Penulis
1
Elly Zakki Muamar, 2Najlah Qonita ummi Khauro’, 3Rizki Ayu Lativah, 4Raden Muhammad
Zaidan Zhafran
Prodi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta
1
20107010132@student.uin-suka.ac.id, 220107010133@student.uin-suka.ac.id,
3
20107010135@student.uin-suka.ac.id, 420107010139@student.uin-suka.ac.id
Abstrak
Tradisi ruwahan yang bertujuan untuk mengenang, mendo’akan para leluhur yang
telah meninggal dan tolak bala’ pada bulan sya’ban atau ruwah dalam kalender jawa telah
menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Dusun Mutihan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai tradisi ruwahan
yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Mutihan dan membahasnya dari perspektif Psikologi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara kepada tokoh
agama di Dusun Mutihan. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dalam
perspektif Psikologi, tradisi ruwahan merupakan proses belajar sosial karena dilestarikan
secara turun-temurun dan terjadi interaksi sosial dalam bentuk kerja sama, dimana
masyarakat Dusun Mutihan saling bergotong royong. Dengan demikian, tradisi ruwahan
menjadi salah satu bentuk perilaku Prososial, dimana pihak tuan rumah mengundang para
tetangga dan kerabat dalam rangka bersedekah tanpa mengharapkan imbalan.
Kata Kunci : Tradisi, Ruwahan, Psikologi, Interaksi Sosial.
Abstract
The ruwahan tradition which aims to remember, pray for ancestors who have died and
reject reinforcements in the month of Shaw'ban or ruwah in the Javanese calendar has
become a tradition that has been passed down from generation to generation by the people
of Mutihan Hamlet. The purpose of this study is to provide information about
the ruwahan tradition carried out by the people of Dusun Mutihan and discuss it from a
psychological perspective. This study used a qualitative approach by interviewing religious
leaders in Mutihan Hamlet. The results obtained in this study are from a psychological
perspective, the ruwahan tradition is a social learning process because it is preserved from
generation to generation and there is social interaction in the form of cooperation, where the
people of Dusun Mutihan work together. Thus, the ruwahan tradition becomes a form of
prosocial behavior, in which the host invites neighbors and relatives to give alms without
expecting anything in return.
Keywords : Traditions, Ruwahan, Psychological, Social Interaction.