Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada regio colli terdapat struktur seperti tulang vertebrae (C1-C7),
beberapa ligamen, dan sendi-sendi yang terdapat di dalamnya. Selain itu
juga terdapat otot-otot yang bekerja dalam mekanisme pergerakan leher,
serta innervasi dan vaskularisasi.
Di regio colli juga terdapat organ-organ, diantaranya adalah
pharynx, larynx, glandula thyroidea, glandula parathyroidea, trachea,
thymus, oesophagus, serta glandula submandibula. Organ-organ ini
mempunyai struktur makroskopis dan mikroskopis serta fungsinya
masing-masing.
1. 2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai struktur region colli.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai musculi region colli.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai innervasi dan vaskularisasi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai mekanisme pergerakan
leher.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai makroskopis dan
mikroskopis organ-organ pada region colli.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai fungsi dari organ-organ
pada region colli.
1. 3 Manfaat
Diskusi ini dilakukan dengan harapan mahasiswa dan para
pembaca dapat mengetahui hal – hal tentang struktur dari region colli,
otot-otot, serta innervasi dan vaskularisasinya, mekanisme pergerakan
leher, organ-organ pada region colli serta fungsi dari organ-organ tersebut.

BAB 2

1
PEMBAHASAN
2. 1 Skenario
JUDUL SKENARIO : REGIO COLLI
Arsul sedang mempelajari struktur dan fungsi regio colli serta semua
organ yang terdapat di dalamnya. Ia juga berusaha memahami bagaimana
leher manusia dapat bergerak ke kiri dan ke kanan sambil menggerak-
gerakkan lehernya sendiri di depan cermin. Dirabanya sepanjang dasar
mandibulanya mencari pembengkakan kelenjar limfe yang mungkin ada di
daerah itu. Tiba-tiba tangannya berhenti di daerah jakun, mungkin di
bawah jakun ini terdapat tiroid begitu pikirnya sambil menguap.

2. 2 Identifikasi Istilah
a. Tiroid : Kelenjar berbentuk kupu-kupu di depan leher
b. Kelenjar Limfe
: Kelenjar getah bening bagian dari kekebalan tubuh
c. Jakun
: Letaknya di atas kelenjar tiroid disebut tulang kartilago
d. Regio Colli
e. Organ : Daerah leher atau daerah cervical
2. 3 Identifikasi Masalah
: Tulang rahang bawah berbentuk seperti tapal kuda
1. Anatomi struktur regio colli?
2. Organ pada regio colli?
3. Fungsi regio colli?
4. Otot di regio colli?
5. Vaskularisasi dan innervasi regio colli?
6. Apa saja kelenjar limfe pada regio colli?
7. Apakah benar kelenjar tyroid di belakang jakun?
8. Apakah wanita memiliki jakun?
9. Mekanisme pergerakan leher?
10. Apa hubungan kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan regio colli?
2. 4 Analisis Masalah
1. Batas region colli terbagi menjadi 3 yaitu pada cranial pada tepi
inferior mandibula, caudal pada af. tulang clavicula, dan lateral. Di
susun oleh kulit, fasial, otot, pembuluh limfe, saraf, tulang, dan
sendi. Di bagian leher terdapat triangle lateralis, posterior (dibawah
trapezius), anterior (inferior mandibular dibagi menjadi sub tigonum
mandibularis, carotikum, submentale, digesticus, occipitalis,
subclavicula, dan cervicalis lateralis.
2. Organ pada region colli ada pharyx, laryhx, glandula tyroid,

2
glanudla parathyroid, glandula subbmandibula, trachea, thymus, dan
eosofagus.
3. A. Pharyx berfungsi untuk respirasi (saat bernafas membesar
sedangkan saat makan mengecil), artukulasi, menghadang benda
asing masuk dan berperan dalam proses pencernaan (cavum oris ke
eosofagus).
B. Laryhx berfungsi untuk mengarahkan udara untuk respirasi,
mengarahkan makanan ke eosofagus, menelan makanan, proteksi,
fungsi dalam sirkulasi darah (tekanan udara mempengaruhi
sirkulasi), dan fonasi ( contohnya berteriak dan tinggi rendahnya
nada).
C. Glandula tyroid berfungsi untuk suhu tubuh dan denyut jantung
(sel polikuler), porses proses produksi panas dan oksidasi tubuh,
selain itu ada sel c disini yang mengatur kadar kalsium dalam darah.
D. Glandula parathyroid berfungsi di ginjal, usus ( absorbs larutan),
dan tulang.
E. Trachea berfungsi untuk menghalang benda asing masuk, dan ada
sel gobet untuk menghasilkan lendir.
F. Thymus berfungsi untuk pembentukan sel darah putih (limfosit)
G. Eosofagus berfungsi untuk mendorong makanan
4. Otot superfisial, posterior, anterior, dan lateralis. Otot superfisial
terdiri dari m. plastyma (otot ekspresi wajah dan menekan kulit
wajah dan mulut), m. sternomastideus terbagi menjadi unilateral
(dagu atas)
dan bilateral (membantu pernafasan), m. trapezius (menarik garis ke
atas saat elevasi sclapula), dan m. levator sclapula (gerakan elevasi).
Pada otot posterior terdiri dari m. semi spinalis, m. rectus cavitis
terbagi menjadi posterior dan minor, dan m musculus trapesius
descenden. Di anterior ada otot sternoidhyoid, homohyoid,
digesticus, dan sternohyoideus. Pada lateralis ada clavicula dan
trapesius.
5. Dari a. carotis communis dibagi menjadi a. carotis externa ada
bagian dorsal dan ventral dan a. clavicula. Berawal dari bulbus
carotis yang membawa a. carotis externa. Terdapat v. jugularis yang
terbagi menjadi externa dan interna, v. facialis, dan v. lingualis.
Selain itu terdapat n. supraclavicularis, n. vagus, dan n. hypuglossus.
6. Yang utama ada occipitalis, retrounicular, kelenjar limfoid primer,
kelenjar limfoid submandibular, sub mentale, dan sub clavicula. Ada
n. l. cervical lateral yang terbagi menjadi superfisial, superior, dan
profunda.

3
7. Benar, tepatnya di bawah tulang kartilago di atas kelenjar tyroid.
8. Ada, tetapi tidak sebesar jakun pria karena wanita tidak memiliki
hormone testosterone.
9. Terdapat 3 sendi yang berperan dalam pergerakan leher selain itu
terdapat otot seperti otot sternoideus (gerakan ekstensi, fleksi dan
rotasi), otot trapesius (rotasi sclavula), otot levator sclavula,, ramus
colli (rotasi leher), dan rectus cavitis. Dan ada atlas (C1) dan axis
(C2) yang mendukung berat kepala untuk pergerakan kepala.
10. Ada hubungannya pada saat innervasi dan vaskularisasi yang
bertujuan untuk proses homeostasis pads tubuh.

2. 5 Kerangka Teori
Regio Colli

Anatomi Regio
Organ Regio Colli
Colli

Os Struktur
Makroskopis
&
Muscle Mikroskopis

Vaskularisas
i Fisiologi

Innervasi

2. 6 Tujuan Pembelajaran (Learning Objective)


1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Struktur Regio Colli
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Otot – Otot Regio Colli
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Innervasi dan Vaskularisasi
Regio Colli
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Mekanisme Pergerakan
Leher
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Struktur Makroskopis dan
Mikroskopis Organ Regio Colli
6. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai Fungsi Organ Regio Colli

4
2. 7 Sintesis
1. Struktur Regio Colli.
A. OSSA

Columna spinalis (vertebralis)


dibagi menjadi 4 regio yaitu:
1. Vertebrae cervicales (C1-
C7)
2. Vertebrae thoracicae
(T1-T12)
3. Vertebrae lumbales
(L1-L5)
4. os sacrum (S1-S5)

Masing-masing vertebrae terdiri atas corpus yang menahan


beban dan arcus yang membungkus foramen vertebrale. Arcus
dibagi menjadi pediculus dan lamina. Vertebrae mempunyai
processus transversus dan processus spinosus yang memberikan
tempat perlekatan otot.

5
 Vertebrae Cervicales (C1-C7), merupakan verterbrae terkecil
yang terdiri atas:
a. Atlas (C1)

 Mendukung berat kepala dan memungkinkan kepala


bergerak ke semua arah
 Tidak memiliki corpus
 Tidak ada processus spinosus
 Mempunyai arcus anterior dan posterior yang berfungsi
untuk memungkinkan kepala berotasi dalam bidang
horizontal.
b. Axis (C2)
 Mengandung prominentia vertical (dens) di permukaan
corpus superior

6
c. Vertebrae Cervicales (C3-C6)

7
 Memiliki corpus yang kecil
 Processus spinosus pendek dan bifid
d. Vertebrae Prominens (C7)

 Processus spinosus berbentuk panjang dan bukan bifid


 Disebut prominens karena processus spinosusnya yang
panjang membuatnya terlihat di bawah kulit
B. Ligamentum
Ligamentum columna vertebralis mengikat vertebrae satu
sama lain, memungkinkan vertebra menahan beban mekanik dan
tekanan geser yang tinggi. Ligamen-ligamen ini dibagi menjadi:
a. Ligamentum corpus vertebrae
 Lig. longitudinale anteriorius (di sepanjang permukaan
anterior corpus vertebrae)
 Lig. longitudinale posterius (di sepanjang permukaan
posterior corpus vertebrae, misalnya: permukaan anterior
dari canalis vertebralis)

8
 Discus intervertebralis (di antara corpus-corpus vertebrae
yang berdekatan; anulus fibrosus membatasi rotasi dan
nucleus pulposus menahan gaya kompresi)
b. Ligamentum arcus vertebrae
 Ligg. flava (diantara lamina)
 Ligg. interspinalia (di antara processus spinosus)
 Lig. supraspinale (di sepanjang tepi posterior processus
spinosus; pada vertebrae cervicales, lig. supraspinale
melebar ke lig. nuchae)
 Ligg. intratransversaria (di antara processus transversus)
 Facies capsula articularis (membungkus articulatio di antara
facies articularis superior dan inferior dari vertebrae di
dekatnya)
C. Articulatio

Vertebra cervicalis mempunyai lima jenis sendi. Dua sendi


(Symphysis intervertebralis dan facies) adalah umum pada semua
region vertebrae dan tiga sendi adalah sendi khusus pada vertebra
cervicalis.
 Articulatio Columna Vertebralis (Umum pada semua region
vertebrae)
1. Symphysis intervertebralis, sendi yang berfungsi
sebagai artikulasi dari corpus vertebrae yang
berdekatan.

9
2. Sendi faset (articulations zygapophysiales), sendi yang
berfungsi sebagai artikulasi dari processus articularis
vertebrae yang berdekatan.
 Articulatio Vertebra Cervicalis (Khusus pada vertebra
cervicalis)
Ada dua tipe sendi yang termasuk dalam articulatio vertebra
cervicalis, yaitu:
a. Articulationes uncovertebrales
Protrusi ke atas tepi lateral corpus vertebrae cervicales
membentuk processus uncinatus. Processus ini dapat
berartikulasi dengan tepi inferolateral vertebrae superior di
dekatnya, membentuk articulations uncovertebralis.
b. Articulatio Craniovertebralis
 Articulatio atlanto-occipitalis, sendi diantara facies
articularis superior yang konkaf (cekung) pada atlas
(C1) dan condyles occipitalis yang cembung sehingga
memungkinkan kepala mengayun ke belakang dan ke
depan pada bidang sagital.
 Articulatio atlanto-axialis, sendi yang memungkinkan
atlas berputar pada bidang horizontal di sekitar dens
axis.
 Lateralis, antara facies articularis superior dan
inferior dari atlas dan axis.
 Mediana, antara dens axis dan fovea dentis
(atlas)
D. Batas – Batasnya

10
Bagian anterolateral leher dibagi menjadi trigonum cervicale
anterior dan posterior, yang dipisahkan oleh m.
sternocleidomastoideus. Bagian posterior leher disebut sebagai
region nuchalis.
1. Regio Cervicalis Anterior
Dibatasi oleh garis tengah, mandibula, dan m.
sternocleidomastoideus.
 Trigonum Submandibulare, dibatasi oleh mandibula dan
venter dari m. digastricus
 Trigonum Caroticum, dibatasi oleh m.
sternocleidomastoideus, m omohyoideus venter superior,
dan m. digastricus venter posterior.
 Trigonum Musculare, dibatasi oleh m.
sternocleidomastoideus, m. omohyoideus superior, dan m.
sternohyoideus
 Trigonum Submentale, dibatasi oleh m. digastricus venter
anterior, os hyoideum, dan mandibula.
2. Regio Cervicalis Lateralis
Dibatasi oleh m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, dan m.
clavicularis.
 Trigonum omoclaviculare, dibatasi oleh m. omohyoideus
venter inferior, clavicula, dan m. sternocleidomastoideus
 Trigonum Occipitale, dibatasi oleh m. omohyoideus venter
inferior, m. trapezius, dan clavicula.
3. Regio Cervicalis Posterior
Regio yang terletak di bawah m. trapezius.

11
2. Otot – otot pada Regio Colli
A. Otot leher superfisial
Otot – otot yang terletak superfisial terhadap lamina profunda
fascia cervicalis profunda.
1) Platysma
 Menekan dan mengerutkan kulit bagian bawah wajah dan
mulut
 Menegangkan kulit leher
 Membantu menekan paksa mandibular
2) M. Sternocleidomastoideus
 Unilateral, menggerakkan dagu ke atas dan ke luar
 Bilateral, memanjangkan kepala,membantu dalam
pernapasan kepala di fikrasi
3) M. Trapezius,serabut superior
 Origo : Os occipital,processus spinosus C1 – C7
 Insersio : Clavicula ( sepertiga lateral )
 Saraf : N.accessorius ( N.IX ) pars spinalis
 Aksi : menarik scapula miring ke atas,memutar cavitas
glenoidalis ke inferior
4) M. Rhomboideus Minor
 Origo : Ligamen nuchae ( pars inferior ),processus spinosus
vertebrae C7 – T1
 Insersio : margo medialis ( vertebralis ) scapula,superior
terhadap perpotongan dengan spina scapula
 Saraf : Rami anteriores C4 – C5
 Aksi : Gerakan scapula,seperti retraksi dan rotasi
5) M. Levator scapulae
 Origo : Vertebrae cervicalis C1 – C4,tuberculum posterior
processus transversus
 Insersio : Scapulla,medial terhadap angulus superior
 Saraf : Rami anteriores C3 – C5
 Aksi : Gerakan scapula,seperti elevasi,retraksi dan
spinosus
6) M. Serratus posterior superior
 Origo : Ligamen nuchae ( pars inferior ),processus spinosus
vertebrae C7 – T3
 Insersio : Costae 2 – 5
 Saraf : Rami anteriores Nn.thoracispinales
( Nn.intercacales)

12
 Aksi : di perkirakan merupakan otot tambahan untuk
pernapasan,membantu dalam mengangkat costae.
B. Otot leher posterior
Otot – otot yang mengikat pada vertebra cervicallis dan dipersarafi
oleh rami posteriors n.spinalis. Otot – otot yang terletak pada
bagian posterior leher sering disebut otot nuchae.
Otot Nuchae pendek,yang merupakan otot – otot intrinsik
punggung. Otot intrinsik punggung terletak di dalam fascia
thoracolumbis dan fascio cervicalis profunda
C. Otot leher anterior
Otot yang berinsersi pada vertebra cervicalis anterior
1) Otot vertebra anterior ( prevertebra )
 M. Longus capitis
 M. Longus coli pars verticalis,pars obliqus superior,pars
obliqus inferior
 M. Rectus capitis Anterior & Lateralis
2) Otot vertebra lateral ( scalenus )
 M. Scalenus ant,Medius Poterior. Dengan costae bergerak :
Inspirasi ( mengangkat costae superior ), dengan costae
diam: menekuk vertebra cervicalis ke sisi yang sama
( kontraksi unilateral ) : Fleksi vertebra cervicallis
( kontraksi bilateral ).
3) Otot yang tidak berinsersi pada vertebra cervicalis.
 Musculli Suprahyoidei
 M. Genlohyoideus, menarik os hyoideum ke depan
membantu membuka mandibula
 M. Mylohyoideus, mengencangkan & mengangkat
dasar mulut menarik os hyoideum ke depan membuka
mandibula dan menggerakkan dari samping
 M. Digastricus venter anterior & posterior, mengangkat
os hyoideum : membantu menekan mandibula
 M. Stylohyoideus
 Musculli Infrahyoidei
 M. Omohyoideus
 M. Sternohyoideus
 M. Sternothyroideus
 M. Thyrohyoideus

3. Innervasi dan Vaskularisasi Regio Colli


A. Innervasi pada Regio Colli

13
Regio pada leher dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Regio Cervicalis Anterior ( Trigonum Cervicale Anterius )
 N.transversus colli : Persarafan sensoris untuk kulit pada
regio colli
 N.hypoglossus : Persarafan pada lidah
 N.vagus
 N.glossopharyngeus
2. Regio Cervicalis Lateralis
 N.accesorius : mempersarafi m.sternocleidomastoideus dan
m.trapezius
 Plexus brachialis : Radies dan trunci, persarafan pada
membrum superius
 N.suprascapularis : mempersarafi m.supraspinatus dan
m.infraspinatus
 Plexus cervicalis : C1-C4, bercabang menjadi :
 N.phrenicus ( C3-C5 ) yang mempersarafi sensorik dan
motorik pada diaphragma
 Ansa cervicalis yang mempersarafi mm.infrahyoidei
dan rami cutanel
 N.occipitalis minor, n.auricularis magnus,
n.treansversus colli dan nn.supraclaviculares yang
keluar dari puctum saraf pada leher pada area di
pertengahan margo posterior m.sternocleidomastoideus.
3. Regio Cervicalis Posterior ( Trigonum Cervicale Posterius )
Persarafan pada otot-otot di regio colli
1. N.accesorius : mempersarafi m.sternocleidomastoideus
2. N.mylohyoideus ( Cabang n.v3 ) : mempersarafi
m.mylohyoideus
3. Venter anterior n.mylohyoid ( n.v3 ) dan venter posterior
( n.vii ) : mempersarafi m.digastricus
4. C1 via n.hypoglossus : mempersarafi m.geniohyoideus yang
berfungsi mengangkat os hyoideum, dan mempersarafi
m.thyroideus
5. N.facialis : mempersarafi m.stylohyoideus
6. Ansa cervicalis : mempersarafi m.omohyoideus,
m.sternothyroideus, dan m.sternohyoideus
7. Rami anteriores
a. C1-C2 : mempersarafi m.rectus capitis ( anterior et
lateralis )
b. C1-C3 : mempersarafi m.longus capitis

14
c. C2-C6 : mempersarafi m.longus colli
d. Nervorum cervicalium : mempersarafi m.scalenus anterior,
m.scalenus medius dan m.scalenus posterior.
B. Vaskularisasi pada regio colli
Arteri pada regio colli, terdiri dari :
 A.carotis externa :
a. A.thyroidea superior : memasok aspek anterosuperior
glandula thyroidea, dan cabang-cabang kecil ke larynx.
b. A.pharyngea ascendens : memasok pharynx dan tonsilla
palatina
c. A.lingualis : memasok lidah dan dasar mulut
d. A.facialis : memasok daerah sekitar wajah
e. A.occipitalis : memasok kulit dari bagian belakang leher
dan kulit kepala
f. A.auricularis posterior : memasok kulit kepala dibelakang
telinga dan mempunyai cabang stylomastoidea untuk
memasok cavitas tympani
g. A.temporalis superfisialis : memasok kulit kepala
h. A.maxillaris : memasok fossa infratemporale
 A.subclavia :
a. A.vertebralis : berjalan ke atas melalui foramina pada
processus transverus pada 6 vertebrae cervicales atas,
kemudian melintas dari belakang massa lateral atlas untuk
masuk ke cavitas cranium melalui foramen magnum
b. Truncus thyrocervicalis : memiliki 3 cabang yaitu
a.suprascapularis, a.transversa cervicis, dan a.thyroidea
inferior. A.thyroidea inferior sangat penting karena
memasok aspek posterior lobus glandula thyroidea dan
larynx serta trakea.

Arteri Cabang Cabang sekunder


A.carotis A.thyroidea a.laryngeae superior, r.cricothyroideus,
externa superior r.infrahyoideus dan
r.sternocleidomastoideus
A.pharyngea rr.pharyngeales, rpalatina,
ascendens rr.prevertebralis, a.tympanica inferior,
dan rr.meningea
A.lingualis r.suprahyoideus, rr.dorsales linguae,
a.profunda linguae dan a.sublingualis

15
A.facialis a.palatina ascendens, r.tonsillaris,
rr.glandulares dan a.submentalis

A.occipitalis rr.sternocleidomastoidei, r.descendens,


r.mastoideus, r.auricularis dan
r.meningeus
A.auricularis a.stylomastoidea dan r.auricularis
posterior

A.temporalis ( Percabangan terjadi pada sekitar wajah )


superficialis

A.maxillaris ( Percabangan di dalam fossa


infratemporalis )
A.subclavia A.vertebralis rr.spinales dan rr.musculares
Truncus -A.thyroidea inferior ( a.laryngealis
thyrocervicali inferior, rr.trachealis, rr.oesophagealies
s dan a.cervicales ascendens )
-A.supracapularis
-A.transversa cervicis ( r.profundus dan
r.superficialis )
A.thoracica ( Percabangan terjadi di dalam thorax )
interna
A.scapularis Menyuplai cabang profunda dari
descendens a.transversa cervicis
( A. Dorsalis
scapulae )

Vena pada regio colli


Vena pada kepala dan leher terletak pada 2 ketinggian.
Vena profunda yang mengaliri struktur bagian dalam, dan vena
superfisialis yang mengaliri kulit dan jaringan subkutan, seringkali
tidak berhubungan dengan arteri.
Vena jugularis interna : merupakan vena utama dari system
vena profunda yang mengaliri kepala dan leher. Melalui foramen
jugulare yang mula-mula berawal dari belakang, kemudian di
lateral a.carotis interna dalam vagina carotica.
Vena jugularis interna bergabung dengan vena subclavia
untuk membentu vena brachiocephalica pada pangkal leher.

Vv. V.jugularis Sinus petrosus inferior,

16
Brachiocephalica interna vv.pharyngeae. sinus occipitalis,
dextra dan sinistra v.facialis (communis), v.lingualis,
v.thyroidea superior, dan
vv.thyroidea emediae
V.subclavia V.jugularis externa : v.jugularis
externa posterior, v.jugularis
anterior, vv.transversae cerivicis,
dan v.suprascapularis
V.vertebralis Plexus venosus vertebralis internus
dan externus, c.cervicalis
ascendens, vertebralis anterior dan
v.cervicalis profunda
Vv.thyroideae Plexus venosus thyroideus
inferior

4. Mekanisme Pergerakan Leher


3 sendi yang berperan dalam pergerakan leher:
1. Atlanto-occipital joint (C0-C1)
Sendi ini berperan dalam gerakan fleksi-ekstensi dan lateral fleksi
cervical.
2. Atlanto-axial joint (C1-C2)
Gerakan utama pada sendi ini adalah gerakan rotasi cervical
ditambah dengan gerakan fleksi-ekstensi. Gerakan rotasi pada
sendi ini sebesar 45o dimana atlas yang terbentuk cincin akan
berputar sekitar processus odonthoid bagian processus articularis
inferior.
Pada pergerakan fleksi akan terjadi gerakan pivot ke depan
dan sedikit berputar pada atlas terhadap axis sebesar 15o.
Sedangkan pada pergerakan ekstensi akan terjadi gerakan pivot ke
belakang dan sedikit berputar pada atlas (C1) terhadap axis (C2).
3. Vertebra joints (C2-C7)
Pada sendi ini terjadi gerakan fleksi-ekstensi, rotasi, dan lateral
fleksi cervical. Pada gerakan fleksi permukaan processus articularis
inferior vertebra superior ke arah atas dan depan terhadap
processus articularis superior vertebra inferior sebesar 40o.
Sedangkan pada gerakan ekstensi permukaan processus articularis
inferior vertebra superior yang berbentuk konkaf akan slide ke

17
bawah dan belakang terhadap processus articularis superior
vertebra inferior sebesar 70o.
Pada gerakan rotasi akan terjadi slide pada processus
articularis inferior vertebra superior ke arah belakang dan bawah
pada ipsilateral arah rotasi dan akan terjadi slide ke arah depan atas
pada sisi anterolateral terhadap processus articularis superior
vertebra inferior sebesar 45o. Lalu pada gerakan lateral fleksi
cervical, processus articylaris inferior vertebra superior pada sisi
ipsilateral akan slide ke arah bawah dan sedikit ke belakang,
sedangkan pada sisi contralateral akan slide kea rah atas dan sedikit
ke depan sebesar 35o.
Otot yang berperan dalam pergerakan leher:
1. Otot Upper Trapezius
Berfungsi pada saat gerakan elevasi dan abduksi kepala. Pada saat
otot ini melakukan kontraksi konsentrik bersama dengan otot
levato scapulae akan terjadi gerakan elevasi scapula. Apabila otot
ini berkontraksi secara unilateral maka akan terjadi gerakan lateral
flexi neck, sedangkan jika dilakukan bilateral akan menghasilkan
gerakan ekstensi kepala.

2. Otot Sternocleidomastoideus
Berfungsi merotasi kepala ke sisi yang berlawanan dari otot yang
mengkontraksinya. Otot ini juga akan melakukan gerakan fleksi
terhadap leher menuju kedua sisi lateral dan gerakan protraksi
terhadap kepala.
3. Otot Longisimus Capitis
Berfungsi dalam gerakan laterofleksi dan eksorositas kepala dan
leher ke sisi yang sama.
4. Otot Scalenus
Gerakan yang dihasilkan ketika grup otot ini berkontraksi secara
bersama-sama antara sinistra dan dextra adalah fleksi servikal
sedangkan gerakan yang dihasilkan ketika grup otot ini
berkontraksi salah satu sisi adalah lateral fleksi leher.

5. Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Organ pada Regio


Colli
A. Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti
corong,yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta
terletak pada bagian anterior kolum vertebra. Kantong ini mulai

18
dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi
vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut
melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah
berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan
dengan esophagus. Panjang dinding posterior faring pada orang
dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian dinding
faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam
keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan
sebagian fasia bukofaringeal.
Untuk struktur mikroskopisnya, terdapat tulang rawan
elastis, mukosa lingualis dilapisi oleh epitel squamosal berlapis tak
berkeratin, lamina propria di bawahnya menyatu dengan jaringan
ikat perikondrium, ke arah pangkal di permukaan laringealm
lapisan epitel squamosa berlapis berubah menjadi epitel kolumnar
berlapis semu bersilia.
B. Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang
merupakan suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong
dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV – VI, dimana pada
anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada
umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila
sedang menelan makanan.
Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus
Laringeus yang berhubungan dengan Hipofaring, di sebelah kaudal
dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan berhubungan
dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari vertebra
cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum
laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fascia, jaringan
lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi oleh otot-
otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid.
Struktur mikroskopis pada laring terdapat plika vokalis,
plika vokalis ini dilapisi oleh mukosa yang bersambung ke
permukaan posterior epiglottis. Plika vokalis palsu dilapisi oleh
epitel kolumnar berlapis semu bersilia dengan sel goblet. Pada
lamina propria ditemukan banyak kelenjar seromukosa. Terdapat
banyak nodulus limfatik, pembuluh darah, dan sel adiposa.
Terdapat pula plika vokalis sejati yang dilapisi oleh epitel
squamosal berlapis tak berkeratin, pada apeks plika vokalis sejati
terdapat ligamentum vokale.

19
Epitel di laring bagian bawah berubah menjadi epitel
kolumnar berlapis semu bersilia. Lamina propria mengandung
kelenjar seromukosa campuran. Tulang rawan laring paling bawah
adalah tulang rawan hialin krikoid.
C. Trakea
Berupa pipa yang memiliki panjang kira-kira 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding trakea tipis
dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan. Trakea disusun oleh
tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan limfoid, dan
kelenjar. Trakea terletak di sebelah depan kerongkongan, tersusun
atas 16-20 cincin tulang rawan.
Struktur mikroskopisnya, dinding trakea terdiri dari
mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan adventitia.
Dikelilingi oleh jaringan ikat padat pericardium. Pada adventitia
banyak saraf , pembuluh darah dan jaringan adiposa. Lumen trakea
dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semu bersilia dengan sel-sel
goblet. Di submukosa terdapat kelenjar seromukosa trakea.
D. Oesophagus
Oesphagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot
yangmenghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut
ke lambung. Dari perjalanannya dari faring menuju gaster,
esofagus melalui tiga kompartemen dan dibagi berdasarkan
kompartemen tersebut, yaitu leher (pars servikalis), sepanjang 5 cm
dan berjalan di antara trakea dan kolumna vertebralis. Dada (pars
thorakalis), setinggi manubrium sterni berada di mediastinum
posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang
utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di samping kanan
depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk
ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan
berakhir di kardia lambung, panjang berkisar 2-4 cm.
Bagian servikal:
1) Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai
vertebrathoracalis I.
2) Anterior melekat dengan trachea.
3) Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid.
4) Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus.
5) Posterior berbatasan dengan hipofaring.
6) Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya.
Struktur mikroskopis pada rongga toraks esofagus hanya
diselubungi oleh jaringan ikat yang disebut adventitia. Lumen

20
esofagus dilapisi oleh epitel squamosal berlapis tak berkeratin yang
basal. Sepertiga atas esofagus mengandung serat otot rangka,
sepertiga tengah mengandung campuran serat otot rangka dan otot
polos, sepertiga bawah terdiri dari serat otot polos.
E. Glandula Thyroidea
Glandula ini terdiri dari dua lobus dan terdapat di dalam leher yang
dihubungkan oleh ismus yang sempit. Terletak di sebelah kanan
dan kiri trakea. Kelenjar ini lunak berwarna coklat dan ditutupi
oleh kapsul. Kelenjar ini dalam keadaan normal tidak teraba, dan
apabila terjadi pembesaran, akan teraba benjolan pada bagian
bawah atau samping jakun.
Sel-selnya tersusun menjadi struktur bulat, yaitu folikel.
Folikel dikelilingi serat retikuler dan anyaman kapiler. Epitel
folikel dapat berupa epitel selapis pipih/gepeng, kuboid, atau
kolumnar rendah tergantung keadaan aktifitas kelenjar tiroid.
F. Glandula Parathyroidea
Umumnya, manusia mempunyai 4 buah kelenjar paratiroid yang
terletak di daerah leher, 2 buah di bagian superior dan 2 lagi di
bagian inferior, dorsal dari kelenjar tiroid. Bentuk kelenjar
paratiroid normal adalah kecil, ovoid, flat dan berwarna kecoklatan
sampai agak kuning. Ukurannya bervariasi antara 5 – 7 mm
(panjang) x 3 – 4 mm (lebar) x 0,5 – 2mm (tebal) dengan berat
masing-masing kelenjar berkisar antara 30 – 50mg.
Struktur mikroskopis kelenjar tiroid memiliki sekat jaringan
ikat tipis memisahkan antara tiroid dengan paratiroid, memiliki sel
chief yang lebih kecil dan banyak, memiliki sel oksifil yang lebih
besar dan sedikit. Memperlihatkan sitoplasma yang sangat
eosinifilik, dikelilingi banyak pembuluh darah, dan selnya tersusun
membentuk tali atau gumpalan.
G. Glandula Submandibular
Terdiri dari lobus superfisial berukuran besar terletak dalam segitig
digastrik di leher dan lobus profunda terletak di lantai mulut
posterior. Terletak pada dasar mulut korpus mandibular. Bermuara
di frenulum lingualis.
Terdapat sel asimus mukosa, sel asimus serosa, demilunar
serosa, sel mioepitel, terdapat saraf, asteriol, dan venula.

H. Timus
Kelenjar terdiri dari 2 lobus, terletak di dalam torak. Kelenjar ini di
mediastinum di belakang os sternum. Bila tubuh sering sakit, berat

21
kelenjar ini akan berkurang dan menyusut. Merupakan organ
limfoid yang mempunyai kapsul, di bawah epitel berlapis pipih
tanpa tanduk, terdapat lobules, terabekula, pembuluh darah, sel
adiposa yang terlihat di lobules timus dan trabekula, serta terdapat
medulla yang mengandung banyak korpuskel.

6. Fungsi Organ pada Regio Colli


A. Faring
Faring memiliki fungsi yaitu sebagai saluran bersama untuk udara
dan makanan. Faring dibagi menjadi 3 bagian yaitu nasopharynx
(pars nasalis pharyngis), oropharynx (pars oralis pharying), dan
laryngopharynx (pars laryngea pharyngis).
- Nasopharynx berfungsi sebagai respiratorik
- Oropharynx berfungsi sebagai penghubung dengan pencernaan
makanan
B. Laring
Laring adalah saluran pernafan yang merupakan suatu rangkaian
tulang rawan yang berbentuk corong. Memiliki fungsi yaitu
- Menutup laring selama penelanan, menghalangi masuknya
makanan dan cairan secara tidak sengaja ke dalam tractus
respiratorius inferior.
- Sebagai mekanisme fonasi yang dirancang untuk pembentukan
suara
C. Trakea
Trakea merupakan organ pernafasan terletak di bawah laring yang
memiliki fungsi yaitu
- Untuk menyalurkan udara yang masuk ke bronkus dan alveolus
- Silia pada rongga trakea berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan.
D. Oesophagus
Merupakan saluran yang berbentuk tabung yang memiliki fungsi
- Jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut ke
lambung
- Otot pada oeshopagus dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung
- Menghasilkan pelumas
E. Glandula Thyroidea
Glandula tiroid adalah organ yang berbentuk seperti kupu-kupu
merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasinya.
Memiliki fungsi yaitu

22
- Mengatur sistem metabolisme tubuh
- Mengendalikan kadar kalsium dalam darah
- Menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang
kemudian berubah bentuk aktifnya menjadi triyodotironin (T3)
- Mengatur pertumbuhan
F. Glandula Parathyroidea
Glandula parathyroidea adalah organ yang tumbuh di dalam
endoderm. Memiliki fungsi yaitu
- Mempercepat absorbsi kalsium di usus
- Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma
- Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal
- Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid
menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium
dalam darah.
G. Glandula Submandibularis
Merupakan kelenjar yang tertidi dari jaringan ikat. Memiliki fungsi
yaitu
- Menghasilkan 80% serous dan 20% mucus
- Kelenjar yang menghasilkan saliva terbanyak yaitu 70%
H. Thymus
Merupakan organ limfatik memiliki fungsi yaitu
- Mengaktifkan pertumbuhan badan
- Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin
- Sebagai tempat produksi sel limfosit
- Sebagai imunologis

23
BAB 3
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa:
a. Struktur regio colli adalah ossa dibagi menjadi 4 regio yaitu vertebrae
cervicales C1-C7, vertebrae thoracicae T1-T12, vertebrae lumbales L1-
L5 dan os sacrum S1-S5. ada ligamentum dan articulatio
b. Regio colli memiliki otot superfisial, otot suprahyodeus dan otot
infrahyoideus.
c. Pada regio colli juga terdapat inervasi dan vaskularisasi, struktur
makroskopis dan mikroskopis dan fungsi organ regio colli
d. Organ regio colli yang terdiri atas faring, laring, timus, kelenjar tiroid,
kelenjar submandibularis, kelenjar paratiroid, oeshopagus, dan trakea.
e. Mekanisme pergerakan pada leher yang terdapat 3 sendi yaitu atlanto
occipital joint, atlanto axial join dan vertebrata joints. Ada otot juga
yaitu otot upper trapezius, otot sternocloidomastoideus, otot
longisimus capitis dan otot scalenus.
3. 2 Saran
Demikian laporan diskusi ini kami buat tentang struktur regio colli, otot,
inervasi dan vaskularisasi pada regio colli, mekanisme pergerakan leher,
struktur makroskopis dan mikroskopis, fungsi organ pada regio colli.
Kami terbuka dan mengharapkan kritik maupun saran dari dosen-dosen
pengajar, teman-teman angkatan 2019, dan berbagai pihak demi
tercapainya kesempurnaan laporan ini.
Setelah membaca laporan ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
dan memahami materi mengenai modul ini dengan baik. Sekiranya para
pembaca lebih memperdalam materi ini dan berusaha memahami dan
mengingatnya sebaik mungkin. Memperbanyak sumber referensi atau
literasi yang lebih lengkap dan valid lagi untuk dapat menguasai materi ini
dengan baik.
Kami berpesan agar teruslah belajar dimanapun, kapanpun dan pada
siapapun.

24
25

Anda mungkin juga menyukai