Anda di halaman 1dari 31

USULAN SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA


VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG PENGURANGAN NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS
SELEMADEG TIMUR II

OLEH:
NI PUTU KUSUMA DEWI
P07124221085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar wanita mengalami rasa sakit selama persalinan dan setelah

melahirkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan manajemen nyeri

sebagai standar kualitas perawatan, menyoroti bahwa semua aspek perawatan

kesehatan harus diberikan dengan tepat, tepat waktu dan harus menghormati

pilihan, budaya, serta kebutuhan wanita (Yanti et al., 2015). Tujuan ketiga dari

Sustainable Development Goals menyoroti kesehatan dan kesejahteraan, serta

strategi global untuk kesehatan wanita, anak-anak dan remaja dimana

menekankan bahwa semua wanita memiliki hak untuk memperoleh standar

kesehatan tertinggi termasuk perawatan fisik dan psikologis (WHO, 2016).

Nyeri persalinan menjadi perhatian besar bagi ibu hamil dan tenaga

kesehatan karena nyeri yang dialami selama persalinan adalah fenomena yang

kompleks dan subjektif (Whitburn et al., 2017). Nyeri persalinan yang tidak

diatasi menimbulkan dampak negatif tidak hanya pada ibu hamil tetapi juga bagi

keluarga, penyedia layanan kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan. Dampak

negative yang ditimbulkan oleh nyeri persalinan bagi ibu antara lain stress yang

meningkat, ketakutan, depresi, kebingungan, hipertensi, hiperglikemia, dan

konstipasi. Nyeri persalinan yang tidak teratasi dapat menimbulkan gangguan

perfusi plasenta yang dapat menyebabkan asfiksia, deselerasi lambat dan gawat

janin (Ellison, 2017).

Sebuah penelitian di Nigeria Tenggara melaporkan sebanyak 67,6% ibu

bersalin membutuhkan pengurangan nyeri persalinan (Jones et al., 2012).


Penelitian yang dilaksanakan di Aga Khan rumah sakit pendidikan dan rujukan di

Kenya menemukan bahwa 90% ibu bersalin akan meminta beberapa bentuk

pereda nyeri pada saat proses persalinan (Boateng, Kumi and Diji, 2019). Di

Indonesia tingkat persalinan dengan seksio sesaria sebesar 20% hingga 50% yang

dikarekan ibu bersalin memilih cara persalinan yang relative tidak nyeri (Susanti,

Aisyah and Khanifah, 2014).

Tersedia berbagai intervensi farmakologi dan nonfarmakologi untuk

meredakan nyeri persalinan (Adams et al., 2015). Intervensi nonfarmakologis

dapat mengurangi nyeri persalinan dengan sedikit atau tanpa membahayakan ibu,

janin, kemajuan persalinan dan hemat biaya. Intervensi nonfarmakologi meliputi

pijat, Teknik pernapasan, posisi, hidroterapi, musik, akupresur dan aromaterapi

(Boateng, Kumi and Diji, 2019). Sejauh ini massage effleurage telah banyak

digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan. Massage effleurage dapat

mengurangi nyeri selama 10-15 menit. Massage effleurage membantu ibu merasa

lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan, lebih bebas dari rasa sakit,

seperti penelitian Fatmawati (2017),

Nyeri persalinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan faktor

sensorik, emosional dan kognitif. Faktor kognitif merupakan faktor utama dimana

makna yang melekat pada rasa sakit selama persalinan dan harapan mengenai rasa

sakit yang dirasakan sangat penting karena menentukan perilaku koping ibu

bersalin dan sejauh mana mereka mampu berhasil beradaptasi terhadap nyeri

persalinan (Hulsbosch et al., 2020). Tenaga Kesehatan dapat memberikan

pengetahuan kepada ibu hamil mengenai pilihan yang tersedia dan mendukung
pilihan mereka dalam mengatasi nyeri persalinan (McCauley, Stewart and

Kebede, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas

Selemadeg Timur II selama satu bulan terakhir yaitu dari bulan Oktober sampai

dengan November 2021, dari 20 orang ibu hamil yang melakukan antenatal care

didapatkan sebanyak lima orang ibu hamil mengetahui tentang cara pengurangan

nyeri persalinan dan 15 orang ibu hamil tidak mengetahui cara pengurangan nyeri

persalinan. Puskesmas Selemadeg Timur II pernah mengadakan kelas ibu hamil

namun materi yang disampaikan tidak terfokus pada cara penyurangan nyeri

persalinan.

Kebutuhan pengetahuan ibu hamil mengenai manajemen nyeri persalinan

yang efektif sangatlah penting karena nyeri persalinan membuat ibu lelah dan hal

ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengejan secara efektif selama kala

dua persalinan (Dixon, Skinner and Foureur, 2013). Kurangnya pengetahuan ibu

hamil mengenai resiko dan manfaat dari berbagai metode penghilang rasa sakit

yang tepat dapat meningkatkan terjadinya kecemasan (Moghadam and Ganji,

2019).

Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan melakukan

penyuluhan. Penyuluhan merupakan suatu kegiatan pendidikan dengan upaya

untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

individi, keluarga maupun masyarakat (Hermawan, 2013). Media video

merupakan pembawa informasi atau pesan yang akan disampaikan dengan

mempergunakan gambar dan suara yang jelas (Aeni and Yuhandini, 2018).

Kelebihan dari media video jika digunakan dalam penyuluhan antara lain:
menarik perhatian sasaran, sasaran dapat memperoleh informasi dari berbagai

sumber, menghemat waktu dan dapat diulang kapan saja (Prastowo, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani tahun 2020 mengenai pe

peningkatan pengetahuan teknik massage effleurage sebagai upaya menurunkan

disminore (Yuliani et al., 2020) dimana perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian ini adalah pada sasaran dan media yang digunakan. Sasaran pada

penelitian ini adalah ibu hamil trimester III serta media yang digunakan adalah

video. Media video digunakan karena pada masa pandemi Covid-19 kegiatan

berkumpul dibatasi oleh pemerintah sebagai upaya untuk mencegah penyebaran

Covid-19.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk

mengambil judul “Pengaruh Penyuluhan dengan Menggunakan Media Video

Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pengurangan Nyeri Persalinan

di Puskesmas Selemadeg Timur II”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Penyuluhan

dengan Menggunakan Media Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Pengurangan Nyeri Persalinan di Puskesmas Selemadeg Timur II?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya Pengaruh

Penyuluhan dengan Menggunakan Media Video Terhadap Tingkat Pengetahuan

Ibu Hamil Tentang Pengurangan Nyeri Persalinan di Puskesmas Selemadeg

Timur II.
2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan

dengan media video tentang pengurangan nyeri persalinan di Puskesmas

Selemadeg Timur II.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil setelah diberikan penyuluhan

dengan media video tentang pengurangan nyeri persalinan di Puskesmas

Selemadeg Timur II.

c. Menganalisis pengaruh penyuluhan dengan media video terhadap tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang pengurangan nyeri persalinan di Puskesmas

Selemadeg Timur II.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan kajian untuk memperkuat teori mengenai pengaruh penyuluhan dengan

video terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengurangan nyeri

persalinan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi serta untuk

mengembangkan pengetahuan tentang cara untuk meringankan nyeri persalinan.


b. Manfaat bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang bermanfaat untuk ibu

hamil yang akan bersalin sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

cara mengurangi nyeri persalinan.

c. Manfaat bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas

Selemadeg Timur II dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai

cara mengurangi nyeri persalinan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Azwar,

2013).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu

anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Notoatmodjo, 2013).

2. Tujuan Penyuluhan

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku

individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara kesehatan,

berperan aktif mewujudkan kesehatan yang optimal sesuai hidup sehat baik fisik,

mental dan sosial. (Notoatmodjo, 2013).

3. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan

pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang memilki balita, kelompok
9

masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,

kelompok yang ada ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak

sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain (Notoatmodjo, 2013).

4. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

tercapainya suatu hasil promosi kesehatan secara optimal (Notoatmodjo, 2013).

Metode yang dikemukakan antara lain:

a. Metode Individual (perorangan)

Dalam promosi kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku

baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau

inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Metode yang dapat dikemukakan antara

lain metode bimbingan dan wawancara (Notoatmodjo, 2013).

b. Metode Kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok

yang besar metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu

metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini

mencakup ceramah dan seminar (Notoatmodjo, 2013).

c. Metode Massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat

yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti

tidak membedakan golongan umur, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan


10

dan sebagainya. Maka pesan kesehatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat ditangkap oleh massa tersebut. Beberapa contoh dari metode ini adalah

ceramah umum, berbincang-bincang (talk show) tentang kesehatan melalui media

elektronik, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan

majalah atau koran, spanduk, poster dan sebagainya (Notoatmodjo, 2013).

5. Media Promosi Kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk

menyampaikan informasi kesehatan dan mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2013). Berdasarkan

fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Media Cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk

dalam media ini yaitu booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubric, poster dan foto

yang mengungkapkan informasi kesehatan. Kelebihan media cetak yaitu tahan

lama, mencakup banyak orang, dapat dibawa kemana-mana. Kelemahan media

cetak yaitu media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak

(Notoatmodjo, 2013).

b. Media Elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan

didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk

dalam media ini yaitu televisi, radio, video, slide dan film strip. Kelebihan media

ini yaitu sudah dikenal masyarakat, mengikutkan panca indera dan lebih menarik.
11

Kekurangan dari media ini yaitu perlu persiapan matang, biaya tinggi, sedikit

rumit dan perlu keterampilan penyimpanan (Notoatmodjo, 2013).

c. Media Luar Ruang

Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, biasanya melalui media

cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner,

dan televisi layar lebar. Kelebihan media luar ruang yaitu sebagai informasi

umum dan hiburan, lebih mudah dipahami, lebih menarik, bertatap muka,

penyajian dapat dikendalikan dan sebagai alat diskusi serta dapat diulang-ulang.

Kelemahan media ini yakni biaya tinggi, rumit, perlu listrik, perlu alat canggih,

perlu persiapan matang dan peralatan selalu berkembang dan berubah

(Notoatmodjo, 2013).

B. Tinjauan Umum tentang Media Video

1. Pengertian Media Video

Video adalah rekaman gambar hidup atau program televisi yang

ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video adalah tayangan

gambar bergerak yang disertai dengan suara. Media audio-visual memiliki dua

elemen yang masing-masing mempunyai kekuatan yang akan bersinergi menjadi

kekuatan yang besar. Media ini memberikan stimulus pada pendengaran dan

penglihatan, sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Hasil tersebut dapat

tercapai karena panca indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke

otak ialah mata (kurang lebih 75% sampai 87%, sedangkan 13% sampai 25%

pengetahuan diperoleh atau disalurkan melalui indera yang lain) (Rayandra,

2012).
12

2. Manfaat Menggunakan Media Video

Media video memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai berikut :

memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik, memperlihatkan

secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat, menganalisis

perubahan dalam periode waktu tertentu, memberikan pengalaman kepada peserta

didik untuk merasakan suatu keadaan tertentu, dan menampilkan presentasi studi

kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi (Prastowo,

2015).

3. Kelebihan Media Video

Kelebihan dari media video jika digunakan dalam penyuluhan antara lain:

menarik perhatian sasaran, sasaran dapat memperoleh informasi dari berbagai

sumber, menghemat waktu dan dapat diulang kapan saja, Keras lemah suara

dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar , dan

penyuluh dapat mengatur dimana penyuluh akan menghentikan gerakan gambar,

artinya kontrol sepenuhnya ditangan penyuluh (Daryanto, 2013).

C. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi melalui

pancaindera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2013).


13

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata), dan yang paling banyak

menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Lebih dari 75% sampai

dengan 87% dari pengetahuan manusia disalurkan melalui mata. Sedangkan 13%

sampai dengan 25% lainnya tersalur melalui indra yang lain. Semakin banyak

indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan jelas

pengetahuan yang diperoleh (Notoatmodjo, 2013).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intesitas dan tingkat

yang berbeda-beda, hal ini tercakup domain kognitif yang dibagi dalam enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2013):

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat

menjelaskan, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.


14

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut

yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang lainnya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku dimasyarakat.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain

(Notoatmodjo, 2013):

a. Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan.


15

Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu

atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari

pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.

b. Tingkat Pendidikan

Seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi

umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang

dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman yang diperoleh dari orang lain.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan

seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu

untuk menyediakan atau membeli fasilitas- fasilitas sumber informasi.

f. Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.


16

4. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan. Adapun beberapa tingakatan

kedalaman pengetahuan, yaitu (Notoatmodjo, 2013):

a. Pengetahuan. Baik

Apabila responden memiliki pengetahuan 76%-100%

b. Pengetahuan Cukup

Apabila responden memiliki pengetahuan 60%-75%

c. Pengetahuan Kurang

Apabila responden memiliki pengetahuan <60%

D. Tinjauan Umum tentang Nyeri Persalinan

1. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan merupakan kombinasi nyeri fisik akibat kontraksi

miometrium disertai regangan segmen bawah rahim menyatu dengan kondisi

psikologis ibu selama persalinan. Kecemasan, kelelahan dan kehawatiran ibu

seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberah nyeri fisik yang sudah ada.

Nyeri persalinan dialami terutama selama kontraksi (Indrayani, 2016).

2. Fisiologis Nyeri Persalinan Kala I

Nyeri dirasakan ibu pada kala I atau saat kontraksi berlangsung. Pada

kondisi ini terjadi nyeri viseral dan terasa seperti rasa mules yang berasal dari

uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan oleh meregangnya uterus dan dilatasi

servik. Nyeri ditransmisi melalui susunan saraf tulang belang T10-L1. Nyeri dapat
17

dirasakan pada dinding abdomen, daerah lumbosakralis, krista iliaka, bokong dan

paha. Sensasinya membuat ekspresi ibu terlihat tidak berdaya, kemampuan

pendengaran, dan konsentrasi ibu juga menurun (Indrayani, 2016).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Terhadap Nyeri Persalinan

Ada beberapa factor yang mempengaruhi respon nyeri persalinan antara

lain (Manurung, 2011):

a. Usia

Usia dewasa menggambarkan kematangan dalam pola berfikir dan

bertindak. Respon fisiologis yang ditampilkan oleh ibu melahirkan tergantung dari

tingkat nyeri. Gambaran tersebut menyebabkan ada perbedaan pemahaman nyeri

selama bersalin. Ibu melahirkan di usia dewasa kadang melaporkan nyeri jika

sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Ibu melahirkan di usia muda

akan mengungkapkan nyeri sebagai sensasi yang sanagt menyakitkan di setiap

fase persalinan.

b. Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon

terhadap nyeri misalnya suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri akibat

yang harus diterima sebagai seorang wanita. Wanita itu adalah orang yang harus

menjalani fisiologi reproduksinya sehingga wajar menerima apapun yang terjadi

selama hamil dan melahirkan.

c. Makna Nyeri

Makna nyeri berhubungan dengan pengalaman seseorang terhadap nyeri

dan bagaimana mengatasinya. Jika riwayat persalinan ibu sebelumnya pernah

mengalami sensasi nyeri yang begitu tidak menyenangkan maka persalinan saat
18

ini, nyeri bisa dipersepsikan sebagaimana nyeri sebelumnya. Seseorang yang

pernah berhasil mengatasi nyeri di masa lampau, dan saat ini nyeri yang sama

timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang

mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

d. Perhatian

Klien yang memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi

persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang

meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun.

e. Ansietas

Hubungan cemas dengan nyeri adalah hubungan timbal balik. Cemas

meningkatkan persepsi terhadapat nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang

cemas. Dampak dari cemas sendiri terhadap impuls syaraf parasimpatis yang

merangsang kelenjar adrenal bagian medulla mensekresi hormone katekolamin.

Katekolamin menyebabkan vasokontriksi vaskuler. Sehingga sirkulasi menjadi

terganggu dan asupan oksigen ke jaringan berkurang menimbulkan sensasi nyeri

semakin kuat.

f. Pola Koping

Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan

sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi

nyeri. Orang akan cenderung melukai dirinya dan menyalahkan kondisi saat ini.

g. Dukungan Keluarga dan Sosial

Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada aggota

keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.


19

Perhatian khusus dibutuhkan oleh seorang ibu disaat melahirkan untuk

menurunkan tingkat kecemasannya dan memenuhi kebutuhan fisik ibu.

E. Tinjauan Umum Mengenai Massage Effleurage

1. Pengertian Massage Effleurage

Massage adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan

manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh. Manipulasi tersebut sebagian besar

efektif dibentuk dengan tangan diatur guna tujuan untuk mempengaruhi saraf,

otot, sistem pernapasan, peredaran darah dan limphe yang bersifat setempat dan

menyeluruh (Alimah, 2015).

Massage merupakan salah satu manajemen nyeri non farmakologi untuk

membuat tubuh menjadi rileks, bermanfaat mengurangi rasa sakit atau nyeri,

menentramkan diri, relaksasi, menenangkan saraf dan menurunkan tekanan darah

(Maryunani, 2013).

2. Tekhnik Massage Effleurage

Massage Effleurage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu

mempercepat proses pemulihan nyeri dengan menggunakan sentuhan tangan

untuk menimbulkan efek relaksasi. Effleurage merupakan manipulasi gosokan

yang halus dengan tekanan relatif ringan sampai kuat, gosokan ini

mempergunakan seluruh permukaan tangan satu atau permukaan kedua belah

tangan, sentuhan yang sempurna dan arah gosokan selalu menuju ke jantung atau

searah dengan jalannya aliran pembulu darah balik, maka mempunyai pengaruh

terhadap peredaran darah atau membantu mengalirnya pembulu darah balik

kembali ke jantung karena adanya tekanan dan dorongan gosokan tersebut.

Effleurage adalah suatu pergerakan stroking dalam atau dangkal, effleurage pada
20

umumnya digunakan untuk membantu pengembalian kandungan getah bening

dan pembuluh darah di dalam ekstremitas tersebut. Effleurage juga digunakan

untuk memeriksa dan mengevaluasi area nyeri dan ketidakteraturan jaringan lunak

atau peregangan kelompok otot yang spesifik (Alimah, 2015).

3. Efek Massage Effleurage Terhadap Respon Nyeri

Tindakan massage dengan teknik effleurage efektif dilakukan 10 menit

untuk mengurangi nyeri. Stimulasi massage effleurage dapat merangsang tubuh

melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan

merangsang serat saraf yang menutup gerbang sinap sehingga transmisi impuls

nyeri ke medulla spinalis dan otak di hambat. Selain itu teori gate control

mengatakan bahwa massage effleurage mengaktifkan transmisi serabut saraf

sensori A – beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan

transmisi nyeri melalui serabut dan delta A berdiameter kecil (Fatmawati, 2017).

Sejauh ini massage effleurage telah banyak digunakan untuk mengurangi

nyeri persalinan. Massage effleurage dapat mengurangi nyeri selama 10-15 menit.

Massage effleurage membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama

persalinan, lebih bebas dari rasa sakit, seperti penelitian Fatmawati (2017),

dengan judul efektifitas massage effleurage terhadap pengurangan sensasi rasa

nyeri persalinan pada ibu primipara, dalam penelitian ini di dapatkan hasil bahwa

nyeri persalinan sebelum massage effleurage nyeri sedang sedangkan setelah

massage effleurage menjadi nyeri ringan, hal ini berarti massage effleurage

efektif terhadap pengurangan sensasi rasa nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin

primipara (Fatmawati, 2017).


21

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Penyuluhan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu


Menggunakan Media Video Hamil Tentang Pengurangan
Rasa Nyeri Persalinan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah penyuluhan dengan menggunakan

media video.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang pengurangan rasa nyeri persalinan.

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan Batasan penulisan serta membantu pemahaman akan

variable yang diteliti, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut:
22

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Bebabas
1 Media Video Pemberian Video 1= Sebelum Nominal
penyuluhan melalui ditayangka diberi
media video yang n selama penyuluhan
didalamnya terdapat 15 menit 2= Setelah
rangkaian gamnbar, dibri
suara dan teks yang penyuluhan
menjelaskan mengenai
massage effleurage
sebagai Teknik
pengurang rasa nyeri
persalinan
Variabel Terikat
2 Tingkat Kemampuan Kuesioner 1 = Tingkat Interval
Pengetahuan Ibu responden dalam 15 pengetahuan
Hamil Tentang menjawab dengan pertanyaan baik (apa bila
Pengurangan benar atas beberapa tertutup responden
Rasa Nyeri pertanyaan tes tertulis mendapatkan
Persalinan (kuesioner tertutup) nilai 76-100).
tentang materi 2 = Tingkat
massage effleurage pengetahuan
sebagai Teknik cukup
pengurang rasa nyeri (apabila
persalinan responden
mendapatkan
nilai 60-75).
3 = Tingkat
pengetahuan
kurang
(apabila
responden
mendapatkan
nilai <60).

C. Hipotesis

Adapun hipotesis adat jawaban sementara dari penelitian ini adalah “ada

pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media video terhadap tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang pengurangan rasa nyeri persalinan”.


23

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian quasi eksperimen dan dengan rancangan one group pretest-posttest

design.

B. Alur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan peneliti akan membuat group Whatsapp yang

berisikan responden penelitian. Langkah kedua dari penelitian ini adalah

pemberian pretest kepada responden sebelum dilakukan penyuluhan dengan

menggunakan kuesioner yang akan dibagikan melalui link google form pada

group whatsapp.

Tahapan ketiga adalah peneliti akan melakukan penyuluhan dengan

memberikan video mengenai massage effleurage sebagai teknik pengurang rasa

nyeri persalinan. Video akan diunggah terlebih dahulu ke social media (youtube),

kemudian link video akan dibagikan kepada responden melalui whatsapp group

sehingga responden dapat menonton video secara berulang-ulang. Responden

akan diberikan waktu untuk menonton video selama dua minggu.

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah memberikan posttest kepada responden

setelah dua minggu video dibagikan. Posttest akan dilakukan dengan mengisi

kuesioner yang akan dishare melalui google form.

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02
Gambar 4.1 One Group Pretest Posttest Design
24

Keterangan:

01 : Pretest pengukuran pengetahuan responden


sebelum terpapar perlakuan penyuluhan dengan
memberikan video mengenai massage
effleurage sebagai teknik pengurang rasa nyeri
persalinan.
X : Perlakuan dengan memberikan video mengenai
massage effleurage sebagai teknik pengurang
rasa nyeri persalinan.
02 : Posttest pengukuran pengetahuan responden
setelah terpapar perlakuan penyuluhan dengan
memberikan video mengenai massage
effleurage sebagai teknik pengurang rasa nyeri
persalinan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Selemadeg Timur II. Alasan

penulis memilih Puskesmas Selemadeg Timur II sebagai tempat penelitian adalah

pada saat studi pendahuluan di Puskesmas Selemadeg Timur II sebagian besar

responden yang melakukan ANC belum mengetahui tentang Teknik pengurangan

rasa nyeri persalinan. Selain itu belum pernah ada penelitian serupa yang

dilakukan di Puskesmas Selemadeg Timur II. Terdapat populasi yang memenuhi

syarat untukdijadikan sampel penelitian pada puskesmas tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret

tahun 2022.
25

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek objek penelitian yang diteliti

(Notoatmodjo, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang

datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Selemadeg Timur

II.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau Sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoatmodjo, 2013). Rencana sampel

pada penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang melakukan pemeriksaan

kehamilan di Puskesmas Selemadeg Timur II.

a. Jumlah dan Besar Sampel

Adapun jumlah dan besaran sampel pada penelitian ini akan dihitung

menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2017):

n= N/(1+(N.e2))

Gambar 4.2 Rumus Slovin

Keterangan:

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

e : Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolelir (0,05)

Besar sampel dalam penelitian ini jika dihitung menggunakan rumus slovin

adalah:
26

n= N/(1+(N.e2))
n= 33/(1+(33.0,05))
n= 33/(1+0,0825)
n= 33/1,0825
n= 30,48
n= 30
Maka besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang ibu hamil

Trimester III.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

yakni dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti yaitu berdasarkan

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Adapun kriteria inklusi sampel penelitian ini antara lain:

1) Ibu hamil Trimester III

2) Bersedia untuk diintervensi (mengikuti kegiatan penyuluhan)

3) Belum pernah mengetahui informasi mengenai massage effleurage sebagai

teknik pengurang rasa nyeri persalinan.

4) Bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Selemadeg Timur II.

5) Memiliki Smartphone dan terinstal aplikasi WA

6) Dapat menggunakan smartphone, google form dan social media (youtube)

dengan baik.

Adapun kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini adalah:

1) Tidak bersedia untuk diintervensin (mengikuti kegiatan penyuluhan)

2) Sudah pernah mengetahui informasi mengenai massage effleurage sebagai

teknik pengurang rasa nyeri persalinan.

3) Tidak memiliki smart phone.


27

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data yang dikumpulkan

Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data

primer pada penelitian ini meliputi: umur ibu, jumlah kehamilan, pekerjaan,

tingkat pendidikan, dan hasil pengisian kuesioner.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan penyebaran

kuesioner. Kuesioner akan memuat karakteristik responden dan juga jawaban

untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III mengenai massage

effleurage sebagai teknik pengurang rasa nyeri persalinan. Kuesioner akan

dibagikan oleh peneliti kepada responden rencananya dalam bentuk google form

dikirim melalui group whatsapp yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data pada penelitian ini rencananya berupa kuesioner

pretest dan posttest. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun baik

sebagai bentuk penjabaran variabelpenelitian dan setiap item pertanyaan adalah

jawaban yang memiliki makna dalam menguji hi[potesis penelitian (Notoatmodjo,

2013). Kuesioner berisi 15 pertanyaan tertutup mengenai massage effleurage

sebagai teknik pengurang rasa nyeri persalinan.

Untuk menguji kelayakan video yang digunakan, akan dinilai oleh dua ahli

(satu orang bidan dari akademisi dan satu orang bidan dari praktisi yang telah

menerapkan massage effleurage sebagai teknik pengurang rasa nyeri persalinan).


28

Tabel 4.1 Kisi-Kisi Kuesioner


No Pernyataan Nomor Soal Jumlah Soal
1 Pengertian 1,4 2
2 Teknik massage 2,5,7,8,11,1314 7
effleurage
3 Efek Massage Effleurage 3,6,9,10,12,15 6
Terhadap Respon Nyeri
Jumlah 15

Uji validitas adalah proses uji coba kuesioner untuk mengetahui apakah

kuesioner yang digunakan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dalam

sebuah penelitian (Notoatmodjo, 2013). Uji validitas kuesioner dalam penelitian

ini dilakukan terhadap 30 responden di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg

Timur I dengan kriteria inklusi yang sama. Pengujian validitas kuesioner pada

penelitian ini menggunakan program aplikasi SPSS dengan uji r produst moment

pearson, dengan tingkat signifikansi 5% nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r

table.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

(instrument) dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukan

sejauh mana hasil pengukuran instrument tetap konsisten bila dilakukan pada

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, denganmenggunakan

alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2013). Uji reliabilitas akan menggunakan

metode alpha Cronbach. Suatu pertanyaan dikatakan reliabel apabila nilai alpha

Cronbach lebih dari sama dengan r table (0,361).

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data
29

Teknik pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan,

adapun tahapan tersebut:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Kuesioner yang telah terkumpul kemudian dilakukan

pengecekan kelengkapan data.

b. Scoring

Pada tahap scoring dilakukan pemberian nilai untuk setiap kuesioner yang

dikerjakan oleh responden dengan menjumlahkan semua skor dari setiap jawaban

sehingga diketahui nilai pengetahuan masing-masing responden. Pemberian skor

kuesioner tingkat pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai 0 bila jawaban

salah dan nilai 1 bila jawaban benar.

c. Transfering

Data dari kuesioner dimasukkan kedalam formulir pengumpulan data

kemudian dimasukkan ke dalam master tabel.

d. Tabulating

Data yang telah dimasukkan komputer disusun dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan tabel silang untuk dianalisis univariat dan bivariat.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Hasil pengolahan data

ditampilkan dalam bentuk data proporsi atau presentase. Analisis ini hanya
30

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Pada

penelitian ini menganalisis distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu,

jumlah kehamilan, pekerjaan, tingkat pendidikan.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua variabel.

Pada penelitian ini uji bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat

pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan dengan

memberikan video mengenai massage effleurage sebagai teknik pengurang rasa

nyeri persalinan. Sebelum dilakukan Analisa data, data akan diuji dengan

Kolmogorov-smirnov untuk mengetahui normalitas data. Apabila data

terdistribusi normal, maka uji yang digunakan adalah uji paired sample t-test.

Apabila data terdistribusi tidak normal maka menggunakan uji Wilcoxon

G. Etika Penelitian

Etika penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Respect for person

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan informasi pada responden

mengenai proses penelitian, tugas, peran, manfaat dan kerugian yang akan

didapatkan.

2. Informed Consent

Setiap responden yang menjadi subjek penelitian ini telah mendapatkan

persetujuan partisipasi sebagai responden yaitu dengan menandatangani lembar

persetujuan dan penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP). Peneliti


31

menghormati segala keputusan responden apabila responden tidak bersedia untuk

menjadi responden maka peneliti tidak akan memaksa.

3. Confidentiality

Peneliti bertanggung jawab dan melindungi atas segala data, informasi, dan

hasil penelitian. Segala informasi dan hasil penelitian hanya diketahui oleh

peneliti, pembimbing dan penguji atas persetujuan responden.

4. Anonymity

Keikutsertaan responden dalam penelitian ini berupa identitas akan

dirahasiakan untuk menjaga segala informasi yang sudah didapatkan oleh peneliti.

5. Asas kemanfaatan

Peneliti melakukan penelitian dengan prosedur penelitian guna mendapatkan

hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian. Dalam

penelitian ini manfaat yang akan didapatkan responden berupa tambahan ilmu

pengetahuan mengenai massage effleurage sebagai teknik pengurang rasa nyeri

persalinan.

Anda mungkin juga menyukai