Anda di halaman 1dari 24


KELAS : 5D
DEFINISI
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang
rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan
mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi.
REGULASI
 PERMENKES RI No. 80 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Fisioterapis
 PERMENKES No. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapis
 KEPMENKES No. 376/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi
 KEPMENKES No. 1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik
Fisioterapis
 UU RI No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
 PERMENKES No. 05 tahun 2018 tentang Penjaminan Pelayanan Rehabilitasi Medik
dalam Program Jaminan Kesehatan yang Mengatur Tindakan Fisioterapis
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta globalisasi maka RUANG LINGKUP
pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat baik yang bersifat umum ataupun
kekhususan seperti berikut ini:

 Fisioterapi Kesehatan Wanita


Fisioterapi jenis ini umumnya berkaitan dengan sistem reproduksi wanita. Seperti perawatan
prenatal, perawatan pascanatal, hingga fisioterapi yang berkaitan dengan infertilitas.
 Fisioterapi Pelayanan Medik
Pengembangan pelayanan fisioterapi pelayanan medik didasari pada spesifikasi problem kesehatan
pasien, seperti :
 Fisioterapi Muskuloskeletal (penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota gerak tubuh terdiri
dari otot, sendi, jaringan ikat)
 Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan jantung,
pembuluh darah dan paru)
 Fisioterapi Neuromuskular (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi),
 Fisioterapi Integumen (penyembuhan dan pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit)
 Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
Merupakan jenis fisioterapi yang
RUANG LINGKUP
memiliki fokus pada bayi, anak-anak, hingga
remaja yang mengalami gangguan tertentu
dan membutuhkan terapi fisik. Beberapa  Fisioterapi Olahraga
kondisi seperti anak dengan cerebral palsy, Fisioterapis olahraga sendiri bermacam-
down syndrome, gangguan perkembangan, macam. Mulai dari membuat program-program
ataupun yang mengalami cedera akut. latihan untuk atlet yang cedera, membuat
 Fisioterapi Usia Lanjut penilaian terhadap cedera-cedera yang terjadi,
membuat program latihan spesifik yang sesuai
Fisioterapi yang berfokus pada dengan jenis olahraga, atau memberi nasehat
kebutuhan lansia. Kondisi yang umum mengenai makanan yang konsumsi.
dialami oleh lansia seperti menurunnya
fungsi kognitif tubuh, gangguan  Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
keseimbangan tubuh, dan menurunnya Fisioterapi kesehatan masyarakat
fungsi tulang dan sendi. Tujuan untuk mengacu pada upaya
meningkatkan kebugaran fisik dan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan reha
memulihkan mobilitas lansia. bilitatif dengan mengacu pada 10 pokok progra
m puskesmas dan 10 penyakit utama yang ber
ada pada masyarakat dengan didukung oleh
ilmu-ilmu dasar kesehatan
sebagai bekal menjalankan profesinya.
STRATA PENDIDIKAN

• Penddikan D3 dapat ditempuh dalam waktu paling cepat 3 tahun


• Kewenangan D3 bersifat prosedural/intruktural, yaitu melakukan

D3
tindakan fisioterapis kepada pasien sesuai instruksi
• Gelar yang didapatkan “A.Md.Ft atau A.Md.Fis”

• Pendidikan D4 dapat ditempuhdalam 4 tahun waktu normal untuk


lulusan SMA dan 2 tahun untuk lulusan D3 fisioterapi
• Lulusan D4 tidak bisa melakukan praktek mandiri , kecuali

D4 melanjutkan ke jenjang profesi


• Gelar yang didapatkan “S.St.Ft”
STRATA PENDIDIKAN

• Pendidikan S1 dapat ditempuh dalam waktu 4 tahun waktu normal


lulusan SMA dan 2 tahun untuk lulusan D3 fisioterapi
• Lulusan S1 fisioterapi tidak diperkenankan melakukan tindakan
fisioterapis kepada pasien, kecuali melanjutkan jenjang profesi
fisioterapi
• Gelar yang didapatkan “S.Ft atau S.Fis”

• Pendidikan Profesi fisioterapi dapat ditempuh selama 1,5 tahun bagi


lulusan D4 dan S1 fisioterapi
• Lulusan profesi fisioterapi memiliki kewenangan untuk melakukan
praktek mandiri
• Gelar yang didapatkan “Ftr”
ETIKA PROFESI
1. Menghargai Hak dan Martabat Individu
Menghargai hak dan martabat individu sebagai  Pasien/klein atau kuasa hukum berhak atas
landasan dalam pelayanan profesional. informasi yang cukup tentang assesment, pilihan
Hubungan yang terjadi anatara fisoterapi denga terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan.
pasien/klein didasari sikap saling percaya dan  Pasien/klein berhak atas pemanfaatan sumber
menghargai hak masing-masing. daya yang tersedia untuk yang terbaik dalam
a. Hak Pasien/Klein pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila di
pandang perlu fisioterapis dapat merujuk kepada
 Pasien/klein berhak atas pelayanan yang
pihak lain/profesi lain yang lebih berkompeten.
sebaik mungkin.
 Pasien/klein berhak menentukan dan membuat
 Pasien/klein berhak atas perlindungan
keputusan sendiri dalam hal:
terhadap pelayanan yang tidak sesuai dan
hanya menerima pelayanan yang  Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
bermanfaat.  Menghentikan dan menerima
 Pasien/klein berhak atas pelayanan ketidakmampuannya walaupun mungkin
fisioterapi yang menghargai privasi dan tindakan fisioterapi dapat meningkatkan
martabatnya. keadaanya.
c. Hak-Hak Profesi Organisasi Ikatan
b. Hak-Hak Fisioterapi
Fisioterapi Indonesia (IFI)
 Fisioterapi berhak atas kemandirian  Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas
profesi dan otonomi loyalitas anggota dan memberikan
 Fisioterapi berhak atas rasa bebas perlindungan dari pelecehan akibat pelayanan
dari ancaman terhadap kehormatan, yang inkopeten, ilegal dan bertentangan
reputasi dan kompetensi serta hak dengan kode etik profesi
untuk mendapatkan perlindungan dan  Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas nama
kesempatan untuk membela diri baik dan menolak pelecehan dari siapapun.
terhadap gugatan sesuai keadilan.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas
 Fisioterapi berhak untuk bekerja sama pengajaran fisioterapi yang berkualitas,
dengan teman sejawat kompeten dan berpengalaman dibidangnya.
 Fisioterapi berhak menolak melakukan  Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas
intervensi apabila dipandang bukan praktek fisioterapi yang profesisonal dan
merupakan cara yang terbaik bagi menolak diajarkan secara semena-mena
pasien/klein. kepada individu atau kelompok lain
 Fisioterapi berhak atas jasa yang
layak dari pelayanan profesionalnya.
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan
kepada siapapun yang membutuhkan

 Fisioterapi mempunyai kewajiban moral untuk memberikan pelayanan kepada yang


membutuhkan tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku/ras, kondisi,
agama/kepercayaan, polItik dan status ekonomi. Dalam keadaan diluar karena alasan
apapun maka fisioterapis akan merujuk kepada tenaga/profesi lain yang memadai.
 Fisioterapi harus selalu mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang dipilih bagi
individu dan masyarakat.
 Fisioterapi dituntut untuk menghargai adat istiadat/kebiasaan dari pasien/klein dalam
memberi pelayanan.
 Fisioterapi berkewajiban untuk berkarya mendukung kebijakan pelayanan kesehatan
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
a. Tanggung Jawab Fisioterapi
 Fisioterapi mengemban tugas dan tanggung jawab  Fisioterapi wajib memberikan informasi yang
yang dipercayakan kepadanya dan memanfaatkan benar kepada masyarakat dan profesi
ketrampilan dan keahlian secara efektif untuk kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan
kepentingan individu dan masyarakat. profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi
dan pelayanan profesionalnya sehingga
 Fisioterapi harus menjamin bahwa pelayanan mereka menjadi tahu dan mau
yang diberikan, jenis, dosis, struktur organisasi menggunkannya.
dan alokasi sumber daya dirancang untuk
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan  Fisioterapi dalam menentukan tarif pelayanan
tuntutan kebutuhan individu, masyarakat, kolega, harus masuk akal dan tidak memanfaatkan
dan profesi lain. profesi untuk semata-mata mencari
keuntungan.
 Fisioterapi hendaknya selalu mencari, memberi
dan menerima informasi agar dapat meningkatkan  Jasa profesisional yang diterima fisioterapi
pelayanan. harus diadaptkan dengan cara yang jujur.
 Fisioterapi harus menghindari praktek ilegal yang  Fisioterapi dalam memanfaatkan teknologi
bertentangan dengan kode etik profesi. berdasarkan efektivitas dan efisiensi demi
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
 Fisioterapi harus mencantumkan gelar secara individu dan masyarakat.
benar untuk mengambarkan status profesinya.
 Fisioterapi dimanapun dia berada hendaknya
selalu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dilingkungannya.
b. Tanggung Jawab Organisasi Profesi
 Ikatan Fisioterapi Indonesia menjamin pelayanan yang diberikan secara jujur, komplit
dan berdasarkan pada penelitian dan informasi yang aktual dalam rangka ikut
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia membuat dan memantau pelakasanaan standar profesi
dalam praktek dalam praktek profesional.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia akan secara aktif mempromosikan profesi fisioterapi kepada
masyarakat secara jujur.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia akan mengatur sumber daya yang ada secara efektif, efisien
dan bertanggungjawab.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia memberikan dukungan kepada anggotanya untuk
mendapatkan informasi pendidikan, program dan kebijakan organsasi.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia memperjuangakan agar anggotanya mendapatkan
penghasilan yang wajar.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia bertanggungjawab kepada anggotanya.
4. Mengakui batasan dan kewenangan  Apabila fisioterapi memiliki pengetahuan dan
profesi dan hanya memberikan pelayanan ketrampilan yang kurang memadai untuk
dalam lingkup profesi fisioterapi. mengatasi tertentu harus : Meminta petunjuk
dan saran kepada yang lebih berpengalaman
 Fisioterapi memberikan pelayanan dan tindakan pada kondisi yang tepat dan Merujuk
sesuai dengan pengetahuan pasien/klein kepada profesi atau lembaga lain
 Fisioterapi tidak akan melakukan aktifitas yang tepat.
profesi yang dapat merugikan pasien/klein, Apabila fisioterapi menerima pasien/kelin yang
kolega atau masyarakat. dirujuk kepadanya untuk konsultasi maka dia
 Fisioterapi hendaknya selalu mensejahterakan tidak melakukan intervensi atau mengkonsulkan
pelayanannya dengan standar pelayanan kepada profesi atau profesi lain tanpa
praktek fisioterapi. persetujuan pasien/klein yang merujuk.
 Fisioterapi dalam mengambil keputusan
beradasarakan kepada pengetahuan dan
kehati-hatian
 Fisioterapi berkewajiban menyumbangkan
gagasan, pengetahuan dan ketrampilan untuk
kemajuan profesi dan organisasi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang  Privasi pasien/klein harus tetap terjaga selama
dipercayakan kepadanya kecuali untuk wawancara.
kepentingan pengadilan/hukum.
 Komputer atau cacatan harus terlindung dari
 Informasi tentang pasien/klein dilarang untuk pihak yang tidak berkepentingan.
diberikan kepada orang atau pihak lain yang
 Fisioterapi yang mampu terhadap informasi
tidak berkepentingan tanpa persetujuan
rahasia kolega/ pasien/ klein hanya akan
pasien/ klein/ kuasa hukumnya.
membuka informasi bilamana sangat
 Pencacatan informasi selama proyek membutuhkan
penelitian hendaknya tidak mencantumkan
 Informasi rahasia diberikan hendaknya tidak
identitas pasien, kecuali ada pesetujuan dari
tercacat permanen tanpa persetujuan individu.
yang bersangkutan.
 Informasi dapat diberikan apabila mempunyai
kekuatan hukum atau bila diperlukan untuk
keselamatan seseorang atau masyarakat.
6. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi
dan selalu meningkatkan pengatahuan/keterampilan.

a. Tanggung Jawab Fisioterapi


 Fisioterapi bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
terkini.
b. Tanggung Jawab Ikatan Fisioterapi
 Fisioterapi secara terus menerus meningkatkan pengetahuan Indonesia.
dan ketrampilan profesi melalui literatur dan pendidikan.
 Ikatan Fisioterapi Indonesia hendaknya
 Fisioterapi beratanggungjawab menggunkan tehnik yang menyelenggarakan pedidikan yang
mereka kuasai oleh karena itu hendaknya : berkelanjutan untuk meningkatakan
a) Mendelegasikan kepada fisioterapis yang kualifait. pengetahuan dan ketrampilan profesional.
b) Memberikan instruksi yang jelas kepada pasien/klein,
 Ikatan Fisioterapi Indonesia menjamin
keluarga, asisten dan pihak lain apabila dipandang perlu.
agar kode etik di jalankan oleh setiap
 Fisioterapi sebagai pemilik harus memastikan bahwa profesi
karyawan mampu untuk menerima tanggungjawabnya.
 Fisioterapi sebagai pemilik hendaknya memberikan kepada
karyawan untuk berkembang menjadi fisioterapi.Fisioterapi
dalam melakukan penelitian harus mengikuti kebijakan yang
ditetapkan oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia.
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
 Fisioterapi mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerja sama dengan profesi lain dalam
perencanaan dan pengelolaan agar mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi
kesehatan individu dan masyarakat.
 Fisioterapi hendaknya menyesuaikan diri dengan profesionalisme dan melengkapi diri dengan
ketrampilan yang memadai untuk perencanaan dan pengelolaan dalm situasi tertentu yang
dihadapinya, sehingga sadar akan keberadaan pelayanannya dalam konteks sosial dan
ekonomi secara menyeluruh.
 Fisioterapi mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan medukung penelitian untuk
perencanaan dan pengetahuan.
 Fisioterapi memberikan dorongan dan dukungan kepada sejawat dalam menyusun
perencanaan pelayanan strategis pengembangan.
KASUS
 Seorang wanita bernama Siska, meninggal dunia di RS Pondok Indah, setelah menjalani terapi
di klinik Chiropractic dikawasan Pondok Indah .
 Mulanya Siska mengeluh nyeri pada leher dan tulang belakang, kemudian siska sempat
menjalani fisioterapi/sekedar pijat sempat sembuh dan dapat bekerja seperti semula, namun
beberapa bulan kemudian sakit pada bagian tulang belakangnya muncul kembali.
 Akhirnya Siska berkonsultasi dengan terapis asing bernama Randall Cafery dan pengobatan
yang dijalani yaitu terapi chiropractic yang dilakukan sebanyak 40 kali yang dalam sehari
dilakukan 2 kali terapi.
 Proses terapi yang dilakukan sangat singkat ± 5 menit saja. Proses terapi dilakukan dalam posisi
tengkurap, lalu sang dokter mengangkat kepalanya dan diputar kekiri-kekanan, lalu dipegang
pinggulnya kemudian diputar kekiri,kekanan.
 Setelah menjalani terapi tersebut Siska menjadi lebih diam dan tak berapa lama Siska meringis
kesakitan yang luar biasa pada bagian leher lalu dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah
 Setelah ditangani oleh tim medis di RSPI siska mengalami kesemutan pada bagian leher hingga
lengan dan bagian belakang lehernya membengkak. Diduga pembuluh darahnya pecah. Untuk
memastikan siska harus dilakukan MRI sayangnya siska kehilangan kesadaran dan denyut
jantungnya melemah. Hingga paginya dokter menyatakan Siska meninggal dunia.
Analisis Kasus
Menurut kami kasus tersebut telah terkait melanggar :
1. Kode etik no 3 Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten
dan bertanggungjawab. Yang berbunyi : “Fisioterapi harus menghindari
praktek ilegal yang bertentangan dengan kode etik profesi”
2. Kode etik no 4 Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi. Yang berbunyi :
 Fisioterapi memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan
pengetahuan
 Fisioterapi tidak akan melakukan aktifitas profesi yang dapat merugikan
pasien/klein, kolega atau masyarakat.
3. Kode etik No. 6 Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi
dan selalu meningkatkan pengatahuan/keterampilan. Yang berbunyi :
“Fisioterapi secara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
profesi melalui literatur dan pendidikan”
3. PERMENKES RI No. 80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik fisioterapis
BAB II Perizinan Bagian Kedua tentang SIPF dan SIKF pasal 10 ayat 1 yang berbunyi :
“Fisioterapis warga negara asing dapat mengajukan permohonan memperoleh SKIF setelah :
a. Memenuhi persyaratan sebagaimana dalam pasal 9
b. Melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
c. Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia
5. PERMENKES RI No. 80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik fisioterapis
BAB II Perizinan Bagian Kedua tentang SIPF dan SIKF pasal 7 ayat 1, yang berbunyi :
“Fisioterapis Profesi atau Fisioterapis Spesialis yang melakukan praktik Pelayanan Fisioterapi
secara mandiri dan bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIP”
6. UU RI No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan BAB VIII Tenaga Kesehatan Warga Negara
Indonesia Lulusan Luar Negeri Dan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing Bagian kedua
tentang Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing pasal 55 ayat 1, berbunyi : “Tenaga Kesehatan
warga negara asing yang telah mengikuti proses evaluasi kompetensi dan yang akan
melakukan praktik di Indonesia harus memiliki STR Sementara dan SIP.”
SANKSI
Dari kasus tersebut sanksi dan pidana yang didapat :
1. KEPMENKES No. 1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis
BAB VII Sanksi pasal 23 ayat 1 dan 2, yang berbunyi :
“(1) Kepala Dinas/Kota dapat menjatuhkan sanksi administratif kepada fisioterapis yang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan keputusan ini
(2) Sanksi administratif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. Peringatan lisan atau;
b. Peringatan tertulis dan;
c. Pencabutan surat izin praktik fisioterapis
2. UU RI No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan BAB XIV Ketentuan Pidana Pasal 86 ayat 2,
yang berbunyi : “Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan sengaja
memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”
KELANJUTAN KASUS

Kasus tersebut tidak ditindak lanjutkan kembali,


dikarenakan tersangka sudah beberapa kali di
panggil oleh pihak kepolisian untuk pemeriksaan
namun tidak ditanggapi.
Dan tersangka melarikan diri ke negara asalnya
di Amerika.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/kmk3762007.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/pmk652015.pdf
https://dokumen.tips/documents/kepmenkes-no80-thn-2013-tentang-praktek-fisioterapi.html
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/kmk13632001.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/UU_NO_36_2014.pdf
https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2016/01/06/161000123/Wanita.Muda.Meninggal.Setel
ah.Terapi.Chiropractic.Ini.Kronologinya
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai