Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN TRI HITA KARANA DAN

KOMLEMENTER BERBASIS BUDAYA BALI


“PENYELESAIAN KASUS CHIROPRAKTIK PASCA NIFAS”

OLEH:
KELOMPOK VI

1. Annisa Nurul Islami (P07124120005)


2. Dewa Ayu Putu Pebri Valentina (P07124120008)

3. Anak Agung Mas Agung Anggreni (P07124120026)

4. Ni Kadek Yuni Susila Dewi (P07124120030)

5. Ni Kadek Ayu Sriani (P07124120038)

TINGKAT II SEMESTER IV
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III JURUSAN
KEBIDANAN
2022
KASUS CHIROPRAKTIK PASCA NIFAS

A. Pendahuluan

Pengobatan Komplementer Alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujuka


n untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif d
an rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efe
ktifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik yang belum diterima dalam k
edokteran konvensional. Sinergi pelayanan adalah penggabungan metode pengobatan non konve
nsional dengan pengobatan konvensional yang akan memberikan manfaat/khasiat pengobatan ya
ng lebih baik dibandingkan dengan manfaat satu jenis saja.

Pengobatan dengan cara pijat tidak, selalu dengan pijat refleksi. Chiropractic merupakan
pijat alternative, yang berasal dari Amerika Serikat dan masuk Indonesia sejak 1999. Jika pijat
refleksi bermain pada wilayah telapak tangan dan kaki, maka untuk pijat ini menelusuri wilayah
tulang belakang. Chiropractic menjadi salah satu bentuk teknik terapi alternative untuk tulang
belakang. Kelebihannya, tanpa menggunakan obat dan tanpa pula melalui tindakan bedah.
Bahkan ibu hamil, bayi, anak pun dapat mengikuti terapi ini. Gerakan pada persendian sangat
berpengaruh pada seluruh yang berhubungan itu, termasuk otot, organ tubuh, sistem kekebalan
tubuh, dan sistem saraf keseluruhan. Para praktisi chiropractic adalah satu satunya profesional di
bidang kesehatan yang mampu menghilangkan dan mencegah subluksasi. Chiropractic
menggunakan teknik aman, lembuh dan efektif.

B. Gambaran Kasus

Ada seorang ibu sudah melahirkan 3 bulan yang lalu (bernama Ibu Sandat), kini cutinya
sdh habis, namun semua persendian badannya masih kaku dan perutnya masih terasa tebal. BAB
nya belum lancar, BAKnya sedikit, maunya menambah cuti karena masih belum fit. Seorang me
nyuruh ibu Sandat datang ke tempat praktik chiropractik yg dia tahu agar berobat dan mendapat s
urat cuti.

C. Penyelesaian Kasus
Penyelesaian dari kasus di atas dengan menggunakan 7 langkah chiropraktik yaitu sebagai
berikut.

1. Anamnesa
Berdasarkan kasus di atas keluhan yang dialami oleh pasien yaitu merasa persendian badann
ya masih kaku, perutnya masih terasa tebal, BABnya belum lancar, dan BAKnya sedikit.

2. Pada assessment kepala


Assesment yang didapatkan di bagian kepala yaitu dengan melakukan palpasi di kepala
untuk mengetahui apakah ada keluhan seperti nyeri atau benjolan yang dirasakan.

3. Pada assessment leher


Melakukan palpasi di bagian leher sampai tulang belakang untuk mendeteksi kelainan yang
terjadi karena persendian kaku bisa terjadi karena kelainan pada tulang leher ataupun tulang
belakang. Sakit tulang belakang atau spinal pain adalah nyeri yang terjadi pada bagian dari r
uas tulang belakang. Nyeri atau sakit ini dapat terjadi di ruas tulang belakang bagian leher (t
ulang servikal), punggung atas dan tengah (tulang toraks), punggung bawah atau pinggang
(tulang lumbal), dan atau tulang ekor (tulang sakral).

Nyeri bisa terjadi di salah satu area spesifik pada tulang belakang atau di sepanjang ruas pu
nggung. Kebanyakan rasa sakit bersifat sementara, tetapi nyeri kronis dan berulang pun bisa
terjadi.

Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang, cakram, saraf tulang belakang, dan ser
abut saraf. Tulang belakang juga didukung oleh tiga jenis otot, yaitu extensor (otot punggun
g dan otot gluteal), fleksor (otot perut dan otot iliopsoas), dan oblique atau rotator (otot sam
ping).
 
Nyeri tulang belakang umum terjadi akibat trauma atau cedera mendadak maupun pengguna
an berlebihan dalam jangka waktu panjang. Hal ini membuat serat-serat otot (ligamen) mere
gang secara abnormal sehingga mungkin kram, menegang, terpelintir, atau sobek. Otot yang
meregang karena cedera atau karena kehamilan dapat mengakibatkan peradangan jaringan l
unak di sekitarnya sehingga ibu mengalami nyeri otot dan kaku pada tubuhnya.

4. Pada assessment bokong


Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu untuk mengetahui penyebab keluhan ibu yaitu
dengan melakukan pemeriksaan panggul dengan USG panggul yaitu tindakan pemeriksaan
non-invasif (melukai tubuh) yang dilakukan untuk mendapatkan gambar rinci tulang
panggul dan daerah sekitarnya.

5. Pada assessment perut


Berdasarkan keluhan ibu yang mengatakan perutnya masih tebal dilakukan palpasi pada
perut ibu untuk mengetahui apakah ada subinvolusi yang terjadi pada uterus ibu di mana
tidak terjadi pengembalian posisi dan ukuran uterus seperti semula. Dimana penyebab
terjadinya subinvolusi tersebut karena adanya infeksi endometrium, adanya sisa plasenta,
adanya bekuan darah dan karena mioma uteri. Untuk memastikan hal-hal yang berhubungan
dengan penyebab dari subinvolusi itu sendiri dilakukan USG terlebih dahulu pada ibu.
Sedangkan dari keluhan gangguan BAB yang dialami pasien kemungkinan uterus ibu
menekan rektum atau yang disebut dengan retrofleksi. Untuk keluhan BAK yang sedikit
dapat disebabkan melemahnya otot dasar panggul karena melahirkan dan kerusakan saraf
yang mengontrol keluarnya urine.

6. Pada assessment yang lainnya


1) Tulang Belakang
2) Ekstremitas bawah
3) Payudara

D. Kesimpulan

Berdasarkan kasus di atas Ibu Sandat sebaiknya melakukan pengecekan kesehatan


terlebih dahulu. Jika mengalami sesuatu indikasi untuk melakukan penanganan, anjurkan Ibu
Sandat untuk melakukan penanganan komplementer yaitu chiropraktik untuk mengurangi
keluhan yang dialami ibu sehingga ibu akan merasa lebih senang dan merasa lebih baik selama
masa nifasnya.

E. Lampiran

1. Upaya saudara sebagai Nakes dlm beradaptasi dgn kebiasaan baru ini.

Sebagai tenaga kesehatan pasti sudah mengetahui yang dimaksud dengan adaptasikebiasa
an baru dan sudah mengetahui tentang rencana penerapannya. Adaptasi kebiasaan baru ya
ng dimaksud adalah:

 Sering mencuci tangan memakai sabun


 Memakai masker
 Menjaga jarak
 Istirahat cukup dan rajin olahraga
 Makan makanan bergizi seimbang
 Sumber utama informasi
 Adaptasi Kebiasaan Baru
 Bagi tenaga kesehatan, sumber utama informasi mengenai adaptasi kebiasaan bar
u adalah dari sosialisasi aparat/petugas/pejabat daerah sedangkan bagi masyarakat

2. Covid-19 masih saja ada. Sebutkan penyebabnya internal maupun eksternal.

a. Factor internal penyebab covid 19 masih terjadi yaitu:

 Kurang menyadari akan pentingnya menerapkan protocol kesehatan.


 Kurang disiplin akan protocol kesehatan
 Masih kurang percaya akan bahaya covid 19 bagi kesehatan.

b. Factor eksternal penyebab covid 19 masih terjadi yaitu :


 Kurang tegasnya aturan-aturan yang berlaku
 Kurangnya pengetahuan tentang covid 19
 Kurangnya edukasi tentang covid 19

Anda mungkin juga menyukai