Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH BIRTHING BALL EXERCISE


TERHADAP NYERI BERSALIN KALA I
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
UDAYANA

IDA AYU CHANDRA UTHAMI

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN


PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA USADA BALI
2023
PENGARUH BIRTHING BALL EXERCISE
TERHADAP NYERI BERSALIN KALA I
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
UDAYANA

Proposal Penelitian

Diajukan Oleh:

Ida Ayu Chandra Uthami


NIM. A1222093

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN


PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA USADA BALI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses lahirnya bayi dan plasenta dari

rahim ibu dengan umur kehamilan 38 minggu sampai dengan 42 minggu.

Persalinan merupakan perjalanan alamiah yang nantinya akan dihadapi oleh

setiap ibu hamil yang akan bersalin (Eka&Esti., 2019).

Keadaan normal yang dialami selama persalinan yaitu persalinan

akan dimulai saat ibu mulai merasakan mulas di perut secara teratur, durasi

semakin lama dan rasa sakit meningkat. Hal itu, disebabkan karena rahim

berkontraksi dan serviks mengalami penipisan dan pembukaan

(Erni&Melyana., 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaanya tetapi bukan karena sebab-sebab

lain seperi kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan persoalan yang sangat krusial di

Indonesia sebab kecenderungan berfluktuasi setiap tahunnya. Angka

Kematian Ibu tetaplah menjadi perhatian yang perlu diperjuangkan hingga

Indonesia benar-benar mampu mencapai target Sustainable Develoment

Goals (SDGs) yang berlaku bagi semua negara maju dan berkembang untuk

11 tahun ke depan

1
2

atau sampai tahun 2030, yaitu target penurunan AKI menjadi kurang dari 70

per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019).

Salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu

persalinan lama. Menurut Rahmawati (2019), tidak adekuatnya kontraksi

uterus (his) dalam proses persalinan kala I merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya persalinan lama. Jika saat proses persalinan

berlangsung lama maka bisa menyebabkan ibu kelelahan karena kehabisan

tenaga. Hal itu,mengakibatkan tidak adekuatnya kontraksi uterus (his)

sehingga dapat menyebabkan kegagalan pada kemajuan persalinan. Selain

tidak adekuatnya kontraksi uterus (his), kondisi psikologis juga menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya kemajuan persalinan.

Kondisi psikologis yang dimaksud yaitu persepsi ibu terhadap cemas dan

rasa nyeri saat menjalani proses persalinan. Rasa nyeri saat bersalin akan

memberikan respon fisiologis pada ibu yang menyebabkan berkurangnya

kemampuan rahim dalam keadaan kontraksi dan hal tersebut berefek

terhadap panjangnya waktu persalinan.

Nyeri merupakan salah satu bagian yang selalu ada dalam proses

persalinan, jika saat mengalami nyeri tidak mendapatkan penanggulangan

yang tepat maka akan meningkatkan tingkat morbiditas saat bersalin karena

adanya nyeri dan ketegangan emosional yang nantinya akan meningkatkan

kadar katekolamin dan kortisol yang dapat mempengaruhi panjang dan

insensitas persalinan. Nyeri pada persalinan menyebabkan adanya aktivitas


3

uterus yang tidak terkoordinasi dan menghasilkan persalinan lama

(Heni&Heri, 2020).

Usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada

berlangsungnya proses persalinan yaitu ada yang secara farmakologi

maupun non farmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi sebagian

besar menggunakan obat-obatan yang sebenarnya jauh ebih efektif

dibandingkan dengan metode non farmakologi. Namun, ada dampak negatif

yang ditimbulkan dari upaya farmakologi tersebut, yaitu berpotensi

memberikan efek yang kurang baik untuk ibu maupun janin dan biayanya

lebih mahal. Sedangkan, jika menggunakan metode non farmakologi akan

memberikan manfaat yaitu mempermudah, murah, dan tanpa efek samping

(Solehatiet al., 2018).

Birthball adalah salah satu metode non farmakologi yang dapat

membantu mengurangi kecemasan dan rasa nyeri persalinan dengan

membuat ligamen, tendon, dan otot-otot di panggul berelaksasi (Limbo et

al., 2019). Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang signifikan pada

tingkat cemas dan nyeri antara ibu menggunakan birthball dengan ibu

yang tidak menggunakan birthball (Aryani & Wardanis, 2017).

Kebanyakan wanita melaporkan bahwa birthball membuat mereka merasa

nyaman dan mengurangi nyeri pada persalinan dan 95% mengatakan

bahwa mereka akan menggunakan birthball kembali di persalinan

selanjutnya (Hau et al., 2012).


4

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Birthing Ball Exercise Terhadap Nyeri

Bersalin Kala I di Rumah Sakit Universitas Udayana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan,

peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana “Pengaruh Birthing

Ball Exercise Terhadap Nyeri Bersalin Kala I di Rumah Sakit Universitas

Udayana”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Birthing Ball

Exercise Terhadap Nyeri Bersalin Kala I di Rumah Sakit Universitas

Udayana.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui intensitas nyeri ibu bersalin kala I sebelum dilakukan

kombinasi Birthing Ball Exercise di Rumah Sakit Universitas

Udayana.

b. Mengetahui intensitas nyeri ibu bersalin kala I setelah dilakukan

kombinasi Birthing Ball Exercise di Rumah Sakit Universitas

Udayana.
5

c. Menganalisis pengaruh Birthing Ball Exercise Terhadap Nyeri

Bersalin Kala I di Rumah Sakit Universitas Udayana.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan agar dapat

diaplikasikan dalam pelayanan untuk mengurangi rasa nyeri saat proses

bersalin kala I dengan Birthing Ball Exercise.

2. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif, khususnya

bagi ibu bersalin kala I utk mengurangi rasa nyeri saat proses persalinan

3. Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana pengetahuan,

informasi dan ilmu mengenai metode mengurangi rasa nyeri saat

bersalin kala I dengan Birthing Ball Exercise.

4. Perkembangan Ilmu Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai acuan

untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai

pengaruh pengaruh Birthing Ball Exercise Terhadap Nyeri Bersalin

Kala I.

E. Keaslian Penelitian
6

Keaslian penelitian diperlukan sebagai bukti agar tidak adanya

plagiatisme antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan.

Sepengetahuan peneliti, skripsi dengan topik Pengaruh Birthing Ball

Exercise terhadap nyeri bersalin kala I di Ruang Bersalin Rumah Sakit

Universitas Udayana belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya.

Keaslian pada penelitian teridentifikasi pada :

1. Lokasi penelitian ini adalah di Ruang Bersalin Rumah Sakit Universitas

Udayana. Peneliti memilih tempat penelitian ini karena tempatnya

strategis, responden untuk penelitian terpenuhi, dan belum pernah ada

yang meneliti tentang Pengaruh Birthing Ball Exercise terhadap nyeri

bersalin kala I

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif, dengan jenis penelitian pra-eksperimental dengan rancangan

One group pretest-posttes design.

3. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ibu bersalin

Kala I

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melengkapi

penelitian-penelitian sebelumnya sehingga keaslian penelitian ini dapat

dijaga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil

konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia

luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi

yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan

berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau pertolongan, serta tidak

melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung dalam

waktu kurang dari 24 jam. (Amelia K & Cholifah, 2019).

Menurut Fitriahadi & Utami (2019) persalinan dan

kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Berikut beberapa istilah yang berkaitan dengan

persalinan:

1) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,

dan janin turun ke jalan lahir

2) Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong

keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan

bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari

kenceng-kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk

7
8

konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari

uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.

3) Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500

gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat

badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari

24 minggu.

4) Delivery (kelahiran) adalah peristiwa keluarnya janin termasuk

plasenta

5) Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk

abortus, molahidatidosa dan kehamilan ektopik yang pernah

dialami oleh seorang ibu.

6) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin.

7) Spontan adalah persalinan terjadi karena dorongan kontraksi

uterus dan kekuatan mengejan ibu.

b. Sebab Terjadinya Persalinan

Menurut Fitriahadi & Utami (2019), hormon-hormon yang

dominan pada saat kehamilan yaitu:

1) Estrogen
9

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan

mekanis.

2) Progesteron

Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim,

menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin,

rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik, dan

menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Pada kehamilan, kedua hormon tersebut berada dalam

keadaan yang seimbang sehingga kehamilan dapat dipertahankan.

Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan

oksitosin yang dikeluarkan oleh hipose parst posterior dapat

menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Dengan

demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan

terjadinya proses persalinan :

1) Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi

kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus

yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan

iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor


10

yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga

plasenta mengalami degenerasi.

2) Teori penurunan progresteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami

perubahan-perubahan dan produksi progesteron mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap

oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipose parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron

akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan

aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

4) Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian

prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi

otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap

dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.


11

5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus

sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk

hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin (1973).

Malpar tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan,

hasilnya kehamilan kelinci menjadi lebih lama. Pemberian

kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,

induksi persalinan. Dari beberapa percobaan tersebut

disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan

mulainya persalinan. Glandula suprerenal merupakan pemicu

terjadinya persalinan.

6) Teori berkurangnyua nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukanan oleh

Hippokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin

berkurang, maka konsepsi akan segera dikeluarkan.

7) Faktor lain

Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser

yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan,

maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan. (Fitriahadi &

Utami, 2019)

c. Tanda dan Gejala Persalinan

Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan

meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang mendekati


12

waktu bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi-

kondisi yang akan disebutkan di bawah, mungkin semua atau

malah tidak sama sekali. Dengan mengingat tanda dan gejala

tersebut, akan terbantu ketika menangani wanita yang sedang hamil

tua sehingga dapat memberikan konseling dan bimbingan antisipasi

yang tepat. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain:

1) Lightening

Lightening, yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum

persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam

pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi bisanya

menancap (engaged) setelah lightening, yang bisanya oleh

wanita awam disebut "kepala bayi sudah turun". Sesak napas

yang dirasakan sebelumnya selama trimester III akan

berkurang, penurunan kepala menciptakan ruang yang lebih

besar di dalam abdomen atas untuk ekspansi paru. Lightening

menimbulkan perasaan tidak nyaman yang lain akibat tekanan

pada bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-

hal spesifik berikut akan dialami ibu:

a) Ibu jadi sering berkemih

b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang

menyeluruh, membuat ibu merasa tidak enak dan timbul

sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan

atau perlu defekasi.


13

c) Kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian

presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramina

iskiadika mayor dan menuju tungkai

d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema

dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis

minor menghambat aliran balik darah dari ektremitas

bawah. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun

ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia

kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini bidan tidak dapat lagi

melakukan pemeriksaan ballotte pada kepala janin yang

sebelumnya dapat digerakkan di atas simpisis pada palpasi

abdomen. Pada Leopold IV jari-jari bidan yang

sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar. Pada

primigravida bisanya lightening terjadi sebelum

persalinan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

peningkatan intensitas kontraksi braxton hicks dan tonus

otot abdomen yang baik, yang memang lebih sering

ditemukan pada primigravida

2) Pollakisuria

Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada

kedudukannya, dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam


14

pintu atas panggul. Keadaan ini meyebabkan kandung kencing

tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing

3) False Labor

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,

yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi

pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi

bracston hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar

enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama

berhari-hari atau secara inrermiten bahkan tiga atau empat

minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu

sangat nyeri. Wanita dapat mengalami kurang tidur dan

kehilangan energi dalam menghadapinya. Bagaimanapun

persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah

dekat.

4) Perubahan Serviks

Mendekati persalinan, serviks semakin "matang". Kalau

tadinya selama hamil, serviks masih lunak, dengan konsistensi

seperti puding dan mengalami sedikit penipisan (effacement)

dan kemungkinan sedikit dilatasi. Perubahan serviks diduga

terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi braxton hicks.

Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda

sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan

kesiapan untuk persalinan.


15

5) Bloody Show

Plak lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir

serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar

pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan.

Pengeluaran plak lender inilah yang dimaksud dengan bloody

show.

6) Energy Spurt

Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi

kurang lebih 24 jam sampai 48 jam sebelum awitan persalinan.

Umumnya para wanita ini merasa energik selama beberapa jam

sehingga bersemangat melakukan berbagai aktivitas di

antaranya pekerjaan rumah tangga dan berbagai tugas lain

yang sebelumnya tidak mampu mereka laksanakan. Akibatnya,

mereka memasuki persalinan dalam keadaan letih dan sering

sekali persalinan menjadi sulit dan lama. Terjadinya lonjakan

energi ini belum dapat dijelaskan selain hal bahwa terjadi

tersebut alamiah yang secara memungkinkan wanita

memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani

persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan

lonjakan energi ini dan diarahkan untuk menahan diri dan

menggunakannya untuk persalinan


16

7) Gangguan Saluran Pencernaan

Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan

mencerna, mual, dan muntah. Diduga hal-hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada

penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau

beberapa gejala tersebut. (Diana dkk, 2019).

d. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Permatasari, dkk (2018) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi persalinan, meliputi:

1) Power (Tenaga yang mendorong anak)

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah

a) HIS adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos

rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang

baik yaitu kontraksi simetris, fundus dominan,

terkoordinasi dan relaksasi. Dalam persalinan his perlu

dipantau yaitu antara lain:

(1) Frekuensi his: jumlah his yang dihitung dalam waktu

per 10 menit.

(2) Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah).

(3) Durasi (lama his): lamanya setiap his berlangsung

diukur dengan detik, misalnya 50 detik.

(4) Interval his: jarak antara his satu dengan his

berikutnya, misal his datang tiap 2-3 menit.


17

(5) Datangnya his: apakah sering, teratur atau tidak.

Macam-macam his dan sifatnya antara lain:

(1) His pendahuluan: his tidak kuat, tidak teratur,

menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody

show.

(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan

serviks, semakin kuat, teratur dan sakit.

(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin,

sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.

(4) His pelepasan uri (kala III): kontraksi sedang

untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.

(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih

sedikit nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa

jam atau hari.

Tenaga mengejan

(1) Kontraksi otot-otot dinding perut

(2) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan

(3) Paling efektif saat kontraksi/his

2) Passage (Jalan Lahir)

Passage atau jalan lahir dibagi menjadi dua yaitu:

a) Bagian keras: tulang panggul

b) Bagian lunak: otot-otot dan ligament-ligament


18

Menurut Caldwell dan Moloy dalam (Nurasiah dkk, 2012) ada

4 bentuk dasar panggul:

a) Ginekoid: paling ideal, bentuk hampir bulat, panjang

diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter

transversa.

b) Android: bentuk hampir segitiga, umumnya laki-laki

mempunyai jenis panggul ini, panjang diameter

anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa,

akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum.

c) Anthropoid: bentuknya agak lonjong seperti telur panjang,

diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter

transversa.

d) Platipeloid: jenis ginekoid yang menyempit pada arah

muka belakang.

3) Passanger

Passanger atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir

merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran

kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.

a) Ukuran kepala janin Karena ukuran dan sifatnya relatif

kaku, kepala janin sangat mempengaruhi proses

persalinan.

(1) Ukuran diameter

(2) Ukuran badan janin


19

b) Presentasi dan posisi janin

Tiga presentasi janin yang utama adalah kepala, sungsang,

dan bahu. Faktor yang menentukan presentasi ialah letak

janin, sikap janin dan ekstensi atau fleksi kepala janin.

c) Letak janin Ada dua macam letak yaitu :

(1) Memanjang atau vertikal

Dimana sumbu panjang janin paralel dengan sumbu

panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa

presentasi kepala atau presentasi sakrum (sungsang).

Presentasi ini tergantung pada struktur janin yang

pertama memasuki panggul ibu.

(2) Melintang atau horizontal

Dimana sumbu panjang janin membentuk sudut

terhadap sumbu panjang ibu

d) Sikap janin

Kepala yang berada dalam sikap fleksi sempurna

memungkinkan diameter suboksipitobregmatika (diameter

kecil) memasuki panggul sejati dengan mudah

e) Posisi janin

Posisi dinyatakan dengan singkatan misalnya uuk kidep

(ubun-ubun kiri kecil depan), muka, dsb.

e. Tahapan Persalinan
20

Inpartu di tandai sejak adanya HIS pada uterus yang

teratur yang dapat menimbulkan perubahan yaitu adanya

pembukaan dan menipisnya serviks yang diakhiri dengan lahirnya

plasenta secara lengkap (JNPKKR, 2017). Dikatakan inpartu jika

sudah ada pebukaan serviks pada kala 1 (pembukaan 1 ala 2 cm),

sampai dengan 10 cm (pengeluaran bayi), masa inpartu diakhiri

pada kala 3 sampai lahirnya plasenta.

Sebelum persalinan serviks belum mengalami pembukaan,

karena adanya pengaruh tekanan kebawah akibat kontraksi segment

fundus ditransmisi secara perlahan-lahan yang mengakibatkan

mulut rahim menjadi lebih tipis dan membuka. (Zulliati, dkk, 2023)

Menurut Namangdjabar dkk (2023) persalinan dapat

dibagi menjadi 4 kala antara lain:

1) Kala I

Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi 2 fase

yaitu :

a) Fase laten pembukaan <4 cm (8 jam)

b) Fase Aktif:pembukaan 4cm.- 10 cm.(6-7jam) ataul

cm/jam. Fase aktif terdiri dari 3 periode yaitu :

(1) Fase akselerasi :berlangsung 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm
21

(2) Fase dilatasi maksimal: berlangsung 2 jam,

pembukaan 4-9 cm

(3) Fase diselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan 10 cm

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Premi

2 jam multi 1 jam. Pada kala ini his terkoordinir kuat, cepat

dan lebih lama kira-kira 2 3 menit sekali. Kepala janin telah

turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada

otot-otot dasar panggul dan secara reflektoris menimbulkan

rasa meneran. Karena tekanan pada rektum ibu merasa seperti

mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu

his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum

menegang.

3) Kala III (Kala Pengeluaran Urin)

Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya placenta. Setelah

bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba

keras dengan fundus uteri teraba pusat dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2 kali sebelumnya, beberapa saat kemudian

timbul his pelepasan dan pengeluaran urin dalam waktu 5

menit seluruh plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan

akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas

simpisis. Seluruh proses berlangsung 5 - 30 menit setelah bayi


22

lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah

kira-kira 100-200 cc.

4) Kala IV (Kala Pengawasan)

a) Selama Dua jam setelah placenta lahir. Untuk mengamati

keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post

partum.

b) Setelah placenta lahir mulailah masa nifas (puerperium)

2. Nyeri

a. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan keadaan sensori dan emosional tidak

menyenangkan pada tubuh akibat kerusakan jaringan. (Judha,2012)

b. Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan lama waktu terjadinya, nyeri dibedakan menjadi 2

yaitu:

1) Nyeri Akut

Merupakan nyeri yang datang secara tiba-tiba dan cepat hilang

yang terjadi kurang dari 6 (enam) bulan.

2) Nyeri Kronik

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan dan konstan

dalam waktu lebih lama yaitu lebih dari 6 bulan. (Judha,2012)


23

c. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi

nyeri, durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama

/periodenya (terus menerus, hilang timbul, periode bertambah atau

berkurangya intensitas) dan kualitas (nyeri seperti ditusuk,

terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau bahkan

digencet). (Judha, dkk., 2012).

Karakteristik nyeri juga dapat dilihat berdasarkan metode

PQRST menurut Judha dkk (2012) yaitu :

1) P (Provokate)

Tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya

nyeri pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan

bagian-bagian tubuh manabyang mengalami cidera termasuk

menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan factor

psikologisnya, karena bisa terjadi nyeri hebat karena dari

faktor psikologis bukan dari lukanya.

2) Q (Quality)

Kualitas nyeri merupakan suatu yang subyektif yang

diungkapkan oleh klien seringkali mendiskripsikan nyeri

dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit dalam

atau superfisial, atau bahkan seperti digencet.

3) R (Region)
24

Untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita

untuk menunjukkan semua bagian/ daerah yang dirasakan

tidak nyaman. Untuk melokalisasi lebih spesifik maka

sebaiknya tenaga kesehatan meminta penderita untuk

menunjukkan daerah nyerinya minimal sampai kearah nyeri

yang sangat. Namun hal ini akan sulit dilakukan apabila nyeri

yang dirasakan bersifat menyebar atau difusi.

4) S (Severe)

Tingkat keparahan merupakan hal yang paling

subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena akan

diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa

digambarkan menggunakan skala yang bersifat kuantitas.

5) T (Time)

Tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan

rangkaian nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul

adanya nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering untuk

kambuh dan lain-lain.

d. Intensitas Nyeri

Tingkat nyeri seseorang dalam Anonim (2013) dapat diukur dengan

skala nyeri, berikut skala nyeri yang dapat digunakan sebagai

patokannya :
25

Gam

bar 2.1 Numeric Pain Intensity Scale

Keterangan :

0 : tidak ada nyeri

1-3 : nyeri ringan

4-6 : nyeri sedang

7-10 : nyeri berat

3. Nyeri Persalinan

a. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif tentang sensasi

fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan

serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis

terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi,

pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.

(Permatasari dkk, 2018).

b. Penyebab Nyeri Persalinan

Menurut Ayudita, dkk (2023) faktor fisiologis dan psikososial

merupakan faktor faktor yang memengaruhi terjadinya nyeri

persepsi setiap proses pada persalinan. Nyeri berasal dari tempat

yang berbeda selama persalinan dan melahirkan. Dalam Kala I

persalinan nyeri yang terjadi selama kontraksi lebih dominan


26

bersifat viseral atau seperti perasaan kram. Nyeri di tahap ini

berasal dari uterus atau rahim dan leher rahim, dan dihasilkan oleh

distensi jaringan rahim dan dilatasi serviks Pada tahap pertama,

penyaluran nyeri melewati sumsum tulang belakang T10-L1. Nyeri

persalinan bisa mengacu pada dinding perut, daerah lumbosakral,

krista iliaka, daerah gluteal dan paha. Fase transisi persalinan

mengacu pada akhir tahap pertama (yaitu dari pelebaran atau

pembukaan serviks 7 cm sampai dengan 10 cm).

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri persalinan pada

proses persalinan :

1) Physiological factors

a) Adanya pembukaan dan penipisan pada leher rahim

b) Peregangan pada Segmen Bawah Rahim (SBR)

c) Peregangan pada Ligamen ligamen rahim

d) Peritonium tertarik

e) Penekanan pada vesika urinaria

f) Hipoksia

g) Tertekannya miss V

h) Primapara atau multipara

2) Psychological factor

a) Perasaan takut

b) Munculnya rasa panik

c) Kurang percaya pada diri sendiri


27

d) Tidak menerima kehamilan dan kehadiran bayi

3) Perception factor

a) Labor intensity

b) Kesiapan dari leher rahim

c) Baby position

d) Jenis pelvis ibu

e) Faktor kelelahan

c. Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

Menurut Permata Sari, Rufaida, & Lestari (2018), penatalaksanaan

nyari persalinan dapat diatasi secara farmakologis dan

nonfarmakologis. Berikut penjelasannya :

1) Metode Farmakologis

Merupakan metode untuk mengurangi rasa nyeri dengan

menggunakan obat-obatan. Berikut adalah contoh dari

metode farmakologis :

a) Analgetik

Merupakan obat untuk mengurangi rasa nyeri tanpa

menghilangkan kesadaran.

b) Suntikan Epidural

Disebut juga pembiusan dimana membuat rasa sakit di

dalam rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina

menjadi hilang. Tetapi otot panggul tetap melakukan


28

rotasi kepala bayi untuk keluar melalui jalan lahir

dengan kekuatan ibu untuk mengejan.

c) Spinal

Merupakan bius lokal pada daerah epidural.

d) Intracthecal labor analgesia (ILA)

Penyuntukan obat penghilang rasa sakit pada ibu yang

hendak bersalin

e) Paracervical Block

f) Digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada

awal persalinan

2) Metode Non Farmakologis

Terapi non farmakologi memiliki banyak keuntungan seperti

lebih kecil risiko kimia seperti obat-obatan dan zat kimia

terhadap ibu dan bayi. Misalnya saja kondisi pada perempuan

dengan penyakit alergi terhadap bahan kimia (obat-obatan) dan

penyait kardiorespiratori menjadi pilihan untuk terapi ini.

Berbagai macam metode dalam menurunkan tingkat nyeri

persalinan dengan pendekatan nonfarmakologi seperti :

massage therapy dan sentuhan, movement and position,

relaxation breathing techniques, application of heat or cold,

and music therapy.

a) Massage therapy
29

Massage therapy merupakan teknik pengurangan nyeri

dengan memberikan relaxing effect. Fisiologis dari terapi

ini pengeluaran dengan meningkatkan hormon endorfin.

Efek dari produksi hormon tersebut membuat danya

transmisi reseptor antar sel saraf menjadi berkurang

akhirnya penurunan terhadap ambang batas persepsi

terhadap nyeri, Penelitian di Irak menemukan bahwa

massage therapy pada punggung di kala 1 persalinan

efektif mengurangi nyeri pada klien.

b) Movement and mother position

Posisi dan gerak pasien yang sering berubah akan

memberikan dampak yang baik. Posisi dan gerakan

tersebut seperti klien berjalan, berdiri dan duduk secara

akan bergantian atau berubah-rubah mempersingkat proses

persalinan dan mengurangi risiko rujukan.

c) Relaxation breathing techniques

Merupakan salah satu tehnik yang paling lazim dalam

digunakan atau nyeri mengurangi rasa sakit persalinan

terutama pada kala 1 fase laten. Teknik yang digunakan

biasanya ritme lambat (6-12 napas/menit) hingga ritme

sedang (30-60 napas/menit). Ritme nafas klien diarahkan

sejalan dengan intensitas dari his klien.

d) Aplikasi dingin atau panas


30

Terapi panas dan dingin secare bergantian merupakan

salah satu cara nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

persalinan. Mampu Rasa dingin memberikan rasa hilang

atau mati rasa, merangsang reseptor saraf tepi, dan

meningkatkan transmisi nyeri ke sistem saraf pusat

sehingga intensitas nyeri dapat menurun. Rasa panas itu

diyakini dapat menghasilkan rangsangan pada impuls saraf

ke otak pada reseptor panas di kulit dan jaringan yang

lebih dalam. Treatmen dingin diterapkan pada punggung,

perut bagian bawah, paha, dan/atau perineum. Sedangkan

pengolesan panas biasanya diberikan pada area punggung

bawah saat pasien merasakan nyeri pada area punggung.

Terapi ini secara signifikan dapat mengurangi rasa sakit.

Selain itu, aplikasi panas dan dingin juga ditemukan untuk

mempersingkat waktu kerja atau proses dari nyeri

e) Music therapy dan Audioanalgesik

Stimulasi suara, seperti musik atau suara alam, dapat

menjadi distraksi bagi sehingga dapat pasien persalinan

mengurangi nyeri. Selain itu, cara ini juga mengurangi

dilaporkan mampu kecemasan. Cara tersebut dengan

menawarkan pilihan atau jenis musik pada ibu besalin

sebelum melahirkan. Riset memaparkan bahwa Music

therapy mampu mengurangi nyeri persalinan pada fase


31

laten, belum ada manfaat yang didapat pada fase aktif.

Oleh karena itu studi lebih lanjut sangat diperlukan.

f) Metode lain

Beberapa metode juga menunjukan keefektifan dalam

mengurangi nyeri persalinan. Seperti birth ball methode

dianggap mampu mengurangi nyeri dengan meningkatkan

persalinan relaksasi pada tungkai bawah dan panggul.

4. Birthing Ball

a. Sejarah Birthing Ball

Pada tahun 1963 bola Swiss atau biasa disebut Birthing ball yang

juga dikenal sebagai alat untuk mendukung perkembangan

neuromuskuler. Dibutuhkan waktu penelitian yang cukup lama

hingga pada tahun 1980 dapat digunakan sebagai alat persalinan.

Birthing ball juga disebut fitball yang merupakan bola berukuran

besar dengan diameter 55 cm atau 65 cm. (Radianti & Mujianti,

2021)

Perez dan Simkin adalah orang yang pertama mengkaji informasi

dan pengetahuan tentang penggunaannya pada bidan dan perawat

atau penyedia layanan kesehatan lainnya yang bertugas sebagai

fasilitator dalam proses melahirkan anak dan menjelaskan

keuntungannya sebagai alat yang dapat digunakan untuk

memposisikan dan menghilangkan rasa sakit selama proses


32

persalinan sehingga penggunaan Birthing ball diperluas dan

digunakan sebagai alat yang dapat digunakan untuk terapi non

farmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan. (Raidanti &

Mujianti, 2021)

b. Definisi Birthing Ball

Birthing ball adalah alat bantu yang bagus digunakan untuk

gerakan dan relaksasi selama persalinan serta merupakan salah

satu cara untuk membantu ibu mengatasi nyeri pada proses

persalinan. Dengan kata lain dapat mempercepat proses kemajuan

persalinan dan memperlebar panggul. Birthing ball juga disebut

sebagai bola yang memiliki ukuran cukup besar berbentuk seperti

menyerupai bola gym, yang membedakan adalah ukurannya. Birth

ball memiliki ukuran jauh lebih besar, kira-kira mencapai tinggi

65-75 cm setelah dipompa. Bithing ball dirancang khusus supaya

tidak licin saat digunakan dilantai, hal inilah yang membuat

Birthing ball menjadi aman untuk digunakan oleh ibu hamil,

bahkan saat proses kelahiran, akan tetapi penggunaan Birthing ball

akan jauh lebih baik jika menggunakan matras atau pengalas di

bawahnya. (Raidanti & Mujianti, 2021)

c. Tujuan Terapi Birthing Ball

Menurut Darma, Idaman, & Zaimy (2021), tujuan terapi Birthing

Ball meliputi:
33

1) Birthing Ball atau dikenal dengan bola persalinan telah

digunakan selama bertahun-tahun oleh terapis fisik dalam

berbagai cara untuk mengobati gangguan tulang dan saraf,

serta untuk latihan. Sedangkan untuk kehamilan dan proses

persalinan, bola ini akan merangsang reflex postural. Duduk

diatas Birthing Ball akan membuat ibu merasa lebih nyaman.

2) Duduk diatas bola sambil mendorong seperti melakukan

ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat

membantu proses penurunan janin. Bola memberikan

dukungan pada perineum tanpa banyak tekanan dan membantu

menjaga janin sejajar di panggul. Posisi duduk diatas bola,

diasumsikan mirip dengan berjongkok membuka panggul,

sehingga membantu mempercepat proses persalinan.

3) Gerakan lembut yang dilakukan diatas bola sangat mengurangi

rasa sakit saat kontraksi. Dengan bola ditempatkan di tempat

tidur, ibu bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman diatas

bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi.

Ibu juga dapat berlutut dan membungkuk dengan berat badan

tertumpu diatas bola, bergerak mendorong panggul yang dapat

membantu bayi berubah ke posisi yang benar (belakang

kepala), sehingga memungkinkan kemajuan proses persalinan

menjadi lebih cepat


34

4) Goyang panggul menggunakan birth ball dapat memperkuat

otot-otot perut dan punggung bawah.

5) Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar

rahim, dan tekanan di kandung kemih.

6) Terapi birth ball ini akan membuat Ligamentum atau otot

disekitar panggul lebih relaks, meningkatkan proses

pencernaan dan mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang,

inguinal, vagina dan sekitarnya.

7) Membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi

melalui panggul jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa

bersandar ke depan.

8) Tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika

ibu bersalin diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan)

serviks dapat terjadi lebih cepat. Bidang luas panggul lebih

lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar

panggul

d. Manfaat Birthing Ball

Menurut Darma, Idaman, & Zaimy (2021), manfaat terapi Birthing

Ball meliputi:

1) Pada fase aktif dapat memudahkan ibu bergerak bebas,

mengubah posisi, dan mengikuti irama kontraksi.


35

2) Kebebasan bergerak selama persalinan memudahkan ibu

bernafas dan mengekspresikan perasaan ibu ketika rasa sakit

datang.

3) Pada posisi tegak dapat menyebabkan peredaran darah menuju

plasenta lancar dan gaya gravitasi bumi maksimal sehingga

memudahkan janin untuk turun ke jalan lahir.

4) Lebih nyaman daripada kursi atau ranjang karena tidak

terdapat sandaran sehingga pendamping persalinan lebih

mudah memijat punggung ibu.

5) Dengan duduk di permukaan birthing ball yang hangat, padat,

dan membal maka permukaan perineum yang mendapat

tekanan kepala bayi dapat meregang rileks dan bertahap

sehingga ibu dapat mendorong bayi dengan lembut.

6) Membantu menghindari operasi caesar akibat persalinan

macet.

7) Penggunaan birthing ball dapat meningkatkan kenyamanan

Anda dan membantu Anda mengatasi rasa sakit persalinan

8) Penggunaan birthing ball dapat mendorong penurunan janin

dan relaksasi panggul.

e. Mekanisme Kerja birthing ball

Adapun mekanisme kerja dari birthing ball yaitu dengan beberapa

metode yang dapat mengurangi rasa nyeri pada saat proses

persalinan diantaranya yaitu:


36

1) Mekanisme Endogen

Merupakan mekanisme teori keimbangan, yang terdiri dari

penerapan pijatan non-nyeri ke area yang nyeri. Mekanisme

ini bekerja terutama pada komponen diskriminatif sensorik

dansistem saraf dari nyeri, dengan membuat rasa nyaman

dibagian tulang belakang, dan dapat membantu memperluas

dan melenturkan tulang pangul dan persendian.

2) Pengalihan Perhatian dan Pikiran Ibu

Melakukan latihan mengunakan birthing ball dengan gerakan

tertentu akan membuat perhatian ibu terfokus pada gerakan

yang sedang dilakukan ibu, sehingga pikiran dan kecemasan

ibu terhadap rasa nyeri yang ibu rasakan selama kontraksi

akan berkurang. Birthing ball membantu wanita yang bersalin

untuk menyetel keluar rangsangan yang menyakitkan dengan

mengalihkan dari rasa sakit persalinan. (Raidanti & Mujianti,

2021)

f. Macam-Macam Gerakan Birthing Ball

1) Duduk diatas bola

Duduk diatas bola yang lentur dan lembut sambil

meggerakkan badan. Gerakan ini membuat rileks dan otot-

otot melentur sehingga tubuh dapat mendorong bayi keposisi

yang baik.
37

Gambar 2.2. Birth Ball (Duduk Diatas Bola)

2) Berdiri bersandar di atas bola

a) Letakkan bola di atas kursi kemudian berdiri dengan kaki

sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada bola seperti

merangkul bola. Lakukan gerakan ini selama 5 menit.

Gambar 2.3 Birth Ball (Berdiri Bersandar Diatas Bola)

3) Berlutut dan bersandar di atas bola

Dengan posisi ini dapat meletakkan bolanya di lantai atau

tempat tidur untuk mendapatkan tumpuan yang maksimum.

Berlutut dengan bola berada didepan sambil meletakkan


38

kedua lengan diatas bola kemudian mengayun dengan

menggunakan bola baik selama maupun setelah kontraksi.

Gambar2.4 Birth Ball (Berlutut dan Bersandar Diatas Bola)

4) Jongkok dan bersandar dengan Bola

Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran

kemudian ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan

membelakangi atau menyandar pada bola. Sisipkan latihan

tarikan nafas pada posisi ini serta lakukan selama 5-10 menit.
39

Gambar 2.5 Birth Ball (Jongkok dan Bersandar dengan Bola)

B. Kajian Emperis

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya

mengenai Birthing Ball Exercise.

1. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Viki Yusri dan Febriyanti

pada tahun 2022 mengenai Pengaruh Birthing Ball Exercise terhadap

Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Penelitian ini dilakukan di Klinik

Bersalin Kurao Padang dengan desain penelitian quasi eksperimental

non randomized control group pretest-posttest design. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pengaruh metode birth ball terhadap intensitas

nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah di berikan

metode birth ball diperoleh rata-rata nyeri nya sebelum diberikan

metode adalah 1.80 sedangkan setelah diberikan metode rata-rata skala

nyeri 1.30 Standar deviasi nyeri sebelum diberikan metode 0,42 dan

setelah diberikan metode standar deviasi 0,38. Hasil uji statitik


40

menunjukan nilai-p = 0,000. Simpulan, ada pengaruh yang signifikan

pemberian metode birt ball untuk menurunkan intensitas nyeri

persalinan kala I aktif.

2. Penelitian lain dilakukan oleh Dasiana Marawati, Desi Soraya, dan

Danny Putri pada tahun 2022 mengenai Pengaruh Penggunaan Birthing

Ball terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada

Primigravida. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ngesrep Semarang

dengan desain penelitian quasi eksperiment dengan rancangan one

group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu dengan hari perkiraan lahir bulan Juli sampai Agustus 2022

yang akan melahirkan di Puskesmas Ngesrep Semarang. Teknik

pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan didapatkan

jumlah sampel sebanyak 31 orang. Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain Standar Operasional

Prosedur (SOP) Teknik Birth Ball, Numerik Ratting Scale (NRS)

Lembar Observasi dan birth ball berdiameter 55 cm atau 65 cm.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji paired sampel t test.

Hasil penelitian diperoleh nilai t sebesar 9,613 yang berarti bahwa

setiap 1 kali intervensi birth ball dengan 4 gerakan selama 30 menit

membuat primigravida berpotensi 9,613 kali untuk dapat menurunkan

nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Diperoleh nilai pvalue 0,000 < 0,05,

maka hipotesa (H0) ditolak dan (Ha) diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan birth ball terhadap


41

penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primigravida di

Puskesmas Ngesrep Semarang. Bagi pelayanan kesehatan diharapkan

penggunaan birth ball dapat dijadikan alternative yang digunakan

dalam penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primigravida.

3. Penelitian lain dilakukan oleh Apriany Ramadhan dan Lia Ifwana pada

tahun 2021 mengenai Pengaruh Pelaksanaan Birthing Ball terhadap

Lamanya Persalinan Kala 1 pada Ibu Primigravida. Penelitian ini

dilakukan di PMB Desita, S. Si. T, Kabupaten Bireuen. Penelitian ini

menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian dilaksanakan di PMB Desita, S.SiT Kabupaten Bireuen.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang

akan bersalin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan secara accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini

adalah 35 orang. Analisa hasil digunakan dengan regresi linear

sederhana. Hasil : Ditemukan nilai (R) sebesar 0,579 dan R Square

0,0336, berarti pengaruh birthing ball terhadap lamanya persalinan kala

I sebesar 33,6%. Pada tabel Anova ditemukan nilai F hitung 16,674

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,005. Berdasarkan nilai

thitung = 4,083 > ttabel = 2,035 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel pelaksanaan birthing ball berpengaruh terhadap variabel

lamanya persalinan kala I. Kesimpulan : Ada pengaruh pelaksanaan

birthing ball terhadap lamanya persalinan kala I pada ibu primigravida

di PMB Desita, S.SiT Kabupaten Bireuen. Diharapkan kepada PMB


42

Desita, S.SiT untuk menjadi wadah serta fasilitator bagi ibu bersalin

dalam menghadapi proses persalinan yang nyaman dan menyenangkan

dalam melewati kala I yang lebih singkat serta agar dapat lebih

mensosialisasikan manfaat dilaksanakan birthing ball untuk

mempercepat proses persalinan


43

C. Kerangka Teori

Persalinan

Power Passage Passanger

Nyeri (His)

Penatalaksanaan Nyeri

Farmakologi Non Famakologi Massage Terapi

Movement and Mother Position

Relaxation Breathing Techniques

Aplikasi Dingin atau Panas

Music therapy dan


Audioanalgesik

Metode Lain (Birthing Ball)

Keterangan:

Diteliti :

Tidak diteliti :

Arah :

Gambar 2.6 Kerangka Teori


Pengaruh Birthing Ball Exercise terhadap Nyeri Bersalin Kala 1
Sumber: Teori modifikasi (Ayudita dkk, 2023) dan (Raidanti & Mujianti, 2021)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah kaitan atau hubungan

antara konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin

diteliti. Kerangka konsep didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai

sebagai landasan penelitian (Setiadi, 2013).

Variabel Independent Variabel Dependent

Birthing Ball Exercise Nyeri Persalinan Kala 1

: Diteliti

: Hubungan Variabel

B. Definisi Operasional dan Variabel

1. Variabel

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

variabel terikat sebagai berikut.

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Birthing Ball Exercise

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nyeri Persalinan Kala 1

43
44

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Pengaruh Birthing Ball Exercise Terhadap Nyeri Bersalin Kala 1


Di Rumah Sakit Universitas Udayana
No Variabel Definisi Cara Hasil ukur Skala
Operasional Pengukuran ukur

1 Birthing Merupakan latihan SOP -


Ball yang dilakukan
Exercise dengan cara duduk
diatas bola
kemudian secara
perlahan
mengayunkan dan
menggoyangkan
pinggul ke depan
dan ke belakang,
sisi kanan dan kiri,
serta melingkar.
2 Nyeri Nyeri Persalinan Skala Nyeri Dinyataka Ordinal
Persalinan Kala 1 merupakan VAS dengan skor :
Kala 1 pengalaman  10-30mm :
subyektif tentang nyeri ringan
sensasi fisik yang  40-60mm :
terkait dengan nyeri
kontraksi uterus, sedang
dilatasi dan  70-90mm :
penipisan serviks, nyeri berat
serta penurunan  100mm :
janin selama nyeri sangat
persalinan Kala 1 berat

C. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap

masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan


45

kebenarannya (Vardiansyah, 2008). Hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh Birthing Ball Exercise terhadap Nyeri Persalinan Kala 1

di Rumah Sakit Universitas Udayana


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan jenis penelitian Quasy eksperimental. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah One group pretest-posttest design. Pada desain ini

terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan

dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Populasi target merupakan populasi yang telah di

tentukan sesuai dengan masalah penelitian, sehingga dalam penelitian

ini populasi targetnya adalah semua ibu bersalin kala 1 di rumah sakit

Universitas Udayana.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang dipergunakan sebagai subjek

penelitian melalui sampling yang harus mewakili kriteria (Nursalam,

2015). Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian ibu bersalin yang

46
47

memiliki kriteria inklusi dan ekslusi. Menurut Kerlinger dan Lee, 2000,

menyatakan bahwa jumlah sampel minimal dalam penelitian kuantitatif

adalah 30 sampel. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti

menggunakan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini sejumlah 30

orang.

3. Teknik Sampling

Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah “non

probability sampling” dengan metode purposive sampling yaitu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian),

sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang

telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016). Kriteria sampel meliputi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut

menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan (Hidayat,

2010). Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Kriteria Inklusi penelitian ini antara lain:

a. Ibu nifas yang bersedia menjadi responden dalam penelitian

b. Seluruh ibu bersalin di rumah sakit Universitas Udayana

Kriteria Eksklusi

a. Ibu bersalin yang tiba-tiba ada kegiatan mendesak sehingga tidak

bisa melanjutkan proses penelitian.

b. Ibu bersalin yang beresiko tinggi.


48

c. Ibu bersalin yang tidak kooperatif.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah sakit Universitas

Udayana karena tempatnya strategis, dan belum pernah ada yang

meneliti tentang pengaruh Birthing Ball Exercise terhadap Nyeri

bersalin kala 1.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan mulai penyusunan proposal penelitian

sampai dengan seminar proposal. Pengambilan data dilakukan bulan

Agustus 2023.

D. Etika Penelitian

Prinsip dasar etik dalam melakukan penelitian menurut

Notoatmodjo, (2012) yaitu:

1. Etichal Clearance ( Kelayakan Etik )

Prinsip ini menegaskan peneliti dalam menegakkan hak azasi manusia

yang merupakan hak dasar, yang harus dilindungi, dihormati, dan tidak

boleh diabaikan oleh siapapun termasuk insan peneliti.

2. Informed Consent

Informed Consent adalah lembar persetujuan yang diberikan kepada

subjek penelitian. Peneliti menjelaskan manfaat, tujuan, prosedur, dan

dampak dari penelitian yang akan dilakukan.


49

3. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat

Prinsip ini menegaskan bahwa manusia adalah pribadi yang memiliki

kehendak bebas dan kemampuan untuk bertanggungjawab atas

keputusan‐keputusannya.

4. Prinsip berbuat baik (beneficence)

Prinsip ini menegaskan kewajiban peneliti untuk berbuat baik,

mengusahakan manfaat semaksimal mungkin, dan meminimalkan

kerugian bagi setiap orang yang terlibat dalam penelitian. Setiap

tindakan yang dapat merugikan partisipan penelitian perlu

dipertimbangkan dengan hati‐hati dengan menerapkan prinsip do no

harm, termasuk dalam kasus adanya konflik kepentingan.

5. Prinsip keadilan

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki kewajiban etis

untuk memperlakukan setiap orang secara fair berdasarkan

keterlibatannya dalam penelitian. Prinsip ini juga menjamin pembagian

yang seimbang dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh partisipan

penelitian baik individu maupun masyarakat berdasarkan keikutsertaan

dalam penelitian.

6. Prinsip integritas keilmuan

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki kewajiban etis

untuk menjaga integritas keilmuan dengan menghargai kejujuran,

kecermatan, ketelitian, dan keterbukaan dalam penelitian, publikasi dan

penerapannya. Peneliti wajib berpegang pada komitmennya untuk


50

menjunjung tinggi obyektivitas dan kebenaran. Pelanggaran atas hak

kekayaan intelektual (haki), pencurian data dan karya orang lain selain

merupakan pelanggaran atas prinsip ini, juga merupakan pelanggaran

hukum.

7. Prinsip kepercayaan dan tanggung jawab

Prinsip ini menegaskan bahwa peneliti wajib membangun kepercayaan

dengan mitra peneliti, partisipan penelitian dan semua yang terlibat

dalam penelitian. Prinsip ini juga menegaskan bahwa peneliti perlu

menyadari tanggung jawab profesional dan keilmuannya terhadap

masyarakat dan terhadap komunitas tempat ia bekerja. Dalam rangka

menjunjung tinggi dan menegakkan standar profesionalitasnya, setiap

peneliti harus peka terhadap perkembangan IPTEKS, situasi

sosial, budaya dan dampak penelitian terhadap  masyarakat.

8. Prinsip keterbukaan

Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah bahwa peneliti harus

terbuka terhadap partisipan penelitian perihal deskripsi dan tujuan

penelitian serta rincian keterlibatan partisipan. Peneliti tidak boleh

menyembunyikan tujuan penelitian dari partisipan penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam

pengumpulan data (Notoatmojo, 2010). Instrument penelitian yang


51

digunakan oleh peneliti yaitu SOP Birthing Ball Exercise dan Lembar

Observasi.

2. Validitas dan Reliabilitas

Instrument yang digunakan untuk intervensi adalah pedoman (garis-

garis besar) kecemasan sehingga tidak diperlukan uji validitas maupun

reliabilitas (Nursalam, 2016).

F. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu:

1. Prosedur Administrasi

a. Setelah mendapat surat rekomendasi dari Badan Penanaman Modal

dan Perijinan Pemerintah Kabupaten Badung kemudian peneliti

membawa surat tersebut ke kantor Kesbang Pol dan Linmas

Kabupaten Badung

b. Setelah mendapat surat rekomendasi dari kantor Kesbang Pol dan

Linmas kemudian peneliti mengajukan ijin melaksanakan

penelitian ke Komite Etik Universitas Udayana.

c. Peneliti akan melakukan seleksi kepada setiap calon responden

yang ditemui berdasarkan kriteria sampel, peneliti melakukan

pendekatan secara informal kepada calon responden dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

d. Peneliti akan memberikan lembar persetujuan, jika subjek bersedia

untuk diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan


52

(informed consent) namun jika subjek menolak untuk diteliti, maka

peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.

2. Prosedur Teknis

a. Peneliti melakukan pengambilan data awal, dilakukan 5 menit.

Data ini digunakan sebagai data pre-test.

b. Selanjutnya peneliti mengajarkan Birthing Ball Exercise pada

responden dan dipastikan dilakukan dengan benar. Birthing Ball

Exercise dilakukan selama 30 menit.

c. Setelah Birthing Ball Exercise dilakukan maka diukur kembali

penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu. Data ini selanjutnya

dijadikan post-test

d. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner telah diisi oleh

responden, maka peneliti mengumpulkan kembali kuesioner

penelitian tersebut dan melakukan terminasi dengan responden.

e. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya dalam penelitian.

f. Setelah data terpenuhi atau terkumpul, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan data dan analisis data.

G. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Pada statistik, informasi

yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama


53

dalam pengujian hipotesis (Hidayat,2016). Langkah-langkah proses

pengolahan data, dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Editing dalam penelitian

ini dilakukan terhadap kelengkapan data lembar observasi setiap

responden.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode

ini sangat pentingbila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.

4 = Tidak ada nyeri

3 = Nyeri ringan

2 = Nyeri sedang

1 = Nyeri berat

3. Cleaning

Cleaning data dilakukan oleh peneliti dengan menghilangkan data-data

yang hilang (missing value) dan outlier.


54

4. Tabulating

Menyusun data dengan mengelompokkan data-data sedemikian rupa

sehingga data mudah dijumlah dan disusun dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

5. Entry

Memasukkan atau memindahkan data-data yang ada di kuesioner ke

dalam Microsoft Excel dan melakukan analisa menggunakan software

penghitungan SPSS. Data yang dimaksud hasil dari sebelum dan

sesudah pemberian Birthing Ball Exercise terhadap Nyeri bersalin kala

1.

H. Rencana Analisis Data

Rencana analisi data dengan menggunakan komputer yakni

program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for windows dan

diinterpretasikan lebih lanjut. Analisis melalui pendekatan kuantitatif dapat

dilakukan secara bertahap yang terdiri dari beberapa rencana :

1. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariate

tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. (Notoadmodjo,2012).

Analisis univariate pada penelitian ini dilakukan untuk:

a. Mendistribusikan frekuensi dan presentase tingkat nyeri

sebelum diberi intervensi birthing ball exercise


55

b. Mendistribusikan frekuensi dan presentase tingkat nyeri setelah

diberi intervensi birthing ball exercise

2. Analisis Bivariat adalah analisis yang dilakukan lebih dari dua variabel

(Laut Mertha Jaya, 2020). Teknik uji statistik yang dipilih berdasarkan

tujuan uji yaitu hubungan (korelasi/asosiasi) dan skala data pengetahuan

yaitu ordinal dan minat yaitu ordinal. Berdasarkan acuan tersebut maka

digunakan tehnik uji Spearman Rank Perhitungan dilakukan dengan

progam SPSS 16. Penarikan kesimpulannya dilakukan dengan cara:

Bila p value <  (0,05) berarti ada pengaruh massage postnatal terhadap

involusi uteri ibu nifas

Bila p value >  (0,05) berarti tidak ada pengaruh massage postnatal

terhadap involusi uteri ibu nifas

Anda mungkin juga menyukai