AGA 6
Perkembangan Kuttab
“Ibarat Mercusuar Yang
Menerangi Dunia Dengan
Dari Masa Ke Masa
Hingga Sekarang
Kemajuan Sainstek,
Disusun Oleh:
Kelompok 7 - AGA 6
Amalia Sholihah (206-1003)
Athifah Rodhya Munjiyah (206-1005)
Elviera Kartini (206-1008)
Lindawati (206-1016)
Nurafidata Nasution (206-1019)
Risalina Mitsni Maulida (206-2006)
SEJARAH
KUTTAB
MUKADIMAH
A
lhamdulillahi bini’matihi tatimmush shaalihaat. Segala Puji
MUKADIMAH i
Seiring berjalannya waktu, pendidikan itu berlangsung sampai
MUKADIMAH ii
aspek-aspek lainnya. Maka dari itu dengan lapang dada kami
membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini dan semoga tulisan
kami bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
MUKADIMAH iii
DAFTAR ISI
Mukadimah i-iii
Daftar Isi iv-v
BAGIAN I Pendahuluan - 1
A. Latar Belakang Masalah - 1
B. Rumusan Masalah - 3
C. Tujuan Penulisan - 3
D. Manfaat Penulisan - 3
BAGIAN II Pembahasan - 5
A. Seputar Kuttab - 5
Pengertian Kuttab - 6
Konsep Dan Kurikulum Kuttab - 9
Dua Jenis Kuttab - 12
Persyaratan Menjadi Guru Di Kuttab - 13
Tugas Mendasar Yang Dijalankan Kuttab - 14
Sistem Pengelolaan Lembaga Kuttab - 15
Kuttab Melahirkan Bintang Peradaban - 18
DAFTAR ISI iv
C. Perkembangan Kuttab di Masa Keemasan Andalusia - 30
Jejak Sejarah Andalusia - 30
DAFTAR ISI v
Peradaban dimulai dari unsur
terpenting yaitu Manusia. Jika
ingin merubah suatu bangsa, sosial,
rumah tangga, atau institusi, maka
yang diubah bukan fasilitas. Yang
diubah adalah Manusianya. Karena
Manusia adalah unsur terpenting
dalam P E R A D A B A N ini.
BA G I A N I Pendahuluan 1
BAGIAN I
Pendahuluan
BA G I A N I Pendahuluan 2
pada masa keemasan Andalusia. Untuk itulah kami tertarik
membahasnya lebih dalam dengan judul makalah kami yaitu
“Perkembangan Kuttab dari Masa ke Masa (Masa Keemasan
Andalusia) Hingga Sekarang”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah diantaranya yaitu:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kuttab Dari Masa Ke Masa
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Kuttab Pada Masa
Keemasan Andalusia Dan Membangkitkan Kembali Izzah
Pendidikan Islam Pada Masa Itu.
3. Untuk Memperjuangkan Bisyaroh Rasulullah n Dalam
Melahirkan Generasi Zaman Ke 5 Yaitu Generasi “Khilafah
‘Alaa Minhaajin Nubuwwah” Dan “Penakluk Roma” Melalui
Lembaga Pendidikan Yang Bernama ‘Kuttab’, In Syaa Allah.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini terdiri dari atas manfaat segi teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah
untuk menambah pengetahuan penulis/penyusun dan masyarakat
terutama para pendidik yaitu Guru dan Orang Tua mengenai
BA G I A N I Pendahuluan 3
‘Pendidikan Generasi’ seperti halnya pendidikan terbaik dari masa
ke masa yang terus berpegang teguh pada Syari’at Islam yaitu Al
Qur’an dan As Sunnah. Dengan bertambahnya pengetahuan ini
semoga dapat membangitkan kesadaran tentang hal-hal yang
berkaitan dengan segala aspek pendidikan yang belum sesuai
BA G I A N I Pendahuluan 4
"Sejarah bukan hanya kisah-kisah
yang diceritakan dan catatan
berbagai peristiwa. Sejarah dipelajari
untuk mendapatkan pelajaran dan
pendidikan. Pendidikan sebuah
generasi. Setiap umat di muka bumi
ini menganggap pelajaran sejarah
sebagai pendidikan umat. Mereka
menyuguhkan sejarah sebagai tugas
pendidikan dalam kehidupan
mereka. Meskipun demikian bukan
berarti sejarah Islam "dipalsukan"
dengan hanya menyuguhkan
gambaran indahnya agar tertanam
dalam jiwa peserta didik. Sejarah
juga tidak boleh melupakan berbagai
peninggalan kaum muslim dan
pergolakannya. Sejarah tidak boleh
hanya menyuguhkan kisah orang-
orang mulia dan para pahlawan."
Muhammad Qutub
B A G I A N II Pembahasan 4
BAGIAN II
Pembahasan
A. Seputar Kuttab
Muhammad n.
1 Perang Badar merupakan pertempuran pertama yang menjadi pembeda dalam sejarah
Islam. Oleh sebab itu, hari Perang Badar disebut dengan Hari Pembeda (Yaumul Furqani)
karena pada hari itu Allah memisahkan (membedakan) antara kebenaran dan kebatilan.
Lihat: Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Al-Kautsar,
2013), h. 28.
2 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.13.
B A G I A N II Pembahasan 5
bahwa pada akhirnya mereka pun belajar Al-Quran. Sebelum
membahas tentang perkembangan dari masa ke masa, mari kita
pahami lebih dalam mengenai sejarah kuttab dimulai dari
pengertiannya hingga penyebarannya hingga saat ini.
1. Pengertian Kuttab
K
uttab adalah tempat untuk belajar anak-anak
dalam membaca, menulis dan menghafal (Al-
Kuttab bentuk jama'nya Al-Katatib). Al-Kuttab
(dengan dhommah pada huruf Kaf dan jama'nya Al-Katatib)
merujuk kepada pendidikan yang ada di masa lalu. Kuttab
adalah tempat pembelajaran untuk anak yang baru tumbuh,
mereka belajar menghafal Al Qur'an dan memulai belajar
membaca dan menulis. Al-Katatib tempat pertama bagi anak-
anak yang baru tumbuh, untuk belajar Al-Qur'an Al-Karim,
Agama dan memulai membaca, menulis, menghafal dan
berhitung.3
B A G I A N II Pembahasan 6
yang kedua berbunyi: Al Kitab. Al Kuttab adalah sebutan
untuk pendidikan Islam zaman kebesarannya untuk usia 5-12
tahun. Sedangkan Al Kitab berarti buku. Dalam karakter
Bahasa Arab terdapat kaidah: (Kullamaa zaada al mabnii
zaadal ma'na/setiap bertambah huruf, bertambah pula
artinya). Seperti dua kata di atas. Tetapi walaupun berbeda
arti, asalkan berasal dari akar kata yang sama (kaf - ta' - ba' =
menulis), pasti mempunyai hubungan kuat antara keduanya.
Maka, bukan sebuah kebetulan ketika pendidikan dasar
tersebut dinamakan Al Kuttab yang memiliki akar yang sama
dengan Al Kitab".
B A G I A N II Pembahasan 7
ada di tangan mereka. Tapi saat generasi muda merasa sangat
keberatan memegang Al Quran dan buku, kemudian lebih
senang memegang peralatan yang sia-sia dan menghabiskan
waktu mereka untuk itu, maka peradaban itu pindah dari
wilayah muslimin’’.4
4 https://mim.or.id/kami-menyebutnya-kuttab-imam-malik/
5 Prof. Dr. Ahmad Sjalaby, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973),
h.33.
B A G I A N II Pembahasan 8
sekitar 17 orang sementara masyarakat Madinah sekitar 11
orang.6
6 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.114.
7 Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2011), h.203.
8 Ibid, h.203.
9 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.113.
B A G I A N II Pembahasan 9
kuttab dari dunia Islam, bumi pun mulai kehilangan cahaya
dari para ulama dan ilmuwan. Kuttab telah mengukir lahirnya
karya-karya ilmiah yang abadi hingga hari ini. Dengan
mengembalikan sistem pendidikan Islam seutuhnya melalui
kuttab, diharapkan akan mampu menghadirkan hasil yang
sama dengan zaman keemasan Islam yang dahulu.
10 Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana , 2005), h.12.
11 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h. 61.
B A G I A N II Pembahasan 10
tahun 610 M (17 Ramadhan) turunlah wahyu Allah yang
pertama12 menekankan akan pentingnya membaca dan
menulis. Bahkan jika kita melihat sebagian fakta sejarah ketika
umat Islam memimpin dunia, saat itu antusiasme membaca
dan menulis masyarakat sangat besar.
12 Lihat, Qs Al ‘Alaq:1-5.
13 Prof. Dr. Ahmad Sjalaby, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.
45.
14 Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana , 2005), h.15-16.
B A G I A N II Pembahasan 11
Dari data ini, tampak bahwa tujuan instruksional
disentralkan pada penguasaan Al-Qur'an, baik dalam hal
keterampilan membaca, menulis maupun menghafalnya.
Sehingga, materi pelajaran baik yang bersifat wajib (ijbâri)
maupun yang pilihan (ikhtiâri) diarahkan untuk mendukung
suksesnya penguasaan Al Qur'an. Karena ketika Al Qur'an
telah dijadikan sebagai tujuan utama. Maka dengan
sendirinya, Al-Qur'an akan membentuk akhlak, akan
menguatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan pada diri masing-masing siswa. Ulil Amri
menyatakan bahwa ayat-ayat Al Quran sangat membangun
karakter Akhlak, kedudukan Akhlak dalam Al-Qur'an sangat
penting, sebab melalui ayat-ayatnya, Al Qur'an berupaya
membimbing dan mengajak ummat manusia untuk
berakhlakul karimah.15
Hasil akhir, umumnya anak-anak sudah menyelesaikan
level kuttâb sebelum mereka memasuki usia baligh, dan
kebanyakan sudah menghafalkan sejumlah besar atau seluruh
Al Qur'an.16
15 Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h. 64-65.
16 Alimin Mukhtar, Madrasah: Deskripsi Ringkas Sejarah dan Sistem Pengelolaannya
(Malang: Arrohmah, 2010), h. 6.
B A G I A N II Pembahasan 12
awal Islam, dimana umumnya diajar oleh non muslim, karena
kaum muslimin yang menguasai baca tulis masih sangat sedikit.
Kuttab jenis kedua berkembang lebih akhir, yang berfungsi
sebagai tempat pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar agama
Islam, dan diajar para qurra’.17
17 Ibid, h. 6.
18 Alimin Mukhtar, Madrasah: Deskripsi Ringkas Sejarah dan Sistem Pengelolaannya
(Malang: Arrohmah, 2010), h. 6-7.
B A G I A N II Pembahasan 13
f. Mengerti ilmu hitung (yadri al-hisab)
19 Ibid, h. 6.
B A G I A N II Pembahasan 14
Sunnah. Jika tidak, mereka akan gagal memperoleh manfaat
dari halaqah.
20 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.15.
21 Ibid, h.15.
B A G I A N II Pembahasan 15
pendidikan. Hal ini meringankan beban negara dari
pembiayaan pendidikan, dimana negara hanya membiayai
pada wilayah terbatas. Dan inilah yang menjadi penyebab
menyebarnya Lembaga - lembaga pendidikan di dunia Islam
kala itu. 22
22 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.17.
B A G I A N II Pembahasan 16
Di beberapa negara hari ini banyak yang menggratiskan
sekolah, ada juga para muhsinin yang memberikan
penghargaan dan saku/bekal baik berupa uang maupun
cenderamata, seperti membelikan para pelajar itu buah-
buahan untuk mereka makan, alat kesehatan, minyak wangi
untuk dioleskan ke kepala mereka. Itu semua dilakukan untuk
memuliakan mereka, memotivasi mereka dalam belajar.
Dan dari riwayat yang terkenal dalam hal ini salah satu
muhsinin yang mulia di abad ke-3 Hijriyah/ke-9 Masehi,
dahulu ia berkeliling ke kuttab-kuttab yang ada di Qairuwan
ia membawa hadiah-hadiah dalam bentuk barang maupun
uang tunai, fasilitas kesehatan, buah-buahan dan sebagainya.
Ia membagi-bagikannya ke anak-anak pelajar secara umum,
dan mengkhususkan anak-anak fakir dan anak-anak yatim
diantara mereka, ia memberikannya langsung dari tangannya.
Untuk memotivasi mereka dalam menuntut ilmu, memandang
mereka sama dengan anak-anak yang lain, memuliakan
mereka (yatim dan dhu'afa). Teringat bahwa sebagian orang
Tunisia lebih mengkhususkan wakaf uang tunai,
membagikannya disetiap hari kamis kepada para pelajar yang
bisa menjawab pertanyaan dari apa yang mereka baca dan
mereka pelajari pekan itu.23
23 Abu Gudah, Abdul Ghani Hasan, Daurul Waqfi fii ta’ziizi Attaqaddum Alma’rifi, Jamiah
Islamiyah (Kerajaan Saudi Arabia), 1430H (2009), h.206
B A G I A N II Pembahasan 17
7. Kuttab Melahirkan Bintang Peradaban
24 https://www.abanaonline.com/
B A G I A N II Pembahasan 18
Tiga Lembaga Pendidikan Yang
Menjadi Pusat Peradaban Islam:
Kuttab, Masjid, & Madrasah
BA G I A N II Pembahasan 19
B. Sekilas Mengenal Perkembangan Kuttab dari Masa ke Masa
BA G I A N II Pembahasan 20
1. Perkembangan Kuttab di Masa Rasulullah n 1-10 H(622-
632 M)
• Rumah tersebut
Rumah terletak di atas bukit
(Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Al- Shafa, dan pintu
bagian belakangnya
Makhzhumi)
bisa dimasuki tanpa
bisa dilihat oleh
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan orang lain.
lengkapnya di Rumaysho:
Rumah Nabi
https://rumaysho.com/18591- • Rasulullahn
(Disekitar Masjidil Haram-Mekkah)
faedah-sirah-nabi-darul- menjadikannya
Di Aqabah
arqam.html) sebagai pusat
dakwah pada tahun
kelima kenabian.
32 Lihat, Qs Al ‘Alaq:1-5.
33 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.111.
34 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc, Buletin Rumaysho Edisi #47
(Yogyakarta: CV. Rumaysho:2018), h.2.
BA G I A N II Pembahasan 21
Dijadikannya rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Al-
Makhzhumi sebagai markas dakwah sebagai ajang pertemuan
35 Lihat, Qs Al Ahzab:35.
36 Ibid, h.111.
37 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 97.
BA G I A N II Pembahasan 22
Selanjutnya suffah (ruang atau bangunan yang bersambung
dengan masjid). Suffah dilihat sebagai sebuah sekolah karena
kegiatan pengajaran dan pembelajaran di lakukan secara
teratur dan sistematik. Lembaga ini semacam asrama bagi para
sahabat yang tidak atau belum memiliki tempat tinggal
permanen. Mereka yang tinggal di suffah disebut Ahl Al
Suffah.
38 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 98.
BA G I A N II Pembahasan 23
selama 12 tahun (644-655 M), dan Ali ibn Abi Thalib
39
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 113.
BA G I A N II Pembahasan 24
Abi Thalibz, pendidikan kurang mendapat perhatian
40 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2007), h.51.
BA G I A N II Pembahasan 25
Kalau Badiah yang muncul seiringnya kebijakan Umayyah
untuk melakukan Arabisasi yang digagas Khalifah Abdul Malik
Ibn Marwan. Akibat adanya badiah ini muncul ilmu qawaid
dan cabang ilmu lainnya untuk belajar Bahasa Arab.41 Sisanya
ada perpusatakaan yang seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan serta kegiatan dan penulisan karya ilmiah.
Perpustakaan menjadi peran penting dan menjadi jantung
sebuah lembaga pendidikan. Perpustakaan tidak hanya
menyimpan buku, melainkan juga untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar.
41
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 136.
BA G I A N II Pembahasan 26
Malik termasuk khalifah yang banyak memberikan perhatian
terhadap al bamaristan.42
42
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 137.
BA G I A N II Pembahasan 27
ulama, majelis ilmu, sanggar kesusastraan, observatorium, al-
ribath, Az-Zawiah dan madrasah.
43 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 198
BA G I A N II Pembahasan 28
Berdirinya banyak madrasah atas campur tangan
pemerintah Nizam al-Mulk diantaranya madrasah
yang didirikan Nuruddin al-Zanki dengan Madrasah
Dinasti ‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
Terbesar Nuriyah al-Kubra. Oleh karenanya
Turki Saljuk keberadaan madrasah tak terpisahkan dari struktur
pemerintahan.
BA G I A N II Pembahasan 29
C. Perkembangan Kuttab di Masa Keemasan Andalusia
A
ndalusia, selama kurang lebih 8 abad lamanya
ditaklukan oleh kaum muslimin, di saat yang
sama Eropa sedang tenggelam dalam abad
kegelapan (dark age).
B A G I A N II Pembahasan 30
a. Sebelum Masuknya Islam ke Andalusia
B A G I A N II Pembahasan 31
adalah Laut Tengah; di Selatan adalah Benua Afrika yang
terhalang oleh Selat Gibraltar; di Barat adalah Samudra
Atlantik; dan di Utara adalah Teluk Biscy. Pegunungan Pyrenia
di timur laut membatasi Andalusia dengan Prancis, orang Arab
menyebutnya Beranes dan Pyrenia ini sangat sulit dijangkau
hingga menjadi penghalang besar bagi Prancis untuk
menyerang Spanyol.
B A G I A N II Pembahasan 32
ekonomi disaat yang bersamaan dengan penindasan yang
terus terjadi pada mereka.
B A G I A N II Pembahasan 33
point penting saat islam melakukan penaklukan ekspansi
penaklukan wilayah dari maroko hingga masuk ke
Andalusia:
B A G I A N II Pembahasan 34
Penguasaan/penjajahan bukanlah ruh seorang
muslimin, disini bedanya dengan penajajahan. Kata
membuka tadi dimaksudkan adalah membuka hatinya
dengan hidayah, membuka akal pikiran dengan ilmu
dan membuka keberkahan dengan membangun dan
memakmurkan negeri tersebut sampai melindungi
masyarakatnya sampai nyawa menjadi taruhannya.
65
Kajian Ustadz Budi Ashari, Lc, “Ketika Andalusia di Tangan Kaum Muslim”, 13
September 2020/25 Muharram 1442 H.
B A G I A N II Pembahasan 35
Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin
Nushair.66 Sedikit kami gambarkan dalam bentuk alur:
1. Tharif bin
Mallik
Uqbah bin Musa bin
Nushair 2. Thariq bin
Nafi’ al-Fihari
Ziyad
B A G I A N II Pembahasan 36
Gambar 3: Wilayah Ekspansi Islam
B A G I A N II Pembahasan 37
musuh mereka. Pada masa itu padahal kaum muslim sudah
mencapai puncak keemasan dan peradaban yang hebat.
67 Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Al-Kautsar,
2013), h. 28.
B A G I A N II Pembahasan 38
5) Fase Kelima (368 H – 399 H)
Era dominasi para bersama dan berdirinya Daulah
Amiriyyah.
B A G I A N II Pembahasan 39
Artinya, rata-rata setiap gubernur memerintah selama
dua tahun. Ini menunjukan bahwa fase ini adalah
periode ketegangan dan pendahuluan; selama rentang
periode ini tidak sedikit gubernur yang mati syahid
sebagai tebusan bagi agamanya dan dalam rangka
tewas dibunuh
8. Anbasah bin Suhaim Al- Kalbi 103 H- 107 H
9. Adzrah bin Abdullah Al-Fihri 107 H- 107 H
10. Yahya bin Salamah Al-Kalbi 107 H – 110 H
11. Hudzaifah bin Al-Ahwadh Al-Qaisi 110 H – 110 H
12. Utsman bin Abi Nismah Al-Haitsami 110 H-111 H
13. Al-Haitsam bin Ubaid Al-Kilabi 111 H – 112 H
14. Muhammad bin Abdullah Al-Asyja’I 112 H – 112 H
15. Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi 112 H – 114 H,
B A G I A N II Pembahasan 40
16. Abdul Malik bin Outhun Al-Fihri 114 H-116 H
17. Uqbah bin AI-Hajjai As-Saluli 116 H – 122 H
18. Abdul Malik bin Outhun Al-Fihri 122 H – 123 H, tewas
dibunuh
19. Balaj bin Basyar Al-Qusyairi 123 H- 124 H
20. Tsa’labah bin Salamah Al-Amili 124 H- 125 H
21. Abul Khathar Hisam bin Dhirar Al-Kalbi 125 H-127 H
22. Tsawabah bin Maslamah Al-Judzami 127 H – 129 H
23. Yusufbin Abdurrahman Al-Fihri 129 H-138 H, masa
pemerintahannya penuh dengan gejolak
B A G I A N II Pembahasan 41
melakukannya. Al-Walid khawatir pasukan muslim akan
hancur maka dipanggilan pulang keduanya.
B A G I A N II Pembahasan 42
Hisyam bin Abdurrahman
173 H - 180 H
Fakta:
B A G I A N II Pembahasan 43
berilmu, hingga wilayah Andalusia menorehkan
kehebatan pada masa itu. Diantaranya:
Fakta: Fakta:
B A G I A N II Pembahasan 44
Al-Hakam bin Abdurrahman
Al-Muntanshir
350 H - 366 H
Fakta:
B A G I A N II Pembahasan 45
2. Pola Pendidikan Islam di Andalusia
Rumah
Maktab/Kuttab
69 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.214
B A G I A N II Pembahasan 46
1) Tempat
Tahapan pertama untuk belajar di semua tempat dari
rumah dan buku, dan dari setiap dua perkara tersebut
mencakup beberapa hal:
a) Kedudukan rumah
Tidak diragukan bahwa rumah adalah tempat yang
pokok unuk membentuk pemikiran seorang anak.
Dan seorang bapak meninggalkan urusan sosial,
ekonomi, dan pemikirannya untuk mendidik anak.
B A G I A N II Pembahasan 47
keutamaan dan penjagaan. Adapun Kholil bin
Ismail bin Abdul malik (w: 557 H) maka ia terlahir
dari keluarga yang berilmu, berilmu, dan
mempunyai fikih, baik laki-lakinya, perempuannya,
dan juga pembantunya.
B A G I A N II Pembahasan 48
untuk menuntut ilmu dan mendengarkannya dari
para guru yang agung pada zamannya, maka ia
mendapatkan riwayat yang tinggi melebihi
tingkatan bapaknya.
B A G I A N II Pembahasan 49
b) Maktab (Sekolah)
Kata ini di mutlakkan terhadap tempat yang anak-
anak belajar di dalamnya, dan kadang disebut juga
dengan istilah kitab, dan isim jamak makatib atau
katatiib. Dan para guru yang mengajar disana
disebut dengan “maktab” atau “marjal”.
B A G I A N II Pembahasan 50
Adapun yang kedua yaitu “kitab” untuk
mengajarkan Al Qur'an dan pokok-pokok Islam
dan macam ini datang belakangan seperti yang
terlihat dan dianggap berkembang ketika macam
pembelajaran ini dilakukan kepada anak - anak
raja dan panglima di istana mereka, dan
mengajarkan anak - anak mereka mengetahui
ahlinya.
B A G I A N II Pembahasan 51
telah dimulai pada awal pembukaan kota Andalusia, tidak
lebih.
B A G I A N II Pembahasan 52
mendidik, bahkan pekerjaan mendidik sudah menyebar
dan telah berlatih kebanyakan manusia profesi mendidik.
B A G I A N II Pembahasan 53
pengajar melarang mendirikan “maktab” di dalam masjid,
karena anak-anak tidak terlepas dari membuang kotoran
B A G I A N II Pembahasan 54
Dan waalupun dengan penjelasan diatas yang sangat
jelas, akan tetapi kami berpendapat bahwa para pengajar
dan pendidik di Andalusia tidak memegang perkara ini
dengan serius, karena kami mendapati mereka menjadikan
masjid sebagai tempat belajar kejadian-kejadian dan saya
mempunyai dua komentar yang jelas atas itu, yang
pertama : Utsman bin Muhammad berkata, telah
mengabariku bapakku, ia berkata : saya duduk di majelis
Amr bin Abdullah (abad keempat Hijriyah/10 Masehi)
pada suatu hari di masjid yang dekat rumahnya, maka
saya melihat ia sedang duduk, memberi jawaban hukum
kepada manusia dan ia duduk di ujung masjid bersama
orang-orang yang mempunyai hajat dan masalah, dan
ujung masjid lain yang berhadapan dengan Mukmin bin
Said ia telah duduk bersama orang-orang yang mempunyai
perkara yang salah satu anak melempar temannya dengan
sepatu, dan terjatuh sepatunya di majelis Alqodhi
(Hakim),-yang menunjukkan bahwa dua majelis saling
berdekatan- dan bagaimana seorang Qodhi tidak marah,
ia hanya berkata: telah mengganggu kami anak-anak yang
masuk satu sama lain di luar masjid.
B A G I A N II Pembahasan 55
masjid yang dekat dengan tempat itu, dan meminta
sebagian papan tulis, dan menulis :
Wahai yang bersenandung dengan suara burung berkicau
Saya tidak mengira kekikiran ini ada pada seseorang
B A G I A N II Pembahasan 56
Masjid Jami’ di Cordoba dan dia menulis atau
memberikan titik-titik dan harokat di mushaf Al-Qur'an
dan mengajarkan kepada anak-anak yang masih pemula
dalam belajar ilmu mengajarkan anak-anak ini.
B A G I A N II Pembahasan 57
isyarat bahwasanya di kota Qintasy pada tahun 400 H
atau bertepatan dengan 1009 M itu para pendidik yang
khusus telah mencapai sekitar 60 lebih.
B A G I A N II Pembahasan 58
masih terbilang masih muda itu lebih menempel
hafalannya dan hafalan yang masih kecil adalah asas untuk
ilmu yang akan datang karena ilmu yang pertama yang ia
dapat yang menyerap di hatinya itulah sebagai ilmu asas
ilmu pokok yang dia jadikan sebagai kemampuan dan dia
jadikan sebagai juga uslub-nya/tutur katanya. dan juga ia
jadikan sebagai keadaan yang akan ia bangun diatas
landasan tersebut.
B A G I A N II Pembahasan 59
kelakuan-kelakuan yang terpuji ataupun akhlak-akhlak
yang baik ketika masih kecil maka ia telah mendapatkan
sebuah keutamaan dan mendapatkan kecintaan dan juga
kemuliaan dan telah mendapatkan atau telah melampaui
atau telah sampai kepada tujuan yang telah sampai
kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.
B A G I A N II Pembahasan 60
ke maktab Abu Bakar bin Al Andalusy berpendapat
bahwasanya bagi setiap kaum dalam mengajarkan atau
dalam memberikan pengajaran kepada anak kecil yaitu
mempunyai Siroh atau mempunyai sejarah yang sangat
bagus, bahwasanya anak kecil diantara mereka jika sudah
berakal maka mereka akan memberangkatkan anak
tersebut ke maktab dan kebanyakan dari orang-orang
Andalusia sangat antusias sangat loyal sekali terhadap
anak-anak mereka. Mereka mulai mengirimkan anak-
anaknya untuk belajar pada masa yang masih kecil, yang
masih tampil yang itu membuat mereka mendapatkan
derajat yang tinggi dari ilmu.
B A G I A N II Pembahasan 61
Dikatakan bahwasanya Ibnu Maryual Bin Jarrah bin
Hatim yang meninggal pada tahun 420H atau bertepatan
dengan 1209M telah memulai mendengarkan hadis-hadis
dan umurnya belum mencapai 11 tahun. Juga Sulaiman Bin
Hasan atau dikenal dengan Ibnu JalJal yang merupakan
seorang pengarang dari kitab thobaqot athibba atau
ulama-ulama dari kalangan kedokteran. Ia mulai
mendengar hadits itu di Cordoba pada tahun 343H/954M
yang umurnya masih 10 tahun. Ia mendengarnya di masjid
Alaqoh di Zahra dan juga dikatakan bahwasanya Abi
Abdillah Muhammad bin Thohir Al Qayyisi Attadmiiri
bahwasanya ia memulai ilmu atau menuntut ilmu pada
umur yang sangat belia.
B A G I A N II Pembahasan 62
membalas tulisan tersebut atau papan tulis tersebut dengan
syair dari bait-bait Berikut ini :
B A G I A N II Pembahasan 63
anak-anak memberikan wasiat ia berkata bahwasanya
tidaklah cocok atau tidak semestinya bagi seorang Muallim
bagi seorang pengajar itu "yahtaris" yang artinya tidak
pantas bagi dia untuk mencegah dari 1 orang kepada
orang lain. Jika di antara mereka ada yang ditakutkan
keburukan yang sudah mencapai umur baligh ini adalah
sesuatu yang telah saya. Sebutkan atau isyarat kan kepada
beberapa anak kecil yang mereka telah menyelesaikan
pembelajaran mereka di maktab dan mereka mulai masuk
kepada tahapan halaqah bersama gurunya pada umur 11
atau 10 tahun tapi yang lebih sering mereka anak-anak
tersebut pergi ke halaqah.
B A G I A N II Pembahasan 64
d. Manhaj Atau Ideologi Pada Marhalah/Tingkat Pertama70
70 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.213
B A G I A N II Pembahasan 65
segala apapun untuk menjadikan diri/ jiwa/ruhiyah ini
menjadi baik dan juga supaya diri/ jiwa dan juga
ruhiyah terbiasa terlatih dan supaya lebih rendah hati
dan juga lebih dapat dikontrol dan dapat dirubah
pikirannya dan mengajari atau mengajarkan anak kecil
pada masa ini adalah bentuk yang khusus yaitu seluruh
usaha dengan lafadz - lafadz dan juga dengan
menggunakan ruh dan hati.
B A G I A N II Pembahasan 66
2) Manhaj Kedua: Iman sebelum Al-Qur'an
Dan disana ada pendapat pendapat lain yang banyak
yang lebih mementingkan atau lebih berfokus kepada
satu hal yaitu bahwasanya pembelajaran telah
mengambil arahan atau tujuan agama saja maka tujuan
itu ialah mengharapkan atau merealisasikan perintah
B A G I A N II Pembahasan 67
satu-satunya akan tetapi di dalam pembelajaran ini ada
tujuan duniawi maka ilmu ini sebagai wasilah
perantara hanya dapat merubah kehidupan sosial dan
setiap orang yang mampu untuk belajar akan mampu
mendapatkan martabat yang paling tinggi dari
martabat sosial di masyarakat dan dari sini juga ilmu
sebagai tujuan dan juga perantara ilmu ini mempunyai
kaidah-kaidah duniawi yang tidak ada keraguan
didalamnya atau yang terjadi dalam tujuan
mempelajari seluruh atau dalam mempelajari setiap
dari keduanya.
71
Ibrahim Ali Al-Akasy, At Tarbiyah Wat Ta'lim Fii Andalus (Universitas Yordania
:1982), h.170-172
B A G I A N II Pembahasan 68
para guru". (Ibnu Basam Addakhiroh Bagian Satu, Jilid
1, 1978/246)
B A G I A N II Pembahasan 69
tulisannya, tapi tidak mengkhususkan dalam pelajaran
khat, kebanyakan para murid kuttab keluar darinya
pada usia baligh." (ibnu Khaldun, Muqaddimah,
1967/1039).
72 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.241.
73 Ibid, h.242.
74 Ibid, h.242.
B A G I A N II Pembahasan 70
4) Metode pembelaran di kuttab adalah sebagai berikut :
seorang pengajar membacakan salah satu ayat Al-
Quran, kemudian anak mengikuti dan mengulangnya
hingga hafal, kemudian pindah ke ayat berikutnya dan
seterusnya. Dan diantara pengajar juga ada yang mulai
mengajar dengan surat-surat pendek terdahulu, dan
ada juga yang mulai sesuai dengan urutan mushaf.75
75 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.243.
76 Ibid, h.243.
B A G I A N II Pembahasan 71
Seorang pengajar kuttab bukan hanya bertanggung jawab
atas bacaan anak, akan tetapi tulisannya juga. Oleh karena
itu pengajar meminta kepada anak muridnya untuk
membawa alwah (baca: buku tulis) dan pulpen. Dan
dahulu alwah terbuat dari batu atau kayu, sehingga mudah
terhapus oleh air dan atau secarik kain.77
77 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.244.
78 Ibid, h.244.
79 Ibid, h.245.
B A G I A N II Pembahasan 72
Pertanyaannya, bagaimana anak mampu belajar membaca
dan menulis sedangkan mereka masih kecil ?
Jawabannya: Pada umur yang masih belia pengajar hanya
bersandar pada metode talqin dan membantu hafalannya
saja, sampai dirasa umur yang cukup untuk belajar
membaca dan menulis.
80 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.246.
81 Ibid, h.246-247.
82 Ibid, h.247.
B A G I A N II Pembahasan 73
Ibnu Suhnun berkata: tidak apa memukul anak untuk
kebaikan mereka, tapi tidak lebih dari 3 kali, kecuali
bapaknya mengizinkannya lebih, jika kenakalannya
menyakiti seseorang atau bermain-main dan bertengkar,
akan tetapi tidak boleh dari 10 kali. Adapun jika
memukulnya karena membaca Al Qur’an, maka tidak
boleh dari 3 kali.83
83 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.247.
84 Ibid, h.248.
85 Ibid, h.248.
86 Ibid, h.248.
B A G I A N II Pembahasan 74
haram seperti judi, dan berbuat dengan perbuatan yang
tidak baik.87
h. Para Pengajar
Ibnu Abdun Al-Asybily berkata: Wajib bagi pengajar bukan
seorang yang lajang atau masih muda tapi harus sudah tua
87 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.248.
88 Ibid, h.248.
89
Ibid, h.249.
90
Ibid, h.249.
B A G I A N II Pembahasan 75
yang mempunyai agama yang terhindar dari hal-hal yang
haram, yang wara’, sedikit berbicara, tidak mendengar
kepada hal-hal yang sia-sia, tidak menghadiri jenazah yang
jauh, dan tidak banyak nganggur dan tidak melalaikan
anak-anak kecuali untuk mengambil makan siang dan
berwudhu, dan selalu ada di tempatnya, memenuhi
kebutuhan anak didiknya. Dan wajib bagi seorang Hakim
dan Pengacara jika melihat para pengajar agar
memperbanyak untuk menghargai mereka dan
seterusnya.91
91
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.252.
92
Ibid, h.253.
B A G I A N II Pembahasan 76
waktunya untuk mengajar temannya dari pengajar lain
atau mengarahkan mereka atau memberikan
gambaran tentang qiroat. Sebagaimana ia juga dapat
mengupgrade dirinya dengan ilmu-ilmu lain.93
i. Gaji Pengajar
Masalah memberi upah kepada pengajar kuttab adalah
93
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.254.
94
Ibid, h.256.
B A G I A N II Pembahasan 77
Dan manusia berkata seharusnya pembelajaran Al-Quran
gratis dan upah yang setimpal dengannya adalah pahala
95
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.256.
96
Ibid, h.256.
B A G I A N II Pembahasan 78
atas waktu dan usaha pengajar, bukan nilai dari Al-
Qur'an.97
97
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.257.
98
Ibid, h.259.
99
Ibid, h.259-260.
B A G I A N II Pembahasan 79
Dan dengan upah ini juga pengajar membayar sewaan
rumah kuttab dan tagihan-tagihan lainnya.100
100
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.260.
101
Ibid, h.260-261.
102
Ibid, h.261-262.
B A G I A N II Pembahasan 80
4. Perbandingan Antara Kuttab Di Andalusia Dengan Kuttab Di
Negara Islam Lainnya
B A G I A N II Pembahasan 81
Perbedaan ini juga berlaku dalam penekanan materi
pengajaran, sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu dan
pertimbangan para ulamanya. Berikut ini adalah catatan Ibn
Khaldun (w. 808/1406) mengenai praktik pendidikan kuttab
pada masanya yang menunjukkan perbedaan tersebut pada
empat daerah yang berbeda:
B A G I A N II Pembahasan 82
d. Daerah keempat, yang dibicarakan oleh Ibn Khaldun
adalah daerah Timur (Al Masyriq = Timur Tengah, Iran,
Asia Tengah, dan Semenanjung India) yang menurut
pengakuannya tidak ia ketahui secara jelas dibandingkan
tiga daerah yang pertama. Secara umum daerah Timur ini
menganut kurikulum campuran dengan Al-Qur’an sebagai
inti.
B A G I A N II Pembahasan 83
daerah ini juga ada kuttab yang berafiliasi dengan satu
lembaga pendidikan tinggi yang secara tidak langsung
tentunya membantu kelangsungan pendidikan murid-murid
lulusannya ke level yang lebih tinggi.
a. Bahasa Arab
Bahasa Arab menjadi Bahasa resmi umat islam di Spanyol.
Bahasa ini dapat dipelajari di kuttab, bahkan kepada
siswanya diwajibkan untuk selalu melakukan dialog
dengan menggunakan Bahasa resmi Islam (Bahasa Arab),
sehingga Bahasa ini menjadi cepat popular dan menjadi
bahasa keseharian.103
b. Filsafat
Universitas Cordoba mampu menyaingi Baghdad, salah
satunya karena mampu mengimpor ilmu filsafat dari
belahan timur dengan jumlah besar. Sehingga beberapa
waktu sesudahnya melahirkan filosof-filosof besar dengan
karya-karya emasnya.
103
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.98.
B A G I A N II Pembahasan 84
1) Ibnu Tufail (w. 1185) penduduk asli Wadi Asy, sebuah
dusun kecil di sebelah timur Granada yang menulis
masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Bukunya
yang terkenal adalah Hay Ibn Yaqzan (buku filsafat
yang berisikan cerita seorang anak yang dipelihara
oleh Rusa, filsafat akal dan wahyu).
B A G I A N II Pembahasan 85
ia mengatakan bahwa tidak ada manusia yang
mendapatkan penyakit cacar dua kali. 104
c. Sains
Di Andalusia lahirlah orang-orang yang mempunyai
keahlian dalam ilmu kedokteran, musik, matematika,
astronomi, kimia dan lain-lain. Abbas Ibn Farnas,
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi dan dia
orang yang pertama mengemukakan pembuatan kaca dari
batu.105 Ibrahim ibnu Yahya Al-Naqqash terkenal dalam
ilmu astronomi dan ia dapat menentukan terjadinya
gerhana matahari. Ada ilmuan wanita yang ahli
kedokteran yaitu Ummal-Hasan binti Abi Ja’far.
d. Fiqih
Dalam bidang fiqih, di Andalusia pemeluk agama Islam
menganut Mahzab Maliki. Tokoh termahsyur disini
diantaranya: Ziyad ibnu abd. Ar Rahman dilanjutkan Ibn
Yahya, dan masih banyak nama lainnya seperti Abu Bakar
ibn al Qutiyah, Munzir Ibn Said Al Baluthi, dan Ibn Hazm
yang sangat popular saat itu.106
104 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.100.
105 Ibid, h. 101.
106
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.98.
B A G I A N II Pembahasan 86
e. Tasawuf
Andalusia memiliki nama-nama dalam bidang tasawuf,
seperti Muhyiddin Ibnu 'Arabi, sufi ternama yang
menghasilkan banyak karya tulis antara lain, Al-Futuhat Al-
Makyyah (Penaklukan Mekah) dan terkenal dengan
paham Wahdatul wujud (kesatuan wujud).
107 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.99.
B A G I A N II Pembahasan 87
filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik,
arsitektur dan seni rupa, dan musik.108
108
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.147-152.
B A G I A N II Pembahasan 88
Kufi (Djeber) yang telah menulis rangkuman ilmu kimia.
Ada lagi ilmuan lain yaitu Abu Bakar Zakaria M. Razi
(Razes) dalam bukunya Al Hawi.
B A G I A N II Pembahasan 89
j. Arsitektur dan Seni Rupa: arsitektur masjid di Cordova
dalam wujud lengkungan susun tiga, cuping ganda,
lengkungan sepatu kuda maupun unsur dua warna yang
menjadi ciri Masjid Jami’ Cordoba. Seni rupa muslim
berupa hiasan kaligrafi bertuliskan Arab juga Nampak
dalam bangunan gereja.
109 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.153.
B A G I A N II Pembahasan 90
b. Adanya beberapa sekolah dan universitas di beberapa kota
di Andalusia yang sangat terkenal (Universitas Cordova,
Sevilla, Malaga, dan Granada).
c. Banyaknya para sarjana Islam yang datang dari ujung
Timur dan ujung Barat wilayah Islam dengan membawa
berbagai buku dan berbagai gagasan. Ini menunjukkan
bahwa, meskipun ummat Islam terdiri dari beberapa
kesatuan politik, terdapat juga apa yang disebut kesatuan
budaya Islam.
d. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Andalusia dalam bidang ilmu pengetahuan
dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu
pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cordova
yang menyaingi Universitas di Baghdad yang merupakan
persaingan positif, tidak selalu dalam peperangan.
B A G I A N II Pembahasan 91
Baghdad mengalami masa kemunduran dan kehancuran
(kejatuhan Baghdad di timur tahun 1258 M), maka Cordova
di Spanyol juga demikian adanya (kejatuhan Cordova di barat
tahun 1236 H). Diantara sebab kemunduran dan kehancuraan
disebabkan beberapa faktor:110
110
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.176.
B A G I A N II Pembahasan 92
e. Munculnya Mulk at Thawaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang
masing-masing saling berebut kekuasaan. Bahkan antara
dinasti yang satu tidak segan menyatu dengan kerajaan
Kristen untuk menghancurkan dinasti lain.
B A G I A N II Pembahasan 93
2) Mencapai Derajat Taqwa yang Sebenarnya
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan sebagai seorang muslim." (QS Ali Imran : 102)
B A G I A N II Pembahasan 94
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa." (QS. Al-Furqan (25) : 74)
B A G I A N II Pembahasan 95
c. Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial :
B A G I A N II Pembahasan 96
4) Tolong Menolong dalam Kebaikan
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Maidah : 2)
B A G I A N II Pembahasan 97
d. Ambil Peran dalam Membangun Generasi !
"Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya seperti
bangunan yang saling menguatkan".
(HR. Bukhari dan Muslim)
B A G I A N II Pembahasan 98
dimaksud saling mengenal adalah sesuatu yang dijadikan
Dari hadits ini, ada beberapa hal yang harus kita pahami :
B A G I A N II Pembahasan 99
3) Kualitas tinggi disetiap orang akan memposisikannya
ditingkat tinggi. Jika dia berkecimpung dalam dunia
jahiliyah, maka dia akan terpilih menjadi pemimpin
gerombolan. Demikian juga jika dia berada dalam
dunia kebaikan, maka dia akan menjadi orang pilihan.
4) Jika ada orang yang berkualitas tapi berkubang
kejahiliyahan, maka sesungguhnya dia akan berpotensi
jadi orang luar biasa saat kembali ke dalam Islam.
Dengan satu syarat : memahami ilmu dengan dalam!
kualitas,
B A G I A N II Pembahasan 100
pada 100 orang yang layak untuk menjadi teman yang
membantu temannya dan lembut jiwanya."
B A G I A N II Pembahasan 101
Madinah diawali dengan 6 orang. Untuk Yaman
perlu seorang Muadz. Untuk Madinah perlu
seorang Mush'ab. Jadi, jika dinegeri ini jumlah
muslim 200.000.000, maka setidaknya harus ada
2.000.000 generasi rohilah.
B A G I A N II Pembahasan 102
tugas itu bisa dibaca dengan sangat jelas dalam dua
hadits berikut :
ditanya:
B A G I A N II Pembahasan 103
"Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu:
Konstantinopel atau Roma?' Rasul menjawab, 'Kota
Heraklius dibuka lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel'."
(HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
B A G I A N II Pembahasan 104
Untuk itu bermodal keyakinan dengan konsep kuttab;
karena kuttab mempunyai sejarah panjang telah
melahirkan orang-orang besar, karena kuttab telah
mengukir lahirnya karya-karya ilmiah yang abadi
hingga hari ini, karena landasannya benar-benar Al
Qur'an dan Hadits, karena sunnatullah yang tetap
berjalan disemesta ini. Sejarah akan terus hidup dan
berulang disetiap zaman. Saat mengembalikan sistem
pendidikan Islam seutuhnya; berharap besar hasilnya
pun akan sama dengan zaman itu.
111 https://wakafbogor.com/
B A G I A N II Pembahasan 105
pendidikan yang bernama Kuttab Ruqayyah (identik dengan
nama pendirinya), kuttab ini didirikan untuk yatim dan
dhuafa. Berikut kami tampillan gambar Kuttab Ruqayyah
sebagai berikut:
B A G I A N II Pembahasan 106
Bukan hanya kuttab. Madrasah untuk anak laki-laki dan
perempuan pada zaman Kerajaan Siak pun ikut terawat.
Berikut gambarnya:
B A G I A N II Pembahasan 107
jauh dari pusat kota Pekanbaru. Berjarak sekitar 2 jam
perjalanan darat ke Kerajaan Kesultanan Siak Sri Inderapura. 112
112 https://www.kuttabalfatih.com/project/pekanbaru/
113 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012)
B A G I A N II Pembahasan 108
Ilahi, dan tinggal bersama keluarga dan orang-orang
sholeh di surga tertinggi.”
(Ustadz Muhammad Ilham Sembodo-
Salah Satu Pendiri Kuttab Al Fatih)
B A G I A N II Pembahasan 109
Sebenarnya konsep yang kami tawarkan tidak ada
yang baru, namun karena sudah terlalu lama sejarah
peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Kami
berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran -
lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di bulan
Juni 2012 Kuttab Al-Fatih Depok dan Kuttab Al-Fatih
Purwakarta bermodal keyakinan berharap kebesaran.
B A G I A N II Pembahasan 110
3) Jenjang Kelas
5) Tahapan Belajar
Tahapan belajar yang diterapkan merujuk pada Hadits,
yaitu tahapan belajar dalam Islam:
a) Pendengaran sebelum penglihatan
B A G I A N II Pembahasan 111
b) Hati sebelum akal
c) Membaca sebelum menulis
d) Menghafal sebelum menganalisa
e) Iman sebelum al-Qur'an
f) Adab sebelum ilmu
114 https://www.kuttabalfatih.com/faq/
B A G I A N II Pembahasan 112
Fatih. Al Fatih tercatat jelas dalam sejarah proses tumbuh
dan tambah keilmuannya. Agar lebih teknis mari kita baca
ulang sejarah keilmuannya secara singkat berikut ini:
B A G I A N II Pembahasan 113
Bahkan tercatat secara usia terpenuhi target-target sendiri
di setiap jenjang usianya. Ini artinya, ada kurikulum
berurut yang perlu dikawal menjalaninya. Dalam kisah Al
Fatih, Sultan Murod II mengawal kurikulum berurut untuk
anaknya Muhammad Al Fatih. Tentu ini mengajari kita
pula bagaimana mengurutkan target-target kurikulum
dipendidikan yang dikelola.
115 https://www.kuttabalfatih.com/portfolio/cabang/
B A G I A N II Pembahasan 114
b) Jawa Barat 5 cabang
• Kuttab Al Fatih Bandung
• Kuttab Al Fatih Gedebage
• Kuttab Al Fatih Cileunyi
• Kuttab Al Fatih Purwakarta
• Kuttab Al Fatih Cibinong
c) Jawa Tengah 4 cabang
• Kuttab Al Fatih Semarang
• Kuttab Al Fatih Tegal
• Kuttab Al Fatih Purwokerto
• Kuttab Al Fatih Yogyakarta
d) Jawa Timur 8 cabang
• Kuttab Al Fatih Jember
• Kuttab Al Fatih Gresik
• Kuttab Al Fatih Surabaya
• Kuttab Al Fatih Malang
• Kuttab Al Fatih Probolinggo
• Kuttab Al Fatih Jombang
• Kuttab Al Fatih Kediri
• Kuttab Al Fatih Sidoarjo
e) Kalimantan (Kuttab Al Fatih Balikapapan)
f) Sumatera 5 cabang
• Kuttab Al Fatih Lampung Pagar Alam
• Kuttab Al Fatih Lampung Kemiling
• Kuttab Al Fatih Pekanbaru
• Kuttab Al Fatih Padang
• Kuttab Al Fatih Banda Aceh
g) Sulawesi (Kuttab Al Fatih Makassar)
B A G I A N II Pembahasan 115
8) Kuttab Al Fatih dalam Penyebarannya di Indonesia
Penyebaran Kuttab Al Fatih di Indonesia tahun 1441 H kini
tercatat 32 lokasi belajar. Berikut data pertumbuhannya
dari tahun ke tahun116 :
Tahun Lokasi Penyebaran Kuttab Al Fatih
B A G I A N II Pembahasan 116
1) Foto Kegiatan di Kuttab Al Fatih
B A G I A N II Pembahasan 117
“Tidak akan baik generasi akhir umat ini
kecuali dengan sesuatu yang memperbaiki
G E N E R A S I A W A L N Y A.”
B A G I A N II Pembahasan 118
BAGIAN III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Refrensi Buku:
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta,
2018.
Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana , 2005.
Refrensi Online:
https://id.pinterest.com/
https://kuttabnurussalam.wordpress.com/2017/03/16/featured-
content/
https://wakafbogor.com/
https://www.abanaonline.com/
https://www.kuttabalfatih.com/faq/
https://www.kuttabalfatih.com/portfolio/cabang/
Via Zoom: Kajian Ustadz Budi Ashari, Lc, “Ketika Andalusia di Tangan
Kaum Muslim”, 13 September 2020/25 Muharram 1442 H.
Apa yang disebut dengan kuttab sudah ada pada masa jahiliyah,
disebutkan bahwa di kalangan orang Quraisy yang mampu
menulis dan membaca itu ada sejumlah 17 orang dan ketika
Rasulullah hijrah ke Madinah yang bisa membaca dan menulis itu
ada 11 orang. Ini menunjukkan bahwa terjadi proses pendidikan
pada masa jahiliyah sebelum Islam yang kemudian ketika
maka proses pendidikan ini terjadi dengan sangat masif dan itu
menjadikan masjid sebagai basis pendidikannya. Dan pada waktu
yang bersamaan ini kemudian apa yang disebut dengan kuttab ini
juga menjadi bagian dari salah satu pilar pendidikan pada masa
kuttab.
berikutnya dan lebih formal yang kemudian atau pada abad ke-5
hijriah khususnya pada masa Dinasti Saljuk itu lahir pilar
pendidikan yang ke-3 yang disebut dengan Madrasah dalam
pengertian sebagai sebuah lembaga pendidikan yang resmi dimiliki
oleh pemerintah dan ini menjadi fenomena besar didalam sejarah
ketika Nizhamul Mulk dari bani Saljuk mendirikan madrasah An-
Nizhamiyah.
Perkembangan itu suatu tolak ukurnya dari Kuttab atau dari suatu
lembaga pendidikan pondasi nya adalah Taqorrub ilallah, yang
berawal dari Iqro'. Kemudian seterusnya. Bahkan ada Al katatib
Haramain karya-karya para Ulama.
Dengan literasi itu contohnya SD, mengapa bisa ada sekolah dasar
? Kalau di Barat ada High school, elementary school dan sekolah
menengah lainnya, apa sih filosofinya ? Ya itu filosofinya dari
Barat. Tapi ternyata di Islam ada Kuttab yang terinspirasi dari
Ulama kita sendiri.
Pendidikan sebagus apapun tapi jika ruh Guru tidak ada maka
tidak akan bisa sampai ilmunya karena penyediaan SDM untuk
seorang Guru yang masih kurang.
Perwakilan Kel. 7:
Assalamu'alaykum warahmatullah
Izin mengajukan pertanyaan untuk kelengkapan makalah kami
Sebagai Guru Kelas:
Ustadzah Fajriyanti:
Guru Kelas
1. Apa saja yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
Jawab: Niat, Persiapan Ruhiyah guru, persiapan materi di
kelas, alat-alat seperti mushaf, meja, papan tulis.
2. Bagaimana penyusunan perangkat pembelajarannya?
Jawab : ini maksudnya gimana?
3. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Iman Sebelum Qur'an ( Kitabnya Ar Rasul Al Mu'allim)
Adab Sebelum Ilmu langsung Praktik
Dialog Dan Pendekatan Logika, Mengajar Lewat Kisah
4. Apa saja metode mengajar yang digunakan?
Jawab: sudah terjawab di nomer 3
5. Bagaimana evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk santri?
Jawab: Biasanya para guru di siang hari ada pertemuan
sampai sore, nah disitu biasanya kita bahas santri.
Iya yang nomer 2 penyusunan apa maksudnya. Perangkat
kelas kayak ketua kelas atau bagaimana?
Perwakilan Kel. 7:
Pewawancara:
Sebagai Guru Kelas:
1. Apa saja yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
2. Bagaimana penyusunan perangkat pembelajarannya?
3. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran?
4. Apa saja metode mengajar yang digunakan?
5. Bagaimana evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk santri?
Ustadzah Fulanah:
1. Mengetahui shiroh, metode atau Rasul Mu'allim dan paham
kurikulum kuttab
2. -
3. Metode berkisah dan mengetahui kebiasaan anak
4. Jika guru iman biasa menggunakan berkisah jama'i, jika guru
quran menggunakan talaqqi jama'i dan sendiri
5. Menyediakan catatan harian secara rinci mulai dari kegiatan,
pencapaian dan kejadian.