Anda di halaman 1dari 15

Rendry Hanifa Ak Mallyta, Hat Pujiati – Violence Beyond the utopian Society in Lois Lowry’s the Giver

UPACARA MENANAM PADI DI DESA LEMBEYAN WETAN, KECAMATAN LEMBEYAN,


KABUPATEN MAGETAN

Yollanda Wahyu Novella A


Universitas Sebelas Maret
email: yollanda.novella@gmail.com

ABSTRACT

Planting a rice plant is a farming activity done by a farmer. There are several sequences in
the process of planting a rice plant. At the time towards the harvest, a week before that the
people will be doing a ritual called Methil. Methil is a ritual of cutting a part of rice plant in
the middle of the field with carrying a basin that contain with five takir of “cok bakal”. The
result of this research is that this ceremony one as a form of petition for safety and gratitude
towards Dewi Sri. However, in this development of the era and culture and the entry of Islam
that causing many shifts in this ritual ceremony, for example this ritual was once directed to
Dewi Sri but now it is only a thanksgiving addressed to the One Almighty God as a form of
gratitude for the blessing given to them.

Keywords: farming, labuhan, methil, and cok bakal.

ABSTRAK

Menanam padi merupakan suatu kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh para
petani. Ada beberapa urutan dalam proses menanam padi. Satu minggu sebelumnya,
masyarakat melakukan ritual, yang disebut methil. Methil merupakan ritual pemotongan
padi yang ada di bagian tengah lahan dengan menggendong baskom yang berisi lima takir
cok bakal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tradisi masyarakat yang
sudah turun-menurun. Hasil utama dari penelitian adalah bahwa upacara ini dilakukan
sebagai bentuk permohonan keselamatan dan wujud rasa syukur terhadap Dewi Sri.
Namun, dalam perkembangan zaman dan kebudayaan serta masuknya agam Islam, hal ini
menyebabkan terjadinya banyak pergeseran dalam ritual upacara ini. Contoh adalah yang
dulunya ditujukan untuk Dewi Sri, tetapi sekarang ini, hal itu berupa syukuran yang
ditujukan kepada Tuhan YME.

Kata Kunci : bercocok tanam, labuhan, methil, cok bakal

105
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

PENDAHULUAN dari kebudayaan adalah perilaku


Budaya berasal dari bahasa manusia, benda-benda peralatan
Sansekerta, buddayah. Kata buddayah hidup, bahasa, religi, kesenian dan
berasal dari kata budhi atau akal dan lain sebagainya yang gunanya
daya yang berarti hasil. Manusia ditujukan untuk pemenuhan
memiliki unsur-unsur potensi kebutuhan manusia
budaya, seperti pikiran (cipta), rasa (Koenjaraningrat, 1982).
dan kehendak (karsa). Hasil dari Kebudayaan dalam suatu
ketiga unsur itu disebut kebudayaan. kelompok masyarakat dapat
Dengan kata lain, kebudayaan adalah mengalami perkembangan sesuai
hasil cipta, rasa dan karsa manusia perkembangan kebudayaan itu
dalam memenuhi kebutuhan sendiri serta masuknya kepercayaan
hidupnya. Selain itu, kebudayaan agama-agam tertentu yang membuat
dapat dipandang sebagai simbol suatu kebudayaan mengalami
kegiatan mental dan akivitas manusia pergeseran. Sebagai contohnya
(Langer, 1985, h.23, Cassier, 1989, adalah upacara menanam padi di
h.23). Desa Lembeyan Wetan kecamatan
Kebudayaan merupakan suatu Lembeyan, Kabupaten Magetan.
proses yang dilakukan secara Upacara ini merupakan salah satu
mewaris atau turun temurun. Budaya contoh dari wujud kebudayaan yaitu
merupakan suatu pola atau cara aktivitas.
hidup yang berkembang dan dimiliki Kebudayaan memiliki tiga
bersama oleh sekelompok orang atau wujud kebudayaan. Pertama adalah
masyarakat yang telah diwariskan gagasan atau wujud ideal.
dari generasi-generasi sebelumnya. Kebudayaan seperti ini berbentuk
Kebudayaan selalu dimiliki oleh kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
setiap masyarakat. norma-norma, peraturan, dan
Kebudayaan meliputi ide atau sebagainya yang bersifat abstrak
gagasan yang terdapat dalam pikiran tidak dapat diraba atau disentuh.
manusia, sehingga apabila dilihat dari Wujud kebudayaan ini terletak di
sisi tersebut kebudayaan bersifat dalam pikiran manusia atau
abstrak. Perwujudan atau visualisasi masyarakat.

106
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

Kedua adalah aktivitas atau (aktivitas). Sebagai hasilnya,


tindakan. Kebudayan yang berbentuk kebudayaan ini menghasilkan suatu
seperti ini merupakan suatu tindakan karya (artefak) oleh manusia atau
yang berpola dari manusia dalam masyarakat tersebut.
masyarakat itu. Wujud dari Proses menanam padi yang
kebudayaan ini terdiri dari aktivitas- dilakukan oleh masyarakat di Desa
aktivitas manusia yang saling Lembeyan Wetan, Kecamatan
berinteraksi, mengadakan kontak, Lembeyan, Kabupaten Magetan masih
serta bergaul dengan manusia lainnya mengikuti kebiasaan masyarakat
menurut tata kelakuan yang ada terdahulu yang bersifat mewaris
dalam masyarakat tersebut. kepada keturunannya di wilayah.
Ketiga adalah benda-benda atau Upacara ini dilakukan dengan
karya, wujud kebudayaan fisik yang beberapa tahap ritual upacara pada
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan. saat sebelum proses penanaman padi
Kebudayaan yang seperti ini meliputi hingga selesai panen. Ritual tersebuat
semua karya manusia dalam dimulai dari labuhan, mburat hingga
masyarakat baik berupa benda-benda methil. Prosesi itu masih dilakukan
atau hal-hal yang dapat diraba, oleh sekelompok masyarakat di
dilihat, dan didokumentasikan. Ketiga daerah tersebut. Ritual upacara
wujud kebudayaan tersebut sangat tersebut dilakukan sebagai bentuk
erat kaintannya. Wujud ideal permohonan dan wujud rasa syukur
mengatur dan memberi arah kepada terhadap Dewi Padi yang dikenal
perbuatan atau tindakan dan karya dengan sebutan nama Dewi Sri.
manusia. (Koenjaraningrat, 1979, Namun, dalam perkembangan
h.186-188). zaman dan masuknya agam Islam,
Dalam kehidupan masyarakat, keadaan itu menyebabkan terjadinya
wujud kebudayaan yang satu dengan banyak pergeseran dalam ritual
yang lainnya tidak dapat dipisahkan. upacara ini. Sebagai contohnya
Sebagai contoh adalah wujud adalah ritual ini yang pada awalnya
kebudayaan ideal. Kebudayaan ini ditujukan untuk Dewi Sri. Namun,
mengatur dan memberi arahan sekarang ini, hal itu hanya berupa
kepada wujud kebudayaan tindakan syukuran atau selamatan di rumah

107
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

yang ditujukan kepada Tuhan YME. lingkungan sosial dalam mana


Ritual itu diartikan sebagai wujud peneliti harus melakukan komunikasi
rasa syukur atas berkah yang secara langsung dan mendalam
diberikan kepada mereka. Hal inilah dengan orang-orang atau suatu
merupakan pergeseran kebudayaan kelompok masyarakat di wilayah.
upacara menanam padi di Desa Penelitian ini dilakukan dengan cara
tersebut. Pergeseran tersebut, tradisi melakukan komunikasi secara
masyarakat di Desa Lembeyan, langsung dengan beberapa
menarik untuk diangkat sebagai tema masyarakat petani di Desa Lembeyan
penulisan ini. Pergeseran itu Wetan, Kecamatan Lembeyan,
menunjukkan sebagai kontradiksi. Kabupaten Magetan.
Penelian ini dilakukan melalui
TEORI DAN METODOLOGI beberapa tahapan yaitu sebagai
Penelitian ini menggunakan berikut: Studi Literatur, metode ini
metode penelitian kualitatif sehingga dilakukan sebagai tahap
mneghasilkan data yang deskriptif. pengumpulan data awal seperti teori-
Metode kualitatif digunakan untuk teori yang diperlukan berkaitan
mengungkap makna atau pengalaman dengan subjek penelitian.
budaya sosial yang tidak dapat Pengumpulan data ini guna untuk
dihitung secara matematis mendukung konsep atau ide gagasan
menggunakan angka atau numerik. yang menjadi topik penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sehingga memperkuat gagasan yang
menyesuaikan yang terjadi di dimunculkan.
lapangan dan mengacu pada subjek Wawancara, metode ini
yaitu orang-orang, komunitas, atau dilakukan dengan melakukan
masyarakat yang dijadikannya komunikasi secara langsung kepada
sebagai sumber informasi (Sugiyono bebrapa masyarakat Desa Lembeyan
dalam Basid dan Imaduddin, 2017, Wetan, Kecamatan Lembeyan,
h.119). Kabupaten Magetan, khusunya petani
Peneliti sendiri merupakan yang masih melakukan tradisi methil.
bagian terpenting dari riset ini. Menurut bapak Sumardi, “tradisi
Peneliti harus beradaptasi dengan methil masih sering dilakukan oleh

108
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

bebrapa petani di desa ini, dilakukan Dokumentasi, dokumentasi


seminggu atau beberapa hari diperlukan sebab digunakan untuk
menjelang panen. Namun, pergeseran mengabadikan suatu fenomena
sangat tampak di mana hanya tersisa budaya tradisi menanam padi di Desa
ritual membagikan nasi bungkus Lembeyan Wetan, Kecamatan
daun jati secara langsung ke tetangga Lembeyan, Kabupaten Magetan ini.
melalui acara selamatan di rumah Dokumentasi dilakukan dengan
pemilik sawah atau diletakkan di mengambil foto secara langsung pada
beberapa sudut bagian sawah yang lokasi penelitian dan juga mengambil
nantinya akan diambil oleh warga dari smber-sumber lain seperti buku-
dengan istilah nyurut” (10 Juli 2015). buku atau gambar-gambar di internet
Observasi, metode observasi sangat dan lainnya yang berkaitan dengan
diperlukan, yaitu peneliti melibatkan topik yang diangkat.
dirinya mengamati secara langsung Teknik analisis data, analisis
prosesi tradisi tersebut. Pengamatan data dilakukan denga cara
itu dilakukan mulai dari kebiasaan- menggolongkan, mengurutkan,
kebiasaan masyarakat menjelang mengarahkan dan menyeleksi
ataupun saat panen tiba dan informasi dari beberapa sumber baik
kebiasaan setelah panen. Observasi itu narasumber ataupun dari media
ini meliputi pengamatan tahap awal cetak atau internet. Selanjutnya,
menanam padi, yakni penanaman penyajian data dilakukan dengan
benih padi hingga memindahkan ke menyusun informasi-informasi
lahan sawah. Selanjutnya, tersebut, hingga penarikan
pengamatan sampai menunggu panen kesimpulan. Hal tersebut dilakukan
tiba hingga persiapan memasak untuk memecahkan inti
untuk selamatan methil. Pengamatan permasalahan atau hasil
ini merupakan pengamatan dari permasalahan agar mudah
jalannya tradisi menanam padi di memahami fenomena yang sedang
Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan terjadi berdasarkan pemahaman
Lembeyan, Kabupaten Magetan terhadap sumber-sumber
tersebut hingga menemukan data informasinya (Ratna, 2010).
yang valid. Penarikan kesimpulan dilakukan

109
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

untuk menemukan jawaban atau tersebut yang terdapat dalam


kesimpulan atas permasalahan yang berbagai variasi dan perbedaan. Hal
timbul melalui proses yang dilkaukan itu terlihat dalam tradisi seperti tata
dengan menguji kebenaran dan cara berbahasa atau dialek, tata cara
kecocokan data yang diperoleh dari atau teknis dalam beberapa kegiatan.
narasumber, buku-buku, internet dan Di dalam urusan berbahasa di
lainnya. wilayah-wilayah tersebut, ada dua
macam ragam bahasa yaitu bahasa
HASIL DAN PEMBAHASAN Jawa Ngoko dan Krama. Kedua
Kebudayaan Jawa dalam macam bahasa tersebut dapat
Masyarakat Jawa Timur dijadikan sebagai penanda identitas
Daerah kebudayaan di wilayah usia, derajat dan status sosial
Jawa meliputi beberapa bagian, yakni seseorang. Di dalam kedua bahasa
bagian Timur dan Tengah pulau Jawa. tersebut masih terdapat berbagai
Daerah-daerah tersebut antara lain macam bahasa khusus untuk
adalah wilayah Banyumas, Kedu, dipergunakan sebagai alat
Yogyakarta, Surakarta, Madiun, komunikasi terhadap orang yang
Malang, dan Kediri. Daerah-daerah balum dikenal, sebaya/seumuran,
tersebut sering disebut dengan sesepuh dan yang lainnya sesuai
wilayah kejawen. Sementara, daerah umur dan derajatnya dalam
yang lainnya seperti Pantai Selatan, masyarakat (Koenjaraningrat, 1970,
Bali dan beberapa daerah di luar h.322-323).
daerah yang tersebut dinamakan Pulau Jawa memiliki banyak
daerah pesisir dan ujung Timur tradisi kebudayaan dengan pusat
(Koenjaraningrat, 1970, h.322). kebudayaan kejawen di wilayah Jawa
Ada dua wilayah luas dari Tengah yaitu Surakarta dan Daerah
Kerajaan Mataram sebelum terpecah Istimewa Yogyakarta. Ada berbagai
pada tahun 1755 yang tertera dalam perbedaan pada kebudayaan yang
Perjanjian Giyanti, yakni Yogyakarta tersebar di seluruh Pulau Jawa.
dan Surakarta. Keduanya merupakan Misalnya, dialek masyarakat Sunda
pusat dari kebudayaan Jawa tersebut. berbeda dengan dialek masyarakat
Ada beberapa wilayah dari kejawen Surakarta. Hal serupa berlaku bagi

110
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

tradisi kebudayaan lainnya, seperti pupuk kandang jika musim kemarau.


tata cara adat pernikahan masyarakat Sebab, apabila pada musim rendeng
di Pulau Jawa, tata cara bercocok atau penghujan, hal itu akan
tanam dari mulai jenis tanaman menyebabkan tanaman mudah
sampai cara pengolahan tanah. Jadi, busuk. Tanah sawah yang sudah
hal ini cukup sulit untuk menjelaskan diberi pupuk tersebut kemudian
atau menguraikan secara detail dan didiamkan lagi selama satu minggu
benar tentang kebudayaan di Pulau sambil diberi genangan air. Setelah
Jawa. satu minggu, sawah tersebut dibajak
sekali lagi agar air dan pupuk dapat
Proses Penanaman Padi di Desa meresap sampai merata ke dalam
Lambeyan Wetan tanah. Kemudian, sawah tersebut
Menanam padi pada umunya dibajak lagi. Setelah selesai, tanah
dilakukan di wilayah pedesaan. sawah tersebut siap untuk ditanami
Prosesi ini dimulai dari membajak padi.
(luku) sawah yang akan digarap. Hal Sebelumnya, para petani
ini dilakukan untuk membalik tanah sudah menyiapkan bibit padi yang
agar mudah dicangkul. Setelah itu, terlebih dulu disebar dan disemai
tanah didiamkan selama satu minggu. dalam persemaian padi (pawinihan).
Selanjutnya, tanah diolah dengan Untuk tujuan tersebut, bibit padi yang
menggunakan alat yang dinamakan akan ditanam harus bibit pilihan.
garu, gunanya untuk meratakan dan Butiran padi yang dipilih adalah butir
agar tanah menjadi lunak yang padi yang dalam keadaan sudah
dibantu oleh pengairan. Setelah tumbuh atau masih melekat pada
selesai dibajak, tanah diberi pupuk batangnya. Tahap pengerjaan
dari dedaunan. Akan tetapi, sekarang memilih bibit padi tersebut oleh
ini, pupuk itu diganti dengan pupuk masyarakat Jawa dinamakan
kimia atau buatan pabrik yang nglinggori atau ditapeni.
berwarna hitam. Jika pemumopukan Kemudian, batang padi yang
menggunakan pupuk kimia, tanah berisi butir-butir padi tersebut
tersebut cukup didiamkan selama dipotong. Butir padi yang dipotong
semalam. Mereka akan menggunakan haruslah butir padi yang “sedang”,

111
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

yakni tidak muda dan tidak tua. dan nilai dasar dari kebudayaan Jawa
Potongan-potongan tersebut diikat (dan Indonesia). Hal ini dilakukan
dalam beberapa ikatan (untingan). untuk mengatasi semua kesulitan
Untingan-untingan tersebut dijemur ekonomi (Denys Lombard, 2005,
selama sehari. Selanjutnya, butir- h.89). Selama dalam
butir padi itu ditanggali dan pertumbuhannya, tanaman padi yang
dimasukkan ke dalam bakul besar, masih muda tidak hanya dibiarkan
yang disebut tenggok. Bakul tersebut begitu saja, melainkan perlu dirawat
direndam air selama sehari semalam. dan dijaga agar tidak ada tumbuhan-
Kemudian, bakul ditutup daun pisang tumbuhan liar yang merusaknya.
sampai dua sampai tiga hari. Setelah Oleh karena itu, ada tahap yang
lima belas sampai tiga puluh hari disebut dengan mematun. Mematun
dalam persemaian, benih padi merupakan pekerjaan membersihkan
tersebut baru bisa dipindahkan ke rumput-rumput yang tumbuh disela-
sawah. Pemindahan tunas batang sela tumbuhan padi.
padi tersebut dinamakan ndaut Setelah tanaman padi tersebut
(Koenjaraningrat, 1970, h.327-328). sudah berumur, tibalah saatnya, padi
Biasanya, pada tahap tersebut dirit atau dipotong dengan
pengerjaan pemindahan tunas batang menggunakan arit (semacam pisau
tersebut, pemilik sawah tidak berbentuk bulan sabit) kira-kira lima
seorang diri menanam padi di semua centimeter dari permukaan sawah.
lahan miliknya. Akan tetapi, pemilik Kemudian, potongan-potongan padi
sawah tersebut meminta bantuan tersebut dibawa ke tengah sawah. Di
kepada warga terdekat sedikitnya sana, ada mesin herek atau
tiga orang. Hal ini tergantung dengan penggilingan padi untuk memisahkan
jumlah luas lahan yang dimiliknya, gabah dengan damen (jerami).
untuk membantu menyebar atau Gabah adalah butiran beras
menanam benih batang padi. Hal ini yang masih berada di dalam kulitnya.
juga merupakan suatu tradisi gotong Jerami adalah batang padi. Kemudian,
royong. damen atau jerami tersebut ditumpuk
Pada zaman Soekarno, gotong di sawah lalu digunakan sebagai
royong diangkat sebagia semboyan pakan ternak, alas peternakan

112
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

maupun alas hasil pertanian. Gabah Sebagaimana pengertian


ditapeni hingga bersih dengan sistem nilai budaya, hal ini
tampah besar. Lalu, gabah merupakan tingkat tertinggi dan
dimasukkan ke dalam karung. paling abstrak dari adat istiadat.
Biasanya, mereka akan membawanya Karena suatu sistem nilai budaya, hal
pulang ke rumah untuk diler atau tersebut merupakan konsep-konsep
diletakkan di lantai agar tidak lembab yang ada di dalam pikiran manusia.
dan jamuran. Setelah beberapa hari Tentu saja, hal tersebut dianggap
dijemur di bawah terik matahari, bernilai, berharga, dan penting
gabah tersebut ditutu atau digiling sehingga dapat dijadikan sebagai
untuk memisahkan padi dari pedoman atau arah kehidupan suatu
gerambut (kulit beras) (wawancara masyarakat (Koenjaraningrat, 1979,
dengan Sumardi, 55 tahun, pada h.190). Setiap individu, sejak kecil
tanggal 10/06/2015). sudah dibekali dengan kebudayaan
yang hidup di masyarakatnya. Hal
Prosesi Ritual Penanaman Padi di tersebut sudah berakar dalam pikiran
Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan melalui pengalamannya sejak kecil di
Lembeyan, Kabupaten Magetan dalam masyarakatnya.
Upacara menanam padi di Desa Lembeyan merupakan
Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan salah satu desa di Kapubaten
Lembeyan, Kabupaten Magetan ini Magetan, yang sebagian
merupakan salah satu contoh dari masyarakatnya bermata pencaharian
wujud kebudayaan. Dia adalah sebagai petani. Akan tetapi, desa itu
aktivitas yang merupakan suatu mempunyai semacam tradisi upacara
tindakan yang dilakukan oleh dalam proses penanaman padi.
sekelompok masyarakat di daerah Upacara ritual tersebut dilakukan di
tersebut. Hal itu dilakukan dengan sebelum dimulai tahap penanaman
berdasarkan pengalaman dan padi. Upacara tersebut, dulunya,
pembelajaran yang mereka dapatkan digunakan sebagai bentuk
dari masyarakat terdahulu di daerah permohonan kepada dewata.
tersebut. Sama seperti proses
penanaman padi pada umumnya,

113
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

winih atau bibit padi disemai pada Kemudian, berdasarkan cerita rakyat
persemaian padi (pawinihan). Proses Dewi Sri di daerah Jawa Tengah,
ini oleh masyarakat tersebut masyarakat juga percaya apabila ada
dinamakan labuhan. Labuhan adalah ular sawah masuk ke dalam rumah.
istilah untuk memulai proses Hal itu berarti suatu petanda bahwa
penanaman padi dengan meletakkan sawahnya akan memberikan hasil
satu takir. Takir itu terbuat dari daun atau rejeki yang baik
pisang yang berisi satu butir telur (http://ceritarakyatnusantara.com).
mentah, irisan kelapa yang sudah Setelah kira-kira satu bulan,
dipisahkan dari tempurungnya, sawah tempat persemaian tersebut
kemiri, dan tiga macam bunga dari dibajak atau diluku. Proses
bunga tujuh rupa. Takir tersebut pemberian pupuk dilakukan setelah
dinamakan cok bakal. Kemudian, cok meratakan tanah dengan garu dan
bakal diletakkan pada tulakan air diberi genangan air. Setelah kira-kira
pertama. Tulakan air adalah aliran tunas padi sudah tumbuh, proses
irigasi. selanjutnya adalah ndaut. Ndaut
Cok bakal tersebut merupakan adalah proses pemindahan tunas padi
sesaji yang dulunya ditujukan sebagai ke tanah yang sudah digarap. Sampai
bentuk permohonan keselamatan dan tahap ini, prosesi itu belum ada ritual
keberkahan kepada yang mereka lagi.
sebut Dewi Padi. Dewi Padi Akan tetapi, pada tahap
merupakan Dewi Kesuburan yang selanjutnya, tandur winih atau
dipanggil dengan sebutan nama Dewi menanam tunas padi tersebut
Sri. dilakukan di area lahan masyarakat
Dewi Sri merupakan seorang di wilayah tersebut. Hal ini dilakukan
putri dari seorang raja yang bernama dengan meletakkan satu buah cok
Prabu Mahapunggung. Hal ini diakui bakal. Benda itu diletakkan di
oleh masyarakat Jawa sebagai tulakan air pertama, tempat
lambang kemakmuran dan dimulainya menanam tunas padi
kesuburan. Dewi Sri juga diyakini pertama kali. Setelah kiranya
sebagai sosok suci yang mengatur tanaman padi tersebut sudah tumbuh
kesejahteraan manusia di bumi. atau berumur 20 hari, ada tanaman

114
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

liar yang tumbuh di sekitar tanaman tangkai bulir padi dipotong satu
padi. Mereka akan membersihkannya persatu. Proses ini memakan banyak
(wawancara dengan Pauji, 56 tahun, pekerjaan dan waktu. Namun,
12/06/2015). keuntungan yang didapat berbeda
Setelah itu, jika batang padi dengan menggunakan arit. Dengan
sudah mulai bergerombol atau ani-ani, semua batang tidak ikut
batang padi sudah berisi, biasanya terpotong.
mereka akan membuat rujak dari Dengan demikian, bulir yang
berbagai jenis buah, seperti jeruk belum matang tidak ikut terpotong.
bali, kedondong, mangga, dan lain Selain lima takir cok bakal, di dalam
sebagainya serta dengan tambahan baskom yang digendong, ada juga
kunyit dan jahe. Rujak tersebut pisang dan kendi. Mereka mengambil
kemudian disebar ke seluruh padi yang paling tua dengan jumlah
permukaan lahan yang ditanami padi. sesuai hari methil-nya. Sebagai
Tujuannya adalah agar diberkati dan contohnya adalah hari Kamis Pon,
terbebas dari hama. Apabila padi dengan jumlah neptu lima belas. Hal
sudah mulai berbunga, biasanya itu dihitung sebagai berikut, yakni
masyarakat di Desa Lembeyan hari Kamis memiliki angka delapan
menyebutnya dengan istilah mburat. dan Pon memiliki angka tujuh. Jumlah
Petani pun menunggu tanaman padi seluruhnya adalah lima belas
tersebut hingga muncul butiran padi dikalikan dua, yakni jumlah inilah
muda yang disebut byah. Mereka yang akan dipotong.
menunggu hingga padi menguning. Jumlah neptu tersebut
Ketika padi sudah muncul atau dikalikan dengan dua. Hal ini
tanda-tanda siap untuk dipanen, satu merupakan simbol bahwa padi itu
minggu sebelum panen, mereka akan ada laki-laki dan perempuan. Padi
melakukan ritual upacara methil. yang dipotong kemudian dibawa
Ritual ini adalah pemotongan padi pulang ke rumah dan disimpan di
dengan ani-ani yang ada di tengah tempat yang aman. Sebelum pulang
sawah. Mereka menggendong ke rumah, cok bakal diletakkan di
baskom yang berisi lima takir cok setiap tulakan air dari pertama
bakal. Dengan menggunakan ani-ani, hingga habis cok bakal tersebut.

115
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

Merka juga menancapkan daun janur wilayah termasuk di Desa Lembeyan,


dan andong bersamaan dengan cok ada beberapa pergeseran pada
bakal. Pada saat membawa pulang upacara menanam padi di Desa
padi yang dipotong tadi, kendi dan Lembeyan, Kecamatan Lembeyan,
pisang juga dibawa. Kabupaten Magetan. Pergeseran
Pisang tersebut digunakan budaya tradisi methil di desa tersebut
untuk selamatan di rumah bersama sangat berbeda. Perbedaan itu dapat
tetangga. Pemilik rumah akan dilihat dari yang dulunya begitu
membungkus lima bungkus nasi banyak tata urutan tradisi dari awal
dengan menggunakan daun jati atau mulai tanam hingga panen. Namun,
daun pisang. Lalu, benda itu kini ritual selamatan hanya dilakukan
diletakkan di setiap tulakan air pada saat menjelang panen dengan
pertama dan seterusnya hingga selamatan bersama beberapa orang
bungkusan tersebut habis. Hal itu saja di rumah. Lalu, mereka
merupakan sedekah dari pemilik meletakkan nasi bungkus yang berisi
sawah. Pada saat penentuan hari lauk-pauk selamatan seperti telur
untuk methyl, mereka juga akan rebus, bothok dan sebagainya.
menghindari hari ringkel. Apabila
mereka menemukan hari ringkel pada
saat seminggu sebelum panen, panen
juga akan ditunda. Hari ringkel
merupakan hari yang dianggap
buruk. Hari tersebut tidak baik
apabila tetap dilakukan ritual methil
(wawancara dengan Pauji, 56 tahun,
12/06/2018). Gb.1. Nasi bungkus dari daun Jati, yang berisi
nasi, telur, bothok, kulupan (dedauan rebus
dan sambal kelapa parut), tahu atau ayam
Pergeseran Akibat Pengaruh kuah kuning. (Sumber Dokumentasi:
Yollanda Wahyu N. A., 2017)
Agama dan Perkembangan Zaman
Seiring dengan berkembangnya
kebudayaan masyarakat Jawa dan
masuknya ajaran Islam di banyak

116
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

melibatkan banyak warga agar


pengerjaannya tidak memakan
banyak waktu.

Gb.2. Penampakan isi nasi bungkus methil


yang biasanya ditaruh di beberapa sudut
sawahnya. (Sumber Dokumentasi: Yollanda
Wahyu N. A., 2017)

Gb.4. Proses Panen, Ngerit.


(Sumber Dokumentasi: Yollanda Wahyu N. A.,
2017)
Pergeseran lainnya juga
terletak pada kepercayaan mereka.
Dahulu, segala bentuk ritual yang
mereka lakukan ditujukan kepada
Dewi Sri. Saat ini, masyarakat di desa
tersebut cukup melakukan selamatan
di rumah bersama tetangga terdekat
sebagai bentuk rasa syukur atas
berkah dan kelancaran yang
Gb.3. Nasi yang dibungkus dengan kertas nasi
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
yang dibagikan ke tetangga.
(Sumber Dokumentasi: Yollanda Wahyu N. A., Hal itu dilakukan dengan
2017)
membagikan sedekah yang berupa
Kemudian beberapa hari setelah itu, bungkusan nasi langsung kepada
ritual selanjutnya dilakukan proses
tetangga. Meskipun begitu, masih ada
panen seperti biasanya. Namun, hal
sekelompok masyarakat yang
itu tidak ada cara khusus atau ritual
megikuti tradisi upacara penanaman
khusus untuk mengawalinya. Dalam
padi tersebut.
proses panen, biasanya, warga yang
memiliki sawah luas atau terdiri dari
beberapa petak. Prosesi itu akan

117
Haluan Sastra Budaya, Volume 2, No. 1 Juni 2018

SIMPULAN bersifat ritual seperti kepada siapa


Kebudayaan merupakan mereka menunjukkan rasa syukur
sesuatu yang mewaris dan diperoleh dan alat yang mereka gunakan pada
dari kebiasaan-kebiasan yang saat memanen. Tahapan ritual sangat
dilakukan oleh masyarakat. sangat besar pergeserannya. Namun,
Kebudayaan sudah tertanam dalam di samping itu, secara tidak langsung,
pikiran sejak individu tersebut masih ada perkembangan tradisi baru dari
kecil. Kebudayaan Jawa merupakan upacara menanam padi yang
kebudayaan yang mengikuti dilakukan oleh suatu kelompok di
perubahan. Denys Lombard wilayah desa tersebut. Hal ini
mengatakan bahwa ada tiga alasan didorong oleh perkembangan
mengapa sulit untuk kepercayaan atau agama, ilmu, dan
mendeskripsikan kebudayaan Jawa. teknologi. Kesimpulan ini serupa
Hal ini dikarena kurangnya dengan tulisan dari Sari (2017)
monografi lokal, ketidaksinambungan mengenai tradisi selamatan kematin
sumber-sember dan masalah di Desa Jaweng Kabupaten Boyolali.
pertanian di Jawa terus bermunculan.
Ada beberapa faktor yang DAFTAR PUSTAKA
Basid, A. dan Imaduddin, M.F. (2017).
mempengaruhi pergeseran suatu
“Ideologi Cinta dalam Cerpen
kebudayaan dan tradisi pada suatu Dalam Perjamuan Cinta Karya
Taufik Al-Hakim: Kajian
masyarakat. Hal itu diantaranya
Strukturalisme Genetik” dalam
adalah perkembangan zaman dan Haluan Sastra Budaya, Jurnal
Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora,
masuknya agama-agama tertentu.
Vol. 1 No.2, Desember 2017,
Sebagai contoh adalah upacara pp. 115-129
Cassirer, E. (1989). An essay on man,
penanaman padi di Desa Lembeyan,
an introduction to philosophy
Kecamatan Lembeyan, Kabupaten of human culture. New Haven:
Connectient University Press
Magetan. Tradisi di daerah itu telah
Koenjaraningrat, et.al. (1970).
mengalami pergeseran akibat kedua Manusia dan kebudayaan di
Indonesia. Yogyakarta.
faktor tersebut.
Koenjaraningrat. (1979). Pengantar
Kebudayaan dan tradisi yang ilmu antropologi. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
ada di desa tersebut mengalami
Koenjaraningrat. (1982).
pergeseran dalam hal bagian yang Kebudayaan, mentalitas dan

118
Yollanda Wahyu Novella A – Upacara Menanam Padi di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lambeyan,
Kabupaten Magetan

pembangunan. Jakarta: PT Humaniora pada Umumnya.


Gramedia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Langer, S. (1985). “Discursive and Sumber Data
presentational form” dalam
Semiotic an introduction Sumardi, warga Desa Lembeyan
anthology. Roberth E. Innis Wetan, Kecamatan Lembeyan,
(ed.). Bloomington: Indian Kabupaten Magetan.
University Press Wawancara dilakukan pada
Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: silang tanggal 10/06/2015 08:00
budaya bagian III: warisan WIB dan 20/06/2015 17:00
Kerajaan-kerajaan konsentris. WIB
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Pauji, petani warga Desa Lembeyan
Utama. Wetan, Kecamatn Lembeyan,
Sari, D.A.A. (2017). “Selametan Kabupaten Magetan.
kematian di desa Jaweng Wawancara dilakukan pada
kabupaten Boyolali” dalam tanggal 12/06/2015 14:00
Haluan Sastra Budaya, Jurnal WIB.
Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora, http://ceritarakyatnusantara.com/id
Vol. 1, no. 2 Desember 2017, /folklore/267-dewi-sri-dewi-
pp. 147-161 kesuburan# diakses hari Jumat 27
Ratna, N.K. (2010). Metode Penelitian Mei 2015, pukul 14.45 WIB.
Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

119

Anda mungkin juga menyukai