Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CARA

MENYUSUI BAYI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA


VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS
DALAM MENYUSUI BAYI DI RS PKU
MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir

Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi SI Keperawatan

Disusun Oleh:
NURUL FAJRIYAH SRI MULYANI
NIM : 2020060097

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk
mengetahui derajat kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur
tingkat kemajuan suatu bangsa (WHO, 2017). Badan Pusat Statistik mencatat
bahwa AKB di Indonesia mencapai 25,5 per 1000 kelahiran. Selama beberapa
tahun terakhir, AKB di Indonesia berangsur-angsur mengalami penurunan,
namun AKB di Indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan dengan negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah di bawah 10 kematian
per 1000 kelahiran bayi (BPS, 2016).
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi,
UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu
ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan
sampai bayi berumur dua tahun(WHO, 2018). Agar ibu dapat
mempertahankan ASI eksklusif selama 6 bulan, WHO merekomendasikan
agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi
hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau minuman, termasuk air,
menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak
menggunakan botol atau dot (WHO, 2018). ASI merupakan nutrisi terbaik
yang secara khusus ditujukan bagi bayi baru lahir karena mengandung
berbagai komponen antibodi, nutrisi yang lengkap dan mudah dicerna oleh
bayi baru lahir dibandingkan dengan susu formula (Perry et al., 2010).
Banyak zat dalam ASI yang tidak terdapat sama sekali, atau hanya ada dalam
jumlah kecil pada susu formula. Selain itu dalam proses menyusui yang
benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun
spiritual yang baik dalam kehidupannya (Roesli, 2008).
Bertolak belakang dengan anjuran menyusui secara eksklusif,
Persentase cakupan bayi umur 0–6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
pada tahun 2016 di Indonesia sebesar 54,00%. Persentase tersebut mengalami
penurunan jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 55,70%. Persentase
pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0–6 bulan pada tahun 2016 di
provinsi Jawa Tengah sebesar 59,90%. Persentase tersebut mengalami
kenaikan jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 56,10%. Berdasarkan data
tersebut menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi
umur 0–6 bulan yaitu meningkat, dikarenakan usaha–usaha yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan meliputi konseling, sosialisasi, serta pengawasan
terhadap program pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi
sejak lahir sampai berusia 2 tahun. Jika bayi diberikan ASI saja sampai usia 6
bulan tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman
lainnya merupakan proses menyusui eksklusif. Asi eksklusif dapat
melindungi bayi dan anak terhadap penyakit berbahaya dan mempererat
ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara
alami akan membuat bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup dan limpahan
kasih sayang yang berguna untuk perkembangannya (Hidayati, 2012).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-
teknik menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif
meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi yang
tepat (latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking).
Teknik menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara
maksimal sehingga keberhasilan menyusui bisa tercapai (Evi Rinata , Tutik
Rusdyati, 2016). Praktek cara menyusui yang benar perlu diajarkan pada
setiap ibu yang baru saja melahirkan karena menyusui itu sendiri bukan suatu
hal yang relaktif atau instingtif, tetapi merupakan suatu proses. Proses belajar
menyusui yang baik bukan hanya untuk ibu yang baru pertama kali
melahirkan, tetapi juga untuk ibu yang pernah menyusu bayinya. Ini
disebabkan setiap bayi yang baru lahir merupakan individu tersendiri yang
mempunyai spesifikasi tertentu. Dengan demikian ibu perlu belajar
berinteraksi dengan manusia baru, ini agar dapat sukses dalam memberikan
yang terbaik baginya (Padilla, 2014).
Masalah yang biasanya terjadi selama proses menyusui diantaranya
payudara bengkak, puting susu nyeri atau lecet, mulut bayi hanya menghisap
puting susu saja tidak sampai ke areola, serta ibu tidak tahu cara melepas
hisapan bayi yang benar (Arismawati & Effendy, 2017). Tenaga kesehatan
diharapkan dapat memberikan informasi berupa pendidikan kesehatan tentang
teknik menyusui yang benar kepada ibu hamil agar dapat menyusui bayinya,
sehingga masalah yang terjadi selama proses menyusui dapat dihindari
(Mardiyana & Puspita, 2015).
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang direncanakan dengan
sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa
belajar memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan (life skills) demi kepentingan kesehatannya (Nursalam,
2008). Meskipun keterampilan menyusui dapat dikuasai secara alamiah pada
setiap ibu, ibu harus tetap memahami teknik menyusui bayi yang baik dan
benar. Seringkali kegagalan menyusui disebabkan karena salah dalam
memosisikan dan meletakkan bayi. Putting ibu menjadi lecet sehingga ibu
jadi segan menyusui, produksi ASI berkurang sehingga bayi menjadi malas
menyusu (Suryoprajogo, 2009).
Media atau alat peraga dalam program penyampaian informasi
kesehatan atau pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
memberikan informasi tentang kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasa, atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan
informasi (Daryanto, 2011). Teori dari Malvin de Fleur menyatakan bahwa
media massa yang merupakan bagian dari sumber informasi dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang (Nastiti, 2009).
Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan dalam proses penyampaian pesan. Pemilihan
media yang tepat akan sangat membantu keberhasilan proses
penyampaian pesan kepada audien, sebaliknya penggunaan media
yang tidak tepat akan mempersulit audien dalam memahami pesan yang
disampaikan. Jenis media yang dapat digunakan antara lain adalah
media cetak, media elektronik dan media papan. Media cetak seperti
booklet, leaflet, buku, flyer, flip chart dan poster. Media elektronik seperti
televisi, radio dan video serta media papan (Notoatmodjo, 2014).
Pendidikan kesehatan tentang cara menyusui dapat diberikan melalui
media salah satunya adalah media video. Beberapa keuntungan
penggunaan media video untuk menyampaikan pesan atau informasi
antara lain: pesan yang di sampaikan lebih realistik, memiliki beberapa
features yang sangat bermanfaat untuk di gunakan dalam proses
penyampaian pesan (Fuad, Cristin dan Suwarsih, 2017).
Berdasarkan study pendahuluan di Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar, didapatkan bahwa tehnik edukasi cara menyusui yang benar
bagi ibu nifas di ruang kebidanan baru dilaksanakan sebatas dengan cara
lesan saja sehingga dimungkinkan penerimaan oleh pasien belum maksimal
dan sangat bagus apabila dalam proses edukasi bisa dilaksanakan dengan cara
yang lebih mudah dipahami dengan menggunakan media audio visual.
Selama ini di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar juga belum
pernah dilakukan monitoring terhadap pengetahuan pasien tentang cara
menyusui yang benar.
Dari gambaran data di atas yang mendorong peneliti untuk meneliti
“pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara menyusui bayi dengan
menggunakan media video terhadap pengetahuan ibu nifas dalam menyusui
bayi di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dalam latar belakang tersebut di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian adalah “adakah pengaruh pendidikan
kesehatan tentang cara menyusui bayi dengan menggunakan media video
terhadap pengetahuan ibu nifas dalam menyusui bayi di RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara menyusui
bayi dengan menggunakan media video terhadap pengetahuan ibu nifas
dalam menyusui bayi di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas dalam menyusui bayi
sebelum pemberian pendidikan kesehatan tentang cara menyusui bayi
dengan menggunakan media video.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas dalam menyusui bayi
sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang cara menyusui bayi
dengan menggunakan media video.
c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara
menyusui bayi dengan menggunakan media video terhadap
pengetahuan ibu nifas dalam menyusui bayi di RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan kajian dan informasi tambahan bagi perkembangan
pendidikan keperawatan, terkait dengan perkembangan media-media yang
dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai gambaran bagi perawat atau petugas kesehatan lainnya
mengenai penggunaan media video dalam penyampaian informasi
kesehatan.
b. Bagi peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman untuk
mengembangkan media pendidikan kesehatan yang lebih aplikatif.
c. Bagi Responden
Diharapkan dapat menambah pengetahuan sehingga ibu nifas bisa
menyusui dengan cara yang benar terhadap bayinya.
d. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan referensi bacaan dan bahan masukan oleh peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian berkaitan tentang
pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media video
terhadap pengetahuan ibu nifas dalam menyusui.

E. Keaslian penelitian
Keaslian penelitian diperlukan sebagai bukti agar tidak ada plagiarisme antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang baru. Berikut tabel keaslian
penelitian
No. Keaslian Penelitian
1. Nama dan tahun : Farida Yuliani tahun 2014
penelitian
Judul : Teknik Menyusui Yang Benar Pada
Ibu Menyusui Studi Di BPS Umi
Muntadiroh S.ST.M.Kes Mojokerto

Desain dan Variabel : metode penelitian adalah


deskriptif , teknik pengambilan
sampel dengan teknik total
sampling dengan jumlah responden
36 orang.
Hasil
:
Hasil penelitian dari hasil penelitian
terhadap 36 ibu menyusui di BPS
Umi Muntadiroh S.ST.MKes
diperoleh hasil yang memiliki
pengetahuan berkategori baik
sebanyak 10 responden (27.77%)
cukup sebanyak 12 responden
(33.33%), kurang baik sebanyak 14
Persamaan : responden (38.88%).

Meneliti tetang variabel cara


menyusui dan meneliti responden
Perbedaan : ibu dimasa nifas
Perbedaan pada variabel penelitian
dimana peneliti juga meneliti
variebel pendidikan kesehatan
menggunakan media video.
No Keaslian Penelitian
2. Nama dan tahun : Wulan Trianti tahun 2014
penelitian
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan
Ibu Postpartum Tentang Teknik
Menyusui yang Benar di RSU
Muhammadiyah Bantul
Yogyakarta.
Desain dan variabel :
penelitian Metode penelitian adalah deskriptif
dengan teknik accidental sampling
dan menggunakan metode
kuesioner , teknik analisa univariat.
Jumlah sampel yang digunakan
adalah 36 responden.
Hasil :
Hasil penelitian teknik menyusui
pada ibu postpartum di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
sebagian responden dengan teknik
menyusui yang benar yaitu 20
responden (55,6%). Ibu postpartum
dengan pengetahuan cukup
sebanyak 11 responden (30,6%),
ibu postpartum dengan
Persamaan :
pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (13,9%)
Perbedaan
Meneliti tetang variabel cara
menyusui dan meneliti responden
ibu dimasa nifas
Perbedaan pada variabel penelitian
dimana peneliti juga meneliti
variebel pendidikan kesehatan
menggunakan media video.
3. Nama dan tahun : Telly Khatarina dan Yuliana Tahun
penelitian 2017
Judul : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Melalui Audio Visual
dengan Hasil Pengetahuan Setelah
Penyuluhan pada Remaja SMA
Negeri 2 Pontianak.
Desain dan variabel
: Metode Penelitian quasi
eksperimental rancangan dengan
one group pretest-post test design
dengan teknik sampling stratified
random sampling.
Hasil :
Hasil uji Paired Sample T-Test
didapatkan bahwa nilai T hitung <
: T tabel (-10,74 < -2,042) dan hasil
uji statistik didapat nilai p value
0,0001 < alpha (0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yaitu ada
pengaruh penyuluhan kesehatan
reproduksi melalui audio visual
Persamaan dengan hasil pengetahuan setelah
penyuluhan

Sama-sama meneliti variabel


pendidikan kesehatan
menggunakan media
video/audivisual
Perbedaan : Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah pada
variabel dependen yaitu tingkat
pengetahuan tentang cara menyusui

Anda mungkin juga menyukai