Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tidak ada penyebab universal Gangguan TMJ (Temporomandibular
Disorder/TMD). sebagian besar faktor yang dibahas dalam bagian ini tidak
terbukti sebagai penyebab, tetapi terkait dengan TMD. Faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya TMD disebut initiating factors (faktor inisiasi),
faktor yang meningkatkan risiko TMD disebut predisposing factors (faktor
predisposisi), dan faktor yang mengganggu penyembuhan atau meningkatkan
perkembangan TMD disebut perpetuating factors (faktor abadi). Dalam
keadaan yang berbeda, faktor individu dapat melayani salah satu atau semua
peran ini. Tidak ada faktor etiologi tunggal atau model teoritis unik yang
dapat menjelaskan permulaan TMD. Selain itu, ada faktor anatomis, sistemik,
patofisiologis, dan psikososial lain yang berkontribusi cukup untuk
mengurangi kapasitas adaptif sistem pengunyahan dan menyebabkan TMD.
Klasifikasi gangguan temporomandibular berdasarkan kriteria
diagnostik (DC/TMD) terdiri dari 4 poin utama yaitu; 1) TMJ
Disorders/gangguan TMJ, 2) Masticatory Muscle Disorders/gangguan otot
mastikasi, 3) Headache Disorders/gangguan sakit kepala, 4) Assosiated
Structure/struktur terkait.
Nyeri umumnya bervariasi, rasa sakit dapat terjadi ketika melakukan
aktivitas fungsional seperti mengunyah, menelan, dan berbicara, selain itu
dapat muncul secara spontan atau dapat timbul ketika di palpasi. Tanda utama
dari kelainan TMJ adalah dengan adanya bunyi abnormal ketika membuka
atau menutup mulut atau saat mengunyah. Bunyi pada sendi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu bunyi clicking sound (kliking) dan rubbing sound
(krepitasi). Clicking merupakan bunyi “klik” pada sendi yang terjadi pada saat
membuka atau menutup mulut yang disebut dengan single click, sedangkan
bunyi yang dirasakan ketika saat membuka dan menutup mulut maka disebut
dengan reciprocal clicking.
Pada penatalaksanaan pasien kelainan temporomandibula dimulai dari
diagnosis, mendiagnosis kelainan TMJ membutuhkan riwayat yang terfokus
dan pemeriksaan fisik. Nyeri dan rentang gerak yang terbatas juga merupakan
gejala yang berkaitan dengan disfungsi TMJ. Studi radiografi juga dapat
digunakan sebagai alat diagnostik tambahan. Pilihan penanganan dari kelainan
TMJ termasuk (1) pendidikan pasien dan perawatan diri, (2) intervensi
perilaku kognitif, (3) psikoterapi, (4) farmakoterapi, (5) terapi fisik, (6) terapi
alat ortopedi, (7) oklusal. terapi, dan (8) pembedahan. Pengobatan kelainan
TMJ dalam praktiknya digunakan secara kombinasi tergantung pada
kebutuhan pasien. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan menghindari
gerakan mandibular yang berlebihan seperti mengunyah permen karet,
menghindari posisi bersandar pada rahang, menghindari makan makanan yang
keras, menghindari mengatupkan dan/atau menggeretakkan gigi, tidak
menggigit kuku atau benda contohnya pena, menghindari pengunyahan berat,
menghindari menguap terlalu lebar, menghindari bruxing, menghindari
kebiasaan menjulurkan lidah, menghindari postur tidur yang buruk.

B. SARAN
Dengan adanya laporan ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui
dan memahami materi mengenai kelainan TMJ. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak., diharapkan pembaca dapat mempelajari
materi ini dengan lebih dalam dengan memperbanyak literasi. Mengingat
masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Anda mungkin juga menyukai