DI SUSUN OLEH :
PEMBIMBING AKADEMIK:
Dr.Muthia Mutmainah, M.Kep, Sp.Mat
Sri Mulyani, S.Kep.,M.Kep
Ns. Meinarisa, S.Kep., M.Kep
A. Latar Belakang
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan adalah nyeri persalinan,
dimana dengan meningkatnya perasaan nyeri, para ibu selalu meminta agar persalinannya
dipercepat serta ingin diberikan obat penghilang rasa sakit (Tjokronegoro, 2014).
Rasa nyeri yang ditimbulkan saat menghadapi persalinan disebabkan karena
kontraksi uterus yang akan mendorong bayi keluar dari dalam uterus secara bertahap
sedikit demi sedikit. Akibat daya dorong dari kontraksi ini, maka serviks secara bertahap
akan mulai terbuka, meregang sedikit demi sedikit, untuk memberikan jalan bagi
keluarnya bayi (Nolan, 2014).
Ibu bersalin normal di negara-negara maju pun sebagian mengalami nyeri
persalinan yaitu tercatat 85-90% wanita mengalami nyeri persalinan dan 7,00- 14,00 %
wanita tidak mengalami nyeri sewaktu bersalin (Malehere, 2013).
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat 70% sampai 80% wanita yang
melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri. Berbagai cara
dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan akan merasakan nyaman.
Saat ini 20% hingga 50% persalinan di rumah sakit swasta dilakukan dengan sectio
caesaria, tingginya operasi sectio caesaria disebabkan para ibu yang hendak bersalin lebih
memilih operasi yang relatif tidak nyeri. Di Brazil angka ini mencapai lebih dari 50% dari
angka kelahiran di suatu rumah sakit yang merupakan persentase tertinggi di seluruh
dunia. Nyeri dirasakan oleh ibu pada persalinan normal terutama dirasakan pada awal
persalinan yaitu pada kala I persalinan (Mongan, 2015).
Studi pada wanita dalam persalinan kala 1 dengan memakai McGill Pain
Questionare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan nyeri
akibat kontraksi uterus sangat hebat (intolerable, unbearable, extremely severe), 30%
nyeri sedang, 10% nyeri ringan. Pada multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25%
nyeri ringan (Yuliastanti, 2013).
Pada penelitian ini, nyeri yang akan dikaji adalah nyeri persalinan kala I. Kala I
persalinan disebut juga kala pembukaan serviks atau leher rahim membuka dari 0 sampai
sekitar 10 cm. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten
dimulai pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam, sedangkan
fase aktif dimulai pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+10 cm), berlangsung sekitar
enam jam. Proses ini menandakan dimulainya proses persalinan. Pada waktu terjadi
pembukaan leher rahim tersebut timbul rasa nyeri pada ibu bersalin. Ciri-ciri nyeri
persalinan pada kala I pembukaan serviks ini adalah nyerinya hilang timbul, mula-mula
dirasakan di daerah pinggang, lalu menjalar ke abdomen dan paha bagian atas (Nolan,
2014).
Saat ini banyak sekali cara yang digunakan dalam menghilangkan nyeri persalinan.
Cara tersebut yaitu dengan tindakan farmakologis dan tindakan non farmakologis.
Tindakan medis yang digunakan antara lain penggunaan analgesik, suntikan epidural,
Intracthecal Labor Analgetic (ILA), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation.
Tindakan-tindakan medis ini hampir semua mempunyai efek samping pada ibu dan juga
pada janin. Misalnya saja pada penggunaan analgesik, analgesik dapat menembus
plasenta sehingga menimbuikan efek terhadap pemapasan bayi, dan pada saat bayi
dewasa ia akan cenderung merasa ketagihan pada obat-obat tertentu. Efek samping pada
ibu adalah adanya perasaan mual dan pusing, seria ibu menjadi tidak dapat mengandalkan
otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim. Sehingga persalinan menjadi
lebih lama. Sedangkan terapi nonfarmakologi rneliputi relaksasi, hipnoterapi, imajinasi,
umpan balik biologis, psikoprofilaksis, sentuhan terapeutik, TENS (Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation), hidroterapi, dan teknik distraksi (terapi musik)
(Andriana, 2013).
Salah satu metode nonfarrnakologis adalah manajemen nyeri dengan cara
nonfarmakologi yang dapat dilakukan dengan metode distraksi. Metode distraksi
menggunakan musik berupa radio tape, tape recorder atau record player. Distraksi
bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, salah satu
distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan
kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti
menunjukkan efek yaitu, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri dan
menurunkan tekanan darah (Potter, 2013).
Salah satu jenis musik yang bermakna medis dapat menurunkan nyeri persalinan
kala I adalah musik klasik karya Mozart. Musik karya Mozart rnerupakan musik klasik
yang memiliki nada lembut. Nada-nada tersebut menstimulasi gelombang alfa yang
memberikan efek ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan memberi energi untuk
menutupi, mengalihkan perhatian dan melepaskan ketegangan maupun rasa sakit.
Sebenarnya bukan hanya musik karya Mozart saja yang berefek mengagumkan tetapi
semua musik yang berirama lembut serta mampu menenangkan suasana juga
diidentifikasi memiliki efek Mozart (Campbell, 2012).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang terapi musik terhadap
penurunan nyeri persalinan. Penelitian Amperiana (2013) di Rumah Sakit Umum Daerah
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri mendapatkan hasil bahwa ada Pengaruh musik klasik
Terhadap kemajuan Persalinan Kala I fase aktif Pada Ibu inpartu berdasarkan hasi! uji T
dua sampel bebas diperoleh p sebanyak 0,035 dengan tingkat signifikan (5%) sehingga
diperoleh sig (p) < a atau 0,035 < 0,05, maka Ho ditolak.
Penelitian yang dilakukan Malehere (2013) di Di Kamar Bersalin RSUD Prof. Dr.
W. Z Johannes Kupang bahwa dari hasil analisis data penelitian didapatkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian terapi musik dengan nyeri persalinan kala I fase aktif atau
terdapat perbedaan antara ibu yang diberikan terapi musik dengan ibu yang tidak
dberikan terapi musik.
Penelitian Analia (2016) bahwa pemberian terapi musik terutama musik klasik
mempunyai pengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil menjelang
persalinan. Dengan berkurangnya tingkat kecemasan maka akan menurunkan intensitas
nyeri yang akan dialami ibu hamil saat persalinan. Hal ini juga akan menurunkan
kejadian persalinan memanjang dan berbagai komplikasi lainnya serta angka kematiah
ibu pun diharapkan dapat ditekan.
Klinik Pratama Jannah Medan Tembung adaiah salah satu klinik bersalin mandiri
yang ada di Kecamatan Medan Tembung. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemilik
Klinik Klinik Pratama Jannah Medan Tembung bahwa jumlah persalinan sebulan rata-
rata sebanyak 120 persalinan atau setiap hari rata-rata 4 persalinan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemilik klinik bahwa di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung
belum pernah dilakukan pemberian terapi musik klasik pada ibu bersalin, sehingga dapat
diujicoba dalam
penelitian ini untuk memberikan terapi musik klasik pada ibu bersalin pada kala I
persalinan.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala I dengan nyeri
persalinan di RSUD Abdul Manap Jambi.
C. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Musik
A.1 Pengertian
Terapi (therapy) adalah penanganan penyakit. Terapi juga sebagai pengobatan
(Laksmana, 2014). Musik adalah suara atau nada yang mengandung irama. Potter juga
mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu
penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan
untuk terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan seperti musik klasik,
instrumentalia, dan slow musik (Potter, 2013).
Musik sesungguhnya sudah dikenal sejak puluhan abad silam, jauh sebelum
peradaban manusia terbentuk. Pada dasarnya musik adalah bunyi dan segala sesuatu yang
dapat menimbulkan bunyi, inilah yang melatarbelakangi musik. Musik menurut
Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, karena mempunyai
daya terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotism. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, musik adalah seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan
hubungan temporal atau menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan (Aizid, 2014).
Menurut Maryunani dan Sukaryati (2014) bahwa terapi musik merupakan suatu
bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah
didalam membimbing ibu hamil dan ibu bersalin, terapi musik adalah bentuk terapi
dengan mempergunakan musik secara sistematis, terkontrol dan terarah dalam
menyernbuhkan, merehabilitasi, mendidik dan melatih anak - anak dan orang dewasa
yang menderita gangguan fisik, mental ataupun emosional.
Campbell (2012) mendefinisikan musik sebagai bahasa yang mengandung unsur
universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras, agama, dan kebangsaan.
Musik muncul di semua tingkat pendapatan, kelas sosial dan pendidikan. Musik berbicara
kepada setiap orang dan kepada setiap spesies. Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu
"terapi" dan "musik". Kata "terapi" berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang
untuk membantu atau
menolong orang, Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik dan
mental. Kata "musik" dan terapi musik digunakan untuk menjelaskan media yang
digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Menurut Djohan (2006) dalam penelitian Dewi (2009) mendefinisikan terapi musik
sebagai sebuah aktifitas terapeutik yang menggunakan musik sebagai media untuk
memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi.
Tabel 2.1
Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
A. Topik/Judul
Pada penulisan EBP ini, penulis akan membahas topik Pengaruh terapi music
pada nyeri persalinan kala 1.
B. Metode Penulisan
a. Pencarian Jurnal
- https://scholar.google.com/
b. Alasan Penulisan Jurnal
Alasan penulisan Hasil jurnal ini adalah untuk lebih mengetahui manfaat
Pengaruh terapi music pada nyeri persalinan kala 1.
c.Hasil Review Jurnal
Aizid. 2014. Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Laksana.
Andriana, 2013. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Bhuana llmu populer
kelompok gramedia.
Astuti, H. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Pada
Klien Intrapartum Kala I Di Bps Istri Yuliani Dan BPS Mei Suwarsono
Sleman Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta: Sekolah Tinggi llmu Kesehatan
'Aisyiyah Yogyakarta.
Judha, M. 2015. Teori Pengukuran Nyeri dan nyeri Persalinan (Disertai Contoh
Askeb. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Nuha Medika.
Maryunani, A dan Sukaryati, Y. 2014. Senam Harnil, Senam Nifas dan Terapi
Musik. Jakarta : Trans Info Media.
Mongan. 2015. Hypnobrithing. Jakarta: Bhuana llmu popular.
Mucci. 2012. The Healing Sound Of Music: Manfaat Musik Untuk. Kesembuhan,
Kesehatan Dan Kebahagiaan Anda. Jakarta : Gramedia Pustaka
Natalia. 2006 Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Emosi Baru Lahir, Jurnal
ANIMA, (Vol. 20 )
Potter, Patricia A. 2013. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta:EGC.
Smeltzef, S.C & Bare, B.C. 2012. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih
Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, Jakarta: EGC.
Smeltzer SC. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.