Anda di halaman 1dari 8

Halo Sahabat Biologi, bertemu lagi dengan Diah Kirana.

Nah, teman-teman tadi sudah


melihat di awal ya ada ikan, katak, kadal, ayam, dan kuda yang berada di habitat berbeda dan
memiliki bentuk tubuh yang berbeda pula. Iya kan? Coba kalian perhatikan lagi. Kenapa bisa
seperti itu ya?

Okay di video kali ini Diah bersama Eva, Ima, Ummi, dan Jazri akan mengajak sahabat
biologi semuanya untuk membandingkan sistem muskulus maupun sistem skeletal pada
hewan ikan, katak, kadal, ayam, dan kuda. Sebelum itu kita belajar dulu yuk termasuk hewan
apakah kelima hewan tersebut.

BAB I
A.Pengertian Skeleton
Kerangka (Dari skeletos Yunani = "keringtubuh", "mumi") adalah bagian tubuh yang
membentuk struktur pendukung dari suatu organisme . Ada dua jenis kerangka yang berbeda:
exoskeleton , yang merupakan kulit terluar yang stabil dari suatu organisme, dan
endoskeleton , yang membentuk struktur pendukung di dalam tubuh
A. Reptilia
adalah vertebrata dengan kulit kering dan tertutp oleh sisik-sisik atau papan-papan
epidermal dimana tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral dengan sebuah kondil
oksipital. Sabuksabuk badan (girdle) tumbuh baik (kecuali pada ular yang tereduksi
atau bahkan hilang sama sekali). Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian
yaitu servikal, dada (toraks), lumbar, sakral dan ekor (kaudal) (Wikipedia, 2010).
Skeleton aksialis terdiri atas tempurung kepala dan vertebrae. Tempurung kepala ada
yang bermoncong panjang merupakan tulang yang keras pada hewan yang dewasa.
Rahang bawah yang panjang bersendi pada tulang quadrat yang telah bersatu dengan
tulang cranium dan bagian ventral dari cranium merupakan plat yang keras. Columna
vertebralis terdiri atas 5 type yakni cervix, thorax, lumbal, sacrum dan cauda. Pada
buaya di cervix terdapat tulang rusuk pendek yang bebas (costae cervicalis)
sedangkan pada thorax dan sternum dihubungkan oleh costae thoracalis dengan
peluasan tulang-tulang rawan. Kelas reptilian terbagi atas 4 ordo yaitu :
MUskulus pada reptile

Sistem otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ


vissera, berat badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis gerakan. Begitu
juga dengan otot-otot respirasi telah teradaptasi untuk kehidupan di darat dan
berkembang dengan baik. . Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks
bila dibandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di
daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air. Selain itu juga untuk
gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat (Jasin, 1984: 273).

Kadal dan buaya memiliki kekuatan pada rahang karena didukung oleh otot adduktor
pada rahang. Otot ini muncul dari fossa temporal dan menyisip pada sudut kanan
untuk membuka rahang. Otot-otot adduktor memanjang dari daerah temporal
menuju rahang bawah. Otot adduktor yang utama adalah otot pterigoideus, yang
muncul dari tulang-tulang pterigoid pada langit-langit dan menyisip pada bagian
posterior rahang bawah.
Otot pterigoideus memberi penampakan yang gemuk pada rahang kadal jantan. Otot
depresor mandibula berperan membuka rahang, muncul dari bagian belakang
tengkorak dan menyisip pada prosesus retroartikular dari mandibula, otot ini lebih
lemah dibandingkan otot-otot lain yang juga berperan menutup rahang (Faisal,
2012). 

Otot aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan beberapa spesialisasi seperti yang
ditemukan pada mamal. Otot reptil terutama untuk gerakan lateral tubuh dan
menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Hal ini bisa diamati terutama pada bangsa
ular sebab jaringan otot lengan sudah menghilang. Otot rangka pada kura-kura dan
kerabatnya sangat berkurang kecuali pada daerah leher akibat adanya karapaks dan
plastron.

Dermal atau otot kulit berkembang baik pada reptil, dan perkembangan yang sangat
baik terjadi pada ular. Jaringan otot tungkai pada reptil menunjukkan variasi
bergatung pada tipe gerakannya (Sukiya, 2003). Otot epaksial berada pada
permukaan dorsal, sementara otot hipaksial berada pada permukaan ventral dan
diantara kosta. Otot-otot epaksial kurang mengalami modifikasi jika dibandingkan
dengan otot-otot hipaksial, otot-otot epaksial juga kehilangan sifat metamerisme
dan tersusun dalam berkas serabut otot.

Disamping fungsinya yang memungkinkan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain
pada kolumna vertebra, otot-otot epaksial juga melakukan fungsi yang lain yaitu
mendukung, meluruskan atau membengkokkan kolumna vertebra. Tulang rusuk
terbentuk dalam miosepta dari otot-otot dinding tubuh sepanjang kolumna vertebra
pada sebahagian besar Ular.
Terdapat 20 otot yang berbeda pada masing-masing sisi dari setiap ruas vertebra,
otot-otot tersebut menghubungkan antara satu vertebra dengan vertebra yang lain,
antara vertebra dengan tulang rusuk, dan antara tulang rusuk dan vertebra dengan
kulit, serta membantu membentuk dan mengontrol lekukan tubuh. 

Otot-otot pada dinding abdominal tidak mengalami segmentasi dan memiliki tiga
lapisan, yaitu eksternal oblique, internal oblique, dan abdominal transversal. Otot-
otot hipaksial pada dinding tubuh bagian dada dikenal sebagai otot-otot interkosta,
membantu mengangkat dan menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi.
Otot-otot pada tungkai, gelang bahu, dan gelang pinggul terdiri dari otot-otot
ekstensor dorsal dan otot-otot fleksor ventral.

Dalam membentuk gerakan kuadrupedal, otot-otot yang menempel pada humerus


dan femur mesti merotasi tulang-tulang tersebut ke depan dan ke belakang dengan
tetap mempertahankan dalam posisi horizontal pada sudut yang tepat, sehingga
tubuh tetap berada diatas substrat. Otot-otot segmental berperan menghubungkan
sisik ventral dengan kosta, kontraksi otot-otot segmental juga membantu ular
bergerak ke depan.

Muskulus Kelinci

Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah, mamalia memiliki Musculus segmen pada
vertebrae dan costae lebih sedikit dan sehubungan dengan pekerjaan yang lebih banyak pada
kepala, leher, dan ekstremitas berkembang baik. anggota tubuh  terproyeksi kearah ventral
tidak seperti Amphibia dan Reptilia (kearah lateral)
diantara musculus yang penting bila kulit dibuka antara lain ialah :
1.      Musculus Masetter: kanan kiri yang melekat pada rahang atas dan rahang bawah; musculi ini
kuat berguna untuk mengunyah
2.      Musculus sterno cephalica: kanan kiri leher memanjang, menggandeng kepala dan sternum.
3.      Musculus pectoralis: berbentuk leher melekat pada sternum dan humerus terdiri atas dua
bagian
4.      Musculus rectus abdominalis: ditengah-tengah perut, menghubungkan pelvicus dengan
sternum. menutup ruang perut pada ventral (bawah).
5.      Musculus obligus abdominalis. terdiri atas dua bagian yaitu musculus oblicus externa dan
musculus obluqus interna; musculus tersebut menutup perut bagian samping.
6.      Musculus   transverses abdominalis: terletak dibawah musculus obliqus interna.
7.      Musculus intercostalis: terdiri atas dua bagian yaitu musculus intercostalis interna dan
musculus intercostalis externa terdapat diantara costae.
8.      Musculus latissimus dorsi: terdapat diatas punggung, membujur dari leher hingga tulang
pelvicus.
9.      Musculus-musculus yang terdapat pada tiap-tiap extremitas anterior dan posterior berfungsi
menggerakkan kaki dan bagian-bagiannya.
Salah saru ciri mamalia yaitu rongga tubuh terbagi atas dua bagian oleh oto daging melintang
diagfragma yang diliputi oleh peritoneum. coelom (rongga tubuh) yang terdiri itu adalah
cavum thoracalis (bagian anterior) yang berisi cordan pulmo dan cavum abdominalis (bagian
posterior) yang berisi vicera lainnya.

B. MAMALIA
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada
permukaan sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat
tulang membrane dan kadang -kadang terdapat tondon yang berisi sel-sel tulang yang
terkenal sebagai ossmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah tulang tempurung
lutut (patella), tulang mata kaki (kemiri) (Jasin, 1991). Tulang tempurung kepala
keras dan merupakan suatu kontak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa
pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang
orbita sebagai tempat biji mata dan disebelah ventral terdapat plat dengan ditepi
tulang rahang atas yang mengandung gigi. Pada permukaan sebelah posterior terdapat
lubang foramen magnum yang dilalui oleh medulla spinalis yang berhubungan dengan
otak. Disebelah kanan kiri foramen magnum terdapat condyllus occipitalis yang
merupakan sendi yang berhubungan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah
mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang squamosa
pada cranium (Jasin, 1991), Columna vertebralis terbagi atas 5 bagian yaitu :
1. Vertebrae cervicalis
2. Vertebrae thoracalis yang memiliki hubungan dengan costa
3. Vertebrae lumbalis
4. Vertebrae sacralis
5. Vertebrae caudalis.
Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh pada
sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas os ischium
(sebelah posterior), os illium dan os ublic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang
ini membentuk mangkokkan yang terkenal sebagai acetabulum bersatu secara
senyawa di bawah vertebrae (Jasin, 1991). Masing-masimg extremitas caudalis terdiri
atas femur sebagai tungkai atas, crus sebagai tungkai bawah yang terdiri atas tibia dan
fibula, pes (kaki) terdiri atas ossa tarsalia (tulang pergelangan tangan), ossa
metacarpalia (telapak kaiki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang bertufucula
(cakar) dan berunggula (teracak) (Jasin, 1991).
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan
pada permukaannya sambung menyambung pada bagian tertentu.
Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang
tendon tertentu yang berisi sel-sel tulang dikenal sebagai ossemoidus. (Jasin,
1984).
            Sistem skeleton pada kelinci sama seperti pada mamalia
lainnya (termasuk manusia). Pada setiap rahang terdapat gigi seri (insisipus),
2 buah di atas dan satu buah dibawah, gigi taring (caninus) tidak terdapat
pada kelinci, gigi premolar (3 buah di atas dan 2 buah dibawah), gigi molar (3
buah di atas dan 3 buah di bawah) (Brotowidjoyo, 1994).
Rangka dan otot memepunyai hubungan kerja sama yang erat dengan
otot. Bahan rangka dibina atas 3 komponene, yaitu : tulang, tulang rawan
dan jaringan pengikat (Yatim, 1996).

Sistem Rangka Reptil (Kadal)


2.2.1 Struktur Histologis
Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan
ensoskeleton (Puspita, 2013).
a. Eksoskeleton; berasal dari epidermis, berupa sisik (squama) menanduk yang
menyelubungi permukaan tubuhnya dan posisi seperti sususnan genting. Bentuk
squama kadal berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
b. Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri
tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.
Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi
dapat mengalami regenerasi. Kolumna vertebralis kadal terbagi menjadi servikal, torax,
lumbar, sakral, dan kaudal. Pada kadal juga terdapat tulang rusuk yang bebas. Sebagian
tulang-tulang reptil terdiri atas kartilago. (Puspita, 2013).
2.2.2 Struktur Anatomi
Tubuh kadal kebun terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks (leher),
truncus (badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila
dibandingkan dengan tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar.
Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-masing mata
memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang
transparans (terletak pada ujung anterior mata). Membran ini berfungsi untuk membersihkan
kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval
yang merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).
1. Caput
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian dari caput adalah
sebagai berikut.
1. Rima oris terletak diantara anterior caput
2. Labium superior dan inverior
3. Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior yang
keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane
melintang disudut anterior orbita.
4. Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
5. Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
2. Truncus 
Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama (sisik) yang berbentuk
heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas) yang
terbagi atas extremitas cranialis (posterior) dan extremitas anterior. Extremitas ini terbentuk
oleh branchium, antribrancium, manus. Pada bagian extremitas memiliki falcula (jari-jari)
yang berjumlah 5 buah dibagian anterior (poluks, socundus, medium, numulus dan minimus)
dan yang berada dibagian posterior berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5
buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan extremitas anterior
kecuali pada urutan pertama disebut hallux (Puspita, 2013).
1. Serviks
Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan. Bagian serviks panjang
dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.
4. Caudal
Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali panjang badan
ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian pangkalnya tebal dan makin meruncing ke
arah distal. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan
bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah
melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang
preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang (Puspita, 2013).
Selain morfologi yang disebutkan di atas, sebagaimana galibnya reptil, kadal kebun
berdarah dingin (itu sebabnya kadal kebun kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang
beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Beberapa jenis kadal mempunyai sisik-
sisik yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-
sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan
keringat atau minyak Beberapa spesies kadal kebun tak berkaki, seperti ular kaca misalnya,
memiliki struktur gelangan bahu dan panggul dalam tubuhnya, meski tak ada tungkainya.
(Puspita, 2013).

Struktur rangka reptil dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Gambar 2.4 Kerangka Kadal (Anonim. 2010)

Anda mungkin juga menyukai