Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti
kondisi patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumnavertikal
dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang
belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional.Bentuk
skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen
lateral,anterior posterior dan rotasional.Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu skoliosis
struktural dan non structural (postural). Pada skoliosis postural, deformitas bersifat
sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang
belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat
kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut
menghilang.
Pada skoliosis structural terdapat deformitas yang tidak dapat diperbaiki pada
segmen tulang belakang yangterkena. Komponen penting dari deformitas itu adalah
rotasi vertebra; processuss pinosus memutar kearah konkavitas kurva.Skoliosis
structural dapat dibagi menjadi tiga kategori utama : kongenital,neuromuskular, dan
skoliosis idiopatik. Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik,Skoliosis idiopatik dengan
kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan
remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajatyaitu 1,5-3 per 1000
penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil bervariasi, namun
dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada AmerikaUtara, dan lebih
banyak laki-laki dari pada perempuan.

B. Tujuan penulisan

Tujuan umum penulisan ini, yaitu:


a. Menjelaskan tentang anatomi vertebra
b. Menjelaskan tentang etiologi dan mekanisme terjadinya
skoliosis
c. Menjelaskan faktor resiko terjadinya skoliosis

1
d. Menjelaskan klasifikasi, gejala dan tanda skoliosis
e. Menjelaskan cara penentuan diagnosis skoliosis
f. Menjelaskan tata laksana skoliosis

BAB II

PEMBAHASAN

2
Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang
torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan
lumbal masih tetap dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan
koksigeus satu sama lain menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan
koksigeus. Diskus intervertebrale merupkan penghubung antara dua korpus
vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang
belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Vertebra servikal, torakal, lumbal
bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada perbedaan dalam ukuran dan bentuk,
tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut mempunyai bentuk yang sama. Korpus
vertebrae merupakan struktur yang terbesar karena mengingat fungsinya sebagai
penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak pada ke dua sisi korpus
vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung. Sedikit ke arah atas dan
bawah dari prosesus transverses terdapat fasies artikularis vertebrae dengan vertebrae
yang lainnya. Arah permukaan facet joint mencegah/membatasi gerakan yang
berlawanan arah dengan permukaan facet joint.

Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis
(hiperekstensi lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique
dan berputar terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi)
kedua facet saling menjauh sehingga memungkinkan gerakan ke lateral berputar.

Bagian lain dari vertebrae, adalah “lamina” dan “predikel” yang membentuk arkus
tulang vertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis. Prosesus spinosus
merupakan bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan,
berfungsi tempat melekatnya otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang
vertebrae terdapat diskusi intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau
“shock absorbers” bila vertebra bergerak

Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang
membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung
mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang
diisi air yang diletakkan diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi
yang merata bekerja pada vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata

3
ke seluruh diskus intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain,
nucleus polposus akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi
lain yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra
seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi .Karena proses penuaan pada diskus intervebralis,
maka kadar cairan dan elastisitas diskus akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan
ruang diskus intervebralis makin menyempit, “facet join” makin merapat,
kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk, annulus menjadi lebih rapuh.

Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap
nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin
bertambah setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang
berulang-ulang setiap hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis,
akan menimbulkan robekan kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa
gejala prodromal. Keadaan demikian merupakan “locus minoris resistensi” atau titik
lemah untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus Pulposus). Sebagai contoh, dengan
gerakan yang sederhana seperti membungkuk memungut surat kabar di lantai dapat
menimbulkan herniasi diskus. Ligamentum spinalis berjalan longitudinal sepanjang
tulang vertebrae. Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah tertentu dan
mencegah robekan.

Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior.


Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar
dan kuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu
dengan yang lainnya. ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior
corpus vertebrae, yang juga turut memebntuk permukaan anterior kanalis spinalis.
Ligamentum tersebut melekat sepanjang kolumna vertebralis, sampai di daerah
lumbal yaitu setinggi L 1, secara progresif mengecil, maka ketika mencapai L 5 –
sacrum ligamentum tersebut tinggal sebagian lebarnya, yang secara fungsional
potensiil mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis
merupakan titik lemah dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang
terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi cidera kinetik.

A. Anatomi(1)

4
 Tulang punggung cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang
kecil dengan spina atau procesus spinosus
(bagian seperti sayap pada belakang tulang)
yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang
procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor
sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari
cervical), namun beberapa memiliki sebutan
khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau
aksis.Setiap mamalia memiliki 7 tulang
punggung leher, seberapapun panjang
lehernya.
Ciri-cirinya :
 Processus tranversus mempunyai foramen tranversarium untuk tempat
lewatnya arteri dan vena vertebralis.
 Spina kecil dan bifida.
 Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
 Foramen vertebra besr dan berbentuk segitiga.
 Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke
belakang dan atas ; processus articularis inferior mempunyai facies
yang menghadap ke bawah dan depan.
 Vertebra I,II,IV , atipikal :
 Tidak mempunyai corpus.
 Tidak mempunyai processus spinosus.
 Tidak mempunyai arcus anterior dan arcus posterior.
 Mempunyai massa lateralis .
 V.Cervicalis II = axis.
 V.Cervicalis VII = vertebra prominens.
 Tulang punggung thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa
gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai ‘tulang
punggung dorsal’ dalam konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga
T12.
Cirri-cirinya :
 Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.
 Foramen vertebra kecil dan bulat.
 Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
 Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi dengan
capitulum costae.

5
 Fovea costalis terdapat pada processus tranversus untuk bersendi
dengan tuberculum costae.
 Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke
belakang dan lateral ; processus articularis inferior menghadap ke
depan dan medial ; processus articularis inferior T12 menghadap ke
lateral seperti V.Lumbalis.

 Tulang punggung lumbal


Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan
menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan
gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat
yang kecil.
Ciri-cirinya :
 Corpus besar dan berbentuk seperti ginjal.
 Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
 Lamina tebal.
 Foramina vertebra berbentuk segitiga.
 Processus tranversus panjang dan langsing,
 Processus spinosus pendek,rata dan berbentuk segiempat dan
mengarah ke belakang.
 Facies articularis procssus articularis superior menghadap ke medial
dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke
lateral.

 Tulang punggung sacral

Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak


memiliki celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.

 Tulang punggung coccygeal

Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa


celah. Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak,
maka dari itu disebut tulang punggung kaudal (kaudal berarti ekor).

B. Perdaahan vertebra(1)
 Arteri
Arteri-arteri berikut ini mndarahi struktur-struktur di punggung.

6
a) Daerah cervical : cabang-cabang yang berasal dari a.occipitalis , sebuah
cabang a.carotis externa ; dari a.vertebralis , sebuah cabang a.subclavia ;
dari a.cervicalis profunda , sebuah cabang dari truncus costocervicalis ,
cabang dari a.subclavia ; dan dari a.cervicalis ascendens , sebuah cabang
dari a.thyroidea inferior.
b) Daerah thoracal : cabang-cabang bersal dari aa.intercostales posteriors.
c) Daerah lumbal : cabang-cabang dari a.subcostalis dan lumbalis.
d) Daerah sacral : cabang-cabang beasal dari a.iliolumbalis dan a.sacralis
laeralis , cabang-cabang dari a.iliaca interna.
 Vena
Vena-vena yang mengalirkan darah dari struktur-struktur di punggung
membentuk plexsus rumit yang membentang sepanjang columna vertebralis
dari cranium sampai ke os coccygis. Vena-vena ini dapat dibagi menjadi (a)
yang terletak diluar columna vertebralis dan mengelilnginya membentuk
plexsus venosusvertebralis externus dan (b) yang terletak di dalam
canalis vertebralis dan membentuk plexus venosus vertebralis internus.
Plxus-plexus ini berhubungan secara bebas dengan vena-vena di leher,
abdomen, thorak dan pelvis. Di atas , plexus ini berhubungan dengan sinus
venosus occipitalis dan basilaris di dalam cavum crania melalui foramen
magnum. Plexus venosus vertebralis internus terletak di dalam canalis
vertebralis tetapi di luar duramater medulla spinalis. Plexus venosus
vertebralis internus bermuara ke dalam v.intervertebralis, yang berjalan ke
luar bersama dengan saraf spinalis melalui foramina intervertebralis. Di sini,
vena ini bergabung dengn cabang-cabang dari plexus venosus vertebralis
externus dan selanjutnya bermuaa berturut-turut ke dalam v.vertebralis,
v.intercostalis, v.lumbalis, v.sacralis lateralis.

 Persarafan punggung
Kulit dan otot-otot punggung di persarafi secara segmental leh rami posterior
31 pasang saraf spinalis. Rami posterior C1,6,7 dan 8 serta L4 dan 5
mempersarafi otot punggung profunda, tetapi tidak mempersarafi kulitnya.
Ramus posterior C2 (n. occipitalis major) berjalan ke atas melalui tekuk dan
mempersarafi kulit kepala.Rami posterior berjalan ke bawah dan lateral
mempersrafi sebagin kulit, sedikit di bawah tempat keluarnya dari foramen
intervertebralis. Persarafan kulit yang tumpang tindih menyebabkan

7
pemotongan satu saraf mengakibatkan berkurangnya sensasi kulit, tetapi tidak
menghilangkan scara total. Setiap ramus posterior terbagi menjadi dua, yaitu
cabang medial dan lateral.

Skoliosis
i. Definisi(2,3,5)
Scoliosis adalah gangguan pada kurva tulang belakang atau tulang
punggung. Tulang belakang memiliki kurva normal ketika dilihat dari
samping. Pada scoliosis, tulang punggung dilihat dari depan atau
belakang tidak lagi lurus. Orang dengan scoliosis terdapat lekukan-
lekukan tambahan ke kedua sisi, dan tulang-tulang dari spine
melingkar pada satu sama lain, membentuk "C" atau "S" pada tulang
belakang.

Scoliosis dua kali lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada
anak laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada beberapa usia , tetapi paling
sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari10 tahun. Scoliosis
dapat diturunkan atau warisan dari orang tuanya, dimana orang tua
dengan scoliosis memungkinkan memiliki anak dengan scoliosis,
namun, tidak ada korelasi antara keparahan dari kurva dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

ii. Etiologi
Berdasarkan terjadinya skoliosis terdapat 2 sebab scoliosis, yaitu :
sebab structural dan fungsional.(2,3,6,7,8)
a) Skoliosis Struktural :
Terjadi kelengkungan atau rotasi tulang belakang ke arah samping
pada satu sisi dan termasuk jenis skoliosis terburuk oleh karena
dapat menjadi progresif.
Skoliosis struktural dibagi menjadi :
 Idiopatik skoliosis
 Congenital : karena kelainan bawaan dari pembentukan
tulang belakang yang abnormal , dan sering dikaitkan
dengan cacat organ lainnya.
 Neuromuskular : neuromuskular scoliosis disebabkan
karena hilangnya kontrol dari saraf atau otot yang

8
mendukung tulang belakang. Penyebab paling umum dari
jenis scoliosis ini adalah cerebral palsy dan distrofi otot.

b) Skoliosis Fungsional
Terjadi kelengkungan namun tidak terfiksasi dan tidak progresif.
Skoliosis fungsional ini adalah skoliosis sekunder terhadap
kebiasaan postur tubuh.

iii. Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis (2,3,6,7,8) :


a. Functional : Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal,
namun suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu
persoalan ditempat lain di dalam tubuh. Ini dapat disebabkan
oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau
oleh kekejangan-kekejangan di punggung.
b. Neuromuscular : Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan
ketika tulang-tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari
spine gagal untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal
untuk berpisah satu darilainnya.
c. Degenerative : Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis
yang ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja,
degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih
tua.
d. Lain-Lain : Ada penyebab-penyebab potensial lain dari
scoliosis, termasuk tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma.
Ini adalah tumor jinak yang dapat terjadi pada spine dan
menyebabkan nyeri/sakit.Nyeri menyebabkan orang-orang
untuk bersandar pada sisi yang berlawanan untuk
mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor.Ini
dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.

iv. Faktor resiko(2)


Faktor risiko paling umum untuk terjadinya scoliosis meliputi:
 Usia : Tanda dan gejala biasanya mulai selama pertumbuhan
yang terjadi sesaat sebelum pubertas. Hal ini biasanya antara
usia 9 dan 15 tahun.

9
 Jenis kelamin : Meskipun anak laki-laki dan perempuan
memiliki peluang mendapatkan scoliosis ringan pada tingkat
yang sama, anak perempuan memiliki risiko yang jauh lebih
tinggi memiliki kurv skoliosis yang lebih buruk dan
membutuhkan perawatan.
 Riwayat keluarga : Scoliosis dapat diturunkan dalam keluarga,
namun sebagian besar anak-anak dengan scoliosis tidak
memiliki riwayat keturunan dari keluarganya.

 Skoliosis idiopatik pada dewasa


i. Epidemiologi
Scoliosis idiopatik pada dewasa dapat terjadi pada semua usia tetapi
kemungkinan meningkat seiring dengan usia. Pada suatu populasi, hampir
2%nya mengalami kelainan tulang belakang, yaitu skoliosis. Kelainan
tulang belakang ini, skoliosis, juga dapat disebabkan secara kongenital.
Jika ada salah satu anggota keluarga mengalami skoliosis, kemungkinan
akan terjadinya skoliosis pada anggota keluarga lain akan semakin besar
(sekitar 20%).

Dari seluruh kasus skoliosis yang terjadi, 85% di antaranya berupa


skoliosis non reversible, yang penyebabnya tidak diketahui atau disebut
juga dengan skoliosis idiopatik. Skoliosis idiopatik terbagi dalam empat
kelompok, yaitu: jenis infantile yang muncul pada bayi sejak lahir hingga
usia 3 tahun, jenis juvenile yang terdapat pada anak usia 3 tahun hingga
usia awal pubertas, jenis adolescent yang terdapat pada remaja usia
pubertas hingga akhir pubertas (akhir masa pertumbuhan), dan jenis adult
yang terdapat pada usia di atas 20 tahun.

Sekitar 4% dari seluruh anak-anak usia 10 tahun hingga 14 tahun


mengalami skoliosis. Dan 40 % sampai 60% di antaranya ditemukan pada
anak perempuan. Pada remaja wanita juga sering terjadi skoliosis yang
menyebabkan nyeri dan radang sendi punggung.

ii. Klasifikasi
Empat dari lima kasus skoliosis adalah idiopatik, yang berarti
penyebabnya tidak diketahui. Sementara scoliosis idiopatik cenderung

10
berjalan dalam keluarga, tidak ada gen yang bertanggung jawab setelah
diidentifikasi pada tahun 1997. Anak-anak dengan scoliosis idiopatik
tampak sehat, dan tidak punya penyakit tulang atau penyakit sendi pada
awalnya. Scoliosis tidak disebabkan oleh sikap tubuh yang buruk, diet,
atau membawa bookbag berat secara rutin pada satu bahu.
Scoliosis idiopatik selanjutnya diklasifikasikan menurut onset usianya
(7,8,9)
:

 Tipe Infantive, yaitu terjadi pada usia 0 hingga 3 tahun,


 Tipe Juvenile, yaitu kelainan ini muncul di antara usia 3 hingga 10
tahun

 Tipe Adolescent, kelainannya muncul di antara usia 10 tahun - 13


tahun, saat awal pubertas .

 Tipe Adult, kelengkunga dimulai setelah pematangan fisik selesai.

iii. Patofisiologi (10)

1) Lateral curvature of the spine

a. Rotation of Vertebrae about vertical axis

2) Idiopathic Scoliosis is inherited

a. Autosomal dominant inheritance (variable penetrance)

b. Concordance in monozygotic twins: 73%

c. Risk in first degree relatives: 11%

i. Gejala dan Tanda


Kebanyakan individu dengan scoliosis idiopatik pada dewasa akan
mengalami rasa sakit dan bahkan datang ke dokter dengan keluhan sakit .
Gejala dan tanda, yaitu (2,3,4,8) :
 LBP atau nyeri punggung
 Pinggul dan bahu tidak/ada yang lebih tinggi dari yang satunya
 Satu belikat menonjol lebih dari yang lain
 Terdapat punuk di bagian belakang

11
 Kurva Spine melengkung ke satu sisi
 Kelelahan otot
 Nyeri dan mati rasa pada kaki yang turun
 Kedua kaki panjangnya berbeda/ asimetris

ii. Pemeriksaan Penunjang(2,4,6,7,8,9)


 Pemeriksaan fisik
 Radiologi  penentuan Cobb angle
 CT Scan
 MRI
 Pemeriksaan kapasitas paru-paru
Cara Mengukur Sudut Cobb(9,10):

1. Cari ruas tulang yang


paling miring di bagian
atas kurva dan menarik
garis sejajar dengan ujung
ruas tulang belakang.
2. Cari ruas tulang yang
paling miring di bagian
bawah kurva dan menarik
garis sejajar dengan ujung
ruas tulang belakang.

3. Buat garis siku dari garis


yang dibuat pada point
pertama dan point kedua.

4. Sudut yang terbentuk antara dua garis paralel tersebut adalah sudut
Cobb.

Sudut Cobb adalah ukuran kelengkungan tulang belakang yang membantu


dokter untuk menentukan jenis pengobatan diperlukan. Sudut Cobb sebesar
10 derajat dianggap sebagai sudut minimum untuk menentukan angulasi
Scoliosis.

12
Sebuah kurva scoliosis 10
sampai 15 derajat biasanya
tidak memerlukan pengobatan/
perawatan kecuali
pemeriksaan rutin dengan
dokter ortopedi sampai pasien
telah melalui pubertas dan
kelengkungan tulang belakang
tidak bertambah parah setelah
pubertas.

Jika kurva scoliosis adalah 20


sampai 40 derajat, dokter
ortopedi umumnya akan menganjurkan pemakaian brace (penjepit ) untuk
menjaga tulang belakang dari pertambahan sudut lengkungan. Ada beberapa
jenis brace yang ditawarkan, di antaranya untuk dipakai selama 18 sampai 20
jam sehari, yang lain hanya pada saat malam hari. Brace yang dianjurkan
untuk dipakai akan tergantung pada gaya hidup pasien, dan tingkat keparahan
dari kurva.

Interpretasi kurva :
1. Mild: Curve <10-15 degrees
2. Moderate: Curve 20-50 degrees

3. Severe: Curve >45-50 degrees

4. Respiratory compromise: Curve >90 degrees

iii. Terapi(2,4,6,7,8,9)
1. Non operatif
Tidak setiap orang dewasa dengan deformitas tulang belakang
membutuhkan perawatan . Dapat menggunakan penghilang rasa sakit
dan olahraga . Latihan ini ditujukan untuk memperkuat otot-otot inti
perut dan punggung serta meningkatkan fleksibilitas . Beberapa
pasien dapat mengambil manfaat dari penggunaan jangka pendek dari
braces untuk mengurangi nyeri . Braces tidak memiliki efek jangka

13
panjang pada tingkat deformitas . Pasien harus peka terhadap rasa
sakit mereka, ini bertujuan untuk membantu menentukan letak rasa
sakit mereka . Dokter yang menangani rasa nyeri biasanya
memberikan penghilang rasan nyeri dosis kuat . Sayangnya , obat
nyeri dosis kuat juga bisa menjadi kebiasaan dan harus digunakan
dengan hati-hati . Jika narkotika yang diperlukan untuk mengontrol
rasa sakit , maka berhati-hatilah
menggunakannya.
Tipe dari Brace :
 Underarm or low-profile
brace : Jenis brace yang
terbuat dari bahan plastik
yang modern dan sesuai
dengan tubuh. Juga disebut
orthosis
thoracolumbosacral, brace
ini pas hampir tak terlihat
di bawah pakaian, karena
cocok di bawah lengan dan
di sekitar tulang rusuk,
punggung bawah dan pinggul.
 Milwaukee brace : Ini brace full-torso memiliki cincin leher
yang terletak di dagu
dan bagian belakang
kepala. Brace
memiliki bar datar di
depan dan dua bar
datar di belakang.
Karena mereka lebih
rumit, Milwaukee
brace biasanya hanya

14
digunakan dalam situasi di mana sebuah brace ketiak tidak
akan membantu.

2. Operatif
Pembedahan direncanakan bila semua pengobatan konservatif telah
gagal dilakukan. Tujuan operasi adalah untuk mengembalikan
keseimbangan tulang belakang , mengurangi rasa sakit ,
menghilangkan tekanan ke saraf (dekompresi) dan mempertahankan
keselarasan tulang belakang dengan cara menggabungkan dan
menstabilkan segmen tulang belakang. Dalam beberapa kasus,
dekompresi minimal invasif mungkin diperlukan. Stabilisasi bedah
melibatkan penahan kait, sekrup untuk segmen tulang belakang dan
menggunakan batang logam untuk menghubungkannya bersama-
sama. Mereka bertindak sebagai penahan posisi sehingga tulang
belakang terkoreksi. Fusion dilakukan dengan menggunakan tulang
pasien sendiri atau menggunakan mayat atau pengganti tulang sintetis.
Dalam kasus yang lebih parah, segmen tulang belakang harus
dipotong dan disesuaikan (osteotomy) atau seluruh segmen mungkin
harus gantikan sebelum menyelaraskan tulang belakang (tulang
punggung reseksi). Ada berbagai jenis prosedur bedah yang dirancang
untuk mengobati kelainan bentuk tulang belakang dewasa . Ahli
bedah perlu untuk menyesuaikan operasi untuk setiap pasien
tergantung pada kebutuhan mereka . Ketika operasi yang lebih besar
diperlukan (lebih dari 8 jam ) , operasi dapat dibagi menjadi dua
operasi 5-7 hari terpisah. Penting untuk dicatat bahwa operasi pada
orang dewasa lebih berisiko dibandingkan remaja . Tingkat
komplikasi secara signifikan lebih tinggi dan pemulihan jauh lebih
lambat . Oleh karena itu , operasi hanya dilakukan sebagai pilihan
terakhir dan setelah pasien memiliki pemahaman yang jelas tentang
risiko dan manfaatnya . Semua tindakan non - bedah yang wajar harus
dicoba terlebih dahulu . Kemajuan terbaru dalam teknik pembedahan
adalah dengan membuat sayatan kecil serta menggunakan zat biologis
untuk mempercepat proses fusi.

15
iv. Komplikasi(2)
Kebanyakan orang dengan scoliosis dengan bentuk ringan , sering
menimbulkan komplikasi yaitu :
 Ganguan pada paru-paru dan jantungnya : Dalam kasus scoliosis yang
parah, tulang rusuk bisa menekan paru-paru dan jantung, sehingga
lebih sulit untuk bernapas dan sulit bagi jantung untuk memompa
darah.
 LBP : Orang dewasa yang memiliki scoliosis dari usia dini, lebih
cenderung memiliki sakit punggung kronis.
 Penampilan bentuk tubuh : pada scoliosis yang memburuk, hal itu
dapat menyebabkan perubahan bentuk tubuh terlihat - termasuk bahu
tidak simetris, tulang rusuk menonjol, pinggul merata, dan pergeseran
dari pinggang dan tulang belakang ke samping.

BAB III

KESIMPULAN

Scoliosis adalah kelainan yang terjadipada tulang belakang yang


penyebebnya belum diketahui secara jelas. Jika penyebabnya sudah diketahui maka
biasanya kondisi scoliosis dapat diatasi.Dalam penanganannya dapat bersifat
nonoperatif dan operatif . Untuk yang non-operatif mengatasi scoliosis dengan
melatih otot-otot yang lemah (sport therapy) dan dikombilasikan dengan pengobatan

16
non-operatif lainnya. Hasil dari pengobatan scoliosis tidak menjadikan seseorang
penderita scoliosis menjadi normal tetapi setidaknya dapat mengurangi dampak
negative yang ditimbulkan oleh scoliosis tersebut dan untuk itu penderita scoliosis
harus sering melatih otot-otot yang lemah (sport therapy) sendiri dan melakukan
control ke dokter secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2006. p: 880-914.


2. Medicinet Reference [Internet] Scoliosis. [Last Update April 26, 2011] Available
From : http://www.medicinenet.com/scoliosis/page4.htm. Accessed on
November 24, 2013 .
3. Mayo Clinic Reference [Internet] Scoliosis. [Last Update Feb. 3, 2012 ] Available
From : http://www.mayoclinic.com/health/scoliosis/DS00194/DSECTION .
Accessed on November 24, 2013 .

17
4. SRS Reference [Internet] Scoliosis. Available From :
http://www.srs.org/patient_and_family/scoliosis/idiopathic/adults/adult_spinal_de
formity/treatment_options.htm. Accessed on December 07, 2013 .
5. Apley GA, Solomon L. Buku Ajar : Ortopedi dan FrakturSistem Apley . Edisi 7.
Jakarta : Widya Medika, 1995. p.84-91.
6. Thefreedictionary Reference [Internet] Scoliosis. Available From :
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Idiopathic+adult+scoliosis.
Accessed on December 07, 2013 .
7. Espine Reference [Internet] Adult Idiopathic Scoliosis . Available From :
http://espine.com/scoliosis/adult-idiopathic-scoliosis/. Accessed on December 08,
2013 .
8. Parkviewspine Reference [Internet] Adult Idiopathic Scoliosis . Available
From :http://parkviewspine.com/patient-education/adult-idiopathic-scoliosis/.
Accessed on December 08, 2013 .
9. NHS Reference [Internet] Scoliosis. [Last Update Feb. 19, 2013] Available
From : http://www.nhs.uk/Conditions/Scoliosis/Pages/Complications.aspx.
Accessed on November 24, 2013 .
10. Medscape Reference [Internet] Scoliosis. Available From :
http://emedicine.medscape.com/article/1265794-overview#a0104. Accessed on
November 24, 2013 .

18

Anda mungkin juga menyukai