ANGGOTA KELOMPOK
(SMT 6 KELOMPOK D)
1.RIFQI NADHIFTYA J120180090
2. WULAN ADIS ARANTI J120180099
3.ATIKA ZULHIDAH HASAN J120180151
2
RINGKASAN
3
LATAR BELAKANG
4
CASE STUDY
Keterangan Umum
Nama : Yeni Rinawati
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus
Catatan Klinis
Kondisi umum/keluhan : Saat menstruasi mengeuhkan nyeri pada bagian perut bawah
Dan punggung belakang.
Pemeriksaan Fisioterapi
Anamnesis
1. Keluhan Utama : nyeri pada perut bagian bawah, nyeri punggung
Belakang.
2. Riwayat Penyakit sekarang : -
3. Riwayat penyakit dahulu :-
4. Riwayat penyakit penyerta : -
5. Riwayat pribadi dan keluarga : -
Pemeriksaan Fisik
1. Vital sign : Nadi : 80x /menit
TD : 110/80mmHg
Suhu : 36,4 ºC
Pernafasan : normal (20x /menit)
5
4. Kemampuan fungsional dan lingkungan aktivitas : normal
Grade Disminore
• Dismenore ringan
Didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktifitas, tidak
diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
• Dismenore sedang
Didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktifitas sehari-hari,
dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa
keluhan sistemik.
• Dismenore berat
Didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktifitas
sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya
keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya.
6
Diagnosis fisioterapi (ICF Framework)
DISMINORE
Program/Rencana Fisioterapi
- Program jangka pendek : penurunan nyeri menstruasi
- Program jangka panjang : mengurangi resiko terkena dismenore
- Pemberian program fisioterapi : senam dismenor, hot pack ,stretching exercise
- Edukasi : mengedukasi pasien tentang dismenorea dan cara mengurangi nyeri
dismenorea
- Evaluasi : menghilangkan rasa nyeri saat menstruasi pada pasien
7
SOLUSI YANG DITAWARKAN
Kendala yang sering dihadapi disminore pada wanita yakni kurangnya mengontrol
emosi dan minimnya penjelasan tentang proses haid menimbulkan stres emosional dan
ketegangan yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaannya, serta intesitas olahraga
yang tinggi dapat berpengaruh pada siklus disminore. nsiden disminore paling tinggi terjadi
pada wanita usia remaja. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi,maka solusi yang diberikan
terdiri dari :
Edukasi tentang proses haid ,serta pemberian latihan-latihan ataupun exercise pada
wanita sehingga memudahkan dalam melakukan olahraga dengan intesitas yang baik.
➢ Proses haid
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi
wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan
dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi
kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah
melalui vagina. Siklus ini berjalan sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama
menstruasi, hingga hari pertama menstruasi berikutnya tiba. Siklus menstruasi pada
seorang wanita diatur oleh berbagai hormon, baik yang dihasilkan oleh organ
reproduksi maupun kelenjar lain. Beberapa hormon yang terlibat adalah GnRH
(gonadotropin relasing hormone), FSH (folicle stimulating hormone), LH
(luteinizing hormone), estrogen, dan progesteron.
➢ Abdominal stretching
Latihan ini tidak beda jauh dengan senam, yaitu dapat membantu meningkatkan
oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbohidrat didalam sel serta
menstimulasi aliran drainase sistem getah bening, sehingga dapat meningkatkan
kelenturan otot dengan cara mengembalikan otot-otot pada panjangnya yang alamiah
dan dapat memelihara fungsinya dengan baik serta memperbaiki elastisitas atau
fleksibilitas jaringan tubuh serta mengurangi kram pada otot (Ningsih, 2011).
abdominal stretching sebagai terapi non farmakologis dapat menurunkan intensitas
nyeri. Latihan abdominal stretching terdiri dari 6 langkah yaitu Cat Stretch, Lower
Trunk Rotation, Buttock/Hip Stretch, Abdominal Strengthening Curl Up, Lower
Abdominal Strengthening, The Bridge Position dengan durasi 15 menit (Fauziah,
2015).
1. Cat Stretch
Posisi awal: tangan dan lutut di lantai, tangan di bawah bahu, lutut di
bawahpinggul, kaki relaks, mata menatap lantai
8
sejauh mungkin serta dagu dan mata menatap lantai. Tahan kondisi ini
dalam hitungan10.
b. Punggung didorong ke atas dan turunkan kepala menunduk kearah
lantai. Tahan kondisi ini dalam hitungan 10.
c. Posisi duduk kebelakang di atas tumit, rentangkan lengan ke depan
menjauhi badan sejauh mungkin hingga terasa tarikannya. Tahan
kondisi ini dalam hitungan 2x10, lalu rileks dan ambil nafas dalam
melalui hidung dan keluarkanmelalui mulut.
Lakukan latihan sebanyak 3 kali.
9
kondisi ini dalam hitungan 2x10.
b. Dengan posisi yang sama putar lutut ke sisi kiri hingga menempel ke
lantai pertahankan bahu tetap menempel dilantai. Tahan kondisi ini
dalam hitungan 2x10.
c. Kembali ke posisi awal
Lakukan selama 3 kali.
Catatan: bagi yang menginginkan gerakan lebih, angkat kedua lutut kea rah
dada, angkat kaki dari lantai sampai lutut di atas pinggul. Putar lutut ke kiri,
pastikan punggung tetap datar ke lantai.
3. Buttock/Hip Stretch
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk.
a. Letakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas
lutut.tangan memegang bagian belakang paha lalu tarik kearah dada
hingga adatarikan otot.
b. Lakukan senyaman mungkin. Tahan kondisi ini dalam hitungan 2x10,
kemudian kembali ke posisi awal dan rilek. Lakukan hal yang sama pada
kaki kiri.
c. Lakukan sebanyak 3 kali.
10
Buttock/Hip Stretch
Curl Up Step 1
Curl Up Step 2
11
Lower Abdominal Strengthening 1
➢ Pilates Exercise
12
peningkatan kerja jantung, peningkatan metabolise yang menimbulkan saraf simpatis terpacu.
Setelah melakukan pilates exercise, implus saraf perlahan – lahan melambat, kerja jantung
menurun, penurunan metabolisme, peningkatan elastisitas otot abdomen bawah dan memacu
saraf simpatis sehingga merangsang reseptor di hipotalamus dan di sistem limbik yang ada
diotak untuk memproduksi dan mengeluarkan hormon endorphin dan memberikan efek
rileksasi sehingga nyeri berkurang (Merithew, 2008).
Gerakan Pilates Exercise terdiri dari sebagai berikut :
1. Child pose dengan tujuan untuk mengulur otot – otot punggung bawah,
Caranya :
a. Posisi awal berlutut diatas matras, sendi panggul duduk diatas tumit, dada diturunkan
diantara kedua paha
b. Kepala ditundukkan, lengan diluruskan sampai didepan kepala dan diulur.
2. Half curl, Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menguatkan core muscle, meningkatkan
daya tahan otot perut.
Caranya :
a. Posisi awal terlentang diatas matras, lutut ditekuk dan lengan lurus disamping tubuh,
kedua kaki dirapatkan dan permukaan kaki rata pada lantai
b. Membungkukkan punggung atas dan bahu terangkat dari lantai dengan menggunakan
otot perut atas, kedua lengan sejajar dengan lantai dan punggung bawah tetap
menyentuh lantai.
3. Tiny step, tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengembangkan stabilitas otot perut,
melindungi sendi panggul dan punggung bawah, target utama dari gerakan ini adalah perut
bawah.
13
Caranya :
a. Posisi awal terlentang dimatras, lutut ditekuk dan kaki jinjit, kedua tangan berada
disendi panggul untuk merasakan gerakan tungkai
b. Menghembuskan nafas, lalu lutut kanan diangkat kearah dada sambil mengencangkan
perut,
c. Dilanjutkan dengan menarik nafas dan menahan posisi, lalu menghembuskan nafas
lagi sambil mengencangkan perut, kaki 16 diturunkan secara perlahan, lalu
melakukangerakan yang sama pada tungkai kiri.
4. The hundred, tujuan dari gerakan ini adalah untuk penguatan otot perut,
a. Posisi awal terlentang diatas matras, lutut ditekuk dengan permukaan kaki
b. Tarik nafas, tangan dijulurkan kearah depan dengan palmar tangan mengarah
kebawah, lalu nafas dihembuskan, lengan diangkat sehingga otot leher terulur
c. Secara gentle dorong tangan keatas sambil menarik nafas dan kebawah sambil
14
Gerakan The Hundred (Ellsworth, 2009)
5. Single leg circle Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengulur otot tungkai, menguatkan
b. Tarik nafas dan menghembuskan nafas, tungkai kanan diangkat, buat lingkaran
c. Dilanjutkan dengan menarik nafas kembali, lalu menghembuskan nafas, tungkai kiri
6. Single leg stretch Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menstabilkan core saat
15
b. Tungkai kanan diangkat kearah dada, tangan kanan menyentuh pergelangan kaki
kanan dan tangan kiri menyentuh lutut kanan sambil mengangkat kepala lalu tungkai
16
KENDALA YANG DIHADAPI
Kendala Fisioterapi pada kasus ini yaitu terbatasnya pemeriksaan karena ada PPKM
pandemi Covid-1 9sehingga menyebabkan pemeriksaan kurang maksimal. Selain itu, terkait
Exerciseatau Latihan yang diberikan pada kasus ini, pasien terkendala karena adanya
aktivitas sehari-hari seperti kuliah dan pekerjaan rumah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, M., Riyanti, E., & Widjanarko, B. (2016). Perilaku Remaja Puteri Dalam
Mengatasi Dismenore (Studi Kasus Pada Siswi Smk Negeri 11 Semarang ). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 4(3), 1036-1042. Retrieved From
Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm/Article/View/13711
Larasati TA, Alatas F. (2016 ). Dismenore primer dan faktor risiko Dismenore primer pada
Remaja. Jurnal Majority. Sep 1;5(3):79-84.
Noor MS, Yasmina A, Hanggarawati CD. (2010). Perbandingan kejadian dismenore pada
akseptor pil kb dengan akseptor suntik kb 1 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasayangan.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia; 9(1):14-17
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Bina
Sarana Sarwono Prawirohardjo
Proverawati, A., Misaroh, S. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta: Nuha Medika
Syafna, A., Dewi, Y. I., & Rahmalia, S. D. H. (2018). Pengaruh latihan Abdominal Stretching
terhadap Intensitas Dismenore, 5(2).
Vispute, S. S., Smith, J. D., Lecheminant, J. D., & Hurley, K. S. (2011). The effect of
abdominal exercise on abdominal fat. Journal of Strength and Conditioning Research, 25(9),
2559–2564. https://doi.org/10.1519/JSC.0b013e3181fb4a46
Windastiwi, W., & Pujiastuti, W. (2017). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap
Intensitas Nyeri Dismenorea, 6(12), 17–26.
Wong, C. L. (2018). Health-related quality of life among Chinese adolescent girls with
Dysmenorrhoea. Reproductive Health, 15(1), 1–10.https://doi.org/10.1186/s12978-018-0540-
5
Wong LP, Khoo EM. (2010). Dysmenorrheain A Multi Ethnic Population of AnAdolescent
Asian Girls. Int J GynecolObstet.;108(2):139–42.
18