Anda di halaman 1dari 18

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

FISIOTERAPI KOMPREHENSIF KESEHATAN REPRODUKSI

TEMA : KESEHATAN REPRODUKSI DAN DISMENORE


PADA REMAJA PUTRI

PERAN FISIOTERAPI PADA DESMINORE : a case study

ANGGOTA KELOMPOK
(SMT 6 KELOMPOK D)
1.RIFQI NADHIFTYA J120180090
2. WULAN ADIS ARANTI J120180099
3.ATIKA ZULHIDAH HASAN J120180151

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(Juni, 2021)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................2


RINGKASAN ..........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG .............................................................................................................4
CASE STUDY ...........................................................................................................................5
SOLUSI YANG DITAWARKAN ..........................................................................................8
KENDALA YANG DIHADAPI ...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18

2
RINGKASAN

Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi yang berkaitan dengan


sistem,fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. . Ciri khas kedewasaan seorang
wanita pada masa remaja salah satunya adalah dimulai dengan menstruasi. Siklus menstruasi
terhitung dari waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode
berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi yakni jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Dismenore atau nyeri haid
merupakan hal yang sering dikaitkan dengan permasalahan menstruasi. Hal ini menjadi salah
satu keluhan yang dapatdialami wanita saat fase menstruasi.
Kendala yang sering dihadapi oleh remaja umumnya adalah kurangnya edukasi
terhadap pentingnya menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Kendala yang sering dihadapi
disminore pada wanita yakni kurangnya mengontrol emosi dan minimnya penjelasan tentang
proses haid menimbulkan stres emosional dan ketegangan yang berhubungan dengan sekolah
atau pekerjaannya. Edukasi tentang proses haid ,serta pemberian latihan-latihan ataupun
exercise pada wanita sehingga memudahkan dalam melakukan olahraga dengan intesitas
yang baik.
Latihan yang bisa diberikan diantaranya Abdominal Stretching dan Pilates EExercise.
Abdiminal Stretching yang bertujuan untuk membantu meningkatkan oksigenasi atau proses
pertukaran oksigen dan karbohidrat didalam sel serta menstimulasi aliran drainase sistem
getah bening, sehingga dapat meningkatkan kelenturan otot. Sedangkan Pilates Exercise
yakni Mekanisme pilates exercise dapat menurunkan nyeri dismenore primer, ketika
melakukan Pilates exercise maka terjadilah penerimaan 13 implus saraf secara cepat,
peningkatan kerja jantung, peningkatan metabolise yang menimbulkan saraf simpatis terpacu.
Kendala dari kami berupa terbatasnya pemeriksaan karena ada PPKM pandemi
Covid-1 9sehingga menyebabkan pemeriksaan kurang maksimal. Selain itu, terkait
Exerciseatau Latihan yang diberikan pada kasus ini, pasien terkendala karena adanya
aktivitas sehari-hari seperti kuliah dan pekerjaan rumah.

3
LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi yang berkaitan dengan


sistem,fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Masa remaja merupakan masa
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Ciri khas kedewasaan
seorang wanita pada masa remaja salah satunya adalah dimulai dengan menstruasi.
Menstruasi atau haid sendiri adalah pendarahan yang merupakan hasil interaksi kompleks
yang melibatkan sistem hormone dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofisis, ovarium
dan uterus Prawirohardjo (2011).
Siklus menstruasi terhitung dari waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi yakni jarak
antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Durasi
menstruasi pada wanita normalnya rata-rata berkisar antara 21-35 hari. Namun hanya 10-15%
yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi selama 3-5 hari, bahkan
juga ada yang mencapai 7-8 hari (Proverawati & Misaroh, 2009)
Dismenore atau nyeri haid merupakan hal yang sering dikaitkan dengan permasalahan
menstruasi. Hal ini menjadi salah satu keluhan yang dapatdialami wanita saat fase
menstruasi. Dismenore sedndiri sering diartikan nyeri perut bawah saat menstruasiyang
biasanya didampingi oleh gejalalainnya seperti berkeringat, sakit kepala,diare, dan
muntah.Dismenore terbagi menjadi dismenore primer dan sekunder. Menurut (Noor dkk
2010) Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis,
sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis
seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium.
Prevalensi kejadian dismenore di dunia lebih dari 50%perempuan mengalami
dismenore primer.Prevalensi dismenore di setiap negaraberbeda-beda. Prevalensi di negara-
negaraAsiaTenggara juga berbeda, angkakejadian di Malaysia mencapai 69,4%,Thailand
84,2% dan di Indonesia angkakejadian dismenore 64,25% terdiri dari 54,89% dismenore
primer dan 9,36%dismenore sekunder (Wong dkk, 2010). Dismenore adalah nyeri perut yang
berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Angka kejadian dismenore di Jawa
Tengah mencapai 56%.
Permasalahan pada sering remaja terjadi pada awal menstruasi . Setelah menganalisis
dan mereview beberapa penelitian atau jurnal secara umum permasalahan pada remaja yang
sering dirasakan ialah keluhan disminore pada remaja biasanya terjadi Kram atau nyeri di
perut bagian bawah yang bisa menyebar sampai ke punggung bawah, dan paha bagian dalam.
Selain itu yang dirasakan juga nyeri haid juga kerap disertai mual, muntah, dan diare.
Kendala yang sering dihadapi oleh remaja putri umumnya adalah kurangnya edukasi
terhadap pentingnya menjaga kesehatan yang kelak juga akan menjadi seorang ibu Solusi
yang kami berikan meliputi beberapa hal, yaitu memberikan edukasi mengenai latihan untuk
menghindari terjadinya nyeri dan kram perut saat mengalami desminore pada fase menstrusi.
Latihan yang dapat dilakukan diantaranya Abdominal stretching dan Pilates Exercise.

4
CASE STUDY

Keterangan Umum
Nama : Yeni Rinawati
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus

Catatan Klinis
Kondisi umum/keluhan : Saat menstruasi mengeuhkan nyeri pada bagian perut bawah
Dan punggung belakang.

Pemeriksaan Fisioterapi
Anamnesis
1. Keluhan Utama : nyeri pada perut bagian bawah, nyeri punggung
Belakang.
2. Riwayat Penyakit sekarang : -
3. Riwayat penyakit dahulu :-
4. Riwayat penyakit penyerta : -
5. Riwayat pribadi dan keluarga : -

Pemeriksaan Fisik
1. Vital sign : Nadi : 80x /menit
TD : 110/80mmHg
Suhu : 36,4 ºC
Pernafasan : normal (20x /menit)

2. Inspeksi : Postur tubuh normal, tidak ada kelainan


3. Palpasi : Saat di tekan pada area perut bawah dan punggung belakang terdapat
Nyeri.
4. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan gerak dasar


1. Gerakan aktif : normal
2. Gerakan pasif : normal
3. Gerakan isometric melawan tahanan : normal

5
4. Kemampuan fungsional dan lingkungan aktivitas : normal

Pemeriksaan dan pengukuran


1. Tinggi Badan : 165 cm
2. Berat Badan : 55 kg
3. MMT :5
4. Wong baker scale : 6 (moderate)

Wong Baker Scale (WBS)

Grade Disminore

• Dismenore ringan
Didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktifitas, tidak
diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
• Dismenore sedang
Didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktifitas sehari-hari,
dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa
keluhan sistemik.
• Dismenore berat
Didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktifitas
sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya
keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya.

6
Diagnosis fisioterapi (ICF Framework)

DISMINORE

Activity Limitation Participation Restriction


Impairment
1. Kesulitan 1. Hambatan aktivitas
1. Nyeri perut
bagian bawah dan menjalankan
nyeri punggung aktivitas sehari-hari
belakang mulai dari
perkuliahan dan
pekerjaan rumah
2. Kesulitan berjalan,
dan duduk lama

Program/Rencana Fisioterapi
- Program jangka pendek : penurunan nyeri menstruasi
- Program jangka panjang : mengurangi resiko terkena dismenore
- Pemberian program fisioterapi : senam dismenor, hot pack ,stretching exercise
- Edukasi : mengedukasi pasien tentang dismenorea dan cara mengurangi nyeri
dismenorea
- Evaluasi : menghilangkan rasa nyeri saat menstruasi pada pasien

7
SOLUSI YANG DITAWARKAN

Kendala yang sering dihadapi disminore pada wanita yakni kurangnya mengontrol
emosi dan minimnya penjelasan tentang proses haid menimbulkan stres emosional dan
ketegangan yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaannya, serta intesitas olahraga
yang tinggi dapat berpengaruh pada siklus disminore. nsiden disminore paling tinggi terjadi
pada wanita usia remaja. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi,maka solusi yang diberikan
terdiri dari :
Edukasi tentang proses haid ,serta pemberian latihan-latihan ataupun exercise pada
wanita sehingga memudahkan dalam melakukan olahraga dengan intesitas yang baik.
➢ Proses haid
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi
wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan
dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi
kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah
melalui vagina. Siklus ini berjalan sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama
menstruasi, hingga hari pertama menstruasi berikutnya tiba. Siklus menstruasi pada
seorang wanita diatur oleh berbagai hormon, baik yang dihasilkan oleh organ
reproduksi maupun kelenjar lain. Beberapa hormon yang terlibat adalah GnRH
(gonadotropin relasing hormone), FSH (folicle stimulating hormone), LH
(luteinizing hormone), estrogen, dan progesteron.

Latihannya terdiri dari :

➢ Abdominal stretching
Latihan ini tidak beda jauh dengan senam, yaitu dapat membantu meningkatkan
oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbohidrat didalam sel serta
menstimulasi aliran drainase sistem getah bening, sehingga dapat meningkatkan
kelenturan otot dengan cara mengembalikan otot-otot pada panjangnya yang alamiah
dan dapat memelihara fungsinya dengan baik serta memperbaiki elastisitas atau
fleksibilitas jaringan tubuh serta mengurangi kram pada otot (Ningsih, 2011).
abdominal stretching sebagai terapi non farmakologis dapat menurunkan intensitas
nyeri. Latihan abdominal stretching terdiri dari 6 langkah yaitu Cat Stretch, Lower
Trunk Rotation, Buttock/Hip Stretch, Abdominal Strengthening Curl Up, Lower
Abdominal Strengthening, The Bridge Position dengan durasi 15 menit (Fauziah,
2015).

1. Cat Stretch
Posisi awal: tangan dan lutut di lantai, tangan di bawah bahu, lutut di
bawahpinggul, kaki relaks, mata menatap lantai

a. Punggung dilengkungkan dan perut didorong kearah lantai perlahan

8
sejauh mungkin serta dagu dan mata menatap lantai. Tahan kondisi ini
dalam hitungan10.
b. Punggung didorong ke atas dan turunkan kepala menunduk kearah
lantai. Tahan kondisi ini dalam hitungan 10.
c. Posisi duduk kebelakang di atas tumit, rentangkan lengan ke depan
menjauhi badan sejauh mungkin hingga terasa tarikannya. Tahan
kondisi ini dalam hitungan 2x10, lalu rileks dan ambil nafas dalam
melalui hidung dan keluarkanmelalui mulut.
Lakukan latihan sebanyak 3 kali.

Cat Stretch Step 1

Cat Stretch Step 2

Cat Stretch Step 3

2. Lower Trunk Rotation


Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, kedua lengan
dibentangkan keluar.
a. Pertama kondisi lutut yang tertekuk secara perlahan diputar kearah kanan
menempel ke lantai dan pertahankan kedua bahu tetap menempel di
lantai dengan tangan yang membantang ke luar menjauhi tubuh. Tahan

9
kondisi ini dalam hitungan 2x10.
b. Dengan posisi yang sama putar lutut ke sisi kiri hingga menempel ke
lantai pertahankan bahu tetap menempel dilantai. Tahan kondisi ini
dalam hitungan 2x10.
c. Kembali ke posisi awal
Lakukan selama 3 kali.

Lower Trunk Rotation Step 1

Lower Trunk Rotation Step 2

Catatan: bagi yang menginginkan gerakan lebih, angkat kedua lutut kea rah
dada, angkat kaki dari lantai sampai lutut di atas pinggul. Putar lutut ke kiri,
pastikan punggung tetap datar ke lantai.

Lower Trunk Rotation Step 3

3. Buttock/Hip Stretch
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk.
a. Letakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas
lutut.tangan memegang bagian belakang paha lalu tarik kearah dada
hingga adatarikan otot.
b. Lakukan senyaman mungkin. Tahan kondisi ini dalam hitungan 2x10,
kemudian kembali ke posisi awal dan rilek. Lakukan hal yang sama pada
kaki kiri.
c. Lakukan sebanyak 3 kali.

10
Buttock/Hip Stretch

4. Abdominal Strengthening: Curl Up


Posisi awal: badan dalam keadaan berbaring terlentang, tutut ditekuk, kaki di lantai dan
kedua tangan di bawah kepala.
a. Lengkungkan punggung dari lantai dan dorong perut kearah depan
menjauhi lantai hingga terasa penarikannya. Tahan selama hitungan 2x10
hitungan.
b. Ratakan punggung pada lantai dengan mengencangkan otot-otot perut
danpantat.
c. Lengkungkan sebagian tubuh bagian atas kearah lutut.
d. Tahan dalam hitungan
2x10Lakukan sebanyak 3
kali

Curl Up Step 1

Curl Up Step 2

5. Lower Abdominal Strengthening


Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dibentangkan sebagian keluar.
a. Letakkan bola antara tumit dan pantat. Ratakan punggung bawah ke lantai
dengan mengencangkan otot-otot perut dan pantat.
b. Pertahankan posisi tersebut, perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil
menarik tumit dan bola, kencangkan otot pantat dan jangan melengkungkan
punggung. Perlahan-lahan turunkan kedua kaki kembali ke posisi awal.
c. Latihan dilakukan sebanyak 15 kali.

11
Lower Abdominal Strengthening 1

Lower Abdominal Strengthening 2

6. The Bridge Position


The Bridge Position tidak dianjurkan bagi responden yang mengalami sakit leher. Posisi
awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki dan siku di lantai, lengan dibentangkan
keluar menjauhi tubuh.

a. Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot-otot perut dan pantat.


b. Angkat pinggul dan punggung bawah untuk membentuk garis lurus dari lutut
ke dada. Tahan selama hitungan 2x10, kemudian kembali ke posisi awal dan
rileks.

c. Latihan dilakukan sebanyak 3 kali

The Bridge Position

➢ Pilates Exercise

Mekanisme pilates exercise dapat menurunkan nyeri dismenore primer, ketika


melakukan Pilates exercise maka terjadilah penerimaan 13 implus saraf secara cepat,

12
peningkatan kerja jantung, peningkatan metabolise yang menimbulkan saraf simpatis terpacu.
Setelah melakukan pilates exercise, implus saraf perlahan – lahan melambat, kerja jantung
menurun, penurunan metabolisme, peningkatan elastisitas otot abdomen bawah dan memacu
saraf simpatis sehingga merangsang reseptor di hipotalamus dan di sistem limbik yang ada
diotak untuk memproduksi dan mengeluarkan hormon endorphin dan memberikan efek
rileksasi sehingga nyeri berkurang (Merithew, 2008).
Gerakan Pilates Exercise terdiri dari sebagai berikut :
1. Child pose dengan tujuan untuk mengulur otot – otot punggung bawah,
Caranya :
a. Posisi awal berlutut diatas matras, sendi panggul duduk diatas tumit, dada diturunkan
diantara kedua paha
b. Kepala ditundukkan, lengan diluruskan sampai didepan kepala dan diulur.

2. Half curl, Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menguatkan core muscle, meningkatkan
daya tahan otot perut.
Caranya :
a. Posisi awal terlentang diatas matras, lutut ditekuk dan lengan lurus disamping tubuh,
kedua kaki dirapatkan dan permukaan kaki rata pada lantai
b. Membungkukkan punggung atas dan bahu terangkat dari lantai dengan menggunakan
otot perut atas, kedua lengan sejajar dengan lantai dan punggung bawah tetap
menyentuh lantai.

3. Tiny step, tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengembangkan stabilitas otot perut,
melindungi sendi panggul dan punggung bawah, target utama dari gerakan ini adalah perut
bawah.

13
Caranya :
a. Posisi awal terlentang dimatras, lutut ditekuk dan kaki jinjit, kedua tangan berada
disendi panggul untuk merasakan gerakan tungkai
b. Menghembuskan nafas, lalu lutut kanan diangkat kearah dada sambil mengencangkan
perut,
c. Dilanjutkan dengan menarik nafas dan menahan posisi, lalu menghembuskan nafas
lagi sambil mengencangkan perut, kaki 16 diturunkan secara perlahan, lalu
melakukangerakan yang sama pada tungkai kiri.

4. The hundred, tujuan dari gerakan ini adalah untuk penguatan otot perut,

a. Posisi awal terlentang diatas matras, lutut ditekuk dengan permukaan kaki

menempel pada lantai dan rapatkan paha

b. Tarik nafas, tangan dijulurkan kearah depan dengan palmar tangan mengarah

kebawah, lalu nafas dihembuskan, lengan diangkat sehingga otot leher terulur

dengan mengangkat kepala

c. Secara gentle dorong tangan keatas sambil menarik nafas dan kebawah sambil

menghembuskan nafas dengan gerakan kecil seperti menepuk air

d. Selanjutnya menarik nafas sambil mengerakan tangan, secara perlahan

menghembuskan nafas secara paksa dengan menggunakan otot perut.

14
Gerakan The Hundred (Ellsworth, 2009)

5. Single leg circle Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mengulur otot tungkai, menguatkan

otot perut dalam, dan stabilitas pelvis dan otot perut

a. Posisi awal terlentang dimatras, kedua tungkai lurus.

b. Tarik nafas dan menghembuskan nafas, tungkai kanan diangkat, buat lingkaran

dengan lutut searah jarum jam dengan posisi lutut ditekuk.

c. Dilanjutkan dengan menarik nafas kembali, lalu menghembuskan nafas, tungkai kiri

membentuk lingkaran dengan arah berlawanan dengan yang sebelumnya

Gerakan Single Leg Cricle (Ellsworth, 2009)

6. Single leg stretch Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menstabilkan core saat

anggota gerak bawah digerakkan, dan menguatkan otot perut.

a. Posisi awal tidur terlentang dimatras.

15
b. Tungkai kanan diangkat kearah dada, tangan kanan menyentuh pergelangan kaki

kanan dan tangan kiri menyentuh lutut kanan sambil mengangkat kepala lalu tungkai

kiri diluruskan dan diangkatsetinggi telinga dari matras.

Gerakan Single leg stretch (Ellsworth, 2009)

16
KENDALA YANG DIHADAPI
Kendala Fisioterapi pada kasus ini yaitu terbatasnya pemeriksaan karena ada PPKM
pandemi Covid-1 9sehingga menyebabkan pemeriksaan kurang maksimal. Selain itu, terkait
Exerciseatau Latihan yang diberikan pada kasus ini, pasien terkendala karena adanya
aktivitas sehari-hari seperti kuliah dan pekerjaan rumah.

17
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, M., Riyanti, E., & Widjanarko, B. (2016). Perilaku Remaja Puteri Dalam
Mengatasi Dismenore (Studi Kasus Pada Siswi Smk Negeri 11 Semarang ). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 4(3), 1036-1042. Retrieved From
Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm/Article/View/13711
Larasati TA, Alatas F. (2016 ). Dismenore primer dan faktor risiko Dismenore primer pada
Remaja. Jurnal Majority. Sep 1;5(3):79-84.
Noor MS, Yasmina A, Hanggarawati CD. (2010). Perbandingan kejadian dismenore pada
akseptor pil kb dengan akseptor suntik kb 1 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasayangan.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia; 9(1):14-17
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Bina
Sarana Sarwono Prawirohardjo
Proverawati, A., Misaroh, S. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta: Nuha Medika
Syafna, A., Dewi, Y. I., & Rahmalia, S. D. H. (2018). Pengaruh latihan Abdominal Stretching
terhadap Intensitas Dismenore, 5(2).
Vispute, S. S., Smith, J. D., Lecheminant, J. D., & Hurley, K. S. (2011). The effect of
abdominal exercise on abdominal fat. Journal of Strength and Conditioning Research, 25(9),
2559–2564. https://doi.org/10.1519/JSC.0b013e3181fb4a46
Windastiwi, W., & Pujiastuti, W. (2017). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap
Intensitas Nyeri Dismenorea, 6(12), 17–26.
Wong, C. L. (2018). Health-related quality of life among Chinese adolescent girls with
Dysmenorrhoea. Reproductive Health, 15(1), 1–10.https://doi.org/10.1186/s12978-018-0540-
5
Wong LP, Khoo EM. (2010). Dysmenorrheain A Multi Ethnic Population of AnAdolescent
Asian Girls. Int J GynecolObstet.;108(2):139–42.

18

Anda mungkin juga menyukai