id1
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil karya sastra dalam bentuk lisan yang banyak ditemukan di Indonesia
bersama. Tradisi yang kini masih dilakukan oleh masyarakat Jawa dan
Karya sastra dibagi menjadi dua, karya sastra yang berbentuk lisan dan
karya sastra berbentuk tulis. Karya sastra berbentuk lisan merupakan bagian
dituangakandalam bentuk tulisan yang bersumber dari karya sastra lisan dan
juga bersumber dari suatu peristiwa yang terjadi. Sastra lisan juga sebagai
karya seni yang menggunakan bahasa secara lisan, yang diungkapkan dan
disebarkan dari mulut kemulut yang berisikan pesan. Karya sastra lisan juga
memiliki makna kehidupan dan nilai-nilai yang luhur seperti upacara adat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2
adat tersebut. Melalui upacara adat kita dapat melacak tentang asal usul baik
mampu mengingat seluruh isi cerita secara urut dan lengkap. Upacara
(Sangidu,2004:26).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3
gunung Lima. Bahkan masih terdapat banyak upacara serta ritual-ritual Jawa
didalam masyarakat Jawa pada era modern ini sudah mulai pudar namun pada
suatu daerah tertentu masyarakat masih sangat memegang erat tradisi spiritual
mereka. Salah satunya adalah upacara tradisional bersih desa Têtakên yang
bersih desa Têtakên, peneliti ini juga tertarik pada upacara adat, dokumentasi,
ajaran dan tradisi yang terjadi di masyarakat, dalam melakukan ritual untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4
saat ini salah satu upacara adat bersih desa adalah Têtakên didesa Mantren,
sesaji, dan napak tilas. Masyarakat di gunung Lima mengadakan upacara adat
Nilai moral yang terkandung dalam upacara adat bersih desa Têtakên
dari kata Teteki yang mendapat imbuhan an (tetekian) yang berarti bersemedi
Tirti Roso Dharmo, Netepi Dharmo dan syukuran. Upacara ini menggunakan
ubarampe yang memiliki makna simbolik baik verbal dan non verbalsebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5
versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai
1997:2).
dikelompokkan sebagai seni rakyat, seni popular, dan seni di kalangan elit.
Seni rakyat adalah yang dihasilkan dan diproduksi oleh masyarakat pedesaan
atau kalangan petani. Seni popular merupakan seni yang cenderung meniru
disesuaikan dengan tuntutan perubahan. Seni di kalangan elit (the art of the
cultural elite) adalah seni yang digolongkan untuk para pengusaha (Hauser,
1985:93), oleh karena itu seni tradisional memiliki ciri khasnya sendiri.
eksis sampai saat ini. Penelitian ini diberi judul UPACARA TRADISIONAL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6
B. RUMUSAN MASALAH
sebagai berikut:
Pacitan?
Pacitan?
C. TUJUAN PENELITIAN
sebuah penelitian, karena dengan tujuan itulah data diketahui apa yang hendak
Pacitan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7
D. BATASAN MASALAH
masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas. Nilai kultur dan kearifan lokal
dilihat dari tradisi upacara adat bersih desa dan sastra lisan pada zamannya
E. LANDASAN TEORI
1. Penelitian Sebelumnya
a. Asdsdad Wahyanto Andi Wibowo (2003) fakultas sastra dan seni rupa
Tinjauan Folklor). Ada empat fungsi yang terdapat dalam cerita rakyat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8
tahu tentang siapa nenek moyang mereka (cikal bakal) dari desa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9
nenek moyangnya atau cikal bakal dari desanya. (4) Sebagai alat
di desa Karangbener setiap orang yang akan punya kerja atau hajatan
b. Monica Arti Wijaya (2010) Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
rakyat tersebut.
c. Betha Ericka Ayu (2007) Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
untuk mendeskripsikan bentuk dan isi, serta fungsi dan nilai guna dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
d. Furqon Faroied Syahroni (2011) Fak. Sastra dan Seni Rupa UNS
tidak mengkaji tentang sisi lain dari cerita rakyat Kyai Ageng
Sutawijaya.
e. Shanti Dyah Puspa Ratri (2006) Fak. Sastra dan Seni Rupa UNS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Teori yang digunakan adalah teori folklor, karena bentuk karya sastra
rakyat.
2. Hakikat Folklor
menjadi folklor) berasal dari kata folk dan lore.Folklor menurut Danandjaja,
versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisanmaupun contoh yang disertai
(Danandjaja, 1997:2).
Folklor berasal dari kata folk (kolektif) dan lore (Danandjaja, 1997:1-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
tertentu.
ini dapat dibagi menjadi dua sub kelompok yaitu folklor material dan
jika folklor itu belum diakui dan dipercaya oleh masyarakat, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
folklor, harus mengadakan persiapan matang, jika hal ini tidak peneliti
dengan informan, maka sebagai peneliti harus jujur, rendah hati, dan tidak
bahan yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
karyatulus ini agar mendapat data yang falid seperti Babad Tanah
oleh penulis.
temurun dan jika folklor itu belum diakui atau dipercaya oleh masyarakat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
3. Upacara Tradisional
tata adat atau hukum yang diatur oleh tata adat yang berlaku dalam
tinggi adat istiadat yang ada di daerah itu sendiri.Upacara tradisional biasanya
nilai luhur yang ada di dalam upacara tradisional tersebut.Bisa kita jumpai
upacara tradisional yang ada di pulau Jawa, sudah tidak heran kalau disetiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
setiap acara tersebut, didalam upacara tradisional juga terdapat hal yang
4. Bersih Desa
bahwa manusia jadi satu dengan alam.Ritual ini juga dimaksudkan sebagai
mereka.Acara ritual bersih desa biasanya berlangsung satu kali dalam setahun.
dengan dunia gaib (perilaku keagamaan). Dalam hal ini manusia dihinggapi
oleh suatu emosi keagamaan, dan ini merupakan perbuatan keramat, semua
unsur yang ada didalamnya saat upacara, benda-benda seperi alat upacara,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
atau rangkaian tindakan terstruktur yang ditata oleh adat yang berlaku dalam
bersih desa tidak lepas dari interaksi sosial masyarakat karena interaksi sosial
dengan orang lain dan menyangkut keberhasilan suatu upacara, hal ini
masyarakat.
Cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang lahir dan berkembang
dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk relatif tetap, atau
dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang
cerita yang telah mengenal huruf atau belum. Perbedaannya dengan sastra
tulis yaitu sastra lisan tidak mempunyai naskah, jika sastra lisan dituliskan,
naskah itu hanyalah merupakan catatan dari sastra lisan itu, misalnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang lahir dan berkembang
dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk relatif tetap, atau
dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang
kolektif apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam
bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
dalam sebuah karya sasta melalui upacara adat. Cerita rakyat merupakan suatu
kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata. Cerita rakyat adalah
dunia dan warisan lokal suatu daerah. Cerita rakyat merupakan sebagian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
a. Mite (myth)
terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita, mite ditokohi oleh
para desa atau makluk setengah dewa. Mitos (mite) berasal dari
b. Legenda (legend)
c. Dongeng
terjadi mengetahui cerita dan dongen tidak terikat oleh waktu dan
tempat. Dongeng merupakan kisah atau cerita yang lahir dari hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
berikut :
perubahan dari masa ke masa, bahkan dari penutur yang satu ke penutur yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
dan waktu, antara penutur dan pendengar terjadi kontak fisik sara komunikasi
yang membedakan dari kesusastraan secara tulis. Cerita rakyat juga memiliki
a. Disebarkan secara lisan, yaitu dari mulut ke mulut, dari orang satu ke
orang yang lain yang disebarkan dari mulut ke mulut (atau dengan
secara lisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
keinginan terdalam.
h. Cerita rakyat bersifat polos dan lugu, sehingga sering kali kelihatan
atau lembaga-lembaga yang pada saat ini terus mencari, menggali dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
digunakan oleh para orang tua agar anak-anak mereka dapat belajar
9. Makna Simbolik
yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada
seseorang. Simbol atau lambang adalah sesuatu hal atau keadaan yang
Simbol ritual, ada juga yang berupa sesaji (dalam penelitian ini) sesaji
merupakan aktualisasi dari pikiran, kenginan, dan perasaan pelaku agar lebih
Sesaji juga merupakan sarana untuk beristreraksi spritual kepada hal gaib, hal
ini dilakukan agar mahluk halus diatas kekuatan manusa tidak mengganggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Pemberian makan secara simbolis kepada ruh halus, diharapkan ruh tersebut
2006 : 247). Sesaji disini yang dimaksud diantaranya adalah Tumpeng, Ayam
gnerasi berikutnya. Simbolis orang jawa dibagi menjadi tiga jenis antara lain
peristiwa penting; (2) tindakan simbolis dalam tradisi; (3) tindakan simbolis
dalam seni, tindakan simbolis dalam masyarakat jawa dominan dalam segala
masyarakat untuk menemukan nilai-nilai dalam budaya dan juga budi luhur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
F. SUMBER DATA
1. Sumber Data
tradisional bersih desa têtakên sumber data merupakan sumber dimana data
setempat termasuk juru kunci, perangkat desa, warga terpilih dan pengunjung.
têtakên dilakukan pada setiap tanggal 1 suro. Upacara tradisional bersih desa
têtakên bertujuan sebagai salah satu upacara tradisional bersih desa yang
dijadikan sebagai sala satu bentuk rasaya syukur kepada Tuhan YME atas
melakukan babad alas gunung Lima dan sebagai orang pertama yang bertapa
di gunung Lima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
dengan topik penelitian, buku yang digunakan sebagai salah satu sumber
terkait dengan objek penelitian. Setelah mendapat data primer kemudian data
2. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini juga terdapat dua jenis, yaitu primer dan
tradisional bersih desa têtakên berawal dari datangnya Kyai Tunggul Wulung
salah satu orang pertama yang melakukan babad alas di gunung Lima dan
desa têtakên dan juga menjadikan desa Mantren sebagai tempat pelaksanaan
upacara tradisional bersih desa têtakên. Alat yang digunakan untuk mencatat
data yang didapat menggunakan alat perekam, dan menggunakan alat tulis
untuk mencatat semua data yang diperlukan sebagai data gpenelitian, dan juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
dan Kamera untuk merekan semua aktifitas yang ada di dalam upacara adat
tersebut.
geber pethak. Data sekunder dalam penelitian ini adalah keterangan yang
diambil dari refrensi maupun buku – buku yang relevan dengan topik upacara
1. Lokasi Penelitian
bersih desa têtakên hingga saat ini. Desa Mantren terletark di lereng gunung
Lima, tempat ini dapat di tempuh 1 jam perjalanan dari pusat kota Pacitan.
Tempat tersebut masih cukup jauh dari keramaian kota sehingga membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
2. Metode Penelitian
cara dalam melakukan penelitian. Setiap proses penelitian yang benar dapat
suatu penelitian yang kita inginkan dan tepat sasaran dari awal hingga akhir
kalimat dan bukan ada data yang dikumpulkan sesuai dengan permasalahan
yang dibahas. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong,
dalam penelitian sehingga penelitian harus teliti agar tercapai penelitian yang
akurat dan sempurna, data yang diperoleh harus sesuai fakta yang ada
dilapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
orang yang mengetahui asal usul upacara tradisional bersih desa tetaken di
sedangkan untuk data skunder diproleh dari surat kabar, artikel, dan informasi
lisan yang berkaitan dengan penelitian ini agar mendapat data yang valid.
a. Observasi Langsung
langsung itu untuk melihat bagaimana prosesi upacara tradisional bersih desa
têtakên berlangsung atau cara upacara. Observasi ini juga dapat melihat
alat seperti kamera atau media yang dapat merekam acara tersebut, agar untuk
memudahkan penelitian.
b. Wawancara
yang ada pada kehidupan dalam suatu masyarakat, serta sebagai alat untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
informasi yang valid, dan juga jenis wawancara ini dilakukan jika sampel
yang hipotesis.
yang tidak terduga yang tak dapat kita jumpai dalam wawancara terarah
(Danandjaja, 1997:195).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Kabupaten Pacitan. Disusun dalam teks yang diperluas dalam bentuk analisis
yang diproleh.
terhadap objek kajian dalam upacara tradisional bersih desa têtakên di Desa
tidak perlu. Hasil data kemudian disajikan dalam bentuk penyajian data untuk
a. Reduksi Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
penting.
dari data-data tersebut supaya mendapat kesimpulan data yang lebih efektif.
b. Sajian Data
yang ada didalam upacara bersih desa, macam-macam sesaji yang digunakan,
serta aspek budaya dalam sajian datanya yang dapat disertai dengan
penjelasan dan foto-foto yang didapat, dari pelaksanaa upcara bersih desa agar
sudah selesai dikerjakan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi
data dan sajian data. Proses akhir penelitian ini tergantung pada kemantapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
data yang lebih lengkap dan melengkapi data yang kurang lengkap. Penelitian
dan memanfaatkan dokumen yang ada, menyimpulkan hasil data yang didapat
penarikan kesimpulan dilakukan setelah data-data pada tahap reduksi data dan
upacara pada upacara adat bersih desa dengan menghubungkan antara cerita
pementasan yang ada didalam upacara bersih desa. Apabila dirasa belum
cukup memadai dapat dilakukan pengulangan proses agar hasil yang didapat
lebih sempurna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
H. SISTEMATIK PENULISAN
sastra lisan, lokasi penelitian, bentuk penelitian, sumber data dan data
cerita rakyat Kyai Tunggul Wulung dalam upacara bersih desa têtakên di Desa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user