Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MATA KULIAH
TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Oleh :

NAMA : NURHANA
NIM : 202106000510

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D-IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

TAHUN 2022
1. ANALISIS JURNAL Pada Ibu Hamil
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER
DALAM KEHAMILAN

A. Pengertian
Terapi komplementer dalam pelayanan kesehatan merupakan pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Terpi tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang telah
teruji kualitas kemanan, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Terpi tersebut
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatifyang telah teruji kualitas
kemanan, dan efektifitasnya berdasarkan penelitian dan keilmuan (Evidence Based
Medicine).
Dalam terapi komplementer terapis mengatasi berbagai penyakit atau keluhan
dengan teknik tradisional dan tidak dilakukan dengan tindakan bedah dan obat atau
produk farmasi, namun dengan memanfaatkan berbagai jenis terapi dan herbal.
Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat
dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis. Dalam pelaksanaannya
terapi komplementer dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis.( Moyad,
2009).
Adapun pelayanan terapi komplementer dalam kehamilan diantara :
a. Herbal (jahe) dalam mengatasi mual
b. Aromaterapi
c. Hipnoterapi antenatal
d. Yoga kehamilan
e. Terapi musik

B. Masalah
Ibu hamil pada umumnya mengalami beberapa keluhan dan ketidaknyamanan
selama kehamilan, yang dapat diatasi dengan terapi komplementer. Diantara
ketidaknyamanan tersebut antara lain :
1. Trimester pertama
Pada kehamilan trimester pertama merupakan proses awal dari kehamilan. Pada
minggu inilah proses terjadinya kehamilan ditentukan. Setelah terjadi
konsepsi, tubuh ibu akan banyak berubah dalam 3 bulan pertama kehamilan.
Janin berkembang didalam rahim ibu akan timbul keluhan-keluhan dan tidak
harus dialami oleh ibu, seperti perasaan mual, nyeri punggung, lelah,
perubahan mood, keram kaki, sering berkemih dan konstipasi.
2. Trimester kedua
Saat kehamilan menginjak trimester kedua, maka tubuh mulai beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi. Saat-saat ini merupakan saat yang
menyenangkan karena keluhan sudah mulai berkurang. Perubahan yang
terjadi seperti perut mulai kelihatan membesar, pergelangan kaki mulai
terlihat oedema, mulai terjadi pigmentasi kulit, mulai terasa nyeri di
pinggang, mulai merasa gerakan kecil.
3. Trimester ketiga
Pada trimester ini biasanya ibu mulaimerasakan berbagai keluhan yang
berkaitan dengan perubahan tubuhnya dan berkaitan dengan proses
persalinan. Perubahan yang terjadi seperti peningkatan frekuensi berkemih,
sesak nafas, merasakan kontraksi, payudara semakin membesar, otot da
ligamentum semakin stretch sehingga sering terasa pegal merasakan tekanan
pada bagian bawah dan terjadi oedema.
C. Tujuan
Untuk mengetahui pendidikan kesehatan tentang terapi komplementer dalam
kehamilan.
D. Objek
Pendidikan kesehatan tentang terapi komplementer dalam kehamilan diberikan
dengan metode penyuluhan saat ibu hamil melaksanakan kelas ibu.
E. Hasil Penelitian
Pengetahuan tentang terapi komplementer dipengaruhi oleh berbagai sumber
informasi, diantaranya media massa, informasi dari sebuah produk, rekomendasi
keluarga dan teman, sifat alami manusia yang ingin selalu mencoba hal-hal baru serta
kemudahan akses pada terapi komplementer.(Onyapat, 2011)
Pemanfaatan terapi komplementer pada ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman
merupakan suatau cara memperoleh kebenaran pengetahuan.(Notoadmodjo, 2012)
Luasnya akses informasi tentang terapi komplementer pada kehamilan sangat
mempengaruhi isu yang beredar di masyarakat dan pemanfaatannya oleh ibu hamil.
Keterbatasan praktik terapi komplementer dapat menurunkan minat ibu hamil untuk
memanfaatkan terapi tersebut. Sebagai contoh pada pemanfaatan pijat ibu hamil,
sebagian ibu merasa khawatir dengan efek samping pijat terhadap pertumbuhan
janinnya. Hal ini didukung dengan penelitian Haswani (2016) mengenai pijat refleksi
secara kualitatif, didapatkan hasil bahwa pijat refleksi saat ini telah diterima sebagai
salah satu cara untuk menjaga kesehatan dimana masih adanya keterbatasan batasan
pada praktik pengobatan ini, seperti masih ada klinik pijat refleksi yang melakukan
prosedurtindakan dengan tidak benar atau tenaga ahli yang kurang profesional
sehingga menyebabkan efek samping yang memperparah kondisi kesehatan pasien.
F. Link Jurnal
fatihatulhayatianam@gmail.com
2. ANALISIS JURNAL Pada ibu bersalin
TERAPI KOMPLEMENTER DENGAN MASSAGE DALAM NYERI
PERSALINAN
A. Pengertian
Berbagai metode untuk mengatasi nyeri persalinan telah dianjurkan dan terbukti
dapat menurunkan intensitas nyeri pada ibu bersalin. Metode mengatasi nyeri secara
farmakologi lebih efektif apabila dibandingkan dengan metode nonfarmakologi.
Namun, metode farmakologi berpotensi memberikan efek samping yang kurang baik
bagi ibu maupun janin. (Judha et al., 2012). Tekhnik farmakologi yaitu adanya
pemberian obat seperti anestesia dan analgesia (Mander, 2012). Metode non
farmokologi yang dapat digunakan dalam asuhan kebidanan pada persalinan antara lain
metode counter pressure dan abdominal lifting, hypnobirthing, music religi dan
murottal, music klasik dan music daerah, relaksasi, kompres, minuman jahe hangat,
akupressur,TENS, account dan aromatherapy (Anita, 2017).
Massage adalah manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh yang sebagian besar
efektif dibentuk dengan tangan diatur guna tujuan untuk mempengaruhi saraf, otot,
sistem pernapasan, peredaran darah dan limphe yang bersifat setempat dan menyeluruh
adalah tindakan (Alimah, 2012). Manajemen nyeri non farmakologi yang membuat
tubuh lebih rileks, untuk mengurangi rasa nyeri, menentramkan diri, relaksasi,
menenangkan saraf dan menurunkan tekanan darah (Maryunani, 2010). Tindakan
instingtif yang dilakukan dengan manipulasi tertentu, dengan caramengurut,
menggosok, memukul, dan menekan pada bagian tubuh tertentu yang dapat
menghasilkan efek fisiologis, profilaktis, dan terapeutis bagi tubuh (Badaru, 2020).
B. Masalah
Nyeri pada persalinan merupakan proses yang fisiologis dan merupakan indikator
sedang terjadinya pembukaan dan dilatasi pada serviks. Apabila nyeri yang tidak bisa
diatasi oleh ibu bersalin dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, frustasi,
putus asa dan menimbulkan stress (Oxorn & William, 2010).
C. Tujuan
untuk mengetahui teknik massage yang efektif dalam mengurangi nyeri persalinan,
yang nantinya akan menjadi refensi bagi bidan dalam memberikan asuhan yang
digunakan sebagai metode alternatif penanganan nyeri pada ibu bersalin.
D. Objek
Sumber literatur yang diperoleh didapat dari internet tentang teknik/metode massage
dalam pengurangan rasa nyeri pada persalinan normal yang dipublikasikan di internet.
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang intensitas nyeri persalinan kala I didapatkan dengan nyeri
sedang sebanyak 9 orang (75%) dan nyeri berat (25%) sebelum dilakukan teknik
Effleurage (Nurcahyanti et al., 2020). Hasil penelitian tentang perbedaan nyeri
persalinan pada ibu bersalin primigravida dan multigravida Di BPM Ny.M Slerok Kota
Tegal ditemukan tingkat nyeri persalinan normal kala I primigravida dengan tingkat
nyeri berat terkontrol sejumlah 10 responden (19.2%), dan multigravida dengan tingkat
nyeri sedang sejumlah 12 responden (23.1%) (Fajaryani et al., 2014)
F. Link Jurnal
wan_anita77@yahoo.co.id

3. ANALISIS JURNAL Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan Kebidanan Komplementer Pada Perawatan Bayi Baru Lahir
(Studi Kualitatif)

A. Pengertian
Materi ini menguraikan tentang asuhan yang diperlukan oleh Bayi Baru Lahir
( BBL ), memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan
bagian esensial bayi baru lahir. Tujuan dari asuhan komplementer adalah memberikan
harmoni dan keseimbangan pada pem-berian asuhan komplementer. Asuhan
komplementer menjadi pelengkap dalam asuhan medis (Mc Elrroy and Townsend,
2004). Budaya dan tradisi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pelayanan
kesehatan pada ibu dan anak. Bagaimanapun juga, tradisi dan budaya mempengaruhi
perkembangan dan per-tumbuhan bayi dan status kesehatannya.
Berdasarkan data dari WHO sebanyak 80% praktisi kesehatan dinegara
berkembang lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan pengobatan kimia
(WHO, 2012). National Center for Health Statistic Survey (NCCAM) menganalisa lima
tahun terakhir ini terjadi peningkatan penggunaan terapi dan asuhan komplementer dari
36 % ke 62 %. Asuhan komplementer dipengaruhi oleh kebudaya-an dan tradisi yang
berkembang dimasyarakat.
Budaya dan tradisi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pelayanan
kesehatan pada ibu dan anak. Bagaimanapun juga, tradisi dan budaya mempengaruhi
perkembangan dan per-tumbuhan bayi dan status kesehatannya. Di Indonesia, pijat
bayi, penggunaan tanaman herbal yang dijadikan ramuan tradisional, ramuan tersebut
biasanya ditempelkan kepala (pupuk) atau digunakan diseluruh tubuh (pilis) merupakan
beberapa asuhan kebidanan komplementer yang sering di-gunakan pada perawatan bayi
baru lahir.
B. Masalah
Beberapa perawatan yang berpotensi membahayakan bayi baru lahir
diantaranya pemotongan tali pusat yang tidak higienis dengan menggunakan
peralatan tradisi-onal, pemberian Air Susu Ibu tidak diberi-kan segera setelah bayi
lahir, membuang Air Susu Ibu pada awal kelahiran bayi. Selain itu, memandikan bayi
segera setelah lahir dan tidak menyelimuti bayi baru lahir. Beberapa orang
menyetujui hal tersebut karena faktor kepercayaan dan alternatif asuhan. (Keterton,
AJ et al, 2009).
C. Tujuan
Untuk menggali alasan ibu menggunakan asuhan komplementer pada perawatan bayi
baru lahir.
D. Objek
Penelitian ini menggunakan studi kualitatif. Responden penelitian sebanyak 10 orang
ibu yang menggunakan asuhan kebidanan komplementer dan 2 orang praktisi
kesehatan yang menggunakan asuhan kebidanan komplementer, 1 orang dukun bayi
di Kabupaten Banyumas.Pendekatan yang digunakan fenomenologi dan untuk
validasi data menggunakan triangulasi.
E. Hasil Penelitian
Sepuluh orang ibu yang menggunakan asuhan kebidanan komplementer dan tiga
orang bidan praktisi asuhan kebidanan komplementer pijat bayi dan satu orang dukun
bayi dilakukan wawacara pada penelitian ini melalui studi eksplorasi. Data tersebut
kemudian di lakukan koding berdasarkan tema (dengan menggunakan studi literatur
dan pertimbangan peneliti). Tema yang diteliti diantaranya :
e. Siapakah pengambil keputusan didalam keluarga dalam menggunakan terapi asuhan
komplementer pada bayi?
f. Pendapat umum mengenai terapi dan asuhan komplementer?
g. Kapan ibu menggunakan asuhan kebidanan komplementer pada bayinya?
h. Apakah ibu membuat sendiri ramuan herbalnya atau membeli di toko dan apakah
alasannya?
i. Mengapa ibu menggunakan asuhan komplementer pada bayi baru lahir?

Gambaran seluruh tema penelitian :


Kategori I : Pengambilan Keputusan, Musyarawah, Mengikuti nasehat orang tua,
Dukun bayi, Keluarga
Sub tema : penanggung jawab
Tema : pengambil keputusan dalam keluarga
Kategori II : Pelengkap asuhan kebidanan, budaya, turun menurun, pengganti obat,
herbal, tradisional
Subtema : Persepsi tentang asuhan kebidanan komplementer
Tema : pendapat umum tentang Asuhan Kebidanan Komplementer
Kategori III : Pagi, Sore, Sebelum tali pusat puput, satu minggu, 40 hari
Subtema : Waktu menggunakan herbal
Tema : Waktu diberikan asuhan kebidanan komplementer
Kategori IV : Pasar, Toko obat, Membuat sendiri, Dibuatkan dukun bayi, dibuatkan
orang tua
Subtema : Ibu membuat atau membeli ramuan herbal
Tema : Racikan Ramuan herbal
Kategori V : budaya, lingkungan, tradisi, dari dukun bayi, saran bidan, saran teman,
keyakinan, persepsi, pelengkap asuhan kebidanan, menjaga kesehatan bayi, bayi
lebih nyaman
Subtema : Penggunaan asuhan kebidanan komplementer
Tema : Alasan menggunakan asuhan kebidanan komplementer
F. Link Jurnal
Inggar Ratna Kusuma
inggarratna@gmail.com

4. ANALISIS JURNAL Pada Ibu Nifas


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER PADA
MASA NIFAS

A. Pengertian
Ibu nifas merupakan kelompok yang dianjurkan memanfaatkan terapi atau
pengobatan komplementer dalam mengatasi keluhan yang dirasakan, karena dengan
terapi komplementer dapat menghindari efek samping pengobatan konvesional dan
memiliki kontrol yang besar terhadap kesehatan sendiri. Adapun pelayanan terapi
komplementer dalam masa nifas diantara :
a. Herbal
b. Aromaterapi
c. Hipnobreastfeeding
d. Yoga pospartum
e. Pijat oksitosin
Terapi komplementer merupakan bidang ilmu kesehatan yang berperan dalam
menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai
pengobatan alternatif. Terapi komplementer telah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvensional medis. Pada pelaksanaannya terapi komplementer
dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis(Aprillia, Yesie & Brenda
Ritchmond. 2011).
Pelayanan kebidanan komplementer merupakan bagian dari penerapan
pengobatan komplementer dan alternatif dalam tatanan pelayanan kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang menyeluruh dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah diregistrasi. Pelayanan tersebut dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, dan anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut (Barnes
et al. 2008).
B. Masalah
Tidak sedikit ibu nifas melakukan praktik tradisional yang kurang tepat dan
merugikan kesehatannya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang terapi tradisional
atau komplementer yang tepat.
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam melakukan asuhan komplementer
D. Objek
Penelitian ini menggunakan studi kualitatif. Responden penelitian sebanyak 10 orang
ibu yang menggunakan asuhan kebidanan komplementer.
E. Hasil Penelitian
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
dengan jumlah sasaran ibu hamil terbesar, sehingga diharapkan ibu mendapatkan
informasi yang benar tentang pemanfaatan terapi komplementer pada masa nifas
sejak kehamilan, agar ibu dapat meninggalkan terapi yang merugikan dan
memanfaatkan terapi komplementer dengan tepat.
Pengetahuan tentang terapi komplementer dipengaruhi oleh berbagai sumber
informasi, diantaranya media massa, informasi dari sebuah produk, rekomendasi
keluarga dan teman, sifat alami manusia yang ingin selalu mencoba hal-hal baru serta
kemudahan akses pada terapi komplementer ( Kwan,2010).
Pemanfaatan terapi komplementer pada ibu nifassangat dipengaruhi oleh
pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman
merupakan suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan (Moyad M dan Hawks
JH. 2009).
F. Link Jurnal
fatihatulhayatianam@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai