitas ketersediaan supply-nya tidak terlalu bisa diandalkan.
Saat ini produksi kedelai dunia berada di kisaran 330 juta ton dan
bertambah sekitar 15 – 20 juta ton per tahun. Dari pertambahan supply
ini secara kasar kurang lebih separuh dipakai oleh masing-masing
negara produsen untuk berbagai kebutuhan yang meningkat – bahan
baku minyak goreng, biofuel, pakan ternak dlsb. – separuh lagi untuk
menambah ekspor mereka
312
pertumbuhan yang menjanjikan – bahkan tahun lalu hanya tumbuh
kurang dari 1 % - lantas apa yang bisa kita perbuat ?
Masalah besar juga berarti peluang besar bagi yang bisa mengatasinya.
Ya apa mungkin rakyat bisa mengatasinya ? lha wong pemerintahnya
yang memiliki anggaran segudang dan team ahli yang berjibun saja
hasilnya – self explanatory - seperti dalam grafik tersebut di atas ?
Saya melihat kemungkinan itu saat ini, di era teknologi informasi – di era
sharing economy – masalah-masalah besar bisa diatasi dengan
berkolaborasinya masyarakat dalam skala luas. Masyarakat akan bisa
berkolaborasi, bila mereka ada yang memberi contoh dan menunjukkan
jalan – bagaimana mengatasi problem besar tersebut bersama-sama.
313
Dan masih segar dalam ingatan kita ketika d awal bulan ini Habib
menggetarkan jutaan muslim negeri ini dengan mars bela Islam-
nya. Maka itulah kekuatan sebuah marsh atau nashid yang baik, dia
bisa menggerakkan kekuatan umat – untuk menyelesaikan masalah-
masalah besar bangsa ini.
Pay It Forward
Sekian tahun lalu saya menjumpai anak muda yang reflek untuk
beramal shalehnya masyaAllah. Lagi enak-anaknya tidur
tetangganya membangunkan, ada temannya tetangga yang
ponakannya membutuhkan donasi darah. Maka si anak muda ini
tanpa berpikir panjang langsung mengemudikan mobil dari Ciputat
ke Jakarta Pusat untuk setor darah, setelah itu pulang dan tidur lagi
– tanpa bertanya siapa tadi yang lagi membutuhkan darahnya. Anak
muda seperti ini insyaAllah sudah membayar di depan – pay it
forward, bantuan apapun yang kelak dia butuhkannya. Sudahkah
kita ?
Banyak orang rela membayar premi asuransi di depan yang mahal, untuk
berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu pada dirinya – perusahaan asuransi
akan menolongnya. Padahal perusahaan asuransi sama dengan
perusahaan pada umumnya, dijalankan oleh manusia yang bisa lupa,
bisa salah dan bahkan bisa juga kehilangan amanah.
314
Dan penjamin yang satu ini tidak minta uang kita, preminya bisa dibayar
dengan apa saja – seperti bangun malam dan donor darahnya anak
muda tersebut di atas. Juga segala macam kebaikan yang kita berikan
ke orang lain yang sedang membutuhkannya.
Dan janjinya ini juga tidak ditulis dalam polis asuransi yang berbelit-belit
dengan tulisan kecil-kecil, ‘polis’ jaminannya ditulis dalam kalimat yang
pendek, jelas dan tegas – sehingga tidak bisa disalah artikan.
“Hal jazaa ul ihsaan illal ihsaan – Tidak ada balasan untuk suatu kebaikan
melainkan kebaikan pula” (QS 55:60)
Ini antara lain karena jaminan dari manusia – dijual dengan agresif dan
persuasif oleh agen-agen perusahaan asuransi yang dibayar sangat
mahal berdasarkan pencapaian target penjualannya. Tidak jarang
perusahaan asuransi men-charter pesawat khusus untuk menghibur para
agennya ini untuk plesiran ke luar negeri untuk terus memotivasi dengan
iming-iming duniawinya.
315
mimbar, tetapi belum di-operiasionalisasi-kan secara terstruktur
sistematis dan masif oleh umat ini yang sudah meyakininya sendiri
sekalipun.
Bagaimana orang tahu bahwa kita bisa bantu apa ? Itulah gunanya solusi
teknologi informasi. Agar orang tidak sungkan untuk minta tolong kita
pada saat membutuhkannya, kita bisa declare – bahwa kita bisa bantu,
dan bisa bantunya di bidang apa misalnya.
Saya ambil contoh misalnya saya sendiri saat ini belajar tentang
aromatherapy dan saya insyaAllah bersedia membantu siapa yang
membutuhkan saya di bidang ini. Maka yang saya lakukan adalah saya
membuka account di www.ucare.id dan mengisikan informasi tersebut –
agar orang yang sedang membutuhkan dapat mengetahuinya.
uCare.id – bisa dibaca You Care Indonesia - adalah mvp (minimum viable
product – produk percobaan awal) untuk startup yang berusaha
memobilisasi masyarakat agar gemar saling membantu sesamanya.
Sesama yang lagi butuh bantuan ini bisa yang lagi terkena musibah,
banjir, letusan gunung berapi, kebakaran dlsb. Bisa karena sakit, karena
tua, bencana kemanusiaan seperti perang dlsb. dan tentu juga berbagai
kesulitan yang terkait dengan kemiskinan.
316
Lantas bagaimana kita akan mendanai gerakan masyarakat yang gemar
menolong sesama ini ? Pertama
gerakan ini tidak harus
membutuhkan dana, kesediaan
Anda untuk membantu sesuai
profesi Anda sudah akan sangat
banyak menggantikan kebutuhan
dana.
Dana ini harus dikembalikan ke peserta, lho tetapi kan peserta sudah
merelakan uangnya untuk dana tabarru’ yang berarti dana tolong
menolong – masak diminta kembali ? Maka menyalurkan kelebihan dana
tabarru’ ke masyarakat lainnya yang membutuhkan akan dapat menjadi
solusi yang kreatif bagi industri asuransi syariah.
317
dijual dengan memberi kesempatan masyarakat mencicipinya sebelum
membeli.
Bayangkan ketika Anda sakit, bila dilayani sangat baik oleh perusahaan
asuransi syariah A – padahal Anda bukan nasabahnya. Apa kesan Anda
? kemungkinan yang timbul adalah – belum menjadi peserta saja dilayani
seperti ini, apa lagi kalau saya menjadi peserta !
Apa efek dominonya ketika ini terjadi ? salah satu yang saya bayangkan
berikutnya adalah dunia perbankan syariah akan meniru gerakan industri
asuransi syariah ini. Memberi kesempatan masyarakat yang belum
menjadi nasabahnya dilayani sangat baik, sampai masyarakat
merasakan – lho saya belum naruh uang saja sudah dijinkan menarik
uang – apalagi kalau saya sudah menaruh uang saya disini ?
Mungkinkah ini dilakukan ? why not – hanya perlu pemikiran yang tidak
linier saja untuk sampai ke sana.
Hal-hal yang luar biasa – yang tidak terbayangkan insyaAllah akan bisa
terjadi ketika Allah turun tangan menolong kita. Dan agar Allah turun
tangan ini juga kita sudah diberi tahu caranya melalui ayat-ayat di atas,
yaitu berbuat baik ke sesama dan menolong (agama)Nya.
Peringatan ini hampir selalu dibaca oleh imam masjid saya di raka’at
pertama sholat subuh di hari jum’at – bila peringatan ini saja kita hayati,
318
maka kita akan berlomba-lomba untuk berbuat baik kepada sesama.
Karena bila tidak, akan ada penyesalan yang luar biasa ketika tubuh kita
sudah kaku – tidak bisa bergerak, suara kita tidak lagi terdengar –
meskipun ruh kita berteriak :
Nah mumpung kita masih di dunia, ayo sekarang kita budayakan reflek
untuk berbuat baik ini – agar kita bisa membayar di depan – pay it forward
- untuk antisipasi berbagai kesulitan yang kita hadapi di dunia dan
sesudahnya. Bila sendirian kita tidak tahu harus berbuat apa dan
bagaimana, maka barangkali berbuat bersama-sama melalui gerakan
umat peduli – u (juga dibaca ummah) Care Indonesia (ucare.id) seperti
inilah salah satunya kita bisa mengembangkan reflek otomatis untuk
berbuat baik itu.
Ini adalah social business – gerakan social yang akan dikelola secara
professional agar menjadi infrastuktur yang sustainable untuk amal
shaleh berbuat baik bagi sesama. Ini bukan lembaga social yang
mengandalkan donasi semata, tetapi juga bukan lembaga usaha yang
hasilnya untuk pemegang saham. Ini adalah social business yang akan
dikelola sebagaimana usaha professional lainnya, hanya hasilnya tidak
ke pemegang saham tetapi dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk
perluasan manfaat amal shaleh itu sendiri. InsyaAllah.
Pada abad 14 ada kejadian luar biasa di Eropa dan sebagian Asia
yang dikenal dengan peristiwa Black Death. Jutaan orang
meninggal karena wabah penyakit yang begitu meluas. Saat itu
dunia belajar dari kebiasaan orang-orang di negeri kekhalifahan
yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan berempah dan
berminyak wangi – yang selamat dari peristiwa Black Death
tersebut. Tetapi kejadian ini menimbulkan cita-cita bagi generasi
berikutnya di Eropa, yaitu untuk menguasai sendiri sumber rempah-
rempah itu. Maka bermulalah sejarah penjajahan di Nusantara ini.
319
Dua abad setelah peristiwa di atas, cita-cita tersebut mulai dapat mereka
realisasikan. Yaitu di awal abad 16 ketika kapal-kapal layar Portuges
mulai menjamah wilayah Nusantara ini. Mulailah mereka berburu
rempah-rempah khususnya bunga cengkeh dari Maluku, yang sejak dua
abad sebelumnya dikenal khasiatnya untuk menghindari wabah yang
sangat berbahaya sekelas Black Death.
Wilayah ini menjadi target para penjajah karena kekayaan alam kita yang
bisa mereka eksploitasi, apakah kondisinya sekarang telah berubah ?
Tidak, saat ini kita sama kayanya atau bahkan lebih kaya dari sisi sumber
daya alam – karena berbagai temuan mineral dan sumber tambang
lainnya yang belum ada saat itu.
Lima abad lalu pula para penjajah selalu berkolaborasi dengan tokoh-
tokoh masyarakat di masing-masing daerah, mereka dengan sukacita
mau membantu kepentingan penjajah karena mereka juga punya
kepentingannya sendiri. Apakah kita sekarang sudah berubah ? hanya
kita sendiri yang layak menilainya.
320
berbagai produk-produk negeri lain yang kemudian menjadikan negeri ini
target ‘jajahan’ pasarnya.
Ignorance-nya penduduk negeri ini bisa dilihat dari nilai impor bahan baku
makanan ketika negeri ini sendiri sebetulnya sangat kaya dengan
berbagai jenis bahan pangan yang lebih cocok untuk penduduknya
sendiri. Juga yang sangat ironi adalah bahan baku obat yang
mayoritasnya kita impor – padahal 5 abad lalu orang berburu bahan baku
obat dari rempah-rempah negeri ini !
Tetapi kita memang tidak bisa hanya menyalahkan para pemimpin dan
tokoh masyarakat, kita sendiri minimal juga menjadi salah satu dari factor
mudahnya kita dijajah yaitu factor ignorance tersebut di atas.
Life Artisan
321
petani, tetapi juga bisa menjadi pegawai pabrik semen ! meskipun
jadi pegawai pabrik semen juga baik, demikian pula jadi dokter,
insinyur dan bahkan juga jadi presiden bila dia bisa adil terhadap
rakyatnya juga baik. Tetapi nothing wrong dengan tetap menjadi
petani !
Apresiasi yang hilang terhadap petani – yang tanpa sadar sering sekali
terungkap dengan kata-kata – “ anak petani yang bisa menjadi….” inilah
yang justru membunuh sektor pertanian kita secara perlahan tetapi pasti.
Bila petani-petani tua di Jepang yang saya temui beberapa waktu lalu
mengungkapkan kesedihannya karena anak-anaknya tidak ada yang
meneruskannya menjadi petani, anak-anaknya tidak ada yang menanam
kembali benih yang diwariskan secara turun temurun – di kita justru
sebaliknya, kita dorong dengan bangga agar anak petani meninggalkan
dunia pertanian melalui ungkapan-ungkapan “…anak petani juga bisa
menjadi …” tersebut !
Negeri ini akan semakin tergantung pada produk pangan impor – itupun
kalau masih ada yang bisa diimpor. Kalau tidak ada yang bisa diimpor
lagi, karena masing-masing negara pasti akan mengamankan kebutuhan
rakyatnya sendiri-sendiri – kita bisa mengalami food crash seperti
Venezuala kini yang rakyatnya berpenghasilan empat kali dari kita tetapi
harus antri untuk membeli makanan sampai 5-6 jam !
Lantas apa yang bisa kita lakukan ? saya tidak berpretensi bisa juga
membuat perubahan besar di bidang mindset yang meleset tersebut,
tetapi perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan dengan
komunitas ini insyaAllah sedang berlangsung.
Kita sedang menyemai generasi baru petani – yang saya sebut Life
Artisan – seniman kehidupan. Yaitu anak-anak muda yang memiliki
passion yang sangat kuat dalam ‘melukis’ alam sekitarnya untuk bisa
menopang kehidupan yang panjang.
322
Sektor pertanian-pun bisa nampak menjadi sangat indah manakala kita
pandai ‘melukiskan’-nya. Dan bila bertani itu seperti seniman, saya
memilih seniman kaligrafi – hanya saja saya tidak belajar menulis ayat-
ayat Al-Qur’an yang memang sudah indah dari sana-nya di atas kertas,
tetapi saya ingin menuliskannya di lapangan, di kebun-kebun, di sawah-
sawah, di kandang-kandang peternakan kita dst.
Dan sumber keindahan dari ayat-ayatNya itu tidak akan pernah habis
digali , sumber ilmu yang kita tidak akan pernah tamat mempelajarinya –
maka begitulah keindahannya yang insyaAllah bisa terus terwujud
melalui karya-karya life artisan tersebut di atas.
Mana lagi ayat-ayat yang bisa kita lukis dengan indah di alam untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut di atas ? ternyata ayatnya ada
di depan mata. Ayat-ayat yang selalu dibaca setiap malam oleh orang-
orang yang mengetahui keutamaan surat As-Sajdah, atau setidaknya
dibaca sepekan sekali oleh Imam Masjid yang mengetahui keutamaan
membaca surat tersebut untuk sholat subuh hari Jum’at.
323
ayat tersebut didahulukan untuk ternak kita – baru kemudian untuk kita
manusia.
Jadi dari sekian banyak jenis tanaman-tanaman kita, ada tanaman yang
hasil panennya didahulukan untuk ternak kita, tanaman apa ini kira-kira
yang pas ? Saya menemukan salah satunya yang pas untuk jaman ini ya
jagung ! Mengapa jagung ? karakter jagung yang lebih tinggi insoluble
fiber-nya memang lebih cocok untuk pakan ternak, meskipun juga bisa
dikonsumsi manusia.
Bertani jagung ini akan bisa mengisi missing link antara kebutuhan
daging dan kebutuhan susu segar kita, dengan realita produksi daging
dalam negeri – apalagi susu segar yang sangat tidak memadai untuk
melahirkan bangsa yang sehat dan kuat.
Yang menarik dari konsep ini adalah nilai ekonomisnya. Bila jagung
harga per kg-nya antara Rp 3,000 – Rp 4,000 ketika panen, ini terlalu
mahal untuk pakan ternak – yang saya hitung harus dibawah Rp
2,500/kg-nya untuk menjadi ekonomis – maka ketika di-fodder-kan
jagung menjadi menarik sekali untuk pakan ternak.
Setiap 1 kg jagung bisa menjadi 6-7 kg fodder. Artinya per kg fodder biaya
bahannya hanya sekitar Rp 650,- bila termasuk tenaga yang
menanganinya dlsb. katakanlah menjadi dua atau bahkan tiga kalinya-
pun tetap akan ekonomis.
324
Yang lebih menarik lagi adalah dengan konsep fodder untuk pakan ternak
ini, akan segera memungkinkan kambing-kambing susu hadir di
perumahan-perumahan untuk bisa menyediakan bagi penghuninya susu
segar setiap pagi. Bila komplek perumahan Anda terdiri dari 100 rumah
misalnya, Anda butuh sekitar 100 ekor kambing susu produktif untuk
memenuhi kebutuhan susu segar satu komplek.
Agar anak petani tetap tertarik untuk menjadi petani meskipun ia juga
bisa menjadi apa saja, kita memang harus membuat dunia pertanian ini
indah dan menarik sesuai jamannya – dan inilah pekerjaannya para
‘seniman’ - art beyond science , dan lebih specific lagi ini menjadi
pekerjaannnya para life artisan ! InsyaAllah.
325
sangat sedikit dari porsi pasar ini yang dikuasai oleh muslim itu
sendiri. Penguasaan pasar oleh umat lain seperti yang terjadi di
Idonesia adalah juga typical untuk negara-negara yang
berpenduduk muslim mayoritas lainnya. Lantas apa yang bisa
diperbuat umat ini untuk dapat memenangkan pasarnya kembali ?
Barangkali inilah waktunya untuk melahirkan kembali generasi
GusJiGang !
Ini adalah generasi yang dahulu pernah dilahirkan melalui dakwah para
wali yang melakukan dakwahnya dengan meng-address secara
langsung segala kebutuhan yang mendasar di masyarakat. Generasi
GusJiGang adalah generasi yang berakhlak baGus – rajin beramal saleh,
pandai mengaJi – tidak hanya membaca kitab, tetapi juga mentadaburi
dan mengamalkannya secara sungguh-sungguh sampai tingkatan
hikmah dan juga pandai berdaGang.
Di salah satu sisi mata uang itu bertuliskan huruf Arab yang berbunyi :
“Derham Min Kompeni Welandawi” yang artinya Dirham dari perusahaan
Belanda, dan sisi lainnya berbunyi : “Ila Djazirat Djawa Al- Kabir” yang
artinya untuk Jawa Besar.
326
Sementara penduduk pribumi mayoritas diarahkan untu bertani, dan
inipun diarahkan untuk tanaman-tanaman yang menjadi kepentingan
penjajajh semata – bukan untuk kepentingan rakyat itu sendiri.
Kok mau kita waktu itu diarahkan demikian ? karena para pemimpin
masyarakatnya saat itu telah dibujuk dahulu oleh penjajah dengan diberi
jabatan-jabatan yang enak tanpa harus bekerja keras. Itulah yang disebut
priyayi, yang kemudian menjadi obsesi rakyat kebanyakan selama
berabad-abad. Karena priyayi itu kerjanya enak, gajinya gede dan
dihormati pula di masyarakat.
Amal shaleh mereka inilah yang antara lain dikenal dalam bahasa jawa
– wong kang udo klambenono, wang kang luwe pakanono, wong kan
kudanan payungono – orang yang telanjang beri dia baju, orang yang
lapar beri dia makanan dan orang yang kehujanan beri dia
payung/peneduh.
327
Bahkan yang sangat keras adalah peringatan dari Allah bahwa orang
yang (hanya) sholat saja bisa celaka. Yaitu bila dia lalai dalam sholatnya,
bila dia ria’ dan bila dia enggan memberikan bantuan bagi yang
membutuhkannya. ( QS 107 : 4-7).
Inilah yang juga dicontohkan langsung oleh uswatun hasanah kita ketika
membangun negeri Islam Madinah. Beliau membangun pasar bagi kaum
muslimin tidak lama – sekitar 2 tahun - setelah membangun masjid Nabi.
Artinya segera setelah kita membangun keimanan dan ketaatan dalam
ibadah khusus, kita juga harus bersegera menguasai pasar – yang
merupakan simbul dari segala pemenuhan kebutuhan manusia.
Maka masjid dan pasar adalah seperti dua sisi dari mata uang yang harus
digenggam erat oleh umat ini. Bila kita hanya menggenggam masjid di
tangan kita, urusan kebutuhan kita diambil alih oleh orang lain – dan kita
bisa terperdaya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita itu.
Bila kita hanya menggenggam pasar tetapi jauh dari masjid, hasilnya
adalah kita yang tidak ada bedanya dengan umat lain dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Orang lain memakan atau memberi riba, kita
juga melakukannya. Begitu pula dengan pelanggaran-pelanggaran
syariat lainnya, orang lain melakukannya tanpa merasa bersalah –
karena mereka memang tidak beriman - lha kita kan ingin masuk
kelompok yang disebut sebagai orang yang beriman ? maka kita juga
harus jauhi apa-apa yang dilarangNya dan melaksanakan apa-apa yang
diperintahkanNya.
Mulainya harus dari membangun masjid ! namun karena saat ini masjid-
masjid sudah amat banyak – dimana saja ada masjid, yang kita perlu
tekankan bangun saat ini bukan lagi fisiknya – tetapi adalah misi
pemakmurannya. Misi pemakmuran masjidnya yang harus mampu
melahirkan generasi GusJiGang tersebut di atas.
328
Di sisi pasarnya, saat inilah peluang terbaik untuk men-disrupt dominasi-
dominasi ekonomi umat lain yang sudah berlangsung sejak akhir abad
lalu itu. Solusi teknologi bisa menjadi jawaban untuk umat yang hidup di
jaman ini. Jadi selain harus sanga dekat dengan masjid, ummmat yang
hidup di jaman ini harus sangat menguasai ilmu dan teknologi serta
ketrampilan-ketrampilan lain yang dibutuhkan di jaman ini.
Inilah antara lain yang sedang kami rintis dalam wadah yang kita sebut
Startup Center Indonesia – Depok. Dua produk startup kami yang oleh
Ummah Wide dimasukkan dalam The 50 Most Innovative Global
Muslim Startups 2016 adalah dua startups yang secara tandem
mengemban misi untuk melahirkan generasi GusJiGang tersebut di atas.
Yang kedua adalah startup kami yang relaif tidak dikenal di dalam negeri
karena user-nya meskipun telah mencapai lebih dari setengah juta orang
– user tersebut menyebar di 180 negara di dunia, itulah Learn Qur’an
yang aplikasinya bisa di-download di App Store maupun Google Play. Ini
sejalan dengan misi kami untuk mengajak dunia untuk mengaji !
329
– memberi peluang sebesarnya untuk unggul di
bidangnya – tetapi tanpa meninggalkan kodrat
kewanitaannya. Melalui cerita panah Srikandi yang
terkenal itu, kita bisa menangkap pesan moral yang ada
di dalamnya.
Saat itulah sang suami yang juga sang guru, tahu betul
kelemahan sang istri. Meskipun dia tahu bahwa panah sang
istrilah yang akan membunuh musuh, tetapi akal sehat dia juga
mengatakan bahwa panah sang istri tidak akan sampai sasaran
– dia harus mengambil keputusan yang sangat cepat – untuk
merealisasikan takdir dengan ikhtiar maksimal yang dia bisa
lakukan.
330
Secepat kilat dia menyambar anak panahnya sendiri dan
diarahkan ke ekor anak panah sang istri. Ketika ujung anak
panah Arjuna tepat mengenai sasarannya yaitu ekor anak
panah Srikandi, menjadi sangat kuatlah keduanya untuk
menghujam ke dada Resi Bisma.
TAMAT
331