Anda di halaman 1dari 89

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Keperawatan

HUBUNGAN TINGKAT STRES PADA ANAK


YANG MENGIKUTI EKSTRA KURIKULER BOLA VOLI PUTRI
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX
DI SMP N 2 PURWODADI

Oleh:
DIWI SETYO PURNOMO
NIM: 16021160

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUR
PURWODADI
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan siap dipertahankan di


hadapan tim penguji skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas An Nuur Purwodadi.

Puwodadi , April 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Purhadi, S kep., M.kep Ns. Christina NW., M


NIDN : 0613047901 NIDN : 0630068301

Mengetahui,
Ka Prodi S1 Keperawatan

Ns. Sutrisno, Skep., M.kep


NIDN : 0621127501

ii
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR

PURWODADI

Purwodadi,

Penguji I Tanda Tangan

Ns. Anita Lufianti, M.Kes, M.Kep.


NIDN: 0608077701

Penguji II Tanda Tangan

Ns. Purhadi, S kep., M.kep


NIDN : 0613047901

Penguji III Tanda tangan

Ns. Christina NW., MH


NIDN : 0630068301

Mengetahui,
Ka Prodi S1 Keperawatan

Ns. Sutrisno, S kep., M kep


NIDN: 0621127501

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

DAFTAR TABEL............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................viii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................6
C. Tujuan Penelitian...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................7
E. Penelitian Terkait...............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori....................................................................................10
B. Kerangka Teori..................................................................................35
C. Hipotesis............................................................................................36
D. Kerangka Konsep...............................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel penelitian.............................................................................37
B. Jenis dan Desain Penelitian................................................................37
C. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................38
D. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................40

iv
E. Definisi Operasional..........................................................................40
F. Metode Pengambilan Data.................................................................42
G. Instrumen/Alat Pengumpulan Data Penelitian...................................44
H. Rencana Analisis Data.......................................................................45
I. Etika Penelitian..................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian......................................................................38

Tabel 3.2 Definisi Operasional........................................................................41

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Stres DASS 42...................................45

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................35

Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................36

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Data Demografi

2. Lembar Kuesioner

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prestasi belajar merupakan hasil usaha bekerja atau belajar yang

menujukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai ( Aiman,

2010). Prestasi belajar mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu yang

berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang dinyatakan dengan angka atau

huruf ( Ramadhan & winata, 2016 ). bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Ramadhan & winata, 2016).

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin, (2013),

berpendapat ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya

faktor internal , faktor eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar,

meliputi 2 aspek yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Pengaruh fakor

internal ini biasanya sering terjadi pada siswa yang sangat aktif mengikuti

kegiatan diluar jam pelajaran sekolah (ekstrakurikuler).kemudian faktor

eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu terdiri dari 2 macam

yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nasional. Faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu stres. Stres akademik diartikan sebagai

kombinasi persepsi siswa terhadap pengetahuan yang harus diperoleh namun

tidak didukung oleh waktu yang cukup untuk mendapatkannya (Bedewy &

Gabriel, 2015). Berdasarkan hal tersebut siswa berusaha mengatasi tekanan

1
2

psikologis siswa yang berada dalam kondisi tertekan atau dalam lingkungan

dimana mereka tidak memiliki kendali atas stres ini yang menuju ke adiksi

(Akin, 2017). Kesuksesan yang ingin dicapai individu dalam belajar itu

tergantung pada kemampuan dan kemauan (motivasi) individu tersebut, karena

tanpa dorongan dari diri individu tidak akan terjadi proses pembelajaran

(Donsu, 2017; Djamarah, 2011). Apabila kesulitan tersebut tidak segera diatasi

maka akan menyebabkan individu sulit untuk mencapai prestasi belajar yang

diinginkan (Djamarah, 2011; Helmawati, 2016).

Prevalensi stres di dunia cukup tinggi. Di Amerika sekitar 75% orang

dewasa mengalami stres berat dan jumlahnya cenderung meningkat pada tahun

2011. Sementara itu di Indonesia, sekitar 1,33 juta penduduk diperkirakan

mengalami gangguan kesehatan mental atau stres. Angka tersebut mencapai

14% dari total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat) mencapai 1-3

(Legiran, et al., 2015). Prevalensi stres di Jawa Tengah mencapai 608.000

orang tercatat mengalami stres (Perwitasari, et al., 2016).

Prevalensi kejadian stress cukup tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta

penduduk dunia mengalami stress dan merupakan penyakit dengan peringkat

ke-4 di dunia menurut WHO ( Waningsiha, 2012).Didapatkan data bahwa

angka kejadian stress lebih besar terjadi pada wanita (54,62%) dibandingkan

pada pria (45,38%).

Pengaruh stres yang dialami anak sangat mengganggu didalam

kehidupan sehari-hari khususnya didalam dunia pendidikan. Apabila individu

mengalami stres yang berat dan berkepanjangan dapat menghambat proses


3

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi buruk. Keadaan

stres juga dapat menimbulkan individu mengalami ketidakmampuan dalam

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan individu akan cenderung sering

tidak mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga nantinya akan berpengaruh

pada prestasi belajar yang didapatkannya(Maulana, 2015).

Kegiatan ekstrakrurikuler olahraga dilakukan diluar jam pelajaran,

dilaksanakan disekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan,

penigkatan dan penerapan kemampuan olahraga. Faktor yang menyebabkan

terjadinya stress pada anak salah satunyakegiatan pembelajaran disekolah,

masalah diluar sekolah yang menggangu pikiran, banyak nya kegiatan yang

dilakukan serta sedikitnya waktu untuk istirahat atau bahkan untuk

menenangkan pikiran, penugasan yang berlebih, kegiatan yang dilakukan

diluar jam pelajaran sekolah (Ekstrakurikuler Bola Voli). menurut American

psychological Association of Aesthetics, Creativity and the Arts (2012).

Hasil penelitian yang dilakukan Wijayanti, Kusumawati (2014) di

STIKES Wira Husada Yogyakarta didapatkan 19,8% siswa yang mengalami

stres berat dengan prestasi belajar yang diatas rata-rata dan 51,8% siswa

mengalami stress berat dengan prestasi belajar rata-rata. Hal ini menunjukan

bahwa stres dominan kearah stress (eustress). Hasil penelitian juga

menunjukkan siswa yang mengalami stress berat dengan prestasi belajar yang

dibawah rata-rata, menurut asumsi penelitian hal ini terjadi karena stress pada

siswa tersebut bersifat negative (distress). Kondisi ini menyebabkan


4

menurunnya konsentrasi siswa untuk belajar dan mengakibatkan rendahnya

prestasi belajar (Wijayanti & Kusumawati, 2014).

Pada penelitian Swartika, Nurdin, Ruhmadi (2014) di Poltekes kemenkes

Tasikmalaya didapatkan tingkat stres akademik yang dialami mahasiswa

keperawatan yaitu mahasiswa tidak stres atau normal sebanyak 2 mahasiswa

(2,6%), stres ringan sebanyak 8 mahasiswa (10,4%), stres sedang sebanyak 43

mahasiswa (55,8%), dan stres berat sebanyak 24 mahasiswa (31,2%).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh rahmi di Poltekes Kemenkes

Nangro Aceh Darusalam (2013) didapatkan hasil yaitu prestasi baik lebih

banyak dijumpai pada mahasiswa yang tidak stres (55,0%) dibandingkan

mahasiswa yang stres ringan (25%) dan stres sedang (20,0%). Sedangkan

mahasiswa berprestasi baik dengan tingkat stres berat (7,1%) hampir sembilan

kali dibandigkan stres normal.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami stress

sangat mengganggu didalam prestasi belajar. Stress yang dialami siswa

diakibatkan karena beberapa hal diantaranya masalah diluar sekolah yang

menggangu pikiran, terlalu over didalam belajar, kegiatan yang dilakukan

diluar pelajaran sekolah (ekstrakurikuler).Di kalangan pelajar tentunya sangat

populer dengan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Termasuk salah satunya

pelajar SMP di kota Purwodadi. Terbukti sangai ramainya kegiatan

ekstrakurikuler tersebut diikuti oleh banyak siswa di masing-masing SMP di

kota Purwodadi. Salah satunya di SMP N 2 purwodadi. Siswa Di SMP N 2

purwodadi yang memiliki minat untuk mengikuti ektrakurikuler sangat tinggi.


5

Dibuktikan dengan ramainya kegiatan esktrakurikuler setiap selesai jam

pelajaran sekolah. SMP N 2 purwodadi sudah banyak meraih prestasi di tingkat

kabupaten, jawa tengah serta di tingkat yang lebih tinggi. Prestasi yang banyak

di ukir oleh SMP N 2 purwodadi salah satu nya adalah dicabang olahraga yaitu

bola voli. Prestasi bola voli di SMP N 2 Purwodadi sudah tidak diragukan lagi

baik ditingkat kabupaten ataupun ditingkat yang lebih tinggi. Khususnya bola

voli putri di SMP N 2 purwodadi. Bola voli putri di SMP N 2 purwodadi

banyak meraih prestasi baik turnamen antar SMP se kabupaten grobogan,

mewakili kabupaten grobogan di turnamen pekan olahraga pelajar daerah di

tingkat jawa tengah, ataupun turnamen lainnya. Hal tersebut bisa diraih karena

adanya latihan yang rutin, latihan yang terprogram, latihan yang sangat keras

baik difisik ataupun di teknik bola voli. Ekstrakurikuler bola voli putri di SMP

N 2 Purwodadi dilaksanakan setiap hari. Dari hari senin-sabtu. Tentunya satu

minggu berlatih banyak melakukan program yang diberikan oleh pelatih.

Program fisik yang keras yang harus dijalani, program teknik yang harus

dijalankan. Program tersebut tentunya sangat menguras tenaga bagi siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler bola voli. Belum juga siswa yang mengalami jenuh

dengan latihan yang dijalani mereka setiap hari nya. Dengan kondisi fisik yang

sudah lemah, tenaga yang terforsir, jenuh atau stress menjalani latihan setiap

hari, kesulitan untuk beristirahat tentunya bisa mengganggu tingkat belajar

siswa. Intensitas waktu belajar siswa juga sedikit. hal tersebut sangat

merugikan bagi siswa yang terutama yang sudah duduk di kelas IX SMP.

Karena kelas IX mendapat beban tambahan yaitu mempersiapkan Ujian


6

Nasional. yang sangat mengganggu adalah habisnya waktu siswa untuk belajar.

Tentunya prestasi belajar siswa terutama kelas IX sangat terganggu.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan wawancara yang dilakukan kepada

12 siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Purwodadi didapatkan hasil bahwa ada 2

siswa yang mengalami stress, sedangkan ada 10 siswa yang tidak mengalami

stress. Siswa yang mengalami stres tersebut menyebutkan stressor yang harus

mereka hadapi antara lain adalah adanya pemberian tugas kelompok atau

individu dari guru, tidak bisa konsentrasi saat belajar, kesulitan membagi

waktu antara belajar dan mengikuti ekstrakurikuler bola voli, adanya

tambahan pembelajaran ekstra untuk menghadapi ujian nasional kelas IX. Hal-

hal tersebut yang mengganggu prestasi belajar dan cenderung siswa kelas IX

mengalami stress.

Dari hasil tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian

yang berjudul “Hubungan tingkat stress pada anak yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli putri dengan prestasi belajar siswa kelas IX di SMP N

2 purwodadi”.yang diharapkan dapat memberikan masukan pada siswa kelas

IX untuk mampu menghilangkan tingkat stress dalam meningkatkan prestasi

belajar.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan data-data tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Apakah ada Hubungan Tingkat Stress pada anak yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli putri dengan Prestasi Belajar Siswa?”

C. Tujuan penelitian
7

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada Hubungan Tingkat Stress pada anak

yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli putri dengan Prestasi Belajar

Siswa.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan tujuan

peneliti sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi tingkat stress pada siswa kelas IX yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli putri di SMP Negeri 2 Purwodadi

b. Mengidentifikasi kejadian penurunan prestasi belajar pada siswa

kelas IX yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli putri di SMP

Negeri 2 Purwodadi

c. Menganalisis Hubungan Tingkat Stress Dengan Prestasi Belajar

Siswa di SMP Negeri 2 Purwodadi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan tentang

hubungan tingkat stress pada anak yang mengikuti ekstrakurikuler

bola voli putri dengan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa
8

Secara akademik penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan mahasiswa Keperawatan mengenai hubungan tingkat

stress yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli putri dengan

prestasi belajar siswa

b. Bagi Siswa

Sebagai tambahan pengetahuan bagi siswa tentang stress yang

menyebabkan penurunan prestasi balajar.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk

penelitian yang akan datang mengenai kejadian penurunan prestasi

belajar siswa dapat diketahui lebih mendalam.

E. Penelitian Terkait

1. Meika, Herliana 2013 dengan judul “faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar Siswa SD Kelas 2 di SDK YBPK Mojowarno

Jombang”. Penelitian ini menggunakan deskriptif. Dari penelitian ini

didapatkan hasil faktor-faktor yag mempengaruhi preastasi belajar

siswa antara lain faktor jasmaniah sebanyak 20 responden

(83,3%).faktor psikologi sebanyak 18 responden (75%). Faktor

kelelahan sebanyak 18 responden (75%). Faktor lingkungan sekolah

sebanyak 23 responden (95,8%), faktor lingkungan keluarga sebanyak

21 responden (87,5%), faktor lingkungan masyarakat sebanyak 19

responden (79,2%). Dari hasil penelitian ini faktor dominan yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor lingkungan sekolah


9

sebanyak 23 responden (95,8%), karena anak lebih banyak

menghabiskan waktunya belajar disekolah, terlebih saat ini banyak

sekolah yang menerapkan program pembelajaraan full day.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu di

desain jurnal penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sedangkan

peneliti menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross

sectional.

2. Restu pangersa Ramadhan, Hendri Winata 2016 dengan judul

“Prokrastinasi Akademik Menurunkan Prestasi belajar Siswa”. Peniliti

ini menggunakan deskrektif dan inferensial. Dari penelitian ini

didapatkan hasil nilai koefesien determinasi variabel

prokrastinasiakademik terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar

9,7%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

prokrastinasi akademik sebesar 9,7% sedangkan sisanya sebesar 90,3%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam

penelitian ini. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu di desain jurnal penelitian ini menggunakan metode

deskrektif dan inferensial, sedangkan peneliti menggunakan metode

kolerasi dengan pendekatan cross sectional.

3. Agnes Erida Wijayanti, Aastasia Sari Kusumawati 2014 dengan judul “

Gambaran Stess Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Keperawatan.peneliti ini menggunakan deskriptif. Dari penelitian ini

didapatkan hasil 19,8% mahasiswa yang mengalami stress berat dengan


10

prestasi belajar yang diatas rata-rata 51,8% mahasiswa mengalami

stress bersat dengan prestasi belajar rata-rata.

Perbedaan peniliti dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu

didesain jurnal peneliti ini menggunakan metode deskriktif analitik

dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan

metode korelasi dengan pendekatan cross sectional.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi dapat

diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar

(Sunarto, 2012).

Prestasi belajar adalah mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu

yang berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang dinyatakan dengan

angka atau huruf (Sudjana, 2009).

Prestasi belajar adalahbila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2009).

Prestasi adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi

pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Muhibbin

Syah, 2008).

b. Definisi MID Semester

MID semester/ulangan tengah semester (UTS) adalah kegiatan

yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompensi

11
12

peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran

(Permendiknas, 2007).

c. Indikator Prestasi Belajar Menggunakan Nilai MID semester/UTS

MID semester/UTS dapat dikategorikan sebagai tes prestasi

belajar. Tes prestasi belajar seperti MID semsester/UTS bertujuan untuk

mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

belajar, khususnya mengukur prestasi belajar diranah kognitif dalam

bentuk tertulis (Azwar, 2010).

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhubbin (2013), berpendapat ada 3 faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal, eksternal, dan

pendekatan belajar.

1) Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar.

Faktor ini meliputi 2 aspek, yaitu:

a. Faktor fisiologis (jasmani) yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

Kondisi umum jasmani atau tonus (tegang otot) yang

menandai tingkat organ-organ tubuh dan sendi-sendinya yang

mempengarui semangat dan intensitas siswa yang mengikuti

pelajaran. Jika seorang siswa konsisi fisiknya kurang sehat,

makan akan menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

menyebabkan kesulitan menerima materi dengan baik.


13

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan sangat

memengaruhi dalam menyerap materi atau informasi yang baru,

terutama ketika proses belajar mengajar berlangsung.

b. Faktor Psikologis

Merupakan suatu aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan belajar siswa. Dalam keadaan stabil dan

normal perasaan sangat menolong individu melakukan perbuatan

belajar tetapi perasaan dengan intensitas sedemikian tinggi

sehingga pribadi kehilangan kontrol yang normal terhadap

dirinya, misalnya takut, marah, stress putus asa atau sangat

gembira, ini semua akan menghambat proses belajar dan prestasi

yang dicapai, gejala-gejala perilaku yang utama dari stress salah

satunya adalah menurunnya prestasi dan produktivitas.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar individu, yang terdiri atas dua

dua macam yaitu:

a.Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para tenaga

kependidikan ( Kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Selanjutnya, lingkungan sosial masyarakat dan tetangga

juga teman-teman sepermainan disekitar tempat tinggal siswa


14

tersebut. Dan lingkungan sosial yang paling banyak

mempengaruhi kegiatan belajar dalah orang tua dan keluarga itu

sendiri. Seperti sifat-sifat orang tua, praktik pengeloaan keluarga,

dan ketegangan keluarga semua dapt memberikan dampak baik

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan Nasional

Fakor yang meliputi lingkungan nasional adalah sarana dan

prasarana yang ada disekolah, seperti sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar,

keadaan cuaca dan kedaan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelaharan materi-materi pelajaran.

e. Indikator-indikator Prestasi Belajar

Menurut Petty & Syah (2010), indikator-indikator prestasi belajar

dibagi menjadi 3 ranah, yaitu:

1) Ranah cipta (kognitif)

Mengcakup pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan,

analisis, dan sintesis ( dapat menyimpulkan).

2) Ranah rasa (afektif)

Meliputi penerimaan, sambutan, apreasi (sikap menghargai),

internalisasi ( pendalaman), dan karakterisasi ( penghayatan).


15

3) Ranah karsa ( psikomotorik)

Mencakup keterampilan bergerak dan bertindak serta

kecakapan ekspresi verbal dan non vebal.

f. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Menurut Latifah (2010), unsur yang mempengaruhi proses

pembelajaran agar menjadi efektif adalah sebagai berikut:

1) Strategi dalam menentukan tujuan belajar

2) Mengetahui kapan strategi yang digunakan dan monitor keefektifan

strategi belajar tersebut.

g. Cara Mengatasi Prestasi Belajar Siswa yang Rendah

Menurut Meika & Herlina (2013), cara mengatasi prestasi belajar

siswa yang rendah adalah:

1) Memberikan reward bagi anak yang berprestasi

2) Menggunakan sistem kurikulum pelajaran yang mengutamakan

keaktifan siswa.

3) Sekolah bekerja sama dengan lembaga psikologi mengadakan

penyuluhan yang ditujukan untuk orang tua tentang pemahaman

peranan orang tua bagi peningkatan prestasi siswa.

4) Proses belajar mengajar harus efektif, seperti halnya tentang dsiplin

waktu. Jika jam masuk kelas pukul 0700 WIB maka sedapat

mungkin Harus dilaksanakan tepat pukul 07.00 WIB.


16

5) Orang tua bekerja sama dengan guru melalui komunikasi terapeutik

pada waktu pertemuan wali murid atau ketika pengambilan rapot.

6) Orang tua memberikan fasilitas yang diperlukan anak guna

mendukung dan mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh

anak.

2. Tingkat Stress

a. Pengertian Stress

Istilah ‘’stress” sendiri sesungguhnya berasal dari istilah latin

yaitu berasal dari kata “stringere” yang mempunyai arti ketegangan, dan

tekanan. Stress merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul

disebabkan oleh tingginya tuntunan lingkungan kepada seseorang

(Wangsa, 2010).

Stress adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan

yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan

sehari-hari (Priyoto, 2014). Stress adalah sebagai kondisi individu yang

dipengaruhi oleh lingkungan Lazarus dan Folkman (Evanjeli, 2012).

Stress adalah suatu kondisi suatu keadaan tubuh yang terganggu karena

tekanan psikologis (Wulandari, 2010).

Stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai

sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu

merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan

perilaku (Richard, 2010). Stress adalah suatu perasaan yang dialami

apabila seseorang menerima tekanan Dilawati, (Syahabuddin, 2010).


17

Stress adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya tekanan

fisik dan psikis akibat tuntutan dalam diri dan lingkungan (Rathus dan

Nevid, Januarti, 2009).

b. Tanda-tanda Stress

Gejala fisik yang muncul akibat stress adalah lelah, insomnia,

nyeri kepala, bedebar-debar, nyeri dada, nafas pendek, gangguan

lambung, mual, gemetar, ektremitas dingin, wajah terasa panas,

berkeringan, sering flu, menstruasi terganggu, otot kaku dan tegang

terutama pada bagian leher, bahu, dan punggung bawah, Gejala mental

atau psiklogis yang muncul akibat stress seperti berkurangnya

konsentrasi dan daya ingat, ragu-ragu, bingung, kosong, pikiran jenuh

(Wirawan, 2012).

Gejala fisik dan berbagai gejala emosi dapat mengindikasikan

seseorang mengalami stress. Gejala emosi sesperti cemas, depresi,

putus asa, mudah marah, ketakutan, frustasi, menangis tiba-tiba, phobia,

rendah diri, merasa tak berdaya, menarik diri dari pergaulan,dan

menghindari kegiatan yang sebelumnya disenangi, juga menjadi

beberapa indikator seseorang sedang mengalami stress. Selain itu,

gejala perilaku yang muncul adalah mondar-mandir, gelisah, menggigit

kuku jari menggerak-gerakan anggota badan atu jari-jari, perubahan

pola makan, merokok, minum-minuman keras, menangis, berteriak,

mengumpat, bahkan melempar barang atau memukul (Wirawan, 2012).


18

c. Penyabab Stres pada Remaja

Menurut Wangsa (2010), penyebab stress pada remaja, yaitu:

1) Disebabkan karena pencarian jati diri

2) Disebabkan karena hubunggan dengan orang tua.

3) Disebabkan karena pergaulan dengan teman dan masalah prestasi

sekolah.

d. Sumber Stress

Kondisi stress dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau

sumber, dalam istilah yang lebih umum disebut stressor.

Stressor adalah keadaan atau situasi, objek atau individu yang

dapat menimbulkan stress, secara umum, stressor dapat dibagi menjadi

3 yaitu stressor fisik, sosil, dan psikologis (Priyoto, 2014).

1) Stressor Fisik

Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara

bising, populasi udara, keracunan, obat-obatan, (bahan kimiawi).

Stressor fisik terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola

voli sangat mempengaruhi tingkat stres siswa. Karena didalam

kegiatan ekstrakurikuler bola voli terdapat aktivitas fisik yang berat.

Dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas fisik bola voli tentunya

sangat mengganggu kondisi tubuh siswa.

2) Stressor Sosial

a) Stressor sosial, ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflamasi,

yang tinggi, perubahan tekhnologi yang cepat, kejahatan.


19

b) Keluarga, iri, kematian anggota keluarga, masalah keuangan,

perbedaan gaya hidup dengan anggota keluarga lainnya.

c) Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya harapan sosial

yang terlalu tinggi, pelayanan yang buruk, hubungan sosial yang

buruk.

3) Stressor Psikologis

a) Frustasi

Frustasi adalah tidak tercapinya keinginan atau tujuan karena ada

hambatan.

b) Ketidakpastian

Apabila seseorang sering dalam keraguan dan merasa tidak

pasti mengenai masa depan atau pekerjaannya.Atau merasa selalu

bingung dan tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir dan

inferior.

e. Jenis Stress

Menurut Wangsa (2010), sementara diliat dari efeknya stress oleh

para psikolog dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Eustress, yaitu hasil dari responden terhadap stress yang bersifat

sehat, positif, dan konstruktif ( bersifat membangun).


20

Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi

yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan

adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

2) Distress, yaitu hasil dari responden terhadp stress yang bersifat tidak

sehat, negatif dan destruktif ( bersifat merusak).

Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi

seperti tingkat ketidakhadiran ( absenteeism) yang tinggi yang

diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.

f. Gejala Stress

Menurut Priyoto (2014), secara umum gejala terjadinya stress terdiri

dari 2 gejala, yaitu:

1) Gejala Fisik

Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul pada

stress adalah nyeri dada, diare selama beberapa hari, sakit kepala,

mual, jantung berdebar, lelah, sukar tidur, dan lain-lain.

2) Gejala psikis

Sementara bentuk gangguan psikis yang sering terlihat adalah

cepat marah, ingatan melemahtak mampuberkonsentrasi, tidak

mampu menyelesaikan tugas, perilaku impulsive, reaksi berlebihan

terhadap hal sepele, daya kemampuan berkurang, tidak mampu


21

santai pada saat yang tepat, tidak tahan terhadap suara dan gangguan

lain, dan emosi tidak terkendali.

g. Tingkat dan Bentuk Stress

Menurut Priyoto (2014), berdasarkan gejalanya, stress dibagi

menjadi tiga tingkat yang terdiri dari:

1) Stress Ringan

Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara

teratur, sperti terlalu banayak tidur, kemacetan lalulintas, kritikan

dari atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit

atau jam. Stressor ringan biasanya tidak disertai timbulnya gejala.

Ciri-cirinya yaitu semangat meningkat, penglihatan tajam,

energi meningkat namun cadangan energynya menurun, kemampuan

menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa sebab,

kadang-kadang terdapat gangguan system seperti pencernaan, otot,

perasaan tidak santai, stress yang ringan berguna karena dapat

memacu seseorang untuk berfikir dan berusaha lebih tangguh

menghadapi tantangan hidup.

2) Stress Sedang

Berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa

hari. Situasi perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak

yang sakit, atau ketidak hadiran yang lama dari anggota keluarga

merupakan penyebab stress.


22

Ciri-cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan

tegang, gangguan tidur, badan terasa ringan.

3) Stress Berat

Psikologis, dan sosial. Makin sering dan makin lama situasi

stress, makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan. Stress yang

berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk

menyelesikan tugas perkembangan.

Ciri-cirinya yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial,

sulit tidur, negativistik, penurunan kosentrasi, takut tidak jelas,

keletihan meningkat, gangguan system meningkat, perasaan tidak

menigkat.

Menurut Crowford & Henry (2003)setiap individu mempunyai

persepsi dan respon yang berbeda-beda terhadap stress. Persepsi seseorang

didasarkan pada keyakinan dan norma, pengalaman, dan pola hidup, faktor

lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, terhadap perkembangan

keluarga, pegalaman masa lalu, dengan stress serta mekanisme koping

berdasarkan studi literatur, didapatkan ada lima tingkat stress, adalah

sebagai beribut:

1) Stress Normal

Stress normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan

bagian alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi: kelelahan

setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian, merasa detak

jantung berdetak lebih keras setelah aktivitas (Crowford & Henry,


23

2003). Stress normal alamiah dan menjadi normal. Karena setiap

orang pasti penah mengalami stress.

2) Stress Ringan

Stress ringan adalah stresor yang dihadapi secara teratur yang

dapat berlangsung beberapa manit atau jam. Situasi seperti banyak

tidur, kemacetan atau dimarahi oleh guru. Stresor ini dapat

menimbulkan gejala: bibir sering kering, sulit bernafas, sulit

menelan, merasa goyah, lemas, keringat berlebihan, ketika

temperatur tidak panas dan sedang tidak beraktivitas, takut tanpa

alasan yang jelas, menyadari denyut jantung walaupun tidak setelah

melakukan aktifitas fisik, tremor pada tangan, dan merasa sangat

lega jika situasi berakhir (psyhology foundation of Australia, 2010).

Dengan demikian, stresor ringan dengan jumlah yang banyak dalam

waktu singkat dapat meningkatkan resiko penyakit bagi siswa.

3) Stress Sedang

Stress ini lebih labih lama, antara beberapa jam sampai

beberapa hari. Misalnya masalah perselisihan yang tidak dapat

diselesaikan dengan teman atau pacar. Stresor ini dapat

menimbulkan gejala, mudah marah, bereaksi berlebihan terhadap

suatu situasi, sulit untuk beristirahat, merasa lelah karena cemas,

tidak sadar ketika mengalami penundaan dan menghadapi gangguan

terhadap suatu situasi, sulit untuk beristirahat, merasa lelah karena

cemas, tidak sabar ketika menghadapi hal yang sedang dilakukan,


24

mudah tersinggung, gelisah, dan tidak dapat memaklumi hal apapun

yang mengalami ketika sedang mengerjakan sesuatu hal, tugas

sekolah (Crowford & Henny, 2003).

4) Stress Berat

Stress berat adalah situasi krons yang dapat terjadi dalam

beberapa minggu samapi beberapa tahun, seperti perselisihan dengan

guru atau teman secara terus menerus, kesulitan finansial yang

berkepanjangan, dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering

dan lama situasi stress, makin tinggi resiko stress yang ditimbulkan.

Stressor ini dapat menimbulkan gejala, antara lain merasa tidak

dapat merasakan perasaan positif, merasa tidak kuat lagi untuk

melakukan suatu kegiatan, merasa tidak ada hal yang dapat

diharapkan dimasa depan, sedih dan tertekan, putus asa, kehilangan

minat akan segala hal, merasa tidak berharga sebagai seorang

manusia, berfikir bahwa hidup tidak bermanfaat. Semakin menigkat

stress yang dialami siswa secara bertahap maka akan menurunkan

energi dan respon adaptif (psychology foundation of Australia,

2010).

5) Stress sangat berat

Stress sangat berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi

dalam beberapa bulan dan dalam waktu yang tidak dapat ditemukan.

Seseorang yang mengalami stress sangat berat tidak memiliki

motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah. Seseorang dalam


25

tingkat stress ini biasanya teridentifikasi mengalami depresi berat

(Psychology Foundation of Australia, 2010).

h. Tipe Stress

Menurut Priyoto (2014), istilah yang dapat membedakan tipe stress, yaitu:

1) Distress merupakan stress yan berbahaya dan merusak keseimbangan

fisik, psikis, atau sosial individu.

2) Enustress merupakan stress yang menguntungkan dan konstruktif

bagi kesejahteraan individu.

i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi terhadap Stressor

Menurut Priyoto (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi

terhadap stressor adalah sebagai berkut:

1) Pengalaman sebelumnya. Seseorang yang pernah mengalami situasi

stressfull pada umumnya mampu menghadapi dengan baik jika

situasi yang menyebabkan stress.

2) Informasi mengenai suatu peristiwa stressfull dapat memberikan

persiapan kepada seseorang untuk menerima keadaan tersebut

sehingga mengurangi intensitas dari stress.

3) Perbedaan individu. Sebagian orang berusaha untuk melindungi diri

mereka dari dampak stress seperti penyangkalan dan melepaskan diri

dari situasi tersebut.

4) Dukungan sosial. Dampak dari peristiwa stress dipengaruhi sistem

sosial. Dukungan dan empati dari orang lain sangat membantu

mengurangi tingkat stress.


26

5) Kontrol. Kepercyaan seseorang untuk mengontrol situasi yang

menyebabkan stress dapat mengendalikan situasi akibat stress.

Menurut Sudarya, Bagia, & Suwendra (2014), terdapat dua faktor

yang mempengaruhi stress, yaitu:

1) Faktor lingkungan internal

a) Kondisi fisik

b) Perilaku

c) Minat

d) Kecerdasan emosi

e) Kecerdasan intelektual dan

f) Kecerdasan spiritual

2) Faktor lingkungan eksternal

a) Tugas

b) Lingkungan sosial dan

c) Lingkungan fisik, baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan

sekolah

j. Dampak Stress

Menurut Priyoto (2014), dampak stress dibedakan dalam 3 kategori

adalah sebagai berikut:

1) Dampak Fisiologik

Secara umum orang yang mengalami stress mengalami

sejumlah gangguan fisik seperti: mudah masuk angin, mudah

pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau


27

menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita

penyakit yang lebih serius seperti cardiovascular, hypertensi, dst.

Secara rinci dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu sistem

tertentu

(1) Muscele myopathy: otot tertentu mengencang/Melemah.

(2) Tekanan darah naik: Kerusakan jantung dan arteri.

(3) Sistem pencernaan: Maag, Diarrhea.

b) Gangguan pada sistem reproduksi

(1) Amenorrhea: tertahannya menstruasi

(2) Kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang

produksi semen pada pria

(3) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa

bosan, dst.

2) Dampak Psikologik:

a) Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda

pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya burn-out’.

b) Kewalahan/keletihan emosi, kita dapat melihat ada

kecenderungan yang bersangkutan.

c) Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga

berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses.

3) Dampak Perilaku
28

a) Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dn

sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyarakt.

b) Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada

kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan,

mengambil langkah tepat.

c) Stress yang berat sering kali banyak membolos atau tidak aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran.

k. Cara Redakan Stress

Menurut Wangsa (2010), dalam kehidupan modern setiap hari syarat

dengan segala tuntutan dan permasalahan, ditambah berbagai beban hidup,

membuat stress sepertinya jadi sesuatu dibiarkan akan sangat mengganggu

secara psikologis, Namun ada banyak cara untuk meredakan stress adalah

sebagai berikut:

1) Ambil Jeda

Saat anda menyadari merasakan tekanan, hetikan apapun yang

tengah anda kerjakan dan katakan dalam hati pada diri anda sendiri

‘tenang’.

2) Atur Traikan Nafas

Tarik nafas dalam-dalam dan hentikan dan hentikan dengan

perlahan, konsentrasikan pada gerakan diagfrahma. Lakukan

sebanyak dua atau tiga kali.

3) Redakan Ketegangan
29

Jika anda sedang duduk, berdirilah dan lakukan peregangan yang

lembut selebar yang anda mampu. Gerakan tangan dan lengan anda

bergantian, lalu angkat bahu dan buat tubuh merasa rileks.

4) Bergeraklah

Lakukan jalan cepat, meski itu hanya jalan-jaln diseputar ruangan.

5) Berteriak dan Menjerit

Pergilah ketempat pribadi dan menjerit atau berteriak sekeras yang

anda bisa.

6) Terapi Esensial Bunga

Letakkan beberapa tetes sari bunga, seperti Bach Rescue Remody di

lidah.

7) Berpikirlah positif

Pilih sesuatu yang layak, sebuah pemikiran pribadi yang positif.

8) Santap Makanan Sehat

Jalani diet makanan sehat dan jangan tergoda untuk makan berlebih.

9) Dengarkan Musik

Mendengarkan irama musik yang lembut dapat membantu anda lebih

tenang.

10) Pertegas Diri

Berlajarlah untuk bersikap lebih tegas

11) Terorganisir

Mulai atur waktu secara efektif


30

12) Beri Pujian Pada Orang Lain

Buat sebuah poin dengan memberi pujian secara tulus dengan orang

lain disekitar.

13) Tertawa

Tonton komedi, tertawalah bersama teman.

14) Temukan Ketenangan Dari Dalam

Visualisasi atau meditasi dapat membatu anda menemukan sebuah

ketenangan dari dalam pada saat disekeliling dipenuhi tekanan dan

kegaduhan.

15) Konsumsi Vitamin dan Suplemen

Anda mungkin butuh grup vitamin B, anti oksidan semacam vitamin

C dan E pada saat penuh-penuh tekanan. Suplemen probiotik dapat

juga membantu mengatasi stress.

l. Adaptasi Stress

Menurut Priyoto (2014) Adaptasi stress adalah perubahan anatomi,

fisiologis, dan psikologis, di dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap

stress. Adaptasi terhadap stress dapat berupa:

1) Adaptasi secara fisiologi

Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh

secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan

keseimbangan dan berbagai faktor yang menimbulkan atau


31

mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang contohnya

masuknya kuman penyakit, makan secara fisiologis tubuh berusaha

untuk mmpertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah

masuk dalam tubuh.

2) Adaptasi secara psikologis

Adaptasi psikologis merupakan proses penyesuaian secara

psikologis akibat stressor yang ada, dengan memberikan mekanisme

pertahanan dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri dari

serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Dalam adaptasi

secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari

berbagai stressor yaitu dengan cara melakukan koping atau

penanganan diantaranya berorientasi pada tugas (task oriented) yang

dikenal dengan problem solving stretegi dan ego oriented atau

mekanisme pertahanan diri.

3) Adaptasi sosial budaya

Adaptasi sosial budaya merupakan cara untuk mengadakan

perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang

sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dalam

masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan.

m. Cara Mengatasi Stress Pada Remaja


32

Dalam mengatasi stress menyarankan beberapa hal yang sangat

mudah dilakukan oleh kaum muda yakni menerapkan pola hidup yang

benar dan seimbang. Pola hidup yang baik dimulai dari asupan makanan

dan minuman, serta nutrisi yag cukup, istirahat dengan benar, dan olahraga

dengan teratur (Wangsa, 2010). Cara lain mengatasi stress menurut

Mulyani (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat mngurangi

stress yang dialami oleh seseorang, dukungan sosial merupakan faktor

sosial yang berasal dari luar individu yang dapat meningkatkan

kemampuan individu untuk menghadapi stressor.dukungan sosial dapat

memperoleh rasa nyaman, aman serta rasa memiliki indentitas diri.

n. Cara Mengukur Tingkat Stress

Tingkat stress adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stress

yang dialami seseorang (Crowford & Henry, 2003). Tingkat stress ini

diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS

42). Instrumen DASS terdiri dari 42 untuk item skala stress. Untuk

indikator stress sebagian berikut: Skala stress: 1, 6, 8, 11, 14, 18, 22, 27,

29, 32, 33, 35, 39.

Skalakecemasan:2,4,7,9,15,19,20,24,25,28,30,36,40,41.Skala

depresi:3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42. (Sumber: psychometric

properties of the DASS-42). Dan akan diinpretasikan dengan skala:

Normal :0-14, Stress ringan: 15-18, Stress sedang: 19-25, Stress berat: 26-

33, Stress sangat berat: >34.(lovibond & Nursalam, 2011).


33

3. Ekstrakurikuler

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Pembinaan siswa didalam pendidikan sekolah yang biasa dilakukan

diluar jam pelajaran sekolah disebut ekstrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler diadakan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa yang

terpendam untuk mencapai prestasi. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya

dipilih oleh siswanya sendiri sesuai dengan apa yang mereka kuasai.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (2002:291).

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada diluar program tertulis

didalam kurikulum seperti bola voli menurut Depdiknas (2003).

Kegiatan ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kegiatan ekstrakurikuler tidak diatur dalam kurikulum, artinya

kegiatan ini fleksibel disesuaikan dengan keadaan dan

kebutuhan sekolah

2) Kegiatan ektrskurikuler dilakukan diluar jam pelajaran

termasuk hari libur yang ditujukan untuk menambah

ketrampilan dan pengembangan bakat.

b. Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler

Menurut departemen pendidikan (2003) menjelaskan bentuk-

bentuk kegiatan yang tergolong ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

(1) Pramuka, (2) PMR, (3) koperasi sekolah, (4) Olahraga

Prestasi/Rekreasi, (5) kesenian tradisional/modern.


34

c. Tujuan Ekstrakurikuler Olahraga

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah

mempunyai tujuan tertentu. Tujuan ekstrakurikuler olahraga sesuai

Dekdikbud yang dikutip oleh Widianto Sayogo (2007).

1) Ekstrakurikuler menambah serta memperluas tujuan siswa

tentang olahraga sehingga yang perlu ditinggalkan adalah

kognitif, afektif dan psikomotor.

2) Mengembangkan bakat dan minat siswa pada cabang olahraga

tertentu.

Dari segi kognitif yaitu meningkatkan dan menetapkan

pengetahuan siswa tentang olahraga. Pada segi afektif yaitu

pembinaan pribadi siswa agar memiliki sikap disiplin, jujur,

sportif dan mengadakan hubungan dengan dalam kehidupan

masyarakat. Untuk segi psikomotorik siswa memiliki

keterampilan dan kemampuan berolahraga.

d. Karakteristik Ekstrakurikuler

Perubahan fisik yang cukup mencolok dari siswa adalah

ketidakstabilan emosional. Masa remaja menuntut setiap individu

untuk mencari jati dirinya melalui aktivitas atau kegiatan yang dapat

memuaskan dirinya. Perilaku siswa yang terjadi dalam kelompok

sering diikuti oleh individu yang terlibat di dalamnya sehingga pada

masa remaja mereka terpengaruh dengan hal-hal yang mengarah

tindakan negatif upaya yang dilakukan untuk menghindari pengaruh-


35

pengaruh negatif tersebut dengan salah satu kegiatan yang positif

adalah dengan berolahraga.

e. Faktor yang Menghambat Pelaksaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Slameto (2010) secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori , yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada

dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

berada yang ada diluar individu. Kedua faktor tersebut saling

memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan

kualitas hasil pembelajaran :

a. Faktor internal, meliputi:

1) Faktor jasmaniah yaitu: faktor kesehatan, cacat tubuh.

2) Faktor psikologis yaitu: intelegensi, perhatian siswa, minat,

bakat, motivasi, kematangan, kesiapan.

3) Faktor kelelahan

b. Faktor eksternal, meliputi:

1) Faktor keluarga yaitu: cara orangtua mendidik anak, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua.

2) Faktor sekolah, yaitu: Guru, administrasi, kurikulum (materi),

relasi guru dengan siswa, alat pelajaran dan teman sekitarnya.

Faktor sekolah akan berhubungan langsung dengan proses

kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya pada


36

materi pelajaran, guru pengajar, sarana prasarana dan teman-

teannya.

3) Faktor masyarakat, yaitu: kondisi lingkungan masyarakat tempat

tinggal siswa yang mempengaruhi belajar siswa.


37

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi stress: Faktor-faktor yang


mempengaruhi prestasi belajar:
1) Faktor lingkungan internal 1) Faktor Internal
a) Kondisi Fisik a) Faktor Fisiologis
b) Perilaku (jasmani)
c) Minat b) Faktor psikologis
d) Kecerdasan Emosi 2) Faktor eksternal
e) Kecerdasan intelektual dan a) Lingkungan sosial
f) Kecerdasan spiritual b) Lingkungan nasional
2) Faktor lingkungan eksternal 3) Faktor pendekatan belajar
a) Tugas
b) Lingkungan sosial dan
c) Lingkungan fisik, baik
dilingkungan keluarga
maupun lingkungan sekolah

Tingkat Stress
1) Normal
2) Stress ringan
3) Stress sedang Proses Belajar
4) Stress berat
5) Sangat berat

Prestasi Belajar
Siswa

Penurunan Prestasi Tidak Penurunan


Belajar Siswa Prestasi Siswa
38

Keterangan : Diteliti : :

Tidak Diteliti :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Priyoto (2014);Sudarya, Bagia, & Suwendra (2014); Muhubbin

(2013); Wangsa (2010) ; Evanjeli (2012)

C. Hipotesis

Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “

dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesisyang kemudian

cara penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi

hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis

dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2010).

Hipotesis dalam proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Ada hubungantingkat stress dengan prestasi anak yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli.

Ho : Tidak ada hubungan tingkat stress dengan prestasi anak yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli.

D. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Tingkat Stress Prestasi Belajar Siswa


39

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas .antecedent.

Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen(terikat) (Sugiyono, 2010). Variabel independen dalam

proposal penelitin ini adalah tingkat stress.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel dependen dalam

proposal penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Pada proposal penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi

dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah dalam variabel

sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian

40
41

diukur atau dikumpulkan secara simultan ( dalam waktu yang bersamaan)

(Notoatmodjo, 2014)

Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Tingkat Stress Prestasi Belajar Siswa

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang yang terdiri atas:

objek/subjek dan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas IX yang mengikuti ekstrakurikuler

bola voli putri di SMP Negeri 2 Purwodadi sejumlah 12 siswi.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2010). Teknik sampling yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaituseluruh

populasi dimasukkan sebagai sampel ( subjek yang teliti), sehingga tidak

dilakukan penarikan sampel (Sulistyaningsih, 2011). Peneliti ini akan


42

menggunakan total populasi yaitu semua siswa kelas IX yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli putri di SMP Negeri 2 Purwodadi.

Dalam pengambilan data yang akan diteliti dengan menggunakan

teknik non random atau non probability sampling yaitu sampling jauh.

Non random adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas

kemungkinan yang dapat diperhitungkan (Notoadmojo, 2010). Sampling

jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel ( Sugiyono, 2012).

Berikut kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah persyaratan/sifat yang harus dimiliki oleh

sampel ( Sulistyaningsih, 2011). Kriteria inklusi yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa kelas IXyang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMP

Negeri 2 Purwodadi.

2) Siswa putri kelas IX yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di

SMP Negeri 2 Purwodadi yang bersedia jadi responden

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah persyaratan/sifat yang tidak dimiliki oleh

sampel (Sulistyaningsih, 2011).Kriteria eksklusi yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Responden yang tidak dapat ditemukan dalam waktu penelitian


43

2) Responden yang tidak bersedia diteliti

3) Responden yang tidak mengisi kuesioner Depression Anxiety Stress

Scales (DASS 42).

4) Responden yang tidak mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMP

Negeri 2 Purwodadi.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2020 Penelitian

ini akan dilakukan di SMP Negeri 2 Purwodadi kelas IX.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2014). Adapun definisi operasional penelitian ini akan

dijabarkan pada tabel berikut ini:


44
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Hubungan Tingkat Stress dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 2 Purwodadi Pada Siswa kelas IX

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala


1. Variabel Stress yaitu adanya suatu tekanan dari dalam atau Diukur tingkat Nilai skore 42 Ordinal
independen: luar diri seseorang, stressor yang di hadapi antara stress Pass skor dengan krtiteria:
Tingkat lain adanya pemberian tugas dari guru, tidak bisa menggunakan 1. Stress ringan (15-18)
stress konsentrasi saat belajar, seringkebingungan, kuesioner 2. Stress sedang (19-25)
perlunya adaptasi dengan lingkungan pembelajaran DASS 42. 3. Stress berat (26-34)
yang baru 4. Stress berat sekali
(>34)

2. Variabel Prestasi belajar yaitu siswa yang mendapat nilai Nilai rata-rata Nilai rata-rata MID Ordinal
Dependen: rata-rata MID semester gasal/1 lebih tinggi dari MID semester semester gasal/1 dikurangi
prestasi pada nilai rata-rata MID semester genap/2. gasal/1 dan nilai nilai rata-rata MID
belajar siswa rata-rata MID semester genap/2.
semester
genap/2 Pass skor dengan kriteria:
1. Penurunan prestasi
belajar
2. Tidak penurunan prestasi
belajar

45
F. Metode Pengambilan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara peneliti yang

digunakan kepada subjek melalui proses pendekatan dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2008). Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh dari

responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data

hasil wawancara peneliti dengan narasumber (Sujarweni, 2014). Data

primer dalam penelitan ini adalah lembar kuesioner DASS 42 dan Nilai

rata-rata MID semester.

b. Pengambilan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder adalah data yang didapat dari catatan,

buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan

pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain

sebagainya. Data yang diperolehbdari data sekunder ini tidak perlu

diolah lagi (Sujarweni, 2014). Data sekunder dalam penelitian dengan

cara mencari literature kepustakaan baik dengan buku maupun literature

jurnal di internet.

2. Prosedur Pengumpulan Data

46
47

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat surat persetujuan dengan tanda tangan Kepada Pembimbing I

dan Pembimbing II untuk meminta ijin mengambil data awal penelitian

Kepada Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas An Nur

Purwodadi.

b. Peneliti meminta ijin kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan

dan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Purwodadi.

c. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pendekatan kepada

responden dengan perkenalan, menjelaskan tujuan, manfaat dan peran

serta responden dalam penelitian.

d. Menjelaskan prosedur penelitian Kepada calon responden.

e. Mengidentifikasi responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

f. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden (inform consent)

kepada responden.

g. Peneliti meminta kepada siswa/ responden mengisi kuesioner DASS 42

dengan cara check list untuk mengetahui tingkat stress siswa yang

sebelumnya siswa telah diberikan arahan cara pengisian kuesionet, dan

peneliti menggunakan nilai rata-rata MID semester gasal/1 dan nilai

rata-rata MID semester genap/2 untuk mengetahui penurunan prestasi

belajar siswa.

h. Menghitung tingkat stress dengan penurunan prestasi belajar siswa

kemudian mencatat hasilnya.


48

3. Asisten Penelitian

Asisten penelitian disini dimaksudkan membantu peneliti untuk

membagikan lembar kuesioner stress DASS 42 dan pendokumentasian.

Adapun asisten yang dipilih adalah mahasiswa keperawatan, jumlah

asisten penelitian yang digunakan adalah sejumlah 3 orang kualitas contro

sebagai berikut:

a. Mahasiswa Keperawatan

b. Mau dan mampu menjadi asisten

c. Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan persamaan persepsi tentang

pengisian kuesioner stress DASS 42.

d. Mengevaluasi secara bersama dan melaksanakan penelitian dengan

sungguh-sungguh.

G. Instrumen/Alat Pengumpulan Data Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah) (Saryon, 2009). Instrumen yang digunakan dalam proposal penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Check list

Check list adalah alat yang digunakan peneliti dengan metode

pengamatan pada waktu pengumpulan data yaitu peneliti tinggal

memberikan tanda cek pada tempat yang disediakan (Sulistyaningsih,

2011).
49

Dalam proposal penelitian ini check list digunakan pada

pengukuran tingkat stress dengan menggunakan lembar kuesioner DASS

42 untuk item skala stress adalah nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29,

32, 33, 35, 39. Dengan ketentuan 0: tidak ada/tidak pernah, 1: sesuai

dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang, 2:

sering, 3: sangat sesuai dengan yang dialami atau hampir setiap hari. Dan

terdapat lima tingkatan stress yaitu: 0-14: normal, 15-18: stress ringan, 19-

25: stress sedang, 26-33: stress berat, >34: sangat berat.

Tabel 3.3 kisi-kisi kuesioner tingkat stress DASS 42

Indikator Pertanyaan Jumlah


Skala stress 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 14
27, 29, 32, 33, 35, 39.
Skala kecemasan 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 14
25, 28, 30, 36, 40, 41.
Skala depresi 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 14
24, 26, 31, 34, 37, 38, 42.

(Lovibond & Nursalm, 2011: 200).

2. Alat pengukuran

Dalam proposal peneitian ini skala tingkat stress sdiukur

menggunakan skala Deepression Anxiety Stress Scales (DASS 42).

Sedangkan penurunan prestasi belajar diukur menggunakan nilai rata-rata

MID semester gasal/1 dan nilai rata-rata MID semester genap/2

H. Rencana Analisa Data

1. Pengolahan data

Pengolahan data dalam proposal penelitan ini dilakukan dengan

tahap sebagai berikut:


50

a. Editing

Editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan, kebenaran

pengisian data, keseragaman ukuran, ktebacaan tulisan, dan konsisten

data berdasarkan tujuan penelitian ( Sulistyaningsih, 2011). Edting

dalam penelitian ini dilakukan dengan meneliti setiap halaman tingkat

stress denganprestasi belajar siswa. Editing data dilakukan sebelum

proses pemasukan data agar data yang salah atau meragukan bisa

diperbaiki.

b. Coding

Coding adalah pemberian kode pada data yang berskala neminal

dan ordinal. Kodenya berbentuk angka/umerik/nomer, bukan simbol

karena hanya angka yang dapat dioleh secara statistik dengan bantuan

program komputer( Sulistyaningsih, 2011). Coding yang akan

digunakan dalam penelitian ini meliputi penurunan prestasi belajar kode

1 dan tidak mengalami penurunan prestasi kode 2.

c. Entry

Entry adalah memasukkan data yang telah dikoding ke dalam

program computer(Sulistyaningsih, 2011).

d. Cleaning

Cleaning adalah proses pembersihan data sebelum diolah secara

statistik, mencakup pemeriksaan konsistensi dan perawatan respon yang

hilang serta consitency check yaitu mengidentifikasi data yang keluar


51

dari range, tidak konsisten secara logis, atau punya nilai extreme

( Sulistyaningsih, 2011).

e. Tabulating

Tabulating adalah memasukkan data ke dalam tabel berdasarkan

tujuan penelitian ( Sulistyaningsih, 2011)

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Analisa univariate

Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian(Notoatmodjo,

2014). Pada penelitian ini variabel yang telah digambarkan dalam

bentuk distribusi frekuensi adalah karakteristik responden: umur, jenis

kelamin, skore kuesioner stress, dan prestasi belajar siswa. Karena data

numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar

deviasi ( Notoatmodjo, 2010).

b. Analisa bevariate

Analisa bivariate adalah analisa digunakan untuk dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi dan digunakan untuk melihat

keterkaitan antara variabel satu dengan lainnya (Notoatmodjo, 2012).

Uji kolerasi yang digunakan adalah spearmens rho, digunakan

apabila skala ukur adalah ordinal (Hidayat, 2017). Interprestasi dan

hasil uji korelasi yang digunakan adalah apabila nilai  value kurang
52

derajad  0,05.Maka apabila  value lebih dari derajad  0,05 maka Ha

diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan tingkat

stress dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Purwodadi..

I. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyrakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut ( Notoatmodjo, 2010). Masalah penelitian tersebut

meliputi:

1. Informed consent ( Lembar Persetujuan)

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden yaitu

dengan memberikan lembar persetujuan ( informed consent). Peneliti

memberikan lembar persetujun untuk menjadi responden sebelum

penelitian dilakukan dengan menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah yang memberikan jaminan dengan menggunakan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial nama.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-


53

masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin

karahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.


54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan juni 2020. Ditengah pandemic

korona, penelitian dilakukan dengan tetap menjalani protokal kesehatan.

Penelitian dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler bola voli putrid SMP n 2

Purwodadi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner

dan mendata nilai akademik siswi. SMP N 2 Purwodadi merupakan sekolah

yang sangat aktif dalam pengembangan bakat siswa-siswinya. Prestasi yang

banyak di ukir oleh SMP N 2 purwodadi salah satu nya adalah dicabang

olahraga yaitu bola voli.

Di SMP N 2 Purwodadi terdapat 3 kelas yang mengikuti

ekstrakurikuler, yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Dalam penelitian ini yang

di ambil menjadi responden adalah siswi yang berada dikelas 3 dengan

pertimbangan siswi yang masuk di team bola SMP N 2 Purwodadi.

B. Karakteristik responden
1. Berdasarkan umur responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur responden
No Umur responden Frekuensi Prosentase
1 15 5 41.7 %
2 16 7 58.3 %
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.1 merupakan tabel distribusi frekuensi umur responden.

Dari tabel tersebut diketahui mayoritas responden berumur 16 tahun

dengan frekuensi 7 responden (58.3 %).


55

2. Berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
responden
1 Perempuan 12 100 %
2 Laki-laki 0 0%
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.2 merupakan tabel distribusi frekuensi jenis kelamin

responden. Dari hasil penelitian diketahui semua responden berjenis

kelamin perempuan dengan frekuensi 12 responden dan prosentase 100

%.

3. Berdasarkan Agama
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi agama responden
No Agama responden Frekuensi Prosentase
1 ISLAM 11 84.6 %
2 KRISTEN 2 15.4 %
3 BUDHA 0 0%
4 HINDU 0 0%
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.3 merupakan tabel distribusi frekuensi agama responden.

Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden beragama ISLAM

dengan frekuensi 11 responden dan prosentase 84.6%.

4. Berdasarkan kelas asal


Tabel 4.4 Distribusi frekuensi kelas responden
No Kelas responden Frekuensi Prosentase
1 Kelas VII 0 0%
2 Kelas VIII 0 0%
3 Kelas IX 12 100 %
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020
56

Tabel 4.4 merupakan distribusi frekuensi tabel kelas asal

responden. Dari tabel tersebut diketahui bahwa semua responden berasal

dari kelas 3 atau kelas 12 dengan frekuensi 12 responden dan prosentase

100 %.

C. Analisa univariat
1. Frekuensi tingkat stress
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tingkat stress responden
No Tingkat stress Frekuensi Prosentase
1 Stress ringan 3 25.0 %
1 Stress sedang 7 58.3 %
2 Stress berat 2 16.7 %
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.5 merupakan tabel distribusi frekuensi tingkat stress

responden yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli. Dari tabel tersebut

diketahui mayoritas responden memiliki tingkat stress sedang dengan

frekuensi 7 responden dan prosentase 58.3%.

2. Frekuensi prestasi belajar

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi prestasi belajar responden

No Prestasi belajar responden Frekuensi Prosentase


1 Penurunan prestasi belajar 2 16.7 %
2 Tidak ada penurunan prestasi 10 83.3 %
belajar
Total 12 100 %
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.6 merupakan tabel distribusi frekuensi prestasi belajar

responden yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli. Dari tabel tersebut


57

diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengalami penurunan

prestasi belajar dengan frekuensi 10 responden dan prosentase 83.3 %.

D. Analisa bivariat

Hubungan Tingkat Stress pada anak yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli

putri dengan Prestasi Belajar Siswa

Uji rank spearmen


Tabel 4.7 uji korelasi rank spearmen’s
Kategori stress
Stress ringan Stress sedang Stress berat P value
N % n % n %
Penuruna 0 0% 1 50 % 1 50 % 0.196
n prestasi
belajar
Tidak ada 3 30 % 6 60 % 1 10 %
Penuruna
n prestasi
belajar

Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.7 merupakan tabel uji korelasi rank spearmen. Dari hasil

tersebut diketahui bahwa nilai p value 0.196, yang artinya nilai p value

dibawah nilai derajat alpha 0.05. sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

hubungan antara tingkat stress responden yang mengikuti ekstrakurikuler bola

voli dengan prestasi belajar disekolah.


58

BAB V

PEMBAHASAN

....................

A. Analisa Univariat

1. Tingkat stress responden

Penelitian dilakukan dengan mengambil data tingkat stress siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli menggunakan instrument

kuesioner. Dari hasil pengambilan data tersebut diketahui mayoritas

responden memiliki tingkat stress sedang dengan frekuensi 7 responden

dan prosentase 58.3%. Tingkat stress responden dibagi dari tingkat stress

ringan sampai ke tingkat stress berat sekali. Sehingga apabila hasil

penelitian menunjukan tingkat stress sedang maka hal tersebut

menunjukan bahwa responden tidak mengalami stress yang berlebihan.

Padahal sesuai dengan hasil penelitian didapatkan bahwa semua

responden berstatus sebagai siswi kelas 3 dengan frekuensi 12 responden

dan prosentase 100 %. Responden yang berstatus sebagai siswa kelas 3

tentu akan mendapatkan tuntutan belajar yang lebih tinggi karena

prosedure kelulusan yang menggunakan nilai rapot. Hasil penelitian ini

sesuai dengan riset dari Hayati dan Rustandi (2015) yang dalam
59

penelitiannya terdapat 43 responden (55.8%) yang mengalami tingkat

stress akademik. Dengan tuntutan akademik yang di alami oleh siswi

kelas 3, siswi hanya mengalami tingkat stress sedang tentu menjadi

sesuatu yang positif. Disatu sisi adanya wabah korona ini juga akan dapat

meningkatkan tingkat stress siswi.

Semua responden berjenis kelamin perempuan dengan prosentase

100 %. Sebagai seorang siswi yang duduk dikelas 3 dan berjenis kelamin

perempuan, berbeda dengan studi pendahuluan yang di lakukan

sebelumnya, jika sebelumnya siswa yang mengalami stres menyebutkan

stressor yang harus mereka hadapi antara lain adalah adanya pemberian

tugas kelompok atau individu dari guru, tidak bisa konsentrasi saat

belajar, kesulitan membagi waktu antara belajar dan mengikuti

ekstrakurikuler bola voli, adanya tambahan pembelajaran ekstra untuk

menghadapi ujian nasional kelas IX. Namun di tengah pandemic korona

ini siswi lebih cenderung stress disebabkan karena tuntutan belajar online

yang harus di hadapi serta tidak dapat melakukan aktivitas

ekstrakurikuler bola voli yang biasanya menjadi rutinitasnya setiap hari.

Sesuai dengan hasil frekuensi jawaban responden,beberapa gejala

yang sering muncul pada responden adalah responden mengaku cepat

marah karena hal sepele (50%), mudah merasa kesal (100%), merasa

sedih dan depresi (100%), sulit untuk istirahat (75%), mudah panic

(58.3%), dan mudah tersingung (83.3%). Hal tersebut sesuai dengan teori

dari psychology foundation of Australia (2010) pada tingkat stress


60

sedang gejala yang muncul dapat berupa mudah marah,bereaksi

berlebihan, mudah tersingung, cemas, tidak sabar ketika mengalami

penundaan dan mudah gelisah.

2. Prestasi belajar responden

Prestasi belajar responden di ukur dengan membandingkan nilai

rata-rata MID semester gasal/1 dikurangi nilai rata-rata MID semester

genap/2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden tidak

mengalami penurunan prestasi belajar dengan frekuensi 9 responden dan

prosentase 75 %. Menurut peneliti hasil tersebut membuktikan bahwa

ekstrakurikuler bola voli yang di ikuti oleh responden tidak terlalu

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dari hasil tersebut di dapatkan

bahwa responden tetap dapat mempertahankan nilai dari semester

sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan-kegiatan pada

ekstrakurikuler dapat dikategorikan juga sebagai aktivitas belajar,

sehingga peneliti berpendapat bahwa siswi yang aktif pada kegiatan

ekstrakurikuler tertentu cenderung akan aktif pula pada proses

pembelajaran dikelas. Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya

mendukung berkembangnya kemampuan-kemampuan tertentu yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Mulyasa (2012) menyebutkan

bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor sosial yang dalam


61

pengertian ini menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam

berbagai situasi sosial seperti lingkungan keluarga,sekolah,teman dan

masyarakat umum.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kumalasari (2015) yang dalam hasil penelitiannya di dapatkan terdapat

70 responden (68.6%) yang memiliki tingkat prestasi baik. Hal tersebut

menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler siswi dapat membantu

mengembangkan bakat siswi secara mendalam dibanding jika hanya

mengandalkan pembelajaran di kelas (Intrakurikuler). Hasil penelitian

juga di dukung oleh mayoritas responden yang semua berjenis kelamin

perempuan (100%). Dimana menurut peneliti perempuan lebih bijaksana

dalam membagi waktunya untuk kapan belajar dan kapan mengikuti

ekstrakurikuler.

B. Analisa Bivariat

Hasil uji korelasi menggunakan uji spearmans rho dikarenakan

menyesuaikan dengan skala ukur penelitian yang menggunakan skala ordinal.

Dari uji tersebut diketahui bahwa nilai p value 0.196, yang artinya nilai p

value dibawah nilai derajat alpha 0.05. sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat hubungan antara tingkat stress responden yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli dengan prestasi belajar disekolah. Selain itu juga

diketahui koefisien korelasi -0.402 yang artinya hasil penelitian mengarah

hubungan yang negatif berarti bahwa semakin semakin tinggi tingkat stres

siswi maka prestasi belajar rendah.


62

Dalam penelitian ini prestasi belajar dibagi menjadi responden yang

mengalami penurunan dan tidak mengalami penurunan prestasi belajar.

Menurut peneliti hasil tersebut disebabkan karena mayoritas siswi mengalami

kategori stress sedang dan terdapat 1 responden yang mengalami tingkat

stress berat namun tidak mengalami penurunan prestasi belajar . Hal tersebut

sesudai dengan distribusi frekuensi jawaban responden yang menunjukan

gejala-gejala pada tingkat stress sedang yaitu responden mengaku cepat

marah karena hal sepele (50%), mudah merasa kesal (100%), merasa sedih

dan depresi (100%), sulit untuk istirahat (75%), mudah panic (58.3%), dan

mudah tersingung (83.3%)

Responden yang mengikuti penelitian ini merupakan siswi-siswi kelas

XII yang dalam hal akademik memiliki tuntutan yang tinggi. Namun siswi

masih mampu membagi waktu untuk mengikuti ekstrakurikuler bola voli. Hal

tersebut juga dapat disebabkan karena mayoritas agama responden adalah

ISLAM dengan frekuensi 11 responden dan prosentase 84.6%, dalam ajaran

agama ISLAM banyak kegiatan yang dapat menurunkan tingkat stress seperti

mengaji dan sholat. Sehingga tingkat stress yang muncul pada responden

tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Dimasa pandemic korona seperti ini, siswi di tuntut untuk dapat belajar

dirumah dengan pembelajaran online. Hal itu menuntut untuk siswi aktif

belajar mandiri dirumah untuk mengembangan ilmu dan pengetahuannya.

Siswi lebih dituntut belajar mandiri dalam mempersiapkan diri ke jenjang

pendidikan selanjutnya. Dengan manajemen stress yang bagus, responden


63

akan tetap dapat mempertahankan prestasi belajarnya yang diwujudkan

dengan nilai akademik disekolah tidak mengalami penurunan.

Menurut Mustaqim (2008), banyak sekali hubungan preatasi belajar

dengan jiwa, yaitu faktor-faktor psikis memiliki peran yang sangat penting

dalam proses belajar dan hasilnya. Suasana hati, emosi dan perasaan sangat

menentukan keadaan psikologis dapat berpengaruh pada tingkah laku,

hubungan antara individu dengan pencapaian yang dicapai oleh seseorang

seperti pencapaian dalam prestasi belajar. Hal hal yang mempengaruhi

prestasi belajar karena terganggunya kesehatan fisik akibat stres yang dialami

seorang siswi yang menyebabkan mudah lelah, sulit berkonsentrasi dan sakit

kepala sehingga mengganggu mahasiswa tersebut pada saat proses belajar

atau saat ujian sehingga menyebabkan prestasi belajar mahasiswa tersebut

tidak maksimal. Mahasiswa dengan tingkat stres lebih rendah memperoleh

prestasi belajar baik (Rahmi, 2013).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Saputri (2017) yang dalam penelitiannya di dapatkan hasil tidak terdapat

hubungan antara tingkat stress, kecemasan dan depresi dengan tingkat

prestasi akademik pada santri di Pondok pesantren darul ihsan Aceh dengan

nilai p value 1.000. Sementara itu, hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmi (2013), yang menyatakan terdapat

hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,005 antara tingkat stres dengan

prestasi belajar. Penelitian lainnya yang dilakukan di Fakultas Kedokteran

Mataram (2014) juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang sigifikan


64

antara tingkat stres dengan prestasi belajar dengan nilai (p) adalah 0,004,

disebutkan bahwa arah hubungan yang negatif berarti bahwa semakin

semakin tinggi tingkat stres mahasiswa maka prestasi belajar rendah (Pratama

et al., 2014). Perbedaan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya dapat

disebabkan karena perbedaan wilayah, tingkat pendidikan dan manajemen

stress setiap orang berbeda-beda.


65

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah di dapatkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian diketahui mayoritas responden memiliki tingkat stress

sedang dengan frekuensi 7 responden dan prosentase 58.3%.

2. Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengalami

penurunan prestasi belajar dengan frekuensi 9 responden dan prosentase

75 %.

3. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai p value 0.020, yang artinya nilai p

value dibawah nilai derajat alpha 0.05. sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan antara tingkat stress responden yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli dengan prestasi belajar disekolah

B. Saran

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan tentang

hubungan tingkat stress pada anak yang mengikuti ekstrakurikuler bola

voli putri dengan prestasi belajar siswa.


66

2. Bagi Siswa

Sebagai tambahan pengetahuan bagi siswa tentang stress yang

menyebabkan penurunan prestasi balajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian

yang akan datang mengenai kejadian penurunan prestasi belajar siswa

dapat diketahui lebih mendalam

4. Bagi institusi SMP N 2 Purwodadi

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan dan

pelaksanaan ekstrakurikuler di SMP N 2 Purwodadi.


67

DAFTAR PUSTAKA

Adienty, G & Handayani, F. (2012). Stress pda stroke. Universitas Diponegoro,

FK UNDIP,1 (1), 183-188.

Agnes, E.W. & Anastasia Sari Kusumawati. (2014). Gambaran stress

mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa keperawatan . Jurnal

kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No.2, Desember 2014: 130-136.

Aiman. (2010). Peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

http://www.Ipmsultra.net. Diunduh tanggal 15 Januari pukul 11.05 WIB.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Cauntry Universitas. (2003). Stress: new study examines teenagers and exam

stress jaurnal Health & Medicine Week.

Dahlan, M.S (2014). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam

penelitian kedokteran dan kesehatan (edisi 3). Jakarta: Salemba Medika.


68

Evanjeli, A. L. (2012). Hubungan antara stress somatisasi dan kebahagiaan.

Laporan penelitian (hal. 1-26). Yogyakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada.

Fauziyah, I. (2011). Hubungan antara keterbukaan diri terhadap orang tua

dengan tingkat stress remaja di SMP N 01 tulungagung. Diakses pada

Maret 2013 dari http://lib.uin-Malang.ac.id/thesis/07410027-imamillia-

fauziyah.pdf. Diunduh tanggal 10 Desember 2016, pikil 16.30 WIB.

Hamalik, o. (2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kozier, et al. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Lovibond, Nursalam. (1995). Tingkat Stress Remaja Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah Gedeg dan Muhammadiyah 2 Meri Mojokerto. Jurnal

Tingkat stress, Remaja, Panti Asuhan.

Lovibond, Nursalam. (2011: 200). Tingkat Stress Remaja Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah Gedeg dan Muhammadiyah 2 Meri Mojokerto, Jurnal

Tingkat stress, Remaja, Panti Asuhan.

Muhibbin Syah. (2008). Psiklogi belajar. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Muhibbiin Syah. (2013). Psikologi belajar. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo. (2014). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta:PT. Rineka

Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


69

Nuzulul, R. (2013). Hubungan tingkat stress dengan prestasi belajar

mahasiswa tingkat II PRODI D-III kebidanan Banda Aceh Jurusan

kebidanan Poltekkes Kemenjes NAD TA. 2011/2012. Jurnal Ilmiah

STIKES U’Budiyah, Vol. 2, no. 1, Maret 2013.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS). No 20

(2007) .Tentang standar penilaian pendidikan. Jakarta: direktorat jendral

manajemen pendidikan dasar dan menengah.

Priyoto. (2014). Konsep manajemen stress. Yogyakarta: Nuhu medika.

Restu, P., Ramadhan & Hendri, W. (2016). Prokrastinasi akademik

menurunkan prestasi belajar siswa. Jurnal pendidikan Manajemen

Perkantoran, Vol. 1, No.1, Agustus 2016: 163-169.

Richard, G. (2010). Psikologi. Yogyakarta: pustaka baca.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes). (2013). Badan penelitian dan

pengembangan kesehatan RI tahun 2013. Diakses: 19 Oktober 2014, dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil

%20Riskesdes%202013.pdf. Diunduh tanggal 10 Desember 2016, pukul

16.10 WIB.

Sari Priyanti., & Anggraeni, D.M. (2014). Hubungan tingkat stress terhadap

dismenore pada remaja putri di madrasah aliyah mamba’ul ulum awang-

awang mojosari mojokerto. Jurnal Hospital Majapahit Vol 6, No 2.

Saryono. & Wahyu S. (2009). Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha

Medika.
70

Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: sinar

baru algesindo.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, VW. (2014). Metodelogi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:

Gaya Media.

Sukabaca. (2011). Urutan kualitas indonesia di mata dunia dari tahun ke

tahun.http://sukabaca-baca.blogspot.com/2011/11/urutan-kualitas-

pendidikan-indonesia-di.html. Diunduh tanggal 10 januari 2017, pukul

15.22 WIB.

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi penelitian kebidanan: kuantitatif-kualitatif

(edisi1). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunarto. (2012). Pengertian prestasi belajar . Fasilitator idola [online].

Tersedia: http//sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-

prestasi-belajar. Diunduh tanggal 10 Desember 2016 pukul 07.00 WIB.

Syahabuddin. (2010). Hubungan anatara Cinta dan Stress Dengan Memaafkan

pada Suami dan Istri. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah

Mada.

Wangsa, T. (2010). Menghadapi stress dan depresi. Jakarta Selatan: PT.

Sukabuku.
71

Waningsiha. (2012). Hubungan jenis kelamin, dan kebiasaan merokok pada

taruna politeknik ilmu pelayaran semarang. Semarang: unimus

universitas muhammadiyah semarang.


72

KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN

 Pernyataan pada bagian ini berhubungan dengan karakteristik


responden Berilah tanda cheklist () pad salah satu pilihan
yang tersedia yang berhubungan dengan anda.
 Isilah semua pertanyaan yang ada titik-titiknya berdasarkan
kondisi anda yang sebenarnya
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
1. Laki-laki 2.
Perempuan

3. Usia : tahun
4. Agama :
1. Islam 3. Budha
2. Kristen Protestan 4. Hindu
5. Pendidikan
1. kelas 1 2. Kelas 2 3. S kelas 3
73

Kuesioner

Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti.


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut siswa/siswi anggap
paling tepat dengan cara memberi tanda chek list () pada
huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena
penulis menjamin bahwa jawaban yang diterima hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

Keterangan:

0 : Tidak pernah di alami

1 : Kadang dialami

2 : Sering dialami

3 : Sangat sering dialami

NO Aspek Penilaian 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal 1 (8.3%) 6 (50%) 5
kecil/sepele (41.7%)
2 Mulut terasa kering 11 (91.7%) 1 (8.3%)
3 Tidak dapat melihat hal yang positif 12 (100%)
dari suatu kejadian
4 Merasakan gangguan dalam bernapas 12 (100%)
(napas cepat, sulit bernapas)
5 Merasa sepertinya tidak kuat lagi 11 (91.7%) 1 (8.3%)
untuk melakukan suatu kegiatan
6 Cenderung bereaksi berlebihan pada 9 (75%) 3 (25%)
situasi
7 Kelemahan pada anggota tubuh 12 (100%)
8 Kesulitan untuk relaksasi/bersantai 12 (100%)
9 Cemas yang berlebihan dalam suatu 12 (100%)
situasi namun bisa lega jika hal/suatu
itu berakhir
74

10 Pesimis 12 (100%)
11 Mudah merasa kesal 12 (100%)
12 Merasa banyak menghabiskan energi 12 (100%)
karena cemas
13 Merasa sedih dan depresi 12 (100%)
14 Tidak sabaran 12 (100%)
15 Kelelahan 12 (100%)
16 Kehilangan minat pada banyak hal 12 (100%)
17 Merasa diri tidak layak 12 (100%)
18 Mudah tersinggung 2 (16.7%) 10 (83.3%)
19 Berkeringat tanpa stimulus oleh 12 (100%)
latihan fisik
20 Ketakutan tanpa alasan yang jelas 12 (100%)
21 Merasa hidup tidak berharga 3 (25%) 9 (75%)
22 Sulit untuk beristirahat 3 (25%) 9 (75%)
23 Kesulitan dalam menelan 3 (25%) 9 (75%)
24 Tidak dapat menikmati hal-hal yang 3 (25%) 9 (75%)
saya lakukan
25 Perubahan kegiatan jantung dan 3 (25%) 9 (75%)
denyut nadi tanpa stimulus oleh
latihan fisik
26 Merasa hilang harapn dan putus asa 3 (25%) 9 (75%)
27 Mudah marah 1 (8.3%) 1 (8.3%) 10
(83.3%)
28 Mudah panik 5 (41.7%) 7 (58.3%)

29 Kesulitan untuk tenang 5 (41.7%) 7 (58.3%)


30 Takut diri terhambat oleh tugas-tugas 9 (75%) 3 (25%)
yang tidak bisa dilakukan
31 Sulit untuk antusias pada banyak hal 10 (83.3%) 2 (16.7%)
32 Sulit mentoleransi gangguan- 10 (83.3%) 2 (16.7%)
gangguan terhadap hal yang sedang
dilakukan
33 Berada pada keadaan tegang 3 (25%) 8 (66.7%) 1 (8.3%)
34 Merasa tidak berharga 10 (83.3%) 2 (16.7%)
35 Tidak dapat memaklumi hal apapun 9 (75%) 3 (25%)
yang menghalangi untuk
menyelesaikan hal yang sedang anda
lakukan
36 Ketakutan 12 (100%)
37 Tidak ada harapan untuk masa depan 2 (16.7%) 10 (82.3%)
38 Merasa hidup tidak berarti 2 (16.7%) 10 (83.3%)
39 Mudah gelisah 2 (16.7%) 10 (83.3%)
40 Khawatir dengan situasi saat diri anda 8 (66.7%) 4 (33.3%)
mungkin menjadi panik dan
75

mempermalukan diri sendiri


41 Gemetar 5 (41.7%) 7 (58.3%)
42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif 7 (58.3%) 5 (41.7%)
dalam melakukan sesuatu

HASIL OUTPUT SPSS

Statistics

jenis kelamin asal kelas


responden Umur responden responden

N Valid 12 12 12

Missing 0 0 0

jenis kelamin responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 12 100.0 100.0 100.0

Umur responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15 5 41.7 41.7 41.7

16 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

asal kelas responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 12 100.0 100.0 100.0


76

Agama responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ISLAM 11 21.2 84.6 84.6

KRISTEN 2 3.8 15.4 100.0

Total 13 25.0 100.0

Missing System 39 75.0

Total 52 100.0
77

ANALISA UNIVARIAT
78

prestasi belajar responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid penurunan prestasi belajar 2 16.7 16.7 16.7

tidak ada penurunan prestasi


10 83.3 83.3 100.0
belajar

Total 12 100.0 100.0

kategori tingkat stress

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid stress ringan 3 25.0 25.0 25.0

stress sedang 7 58.3 58.3 83.3

stress berat 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0


79
80

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

prestasi belajar responden *


12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
kategori tingkat stress

prestasi belajar responden * kategori tingkat stress Crosstabulation

kategori tingkat stress

stress ringan stress sedang stress berat Total


prestasi belajar penurunan prestasi Count 0 1 1 2
responden belajar
% within
prestasi
belajar .0% 50.0% 50.0% 100.0%
responde
n
tidak ada Count 3 6 1 10
penurunan prestasi
% within
belajar
prestasi
belajar 30.0% 60.0% 10.0% 100.0%
responde
n
Total Count 3 7 2 12
% within
prestasi
belajar 25.0% 58.3% 16.7% 100.0%
responde
n
81

Nonparametric Correlations

Correlations

kategori tingkat prestasi belajar


stress responden

Spearman's rho kategori tingkat stress Correlation Coefficient 1.000 -.402

Sig. (2-tailed) . .196

N 12 12

prestasi belajar responden Correlation Coefficient -.402 1.000

Sig. (2-tailed) .196 .

N 12 12

Anda mungkin juga menyukai