Anda di halaman 1dari 147

Kelompok 7

AGA 6
Perkembangan Kuttab
“Ibarat Mercusuar Yang
Menerangi Dunia Dengan
Dari Masa Ke Masa
Hingga Sekarang
Kemajuan Sainstek,

Perkembangan Kuttab Dari Masa Ke Masa Hingga Sekarang


Begitulah Islam “
-Anonim ( Masa Keemasan Andalusia )

( Masa Keemasan Andalusia )


Dosen: Ustadz Jalal Abu Fahd Lc. Hafidzahullahu Ta'ala
\ - SEJARAH KUTTAB -

Disusun Oleh:
Kelompok 7 - AGA 6
Amalia Sholihah (206-1003)
Athifah Rodhya Munjiyah (206-1005)
Elviera Kartini (206-1008)
Lindawati (206-1016)
Nurafidata Nasution (206-1019)
Risalina Mitsni Maulida (206-2006)
SEJARAH
KUTTAB
MUKADIMAH

A
lhamdulillahi bini’matihi tatimmush shaalihaat. Segala Puji

syukur kehadirat Allah kyang telah melimpahkan

hidayah, inayah, dan rahmat-Nya. Shalawat dan salam

tercurah kepada Nabi Muhammad n semoga syafa’atnya mengalir

kepada kita di hari akhir kelak. Aamiiin Yaa Robbal 'Aalamiiiin.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata


perkuliahan Sejarah Kuttab yang diberikan Gurunda kami, Ustadz
Jalal Abu Fahd Lc. Hafidzahullahu Ta'ala. Dalam penyusunannya,
kami menyadari masih ada bagian yang belum sempurna. Begitu pula
dengan penyelesaian makalah ini, kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Begitu banyak
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam
penyusunannya. Untuk itu pun kami juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.

Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang, salah satunya


mengenai berkembangnya pendidikan Islam di masa Nabi

Muhammad n. Sejarah membuktikan bahwasanya Baginda

Rosulullah n menjadi peran utama munculnya pendidikan yang

dikenal dengan “Kuttab”.

MUKADIMAH i
Seiring berjalannya waktu, pendidikan itu berlangsung sampai

pada masa setelah Nabi n yaitu Khulafaaur Raasyidiin, lalu para

Daulah Islam sesudahnya diantaranya: Umayyah dan Abbasiyah,


hingga sampai pada masa keemasan itu dikuasai penuh oleh Kaum
Muslimin di wilayah Andalusia selama kurang lebih 8 abad lamanya.
Sehingga ini menjadi estafet selanjutnya perkembangan pendidikan
pada masa di Andalusia yang menjadi mercusuar bagi dunia. Jejak
sejarah membuktikan peradaban saat itu tidak hanya maju di bidang
politik saja, terbukti sampai saat ini bahwa banyak para ulama dan
ilmuan muslim dengan karya besarnya.

Sejarah dan sisa peninggalan umat Islam di Andalusia yang pernah


menjadi saksi kehebatan yaitu: karya sastra, seni serta arsitektur umat
Islam yang menjadi bukti bahwa ini bukan hanya sebuah kisah tetapi
ini adalah nyata tentang sebuah andil besar Umat Islam dengan segala
kebaikannya yang menjadi cahaya di wilayah Andalusia.

Hal ini yang menjadi bahasan yang menarik bahwasanya salah


satu kehebatan saat itu salah satunya berawal dengan adanya
lembaga pendidikan bernama ‘Kuttab’ yang mengantarkan
kegemilangan dan kebangkitan umat islam. Maka dari itu kami fokus
menitikberatkan pembahasan kami pada ‘Perkembangan Kuttab Dari
Masa Ke Masa Hingga Sekarang (Masa Keemasaan Andalusia)’ yang
hadir sampai ke berbagai negara hingga masuk wilayah ‘Indonesia’
dengan masih membawa nama lembaga yang dinamakan “Kuttab”.

Akhir kata, kami sadar sepenuhnya dalam makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta

MUKADIMAH ii
aspek-aspek lainnya. Maka dari itu dengan lapang dada kami
membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah

ini. Hanya Allah kyang dapat membalas segala kebaikan pihak-

pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini dan semoga tulisan
kami bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 28 Agustus 2020

Penyusun

MUKADIMAH iii
DAFTAR ISI

Mukadimah i-iii
Daftar Isi iv-v

BAGIAN I Pendahuluan - 1
A. Latar Belakang Masalah - 1
B. Rumusan Masalah - 3
C. Tujuan Penulisan - 3
D. Manfaat Penulisan - 3

BAGIAN II Pembahasan - 5
A. Seputar Kuttab - 5
Pengertian Kuttab - 6
Konsep Dan Kurikulum Kuttab - 9
Dua Jenis Kuttab - 12
Persyaratan Menjadi Guru Di Kuttab - 13
Tugas Mendasar Yang Dijalankan Kuttab - 14
Sistem Pengelolaan Lembaga Kuttab - 15
Kuttab Melahirkan Bintang Peradaban - 18

B. Sekilas Mengenai Perkembangan Kuttab dari Masa ke Masa - 21

Pada Masa Rasulullah n 1-10 H (622-632 M) - 21

Pada Masa Khulafaaur Raasyidiin 11- 40 H (632-661 M) - 23


Pada Masa Daulah Bani Umayyah 41-132 H (661-750 M) - 25
Pada Masa Daulah Bani Abbasiyah 132-656 H (750-1274 M) - 27

DAFTAR ISI iv
C. Perkembangan Kuttab di Masa Keemasan Andalusia - 30
Jejak Sejarah Andalusia - 30

Pola Pendidikan Islam di Andalusia - 46


Tingkatan pengajaran pertama - 46

Penyebaran Kuttab di Andalusia - 51


Perbandingan Antara Kuttab Di Andalusia
Dengan Kuttab Di Negara Islam Lainnya – 80
Pendidikan dan Peradaban yang paling Menonjol di Andalusia – 83
Sumbangan Intelektual Islam Bagi Peradaban – 87
Faktor Pendukung Perkembangan PendidikanIslam di Andalusia – 90
Pusat-Pusat Peradaban Islam di Masa Keemasan Andalusia – 91
Sebab-Sebab Kemunduran dan Kehancuran Andalusia - 91

D. Perkembangan Kuttab Hingga Sekarang - 93


Tujuan Didirikannya Lembaga Kuttab - 93
Kuttab Masuk ke Indonesia - 105
Kuttab Al Fatih dan Perkembangannya - 108

BAGIAN III Penutup - 119


A. Kesimpulan - 119
B. Saran - 120

Daftar Pustaka - 123


Lampiran Wawancara - 127

DAFTAR ISI v
Peradaban dimulai dari unsur
terpenting yaitu Manusia. Jika
ingin merubah suatu bangsa, sosial,
rumah tangga, atau institusi, maka
yang diubah bukan fasilitas. Yang
diubah adalah Manusianya. Karena
Manusia adalah unsur terpenting
dalam P E R A D A B A N ini.

Ustadz Budi Ashari, Lc.

BA G I A N I Pendahuluan 1
BAGIAN I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini dapat dikatakan


tidaklah seperti pada masa Islam berjaya, dimana dihasilkannya
generasi terbaik pada masanya. Pendidikan zaman sekarang, jauh

beda sekali dari pendidikan saat zaman Rasulullah n.

Kita ketahui bersama bahwa pendidikan mengambil peranan


penting dalam kehidupan yang mempunyai tujuan mendidik
manusia (sebagai objek) salah satunya mengeluarkan manusia dari
kebodohan (Jahaalah/Jahil) yaitu dengan adanya ilmu. Semua
keilmuan yang ada saat ini pondasinya berasal dari Al Qur’an dan
As Sunnah, dua sumber inilah menjadi panglima pendidikan yang
esensinya bahwa pendidikan memanglah murni dari sebagai
bagian rangkaian amal shalih di bumi ini.

Pendidikan menjadi sarana menuntut ilmu dan memiliki


wadah/lembaga yang menaunginya. Sejarah mencatat bahwa
adanya lembaga pendidikan klasik yang muncul pada zaman Nabi

Muhammad n, yaitu Kuttab. Melalui sejarah lahirnya lembaga

pendidikan yang bernama Kuttab ini, maka kita dapat telusuri


bagaimana pendidikan itu muncul, tumbuh hingga berkembang
dari masa ke masa. Dimana hadirnya para generasi terbaik pada

masa Rasulullah n hingga lahirnya para ilmuan muslim ternama

BA G I A N I Pendahuluan 2
pada masa keemasan Andalusia. Untuk itulah kami tertarik
membahasnya lebih dalam dengan judul makalah kami yaitu
“Perkembangan Kuttab dari Masa ke Masa (Masa Keemasan
Andalusia) Hingga Sekarang”

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok yang diangkat dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Perkembangan Kuttab Dari Masa Ke Masa?


2. Apakah Ada Korelasi Antara Kuttab Dengan Masa Keemasan
Di Andalusia?
3. Apa Tujuan Dari Didirikannya Lembaga Kuttab Dan
Bagaimana Perkembangannya Hingga Saat Ini?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah diantaranya yaitu:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kuttab Dari Masa Ke Masa
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Kuttab Pada Masa
Keemasan Andalusia Dan Membangkitkan Kembali Izzah
Pendidikan Islam Pada Masa Itu.
3. Untuk Memperjuangkan Bisyaroh Rasulullah n Dalam
Melahirkan Generasi Zaman Ke 5 Yaitu Generasi “Khilafah
‘Alaa Minhaajin Nubuwwah” Dan “Penakluk Roma” Melalui
Lembaga Pendidikan Yang Bernama ‘Kuttab’, In Syaa Allah.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini terdiri dari atas manfaat segi teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah
untuk menambah pengetahuan penulis/penyusun dan masyarakat
terutama para pendidik yaitu Guru dan Orang Tua mengenai

BA G I A N I Pendahuluan 3
‘Pendidikan Generasi’ seperti halnya pendidikan terbaik dari masa
ke masa yang terus berpegang teguh pada Syari’at Islam yaitu Al
Qur’an dan As Sunnah. Dengan bertambahnya pengetahuan ini
semoga dapat membangitkan kesadaran tentang hal-hal yang
berkaitan dengan segala aspek pendidikan yang belum sesuai

dengan tuntunan Nabi Muhammad n sampai di masa

kegemilangan itu dengan lahirnya para tokoh alim ulama dan


ilmuan muslim, sehingga diharapkan ada perbaikan kedepannya.
Sedangkan manfaat praktisnya untuk memberikan panduan bagi
setiap para pendidik dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan
kaidah Syari’at Islam yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Insya Allah.

BA G I A N I Pendahuluan 4
"Sejarah bukan hanya kisah-kisah
yang diceritakan dan catatan
berbagai peristiwa. Sejarah dipelajari
untuk mendapatkan pelajaran dan
pendidikan. Pendidikan sebuah
generasi. Setiap umat di muka bumi
ini menganggap pelajaran sejarah
sebagai pendidikan umat. Mereka
menyuguhkan sejarah sebagai tugas
pendidikan dalam kehidupan
mereka. Meskipun demikian bukan
berarti sejarah Islam "dipalsukan"
dengan hanya menyuguhkan
gambaran indahnya agar tertanam
dalam jiwa peserta didik. Sejarah
juga tidak boleh melupakan berbagai
peninggalan kaum muslim dan
pergolakannya. Sejarah tidak boleh
hanya menyuguhkan kisah orang-
orang mulia dan para pahlawan."

Muhammad Qutub

B A G I A N II Pembahasan 4
BAGIAN II
Pembahasan

A. Seputar Kuttab

Diantara kita mungkin mengenal kuttab pertama kali setelah


munculnya cabang-cabang Kuttab Al Fatih yang tersebar di
berbagai daerah wilayah Indonesia. Kalau ditelusuri dari berbagai
literatur sejarah, bahwa kuttab ini sudah muncul pada masa Nabi

Muhammad n.

Kuttab itu adalah wadahnya menuntut ilmu yang berawal dari


inspirasi utamanya adalah ketika perang Badar1 dimana Rasulullah

n memberikan keputusan terhadap tawanan Perang Badar

supaya mereka menebus dengan harta, namun para tawanan


tidak memiliki itu, maka kemudian mereka diperintah untuk
mengajarkan 12 anak-anak muslimin sebagai gantinya.2

Berawal dari situlah kuttab hadir menjadi wadah untuk


mempelajari ilmu membaca dan menulis karena kebutuhan saat
itu banyak yang belum banyak bisa membaca tetapi seiring
dengan berjalannya waktu dan munculnya Islam menguatkan

1 Perang Badar merupakan pertempuran pertama yang menjadi pembeda dalam sejarah
Islam. Oleh sebab itu, hari Perang Badar disebut dengan Hari Pembeda (Yaumul Furqani)
karena pada hari itu Allah memisahkan (membedakan) antara kebenaran dan kebatilan.
Lihat: Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Al-Kautsar,
2013), h. 28.
2 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.13.

B A G I A N II Pembahasan 5
bahwa pada akhirnya mereka pun belajar Al-Quran. Sebelum
membahas tentang perkembangan dari masa ke masa, mari kita
pahami lebih dalam mengenai sejarah kuttab dimulai dari
pengertiannya hingga penyebarannya hingga saat ini.

1. Pengertian Kuttab

K
uttab adalah tempat untuk belajar anak-anak
dalam membaca, menulis dan menghafal (Al-
Kuttab bentuk jama'nya Al-Katatib). Al-Kuttab
(dengan dhommah pada huruf Kaf dan jama'nya Al-Katatib)
merujuk kepada pendidikan yang ada di masa lalu. Kuttab
adalah tempat pembelajaran untuk anak yang baru tumbuh,
mereka belajar menghafal Al Qur'an dan memulai belajar
membaca dan menulis. Al-Katatib tempat pertama bagi anak-
anak yang baru tumbuh, untuk belajar Al-Qur'an Al-Karim,
Agama dan memulai membaca, menulis, menghafal dan
berhitung.3

Selanjutnya disini kita juga harus bisa membedakan, antara


kata Kuttab dengan Kitab karena sama di tulisan namun beda
di Harakat dan Tasydid serta Makna. Ustadz Budi Ashari
Hafidzahullahu Ta’ala menjelaskan dalam tulisan beliau yang
berjudul "Kuttab dan Kitab" beliau mengatakan:

"Lihatlah tulisannya yang sama. Hanya berbeda cara


bacanya. Yang pertama ada tasydid di atas ta' : Al Kuttab. Dan

3 Kamus Al Mu'jam Al Wasith h.775/2

B A G I A N II Pembahasan 6
yang kedua berbunyi: Al Kitab. Al Kuttab adalah sebutan
untuk pendidikan Islam zaman kebesarannya untuk usia 5-12
tahun. Sedangkan Al Kitab berarti buku. Dalam karakter
Bahasa Arab terdapat kaidah: (Kullamaa zaada al mabnii
zaadal ma'na/setiap bertambah huruf, bertambah pula
artinya). Seperti dua kata di atas. Tetapi walaupun berbeda
arti, asalkan berasal dari akar kata yang sama (kaf - ta' - ba' =
menulis), pasti mempunyai hubungan kuat antara keduanya.
Maka, bukan sebuah kebetulan ketika pendidikan dasar
tersebut dinamakan Al Kuttab yang memiliki akar yang sama
dengan Al Kitab".

Dapat ditarik kesimpulan dari dua sumber diatas bahwa


adanya hubungan yang kuat dari Al-Kuttab dan Al Kitab. Kitab
yang artinya buku jama'nya Kutub, huruf -Kaaf- berharakat
Kasrah dan Huruf -Ta- tidak ada Tasydid. Pada kata Kuttab
yang Jama'nya -Al Katatiib- huruf -Kaaf- berharakat Dhommah
dan terdapat Tasydid di huruf Ta'.

Ustadz Budi Ashari menambahkan bahwa: "Untuk itulah,


generasi masa depan Islam yang sedang belajar di Kuttab akan
dilatih mengakrabkan diri dengan kitab/buku, hingga menjadi
kebiasaan hidupnya. Dari mulai belajar membaca buku hingga
menulis buku".

Dan di akhir tulisan tersebut beliau mengatakan:


"Peradaban Islam dibangun pertama kali di atas kata Iqro'
(bacalah). Panduan utama Muslimin adalah Al Quran yang
dalam Bahasa Arab berasal dari kata qo-ro-a (membaca). Saat
muslimin masih akrab dengan Al Quran dan buku, peradaban

B A G I A N II Pembahasan 7
ada di tangan mereka. Tapi saat generasi muda merasa sangat
keberatan memegang Al Quran dan buku, kemudian lebih
senang memegang peralatan yang sia-sia dan menghabiskan
waktu mereka untuk itu, maka peradaban itu pindah dari
wilayah muslimin’’.4

Dalam buku 'Sejarah Pendidikan Islam' yang disusun oleh


Prof. Dr. Ahmad Sjalaby menjelaskan : "Di masa sebelum
datangnya agama Islam, kuttab (untuk memberi pelajaran
rendah) telah ada juga di negeri Arab kendatipun belum
terkenal betul. Di antara penduduk Mekkah yang mula-mula
belajar menulis huruf Arab adalah Sofyan bin Umayyah bin
Abdi Syams dan Abu Qais bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin
Kilab. Keduanya mempelajarinya dari Bisyr Ibnu Abdi Malik
yang mempelajarinya di negeri Hirah.5

Tulis menulis seperti yang dipaparkan Ibnu Khaldun (Al


Muqaddimah hal 394) adalah salah satu kepandaian yang
hanya dimiliki orang-orang maju kala itu. Mempelajarinya
dari seorang Wadil Qura yang menetap di negeri yang telah
maju; mereka mengunjunginya sembari berniaga. Dengan
demikian, mulailah baca tulis tersiar di negeri Arab, tetapi
tersiarnya itu lambat sekali. Sehingga waktu agama Islam
datang, masyarakat Mekkah yang bisa membaca dan menulis

4 https://mim.or.id/kami-menyebutnya-kuttab-imam-malik/
5 Prof. Dr. Ahmad Sjalaby, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973),
h.33.

B A G I A N II Pembahasan 8
sekitar 17 orang sementara masyarakat Madinah sekitar 11
orang.6

Kuttab menjadi pusat pengajaran yang paling tua yang


diprioritaskan pada masanya dan menjadi gerbang menuju
pengajaran yang lebih tinggi. Kuttab menyerupai Madrasah
Ibtidayah pada masa sekarang.7 Tujuan kuttab adalah
memberikan persamaan pengajaran anak-anak kaum Muslimin
dalam hal baca, tulis, dan menghafal Al Qur'an.8

Kebanyakan para ahli sejarah pendidikan Islam sepakat


bahwa pendidikan Islam tingkat dasar mengajarkan membaca
dan menulis kemudian meningkatkan pada pengajaran Al-
Quran dan pengetahuan agama dasar. Dalam buku Prof Dr.
Samsul Nizar bahwa: kuttab ada 2 bentuk, yang pertama
sebagai tempat pendidikan yang memfokuskan kepada baca
tulis. Kedua kuttab tempat pendidikan yang mengajarkan Al
Qur'an dan dasar-dasar keagamaan.9

2. Konsep dan Kurikulum Kuttab

Kuttab adalah konsep Islam yang mempunyai sejarah


panjang melahirkan orang-orang besar. seiring hilangnya

6 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.114.
7 Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2011), h.203.
8 Ibid, h.203.
9 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.113.

B A G I A N II Pembahasan 9
kuttab dari dunia Islam, bumi pun mulai kehilangan cahaya
dari para ulama dan ilmuwan. Kuttab telah mengukir lahirnya
karya-karya ilmiah yang abadi hingga hari ini. Dengan
mengembalikan sistem pendidikan Islam seutuhnya melalui
kuttab, diharapkan akan mampu menghadirkan hasil yang
sama dengan zaman keemasan Islam yang dahulu.

Ketika Islam semakin meluas, orang yang pandai membaca


dan menulis pun semakin banyak. Dengan demikian, mata
pelajaran di Kuttab pun semakin bertambah. Lambat laun
jumlah siswa di Kuttab pun semakin banyak sehingga
membutuhkan satu tempat baru yang bisa menampung
seluruh siswa. Maka tempat yang dipilih adalah sudut-sudut
masjid (bermula pada masa khulafaaur Raasyidiin). Selain
Kuttab yang ada didalam masjid, terdapat pula Kuttab umum
dalam bentuk madrasah (pertama kali muncul istilah madrasah
pada masa khilafah Abbasiyah saat kepemimpinan Harun
ArRasyid) yang memiliki gedung sendiri dan mampu
menampung ribuan murid.10 Adapun bentuk Pendidikan pada
dinasti Umayyah, guru di istana dinamakan Muaddib. Tujuan
Pendidikan istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan,
bahkan Muaddib harus mendidik kecerdasan, hati, jasmani
anak.11

Landasan kurikulum Kuttab ialah membaca dan menulis.


Kedua hal ini menjadi keharusan bagi setiap muslim. Sekitar

10 Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana , 2005), h.12.
11 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h. 61.

B A G I A N II Pembahasan 10
tahun 610 M (17 Ramadhan) turunlah wahyu Allah yang
pertama12 menekankan akan pentingnya membaca dan
menulis. Bahkan jika kita melihat sebagian fakta sejarah ketika
umat Islam memimpin dunia, saat itu antusiasme membaca
dan menulis masyarakat sangat besar.

Pelaksanaan (actuating) pembelajaran dilakukan oleh


mu'allim (guru) kuttâb yang terdiri dari para qurrâ' dan huffâz.
Sebagaimana yang ditulis kan oleh Prof. Dr. Raghib As-Sirjani
bahwa ketika madrasah-madrasah didirikan, lalu ditentukan
guru/Sheikh yang mengajar. Ahmad Syalabi juga menuliskan
bahwa tatkala kuttâb-kuttâb telah didirikan dan orang-orang
yang hafal Al-Qur'an (qurrâ' dan huffâz) telah bekerja pada
kuttâb-kuttâb itu, maka dijadikanlah Al-Qur'an sebagai titik
pusat pelajaran rendah ini, ditambahi dengan beberapa mata
pelajaran yang lain.13

Suwito dan Fauzan mengutip apa yang ditulis Mahmud


Yunus tentang materi pelajaran di kuttâb, ada yang bersifat
wajib (ijbâri) yaitu : Al-Qur'an, shalat, do'a, dasar ilmu nahwu,
sharaf dan bahasa Arab, serta membaca dan menulis. Ada
materi pelajaran pilihan (ikhtiâri) yaitu berhitung, ilmu nahwu,
sharaf dan bahasa Arab lengkap serta membaca dan
menghafal bait syair-syair, sirah, kisah dan riwayat orang-
orang besar.14

12 Lihat, Qs Al ‘Alaq:1-5.
13 Prof. Dr. Ahmad Sjalaby, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.
45.
14 Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana , 2005), h.15-16.

B A G I A N II Pembahasan 11
Dari data ini, tampak bahwa tujuan instruksional
disentralkan pada penguasaan Al-Qur'an, baik dalam hal
keterampilan membaca, menulis maupun menghafalnya.
Sehingga, materi pelajaran baik yang bersifat wajib (ijbâri)
maupun yang pilihan (ikhtiâri) diarahkan untuk mendukung
suksesnya penguasaan Al Qur'an. Karena ketika Al Qur'an
telah dijadikan sebagai tujuan utama. Maka dengan
sendirinya, Al-Qur'an akan membentuk akhlak, akan
menguatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan pada diri masing-masing siswa. Ulil Amri
menyatakan bahwa ayat-ayat Al Quran sangat membangun
karakter Akhlak, kedudukan Akhlak dalam Al-Qur'an sangat
penting, sebab melalui ayat-ayatnya, Al Qur'an berupaya
membimbing dan mengajak ummat manusia untuk
berakhlakul karimah.15
Hasil akhir, umumnya anak-anak sudah menyelesaikan
level kuttâb sebelum mereka memasuki usia baligh, dan
kebanyakan sudah menghafalkan sejumlah besar atau seluruh
Al Qur'an.16

3. Dua Jenis Kuttab

Ada 2 jenis kuttab. Yang pertama khusus mengajarkan


baca-tulis, dan biasanya menggunakan teks Al Qur’an atau
syair Arab sebagai materinya. Ini berkembang pada periode

15 Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h. 64-65.
16 Alimin Mukhtar, Madrasah: Deskripsi Ringkas Sejarah dan Sistem Pengelolaannya
(Malang: Arrohmah, 2010), h. 6.

B A G I A N II Pembahasan 12
awal Islam, dimana umumnya diajar oleh non muslim, karena
kaum muslimin yang menguasai baca tulis masih sangat sedikit.
Kuttab jenis kedua berkembang lebih akhir, yang berfungsi
sebagai tempat pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar agama
Islam, dan diajar para qurra’.17

Usia untuk memasuki kuttab tidak ditentukan, tetapi pada


umumnya dimulai pada usia 5 tahun, walau ada juga yang
baru memasukinya pada usia 10 tahun. Materinya pun tidak
benar-benar seragam di berbagai belahan dunia muslim. Ada
yang menekankan pada baca-tulis, hafalsan Al-Qur’an, hadits,
dll.

4. Persyaratan Menjadi Guru Di Kuttab18

Secara teori, persyaratan menjadi guru di kuttab


sebenarnya cukup “hebat”, namun dalam praktik seringkali
kuttab hanya diasuh oleh seorang guru yang sangat bersahaja,
dan bahkan menjadi bahan ejekan karena kelemahannya.
Ibnul Ukhuwwah mencatat, bahwa syarat pengajar anak-anak
yang lolos dalam sistem hisbah (semacam akreditasi &
standarisasi), adalah:

a. Berkepribadian baik (ahl ash-shalah)

b. Pandai menjaga dirinya dari yang haram dan maksiat (ahl


al-‘iffah)

c. Bisa dipercaya (ahl al-amanah)

d. Hafal Al-Qur’an (hafizh lil kitab al-‘aziz)

e. Mempunyai tulisan tangan yang baik (hasanu al-khathth)

17 Ibid, h. 6.
18 Alimin Mukhtar, Madrasah: Deskripsi Ringkas Sejarah dan Sistem Pengelolaannya
(Malang: Arrohmah, 2010), h. 6-7.

B A G I A N II Pembahasan 13
f. Mengerti ilmu hitung (yadri al-hisab)

g. Lebih baik lagi, sudah menikah (muzawwaj)

h. Penyayang anak-anak kecil (yataraffaq bi ash-shaghir)

Beliau juga menyatakan bahwa para lajang dilarang keras


membuka kelas pengajaran bagi anak kecil, kecuali:

a. Sudah berusia lanjut (syaikhun kabir)

b. Dikenal taat beragama dan berkepribadian baik (qad


isytahara bi ad-diin wal khayr)

c. Memegang lisensi atau izin mengajar yang diakui


(tazkiyyah mardhiyyah)

d. Telah teruji kemampuan atau kualifikasinya untuk


mengajar (tsubutu ahliyyatihi)

5. Tugas Mendasar Yang Dijalankan Kuttab

Ada dua tugas mendasar yang dijalankan kuttab.19


Pertama, mempersiapkan anak menyambut usia baligh, yakni
agar mereka benar-benar siap menjalankan kewajiban
agamanya dengan dilandasi ilmu, kesadaran dan pembiasaan
yang baik. Kedua, mempersiapkan dasar - dasar ilmiah bagi
anak-anak berbakat untuk memasuki jenjang pendidikan lebih
tinggi.

Tugas kedua diatas berkaitan erat dengan materi dalam


halaqah dan Madrasah yang bersifat “tingkat lanjut”, sehingga
seorang pelajar pemula harus benar-benar dipersiapkan dalam
bahasa Arab, sastra dan pengetahuan dasar Al-Qur’an dan

19 Ibid, h. 6.

B A G I A N II Pembahasan 14
Sunnah. Jika tidak, mereka akan gagal memperoleh manfaat
dari halaqah.

6. Sistem Pengelolaan Lembaga Kuttab

Para Fuqaha membuat menejemen dimana kuttab-kuttab


itu mengikuti aturan - aturan yang telah ditetapkan ditambah
pengawasan dan bimbingan negara. Kehidupan dalam kuttab
sangat alami. 20

Adapun guru, jika absen karena ada kesibukan mendadak,


maka dia harus membayar orang yang mempunyai
kemampuan semisal dirinya untuk menggantikan mengajar
anak-anak, syaratnya tidak dalam waktu lama. Demikian juga
jika dia harus pergi sekitar satu atau dua hari. Tetapi jika
kepergiannya jauh atau ditakutkan ada halangan dalam
perjalanannya, maka guru tidak boleh pergi. 21

Pembiayaan kuttab dari para Orang Tua yang


mengamanahkan anak-anaknya di kuttab. Ada gaji Guru yang
dibayarkan bulanan atau tahunan atau paket. Ada juga orang-
orang kaya yang menanggung pembayaran kerabat-
kerabatnya yang miskin atau orang yang tidak mampu yang
bukan kerabatnya.

Terlihat begitu jelas pembuktian ajaran-ajaran Islam,


potret kebersamaan dan saling menanggung dalam hal fasilitas

20 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.15.
21 Ibid, h.15.

B A G I A N II Pembahasan 15
pendidikan. Hal ini meringankan beban negara dari
pembiayaan pendidikan, dimana negara hanya membiayai
pada wilayah terbatas. Dan inilah yang menjadi penyebab
menyebarnya Lembaga - lembaga pendidikan di dunia Islam
kala itu. 22

Banyak para khalifah, Hakim/qadhi, para menteri, dan


para petinggi negara lainnya yang berinfak kepada berbagai
macam Kuttab yang tersebar di sepanjang Negara Islam dan
sekitarnya. Dan banyak juga para Muhsinin yang memiliki
harta berlebih yang mewakafkan hasil perniagaannya dan
yang lainnya, rumah-rumahnya untuk dijadikan kuttab/tempat
belajar anak-anak, ada pula yang mewakafkan kendaraannya
dan sejenisnya dan sebagian hartanya yang lain agar menjadi
likuiditas neraca keuangan yang berkelanjutan demi
kelancaran proses belajar mengajar di kuttab.

Para Muhsinin juga berinfaq kepada para guru dan murid-


muridnya apa-apa yang dibutuhkan daripada alat dan bahan
ajar dan apa yang mendukung pembelajaran. Banyak dari
kalangan muhsinin yang membagi-bagikan alat tulis untuk
para pelajar, ada juga yang lebih mengutamakan memberi air
minum dan ini benar-benar mereka berikan di waktu pagi
sebelum pelajaran dimulai karena pasti banyak yang butuh air
minum selama proses belajar, ada juga yang memberikan kayu
bakar untuk melindungi mereka dari cuaca dingin yang sangat
di musim dingin.

22 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012) h.17.

B A G I A N II Pembahasan 16
Di beberapa negara hari ini banyak yang menggratiskan
sekolah, ada juga para muhsinin yang memberikan
penghargaan dan saku/bekal baik berupa uang maupun
cenderamata, seperti membelikan para pelajar itu buah-
buahan untuk mereka makan, alat kesehatan, minyak wangi
untuk dioleskan ke kepala mereka. Itu semua dilakukan untuk
memuliakan mereka, memotivasi mereka dalam belajar.

Dan dari riwayat yang terkenal dalam hal ini salah satu
muhsinin yang mulia di abad ke-3 Hijriyah/ke-9 Masehi,
dahulu ia berkeliling ke kuttab-kuttab yang ada di Qairuwan
ia membawa hadiah-hadiah dalam bentuk barang maupun
uang tunai, fasilitas kesehatan, buah-buahan dan sebagainya.
Ia membagi-bagikannya ke anak-anak pelajar secara umum,
dan mengkhususkan anak-anak fakir dan anak-anak yatim
diantara mereka, ia memberikannya langsung dari tangannya.
Untuk memotivasi mereka dalam menuntut ilmu, memandang
mereka sama dengan anak-anak yang lain, memuliakan
mereka (yatim dan dhu'afa). Teringat bahwa sebagian orang
Tunisia lebih mengkhususkan wakaf uang tunai,
membagikannya disetiap hari kamis kepada para pelajar yang
bisa menjawab pertanyaan dari apa yang mereka baca dan
mereka pelajari pekan itu.23

23 Abu Gudah, Abdul Ghani Hasan, Daurul Waqfi fii ta’ziizi Attaqaddum Alma’rifi, Jamiah
Islamiyah (Kerajaan Saudi Arabia), 1430H (2009), h.206

B A G I A N II Pembahasan 17
7. Kuttab Melahirkan Bintang Peradaban

Sejarah pendidikan Islam telah melalui masa lebih dari


1400 tahun. Menunjukan bahwa umat Islam dapat mencapai
kegemilangan jika mereka mengikuti metode ash-shalafy ash-
shalih. Sangat banyak di antara para sahabat hingga ulama
salafusshalih yang menjadi pemimpin terbaik, adil, amanah,
dan membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Bahkan diusia
muda seperti Muhammad Al Fatih yang sudah menaklukkan
Eropa dengan bekal pendidikan keimanan sejak dini.

Sangat banyak sekali ulama-ulama ternama yang dulunya


belajar di Kuttab, salah satunya Ulama terkenal di Indonesia
dan Dunia, Imam Syafi’i.24 Imam Syafi’i Rahimahullah
bercerita tentang masa kecilnya di Kuttab:

"Saya dulu adalah anak yatim di bawah pangkuan ibu,


maka ibu saya memasukan saya ke Kuttab, saat saya sudah
hafal Qur’an saya duduk bersama Ulama di dalam Masjid
(marhalah setelah Kuttab – Madrasah-)"

Maa syaa Allaah begitulah Imam Syafi’i belajar, bahkan


Imam Syafi’i tidak keluar Kuttab sampai Hafal Al Qur’an.
Setelah hafal, Imam Syafi'i melanjutkan jenjang berikutnya
(Madrasah), bersama ulama-ulama. Indonesia yang mayoritas
ber-Madzhab Imam Syafi’i, ternyata masa kecilnya Imam
Syafi’i dahulu belajar di kuttab.

24 https://www.abanaonline.com/

B A G I A N II Pembahasan 18
Tiga Lembaga Pendidikan Yang
Menjadi Pusat Peradaban Islam:
Kuttab, Masjid, & Madrasah

Prof. Dr. Raghib As Sirjani

BA G I A N II Pembahasan 19
B. Sekilas Mengenal Perkembangan Kuttab dari Masa ke Masa

Gambar 1: Kuttab (ilustrasi)

Kuttab merupakan pusat pengajaran paling tua di kalangan


kaum muslimin. Ada yang mengatakan, dunia Arab telah
mengetahuinya sebelum kedatangan Islam. Namun hal itu hanya
dalam ruang yang sangat terbatas. Kedudukan Kuttab dalam abad
pertama hijriyah merupakan prioritas yang sangat diperhatikan
urusannya, karena merupakan gerbang pintu menuju pengajaran
yang lebih tinggi.

Kuttab muncul pertama kali di zaman Nabi kemudian


menyebar ke berbagai negara seiring dengan penyebaran Islam.
Kuttab sangat dikenal di Negara Syam, Mesir, Iraq, dan bahkan
Kuttab sudah ada sebelum Islam. Berikut kami paparkan sekilas

perkembangannya mulai dari masa Rasulullah n sampai masa

setelahnya, sebagai berikut:

BA G I A N II Pembahasan 20
1. Perkembangan Kuttab di Masa Rasulullah n 1-10 H(622-

632 M)

Pada perkembangan pendidikan di masa Nabi Muhammad

n terdapat 2 tahapan pendidikan yaitu di Kota Mekkah dan

Kota Madinah. Pertama seiring dengan pertumbuhan dan


perkembangan ajaran Islam, telah dikenalnya pendidikan sejak

awal turunnya wahyu32 kepada Nabi Muhammad n.


Menjelaskan bahwa lahirnya pendidikan Islam ditandai
dengan munculnya lembaga pendidikan Islam dengan
digunakannya rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Lembaga
pendidikan pertama.33 Di tempat itulah para sahabat

berkumpul bersama Rasulullah n untuk mengkaji Al-Qur’an


dan As-Sunnah serta belajar bagaimana mengambil teladan

dari Rasulullah n.34 Berikut kami gambarkan skemanya:

Tahapan Pendidikan Pertama • Berlangsung selama


Di Kota Mekkah 13 tahun.

• Rumah tersebut
Rumah terletak di atas bukit
(Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Al- Shafa, dan pintu
bagian belakangnya
Makhzhumi)
bisa dimasuki tanpa
bisa dilihat oleh
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan orang lain.
lengkapnya di Rumaysho:
Rumah Nabi
https://rumaysho.com/18591- • Rasulullahn
(Disekitar Masjidil Haram-Mekkah)
faedah-sirah-nabi-darul- menjadikannya
Di Aqabah
arqam.html) sebagai pusat
dakwah pada tahun
kelima kenabian.
32 Lihat, Qs Al ‘Alaq:1-5.
33 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.111.
34 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc, Buletin Rumaysho Edisi #47
(Yogyakarta: CV. Rumaysho:2018), h.2.

BA G I A N II Pembahasan 21
Dijadikannya rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Al-
Makhzhumi sebagai markas dakwah sebagai ajang pertemuan

yang dilakukan Rasulullah n bersama para sahabat dalam

menimba ilmu, karena saat itu tidak mungkin berkumpul


dengan mereka secara terang-terangan. Sebelum masjid

dibangun, Rasulullah n juga mengajar di rumahnya (di

Mekkah) dan berkumpulnya manusia untuk menerima

pelajaran langsung dari Baginda n hingga turun surah Al

Ahzab35 untuk meringankan kesibukan Nabi disebabkan


antusiasnya mereka untuk belajar langsung dari Nabi.36

Kedua pendidikan di Kota Suci kedua umat Islam yaitu


Kota Madinah, setelah hijrah ke Madinah. Masjid Quba

menjadi masjid pertama yang dijadikan Rasulullah n


sebagai institusi pendidikan selanjutnya.37 Semakin luas
wilayah yang ditaklukkan Islam, semakin meningkat masjid
yang dijadikan pusat penyebaran ilmu diantaranya: Masjid
Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Kuffah, Masjid Basrah dan
masih banyak lagi.

Tahapan Pendidikan Kedua


Di Kota Madinah

Masjid Suffah Kuttab

35 Lihat, Qs Al Ahzab:35.
36 Ibid, h.111.
37 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 97.

BA G I A N II Pembahasan 22
Selanjutnya suffah (ruang atau bangunan yang bersambung
dengan masjid). Suffah dilihat sebagai sebuah sekolah karena
kegiatan pengajaran dan pembelajaran di lakukan secara
teratur dan sistematik. Lembaga ini semacam asrama bagi para
sahabat yang tidak atau belum memiliki tempat tinggal
permanen. Mereka yang tinggal di suffah disebut Ahl Al
Suffah.

Terakhir Kuttab didirikan oleh bangsa Arab sebelum


kedatangan Islam dan bertujuan memberikan pendidikan
kepada anak-anak. Dan saat itu belum mendapatkan perhatian
daari bangsa Arab, hanya 17 Orang Quraisy yang bisa
membaca dan menulis. Dari situlah Kuttab muncul disaat

Rasulullah n memerintahkan tawanan Perang Badar yang

mampu membaca dan menulis mengajar 10 orang anak – anak


muslim sebagai syarat membebaskan diri dari tawanan.38

2. Perkembangan Kuttab di Masa Khulafaaur Raasyidiin 11- 40 H


(632-661 M)

Kata Khalifah berasal dari kata khalf yang berarti wakil,


pengganti dan penguasa. Di dalam sejarah Khulafaaur
Raasyidiin digunakan untuk para pimpinan setelah wafatnya
Rasulullah n , mereka diantara adalah Abu Bakar zyang
memerintah selama 2 tahun, Umar ibn Khattab zselama
10 tahun (13-23 H/634-644 M), Usman ibn Affan z

38 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 98.

BA G I A N II Pembahasan 23
selama 12 tahun (644-655 M), dan Ali ibn Abi Thalib

zyang memerintah selama 6 tahun.39

Pada masa ini bukan hanya terdapat di Mekkah dan


Madinah, melainkan sudah tersebar di berbagai daerah
kekuasaan Islam lainnya. Pada masa Umar ibn Khatab

zmisalnya, pusat pendidikan selain di Madinah dan

Mekkah, ada juga di Mesir, Syiria dan Basyrah, Kuffah dan


Damsyik. Lembaga yang digunakan masih sama dengan

lembaga pendidikan di zaman Rasulullah n yaitu masjid,

suffah, kuttab dan rumah.

Lembaga Pendidikan di Masa


Khulafaaur Raasyidiin

Masjid Suffah Kuttab Rumah

Pada masa khalifah Abu Bakarztidak jauh berbeda

dengan pandidikan pada masa Nabi, lalu pada masa khalifah

Umar ibn Khattab z pendidikan sudah lebih semakin

meningkat dimana pada masa Umarz, guru-guru sudah

diangkat dan digaji untuk mengajar di daerah-daerah yang

baru ditaklukkan. Pada masa khalifah Usman ibn Affan z,


pendidikan diserahkan kepada rakyat dan sahabat tidak
terfokus di Madinah saja, tetapi sudah diperbolehkan ke
daerah - daerah untuk mengajar. Pada masa khalifah Ali ibn

39
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 113.

BA G I A N II Pembahasan 24
Abi Thalibz, pendidikan kurang mendapat perhatian

disebabkan pemerintahan Ali ibn Abi Thalibzselalu

dilanda konflik dan berujung kepada kekacauan.40

3. Perkembangan Kuttab di Masa Daulah Bani Umayyah 41-132


H (661-750 M)

Berakhirnya masa kekuaasan khalifah Ali ibn Ali Thalib

z, maka lahilah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah.

Umayyah berkuasa kurang lebih 91 tahun, reformasi pada


masa ini cukup banyak terjadi pada bidang Pendidikan Islam
khususnya. Adanya perkembangan dari aspek teknologi pada
masa ini, sementara sistem lembaga pendidikan masih sama

ketika masa Rasulullah n dan Khulafaaur Raasyidiin yaitu

Kuttab yang pelaksanaannya berpusat di masjid.

Berkembangnya lembaga pendidikan pada zaman


Umayyah yaitu bertambahnya lembaga pendidikan istana,
badiah, perpustakaan, bamaristan. Pendidikan di Istana tidak
hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga mendidik
kecerdasan, hati, dan jasmani anak yang diajarkan langsung
oleh seorang guru yang dinamakan Muaddib. Diantara
rencana pembelajaran di Istana adalah Al Qur’an, Hadist yang
termulia, syair yang terhormat, riwayat hukama, menulis,
membaca dan lainnya.

40 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2007), h.51.

BA G I A N II Pembahasan 25
Kalau Badiah yang muncul seiringnya kebijakan Umayyah
untuk melakukan Arabisasi yang digagas Khalifah Abdul Malik
Ibn Marwan. Akibat adanya badiah ini muncul ilmu qawaid
dan cabang ilmu lainnya untuk belajar Bahasa Arab.41 Sisanya
ada perpusatakaan yang seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan serta kegiatan dan penulisan karya ilmiah.
Perpustakaan menjadi peran penting dan menjadi jantung
sebuah lembaga pendidikan. Perpustakaan tidak hanya
menyimpan buku, melainkan juga untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar.

Gambar 2 : Perpustakaan (ilustrasi)

Terakhir adalah al bamaristan (rumah sakit) dikenal


dengan rumah sakit pendidikan. Tempat untuk melakukan
keilmuan ini adalah al bamaristan. Khalifah al walid ibn Abdul

41
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 136.

BA G I A N II Pembahasan 26
Malik termasuk khalifah yang banyak memberikan perhatian
terhadap al bamaristan.42

4. Perkembangan Kuttab di Masa Daulah Abbasiyah 132-656 H


(750-1517 M)

Masa keemasan Abbasiyah adalah zaman keemasan


peradaban (pendidikan) Islam yang berpusat di Baghdad yang
berlangsung selama kurang lebih lima abad (750-1258 M).
Dinasti ini terbentuk melalui proses perebutan kekuasaan dari
Bani Umayyah, dan berhasil menjatuhan khalifah Marwan II
pada tahun 750 M/132 H yang dilakukan Abu al-Abbas al-
Saffah dan para pendukungnya sebagai pemberontak. Selama
5 abad kepemimpinan Bani Abbas dipegang 37 khalifah dan
yang terkenal ada 5 khalifah diantaranya: Abu al-Abbas al-
Saffah, Abu Ja’far al-Mansur, al- Mahdi, Harun al-Rasyid, dan
al-Ma’mun.

Kemajuan paling pesat ada pada masa Harun al-Rasyid,


para ahli sejarah memandang khalifah Harun al-Rasyid yang
paling besar membawa dinasti Abbasyiah ke zaman keemasan.
Pemerintahannya selama 23 tahun telah berhasil membuat
dinasti ini mencapai kemajuan dan kejayaan diberbagai bidang
diantaranya: bidang politik, bidang ilmu pengetahuan, dan
peradaban islam. Selain masjid, Kuttab , al-badiah, istana,
perpustakaan dan al-bamaristan. Telah berkembangnya pada
masa ini pula sebuah lembaga berupa toko buku, rumah para

42
Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 137.

BA G I A N II Pembahasan 27
ulama, majelis ilmu, sanggar kesusastraan, observatorium, al-
ribath, Az-Zawiah dan madrasah.

Sistem Pendidikan Islam pada masa Khalifah Bani Abbas


nampak lebih maju, lengkap dan kokoh dibandingkan sistem
pendidikan pada zaman sebelumnya. Munculnya berbagai
lembaga pendidikan yang beragam disertai pembiayaan yang
mencukupi, manejemen yang baik dan pelajar yang datang
dari berbagai penjuru dunia. Dimasa Bani Abbasiyah, islam
tampil sebagai adikuasa (super power) yang dihormati,
disegani, dan dikagumi oleh bangsa di dunia. Sistem
pendidikannya juga menjadi model bagi pelaksanaan
pendidikan yang terjadi di berbagai belahan dunia dan hingga
saat ini masih terasa.

Setelah dipaparkan perkembangan kuttab setelah masa

Rasulullah n,,, didapatkan beberapa perkembangan madrasah

yang menjadi peralihan dari kuttab menuju lembaga pendidikan


tinggi berikutnya salah satunya yaitu madrasah. Kami membatasi
bahasan pada perkembangan pendidikan ini terjadi pada masa
Dinasti Ayyubiyah, Dinasti Turki Saljuk, dan Dinasti Turki
Utsmani:43
Salahuddin al-Ayubi mendirikan Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah (Damaskus, Suriah), didirikan berbagai jenis
sekolah/madrasah Sunni yang dibangun untuk
Pada Tahun 1167 pasukan Nuruddin mempopulerkan ajaran keempat Mahzab Fikih
al-Zanki meduduki Mesir di bawah (menemukan 40 madrasah Syafi'i, 34 Hanafi, 10 Hanbali,
Pimpinan Syirkuh dan Salahuddin
dan tiga Maliki). Dan masjid masih menjadi lembaga
untuk meguasai Mesir dengan
melawan Tentara Salib dan
pendidikan pada masa itu dan 2 Rumah Sakit di Kairo
menumbangkan Dinasti Fathimiyah yang dijadikan sekolah kedokteran (Rumah Sakit al-
yang beraliran Syi’ah demi Walid & al-Nuri).
menegakkan ajaran Sunni di Mesir.

43 Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:2018), h. 198

BA G I A N II Pembahasan 28
Berdirinya banyak madrasah atas campur tangan
pemerintah Nizam al-Mulk diantaranya madrasah
yang didirikan Nuruddin al-Zanki dengan Madrasah
Dinasti ‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
Terbesar Nuriyah al-Kubra. Oleh karenanya
Turki Saljuk keberadaan madrasah tak terpisahkan dari struktur
pemerintahan.

Di masa Dinasti Utsmani, pendidikan sudah dimulai


Dinasti Turki ketika anak-anak Turki menginjak usia lima tahun.
Utsmani Pada periode klasik, setiap anak mengenyam
pendidikan pengajaran dasarnya di sekolah yang
didirikan para elite (penjabat/sultan) disebut sibyan
mektepleri atau sekolah dasar. Sekolah dasar itu
Dinasti Ustmani
merupakan kelanjutan dari sekolah yang dikenal
meneruskan tradisi
dalam Islam sebagai Kuttab.
kekhalifahan pada
masa Khalifah Selanjutnya madrasah sebagai pusat pendidikan dan
Sulaiman I kesetaraan ini terus menyebar seiring dengan kian
926-974 M) yang luasnya kekuasaan Turki Utsmani. Saat
mencapai ekspansi menaklukkan sebuah wilayah baru, segera
dibangun masjid dan madrasah. Secara struktural,
terluas, dikenal
madrasah-madrasah itu merupakan bagian dari
dengan Sulaiman Al
sistem wakaf dan otonom secara finansial. Kegiatan
Qanuni (qanun = madrasah-madrasah juga berada di bawah
undang-undang). pengawasan negara. Madrasah tidak hanya
didirikan oleh sultan dan anggota keluarga
kerajaan. Namun, banyak madrasah yang didirikan
oleh para wazir, negarawan, dan cendekiawan.

Dalam perkembangan pendidikan dan kajian


keagamaan seperti: fikih, ilmu kalam, hadist, dan
ilmu–ilmu keislaman lainnya tidak mengalami
perkembangan yang berarti. Para ulama lebih suka
menulis buku daLam bentuk syarah (penjelasan)
dan hasyiah (semacam catatan) terhadap karya-
karya masa klasik.

BA G I A N II Pembahasan 29
C. Perkembangan Kuttab di Masa Keemasan Andalusia

Sebelum membahas mengenai kuttab pada masa keemasan


Andalusia, mari kita telusuri jejak sejarah islam di dalamnya.
Sebagian mengatakan Andalusia menjadi peradaban yang hilang,
runtuh dan tenggelam. Lembaran-lembaran sejarah Andalusia
berisi kemuliaan dan kejayaan hingga pada akhirnya mengalami
kehancuran.

Namun disini menjadi bahasan menarik ketika Andalusia


menjadi pusat perhatian dimana hadirnya ulama dan ilmuan yang
memuliki segudang karya dan penemuan. Mari kita susuri sejak
awal islam memasuki Andalusia hingga pencapaiannya
menorehkan tinta emas yang hingga kini masih rapih tercatat di
dalam sejarah.

1. Jejak Sejarah Andalusia

A
ndalusia, selama kurang lebih 8 abad lamanya
ditaklukan oleh kaum muslimin, di saat yang
sama Eropa sedang tenggelam dalam abad
kegelapan (dark age).

Sebelum merambah lebih jauh, mari kita telusur sejak awal


posisi Andalusia kala itu sebelum masuknya Islam hingga pada
masanya Andalusia itu menjadi wilayah ekspansi kedatangan
islam yang membuka wilayah itu hingga kegemilangannya
menyilaukan bagi yang memandangnya.

B A G I A N II Pembahasan 30
a. Sebelum Masuknya Islam ke Andalusia

Al Maqqari yang menulis sejarah Andalusia pada abad


ke-17, memberikan 2 penjelasan asal mula kata ‘Andalusia
(Andalus)’. Pertama beberapa penulis seperti Ibn Sa’id,
menyebut Andalusia dinamai oleh Andalus, putra Tubal
bin Yafeth bin Nuh yang berdiam di tempat itu. Kedua,
Ibn Hayyan, Ibn Khaldun, dan lain-lain menyimpulkan
Andalusia berasal dari ‘Andalusy’ barbarian yang
mendiami wilayah itu. Andalusy adalah kata dalam Bahasa
Arab untuk menyebut kaum Vandal dan kata ini berubah
menjadi Andalus dengan mengganti huruf terakhir dari
syin menjadi sin.62

Gambar 3: Peta Andalusia dan Wilayah Sekitarnya

Melihat peta diatas terlihat bahwa Andalusia terletak di


Benua Eropa Barat Daya dengan batas di Timur dan Tenggara

62 Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia (Yogyakarta:Checklist, 2018), h.2.

B A G I A N II Pembahasan 31
adalah Laut Tengah; di Selatan adalah Benua Afrika yang
terhalang oleh Selat Gibraltar; di Barat adalah Samudra
Atlantik; dan di Utara adalah Teluk Biscy. Pegunungan Pyrenia
di timur laut membatasi Andalusia dengan Prancis, orang Arab
menyebutnya Beranes dan Pyrenia ini sangat sulit dijangkau
hingga menjadi penghalang besar bagi Prancis untuk
menyerang Spanyol.

Laut Zuqaq (Selat Gibraltar) menjadi pemisah antara


Andalusia dan dan Afrika Utara, Laut Zuqaq sangat sempit dan
hanya memiliki lebar sekitar 13 kilometer. Dari Maroko, setiap
orang bisa melihat dengan mata telanjang pemandangan
pesisir Eropa. Itu baru sekilas tentang geografis wilayah
Andalusia dan sekitarnya yang menghubungkan kelak dengan
wilayah ekspansi islam pada pembahasan sub bab selanjutnya.

Andalusia sebelum masuknya islam menjadi wilayah yang


penuh dengan derita, dibawah kekuasaan kaum Nasrani
tepatnya Andalusia menjadi jajahan mereka dan dibagi
menjadi beberapa kelompok masyarakat. Masyarakat di
Andalusia dipaksa untuk menuruti segala perintah penguasa
yang saat itu adalah kelompok masyarakat kelas 1, mereka
dieksploitasi dan disengsarakan. Mereka itu adalah kelompok
masyarakat kelas 2 yang disebutkan terdiri dari tuan – tuan
tanah kecil dan paling bawah kelompok kelas 3 adalah para
budak. Keadaan ini membuat masyarakat kelompok 2 dan 3
mempertahankan hidup dengan membunuh, merampas, atau
membajak. Itulah yang menjadi kebangkrutan moral dan

B A G I A N II Pembahasan 32
ekonomi disaat yang bersamaan dengan penindasan yang
terus terjadi pada mereka.

Lalu apa yang terjadi pada masa setelahnya, sebelum islam


datang menguasai Andalusia. Tercatat bahwa kaum muslim
pertama yang benar - benar mendarat di Andalusia sudah
lebih dari 60 tahun sebelum penaklukan Andalausia oleh

kaum muslim, selama Kekhalifahan Sayyidina ‘Utsman z,


dua kali pada sekitar 648 M (27 H). Namun, kedua
pendaratan ini masih bersifat eksploratif dan terlaksana karena
kebutuhan untuk mengambil barang – barang sebagai
persediaan di kapal.63

b. Cahaya Islam Menerangi Andalusia

Islam adalah agama yang rahmatatan lil ‘alamin.


Dimanapun islam berada menjadikan seluruh wilayah
yang disentuh islam menjadi bercahaya, makmur, subur
dan jauh dari keburukan yang saling menindas bahkan
membeda - bedakan suku, ras, dan kelompok. Lalu apa
yang terjadi selanjutnya pada Andalusia?

Ya, Andalusia dan sekitarnya menjadi wilayah


berikutnya yang ditaklukan islam. Rakyat yang tertindas di
Andalusia menyambut baik datangnya kekuatan islam
untuk menaklukan Andalus saat itu. Ketika Andalusia di
tangan Kaum Muslim menjadi awal perjalanan sejarah
Andalusia yang dahsyat. Berikut kami paparkan sekilas

63 Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia (Yogyakarta:Checklist, 2018), h.18.

B A G I A N II Pembahasan 33
point penting saat islam melakukan penaklukan ekspansi
penaklukan wilayah dari maroko hingga masuk ke
Andalusia:

1) Prinsip Penguasaan Wilayah

Gambar: Qs Al Fath (48) Ayat 1

Penguasaan wilayah bagi kaum muslimin tidaklah


dengan menjajah. Ketika muslimin hadir dimanapun
menggunakan kaidah “Innaa fatahnaa laka fathan

mubiinaa… “ Surah ini dikenalkan Allah k kepada


Nabi Muhammad n, ketika muslim masuk ke negeri
baru ialah membuka diartikan penguasaan suatu
wilayah sebagai ‘Futuhat – Fath - Membuka’ .

Rasulullah n sangat gembira ketika turunnya Surah Al


Fath ini, yang menyebut kemenangan yang jelas,
ampunan total, nikmat yang banyak, dan ridha Allah

k terhadap orang-orang mukmin.64 Beliau n


bersabda:
“Sesungguhnya, semalam telah turun satu surat
padaku, dan surat itu lebih aku sukai, daripada
terbitnya matahari.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

64 Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia (Yogyakarta:Checklist, 2018), h.21-22

B A G I A N II Pembahasan 34
Penguasaan/penjajahan bukanlah ruh seorang
muslimin, disini bedanya dengan penajajahan. Kata
membuka tadi dimaksudkan adalah membuka hatinya
dengan hidayah, membuka akal pikiran dengan ilmu
dan membuka keberkahan dengan membangun dan
memakmurkan negeri tersebut sampai melindungi
masyarakatnya sampai nyawa menjadi taruhannya.

Saat Islam datang ke suatu tempat, masyarakat


diajarkan: Syari’at, Ilmu, dan Peradaban dengan
hadirnya banyak Ilmuan dan Ulama dari Andalusia
yang merupakan hasil dari apa yang diajarkan Islam
tadi. Seorang Sejarahwan Eropa menyayangkan
kekalahan pada ‘Perang Bilath Asy-Syuhada’ (Perang
diantara Kaum Muslim yang dipimpin Abdurrahman Al
Ghafiqi dengan Prancis yang dipimpin Charles Martel),
karena jika menang mempercepat ‘Kebangkitan
Eropa’.65

2) Saat Islam Masuk ke Andalusia

Sebelum wilayah Andalusia ditaklukkan, telah


terjadi ekspansi penaklukan seluruh wilayah Maghribi
yang dilakukan 2 tokoh yaitu Uqbah bin Nafi’ al-Fihari
dan Musa bin Nushair, dimana yang menjadi batu
loncatan bagi kaum muslim untuk menaklukan
Spanyol/Andalusia. Dalam penaklukan Andalusia,
terdapat 3 pahlawan Islam yang paling berjasa, yaitu

65
Kajian Ustadz Budi Ashari, Lc, “Ketika Andalusia di Tangan Kaum Muslim”, 13
September 2020/25 Muharram 1442 H.

B A G I A N II Pembahasan 35
Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin
Nushair.66 Sedikit kami gambarkan dalam bentuk alur:

1. Tharif bin
Mallik
Uqbah bin Musa bin
Nushair 2. Thariq bin
Nafi’ al-Fihari
Ziyad

70 Tahun Penaklukan Wilayah


Maghribi (Maroko, Tunisia, Tharif bin Malik disebut
Aljazair) sebagai perintis dan penyelidik.
Ia berhasil menang &
23 H s/d 89 H (644-708 M) memperoleh harta rampasan
perang yang tidak sedikit.

Musa bin Nushair mengirim


Uqbah dan 300 pasukan terbunuh pasukan ke Spanyol di bawah
oleh pasukan barbar dan Bizantium Pimpinan Thariq bin Ziyad
yang berkianat. (92 H/711 M)

Digantikan seorang Gubernur


sekaliguas Panglima Handal
Musa bin Nushair.

Alur : Penaklukan Andalusia Era Awal

Andalusia menjadi wilayah berikutnya yang


ditaklukan islam. Rakyat yang tertindas di Andalusia
menyambut baik datangnya kekuatan islam untuk
menaklukan Andalus saat itu. Ketika Andalusia di
tangan kaum muslim menjadi awal perjalanan sejarah
Andalusia yang dahsyat.

66 Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia (Yogyakarta:Checklist, 2018), h.33.

B A G I A N II Pembahasan 36
Gambar 3: Wilayah Ekspansi Islam

Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun


92H/711M melalui jalur Afrika Utara. Wilayah
Andalusia yang sekarang disebut dengan Spanyol di
ujung selatan benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad,
bawahan Musa bin Nushair Gubernur Qairuwan,
mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja
bangsa Gothia (92 H/ 711 M). Spanyol diduduki umat
Islam pada zaman Kholifah Al-Walid (705-715), salah
seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus.

c. Kaum Muslimin di Andalusia

Kekuasaan Islam di Andalusia berlangsung kurang lebih


8 abad. Waktu yang tidak sebentar bagi kaum muslimin
menguasai Andalusia, namun itulah masa kejayaan umat
islam sampai pada akhirnya lenyap oleh tangan mereka
sendiri dan orang-orang yang bersamanya. Dan faktor
lainnya adanya pengintaian, konspirasi, dan kesabaran

B A G I A N II Pembahasan 37
musuh mereka. Pada masa itu padahal kaum muslim sudah
mencapai puncak keemasan dan peradaban yang hebat.

Sejarah Andalusia melewati beberapa fase, dan terbagi


menjadi 10 Fase 67 (92 H s/d 897 H) yaitu :

1) Fase Pertama (92 H - 138 H)


Pada fase ini Andalusia merupakan wilayah yang
menginduk ke Daulah Umawiyyah. Fase ini dimulai
dari tahun 92 H bersama usaha - usaha penaklukan
pertama kali sampai runtuhnya Daulah Umawiyyah,
dan Sejarah Andalusia melewati beberapa fase:
masuknya Abdurrahman Ad-Dakhil tahun 138 H.

2) Fase Kedua (138 H- 238 H)


Fase keemiran tunggal di Andalusia (kegemilangan
pertama di Andalusia).

3) Fase Ketiga (238 H – 300 H)


Masa kemerosotan pertama dan pembagian Andalusia,
sampai permulaan kekuasaan Abdurrahman An-Nashir.

4) Fase Keempat (300 H – 368 H)


Kembalinya kekuatan di Andalusia dan proklamasi
kekhilafahan di sana.

67 Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Al-Kautsar,
2013), h. 28.

B A G I A N II Pembahasan 38
5) Fase Kelima (368 H – 399 H)
Era dominasi para bersama dan berdirinya Daulah
Amiriyyah.

6) Fase Keenam (399 H – 422 H) Kemunduran kedua


dan akhir kekuasaan dinasti Umawiyyah di Andalusia.

7) Fase Ketujuh (422 H – 484 H)


Era Muluk Thawaif (raja-raja kelompok).

8) Fase Kedelapan (484 H – 539 H)


Masa Dinasti Murabithun di Andalusia.

9) Fase Kesembilan (539 H- 620 H)


Masa dinasti Al-Muwahhidun di Andalusia.

10) Fase Kesepuluh (620 H – 897 H)


Daulah Bani Al-Ahmar atau Bani Nashar, dan
pembatasan kerajaan kaum muslimin di Granada.
Inilah fase awal keruntuhan akhir.

Kami membatasi pembahasan untuk tiap fase ini dalam


menjelaskan tokoh-tokoh kaum muslim yang berperan di
dalam kepemimpinan di wilayah Andalusia berikut kami
paparkan penjelasannya:

• Fase Pertama 92 - 138 H


Yaitu sampai berdirinya Daulah Umawiyyah Andalusia.
Selama rentang waktu ini (46 tahun) Andalusia
diperintah oleh 23 Gubernur.

B A G I A N II Pembahasan 39
Artinya, rata-rata setiap gubernur memerintah selama
dua tahun. Ini menunjukan bahwa fase ini adalah
periode ketegangan dan pendahuluan; selama rentang
periode ini tidak sedikit gubernur yang mati syahid
sebagai tebusan bagi agamanya dan dalam rangka

menyebarkan dakwah beriman kepada Allah k.


Malah sebagian lagi menjadi korban konspirasi dan
kedengkian, sehingga akhirnya dibuang atau dibunuh.
Berikut daftar nama-nama Gubernur, diantaranya:

1. Thariq bin Ziyad 92 H – 93 H


2. Musa bin Nushair 93 H - 95 H, dipulangkan ke
Damaskus bersama Thariq
3. Abdul Aziz bin Musa 95 H-97 H, tewas dibunuh
4. Ayyub bin Hubaib Al-Lakhmi 97 H – 97 H
5. Al-Hurr bin Abdurrahman Ats-Tsaqafi 97 H – 100 H
6. As-Samhu bin Malik Al-Khulani 100 H- 102 H, mati
syahid dalam peristiwa Tolosa
7. Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi 102 H- 103 H,

tewas dibunuh
8. Anbasah bin Suhaim Al- Kalbi 103 H- 107 H
9. Adzrah bin Abdullah Al-Fihri 107 H- 107 H
10. Yahya bin Salamah Al-Kalbi 107 H – 110 H
11. Hudzaifah bin Al-Ahwadh Al-Qaisi 110 H – 110 H
12. Utsman bin Abi Nismah Al-Haitsami 110 H-111 H
13. Al-Haitsam bin Ubaid Al-Kilabi 111 H – 112 H
14. Muhammad bin Abdullah Al-Asyja’I 112 H – 112 H
15. Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi 112 H – 114 H,

mati syahid di peristiwa Poitiers (Bawatih)

B A G I A N II Pembahasan 40
16. Abdul Malik bin Outhun Al-Fihri 114 H-116 H
17. Uqbah bin AI-Hajjai As-Saluli 116 H – 122 H
18. Abdul Malik bin Outhun Al-Fihri 122 H – 123 H, tewas
dibunuh
19. Balaj bin Basyar Al-Qusyairi 123 H- 124 H
20. Tsa’labah bin Salamah Al-Amili 124 H- 125 H
21. Abul Khathar Hisam bin Dhirar Al-Kalbi 125 H-127 H
22. Tsawabah bin Maslamah Al-Judzami 127 H – 129 H
23. Yusufbin Abdurrahman Al-Fihri 129 H-138 H, masa
pemerintahannya penuh dengan gejolak

Telah disebutkan pada sub bab sebelumnya terlihat


banyak konflik dalam penaklukkan bangsa Barbar, yang
pertama kali terjadi pada wilayah Maghrib yang
ditaklukkan Uqbah bin Nafi’ al-Fihari pendahulu dari
Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad yang terbunuh
oleh para pemberontak, hingga Musa dan Thariq terlalu
jauh melakukan ekspansi wilayah sampai akhirnya Amiril
mukminin Al-Walid bin Abdul Malik memanggil pulang
keduanya ke Damaskus.

Salah satu alasannya menurut informasi yang diterima


Al-Walid adalah Musa bin Nushair bermaksud (setelah
selesai dari Andalusia) menaklukkan semua Negeri Eropa
sampai Konstantinopel dari arah Barat.68 Konstantinopel
sangat sulit ditalukkan saat itu karena banyak pasukan
Daulah Umayyah yang datang dan tidak berhasil

68 Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia (Yogyakarta:Checklist, 2018), h.59.

B A G I A N II Pembahasan 41
melakukannya. Al-Walid khawatir pasukan muslim akan
hancur maka dipanggilan pulang keduanya.

Jasa Abdurrahman: Abdurrahaman Ad Dakhil


• Abdurrahman ialah membangun 138 H-172H
Masjid Cordova tahun 170 H.
Pembangunan masjid ini
berlangsung selama 7 tahun. Fakta:

• Membentuk pasukan Shaqalibah• Abdurrahman menghadapi para


(pasukan yang tentaranya dibeli pemberontak dan menumpas mereka
waktu kecil dari negara-negara semua dengan bantuan Bani Umayyah,
Nasrani) Lalu mereka dididik seperti yang dilakukan Dinasti
dengan pendidikan Islam dan Ummawiyah kepada rivalnya.
Arab serta dibina menjadi prajurit
• Abdurrahman dididik di rumah Khalifah
yang tulus kepada kerajaan dan
Umawiyah (Hisyam bin Abdil Malik)
pejabat-pejabatnya. dimana Era Hisyam menjadi masa
kecemerlangan Daulah Umawiyah saat
• la juga sangat memperhatikan itu. Disana Abdurrahman belajar di
pembangunan, mempercantik Istananya yang menjadi tempat belajar
kota-kota dan mendirikan sebuah segala jenis keterampilan dan ilmu.
villa bernama Ar-Rashafah di
tengah kota Cordoba. Kemudian• Abdurrahman mendapat julukkan
air dialirkan ke surga indah ini. “Rajawali Quraisy” yang membuat Bani
Abbasyiah tidak lagi melakukan
• Di antara pohon yang ditanam di penyerangan kepada Bani Umayah di
taman ini ialah pohon kurma yang Andalusia.
didatangkan dari Syam. Keunikan
pohon kurma di Ar-Rashafah dan• Usia 25 tahun (138H–163H)
keterasingannya di Andalusia membangun kerajaan, ujian demi ujian
membangkitkan kesedihan dilewati hingga di usia 45 tahun
Abdurrahman. Pohon kurma ini memetik hasilnya.
melambangkan dirinya.

• Fase Kedua 138 H – 238 H


Kegemilangan pertama di Andalusia terjadi pada fase
ini berikut kami gambarkan skema para tokoh yang
menjadi pemimpin tunggal di tiap periode tahunnya:

B A G I A N II Pembahasan 42
Hisyam bin Abdurrahman

173 H - 180 H

Fakta:

• Madzhab Imam Malik meluas di


Andalusia melalui Yahya bin
Yahya Al Laitsi. Begitu juga
Fuqaha mendapat kedudukan
mulai pada masa Hisyam.
• unan, mempercantik kota-kota
dan mendirikan sebuah villa
bernama Ar-Rashafah di tengah
Abdurrahman
kota Cordoba. bin Al Hakam air
Kemudian
dialirkan ke surga indah ini.
206 H - 228 H
• Di antara pohon yang ditanam di
taman ini ialah pohon kurma
Fakta:
yang didatangkan dari Syam.
Keunikan pohon kurma di Ar-
• Mewarisi kerajaan yang membentang • Yahya bin Yahya Al-Laitsi menjabat
Rashafah dan keterasingannya di
sebagai pengawas keadilan, ini yang
dan kokoh.
Andalusia membangkitkan
membuat kekuasaan Abdurrahman Al
• kesedihan dan
Tampak fenomena peradaban Abdurrahman. Pohon
Hakam sangat sulit dihancurkan.
kurma ini melambangkan
kemewahan, dibangunya istana-istana dirinya.
indah, dan Cordova menjadi kota • Sempat terjadi pemberontakan yang
paling indah di Eropa. dilakukan oleh pendeta yang
mengadu domba orang Nasrani dan
• Hidup rakyatnya makmur, negara Kaum Muslim, namun akhirnya bisa
kaya raya, pajak sedikit, orang-orang diredam dengan damai sebab
peduli pekerjaan. penguasa sendiri tidak menyakiti dan
memohon mereka untuk bertobat.

• Fase Keempat 300H – 386 H

Kita lewati fase kedua dengan beralih ke fase keempat


diamana kembalinya kekuatan. Disini terdapat
beberapa Khalifah yang gemilang pada masanya dan

B A G I A N II Pembahasan 43
berilmu, hingga wilayah Andalusia menorehkan
kehebatan pada masa itu. Diantaranya:

Abdurrahman bin Muhammad


bin Abdullah An-Nashir
200 H - 250 H

Fakta: Fakta:

• Pemuda yang sangat cerdas, unggul • Abdurrahman sosok yang stabil


dalam keilmuan dan wawasan (antara lembut dan keras) ia
melebihi anak seusianya. menggunakan 2 sikap ini pada
tempatnya.
• Mempelajari Al Qur’an dan Sunnah
saat ia berusia 10 tahun, unggul • Menjelang tahun 313 H,
dalam nahwu, syair dan sejarah. Abdurrahman An Nashir menjadi
penguasa tunggal di Andalusia. Ia
• Ia adalah cucu ‘emas’ kakeknya mampu mengembalikan
‘Abdullah’. Bapaknya meninggal kepemimpinan kaum muslimin di
secara misterius dan kakeknya seluruh Andalusia.
menobatkan beliau pada usia 21
tahun untuk menjadi penguasa. • Dan pada tahun 316 H menganggap
dirinya perlu diberi gelar Khalifah
• Abdurrahman sosok yang stabil dalam menghadapi musuhnya Dinasti
(antara lembut dan keras) ia Fathimiyah.
menggunakan 2 sikap ini pada
tempatnya. • Membangun istana Az Zahratahun
325 H di lokasi 7 kilometer dari
Cordova di atas tepi sungai
Guadalquivir. Pembangunannya
menghabiskan waktu 40 tahun dan
diselesaikan putranya Al Hakam yang
menjadi salah satu keajaiban dunia.

Gambar 4: Istana Az Zahara, Spanyol

B A G I A N II Pembahasan 44
Al-Hakam bin Abdurrahman
Al-Muntanshir
350 H - 366 H

Fakta:

• Ia adalah sosok pencinta ilmu dan


ulama, bahkan seorang alim serta
kutu buku.

• Al-Hakam mengirimkan para


utusan ke seluruh pelosok wilayah
timur untuk membeli manuskrip-
manuskrip langka dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan dan
sastra meskipun harganya mahal.
Gambar 5 : Pilar Melengkung Masjid Jami’Cordoba
yang tetap kokoh sudah berusia
• Ibnu Khaldun dan Al Muqri 1.000 tahun
memperkirakan bahwa di
perpustakaan Al Hakam Cordoba
• Al Hakam suka mencari para
terdapat 400.000 jilid manuskrip.
ulama, sehingga Masjid Jami’
Cordova berubah menjadi
universitas karena banyaknya
ulama yang ceramah disana.

• Ia mendirikan sekolah-sekolah dan


perpustakaan di Cordoba dan
kota-kota lain agar anak-anak
miskin bisa belajar gratis.

• Al Hakam wafat pada tahun 366


H, yang selanjutnya berpindah ke
tangan anaknya Hisyam.
Disinilah berakhirnya kekuasaan
Daulah Umawiyah seiring dengan
wafatnya Al Hakam.
Gambar 6: Masjid Jami’ Cordoba
Corak Belangnya seperti • Dan kekuasaan para khalifah
Masjid Nabawi di Madinah setelahnya benar-benar berakhir
pada tahun 422 H (fase ke enam).

B A G I A N II Pembahasan 45
2. Pola Pendidikan Islam di Andalusia

Pola pendidikan Islam di Andalusia terbagi tiga bagian69


yaitu:

a. Tingkatan pengajaran pertama

Masa permulaan bagi orang tua atau guru, baik di


rumah ataupun di luar rumah, mengajarkan cara baca dan
tulis, atau mentalqinkan ayat Al Qur’an, sampai anak itu
pindah pada majlis guru dan muaddib (yang mengajarkan
adab) di masjid atau di tempat pengajaran lain.

Tingkatan Pengajaran Berdasarkan Tempat Belajarnya

Tingkatan Pengajaran Pertama

Rumah
Maktab/Kuttab

Tingkatan Pengajaran Kedua

Rumah Guru Masjid Rumah

Tingkatan Pengajaran Ketiga

Rumaah Madrasah/ Masjid/ Rumah/


Guru/Tempat Tempat-Tempat Majelis Debat Perpustakaan
Lainnya Kerja Ulama
a

Gambar: Tingkatan Pengajaran Berdasarkan Tempat Belajarnya

69 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.214

B A G I A N II Pembahasan 46
1) Tempat
Tahapan pertama untuk belajar di semua tempat dari
rumah dan buku, dan dari setiap dua perkara tersebut
mencakup beberapa hal:

a) Kedudukan rumah
Tidak diragukan bahwa rumah adalah tempat yang
pokok unuk membentuk pemikiran seorang anak.
Dan seorang bapak meninggalkan urusan sosial,
ekonomi, dan pemikirannya untuk mendidik anak.

Dan kedua orang tua dan para kerabat


menanamkan pada diri anak mereka cinta ilmu
secara umum, dan mencintai suatu pelajaran
tertentu atau beberapa pelajaran. Dan buku-buku
tarajim (biodata ulama) tidak lalai dalam
mengisyaratkan pengaruh rumah bagi karakter,
ilmu, dan adab di Andalusia, yang dituju dan
dicirikan sebagai bait ilmu, dikatakan dari Ahmad
bin Muhammad bin Ali, seorang Hakim Aljamaah
di Qurtub (wafat: 521 H/1127 M), bahwa ia
mengambil ilmu dari bapaknya dan menjadi ahli
fiqih karenanya, dan dia terlahir dari keadan
keluarga yang berilmu dan beragama.

Dan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin


Mukhalad (wafat: 532 H/1137 M) sebagian dari
ilmunya ia dengar dari bapaknya, dan ia terlahir
dari rumah yang berilmu, cerdas, mempunyai

B A G I A N II Pembahasan 47
keutamaan dan penjagaan. Adapun Kholil bin
Ismail bin Abdul malik (w: 557 H) maka ia terlahir
dari keluarga yang berilmu, berilmu, dan
mempunyai fikih, baik laki-lakinya, perempuannya,
dan juga pembantunya.

Dan tidak ragu lagi bahwa kedua orangtua atau


kepala keluarga selalu berusaha, sejak tahun
pertama dari masa kanak-kanak mereka untuk
mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an, membaca dan
berhitung, dan itu sebelum mereka masuk sekolah,
atau sebelum gurunya mulai mengajarkannya, baik
di rumah anaknya atau di tempat gurunya.

Dan pada masa ini kedudukan bapaknya menjadi


sandaran pokok dan terus berjalan kedudukannya.
Setelah itu bersama anaknya, pada tingkatan
pembelajaran setelahnya sampai kita
memungkinkan (tanpa ragu) untuk mengatakan
bahwa bapak adalah guru pertama untuk
kehidupan anaknya. Baik secara langsung dengan
mengajarkan langsung anaknya atau secara tidak
langsung seperti memotivasinya untuk belajar, dan
membantunya untuk itu.

Dan Ahmad bin Yahya bin Ahmad dikenal dengan


Ibn Al-Alhadza (w: 467 H/1074 M) kebanyakan
dari riwayatnya ia dengar dari bapaknya, dan
bapaknya menganjurkannya ketika ia masih kecil

B A G I A N II Pembahasan 48
untuk menuntut ilmu dan mendengarkannya dari
para guru yang agung pada zamannya, maka ia
mendapatkan riwayat yang tinggi melebihi
tingkatan bapaknya.

Dan berkata Ibnu Al Abaz tentang dirinya, bahwa


ia membaca Al Qur'an kepada bapaknya, dan
mendengar darinya kabar - kabar dan bait - bait
syair, dan ia selalu mengingat ilmu yang ia timba
dari gurunya untuk menguji hafalannya.

Dan kadang rumah bisa dijadikan tempat untuk


mengajarkan anak - anak, walaupun kabar yang
menunjukan itu tidak banyak, akan tetapi
dikabarkan dari Hazm Almualim bahwa dia dan
anak laki - lakinya Muhammad dan anak
perempuannya berkumpul dalam satu rumah
untuk belajar.

Oleh karena itu, kewajiban lain bagi pemimpin


keluarga untuk mengawasi anaknya ketika
berangkat ke sekolah, perkembangannya,
membayar upah gurunya, menentukan masa
belajarnya di sekolah, dan umur berapa ia harus
pindah ke halaqoh para guru di masjid dan
selainnya. Kemudian berlanjut kedudukan rumah
setelah itu pada tahapan setelahnya dan saya
(penulis) akan menjelasannya pada waktunya.

B A G I A N II Pembahasan 49
b) Maktab (Sekolah)
Kata ini di mutlakkan terhadap tempat yang anak-
anak belajar di dalamnya, dan kadang disebut juga
dengan istilah kitab, dan isim jamak makatib atau
katatiib. Dan para guru yang mengajar disana
disebut dengan “maktab” atau “marjal”.

Adapun kata “muallim” maka istilah itu lebih


umum dan lebih banyak digunakan. DR. Ahmad
Syalabi berpendapat bahwa “maktab” tidak
kembali kepada sejarah pertama yang masih awal
sekali dari sejarah Islam, menyelisihi apa yang
disampaikan Gold Ziher pada radius pengertian
agama-agama dan akhlak. Sesungguhnya
munculnya “maktab” dalam Islam pada akhir abad
pertama atau awal abad kedua dari tahun hijriyah,
sampai pada abad ini, istilah ini masih baru dan
sedikit meluasnya.

Dan DR. Ahmad syalabi membuat penelitian


sejarah yang panjang tentang “makatib” atau
“katatib” dalam Islam, sedangkan bumi Jazirah
Arab dan bumi Syam telah menampakan dua
macam dari maktab ini, yang pertama khusus
dalam mengajarkan bacaan dan tulisan. Macam ini
ada sebelum Islam dan yang mengemban
pembelajaran ini khususnya pada awal Islam
adalah orang-orang yang bukan Muslim.

B A G I A N II Pembahasan 50
Adapun yang kedua yaitu “kitab” untuk
mengajarkan Al Qur'an dan pokok-pokok Islam
dan macam ini datang belakangan seperti yang
terlihat dan dianggap berkembang ketika macam
pembelajaran ini dilakukan kepada anak - anak
raja dan panglima di istana mereka, dan
mengajarkan anak - anak mereka mengetahui
ahlinya.

3. Penyebaran Kuttab di Andalusia

a. Maktab (sekolah) di Andalusia

Muncul “maktab” di Andalusia pada awal masa setelah


pembukaan Arab pada jazirah Iberia telah saya jelaskan
pada tulisan kecil saya sebelumnya bahwa sudah tabiatnya
bahwa pembelajaran di Andalusia dimulai dari orang-
orang dewasa dengan maksud mengajarkan agama yang
baru dan Bahasa Arab, seperti yang saya sampaikan bahwa
sesuai tabiat akan muncul “makatib” yang khusus dalam
mengajarkan dengan cepat anak kecil, karena jika para
prajurit perang menikah dengan para perempuan kota,
seperti apa yang dilakukan oleh Abdul Aziz bin Musa bin
Nasir yang menikahi janda panglima terakhir Alquth dan
saling berbaur ini telah mempengaruhi generasi yang baru.

Jika umur anak cocok untuk mulai belajar, yaitu dari


umur 5 tahun sampai 7 tahun, ini menunjukan kepada kita
perkataan bahwa pembelajaran anak kecil di Andalusia

B A G I A N II Pembahasan 51
telah dimulai pada awal pembukaan kota Andalusia, tidak
lebih.

Dan jika kita berandai bahwa sebagian keluarga Arab


telah datang ke Andalusia setelah sempurnanya kejadian
Fathu yang cepat. Dan keluarga ini telah mengajar istri-istri
mereka dan anak-anak mereka, maka boleh kita katakan
bahwa “katatib” telah dimulai di Andalusia di awal-awal
masa pembukaan kota seperti yang telah disebutkan, yang
terpenting tidak terakhir dari 10 tahun pertama yang
menunjukan tentang memberikan adab kepada anak yang
disebutkan oleh Ibn Al Qutiyah, pada kitabnya
“Pembukaan Kota Andalusia”, yang mana ia menyebutkan
bahwa As Somil telah berdiskusi terhadap guru yang
mengajarkan adab kepada anak-anak. Ketika terlintas
dipikiranya, pada suatu hari diskusi ini telah menghasilkan
adanya tempat untuk mendidik anak, mungkin dapat
dilewati dan dilihat dan didengar apa yang terlintas
didalamnya. Dan kejadian ini telah terjadi sebelum tahun
138 H/757 M, yakni sebelum Abdurahman Ad-Dakhil
memerintah di dalam pemerintahan Andalusia.

Seperti apa yang ditulis oleh Azabidi pada bukunya


“tobaqot nahwiyin” biografi para ahli nahwu, telah
menukil kepada kita perkataan yang berharga dari Al
Ghozy bin Qais (w:199 H/814 M) memungkin kita
mengambil intinya, bahwa pada masa masuknya
Abdurahman Addakhil, Syekh Ghozy melatih dalam

B A G I A N II Pembahasan 52
mendidik, bahkan pekerjaan mendidik sudah menyebar
dan telah berlatih kebanyakan manusia profesi mendidik.

Mereka merasa bahwa mereka menjalankan pekerjaan


tertentu, yang wajib diupah atas capeknya dan mereka
berkumpul untuk mendukungnya, dikatakan bahwa Al
Ghozy bin Qais “selalu mendidik di Qortoba pada masa
masuknya Imam Abdurahman bin Muawiyah (138/172 M
– 756/788 M). Dan Muhamad bin Umar bin Lubabah
(304/916) menyebutkan bahwa seseorang yang tidak
ramah kepada sebagian pendidik di Hadzqoh (yakni apa
yang wajib di bayarkan sebagai balasan hadzqoh, maka
ditolak oleh pendidik dan diajak berdebat.

Para pendidik mendukungnya di Qortoba dan ingin


agar dibukakan bagi mereka pintu pertahanan, maka
mereka mendatangi Gozy bin Qais dan berkata : “Wahai
tuanku –memujinya dengan gaya mendidik- sebuah barang
telah bertujuan kepada kami begini dan begitu, maka ia
menjawab: akan membayarnya anak kecil yang kerdil, dan
memberikan hukum kepada mereka dengannya, karena itu
sudah berjalan di tengah-tengah manusia”.

b. Tempat-Tempat Adanya Kuttab

Kuttab adalah tempat yang diisi oleh anak-anak. Bisa


di rumah atau toko yang disewa, dan tidak ada tempat
yang khusus untuk belajar, biasanya dilakukan di dekat
masjid atau mungkin didalamnya. akan tetapi sebagian

B A G I A N II Pembahasan 53
pengajar melarang mendirikan “maktab” di dalam masjid,
karena anak-anak tidak terlepas dari membuang kotoran

sesuai dengan hadist Rasulullah n yang bersabda:

“jauhkanlah anak-anak kalian dari masjid, dan itu telah


disepakati oleh para pemuda hisbah dan sudah menjadi
kewajiban melarang anak-anak dan orang gila berada di

tengah-tengah masjid. Karena Rasulullah n


memerintahkan untuk membersihkan masjid dari anak-
anak dan orang gila, dan karena mereka juga mengotori
dindingnya, menjadikan tanahnya najis yang didalamnya
ada sajadah dan karpet, kerena mereka tidak dapat
menahan dari buang air kecil dan najis-najis yang yang
lain. Dan jika memang demikian, maka wajib bagi para
pendidik mencari tempat khusus untuk mengajarkan anak-
anak serta harus diperhatikan berada ditempat yang
bergerbang dan jauh dari pasar.”

Adapun Ibnu Abdun Al-Asybili berkata : masjid adalah


rumah Allah dan tempat dzikir dan tempat ibadah dan
dikenal tempat suci, dan wajib anak-anak tidak didik
didalamnya, karena mereka tidak dapat menjaga dari najis
kaki dan baju mereka, dan jika mereka harus belajar di
masjid, maka belajar di lantai atas.

Adapun Assuqti ia berpendapat bahwa pengajar anak-


anak wajib berada di jalan-jalan yang ramai manusia, dan
para penjaga toko.

B A G I A N II Pembahasan 54
Dan waalupun dengan penjelasan diatas yang sangat
jelas, akan tetapi kami berpendapat bahwa para pengajar
dan pendidik di Andalusia tidak memegang perkara ini
dengan serius, karena kami mendapati mereka menjadikan
masjid sebagai tempat belajar kejadian-kejadian dan saya
mempunyai dua komentar yang jelas atas itu, yang
pertama : Utsman bin Muhammad berkata, telah
mengabariku bapakku, ia berkata : saya duduk di majelis
Amr bin Abdullah (abad keempat Hijriyah/10 Masehi)
pada suatu hari di masjid yang dekat rumahnya, maka
saya melihat ia sedang duduk, memberi jawaban hukum
kepada manusia dan ia duduk di ujung masjid bersama
orang-orang yang mempunyai hajat dan masalah, dan
ujung masjid lain yang berhadapan dengan Mukmin bin
Said ia telah duduk bersama orang-orang yang mempunyai
perkara yang salah satu anak melempar temannya dengan
sepatu, dan terjatuh sepatunya di majelis Alqodhi
(Hakim),-yang menunjukkan bahwa dua majelis saling
berdekatan- dan bagaimana seorang Qodhi tidak marah,
ia hanya berkata: telah mengganggu kami anak-anak yang
masuk satu sama lain di luar masjid.

Adapun komentar kedua, maka terjadi terhadap sang


pendidik Andalusia yang terkenal, Ahmad bin Muhammad
bin Abdurobbuh, pengarang kitab Alaqdul Farid (w: 328
H/939 M) berkata bahwa ia bediri pada suatu hari di
bawah naungan para pemuka dan ia mendengar nyanyian
yang bagus yang tidak diketahui, maka ia condong kepada

B A G I A N II Pembahasan 55
masjid yang dekat dengan tempat itu, dan meminta
sebagian papan tulis, dan menulis :
Wahai yang bersenandung dengan suara burung berkicau
Saya tidak mengira kekikiran ini ada pada seseorang

Dan mungkin sebab menjadikan masjid tempat untuk


mengajari anak-anak kembali kepada kebanyakan dari
khidmah untuk masjid mereka jadikan sebagai pekerjaan,
yang menjadikan mudah bagi mereka menjalankan dua
pekerjaan pada satu waktu, yang kami dapati dari Ahmad
bin khalaf Alumawi (499/1105 M), dari daerah Qordoba
((dahulu adalah seorang pengajar kitab, dan orang yang
giat sholat)).

Kuttab-kuttab di rumah-rumah yang kami menemukan


bahwasanya Ibnu Hazm seorang pendidik seorang
pengajar telah menggunakan rumahnya sebagai tempat
untuk mendidik anak-anak dan dia dibantu oleh anaknya
yang laki-laki dan anaknya yang perempuan dan pada
masa khalifah Hakam Al Mustanshir (250-266H)
membuka sekitar 27 kuttab dikota Cordoba dan
menjadikan 3 dari 27 kuttab tersebut disamping Masjid
Jami’ dan sisanya di didirikan di kampung-kampung atau
di desa-desa di sekitar Cordoba tersebut dan di antara
mereka ada yang menjadikan tokonya sebagai tempat
untuk mengajarkan kepada anak-anak dikatakan atau
diceritakan dari Ibrahim bin Mubasyir bin Syarif Al Bakrie
yang meninggal tahun 355 H/1004 M. Bahwasanya ia
mengajarkan Al-Qur'an di tokonya yang dekat dengan

B A G I A N II Pembahasan 56
Masjid Jami’ di Cordoba dan dia menulis atau
memberikan titik-titik dan harokat di mushaf Al-Qur'an
dan mengajarkan kepada anak-anak yang masih pemula
dalam belajar ilmu mengajarkan anak-anak ini.

Adapun dilihat dari segi luasnya atau atau besarnya


mengajarkan anak-anak ini maka sudah menjadi tabiat
bahwasanya maktab telah ditemukan di seluruh tempat di
kota Cordoba dan juga di pedesaan.

Dr. Syalabi berpendapat bahwasanya jumlah dari


maktab-maktab dan juga para pendidiknya atau para
pendidik anak-anak ini telah bertambah Pada abad ke-2
Hijriah dan setelah itu dari abad-abad setelahnya.
Penambahan ini sangat cepat dan sangat besar sampai
setiap desa itu ada kuttab ada maktab bahkan ditemukan
lebih dari satu kuttab dan Ibnu Hauqal menyebutkan
bahwasanya jumlah tersebut kira-kira mencapai 300
pendidik di maktab tersebut dalam satu kota yaitu Kota
Balam di Soqliah dan di negeri Andalusia.

Kuttab ini telah menyebar dengan penyebaran yang


sangat luas dan alasannya itu banyaknya nama-nama
pendidik dan juga pelajar yang memenuhi kitab-kitab
biodata dari pada Ulama-ulama Andalusia dan kami tidak
mampu untuk menyebutkan nama-nama mereka karena
jika kami menyebutkan nama-nama mereka maka itu sama
saja kita memindahkan beberapa ratus halaman dari kitab
tersebut kepada tulisan ini dan mungkin cukup sebagai

B A G I A N II Pembahasan 57
isyarat bahwasanya di kota Qintasy pada tahun 400 H
atau bertepatan dengan 1009 M itu para pendidik yang
khusus telah mencapai sekitar 60 lebih.

c. Usia Berangkatnya Anak-Anak Ke Kuttab

Sesungguhnya menentukan suatu umur sebagai


patokan perginya anak-anak ke kuttab adalah penentuan
yang sangat sulit sekali karena masalah ini sama juga
dihadapi oleh anak-anak pada zaman sekarang ketika
menentukan umur yang cocok ketika mereka pergi ke
sekolah dasar pada zaman dahulu bapak-bapak mereka itu
seperti bapak-bapak pada zaman sekarang keadaannya
mereka sangat semangat untuk memasukkan anaknya
belajar di maktab pada umur yang sangat sangat kecil
sekali. Umur yang masih belia masih di awal dan pendapat
orang-orang pendidikan pada zaman sekarang mereka
Mulai mengajarkan anak-anak di umur yang kecil itu
sangat banyak yang sangat masuk akal.

Seorang syair berkata “ajarilah anakmu ketika masih


kecil sebelum mereka besar karena tidak bermanfaat adab
ketika mereka sudah besar. Sesungguhnya ranting itu dapat
kamu luruskan jika bengkok, akan tetapi kamu tidak akan
mampu meluruskan jika ranting tersebut sudah menjadi
batang.”

Ibnu khaldun berpendapat atau melihat pentingnya


mengajarkan anak kecil. Beliau berkata sebabnya karena
mengajarkan anak kecil pada waktu atau pada umur yang

B A G I A N II Pembahasan 58
masih terbilang masih muda itu lebih menempel
hafalannya dan hafalan yang masih kecil adalah asas untuk
ilmu yang akan datang karena ilmu yang pertama yang ia
dapat yang menyerap di hatinya itulah sebagai ilmu asas
ilmu pokok yang dia jadikan sebagai kemampuan dan dia
jadikan sebagai juga uslub-nya/tutur katanya. dan juga ia
jadikan sebagai keadaan yang akan ia bangun diatas
landasan tersebut.

Sebagaimana Ibnu al-Jazari wafat pada tahun 365 H/


1004 M. Ia memberikan wasiat tentang pentingnya
mendidik anak ketika masih kecil, karena masa kanak-
kanak adalah asas untuk membentuk atau untuk menyetir
atau untuk menjadikan dia lebih baik dan juga ini adalah
masa yang paling baik dan masa paling emas.

Ia berkata dahulu Kami diperintah untuk memberikan


pendidikan kepada anak kecil dan mereka masih kecil
maksudnya umur mereka masih belia karena mereka tidak
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang akan memalingkan
mereka dari apa yang diperintahkan kepada mereka dari
kebiasaan kebiasaan yang baik dan juga pekerjaan-
pekerjaan yang terpuji dan juga cara-cara yang tauladan
dan karena mereka tidak mempunyai adat atau kebiasaan
yang buruk yang menghalangi mereka dari mengikuti apa
yang diperintahkan kepada mereka untuk dilakukan.

Maka barang siapa yang membiasakan anaknya untuk


memiliki adab dan juga pekerjaan-pekerjaan atau

B A G I A N II Pembahasan 59
kelakuan-kelakuan yang terpuji ataupun akhlak-akhlak
yang baik ketika masih kecil maka ia telah mendapatkan
sebuah keutamaan dan mendapatkan kecintaan dan juga
kemuliaan dan telah mendapatkan atau telah melampaui
atau telah sampai kepada tujuan yang telah sampai
kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Dan barang siapa yang meninggalkan itu dan


melepaskan atau tidak menghiraukan memberikan
pendidikan anak ketika masih kecil maka itu akan
membuat ia menjadi seorang yang kurang yang hina dan
mungkin saja kemuliaan dan telah mendapatkan atau telah
melampaui atau telah sampai kepada tujuan atau
kebahagiaan yang sesungguhnya.

Dan barang siapa yang meninggalkan itu dan


melepaskan atau tidak menghiraukan memberikan
pendidikan anak ketika masih kecil maka itu akan
membuat ia menjadi seorang yang kurang yang hina dan
mungkin saja tidak didapati keutaman tersebut pada suatu
waktu akan tetapi tidak mungkin mengejarnya.

Dr. Al Ahwal mengatakan sesungguhnya tidak ada


umur yang ditentukan untuk memulai seorang anak kecil
dalam mengambil ilmu akan tetapi ketika melihat perkara
itu ditinggalkan oleh bapak-bapak dari anak-anak mereka
maka ditemukanlah bahwasanya anak kecil itu dapat
memulai membedakan dan juga dapat berakal ketika pada
umur tertentu yang memberi yang membuat mereka pergi

B A G I A N II Pembahasan 60
ke maktab Abu Bakar bin Al Andalusy berpendapat
bahwasanya bagi setiap kaum dalam mengajarkan atau
dalam memberikan pengajaran kepada anak kecil yaitu
mempunyai Siroh atau mempunyai sejarah yang sangat
bagus, bahwasanya anak kecil diantara mereka jika sudah
berakal maka mereka akan memberangkatkan anak
tersebut ke maktab dan kebanyakan dari orang-orang
Andalusia sangat antusias sangat loyal sekali terhadap
anak-anak mereka. Mereka mulai mengirimkan anak-
anaknya untuk belajar pada masa yang masih kecil, yang
masih tampil yang itu membuat mereka mendapatkan
derajat yang tinggi dari ilmu.

Dan telah diisyaratkan sebelumnya kepada Ahmad bin


Yahya Bin Ahmad yang mana bapaknya menasehatinya
ketika masih kecil untuk menuntut ilmu dan mendengar
dari Syekh-syekh yang agung pada masa itu. Maka Ahmad
bin Yahya mulai belajar dan mulai mendapatkan sanad
yang sangat tinggi sehingga dapat melampaui derajat
bapaknya.

Sebagaimana kami memiliki beberapa isyarat yang lain


dalam memulai masa mengajarkan atau masa kedua dalam
mengajarkan anak-anak pada umur yang sangat belia
sekali yang menjadikan kami berpendapat bahwasanya
anak-anak itu telah memiliki kecerdasan, memiliki insting
pada masa mereka belajar di tahapan pertama pada umur
yang sangat kecil.

B A G I A N II Pembahasan 61
Dikatakan bahwasanya Ibnu Maryual Bin Jarrah bin
Hatim yang meninggal pada tahun 420H atau bertepatan
dengan 1209M telah memulai mendengarkan hadis-hadis
dan umurnya belum mencapai 11 tahun. Juga Sulaiman Bin
Hasan atau dikenal dengan Ibnu JalJal yang merupakan
seorang pengarang dari kitab thobaqot athibba atau
ulama-ulama dari kalangan kedokteran. Ia mulai
mendengar hadits itu di Cordoba pada tahun 343H/954M
yang umurnya masih 10 tahun. Ia mendengarnya di masjid
Alaqoh di Zahra dan juga dikatakan bahwasanya Abi
Abdillah Muhammad bin Thohir Al Qayyisi Attadmiiri
bahwasanya ia memulai ilmu atau menuntut ilmu pada
umur yang sangat belia.

Dan juga diceritakan bahwasanya Manshur bin Abi


Amir ia memulai menuntut ilmu ketika masih belia, saya
lebih condong kepada pendapat bahwasanya menentukan
umur anak-anak dalam atau menentukan umur anak-anak
ketika pergi ke maktab di negara Andalusia secara umum
atau menentukan pada umur 6 tahun. Begitu juga dengan
para pemimpin dan telah saya jelaskan lebih dari beberapa
penjelasan dalam menentukan umur pada tahapan ini.

Dikatakan dari Abdul Aziz Bin Abdurrahman an-Nashir


bahwasanya ia melahirkan seorang anak yang anak
tersebut masuk kepada kuttab maka terlihatlah dari anak
tersebut kecerdasan. maka akan diberikan kepada dia
papan tulis pertama yang ditulis oleh anak tersebut lalu
dikirimkan kepada saudaranya yaitu al-Mustanshir maka ia

B A G I A N II Pembahasan 62
membalas tulisan tersebut atau papan tulis tersebut dengan
syair dari bait-bait Berikut ini :

wahai tuanku ini adalah sebuah tulisan yang ditulis di


papan tulis yang ditulis oleh anak yang masih berumur 7
tahun yang belum lancar dalam menulis tulisan, akan
tetapi tuanku saya tetap mengirimnya sampai dilahirkan
dari anak-anakmu seorang cucu yang pintar untuk menulis.

Dan ada beberapa catatan lain yang sangat jelas


penunjuknya yang dinukilkan, yang disampaikan kepada
kami dari Ibnu Hadzari, dia berkata: telah berkata Ibnu
Jarir:

“Dulu ketika saya sedang duduk Pada suatu hari bersama


alMansyur maka muncullah anaknya Abdurrahman dan
ketika itu ia masih berumur 7 tahun ia keluar dari maktab.
Adapun masa yang dihabiskan oleh anak-anak di maktab
maka itu juga sebagai permasalahan yang berselisih
diantara para ulama sesuai kemampuan anak kecil tersebut
ketika belajar dan kemampuan ia berpindah dari satu
tahapan pembelajaran ke tahapan yang lainnya oleh
karena itu cukup sulit menentukan satu umur ketika
seorang anak meninggalkan suatu maktab tersebut dan ia
pindah ke pembelajaran/ ke tempat yang khusus bersama
ustadz nya ditempat yang lain.”

Mungkin kita dapat mengatakan bahwasanya anak


kecil terus belajar di maktab sampai berumur 13 atau 14
tahun kira-kira karena Al Qobi seorang ulama pengajar

B A G I A N II Pembahasan 63
anak-anak memberikan wasiat ia berkata bahwasanya
tidaklah cocok atau tidak semestinya bagi seorang Muallim
bagi seorang pengajar itu "yahtaris" yang artinya tidak
pantas bagi dia untuk mencegah dari 1 orang kepada
orang lain. Jika di antara mereka ada yang ditakutkan
keburukan yang sudah mencapai umur baligh ini adalah
sesuatu yang telah saya. Sebutkan atau isyarat kan kepada
beberapa anak kecil yang mereka telah menyelesaikan
pembelajaran mereka di maktab dan mereka mulai masuk
kepada tahapan halaqah bersama gurunya pada umur 11
atau 10 tahun tapi yang lebih sering mereka anak-anak
tersebut pergi ke halaqah.

Pada masa ini pada masa pembelajaran ini setelah


mereka berumur 14 tahun dan telah dikatakan juga dari
Abdul Jabar Bin Fatah Bin Muntasir Al Balawi yang wafat
pada tahun 358 H/871 M Ia memulai menuntut ilmu dan
umurnya ketika itu adalah 15 tahun.

Doktor Haikal berkata dari Ibnu hazm bahwasanya Ia


ketika berumur setelah 15 tahun kira-kira Ia memulai pada
masa yang baru dari masa-masa kehidupannya. Kehidupan
dalam menuntut ilmu dalam belajar dan ia keluar dari
rumahnya dalam menuntut ilmu.

B A G I A N II Pembahasan 64
d. Manhaj Atau Ideologi Pada Marhalah/Tingkat Pertama70

Bagan: Tingkatan Pengajaran Berdasarkan Manhaj Pengajaran

1) Manhaj Pertama: Adab sebelum Ilmu


Perkataan seorang ahli sejarah dari Mesir Ahmad
Fauzan Abdul Karim ia berkata bahwasanya
pendidikan pada masa pertengahan di Timur dan
Barat adalah pendidikan agama yang didahulukan dari

70 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.213

B A G I A N II Pembahasan 65
segala apapun untuk menjadikan diri/ jiwa/ruhiyah ini
menjadi baik dan juga supaya diri/ jiwa dan juga
ruhiyah terbiasa terlatih dan supaya lebih rendah hati
dan juga lebih dapat dikontrol dan dapat dirubah
pikirannya dan mengajari atau mengajarkan anak kecil
pada masa ini adalah bentuk yang khusus yaitu seluruh
usaha dengan lafadz - lafadz dan juga dengan
menggunakan ruh dan hati.

Yaitu untuk mendidik, mengajari mereka pengajaran


agama akhlak dan tazkiyyatunnafs agar bagi seorang
Alim ini tidak mudah guncang dengan sebab-sebab
kehidupan yang ia tinggal di dalamnya. akan tetapi
bagi seorang alim atau seorang ulama yang lain tidak
memulai suatu ilmu kecuali setelah ruhnya bersih dari
kotoran - kotoran.

Pembelajaran ini tidak mementingkan jumlah anak


yang memberikan batasan hubungan antara dia dan
juga antara anak-anak di masyarakat yang tinggal di
dalamnya ataupun apa yang didapatkan olehnya dari
kekuatan juga keterampilan dalam mengobati suatu.

Sebab kehidupan sesuai atau sekuat apa ia


mementingkan hubungan sosialnya dan hubungan
seseorang dengan penciptanya maka akalnya pada
masa pertengahan akan lebih lebih berkembang.

B A G I A N II Pembahasan 66
2) Manhaj Kedua: Iman sebelum Al-Qur'an
Dan disana ada pendapat pendapat lain yang banyak
yang lebih mementingkan atau lebih berfokus kepada
satu hal yaitu bahwasanya pembelajaran telah
mengambil arahan atau tujuan agama saja maka tujuan
itu ialah mengharapkan atau merealisasikan perintah

Allah kdan juga patuh atau tunduk kepada

perintah perintah Rasulullah n dan tujuan yang asli

itu mendapatkan ridho Allah k dan ia

mengajarkan anaknya maka baginya agar


memperbagus, memperbaiki pengajarannya dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik maka ia
mengajarkan atau dia melakukan pengajaran terhadap
anaknya dengan perlakuan yang baik dan diharapkan
baginya itu pahala yang berlipat ganda.

Sebagaimana Allah k berfirman::


"Barang siapa yang Berniaga kepada Allah k
dengan perniagaan yang baik maka akan dibalas oleh

Allah k terhadapnya dengan berlipat ganda"

Dengan jelas bahwasanya tujuan agama dalam


mendidik yaitu adalah meluruskan yang juga
memberikan arahan dan arahan ini arahan yang
meluas yang sempurna dalam pendidikan di negara
Islam. Akan tetapi tujuan agama ini dalam
mengajarkan anak-anak adalah tujuan yang akhir yang

B A G I A N II Pembahasan 67
satu-satunya akan tetapi di dalam pembelajaran ini ada
tujuan duniawi maka ilmu ini sebagai wasilah
perantara hanya dapat merubah kehidupan sosial dan
setiap orang yang mampu untuk belajar akan mampu
mendapatkan martabat yang paling tinggi dari
martabat sosial di masyarakat dan dari sini juga ilmu
sebagai tujuan dan juga perantara ilmu ini mempunyai
kaidah-kaidah duniawi yang tidak ada keraguan
didalamnya atau yang terjadi dalam tujuan
mempelajari seluruh atau dalam mempelajari setiap
dari keduanya.

e. Mata Pelajaran di Kuttab71

1) Belajar Huruf Hijaiyah


Dapat dipahami dari naskah yang telah diterbitkan
Ahmad bin Abdul Malik bin Syahid (382 - 426 H /
992-1034 M) bahwasanya ada pelajaran huruf hijaiyah
di kuttab-kuttab karena belajar huruf hijaiyah (tidak
dapat diragukan lagi) ialah awal dari pembelajaran.

Ibnu Syahid berkata, "Dahulu saya menghabiskan hari-


hari menulis huruf hijaiyah, kemudian saya menjadi
senang menulis dan berkumpul dengan para penulis,
dan berusaha menyusun tulisan, maka saya mengikuti
koleksi terbaru dari tulisan-tulisan, dan duduk dengan

71
Ibrahim Ali Al-Akasy, At Tarbiyah Wat Ta'lim Fii Andalus (Universitas Yordania
:1982), h.170-172

B A G I A N II Pembahasan 68
para guru". (Ibnu Basam Addakhiroh Bagian Satu, Jilid
1, 1978/246)

2) Belajar Al Qur'an dan bahasa Arab


Dinukilkan dari perkataan Ibnul Khatib bahwasanya,

"membaca Kitabullah k sangat erat kaitannya

dengan kuttab. Menulisnya, kemudian menghafalnya,


kemudian belajar tajwid" (Lisanuddin ibn Khatib, Al
Ahathah, jilid 4, 1977/457).

Ibnu Khaldun menyimpulkan tentang metode


mengajar orang-orang Andalusia terhadap anak-anak
mereka :

"Adapun penduduk Andalusia, mengantarkan anak-


anak mereka untuk belajar Al-Qur'an dan menulisnya.
Penduduk Andalusia sangat mendukung anak-anaknya
untuk mempelajari Al-Qur'an, tidak lain dan tidak
bukan karena Al-Qur'an dasar dari ilmu dan
eksponennya sumber Agama dan sumber dari berbagai
macam ilmu menjadikannya inti dan dasar dari
pengajaran, jangan disingkat ataupun dipotong akan
tetapi pasti ada dalam setiap pengajaran anak-anak.

Para guru mengajarkan ayat-ayat al Qur'an dalam


pelajaran riwayat syair secara umum, surat menyurat,
dan menggunakannya juga sebagai contoh dari
kaedah-kaedah bahasa Arab, dan anak-anak kuttab
juga menghafalkan al Qur'an, membaguskan khath dan

B A G I A N II Pembahasan 69
tulisannya, tapi tidak mengkhususkan dalam pelajaran
khat, kebanyakan para murid kuttab keluar darinya
pada usia baligh." (ibnu Khaldun, Muqaddimah,
1967/1039).

f. Metode Pengajaran Kuttab

1) Pergi ke ke kuttab pagi-pagi hingga tengah hari,


kemudian anak kembali ke rumahnya untuk makan
siang dan istirahat sebentar, kemudian ia kembali lagi
ke kuttab untuk masuk jam ke-2 hingga sore hari
setelah ashar, kemudian ia pulang ke rumahnya.72

2) Hari aktif belajar 5 hari dalam seminggu: sabtu, ahad,


senin, selasa, rabu, dan pagi-pagi kamis. Liburnya
setengah hari dari hari kamis, hari jum'at, ditambah 3
hari di idul fitri, 5 hari di idul adha, dan libur-libur
nasional. 73

3) Pendapat lain tentang waktu belajar kuttab


Disampaikan oleh sejarawan Tunis Hasan Husni Abdul
Wahab pada kitabnya "Adabul muallimin" : Waktu
belajar anak-anak tidak ditentukan berangkat pagi dan
pulang sore, akan tetapi berpatokan kepada adat dan
kebiasaan daerah masing-masing.74

72 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.241.
73 Ibid, h.242.
74 Ibid, h.242.

B A G I A N II Pembahasan 70
4) Metode pembelaran di kuttab adalah sebagai berikut :
seorang pengajar membacakan salah satu ayat Al-
Quran, kemudian anak mengikuti dan mengulangnya
hingga hafal, kemudian pindah ke ayat berikutnya dan
seterusnya. Dan diantara pengajar juga ada yang mulai
mengajar dengan surat-surat pendek terdahulu, dan
ada juga yang mulai sesuai dengan urutan mushaf.75

5) Dan jika anak selesai dari satu juz, maka ia membaca


juz tersebut ke pengajarnya sebelum berpindah ke juz
lain, dan seterusnya hingga ia khatam Alquran.76

Intinya ada dua metode umum dalam mengajarkan anak


di kuttab :

a) Talqin, yaitu hafalan juz baru, seorang pengajar


membaca ayat, dan anaknya mengikuti setelahnya,
sampai bacanya baik dan dibolehkan untuk membaca
dan menghafal.

b) Istidzhar, yaitu seorang anak memuroja'ah satu juz


yang telah ia hafal sebelumnya, dengan cara
pengajarnya mengkhususkan waktu tertentu baginya
untuk menyetor satu juz tersebut. Dan jika kesalahan
sangat banyak, maka pengajarnya meminta untuk
mengulang hafalannya dan menyetorkannya kembali
di keesokan harinya.

75 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.243.
76 Ibid, h.243.

B A G I A N II Pembahasan 71
Seorang pengajar kuttab bukan hanya bertanggung jawab
atas bacaan anak, akan tetapi tulisannya juga. Oleh karena
itu pengajar meminta kepada anak muridnya untuk
membawa alwah (baca: buku tulis) dan pulpen. Dan
dahulu alwah terbuat dari batu atau kayu, sehingga mudah
terhapus oleh air dan atau secarik kain.77

Berkata Dokter Al-Ahwani: Cara yang terpenting dalam


mengajarkan anak adalah menghafal Alquran dengan cara
sendiri-sendiri atau berjamaah, dengan memulai
membacakan ayat oleh pengajar dan diikuti oleh anak-
anak setelahnya. Setiap anak memilki alwah untuk menulis
ayat tersebut, sehingga akan menetap ayat yang akan ia
hafal, kemudian ia hapus untuk menulis ayat lainnya.78

Bagaimana anak belajar membaca dan menulis dalam satu


hari? Kapan waktunya Bagaimana cara membagi
waktunya?

Berkata Dokter Al-ahwani : pertama anak belajar


membaca mulai pagi-pagi sekali hingga waktu dhuha,
kemudian belajar menulis dari waktu dhuha hingga siang
hari.79

77 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.244.
78 Ibid, h.244.
79 Ibid, h.245.

B A G I A N II Pembahasan 72
Pertanyaannya, bagaimana anak mampu belajar membaca
dan menulis sedangkan mereka masih kecil ?
Jawabannya: Pada umur yang masih belia pengajar hanya
bersandar pada metode talqin dan membantu hafalannya
saja, sampai dirasa umur yang cukup untuk belajar
membaca dan menulis.

Pendapat lain dari Dr. Syalabi, bahwa kuttab dibagi


menjadi dua tempat, tempat pertama untuk belajar baca
dan tulis saja, kemudian setelah itu pindah ke tempat
kedua untuk belajar Al-Qur'an dan ilmu-ilmu yang lain.80

g. Aspek Lain Dari Pendidikan di Kuttab

Anak didik bukan hanya diajarkan baca dan tulis Al-


Quran saja di kuttab, akan tetapi diajarkan pula oleh
pengajar tata cara sholat, berbakti kepada kedua orang
tua, berakhlak mulia, dan menjauhi akhlak yang tercela.
Dan pengajar mempunyai hak untuk memukul anak didik
jika berakhlak tercela, dengan syarat-syarat tertentu, yang
jika tidak tepenuhi akan berdampak buruk bagi pengajar.
Berikut pendapat para ulama terkait pukulan saat
mendidik anak, diantaranya:81

As-Suqty bependapat bahwa anak didik tidak dipukul


kecuali di bagian bawah kakinya 3 atau 5 kali.82

80 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.246.
81 Ibid, h.246-247.
82 Ibid, h.247.

B A G I A N II Pembahasan 73
Ibnu Suhnun berkata: tidak apa memukul anak untuk
kebaikan mereka, tapi tidak lebih dari 3 kali, kecuali
bapaknya mengizinkannya lebih, jika kenakalannya
menyakiti seseorang atau bermain-main dan bertengkar,
akan tetapi tidak boleh dari 10 kali. Adapun jika
memukulnya karena membaca Al Qur’an, maka tidak
boleh dari 3 kali.83

Adapun Ibnu Suhnun berpendapat bahwa tidak boleh


memukul lebih dari 3 kali, jika lebih maka ia diadili.84

Ibnu Mursyid berkata : Tidak boleh memukul anak didik


dengan rotan yang keras yang dapat mematahkan tulang
dan juga tidak terlalu tipis/tajam sehingga melukai badan
akan tetapi rotan yang sedang dan hendaknya memukul di
paha atau dibawah kaki karena dareah ini tidak ditakutkan
adanya cedera.85

Dan dilarang memukul anak dibagian punggung atau


perutnya, hanya dibolehkan bagian bawah kakinya saja. 86

Sebab-sebab dibolehkan anak untuk dipukul diantaranya


adalah: kabur, tidak mau mengahafal, beradab yang tidak
baik, berkata kasar, bermain dengan permainan yang

83 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.247.
84 Ibid, h.248.
85 Ibid, h.248.
86 Ibid, h.248.

B A G I A N II Pembahasan 74
haram seperti judi, dan berbuat dengan perbuatan yang
tidak baik.87

Begitu juga seorang pengajar harus memperhatikan


kebutuhan anak, seperi mengizinkan anak untuk buang
hajat dan tidak boleh mengakhirkannya karena akan
membuat ia nyeri dan penyakit di saluran kencingnya.
Memperhatikan waktu makan siang dan istirahatnya,
Tidak boleh mengganggu waktu istirahatnya untuk
menyibukkanya dengan pekerjaan lain seperti mengangkat
batu atau membuang sampah.88

Kita ketahui bahwa kuttab menerima anak-anak yang


berbeda umurnya, maka pengajar membolehkan satu anak
untuk mengajarkan anak lainnya, akan tetapi tidak boleh
anak itu memukul anak lainnya.89

Dan perkara yang tidak kalah penting adalah wajib bagi


pengajar untuk berlaku adil bagi anak-anak didiknya,
ketika duduk, menulis, mengajarkan tajwid, membagikan
alwah dan menulis diatasnya dan memperbaikinya.90

h. Para Pengajar
Ibnu Abdun Al-Asybily berkata: Wajib bagi pengajar bukan
seorang yang lajang atau masih muda tapi harus sudah tua

87 Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.248.
88 Ibid, h.248.

89
Ibid, h.249.

90
Ibid, h.249.

B A G I A N II Pembahasan 75
yang mempunyai agama yang terhindar dari hal-hal yang
haram, yang wara’, sedikit berbicara, tidak mendengar
kepada hal-hal yang sia-sia, tidak menghadiri jenazah yang
jauh, dan tidak banyak nganggur dan tidak melalaikan
anak-anak kecuali untuk mengambil makan siang dan
berwudhu, dan selalu ada di tempatnya, memenuhi
kebutuhan anak didiknya. Dan wajib bagi seorang Hakim
dan Pengacara jika melihat para pengajar agar
memperbanyak untuk menghargai mereka dan
seterusnya.91

Dan penghargaan pertama bagi para pengajar kuttab di


Andalusia adalah mereka dijuluki dengan sebutan
Mu’allim Kuttab. Sebutan ini disematkan kepada mereka
dan di tuliskan di catatan sejarah mereka dan sebutkan
keutamaan-keutamaan lain sebagai tanda akan kedudukan
mereka.

Contohnya adalah Umar bin Abadil Ar-Ruaini dari daerah


Riah bahwa ia tinggal di Qordoba, dan ia dipanggil
dengan nama Abu Ja'far, dahulu ia adalah seorang
muallim kuttab, orang yang sholeh, zuhud, dan wara'.92

Intinya ada 2 hal berkaitan dengan para pengajar Kuttab:


1) Sebagian pengajar kuttab telah sampai wawasan dan
ilmunya kepada derajat yang dapat memberikan

91
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.252.

92
Ibid, h.253.

B A G I A N II Pembahasan 76
waktunya untuk mengajar temannya dari pengajar lain
atau mengarahkan mereka atau memberikan
gambaran tentang qiroat. Sebagaimana ia juga dapat
mengupgrade dirinya dengan ilmu-ilmu lain.93

2) Perhatian yang dilakukan oleh Bani Umayah di


Andalusia terhadap kuttab dan pengajarnya dengan
mengizinkan pembelajaran mereka. Dan memberikan
hadiah-hadiah kepada mereka. Ini menjadi bukti
berharganya pengajar kuttab dan tinggi kedudukan
sosialnya.

i. Gaji Pengajar
Masalah memberi upah kepada pengajar kuttab adalah

masalah yang rumit karena Rasulullah n ketika

mengajarkan Al Qur’an tidak pernah meminta upah


kepada siapapun. Begitu juga para sahabat yang
mengikuti-Nya. Dan diikutkan dalam hal ini juga
mengajarkan Hadist Nabi. Dan kebanyakan para Ulama
dan ahli fikih berpendapat tidak boleh mengambil upah
dari mengajarkan Al-Quran dan Hadist.94

93
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.254.

94
Ibid, h.256.

B A G I A N II Pembahasan 77
Dan manusia berkata seharusnya pembelajaran Al-Quran
gratis dan upah yang setimpal dengannya adalah pahala

dari Allah k di akhirat.95

Pandangan lain berpendapat, bahwa banyak juga dari


kalangan ahli fikih termasuk orang-orang Andalusia
membolehkan mengambil upah bagi pengajar. Mereka
beralasan, sudah menjadi hal yang darurat untuk
menemukan para pengajar anak-anak dan ada yang
menjamin mereka dengan upah atas pengajaran mereka.
Pemikiran ini sudah ada pada masa Islam pertama, yaitu
zaman Abu Bakar ketika beberapa orang duduk di masjid
meriwayatkan hadits kepada khalayak ramai dan orang-
orang ini duduk bukan karena ilmu atau mengharap ridho

Allah k (tapi mengharap upah). 96

Para Ahli fikih di Andalusia berpendapat bolehnya


mengambil upah dalam mengajarkan Al-Qur’an. Khusunya
pendapat yang disampaikan Ibnu Habib. Ia berkata:
kenapa di masa awal islam dilarang mengambil upah
(dalam mengajarkan Al Qur'an) karena dahulu Al-Qur'an
masih sedikit di dada para sahabat, tidak meluas dan
tersebar di kalangan manusia. Mengambil upah pada
zaman itu diartikan sebagai nilai dari Al-Qur'an. Tidak
seperti sekarang upah tersebut diartikan sebagian balasan

95
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.256.

96
Ibid, h.256.

B A G I A N II Pembahasan 78
atas waktu dan usaha pengajar, bukan nilai dari Al-
Qur'an.97

Penulis tidak menemukan penjelasan berupa upah yang


harus diberikan kepada pengajar, tapi yang jelas itu
berbeda antara satu pengajar dengan yang lainnya dan
satu anak dengan yang lainnya tergantung keadaan
ekonomi bapaknya dan pamor pengajarnya. Dan bisa
membuat akad sebelumnya dengan bapaknya.98

Adapun cara pembayarannya bisa dengan uang tunai


harian atau bulanan atau membayarnya dengan makanan,
seperti gandum beratnya 2 sampai 3 kg dan 2 liter
minyak.

Dan sudah menjadi biasa memberikan hadiah kepada


pengajar di moment Idul Fitri dan Adha tanpa pengajar
mengisyaratkannya atau memintanya.

Dan dalam akad juga harus ditentukan pelajaran apa yang


akan diajarkan dan bagian apa saja yang akan dipelajari.
Pengajar juga harus mengecek dahulu kemampuan si anak,
supaya tidak ada permasalahan di kemudian harinya
karena si anak yang tidak mampu untuk menangkap.99

97
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.257.

98
Ibid, h.259.

99
Ibid, h.259-260.

B A G I A N II Pembahasan 79
Dan dengan upah ini juga pengajar membayar sewaan
rumah kuttab dan tagihan-tagihan lainnya.100

j. Pengajaran Untuk Anak-Anak Perempuan Di Kuttab

Penulis tidak menemukan penjelasan di sejarah


Andalusia bahwa anak perempuan juga bisa pergi ke
kuttab untuk belajar. Dan pendapat-pendapat ahli fikih di
nukil dari Ibnu Suhnun dan Al Qobisi berpendapat bahwa
tidak boleh seorang anak perempuan pergi ke kuttab
bukan berarti mereka tidak boleh belajar, maka Alqobisi
mewajibkan untuk mengajarkannya untuk mengatahui
agama dan cara ibadahnya dan sudah menjadi adat
mengajarkan anak perempuan di rumah. Dan ditemukan
nama-nama pengajar perempuan di Andalusia yang
menunjukkan tersebarnya pembelajaran terhadap
perempuan di waktu kecil.101

Contoh nama-nama pengajar perempuan adalah: anak


perempuan Hazm almuallim, Fakhr, dan Gholibah.102

100
Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus (Universitas 'Ainu
Syams, 1982), h.260.

101
Ibid, h.260-261.

102
Ibid, h.261-262.

B A G I A N II Pembahasan 80
4. Perbandingan Antara Kuttab Di Andalusia Dengan Kuttab Di
Negara Islam Lainnya

Dengan semangat ilmiah yang tinggi, jumlah Muslim yang


mengenal tulis-baca serta menguasai Al-Qur'an berkembang
sangat cepat, dan ketergantungan pada guru-guru non-Muslim
berangsur hilang. Hal ini dilengkapi dengan kontak umat Islam
dengan pusat-pusat kegiatan intelektual di luar Arabia
sepanjang dan sesudah penaklukan. Hanya sekitar sepuluh

tahun setelah wafatnya Rasulullah n, pasukan Islam telah

menguasai Syria, Irak, dan Mesir, daerah-daerah yang menjadi


pusat kegiatan intelektual saat itu. Peristiwa ini mendorong
munculnya diversifikasi pengetahuan yang dikenal oleh umat
Islam dan pada gilirannya mempengaruhi kurikulum kuttab.
Perkembangan berikutnya menunjukkan bahwa tulis-baca,
puisi, Al Qur'an, gramatika Bahasa Arab, dan aritmatika
(berhitung dasar) menjadi bagian utama dari kurikulum
pendidikan level ini.

Ibn Al-Jawzi (w. 597/1200) memberitakan bahwa ia


memulai pendidikan kuttabnya pada usia enam tahun, tetapi
banyak di antara teman sekelasnya yang lebih tua dari dia
sendiri. Seorang Ulama bernama Ibn Al-'Adim baru masuk
kuttab pada usia tujuh tahun. Yang lain bahkan menunggu
sampai berusia sepuluh tahun. Semua ini menunjukkan tidak
adanya keseragaman praktek tentang usia untuk memulai
pendidikan kuttab.

B A G I A N II Pembahasan 81
Perbedaan ini juga berlaku dalam penekanan materi
pengajaran, sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu dan
pertimbangan para ulamanya. Berikut ini adalah catatan Ibn
Khaldun (w. 808/1406) mengenai praktik pendidikan kuttab
pada masanya yang menunjukkan perbedaan tersebut pada
empat daerah yang berbeda:

a. Pertama, umat Islam Al-Maghrib (Maroko) sangat


menekankan pengajaran Al-Qur'an. Anak-anak daerah ini
tidak akan belajar sesuatu yang lain sebelum menguasai Al-
Qur'an secara baik. Pendekatan mereka adalah
pendekatan ontografi (mengenali satu bentuk kata dalam
hubungannya dengan bunyi bacaan). Itulah sebabnya,
menurut Ibn Khaldun, Muslim Maroko dapat menghafal
Al-Qur'an lebih baik dari Muslim daerah mana pun.

b. Kedua, Muslim Spanyol (Al-Andalus). Kuttab daerah ini


mengutamakan menulis dan membaca. Al Qur’an tidak
diutamakan dibandingkan dengan puisi dan bahasa Arab,
misalnya. Penekanan dapat membaca dan menyalin Al-
Qur’an tanpa harus menghafal-nya (seperti Muslim
Maroko).

c. Ketiga, daerah Ifriqiyah (Afrika Utara = Tunisia, sebagian


Algazay, dan sebagian Libya). Di sini, begitu Ibn Khaldun,
pendidikan dasar di kuttab mengutamakan Al Qur’an
dengan tekanan khusus pada variasi bacaan (qira'at); lalu
diikuti dengan seni kaligrafi dan hadist.

B A G I A N II Pembahasan 82
d. Daerah keempat, yang dibicarakan oleh Ibn Khaldun
adalah daerah Timur (Al Masyriq = Timur Tengah, Iran,
Asia Tengah, dan Semenanjung India) yang menurut
pengakuannya tidak ia ketahui secara jelas dibandingkan
tiga daerah yang pertama. Secara umum daerah Timur ini
menganut kurikulum campuran dengan Al-Qur’an sebagai
inti.

Lepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, kuttab


berkembang pesat sejak masa 0 H awal dan dalam perjalanan
sejarah peradaban Islam mengalami perkembangan yang
menyesuaikan kepada berbagai latar belakang budaya. Dari
lembaga dengan belasan murid pada awalnya kuttab. Di
beberapa tempat menjadi lembaga yang mengumpul ribuan
murid pada penghujung abad pertama Hijriyah. Kuttab
pimpinan Abu Al Qasim Al Balkhi (w. 105/723) di Kuffah
diberitakan mempunyai 3.000 orang murid.

Meluasnya lembaga ini, barangkali dapat kita bayangkan


dari laporan seorang pengembara Ibn Hawqal (w. 367/977).
Ketika ia mengunjungi Kota Palermo di Sisilia. Di sana
terdapat sekitar 300 orang guru kuttab. Satu fakta yang
mengindikasikan terdapatnya ratusan kuttab di kota ini.
Palermo hanyalah sebuah kota kecil bila dibandingkan dengan
Baghdad, Damaskus, Aleppo Istanbul, Jerussalem, Samarkand,
atau Kairo.

Pada Abad Pertengahan beberapa kuttab di Kairo


menyediakan asrama dan akomodasi bagi murid-muridnya. Di

B A G I A N II Pembahasan 83
daerah ini juga ada kuttab yang berafiliasi dengan satu
lembaga pendidikan tinggi yang secara tidak langsung
tentunya membantu kelangsungan pendidikan murid-murid
lulusannya ke level yang lebih tinggi.

5. Pendidikan dan Peradaban yang paling Menonjol di Andalusia

Islam berkuasa di kedua wilayah ini yang dikenal Spanyol


dan Sisilia sehingga membuat wilayah tersebut menjadi
terkenal di dunia baik di bidang pendidikan dan peradaban.
Maka mereka memberi saham intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan
kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan.

a. Bahasa Arab
Bahasa Arab menjadi Bahasa resmi umat islam di Spanyol.
Bahasa ini dapat dipelajari di kuttab, bahkan kepada
siswanya diwajibkan untuk selalu melakukan dialog
dengan menggunakan Bahasa resmi Islam (Bahasa Arab),
sehingga Bahasa ini menjadi cepat popular dan menjadi
bahasa keseharian.103

b. Filsafat
Universitas Cordoba mampu menyaingi Baghdad, salah
satunya karena mampu mengimpor ilmu filsafat dari
belahan timur dengan jumlah besar. Sehingga beberapa
waktu sesudahnya melahirkan filosof-filosof besar dengan
karya-karya emasnya.

103
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.98.

B A G I A N II Pembahasan 84
1) Ibnu Tufail (w. 1185) penduduk asli Wadi Asy, sebuah
dusun kecil di sebelah timur Granada yang menulis
masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Bukunya
yang terkenal adalah Hay Ibn Yaqzan (buku filsafat
yang berisikan cerita seorang anak yang dipelihara
oleh Rusa, filsafat akal dan wahyu).

2) Ibnu Bajah (w. 1138) filsof pertama dan yang utama


dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Nama
lengkapnya Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya Ibnu
Al-Sha’ig (yang lebih dikenal dengan Ibnu Bajah).
Orang menyebutnya Avenpace. Ia dilahirkan di
Saragosa (Spanyol) pada akhir abad ke 5 H/abad ke 11
M. Dan merupakan komentator karya-karya
Aristoteles, ahli fisika dan ahli musik, karya utamanya
adalah Tadbir Al-Matawahhid (susunan yang
menyatu).

3) Ibnu Rusyd (1126-1198) dengan nama Abu al Walid


Muhammad Ibnu Ahmad ibnu Muhammad Rusyd
dilahirkan di Cordova, Andalus pada tahun 510
H/1126 M yang terkenal dengan nama Rusyd. Ahli
dalam ilmu hukum, sehingga diangkat menjadi Ketua
Mahkamah Agung di Cordova (Qadhi al Qudhat). Dia
juga ahli fiqih dengan karyanya Bidayah Al-Mujtahid.
Di samping dikenal sebagai seorang ahli filsafat, fiqih,
juga ia dikenal sebagai seorang astronomi dan dokter.
Sumbangan Ibnu Rusyd yang terbesar kepada
kedokteran adalah karangannya yang berupa
ensiklopedia (Al-Kulliyyat fitThibi). Dalam bukunya ini

B A G I A N II Pembahasan 85
ia mengatakan bahwa tidak ada manusia yang
mendapatkan penyakit cacar dua kali. 104

c. Sains
Di Andalusia lahirlah orang-orang yang mempunyai
keahlian dalam ilmu kedokteran, musik, matematika,
astronomi, kimia dan lain-lain. Abbas Ibn Farnas,
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi dan dia
orang yang pertama mengemukakan pembuatan kaca dari
batu.105 Ibrahim ibnu Yahya Al-Naqqash terkenal dalam
ilmu astronomi dan ia dapat menentukan terjadinya
gerhana matahari. Ada ilmuan wanita yang ahli
kedokteran yaitu Ummal-Hasan binti Abi Ja’far.

d. Fiqih
Dalam bidang fiqih, di Andalusia pemeluk agama Islam
menganut Mahzab Maliki. Tokoh termahsyur disini
diantaranya: Ziyad ibnu abd. Ar Rahman dilanjutkan Ibn
Yahya, dan masih banyak nama lainnya seperti Abu Bakar
ibn al Qutiyah, Munzir Ibn Said Al Baluthi, dan Ibn Hazm
yang sangat popular saat itu.106

104 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.100.
105 Ibid, h. 101.

106
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.98.

B A G I A N II Pembahasan 86
e. Tasawuf
Andalusia memiliki nama-nama dalam bidang tasawuf,
seperti Muhyiddin Ibnu 'Arabi, sufi ternama yang
menghasilkan banyak karya tulis antara lain, Al-Futuhat Al-
Makyyah (Penaklukan Mekah) dan terkenal dengan
paham Wahdatul wujud (kesatuan wujud).

f. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam
mencapai kecemerlangan dengan tokohnya antara lain:
Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. 107

Itulah sebagian dari kehebatan tokoh-tokoh yang pernah


memberikan ilmunya pada dunia Islam, terutama di
Andalusia yang sebelum kedatangan Islam sangat
terbelakang. Pada Lembaga kuttab dipelajari (Al Qur’an,
fikih, bahasa, kesenian dan lainnya), sedangkan pada
perguruan tinggi telah mengarah pada disiplin ilmu khusus
agama, sains, dan teknologi.

6. Sumbangan Intelektual Islam Bagi Peradaban Eropa

Sumbangan intelektual Islam dalam hal keilmuan tidak


terbatas dibidang pendidikan saja, tetapi juga meliputi bidang
astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu hayat, kedokteran,

107 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.99.

B A G I A N II Pembahasan 87
filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik,
arsitektur dan seni rupa, dan musik.108

a. Astronomi: yang dalam literatur Islam disebut falak.


Dimana ilmu ini mendukung dalam menentukan awal
akhir bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri, Idul Adha
dan sebagainya. Diantara para ahli astronomi adalah:
1) Al Batani, 20 besar ahli astronomi terpenting dunia.
2) Abul Wefa, yang menemukan kemiringan bulan.
3) Ali Ibn Younis, penemu pendahulum dan jam
matahari.
4) Hassan Ibn Haitam, penemu optic yang nanti nya jadi
dasar teropong Roger Bacon dan Kepler.

b. Matematika: yang disebut dengan aljabar (perhitungan),


sedangkan algoritme berasal dari nama penemunya yaitu
Al Khawarizmi (Muhammad bin Musa bin Khawarizmi)
ahli matematika muslim yang terkenal di masa Khalifah Al
Mamun.

c. Fisika: yang disebut dengan ilmu astronomi. Karya optic


yang ditulis Hassan Ibn Haitam (965-1039 M).

d. Kimia: Bangsa Yunani telah mengenal sejumlah zat kimia,


namun mereka tidak tahu apa-apa mengenai substansi
unsur - unsur zat kimia. Orang Arablah yang menemukan
itu semua. Diantara ilmuanya adalah Abu Musa Jakfar Al

108
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.147-152.

B A G I A N II Pembahasan 88
Kufi (Djeber) yang telah menulis rangkuman ilmu kimia.
Ada lagi ilmuan lain yaitu Abu Bakar Zakaria M. Razi
(Razes) dalam bukunya Al Hawi.

e. Ilmu Hayat: Bangsa Arab melakukan kajian dan observasi


sendiri secara intensif dan berhasil memperkaya daftar
tetumbuhan yang tercantum dalam ‘Daftar Dioscorides’
yang berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis
ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun oleh bangsa
Arab yang belum dikenal bangsa Yunani kala itu.

f. Kedokteran: ahli kedokteran muslim ialah Abu Ali Al


Hussein Ibn Abdallah Ibn Sina (dikenal Ibnu sina atau
Avicenna). Lainnya Ibn Zohr Bangsa Arab melakukan
kajian dan observasi sendiri bidang kedokteran dan
menemukan kekuatan pribadi seorang pasien amat
menunjang dalam proses kesembuhan dari jenis penyaki
tertentu. Kemudian Ibn Al Nafi dai Siria yang berhasil
mempertontonkan sistem sirkulasi darah secara akurat.

g. Filsafat: Ibnu Sina (Avicenna) dan Abul Walid Mohamad


Ibn Rusyd (Averroes).

h. Geografi dan Sejarah: dalam bukunya Golden Pastures


karya Hasan Ali Al Masudi yang memaparkan gambaran
lengkap tentang setiap negeri yang pernah dikunjungi
diantaranya Sri Lanka, Madagaskar dan Zanzibar.

i. Sosiologi dan Politik: Ibnu Khaldun (1332-1406 H) seorang


pemikir filsafat sosiologi.

B A G I A N II Pembahasan 89
j. Arsitektur dan Seni Rupa: arsitektur masjid di Cordova
dalam wujud lengkungan susun tiga, cuping ganda,
lengkungan sepatu kuda maupun unsur dua warna yang
menjadi ciri Masjid Jami’ Cordoba. Seni rupa muslim
berupa hiasan kaligrafi bertuliskan Arab juga Nampak
dalam bangunan gereja.

k. Musik: musikus Abul Hasan Ibn Nafis atau dipanggil


Ziriyab yang mendirikan konservatorium music-musik
Andalusia.

Jasa dan sumbangan Islam inilah yang kemudian mengubah


wajah kebudayaan Eropa dan bahkan dunia pada umumnya,
yakni:
• Kebangkitan kembali (Renaissance) kebudayaan Yunani
Klasik pada abad ke 14
• Gerakan pembeharuan agama Kristen mulai abad ke-8 M
• Rasionalisme sebagai ekses dari rasionalitas Islam
• Pencerahan (Aufklärung, Enlightenment) pada abad ke-
18109

7. Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan Islam di


Andalusia
a. Adanya dukungan dari penguasa, membuat pendidikan
Islam cepat sekali majunya, karena penguasa sangat
mencintai ilmu pengetahuan dan berwawasan jauh ke
depan.

109 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.153.

B A G I A N II Pembahasan 90
b. Adanya beberapa sekolah dan universitas di beberapa kota
di Andalusia yang sangat terkenal (Universitas Cordova,
Sevilla, Malaga, dan Granada).
c. Banyaknya para sarjana Islam yang datang dari ujung
Timur dan ujung Barat wilayah Islam dengan membawa
berbagai buku dan berbagai gagasan. Ini menunjukkan
bahwa, meskipun ummat Islam terdiri dari beberapa
kesatuan politik, terdapat juga apa yang disebut kesatuan
budaya Islam.
d. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Andalusia dalam bidang ilmu pengetahuan
dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu
pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cordova
yang menyaingi Universitas di Baghdad yang merupakan
persaingan positif, tidak selalu dalam peperangan.

8. Pusat-Pusat Peradaban Islam di Masa Keemasan Andalusia


Di Toledo terdapat tempat-tempat ilmu pengetahuan:
a. Perguruan tinggi Baitul Hikmah
b. Kutubul Hannah (menampung terjemahan-terjemahan
ilmu pengetahuan)
c. Rumah sakit, laboratorium, dan istana
d. Di Cordova terdapat Universitas Cordova

9. Sebab-Sebab Kemunduran dan Kehancuran Andalusia

Setelah mencapai kemajuan dan kesuksesan kurang lebih


selama 8 abad menjadi kiblat ilmu pengetahuan, keberadaan
peradaban Spanyol dengan Cordova sebagai pusat Ibu Kota
negaranya yang begitu besar, tak mampu bertahan lama. Jika

B A G I A N II Pembahasan 91
Baghdad mengalami masa kemunduran dan kehancuran
(kejatuhan Baghdad di timur tahun 1258 M), maka Cordova
di Spanyol juga demikian adanya (kejatuhan Cordova di barat
tahun 1236 H). Diantara sebab kemunduran dan kehancuraan
disebabkan beberapa faktor:110

a. Tidak jelasnya system peralihan kekuasaan yang


menyebabkan munculnya perebutan diantara ahli waris,
konflik dalam keluarga inilah yang menyebabkan
ditaklukkannya sebuah dinasti oleh dinasti lain.

b. Lemahnya figur karismatik yang dimiliki khalifah


khususnya sesudah khalifah al Hakam II. Khalifah seperti
simbol/boneka saja.

c. Perselisihan di kalangan umat islam itu sendiri yang


disebabkan perbedaan kepentingan atau karena
perbedaan suku dan kelompok yang justru menjadi
peluang bagi pihak Kristen untuk memecah belah umat
islam.

d. Konflik islam dengan Kristen, kebijaksanaan para penguas


muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna,
membiarkan orang Kristen mempertahankan hukum dan
tradisi mereka asalkan bayar upeti dan tidak melakukan
perlawanan bersenjata. Padahal Arab-Islam itu telah
memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol
Kristen.

110
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2007), h.176.

B A G I A N II Pembahasan 92
e. Munculnya Mulk at Thawaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang
masing-masing saling berebut kekuasaan. Bahkan antara
dinasti yang satu tidak segan menyatu dengan kerajaan
Kristen untuk menghancurkan dinasti lain.

D. Perkembangan Kuttab Hingga Sekarang

1. Tujuan didirikannya Lembaga Kuttab

Sebelum kita membahas tujuan dari didirikannya lembaga


kuttab, mari kita tinjau ulang sebenarnya apa sih yang

menjadi tujuan Allah k menciptakan kita sebagai seorang


individu, sebagai sebuah keluarga dan sebagai bagian dari
umat Islam itu sendiri? Dan tahukah kita tugas besar apa

yang Rasulullah n amanah kan untuk kita kaum Muslimin


Abad 21 ini? Mari kita kupas satu persatu pemaparannya
yang diambil dari 2 rujukan dasar umat Islam yaitu Al Qur'an

Al Karim dan Hadits Nabi n.

a. Tujuan Allah k menciptakan manusia sebagai seorang


individu :

1) Untuk Beribadah dan Mengabdi kepada Allah k

"Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia


kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku"
(QS Adzariyat : 54)

B A G I A N II Pembahasan 93
2) Mencapai Derajat Taqwa yang Sebenarnya
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan sebagai seorang muslim." (QS Ali Imran : 102)

b. Visi Keluarga Muslim yang telah digariskan oleh al-Qur'an


al-Karim:

1) Untuk Memberikan dan Mendapatkan Sakinah


Mawaddah wa Rahmah di antara anggota Keluarga
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir. [QS. Ruum (30): 21]

2) Dapat Menyejukkan Pandangan Mata (qurrata a'yun)


dengan keshalihan diri dan anggota keluarga (insan
shalih)

3) Pemimpin Bagi Masyarakat Bertaqwa Maa syaa Allah

dengan berkeluarga, Allah k bukan saja ingin kita

menjadi hamba-Nya yang bertaqwa namun


pemimpinnya orang-orang yang bertaqwa; insan
mushlih yang bisa menduplikasikan keshalihannya
kepada masyarakat dan generasi selanjutnya)

B A G I A N II Pembahasan 94
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa." (QS. Al-Furqan (25) : 74)

4) Terjaga Dari Siksa Api Neraka

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu


dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan." (QS. At-Tahrim (66): 6)

5) Bersama-Sama Hingga Ke Syurga

"Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu


mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan
Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya." (QS. Ath-Thur : 21)

B A G I A N II Pembahasan 95
c. Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial :

1) Untuk Saling Mengenal


"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh,
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat
13).

2) Bermusyawarah dan Berbagi


"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhan dan melaksanakan sholat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. Asy-
Syura : 38)

3) Adil dan Berbuat Baik terhadap Sesama


"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil
dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada
kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan
keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran." (QS. An-Nahl : 90)

B A G I A N II Pembahasan 96
4) Tolong Menolong dalam Kebaikan
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Maidah : 2)

5) Menjadi Pemimpin dan Pengelola di Muka Bumi


"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al
Baqarah : 30)

6) Mengutamakan Akhirat, Tidak Melupakan dunia, dan


Senantiasa Melakukan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan (QS Al-Qasas : 77)

B A G I A N II Pembahasan 97
d. Ambil Peran dalam Membangun Generasi !
"Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya seperti
bangunan yang saling menguatkan".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan melihat bangunan, maka kita bisa belajar bahwa


bagian-bagian bangunan berbeda satu dengan yang
lainnya. Berbeda pula perannya. Tapi ada hal yang harus
kita sepakati yaitu:

Apapun bentuk, bagian, dan perannya, harus istimewa di


kelasnya. Batu bata misalnya, untuk bangunan yang baik
diperlukan batu bata yang berkualitas baik pula. Demikian
juga dengan besinya, kayunya dan sebagainya.

Tentang kualitas, dibahasakan oleh Nabi n dengan

bahasa yang lebih pas dan mengena,

"Manusia adalah tambang Perak dan Emas. Yang terpilih


(terbaik) saat Jahiliyah akan menjadi yang terpilih (terbaik)
saat Islam asalkan Faqih (mempunyai pemahaman yang
dalam tentang ilmu). Ruh-ruh adalah Junud Mujannadah;
yang saling mengenal akan akrab bersatu dan yang saling
bertolak belakang akan berbeda (berpisah)." (HR. Muslim)

Untuk memahami kalimat Junud Mujannadah, kita


dengarkan penjelasan Imam Nawawi dalam al Minhaj, "
Para ulama berkata maknanya adalah perkumpulan yang
disatukan atau berbagai jenis berbeda. Adapun yang

B A G I A N II Pembahasan 98
dimaksud saling mengenal adalah sesuatu yang dijadikan

oleh Allah k untuk bisa bersatu padanya. Dikatakan

pula : sama dalam sifat yang telah diberikan Allah k


dan sesuai dalam karakter.. Maka orang-orang yang baik
akan cenderung kepada orang-orang yang baik dan orang-
orang yang jahat akan cenderung kepada orang-orang
yang jahat. Wallahu a'lam.

Dari hadits ini, ada beberapa hal yang harus kita pahami :

1) Generasi ini diciptakan Allah k berbeda-beda.

Sehingga harus dipahami oleh para orangtua dan para


pendidik generasi, bahwa perbedaan itu pasti ada.

2) Ada emas, ada perak. Pembagian ini


menyederhanakan pembagian kualitas generasi. Emas
dan perak jelas beda. Sekilas emas lebih baik dari
perak. Dan pada beberapa hal memang begitu.
Setidaknya ketika kita melihat harganya. Tetapi jika
perak berperan di wilayahnya, yang tidak bisa
digantikan oleh siapapun bahkan oleh emas sekalipun,
maka pasti perak lebih berharga ditempat itu
dibanding emas. Begitu sebaliknya. Sehingga ada dua
kata kunci :
• Jangan salah meletakkan generasi pada perannya
di kehidupan ini.
• Baik emas ataupun perak yang terpenting menjadi
yang paling berkualitas, berkilau, dan paling mahal
dikelasnya.

B A G I A N II Pembahasan 99
3) Kualitas tinggi disetiap orang akan memposisikannya
ditingkat tinggi. Jika dia berkecimpung dalam dunia
jahiliyah, maka dia akan terpilih menjadi pemimpin
gerombolan. Demikian juga jika dia berada dalam
dunia kebaikan, maka dia akan menjadi orang pilihan.
4) Jika ada orang yang berkualitas tapi berkubang
kejahiliyahan, maka sesungguhnya dia akan berpotensi
jadi orang luar biasa saat kembali ke dalam Islam.
Dengan satu syarat : memahami ilmu dengan dalam!

Dengan demikian bisa kita simpulkan :

Kualitas generasi, baik yang perak maupun emas, akan


berkilau dikelasnya jika berada pada tempat yang
sesuai dengan jenisnya dan mempunyai pemahaman
ilmu yang mendalam.

Ada satu lagi bahasa Nabi n yang mengilustrasikan

kualitas,

"Sesungguhnya manusia seperti unta 100, hampir sulit


menjumpai padanya rohilah." (HR. Bukhari dan
Muslim)

Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fath Albari,


"Maknanya : Anda sulit menjumpai pada 100 unta ada
satu rohilah yaitu yang layak dikendarai. Karena yang
layak dikendarai adalah yang jinak dan mudah
dikendalikan. Demikian pula anda sulit menjumpai

B A G I A N II Pembahasan 100
pada 100 orang yang layak untuk menjadi teman yang
membantu temannya dan lembut jiwanya."

Ibnu Hajar menukil juga penjelasan al Khattabi, berikut


sebagian penjelasannya,

"Bahwa kebanyakan manusia adalah pemilik


kekurangan. Adapun orang-orang utama (mulia),
jumlah mereka sedikit sekali. Mereka seperti rohilah
pada unta pembawa beban. Diantara makna kalimat

ini firman Allah k (walaakinna aktsarannaasi laa

ya'lamuun : akan tetapi kebanyakan manusia tidak


mengetahui)."

An Nawawi dalam al Minhaj diakhir penjelasannya


tentang hadits ini berkata :

"Pribadi orang yang diridhoi, yang sempurna sifatnya,


baik untuk dipandang, kuat untuk membawa beban
dan perjalanan disebut rohilah."

Dalam hadits ini, bisa kita ambil beberapa pelajaran :


• Nabi memberikan angka seperseratus untuk sebuah
generasi berkualitas.
• Generasi berkualitas adalah generasi rohilah, yaitu
yang layak untuk mendapatkan beban dan
perjalanan panjang peradaban ini.
• Agar tidak perlu berkecil hati dengan jumlah yang
sedikit. Karena Mekkah diawali dengan 5 orang.

B A G I A N II Pembahasan 101
Madinah diawali dengan 6 orang. Untuk Yaman
perlu seorang Muadz. Untuk Madinah perlu
seorang Mush'ab. Jadi, jika dinegeri ini jumlah
muslim 200.000.000, maka setidaknya harus ada
2.000.000 generasi rohilah.

Dengan 3 hadits diatas, kita mempunyai 3 kata kunci


untuk Membangun Generasi yang Berkualitas :
• Generasi yang layak untuk membangun
• Generasi yang berkilau seperti perak atau emas
• Generasi yang layak untuk memanggul beban dan
melakukan perjalanan panjang peradaban

Membangun generasi yang kokoh, unggul, dan


berkualitas merupakan bagian dari ikhtiar kita untuk

membuktikan dua bisyaroh Rasulullah n atas umat

abad ke 21 ini. Apa dua bisyaroh Rasul itu? Mari kita


simak:

Dua Bisyaroh Rasul yang Merupakan Tugas Kaum


Muslimin Abad 21

Dua tugas yang sangat agung dari manusia yang paling


agung dan tidak bisa dibuktikan kecuali oleh pribadi
yang agung pula, yang dididik oleh keluarga yang
agung yang mempunyai pengaruh besar dan mampu

memikul beban umat. Dua tugas itu Rasulullah n


berikan khusus untuk kita di zaman sekarang ini. Dua

B A G I A N II Pembahasan 102
tugas itu bisa dibaca dengan sangat jelas dalam dua
hadits berikut :

"Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam

beberapa tahun, kemudian Allah k


mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah
aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj

kenabian), selama beberapa masa hingga Allah k


mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan
aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama
beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan
jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan
kehendak/diktator) dalam beberapa masa hingga

waktu yang ditentukan Allah k. Setelah itu akan

terulang kembali periode khilafah 'ala minhaj


nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad n diam."

(HR Ahmad; Shahih)

Abu Qubail bercerita, "Ketika kita sedang bersama


Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, 'Kota
manakah yang akan dibuka terlebih dahulu;
Konstantinopel atau Roma?' Abdullah meminta kotak
dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia
mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, 'Ketika kita

sedang menulis di sekitar Rasulullah n, beliau

ditanya:

B A G I A N II Pembahasan 103
"Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu:
Konstantinopel atau Roma?' Rasul menjawab, 'Kota
Heraklius dibuka lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel'."
(HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)

Kedua hadits tersebut mencantumkan dua tugas


mendunia yang belum terbukti hingga hari ini. Tapi
pasti terbukti!

Jadi inilah dua tugas Rasulullah n untuk kaum

Muslimin hari ini :

• Melahirkan generasi penegak khilafah diatas


manhaj kenabian.
• Melahirkan generasi pembuka Roma.

Bagaimana melahirkan mereka ?

• Belajar bagaimana Rasulullah n mendidik para

sahabat sehingga khilafah diatas manhaj kenabian


itu lahir.
• Belajar kepada ke tiga pendidik yang telah
melahirkan Muhammad Al Fatih (belajar
bagaimana Muhammad Al Fatih dididik oleh
Sultan Murad 2: ayahnya, Ahmad bin Ismail al-
Kurani: yang berhasil membuat revolusi pada diri
Al Fatih kecil, Aq Syamsuddin: guru yang
mendampinginya hingga menjadi sultan/penakluk
spiritual konstantinopel).

B A G I A N II Pembahasan 104
Untuk itu bermodal keyakinan dengan konsep kuttab;
karena kuttab mempunyai sejarah panjang telah
melahirkan orang-orang besar, karena kuttab telah
mengukir lahirnya karya-karya ilmiah yang abadi
hingga hari ini, karena landasannya benar-benar Al
Qur'an dan Hadits, karena sunnatullah yang tetap
berjalan disemesta ini. Sejarah akan terus hidup dan
berulang disetiap zaman. Saat mengembalikan sistem
pendidikan Islam seutuhnya; berharap besar hasilnya
pun akan sama dengan zaman itu.

2. Kuttab Masuk ke Indonesia

Kuttab Al Fatih mejadi pelopor kuttab di Indonesia,


namun bukanlah kuttab pertama di Indonesia. Setidaknya,
Nusantara ini pernah meninggalkan jejak sejarah pendidikan
muslimin. Kuttab sudah pernah ada di Nusantara, tepatnya di
Kerajaan Siak Sri Inderapura (1723 M -1945 M) 111 , sekarang
Kabupaten Siak, seperti yang terlihat di foto yang kami
dapatkan dari salah tim Kuttab Al Fatih yang berkunjung
kesana pada tahun 2015/2016 yaitu Ustadz Waalid atau yang
dikenal dengan M. Ilham Sembodo. Bangunannya masih
dirawat sebagai situs sejarah, dan perpustakaan Syari'ah.

Informasi tambahan lainnya dari wawancara yang kami


lakukan dengan Ustadz Bagus, didapatkan info tentang Kuttab
di Kerajaan Siak bahwa di Kerajaan Siak menaungi lembaga

111 https://wakafbogor.com/

B A G I A N II Pembahasan 105
pendidikan yang bernama Kuttab Ruqayyah (identik dengan
nama pendirinya), kuttab ini didirikan untuk yatim dan
dhuafa. Berikut kami tampillan gambar Kuttab Ruqayyah
sebagai berikut:

Gambar 7: Kuttab Ruqayyah (Kerajaan Siak)-nampak kanan

Gambar 8: Kuttab Ruqayyah (Kerajaan Siak)-nampak kiri

Gambar 9: Kuttab Ruqayyah (Kerajaan Siak)Depan

B A G I A N II Pembahasan 106
Bukan hanya kuttab. Madrasah untuk anak laki-laki dan
perempuan pada zaman Kerajaan Siak pun ikut terawat.
Berikut gambarnya:

Gambar 10 & 11: Madrasah Taufiqiyah (Kerajaan Siak)

Gambar 12: Madrasatun Nisa’ (Kerajaan Siak)

Walaupun kini kuttab Ruqayyah sudah menjadi situs


sejarah yang menjadi bukti lahirnya pendidikan kuttab di bumi
melayu, namun perjuangan belumlah usai. Hadirnya lembaga
kuttab kembali menorehkan kebahagiaan nenek Ruqayyah
rahimahullaah salah satu guru kuttab di Kerajaan Siak. Kuttab
di Pekanbaru berdiri di dalam naungan lembaga pada tahun
2014, dan pada akhirnya berdiri secara resmi menjadi cabang
berikutnya Kuttab Al Fatih yang benama Kuttab Al Fatih di
Pekanbaru (28 robi'ul tsani 1438 / 28 Januari 2017) yang
berada di tanah wakaf seluas 3 ha lebih kurang, berada tidak

B A G I A N II Pembahasan 107
jauh dari pusat kota Pekanbaru. Berjarak sekitar 2 jam
perjalanan darat ke Kerajaan Kesultanan Siak Sri Inderapura. 112

3. Kuttab Al Fatih dan Perkembangannya

Selain dari Kuttab Ruqayyah di Siak, ada diantaranya yang


menjadi pelopor berdirinya Kuttab di Indonesia diantaranya:

a. Kuttab Al Fatih Depok (Pusat)


b. Kuttab Darussalam Yogyakarta
c. Kuttab Al Ikhlas Sukabumi

Kami membatasi bahasan kami pada poin bahasan yaitu


mengenai Kuttab Al Fatih yang menjadi pioner selanjutnya
setelah kuttab di Siak tadi. dimana Kuttab Al Fatih berdiri
pada tahun 2012. Dibawah ini informasi terkait Kuttab Al
Fatih113, sebagai berikut:

1) Sejarah Kuttab Al Fatih

2012/2013 Kuttab lahir kembali di Indonesia


Kami menamainya ‘KUTTAB AL FATIH’
“ Kelahirannya, proses menjalaninya, rangkaian
pengembangannya, dan catatan-catatan sejarah di setiap
jejak-jejak langkahnya berharap menjadi aliran deras amal
sholeh , tumpukan pahala ditimbangan kebaikan, Ridho

112 https://www.kuttabalfatih.com/project/pekanbaru/
113 Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, (Depok: Al Fatih, 2012)

B A G I A N II Pembahasan 108
Ilahi, dan tinggal bersama keluarga dan orang-orang
sholeh di surga tertinggi.”
(Ustadz Muhammad Ilham Sembodo-
Salah Satu Pendiri Kuttab Al Fatih)

Pada tahun 2012 bersama Ustadz Budi Ashari, Lc,


Ustadz Muhaimin Iqbal dan tim angkatan pertama,
mendirikan Kuttab Al Fatih untuk menjawab kegundahan
masyarakat atas butuhnya lembaga pendidikan yang
berbasis 2 kurikulum yaitu: Kurikulum Iman dan
Kurikulum Al Quran.

Lembaga Pendidikan anak-anak usia 5 - 12 tahun ini


bermula dari rumah yang berada di perumahan Griya
Tugu Asri, Blok B2/20. Di awal mendirikan lembaga ini,
hanya menerima 30 murid saja. Namun antusias calon
murid melebihi quota yang ada. Begitupula, keinginan
beberapa tempat untuk membuka lembaga seperti yang
kami buat di daerahnya masing-masing.

Lembaga pendidikan dengan menawarkan konsep


baru di dunia pendidikan hari ini, di awal tahun ajarannya
sudah mencapai 100 orang yang mendaftar menjadi murid
dan satu wilayah di purwakarta berminat membuka

cabang. Atas izin Allah k, kami memulai dengan 58

murid di kuttab al-fatih depok dan 18 anak di cabang kami


Kuttab Al-Fatih Purwakarta.

B A G I A N II Pembahasan 109
Sebenarnya konsep yang kami tawarkan tidak ada
yang baru, namun karena sudah terlalu lama sejarah
peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Kami
berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran -
lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di bulan
Juni 2012 Kuttab Al-Fatih Depok dan Kuttab Al-Fatih
Purwakarta bermodal keyakinan berharap kebesaran.

2) Visi dan Misi

“Begitupula Al Fatih, nama yang kami gandeng menjadi


Kuttab Al Fatih adalah sebuah upaya menjaga ruh
pendidikan yang kami jalani. Agar lembaga bukan sekadar
nama, tapi nama adalah kontrol paling awal dalam visi
misi pendidikan itu sendiri.”
(Ustadz Muhammad Ilham Sembodo -
Salah Satu Pendiri Kuttab Al Fatih)

Berikut visi dan misi Kuttab Al Fatih, yaitu:


a) Visi : “Melahirkan Generasi Gemilang di Usia Belia”
b) Misi :
• Pengajaran dan Penanaman Karakter Iman
• Menghafal Al-Qur'an
• Menggali, meneliti dan membuktikan kemukjizatan
Al-Qur'an
• Berbahasa peradaban
• Memiliki Keterampilan hidup

B A G I A N II Pembahasan 110
3) Jenjang Kelas

Kuttab Al-Fatih memiliki 2 jenjang yaitu Kuttab Awal


dengan lama belajar 3 tahun, dan Kuttab Qanuni dengan
lama belajar 4 tahun. Maka dapat diketahui bahwa lama
pendidikan Kuttab adalah 7 tahun yang terbagi menjadi 2
level, diantaranya:
a) Kuttab Awal terbagi menjadi 3 level, yaitu : Kuttab
Awal 1, Kuttab Awal 2 dan Kuttab Awal 3.
b) Kuttab Qanuni terbagi menjadi 4 level, yaitu: Kuttab
Qanuni 1, Kuttab Qanuni 2, Kuttab Qanuni 3 dan
Kuttab Qanuni 4.

4) Usia dan Jumlah Siswa


Usia ideal anak belajar di Kuttab Al Fatih terbagi dua
kategori, yaitu:
a) Kuttab Awal: para siswa yang berusia 5-7
b) Kuttab Qanuni: para siswa yang berusia 8-11
Untuk jumlah siswa Kuttab Al Fatih di kelas adalah 12
anak, ini untuk kelas Kuttab Awal. Dimana jumlah anak
salah satu sejarahnya diketahui dari jumlah para sahabat
yang belajar bersama Nabi di Darul Arqam (rumah Al-
Arqam bin Abi Al-Arqam Al-Makhzhumi) yang berjumlah
12 orang saat itu. Sedagkan untuk level Kuttab Qanuni,
setiap kelas dapat berisi 20 - 25 siswa.

5) Tahapan Belajar
Tahapan belajar yang diterapkan merujuk pada Hadits,
yaitu tahapan belajar dalam Islam:
a) Pendengaran sebelum penglihatan

B A G I A N II Pembahasan 111
b) Hati sebelum akal
c) Membaca sebelum menulis
d) Menghafal sebelum menganalisa
e) Iman sebelum al-Qur'an
f) Adab sebelum ilmu

6) Kurikulum Kuttab Al Fatih

“Saat sebuah lembaga memberi nama lembaganya dengan


seorang tokoh islam yang gemilang. Seharusnya urutan
kurikulum tokoh tersebut dan bagaimana upaya mencapai
urutan kurikulumnya ada dalam benang merah lembaga
tersebut.”
(Ustadz Muhammad Ilham Sembodo -
Salah Satu Pendiri Kuttab Al Fatih)

Berdasarkan visi dan misi dari Kuttab Al Fatih terdapat dua


kurikulum utama yaitu, ‘Kurikulum Iman’ dan ‘Kurikulum
Al Qur’an’. Dua kurikulum ini yang berlandaskan Al
Qur’an dan As Sunnah (Hadist) yang dikaji dan diturunkan
menjadi sebuah aplikasi di dalam pendidikan anak usaia 5-
12 tahun. Serta mengkaji dari kitab-kitab para ulama yang
berbicara tentang pendidikan generasi seperti: Siroh
Nabawiyah, Al-Jami' Li Syuabil Iman, Ar-Rasul Al-
Mu'allim, serta kitab-kitab ulama lainnya.114

Kuttab Al Fatih mempunyai kurikulum sesuai dengan


urutan, inspirasinya diambil dari kisah Muhammad Al

114 https://www.kuttabalfatih.com/faq/

B A G I A N II Pembahasan 112
Fatih. Al Fatih tercatat jelas dalam sejarah proses tumbuh
dan tambah keilmuannya. Agar lebih teknis mari kita baca
ulang sejarah keilmuannya secara singkat berikut ini:

Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap


pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak
menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh.
Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad Al Fatih kecil
yang telah menyelesaikan :
• Hafalan Al Qur’an 30 juz
• Mempelajari hadis-hadis
• Memahami ilmu fikih
• Belajar berhitung , ilmu falak, dan strategi fisik. Selain
itu, muhammad juga
• Mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa arab,
persia, latin, dan yunani
• Pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar
berbahasa arab, turki, persia, ibrani, latin, dan yunani,
luar biasa!
• Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah,
Sultan Murad II
• Mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu
daerah dengan bimbingan para ulama

Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari


bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di
kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi
kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar
sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

B A G I A N II Pembahasan 113
Bahkan tercatat secara usia terpenuhi target-target sendiri
di setiap jenjang usianya. Ini artinya, ada kurikulum
berurut yang perlu dikawal menjalaninya. Dalam kisah Al
Fatih, Sultan Murod II mengawal kurikulum berurut untuk
anaknya Muhammad Al Fatih. Tentu ini mengajari kita
pula bagaimana mengurutkan target-target kurikulum
dipendidikan yang dikelola.

7) Cabang Kuttab Al-Fatih di Seluruh Wilayah Indonesia

Berdasakan sumber yang kami dapatkan salah satunya


melalui wawancara kami bersama Ustadz Bagus bahwa
KAF mempunyai 33 cabang sampai dengan saat ini yang
terbaru di daerah Makassar buka saat masa covid di tahun
2020. Hingga kami dapat merinci beberapa cabang kuttab
yang tersebar hingga saat ini di Indonesia melalui sumber
web resmi Kuttab Al Fatih115, diantaranya:

a) Jabodetabek 7 cabang (selain pusat)


• Kuttab Al Fatih Depok (Pusat)
• Kuttab Al Fatih Jakarta Timur (Ceger)
• Kuttab Al Fatih Bogor
• Kuttab Al Fatih Tangerang Selatan
• Kuttab Al Fatih Tangerang Kota
• Kuttab Al Fatih Bekasi
• Kuttab Al Fatih Sawangan
• Kuttab Al Fatih Beji

115 https://www.kuttabalfatih.com/portfolio/cabang/

B A G I A N II Pembahasan 114
b) Jawa Barat 5 cabang
• Kuttab Al Fatih Bandung
• Kuttab Al Fatih Gedebage
• Kuttab Al Fatih Cileunyi
• Kuttab Al Fatih Purwakarta
• Kuttab Al Fatih Cibinong
c) Jawa Tengah 4 cabang
• Kuttab Al Fatih Semarang
• Kuttab Al Fatih Tegal
• Kuttab Al Fatih Purwokerto
• Kuttab Al Fatih Yogyakarta
d) Jawa Timur 8 cabang
• Kuttab Al Fatih Jember
• Kuttab Al Fatih Gresik
• Kuttab Al Fatih Surabaya
• Kuttab Al Fatih Malang
• Kuttab Al Fatih Probolinggo
• Kuttab Al Fatih Jombang
• Kuttab Al Fatih Kediri
• Kuttab Al Fatih Sidoarjo
e) Kalimantan (Kuttab Al Fatih Balikapapan)
f) Sumatera 5 cabang
• Kuttab Al Fatih Lampung Pagar Alam
• Kuttab Al Fatih Lampung Kemiling
• Kuttab Al Fatih Pekanbaru
• Kuttab Al Fatih Padang
• Kuttab Al Fatih Banda Aceh
g) Sulawesi (Kuttab Al Fatih Makassar)

B A G I A N II Pembahasan 115
8) Kuttab Al Fatih dalam Penyebarannya di Indonesia
Penyebaran Kuttab Al Fatih di Indonesia tahun 1441 H kini
tercatat 32 lokasi belajar. Berikut data pertumbuhannya
dari tahun ke tahun116 :
Tahun Lokasi Penyebaran Kuttab Al Fatih

1432H - 1433H (1) Depok-Pusat (2) Purwakarta


1433H - 1434H (3) Ceger (4) Semarang (5) Bekasi

1434H - 1435H (6) Purwokerto


(7) Bandung (8) Malang (9) Jombang
1435H - 1436H
(10) Tangerang Kota
(11) Lampung Pagar Alam (12) Lampung
Kemiling (13) Tangerang Selatan (14) Bogor
1436H - 1437H
(15) Aceh
(16) Surabaya (17) Gresik
(18) Kediri (19) Padang (20) Pekanbaru
1437H - 1438H (21)Tegal (22) Jember (23) Bandung
Gedebage (24) Beji (25) Probolinggo
1438H - 1439H (26) Sidoarjo (27) Cileunyi (28) Balikpapan
(29) Yogyakarta (30) Cibinong (31)
1439H - 1440H
Sawangan
1440H - 1441H (32) Makassar

116 Fanpage Waalid Ilham: https://web.facebook.com/petualangan.waalid/

B A G I A N II Pembahasan 116
1) Foto Kegiatan di Kuttab Al Fatih

Kuttab Al-Fatih (KAF)Depok yang menjadi pusat


bagi Kuttab Al-Fatih se-Indonesia ini berada di Kota
Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Lafran Pane
(RTM) No. 100 Kelurahan Tugu, Kecamatan
Cimanggis. KAF memiliki 4 lokal untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar. Keempat lokal itu yaitu
lokal Bazar, lokal Hijau, lokal BCB, dan lokal Beji.
Berikut kami tampilkan foto kegiatan disalah satu lokal
KAF:

B A G I A N II Pembahasan 117
“Tidak akan baik generasi akhir umat ini
kecuali dengan sesuatu yang memperbaiki
G E N E R A S I A W A L N Y A.”

Imam Malik bin Anas t

B A G I A N II Pembahasan 118
BAGIAN III
Penutup

A. Kesimpulan

Adanya perkembangan kuttab dari masa ke masa tidak


menghilangkan esensi manhaj "Adab Sebelum Ilmu" dan "Iman
Sebelum Al-Qur'an" melalui lembaga pendidikan yang bernama
‘Kuttab’. Pelajaran Al-Qur'an, dasar ilmu agama, membaca, dan
menulis, merupakan "inti" dari pelajaran yang diajarkan di kuttab
dengan rentang usia 5 s/d 12 tahun. Sedangkan berhitung,
pendalaman bahasa, pendalaman agama, dan lainnya yang
merupakan materi tambahan/pilihan. Ini yang menjadikan bahwa
semua ilmu tambahan tadi dikembangkan dengan pondasi
pemahaman kepada Syari’at Islam yaitu Al Qur’an dan As
Sunnah/Hadist.

Izzah terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi di masa


Andalusia silam. Terlihat dari antusias para orangtua yang
mendidik anak-anaknya dirumah - rumah dengan baik, dan bagi
mereka yang dirasa ilmunya belum cukup, selain mereka juga
belajar, mereka mendukung anak-anak mereka untuk menuntut
ilmu kepada "Mu'allim Kuttab", sehingga banyak yang faqih dalam
ilmu dan menghasilkan karya serta gemilang di masa mudanya.

Kita belajar dari Andalusia yang menawan secara dzahir,


namun bathin adalah tujuan yang hakiki "Wallahu A'lam".

B A G I A N III Penutup 119


Kita berupaya untuk selalu tazkiyyatunnafs dan meluruskan
niat, agar dunia beserta tipu dayanya tidak melenakan kita.
Tawazun dalam Islam sangatlah penting. Antara ibadah, belajar,
amal, dan muamalah harus seimbang. Sehingga seorang muslim
selalu siap dan kuat dalam kondisi apapun menerima ketentuan

dari Allah kbaik berupa amanah maupun takdir.

Sebagaimana kalimat abadi Imam Malik t,

"Tidaklah dapat diperbaiki umat ini, kecuali dengan cara umat


terdahulu diperbaiki."

Pertanyaannya, pada masa siapa umat Islam paling berjaya?

Tentu saja jawabannya, pada masa Rasulullah n. Maka kita

belajar dan menjiplak dari Rasulullah n. Segala sesuatunya yang


diselaraskan dengan zaman ini, untuk kemudian kita berupaya

mewujudkan bisyaroh Rasulullah n yang akan terjadi pada

zaman ke 5 ini, yaitu : Tegaknya Khilafah 'alaa


minhaajinnubuwwah dan bebasnya Roma. Termasuk lembaga
pendidikannya (kuttab), cara mendidiknya, dan yang paling
penting kita menghadirkan ruh/semangat pendidikan keislaman
dan perjuangannya Maa Syaa Allah Tabaarakallah.

B. Saran

Dari yang telah kami simpulkan diatas, dapat kami uraikan


beberapa saran terkait masukan terhadap pendidikan saat yaitu
untuk para pendidik baik dari Guru dan Orang Tua khususnya,
serta Lembaga Pendidikan didalamnya, diantaranya:

B A G I A N III Penutup 120


1. Sebagai pendidik yaitu para orangtua dan guru, selayaknya
terus menambah keilmuan kita dengan mempelajari Sejarah
Islam melalui kitab–kitab shahih seperti: Siroh Nabawiyah, Al-
Jami' Li Syuabil Iman, Ar-Rasul Al-Mu'allim, serta kitab-kitab
ulama lainnya. Dari sanalah kita mengkaji mengenai
pendidikan sebuah generasi dalam menghadirkan kelak

generasi yang mewujudkan bisyaroh Rasulullah n sebagai

generasi yang kelak menegakkan Khilafah 'alaa


minhaajinnubuwwah dan menjadi penakluk kota Roma.

2. Seperti poin pertama, hendaknya semua ilmu umum harus


dilandasi ilmu syar’i yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.
“Qalallaah Wa Qola Rasulullaah”. Agar menambah keimanan

dan ketaatan kepada Allah ksesuai pada esensi manhaj

"Adab Sebelum Ilmu" dan "Iman Sebelum Al-Qur'an" serta


menyadarkan bahwasanya pendidikan ini sebagai bagian amal
shalih di muka bumi, sehingga lunturlah rasa haus akan
dunia/cinta dunia dan berusaha memprioritaskan akhirat
dengan menambah bekal kebaikan salah satunya melalui
pendidik.

3. Sebagai Lembaga Pendidikan yang menjadi wadah yang


memiliki visi melahirkan generasi gemilang seperti halnya
sosok Muhammad Al Fatih misalnya, hendaknya selalu
memperhatikan keterikatan 3 elemen dalam hal mewujudkan
dua hal poin di atas, yaitu mempererat hubungan antara
orang tua, guru, dan santri. Mengatasi permasalahan yang ada
seperti halnya Kuttab Al Fatih yang mengalami kendala yaitu

B A G I A N III Penutup 121


para orang tua, maka dibuatlah kajian untuk orang tua
seputar pemahaman pendidikan generasi seperti yang sudah di
tuliskan di atas. Hal itu yang membuat adanya keterikatan dan
kerjasama yang baik dalam mendidik anak (lembaga menjadi
wadahnya dan peran penuh orang tua mendidik anak di
rumah).

B A G I A N III Penutup 122


Daftar Pustaka

Refrensi Buku:

Abu Gudah, Abdul Ghani Hasan, Daurul Waqfi fii ta’ziizi


AttaqaddumAlma’rifi, Jamiah Islamiyah (Kerajaan Saudi Arabia),
1430H (2009).

Achmad Farid, Jejak Sejarah Andalusia, Yogyakarta:Checklist, 2018.

Alimin Mukhtar, Madrasah: Deskripsi Ringkas Sejarah dan Sistem


Pengelolaannya, Malang: Arrohmah, 2010.

Budi Ashari, Lc dan M. Ilham Sembodo, Modul Kuttab 1, Depok: Al


Fatih, 2012.

Dr. Muhammad 'Abdul Hamid 'Iisa, Tariikh At Ta'lim fii Andalus,


Universitas 'Ainu Syams, 1982.

Ibrahim Ali Al-Akasy, At Tarbiyah Wat Ta'lim Fii Andalus, Universitas


Yordania, 1982.

Prof. Dr. Abun Dinata, Lc. MA, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta,
2018.

Prof. Dr. Ahmad Sjalaby, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan


Bintang, 1973.

Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. AG. (ed.), Sejarah Pendidikan Islam,


Jakarta: Prenadamedia Group, 2007.

Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia,


Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.

Prof. Dr. Suwito, M.A. & Fauzan, M.A. (ed.), Sejarah Sosial
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana , 2005.

Tim Riset dan Studi Islam Mesir: Karya Dr Raghib As-Sirjani,


Ensiklopedi Sejarah Islam, Jakarta: Al-Kautsar, 2013.

Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Jakarta:


Rajawali Pers, 2012.

B A G I A N III Penutup 123


Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc, Buletin Rumaysho
Edisi #47, Yogyakarta: CV. Rumaysho, 2018.

Refrensi Online:

https://id.pinterest.com/

https://kuttabnurussalam.wordpress.com/2017/03/16/featured-
content/

Fanpage Waalid Ilham:


https://web.facebook.com/petualangan.waalid/

https://wakafbogor.com/

https://www.abanaonline.com/

https://www.kuttabalfatih.com/faq/

https://www.kuttabalfatih.com/portfolio/cabang/

Via Zoom: Kajian Ustadz Budi Ashari, Lc, “Ketika Andalusia di Tangan
Kaum Muslim”, 13 September 2020/25 Muharram 1442 H.

B A G I A N III Penutup 124


Lampiran Wawancara

1. Wawancara : Prof. Dr. Abbas Manshur Tamam, Lc. MA Dosen


Pascasarjana UIKA (Tokoh diluar KAF)

Bagaimana Menurut Ustadz, Tentang Adanya Perkembangan

Pendidikan Dari Masa Rasulullah n Hingga Saat Ini?

Kuttab sudah ada pada masa jahiliyah itu dibuktikan dengan


adanya sensus di kalangan masyarakat Arab. Pendidikan ada
bersamaan dengan adanya kebudayaan. Dan dalam pandangan

albaladuriyah meskipun sebelum Rasulullah n itu diangkat

menjadi utusan Allah k.

Apa yang disebut dengan kuttab sudah ada pada masa jahiliyah,
disebutkan bahwa di kalangan orang Quraisy yang mampu
menulis dan membaca itu ada sejumlah 17 orang dan ketika
Rasulullah hijrah ke Madinah yang bisa membaca dan menulis itu
ada 11 orang. Ini menunjukkan bahwa terjadi proses pendidikan
pada masa jahiliyah sebelum Islam yang kemudian ketika

Rasulullah n diutus oleh Allah k menjadi nabi dan rasul

maka proses pendidikan ini terjadi dengan sangat masif dan itu
menjadikan masjid sebagai basis pendidikannya. Dan pada waktu
yang bersamaan ini kemudian apa yang disebut dengan kuttab ini
juga menjadi bagian dari salah satu pilar pendidikan pada masa

B A G I A N III Penutup 125


Rasul karena itu ada dua pilar pendidikan pada masa Rasulullah

n itu yang pertama adalah masjid dan yang kedua adalah

kuttab.

Masjid itu menjadi basis pendidikan atau menjadi pilar pendidikan


khususnya untuk orang dewasa karena itu di dalam masjid itulah

Rasulullah n mengajar para sahabat berbagai disiplin ilmu

pengetahuan dalam pengertian berbagai pengetahuan. Dalam


kajian Al Quran itu membuat para sahabat mengenali berbagai
pengetahuan yang mesti mereka miliki di dalam menjalani
kehidupan ini sesuai dengan ajaran AlQuran itu terjadi di dalam
pilar pendidikan Masjid.

Pilar pendidikan kuttab yaitu terjadi untuk anak-anak untuk


pendidikan dasar, karena itu yang disebut dengan kuttab yang
jamaknya katatib adalah tempat untuk mengajarkan Al Quran
kemudian ilmu-ilmu bahasa Arab. Akan tetapi lebih fokus kepada
al-Qur'an, membaca, menulis, berhitung, menghafal, termasuk
juga termasuk imla.

Beberapa konsentrasi yang memang merupakan khas dari


pendidikan untuk masa anak-anak jadi perkembangan ilmu
pengetahuan terjadi seperti itu karena itu kuttab-kuttab itu berdiri
bersamaan dengan berapa rumah yang dijadikan oleh Rasulullah

n sebagai tempat belajar dan tentu saja juga dimasjid juga

berlanjut terjadi proses pembelajaran seperti itu.

B A G I A N III Penutup 126


Dan sampai kemudian pada masa Dinasti Umayyah istilah kuttab
ini menjadi melembaga karena itu Ibnu Mandzur menyebutkan
bahwa Istilah kuttab itu pertama kali lahir pada masa Dinasti
Umayyah meskipun sebagai sebuah proses pendidikan sudah

terjadi pada masa Rasulullah n kemudian berlanjut pada masa

berikutnya dan lebih formal yang kemudian atau pada abad ke-5
hijriah khususnya pada masa Dinasti Saljuk itu lahir pilar
pendidikan yang ke-3 yang disebut dengan Madrasah dalam
pengertian sebagai sebuah lembaga pendidikan yang resmi dimiliki
oleh pemerintah dan ini menjadi fenomena besar didalam sejarah
ketika Nizhamul Mulk dari bani Saljuk mendirikan madrasah An-
Nizhamiyah.

An-Nizhamiyah itu dinisbatkan kan kepada Nizhamul Mulk


Menteri yang cukup berpengaruh pada masa Dinasti Saljuk dan
kemudian mempelopori pergerakan pendidikan yang mempunyai
pengaruh yang sangat signifikan di dalam perjalanan sejarah dan
istilah madrasah ini lembaga pendidikan yang dibiayai oleh
pemerintah karena itu mirip dengan madrasah-madrasah negeri
sekarang ini yang mulai berkembang pada masa Dinasti saljuk.

Oleh karena itu berbicara tentang Kuttab dan Madrasah


sesungguhnya nya itu adalah perkembangan dari dua masa yang
berbeda karena kuttab itu diperuntukkan untuk pendidikan awal

kanak-kanak dan itu sudah melembaga sejak masa Rasulullah n


kemudian dikembangkan oleh Dinasti Umayyah dan konon
menurut albaladuriy sudah ada semenjak masa jahiliyah sebelum
kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapi

B A G I A N III Penutup 127


yang disebut dengan madrasah adalah fenomena baru didalam
sejarah dan itu baru muncul pada abad ke 5 hijriyah.

Masa Yang Paling Berjaya Sepanjang Sejarah Peradaban Islam


Dalam Hal Pendidikan Pada Masa Apa Ustadz?

Dapat dipastikan bahwa pendidikan yang paling produktif


didalam melahirkan sumber daya manusia, dalam melahirkan

pejuang Ilmu pengetahuan adalah pada zaman Rasulullah n, ini


masa yang generik masa yang tidak ada tandingannya karena n
itu dapat mentransformasikan dalam presentasi yang sangat besar
dari para sahabat yang belajar bersamanya kalau saya membaca
data ini begini, tahun 8 Hijriyah itu terjadi futuh Makkah itu
diikuti oleh 10.000 sahabat Rasul dipastikan bahwa tidak seluruh

sahabat Rasulullah n itu ikut dalam futuh Makkah karena

diperkirakan ada 3000 sahabat Rasul dari kalangan perempuan,


orang yang sudah uzur, atau anak-anak yang tidak ikut di dalam
perjalanan mereka menuju Makkah untuk melakukan futuh itu.

Karena itu di tahun ke-8 Hijriyah diperkirakan ada sekitar 13000

sahabat Rasulullah n yang dari Mekkah sudah tumplek hijrah ke


Madinah dan alAbbas bin Abdul Muthalib itu adalah orang
terakhir yang hijrah ke Madinah dan bertemu dengan Rasulullah

n di dalam perjalanan Rasul dari Madinah ke Mekah itu jadi

belum sempat beliau sampai di Madinah kemudian kembali lagi

ke Mekah bersama Rasulullah n di dalam proses futuh itu.

B A G I A N III Penutup 128


Setelah proses futuh, terjadi pergerakan yang sangat masif orang-
orang masuk Islam itu azwaja karena itu maka perkembangannya
sangat-sangat signifikan dan tidak bisa dibandingkan dengan
pergerakan orang masuk Islam dari mulai masa Rasul pertama kali
mendakwahkan agama ini hingga futuh makkah itu terjadi dan

karena itu tiga tahun berikutnya ketika Rasulullah n meninggal


dunia di awal awal tahun 11 hijriyah para sahabat itu sudah
berjumlah 120.000 (seratus dua puluh ribu) sahabat Rasulullah
yaitu dalam catatan Muhammad bin Sya'rawi. Jadi kalau kita
membaca data ini di dalam kaitannya dengan proses pendidikan
ini luar biasa kalau kita mengacu pada 13.000 sahabat Rasulullah

n yang mengikuti proses pendidikan bersama Rasulullah n


secara intensif, maka kita akan mengatakan bahwa hampir
keseluruhan orang yang belajar /hidup bersama Rasul kemudian
mengikuti proses Belajar jadi orang semua dalam pengertian
memiliki peran yang signifikan. Kenapa? karena kalau kita
merujuk pada jumlah sahabat yang tercatat baik di dalam ushulul
ghobah ensiklopedia yang mengkaji tentang sahabat Rasul, saya
lupa angka persisnya. Diatas 8 ribu sahabat yang ditulis oleh Ibnu
'Aqiq dan kalau kita membandingkannya dari 13.000 sahabat
yang hidup sampai tahun ke 11 hijriyah itu kan 8.000 dari 13000
itu kira-kira 62% sahabat ini adalah suatu presentase prestasi
sejarah pendidikan yang paling gemilang sebab yang ditulis itu
sahabat-sahabat yang memerankan sesuatu sehingga kemudian
dikenang dibicarakan diriwayatkan tentang peran-peran itu dan
ini menunjukkan tentang suatu capaian dari proses pendidikan
yang seandainya mereka tidak terberdayakan secara intelektual,
tidak terberdayakan secara sikap dan keterampilan, tentu saja
mereka tidak termasuk orang-orang yang dicatat di dalam sejarah.

B A G I A N III Penutup 129


Nah jadi itu adalah prestasi yang luar biasa di dalam seluruh
keseluruhan perjalanan sejarah pendidikan dalam peradaban umat
ini. Tidak akan ada proses pendidikan yang dapat menandingi

produktivitas pendidikan yang dijalankan oleh Rasulullah n.


Hanya saja sebagaimana perjalanan alaminya keilmuan yang
diterima oleh para sahabat belum menjadi disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan. Disiplin-disiplin ilmu pengetahuan baru muncul
pada masa sahabat dan tabi'in sehingga mengalami puncak dari
ilmu pengetahuan itu pada abad ke 3 hijriah.

Pertama kali yang kemudian melahirkan disiplin-disiplin ilmu


pengetahuan itu adalah kajian-kajian dari Al Quran. Maka
keilmuan yang berhubungan dengan pengkajian terhadap ayat-
ayat Al Quran itu menjadi disiplin-disiplin pengetahuan yang
pertama kali lahir di dalam sejarah Islam. Yang pertama kali lahir
dari disiplin ilmu itu ilmu bahasa pada masa Ali bin Abi Thalib

z oleh Abu Aswad Adduali kemudian berkembang sehingga

disiplin-disiplin keilmuan dalam bidang tafsir itu lahir kemudian


keilmuan di bidang hadits itu lahir demikian juga di bidang fiqh,
di bidang akhlak dan tasawwuf dan seterusnya.

Ini kelahiran ilmu pengetahuan pada masa sahabat dan tabiin


sehingga akhirnya pada abad ke 3 hijriyah ketika para ulama ahli
hadits itu berhasil mengkualifikasikan kitab-kitab haditsnya dan
kutubuttis'ah itu selesai dikualifikasikan pada abad ke 3 hijriah. Ini
merupakan puncak ilmu pengetahuan dalam Islam, karena ilmu
fiqh sudah berkembang sebelumnya ketika para pendiri madzhab
yang 4 khususnya itu sudah hadir dan mereka yang kemudian

B A G I A N III Penutup 130


melakukan teorifikasi terhadap berbagai metode keilmuan di
bidang fiqh dan keilmuan yang terkait dengan bidang fiqh karena
tentu saja alQuran dan hadits, keilmuan yang berhubungan
dengan ijtihad,

Ushul fiqh kemudian menjadi keilmuan yg berkembang. Imam As-


Syafi'i melahirkan disiplin-disiplin keilmuan ini termasuk juga
metode-metode bagaimana hadits-hadits Rasul itu diverifikasi
sehingga pada akhirnya melahirkan Imam Bukhari, Imam Muslim
dn itu lahir salah satunya karena peran Imam AsSyaafi'i. Dalam
bidang ilmu fiqh khususnya, para ulama berhutang budi pada
Imam Syafi'i karena semuanya ada catatan kaki tentang keilmuan
yang pernah dirumuskan Imam Syafi'i. Itu adalah masa-masa
kegemilangan dari pendidikan Islam dalam sejarah.

2. Wawancara: Ustadz Muhammad Bagus Abdillah - Mudir Akademi


Guru Al Fatih

Adanya Perkembangan Kuttab dari masa Rasulullah n sampai

masa setelah Rasulullah apakah suatu keniscayaan atau sesuatu


yang seharusnya tidak demikian?

Kuttab itu adalah wadahnya menuntut ilmu yang berawal dari


inspirasi utamanya adalah ketika perang Badar. Berawal dari
Perang Badar lalu menang dan ada tawanan yang tidak memiliki
harta untuk menebus dirinya. Karena kebutuhan saat itu banyak
yang belum banyak bisa membaca tetapi beriring dengan
berjalannya waktu dan munculnya Islam menguatkan bahwa pada
akhirnya mereka pun belajar Al Quran.

B A G I A N III Penutup 131


Karena Perang Badar itu hanya membaca dan menulis tapi dengan
seiringnya waktu para Ulama, Sahabat dan sebagainya disitu
mengajarkan Al-Qur'an dan seterusnya berkembang dari zaman
Sahabat ke Tabi'in hingga sekarang ini.

Perkembangan itu suatu tolak ukurnya dari Kuttab atau dari suatu
lembaga pendidikan pondasi nya adalah Taqorrub ilallah, yang
berawal dari Iqro'. Kemudian seterusnya. Bahkan ada Al katatib
Haramain karya-karya para Ulama.

Dan ada Kuttab-kuttab dengan mazhiah atau kelebihannya


masing-masing, bahkan di Afrika dan sebagainya ada yang sudah
mengedepankan bahasa. Dan ada di beberapa daerah itu
wadahnya kuttab yang memenuhi flexibilitas untuk memenuhi
kebutuhan zaman salah satunya ada di kuttab Al-Fatih. Wadahnya
itu Kuttab berdasarkan literasi yang tim sudah dipelajari dari
tahun 2006 Ustadz Budi dan teman-temannya.

Dengan literasi itu contohnya SD, mengapa bisa ada sekolah dasar
? Kalau di Barat ada High school, elementary school dan sekolah
menengah lainnya, apa sih filosofinya ? Ya itu filosofinya dari
Barat. Tapi ternyata di Islam ada Kuttab yang terinspirasi dari
Ulama kita sendiri.

Kuttab memiliki kelebihan masing-masing disetiap perkembangan


zamannya. Seperti yang kita lihat waktu Ustadz Budi di Stadium
General bahwa adab sebelum ilmu. Tapi kita berawal bukan dari
ketidak tahuan, tapi konsep besarnya itu sudah ada kita hanya

B A G I A N III Penutup 132


melaksanakannya dalam sebuah teknis pembelajaran KBM sehari-
hari, dan akhirnya Kuttab Al-Fatih, Ustadz Budi dan teman-teman
semuanya memunculkan sebagaimana hari ini. Jadi Kuttab Al-
Fatih itu memiliki filosofi yang kuat.

Perbedaan-perbedaan Kuttab di berbagai negara apakah sesuai


dengan kondisi kebutuhan wilayah masing-masing ?

Terkait dengan tahassus perbedaan hasil disetiap wilayah. Dari


setiap wilayah sudah ada ahli ilmunya sesuai kondisi rakyatnya,
bagaimana kemaksimalan pada ahli ilmu yang ada disitu.
Contohnya fatwa, fatwa yang ada di Rusia, Ulama Rusia
berkaitan dengan rakyatnya itu belum tentu tepat dilaksanakan di
Indonesia, karena Para Ulama di Rusia lebih mengetahui kondisi
real masyarakatnya.

Begitu juga dengan MUI yang keputusan atau fatwa-fatwanya


tidak bisa digunakan ditempat lain.

Jadi disetiap wilayah itu sudah ada penanggung jawab ahli


ilmunya. Begitu juga dengan kebijakan pendidikan untuk
menyelenggarakan pendidikan seperti apa kecuali bab ushul sudah
pondasi baku yang tidak bisa diubah-ubah tapi kalau masih bab
pendidikan masih sangat beresiko dan tidak ada masalah sekali
justru bisa saling melengkapi, mengajak kita untuk saling
silaturahmi.

B A G I A N III Penutup 133


Konsep Kuttab seperti apa yang cocok diterapkan saat ini di
Indonesia ?

Kembali lagi kepada ishbat ijtihad-ijtihad Ustadz Budi dan teman-


teman. Beliau-beliau ini yang sudah duduk lama dari masih belia
sejak masih kuliah. Kurang lebih tahun 2006 itu beliau suka
diskusi. Beliau membaca kitab kemudian persentasi sesama ahli
ilmu. Bukan membaca kitab sendiri lalu mengisi kajian karena itu
tidak ada antitesisnya (tidak matang). Berawal dari itu maka PR
buat ummat kita. Contohnya banyak yang mengkritisi HTI,
khilafah dan sebagainya fenomena-fenomena yang ada saat ini,
dan Pemerintah melakukan simpusi.

Jangan membiarkan masyarakat menjastifikasi. Justru orang


dibiarkan untuk ngomong di youtube, facebook di media sosial,
Ngomong masing-masing tapi Pemerintah atau Ulil Amri sekarang
tidak memberikan wadah. Karena kondisinya seperti itu akhirnya
para Guru kita membuat diskusi sendiri mendirikan solusi untuk
ummat dengan inisiatif sendiri.

Di Indonesia sendiri khususnya Kuttab Al-Fatih berdasarkan kajian


beliau, kembali lagi kepada literasi. Literasi paling shohih adalah
Al-Qur'an dan Sunnah. Berawal dari Al-Quran surat Al-Furqon: 74
ini sebagai inspirasi awalnya. Selanjutnya ada dalam Al-Quran
surat At-Tahrim: 6, kemudian surat At-Thur: 21.

Jadi yang menginspirasi Al-Fatih itu ada 4 point :


1. Menjadi Qurrata A'yun

B A G I A N III Penutup 134


2. Menjadikan Pemimpin Bagi Kamu Orang Yang Bertakwa,
3. Masuk Ke Dalam Surga
4. Dan Dijauhkan Dari Neraka.
Yang dimaksud adalah peran keluarga, ketika sudah kuat di dalam

(keluarga) setelah itu memakai visi dari hadits Rosululloh n


tentang 5 zaman.

Menurut Ustadz apakah ada pengaruhnya keruntuhan di


Andalusia (setelah masa keemasannya) dengan sistem dan konsep
pendidikan dasar atau Kuttab disana ?

Kholifah 'ala minhajil nubuwwah Zaman setelah Rosul : Abu


Bakar, Umar, Utsman , Ali dan Husein tepat 30 tahun persis yang
Rasululloh sabda kan di 41 H saidina Hasan memberikan jabatan
Khalifahnya kepada Muawiyah dan disitulah masuk mulkan
'adhon sampai dengan Turki Utsmani selesai 1924. Karena saat itu
kaum Muslimin selama masih ada Khalifah mereka seperti
memiliki payung di bumi. Tapi ketika masuk penjajahan di
Indonesia , Turki Utsmani sudah mulai sakit-sakitan dan terakhir
itu Abdul Hanif pada akhirnya tertutup lah tahun 1924 dan
menjadi Jabariyah. Dan yang terakhir ada Khalifah Murji'in yang
zaman nya itu kembali lagi ke zaman Abu Bakar, Umar, Utsman,
Ali.

PR yang diberikan Rosululloh ada 2 yaitu tentang hadits


Muslimin yang menaklukan Roma dan Konstantinopel.
Dan ternyata PR ini menginspirasi setiap umat Muslim zaman
kapan itu untuk merealisasikannya. Dengan janji "sebaik-baik

B A G I A N III Penutup 135


pemimpin adalah yang memimpin saat itu dan sebaik-baik
pasukan adalah pasukan itu"
Ternyata Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel
ditahun 1453 M, 800 tahun setelahnya.

Contohnya Aya Shopia yang sekarang sudah kembali menjadi


masjid, konsep Erdogan seperti zaman Turki Utsmani. Dan itu
memicu Ustadz Budi "masa Turki lagi?" karena setiap bangsa sudah
memiliki peran nya.

Inilah salah satu inspirasinya. Kalau kita mengajarkan dari


pendidikan sejak awal dengan landasan Al-Quran dan Sunah.
Insya Allah, Allah akan menentukan takdir-Nya. Pendidikan
adalah titik untuk memulai sebuah kebersamaan, contohnya
Muhammad Al-Fatih.

Pendidikan sebagus apapun tapi jika ruh Guru tidak ada maka
tidak akan bisa sampai ilmunya karena penyediaan SDM untuk
seorang Guru yang masih kurang.

Kapan pertama kali Kuttab Al-Fatih berdiri?

Kuttab Al-Fatih berdiri ditahun 2012. Dan Kuttab Al-Fatih bukan


Kuttab yang pertama berdiri. Yang pertama adalah Kuttab Ar-
Ruqoyyah di Riau. Tapi sekarang sudah tutup dan diganti dengan
museum.

Apakah visi misi yang ditetapkan sesuai aplikasi di lapangan?

B A G I A N III Penutup 136


Untuk aplikasi di lapangan kita sudah berikhtiar. Pendidikan
adalah bukan proses untuk menaikkan profit yang mengambil
keuntungan, karena ada peran wakaf juga didalamnya.

Sudah ada 33 Kuttab Al-Fatih di Indonesia. Salah satu visi adalah


menggunakan bahasa peradaban. Umur 5 tahun sudah diajarkan
bahasa Arab sesuai dengan kadarnya. Membiasakan anak untuk
menggunakannya kata-kata yang ringan sesuai dengan usianya.

Jika ada kendala-kendala, apa kendala-kendala itu dan bagaimana


mensiasatinya ?

Kendala-kendala kuttab Al-Fatih adalah para Orang Tua, maka


dibuatlah kajian Orang Tua. Agar Orang Tua bisa ikut bekerja
sama dalam mendidik anaknya ketika dirumah.

Apa rencana kedepannya ?


Rencana Kuttab Al Fatih adalah terus memperbaiki diri dan
sesuatu yang masih kurang. Terus semangat untuk memajukan
ummat.

3. Wawancara 4: Guru Al Qur'an via Whatsapp


Nama: Fajriyanti/ Guru Al Qur'an - Kelas Qanuni (KAF
Purwokerto)

Perwakilan Kel. 7:
Assalamu'alaykum warahmatullah
Izin mengajukan pertanyaan untuk kelengkapan makalah kami
Sebagai Guru Kelas:

B A G I A N III Penutup 137


1. Apa saja yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
2. Bagaimana penyusunan perangkat pembelajarannya?
3. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran?
4. Apa saja metode mengajar yang digunakan?
5. Bagaimana evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk santri?

Ustadzah Fajriyanti:
Guru Kelas
1. Apa saja yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
Jawab: Niat, Persiapan Ruhiyah guru, persiapan materi di
kelas, alat-alat seperti mushaf, meja, papan tulis.
2. Bagaimana penyusunan perangkat pembelajarannya?
Jawab : ini maksudnya gimana?
3. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Iman Sebelum Qur'an ( Kitabnya Ar Rasul Al Mu'allim)
Adab Sebelum Ilmu langsung Praktik
Dialog Dan Pendekatan Logika, Mengajar Lewat Kisah
4. Apa saja metode mengajar yang digunakan?
Jawab: sudah terjawab di nomer 3
5. Bagaimana evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk santri?
Jawab: Biasanya para guru di siang hari ada pertemuan
sampai sore, nah disitu biasanya kita bahas santri.
Iya yang nomer 2 penyusunan apa maksudnya. Perangkat
kelas kayak ketua kelas atau bagaimana?

Perwakilan Kel. 7:

B A G I A N III Penutup 138


Perangkat pembelajaran dari bahan, alat, media, petunjuk Nah
lebih ke pedoman yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran atau digunakan, disusunnya bagaimana teknisnya
dalam mempersiapkan yang nomer 1.
Ustadzah Fajriyanti:
Oh ya seperti itu betul.
Perwakilan Kel. 7: Guru kelas anty ..sendiri atau ada 2 orang?
Ustadzah Fajriyanti: sekelas ada 2 guru
Perwakilan Kel. 7: Gurunya guru inti dan pendamping.. atau
sama.. gitu dibagi 2 muridnya
Ustadzah Fajriyanti: Muridnya tetep ukh, cuman guru
pendamping hanya mendampingi dan membantu pas lagi repot
Perwakilan Kel. 7: Ustadzah, boleh minta info terkait jadwal
kegiatan sejak awal membersamai anak sampai pulang?
Perwakilan Kel. 7
7.15 -7.30 IKRAR Pagi (Materi normal dan diitutup pakai
dengan adab dan lainnya)
7.30-9.30 Kegiatan Kelas Al Qur’an:
-Murajaah Jama’i
-Ziyadah hafalan
-Tilawah
Kuttab Awal 1 & 2 Baghdadiyah
Kuttab Awal 3 yang sudah Al Qur’an
pakai Al Qur’an
9.30 - 9.45 Kudapan, makan snack yang dibawa orang tua
9.45 – 10.00 15 mnit kemudian Berwudhu, Sholat Dhuha
Untuk mempersiapkan kelas iman
10.00 – 12.00 Kelas Iman
Kuttab Awal 1 dan 2 pulang jam 11.30 sebelum Dzuhur

B A G I A N III Penutup 139


Kalau Kuttab Awal 3 setelah Dzuhur 11.30 atau 13.00
Qanuni jam 14.00 ada jam tambahan Al Qur’an setelahnya

4. Wawancara 5 (Guru Iman - Kelompok 7)


Nama: Ustadzah Fulanah/ Guru Al Qur'an-Kelas Kuttab Awal
(KAF Depok)

Pewawancara:
Sebagai Guru Kelas:
1. Apa saja yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran?
2. Bagaimana penyusunan perangkat pembelajarannya?
3. Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran?
4. Apa saja metode mengajar yang digunakan?
5. Bagaimana evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk santri?

Ustadzah Fulanah:
1. Mengetahui shiroh, metode atau Rasul Mu'allim dan paham
kurikulum kuttab
2. -
3. Metode berkisah dan mengetahui kebiasaan anak
4. Jika guru iman biasa menggunakan berkisah jama'i, jika guru
quran menggunakan talaqqi jama'i dan sendiri
5. Menyediakan catatan harian secara rinci mulai dari kegiatan,
pencapaian dan kejadian.

B A G I A N III Penutup 140

Anda mungkin juga menyukai