Vertebra lumbal adalah satu dari lima rangkaian kolumna vertebralis yang
terletak pada pertengahan tubuh bagian posterior. Pada umumnya vertebra lumbalis
mempunyai bentuk melengkung ke arah depan atau disebut juga lordosis.
Ruas-ruas vertebra lumbalis tersebut lebih besar dari ruas vertebrae torakalis dan
dapat dibedakan oleh karena tidak adanya bidang untuk persendian dengan iga. Diantara
rua-ruas vertebra lumbalis tersebut terdapat penengah ruas tulang yang terdiri atau
tersusun dari tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang
memungkinkan terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang yang letaknya sangat
berdekatan. Bagian atas dari vertebra lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12
dan pada bagian bawahnya berbatasan dengan vertebra sakralis. Oleh karena tugasnya
menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk dari vertebra lumbalis ini besar-besar dan
kuat.
Lumbal banyak sekali mendapat pembebanan baik dari atas misalnya kekakuan
thoraks maupun tenaga yang besar dari hip dan pelvic. Pada regio lumbal, corpus
vertebranya besar dan lebih tebal daripada regio diatasnya. Hal ini sesuai dengan tujuan
fungsional, bahwa pada saat posisi tubuh tegak maka setiap vertebra harus menopang
semua berat trunk, lengan dan kepala sehingga area permukaan vertebra lumbal yang
luas/besar akan mengurangi besarnya stress yang terjadi.
Vertebra lumbalis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Korpusnya besar, tebal dan berbentuk oval.
2. Arkus
Arkus terletak pada bagian posterior dan dibentuk oleh dua pedikel dan dua
lamina. Pada bagian ini pedikelnya pendek tetapi lebih tebal dan laminanya lebih besar
yang mengarah ke belakang dan ke tengah. Antara korpus vertebra dengan arkus
vertebra lumbalis berfungsi untuk menyokong prosessus spinosus yang arahnya ke
belakang, prosessus transversus yang arahnya ke samping dan prosessus artikularis
superior dan inferior.
3. Pedikel
Pedikel mempunyai dua buah tulang yang pendek dan kuat. Timbul dari bagian
atas korpus, sehingga cekungan insisura vertebralis inferior yang terletak pada bagian
bawah lebih dalam dari cekungan insisura vertebralis superior yang letaknya pada
bagian atas dan keduanya akan membentuk foramen intervertebralis yang merupakan
bagian dari tempat keluarnya sumsum saraf.
4. Lamina Arkus Vertebra
Lamina arkus vertebra merupakan susunan dari dua buah tulang yang bentuknya
berasal dari ujung pedikel.
5. Prosessus Spinosus
Vertebra lumbalis mempunyai bentuk prosessus spinosus yang lebar dan besar,
tumpul serta mendatar ke arah belakang dan berbentuk persegi atau seperti kapak kecil
dan lebih kecil pada bagian vertebra lumbalis ke lima.
6. Prosessus Transversus
Prosessus transversus tipis dan mengarah ke belakang dan ke samping.
Prosessus transversus lumbal ketiga adalah yang terpanjang, sedangkan prosessus
transversus vertebra kelima lebih pendek dan lebih tipis dari ruas yang lainnya. Pada
bagian belakang dari batas bawah pada setiap prosessus transversus dan dekat
korpusnya terdapat tonjolan tulang yang disebut prosessus asesoris. Proc. Transversus
yang datar & seperti sayap pada 4 segmen vertebra lumbal (L1-L4), sedangkan pada L5
proc. Transversus tebal dan bulat punting
7. Prosessus Artikularis
Prosessus artikularis terletak pada bagian sisi dari persambungan antara pedikel
dengan lamina. Permukaan atasnya cekung dan mengarah ke depan dan ke tengah.
Fasies artikularis inferior bentuknya cembung dan mengarah ke depan serta ke sisi
samping. Ketika vertebra saling bersambungan, maka fasies artikularis inferior berada
di atas fasies artikularis superior dari bagian bawah vertebra. Prosessus artikularis ini
berperan dalam pembentukan diskus artikularis yang membagi prosessus artikularis
menjadi prosessus artikularis inferior dan superior. Pada bagian dari prosessus
artikularis superior terdapat tonjolan tulang pada permukaan belakangnya yang disebut
prosessus mammilaris.
8. Diskus Intervertebralis
Segmental Lumbal
Segmental regio lumbal terdiri dari thoracolumbal junction, segmen lumbal (L1-
L5), dan lumbosacral.
Thoracolumbal terdiri dari facet joint dan intervertebral joint.
Facet joint thoracolumbal dibentuk oleh proc. artikularis inferior Th12 yang
bersendi dengan proc. artikularis superior L1.
Facet superior Th12 berbeda dengan facet inferior Th12 perbedaannya :
permukaan facet superior lebih kearah bidang frontal sedangkan permukaan
facet inferior lebih kearah bidang sagittal
Pada gerak fleksi-ekstensi lumbal akan memaksa terjadinya gerak penyerta dari
Th10 Th12.
Pada segmen lumbal terdiri dari segmen L1-L2, L2-L3, L3-L4, L4-L5.
Puncak lordosis terletak pada vertebra L3 dengan jarak 2-4 cm.
Arah permukaan facet pada lumbal lebih kearah bidang sagital sehingga
menghasilkan gerak fleksi-ekstensi yang lebih besar.
Stabilitas dan mobilitas lumbal ditentukan oleh facet joint, diskus, ligamen dan
otot.
Segmen L5-S1 dibentuk oleh proc. artikularis inferior vertebra L5 yang bersendi
dengan proc. artikularis supe-rior S1.
Segmen L5-S1 (lumbosacral) merupakan regio yang paling besar menerima
beban mengingat lumbal mempunyai gerak yang luas sementara sacrum rigid
(kaku).
Troke et al menjelaskan bahwa fleksi lumbal adalah 40 72o dan ekstensi lumbal
adalah 6 29o.
Menurut White and Panjabi, gerak rotasi dan lateral fleksi lumbal sangat kecil yaitu
sekitar 2o pada L2-L3, 2o pada L3-L4, 2o pada L4-L5, 1o pada L5-S1.
Pada saat fleksi lumbal, nukleus pulposus akan bergerak kearah posterior sehingga
mengulur serabut annulus fibrosus bagian posterior, kapsul-ligamen sendi facet akan
mengalami peregangan, serta ligamen bagian posterior
a. Fleksi lumbal
d. Rotasi
NYERI
Alat ukur untuk menilai keterbatasan fungsional pada nyeri pinggang bawah, adalah
Oswestry disability index (ODI).
Kuisioner oswestry disability index berupa formulir berisi 10 item pernyataan yang
disusun untuk memberikan gambaran terhadap kemampuan fungsional nyeri pinggang
bawah, yang terdisi dari; item pertama mengukur intensitas nyeri dan 9 item lainnya
mengukur pengaruh nyeri terhadap aktivitas sehari hari yaitu perawatan diri,
mengangkat, berjalan, berdiri, duduk, tidur, aktivitas seksual, aktivitas sosial, dan
tamasya. Sebelum mengisi kuisioner tersebut, terlebih dahulu pasien diberi penjelasan
tentang cara pengisian dan pasien harus memberikan tanda cek () pada kotak yang
disediakan. Pasien diminta memilih salah satu pernyataan yang menggambarkan
ketidakmampuan aktivitas fungsional.
2) Saya merawat diri secara hati hati dan lamban karena terasa sangat
nyeri
Section 4 Berjalan
1) Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 1 mil karena nyeri
2) Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari mil karena nyeri
3) Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 100 yard karena nyeri
Section 5 Duduk
0) Saya mampu duduk pada semua jenis kursi selama aku mau
2) Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 1 jam karena
nyeri
3) Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari jam karena
nyeri
4) Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 10 menit karena
nyeri
Section 6 Berdiri
2) Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1 jam karena nyeri
3) Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1/2 jam karena nyeri
4) Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 10 menit karena nyeri
Section 7 Tidur
Tiap item pertanyaan di skor dalam skala 0 - 5 dan hasil yang dapat diberikan
pada skala 0 - 50. Penilaian menggunakan (Nilai yang diperoleh pasien/ total skor) x
100% (Trisnowiyanto, 2012).
DS = JN : 50 X 100%
Keterangan :
JN : Jumlah Nilai
Frekuensi Spasm:
Spasm Severity:
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = parah