2022
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Nausea adalah suatu keadaan subyektif mengenai rasa kurang nyaman pada bagian
belakang tenggorokan serta lambung, yang dapat mengakibatkan muntah. Mual memiliki
batasan karakteristik diantaranya: keengganan terhadap makanan, mual, peningkatan
menelan, peningkatan saliva, rasa asam di dalam mulut dan sensasi muntah (Keliat, 2015).
Nausea adalah suatu fenomena subyektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian
belakang tenggorokan atau lambung yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan muntah
(NANDA, 2018 – 2020).
B. Etiologi
Menurut (PPNI, 2016) penyebab dari nausea sebagai berikut:
1. Gangguan biokimiawi (misalnya: uremia, ketoasidosis diabetik)
2. Gangguan pada esofagus
3. Distensi lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pankreas
6. Peregangan kapsul limpa Tumor terlokalisasi (misalnya: neuroma akustik, tumor
otak primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar tengkorak)
7. Peningkatan tekanan intraabdominal
8. Peningkatan tekanan intrakrnial
9. Peningkatan tekanan intraorbital misalnya: glaukoma)
10. Mabuk perjalanan
11. Kehamilan
12. Aroma tidak sedap
13. Rasa makanan / minuman yang tidak enak
14. Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
15. Faktor psikologis (misalnya: kecemasan, ketakutan, stres)
16. Efek agen farmakologis
17. Efek toksin
C. Patofisiologis
Nausea adalah suatu perasaan yang tidak nyaman di daerah epigastrik. Kejadian ini biasanya
disertai dengan menurunnya tonus otot lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran
darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan
perubahan ritme pernapasan. Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea
yang disertai peristaltik retrograd dari duodenum ke arah antrum lambung atau terjadi
kontraksi secara bersamaan pada antrum dan duodenum (Wood, 2011).
D. Dampak Nausea
Akibat lanjut dari mual adalah muntah, penurunan berat badan, dan mual juga dapat
berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh berupa dehidrasi (Price & Wilson, 2015).
Mual muntah yang tidak tertangani dengan baik juga akan menyebabkan isi lambung yang
dimuntahkan dapat menyumbat jalan napas dan mengakibatkan asfiksia, hipoksia, dan
hiperkapnia. Apabila terjadi aspirasi paru, maka asam lambung yang masuk akan
menyebabkan pneumonia aspirasi (sindroma Mendelson) dengan gejala: sesak napas, syok,
sianosis, suara ronkhi basah pada kedua paru, edema paru. Sebagian besar pasien meninggal
karena gagal jantung dan paru. Selain itu asamlambung yang sampai ke mulut dapat
menyebabkan terkikisnya email gigi dan inflamasi mukosa mulut (Kania, 2003).
E. Penanganan Nausea
Penanganan mual dan muntah sering menggunakan obat antiemetik. Obat antiemetik
memiliki efek samping yaitu pusing, retensi urin, sedasi, kebingungan, mulut kering, dan
konstipasi (McDonagh, 2010).
Selain itu, aromaterapi juga membantu menangani nausea. Tindakan nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri adalah pemberian aromaterapi lemon. Hasil penelitian menunjukkan pasien
1 post operasi laparatomi dengan skala nyeri 4. Setelah diberikan aromaterapi lemon pada
hari 1 dan 2 skala nyerinya 3, kemudian pada hari 3 skala nyerinya 2. Pasien 2 post operasi
laparatomi dengan skala nyeri 4. Setelah diberikan aromaterapi lemon pada hari 1 skala
nyerinya 3 dan pada hari 2 dan 3 skala nyerinya 2. Pemberian aromaterapi lemon dapat
menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi laparatomi
F. Konsep asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar nausea
Pengkajian
1. Data Umum
Data umum merupakan data yang pertama kali kita kaji, data umum tersebut meliputi data
demografi yaitu nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada komponen ini perawat mengumpulkan data yang penting dan berkaitan dengan gejala
penyakit atau keluahan yang dirasakan klien. Menanyakan kapan saja gejalanya mulai timbul,
apkah gejalanya timbul mendadak ataukah bertahap. Perawat juga menanyakan terkait durasi
gejalanya serta lebih spesifik seperti letak, intensitas dan kualitas. Sebagai contohnya adalah
pengkajian nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Informasi yang diperoleh dari riwayat kesehatan dahulu, bagaiamana perawatan kesehatan
klien. Apakah pernah menjalani operasi ataupun masuk rumah sakit. Selain itu deskripsi
terkait riwayat alergi klien makanan, obat-obatan, ataupun polutan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tujuan dari dilakukanannya pengkajian riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data
tentang hubungan kekeluargaan langsung yang digunakan untuk menentukan apakah klien
beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetika. Riwayat keluarga juga bisa memberikan
informasi tentang struktur keluarga, interaksi dan fungsi yang berguna dalam pemberian
asuhan keperawatan.
5. Riwayat Pengobatan
Berisi tentang Riwayat pengobatan dahulu pada klien.
6. Kemampuan Mengontrol Kesehatan
Komponen ini terdiri dari hasil pengkajian tentang apa yang dilakukan klien saat sakit, pola
hidup klien
7. Faktor Sosial Ekonomi
Meliputi informasi tentang penghasilan, asuransi Kesehatan yang digunakan, dan lain-lain.
8. Pengobatan Sekarang
Berisi tentang informasi pengobatan sekarang yang diperoleh klien.
9. Pengkajian 13 Domain Nanda
a. Promosi Kesehatan
b. Nutrisi
c. Eliminasi dan pertukaran
d. Aktivitas/istirahat
Persentase
Skala Kekuatan Otot Karakteristik
Normal (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau
1 10
dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
2 25
topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
4 75
melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
5 100
melawan gravitasi dan tahanan penuh
e. Persepsi/kognisi
f. Persepsi Diri
g. Hubungan Peran
h. Seksualitas
i. Koping/toleransi stress
j. Prinsip Hidup
k. Keamanan/perlindungan
l. Kenyamanan
m. Pertumbuhan/perkembangan
10. Data Penunjang
- Pemeriksaan laborat
- Pemeriksaan rongten
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nausea
Definisi : perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung
yang dapat mengakibatkan muntah.
Menurut PPNI (2016) tanda dan gejala nausea ada dua yaitu tanda dan gejala mayor dan
minor.
H. Rencana Keperawatan
1. Tingkat nausea (L.08065)
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah di berikan asuhan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan tingkat nausea
menurun dengan kriteria hasil :
1. Nafsu makan meningkat ( skala 1 – 5)
2.Keluhan mual menurun( skala 1 – 5)
3. Perasaan ingin muntah menurun ( skala 1 – 5)
4. Perasaan asam dimulut menurun ( skala 1 – 5)
5. Frekuensi menelan menurun ( skala 1 – 5)
6. Jumlah saliva menurun ( skala 1 – 5)
7. Pucat membaik ( skala 1 – 5)
I. Intervensi
Menejemen mual (I. 03117)
1. Observasi
Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan (mis. Bayi, anak-anak, dan
mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif)
Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas,
kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan prosedur)
Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
Monitor asupan nutrisi dan kalori
2. Terapeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara, dan
rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik
Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika
perlu
3. Edukasi
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis.
Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
J. Pathway
Sumber: Debora, 2017, PPNI, 2016, PPNI, 2018 dan Price & Wilson, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., & Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika
Debora, O. (2017). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik (2nd ed). Jakarta: Salemba
Medika.
Kania. (2003). What’s being done to make ambulatory surgery safere OR Manager.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Pradipta, A. A., et al. (2018).
Price, S.A, & Wilson, L.M. (2013). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi
VI. Jakarta: EGC
Price, S.A, & Wilson, L.M. (2013). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi
VI. Jakarta: EGC
Pradipta, A. A., et al. (2018). Kapita Selekta Kedokteran Essential Medicine (4thed). Jild I.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ratna, Khoiriyah. 2020. Penurunan skala nyeri akut post laparatomi menggunakan
aromaterapi lemon. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda/article/view/5489
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Nurachmah, E., Gayatri, D. (2011). Terapi Akupresur Dapat Menurunkan Keluhan Mual
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama inisial klien : Ny Kh
2. Umur : 20 tahun
3. Alamat : Ngrajek III rt : 01/ rw 05 Mungkid Magelang
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Status perkawinan : Menikah
7. Tanggal masuk RS : 2 Oktober 2022
8. Nomor Rekam Medis : 3662XX
9. Penanggung jawab : Tn.Riz
10. Hubungan dg klien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Kesehatan Umum:
- Keluhan utama:
Mual dan muntah
- Penggunaan alat bantu (gigi palsu, lensa kontak, alat dengar, dan lain-lain):
Klien tidak menggunakan alat bantu seperti gigi palsu, lensa kontak, alat dengar,
dan lain-lain.
- Tinggi badan : 153 cm
- Berat badan : 41,5 kg
- LILA : 30 cm
- Tekanan darah : 106/ 64 mmHg
- Nadi : 88 x / menit
- Suhu : 36,7 C
- Respirasi : 22 x /menit
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Klien masuk rumah sakit karena nyeri perut 8 bulan sebelum masuk rumah sakit .
Nyeri perut sering kambuh, terakhir dipijat 1 bulan yang lalu. Karena tidak kunung
sembuh , klien memeriksakan di RSUD Muntilan. Disarankan untuk operasi. Saat
ini sudah dioperasi Laparatomi Eksplorasi pada tanggal 4 Oktober 2022. Nyeri lebih
baik dari kemarin , saat ini belum kentut , belum makan, mual, muntah, dan tidak
berselera makan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu (penyakit, kecelakaan, dan lain-lain):
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga (adakah riwayat penyakit, dan lain-lain)
Tidak ada riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular dalam keluarga
5. Riwayat pengobatan
Pengobatan didukun untuk mengatasi perut yang nyeri . Kadang ke psuskesmas .
6. Kemampuan mengontrol kesehatan:
Yang dilakukan bila sakit :
Bila sakit klien tidak berobat ke faskes , tetapi ke alternatif terlebih dahulu.
7. Pola hidup (konsumsi/alkohol/olah raga, dan lain-lain)
Klien tidak mengkonsumsi alkohol, olah raga jarang dilakukan.
8. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dan lain-lain):
Kebutuhan tercukupi dari penghasilan suaminya, mempunyai BPJS Kesehatan dari
subsidi pemerintah.
9. Pengobatan sekarang:
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Terpasang selang DC, produksi kuning jernih jumlah 500cc
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada riwayat kelainan Kesehatan pada kandung kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Terpasang selang DC, produksi kuning jernih ada sedimen
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Kandung kemih kosong, tidak distensi, terpasang selang DC
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
BAB belum setelah operasi. Belum flatus
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Tidak ada konstipasi, klien mencukupi kebutuhan serat dari konsumsi sayuran.
Lainnya: tidak ada masalah
c. Sistem Integument
Turgor kulit elastis , terpasang infuse di tangan kanan , kulit tampak pucat dan
banyak keringat dingin, caplarry refille < 2 detik.
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 21.00-04.00 setiap harinya, saat sakit , klien kurang tidur,
karena muntah dan nyeri operasi.
2) Insomnia : tidak terdapat tanda dan gejala insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur: klien tidak memiliki kebiasaan konsumsi
obat tidur maupun kebiasaan lain untuk merangsang tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : IRT
2) Kebiasaan olah raga : klien biasa melakukan aktivitas jalan pagi di jalan
kampung
3) ADL
a) Makan : sebelum sakit pemenuhan kebutuhan makan tidak ada
masalah, saat sakit klien dibantu keluarga , saat ini stop
makan .
b) Toileting : BAK dengan DC, belum bab
c) Kebersihan : klien atau keluarga selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya
d) Berpakaian : sebelum sakit klien mampu berpakaian sendiri, saat
sakit kebutuhan berpakaian dibantu oleh keluarga.
4) Bantuan ADL : kebutuhan ADL terpenuhi dengan bantuan keluarga
5) Kekuatan otot :
5 5
5 5
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMA
2) Pengetahuan tentang penyakit: klien mengetahui tentang penyakitnya
3) Adakah hewan peliharaan : tidak ada
4) Penkes yang ingin didapatkan: tentang minum sedikit tapi sering
5) Orientasi (waktu, tempat, orang): orientasi masih baik
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : klien tidak memiliki riwayat sakit jantung
2) Sakit kepala : klien mengeluh sakit kepala , pusing
3) Penggunaan alat bantu : klien tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan : penginderaan normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : klien menggunakan bahasa indonesia dan jawa
dalam berkomunikasi.
2) Kesulitan berkomunikasi : sebelum sakit klien tidak ada kesulitan dalam
berkomunikasi, selama sakit komunikasi
minimal.
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : klien tampak gelisah, tidak nyaman karena
nyeri di bekas operasi, mual dan belum flatus.
2) Perasaan putus asa/kehilangan: tidak ada
3) Keinginan untuk mencederai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : luka jahitan di perut bekas operasi
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Orang terdekat : suami
2) Perubahan peran : perubahan peran yang dialami adalah menjadi
pasien
3) Perubahan psikologis : klien tidak mengalami perubahan secara
psikologis
4) Interaksi dengan orang lain : klien berinteraksi baik dengan orang lain
5) Stres/pikiran lain : klien tidak mengalami gangguan dalam
berpikir seperti stress, dan lain-lain.
8. SEXUALITY
a. Masalah/disfungsi seksual : klien tidak mengalami masalah seksual
b. Periode menstruasi : 28 hari
c. Metode KB yang digunakan : KB Hormonal suntik tiap 3 bulan
d. Masalah lain : tidak ada masalah lain dalam sexuality.
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Rasa sedih/takut/cemas : klien merasa cemas karena masih nyeri,
mual dan muntah
b. Kemampuan untuk mengatasi : klien memiliki mekanisme koping
terhadap kondisi dengan baik
c. Perilaku yang menampakkan cemas : klien tampak berhati hati saat bergerak,
sambil menahan bagian perut.
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
b. Imunisasi TT : klien mendapatkan imunisasi TT saat hamil.
c. Gangguan thermoregulasi : suhu tubuh normal
d. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, kondisi hipertensi,
pendarahan, hipoglikemia, gaya hidup yang tetap)
Klien tidak mengalami gangguan/resiko komplikasi.
e. Ekstremitas
Klien tidak mengalami kelemahan ekstremitas
f. Genetalia
- Adakah kelainan : tidak ada kelainan pada genetalia
- Anus : tidak ada hemoroid
- Masalah lainnya : klien tidak mengalami masalah lain pada genetalia,
tidak ada keputihan/ jamur
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : luka operasi
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : seperti di sayat
3) Regio (dimana letaknya) : di perut bawah tali pusat.
4) Scala (berapa skalanya) : skala 4 menggunakan Numeric rating
scale (NRS)
5) Time (waktu) : saat aktivitas/ bergerak
b. Rasa tidak nyaman lainnya : pusing dan mual
c. Data objektif :ekspresi tampak menahan nyeri ketika
berpindah posisi, memegang perut ketika bergerak, sulit tidur, frekuensi nadi
77x/menit
13. GROWTH/DEVELOPMENT
Pertumbuhan dan perkembangan : normal
D. DATA LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN
Hematologi rutin
Leukosit 6.41 Ribu/uL 4.79 – 11.34
Eritrosit 4.52 10*6/uL 4.11 – 5.55
Hemoglobin 12.8 Gr/dl 10.85 – 14.9
Hematokrit 36.2 % 34 – 45.1
Trombosit 278 Ribu/uL 216 – 541
MPV 5.90 fL 7.2 – 11.1
Index Eritrosit
RDW – CW 10.0 % 11.3 – 14.6
MCV 80.2 Fl 71.8 – 92
MCH 28.4 Pg 24.2 – 31.2
MCHC 35.4 g/dl 32 – 36
Hitung Jenis
Neutrofil 38.3 % 42.5 – 71
Limfosit 50.9 % 20.4 – 44.6
Monosit 6.2 % 3.6 – 9.9
Eosinofil 3.1 % 0.7 – 5.4
Basofil 1.5 % 0-1
Golongan darah+
Rhesus
Golongan darah A
Rhesus Positif
Hemostasis
CT 5.0 Menit 2-6
BT 2.0 Menit 1-3
Imunoserologi
HBSAG Rapid Negatif Negatif
Kimia Klinik
Diabetes
Gula darah 112 mg/DL <180
sewaktu mg/DL
E. ANALISA DATA
Nama Inisial Klien : Ny. Kh Diagnosa Medis : Post Laparatomi Eksplorasi
No Rekam Medis : 366249 Bangsal : Flamboyan
DATA
TANGGAL
DATA
NO DAN JAM DATA OBYEKTIF ETIOLOGI PROBLEM
SUBYEKTIF
PENGKAJIAN
(TANDA)
(GEJALA)
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdominal dibuktikan dengan
mual, muntah, pucat, gelisah, berkeringat,
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik: post operasi dibuktikan dengan
gelisah, mengeluh nyeri, meringis, menghindari sumber nyeri , sulit tidur
3. Risiko hipovolemia dibuktikan dengan muntah , susah menelan karena pahit .
G. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien : Ny. Kh Diagnosa Medis : Post Laparatomi Eksplorasi
No Rekam Medis : 366249 Bangsal : Flamboyan
-
2 03/10/2022 Nyeri b/d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
14.30 pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
(trauma) selama 3x24 jam, diharapkan tingkat • lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
nyeri menurun dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
a) Keluhan nyeri cukup menurun • Identifikasi skala nyeri
( skala 2 ke 4) • Identifikasi respon nyeri non verbal
b) Ekspresi meringis cukup menurun • Identifikasi faktor yang memperberat dan
menurun cukup menurun ( skala 2 memperingan nyeri
ke 4) • Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
c) Sikap protektif cukup menurun nyeri
( skala 2 ke 4) Terapeutik
d) Kesulitan tidur cukup menurun • Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
( skala 2 ke 4) rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
e) Gelisah cukup menurun ( skala 2 musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
ke 4) teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
oleh keluarga.
08.00 Melakukan evaluasi pemberian aromaterapi DS: Klien mengatakan lebih enak menghirup
peppermint melalui inhalasi untuk aroma mint.
mengendalikan lingkungan penyebab mual. DO : Klien tampak menghirup aroma terapi
mint inhalasi lebih sering.
08.30 Menganjurkan pasien untuk tetap tenang,
karena akan dilakukan evaluasi kembali dan DS: Klien berterima kasih
pemantauan dari petugas . DO: Klien minum air putih , sedikit sedikit,
tampak menahan muntah . gelisah .
Melaporkan keadaan klien kepada dokter
penanggung jawab bedah dan anestesi .
09.00 DS:-
Melakukan kolaborasi dengan dokter
pemberian anti mual . ondansetron injeksi 8 DO: diberikan ondansetron 8mg/iv
mg /IV
09.10 Memberikan minum air putih sedikit sedikit DS: -
untuk mengurangi muntah DO: Minum air putih ,5x30cc dalam sehari.
Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi DS: klien mengatakan semoga membaik
, untuk pemberian epidural injeksi . mualnya.
Advis dokter : Cek GDS , epidural inj tetap DO : GDS : 118mgDl, epidural injeksi masuk.
diberikan , metoclopramide 10 mg Metoclopramide 10mg IV.
5 05/10/ 2022 Nyeri akut Melakukan observasi lokasi, karakteristik, DS: Nyeri berkurang , lebih baik dari
07.45 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, sebelumnya.
skala nyeri, faktor yang memperingan dan P: nyeri karena luka operasi perut.
memperberat nyeri, dan yang sudah Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
dilakukan apabila nyeri datang R: perut bawah pusar
S: skala 3
T: nyeri saat bergerak
08.45 Mengobservasi respon nyeri non verbal DO: -
DS:
DO: Klien tampak memegang perut ketika
ingin duduk.
09.10 Melakukan kolaborasi pemberian analgetik DS: klien berterima kasih
epidural injeksi 10cc DO: epidural injeksi 10 cc. tampak selang
epiduran di punggung.
09.30 Memberikan terapi komplementer dengan
mendengarkan musik yang disukai untuk DS: -
mengurangi nyeri DO: Klien tampak mendengarkan musik
10.30 akustik kadang murotal.
Melakukan evaluasi nyeri DS: nyeri berkurang daripada sebelum
6 05/10//2022 Resiko Melakukan pemeriksaan dan observasi tanda DS: mengatakan masih mual, belum
09.00 Hipovolemia dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi diperbolehkan makan . mual bertambah .
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah DO : mukosa bibir kering , tampak lemas , eni
menurun, tekanan nadi menyempit,turgor sering minum air putih sedikit dan sering
kulit menurun, membrane mukosa kering, menelan ludah.
volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus dan lemah)
Melakukan observasi intake dan output cairan DS: Klien mengatakan minum sedikit sedikit .
09.30 air putih, belum boleh makan
DO : Terpasang infuse RL : 20cc/jam eni
10.15 Menghitung balance cairan DO:
Balance cairan dalam 6 jam :
Input : infus RL 20cc/mnt = 60cc/jam = 360
cc/6 jam
Minum =75cc/6jam
Output : Muntah 100cc
Urine : 250 cc
Iwl : 15x41,5/6 = 103,75 cc/6jam
Balance Cairan: -178
Tanggal Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Paraf
dan Jam (Subjective, Objective, Assessment/Analysis, Plan)
1 05/10/2022 Nausea berhubungan dengan S: Klien mengatakan mual dan muntah lebih
18.30 peningkatan tekanan intra berkurang dari kemarin.belum kentut dan bab,
abdominal Belum bab dan belum flatus. Klien sulit tidur , mual
sewaktu-waktu belum minum obat, sudah diberikan Eni
obat suntikan, tetepi tidak tahu namanya. Belum
boleh makan , dank lien tidak nafsu makan. boleh
minum air putih . mulut masih terasa pahit
O : Tampak sering menelan ludah, banyak
keringat , tampak gelisah menahan mual,
A: Masalah Nausea teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi yang sudah dilakukan.
Tambahkan intevensi
1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
2. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (mis. Biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur)
2 05/10/2022 Nyeri akut berhubungan dengan S:
18.30 Agen pencedera fisik: post Klien mengatakan masih nyeri, tetapi lebih
operasi dibuktikan dengan berkurang dari kemarin. ( skala 3)
gelisah, mengeluh nyeri, P: nyeri karena luka operasi perut. Eni
meringis, menghindari sumber Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
nyeri , sulit tidur R: perut bawah pusar
S: skala nyeri 4
O:
Klien tampak memegang perut ketika bergerak
miring kanan atau kiri. Tampak berhati hati jika
bergerak.
Klien mendengarkan musik akustik.
Klien mampu melakukan teknik napas dalam.
Sudah diberikan injeksi ketorolac 20 mg diberikan
secara IV
A. Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi .
3 05/10/2022 Risiko hipovolemia dibuktikan S:
18.30 dengan muntah , susah menelan mengatakan masih mual, belum diperbolehkan
karena pahit makan . mual bertambah .
O: eni
mukosa bibir kering , tampak lemas , sering minum
air putih sedikit dan sering menelan ludah.
Terpasang infuse RL : 20cc/jam, dengan minum
5x30 cc dalam sehari.
Balance cairan -348,7cc
A. Masalah resiko hipovolemia tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi .
4 05/10/2022 Nausea berhubungan dengan S: Klien mengatakan mual dan muntah dari
11.00 peningkatan tekanan intra kemarin.belum kentut dan bab, Belum bab dan
abdominal belum flatus. Klien sulit tidur , mual sewaktu-waktu
belum minum obat, sudah diberikan obat suntikan, Eni
tetepi tidak tahu namanya. Belum boleh makan ,
dank lien tidak nafsu makan. boleh minum air
putih . mulut masih terasa pahit
O : Tampak sering menelan ludah, banyak
keringat , tampak gelisah menahan mual,
GDS : 118 mgDL.
Injeksi ondansetron 8mg/iv
Injeksi metoclopramide 10 g/iv
A: Masalah Nausea teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi yang sudah dilakukan.
Tambahkan intevensi
1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu