Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN

DISMENORE PADA KARYAWAN PUTRIDEPARTMENT OPERATION DI


TRANS STUDIO BANDUNGTAHUN 2013
Rilli Melti Avrini

ABSTRAK
Dismenore merupakan nyeri perut yang dirasakan wanita yang mengalami menstruasi, keluhan ini sering kali
akan mengganggu aktivitas dan memerlukan istirahat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri saat
menstruasi diantaranya menarche pada usia dini, siklus haid yang panjang, merokok atau alkohol,
aktivitas/olahraga yang kurang, gizi atau obesitas, dan stress. Gizi dan aktivitas merupakan faktor yang
mempengaruhi terjadinya nyeri perut atau dismenore. hal ini didukung dengan kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk food. Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan
hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau dismenore. Sedangkan
aktivitas atau olahraga yang kurang dapat mempengaruhi terjadinya dismenore. Hal ini diketahui bahwa dengan
melakukan olahraga dapat membantu meringankan nyeri otot saat menstruasi terutama di punggung dan perut
bagian bawah, karena saat berolahraga tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang berfungsi sebagai
obat penenang alami sehingga menimbulkan rasa nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
status gizi dan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada karyawan putri department operation di Trans
Studio Bandung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik bersifat
Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan putri department operation yang berjumlah 115
orang dengan menggunakan teknik Total Sampling yaitu dengan mengambil semua jumlah populasi sebagai
sampel. Dan pengambilan data dilakukan dengan pengambilan status gizi dengan cara pengukuran berat badan
dan tinggi badan, sedangkan untuk aktivitas fisik menggunakan kuesioner aktivitas fisik dan kebiasaan
berolahraga. Hasil data penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden (93.9%) memiliki nilai IMT
normal, hampir seluruh responden (67.8%) memiliki aktivitas fisik ringan, dan hampir seluruh responden
(83,5%) mengalami dismenore. Analisa hubungan status gizi dan aktivitas fisik menggunakan uji statistic
dengan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan kejadian dismenore
dengan nilai Chi Square 0.049 ( p < 0.05) dan terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore
dengan nilai Chi Square 0.000 ( p < 0.05).

Kata kunci : status gizi dan aktivitas fisik, dismenore

Abstract
Dysmenorrhea is abdominal pain that is felt menstruating women, these complaints will often interfere with the
activity and need a break. Factors that may affect pain during menstruation among menarche at an early age,
length of menstrual cycle, smoking or alcohol, activity / exercise less, nutrition or obesity, and stress. Nutrition
and activity are factors that influence the occurrence of abdominal pain or dysmenorrhea. this is supported by
the habit of consuming foods that are not appropriate as a snack or junk food. Eating fatty foods can increase
prostaglandin hormones that can cause pain in the lower abdomen or dysmenorrhea. While the lack of activity
or sport that may affect the occurrence of dysmenorrhea. It is known that by doing exercise can help relieve
muscle pain during menstruation, especially in the back and lower abdomen, because when you exercise your
body will release the hormone endorphin which serves as a natural sedative, giving rise to a sense of comfort.
This study aims to determine the relationship of nutrition and physical activity with incidence of dysmenorrhea
on women employees in the operations department Trans Studio Bandung. Research design used in this study
was an observational analytic cross sectional nature. The population in this study is the daughter of a
department employee operation, amounting to 115 people with a total sampling technique is to take all of the
population as a sample. And data retrieval is done by taking the nutritional status by measuring weight and
height, whereas for physical activity using a questionnaire of physical activity and exercise habits. Results of
research data shows that almost all respondents (93.9%) had a normal BMI, almost all respondents (67.8%)
had mild physical activity, and almost all respondents (83.5%) experienced dysmenorrhea. Analysis of
nutritional status and the relationship of physical activity using statistical tests with p <0.05. The results showed
that there is a relationship with the nutritional status of dysmenorrhea incident with Chi Square value of 0.049
(p <0.05), and there is a relationship of physical activity with incidence of dysmenorrhea with Chi Square value
of 0.000 (p <0:05).

Keywords: nutritional status and physical activity, dysmenorrhea


PENDAHULUAN diantaranya menarche pada usia dini,
Dismenore merupakan nyeri siklus haid yang panjang, merokok
perut yang dirasakan wanita yang atau alkohol, aktivitas/olahraga yang
mengalami menstruasi. Keluhan ini kurang, gizi atau obesitas, dan stress
sering kali akan mengganggu aktivitas (Jeannine, 2006).
dan memerlukan istirahat. Dismenore Gizi yang berlebih dapat
dibagi menjadi beberapa tingkatan menimbulkan dismenore, karena
yaitu nyeri ringan, sedang, dan berat. terdapat jaringan lemak yang
Berdasarkan penyebabnya dismenore berlebihan yang dapat mengakibatkan
dibagi menjadi 2 yaitu dismenore hiperplasi pembuluh darah (
primer dan dismenore sekunder. terdesaknya pembuluh darah oleh
Dismenore primer yang disebabkan jaringan lemak) pada organ
oleh gangguan keseimbangan reproduksi wanita sehingga darah
fungsional, sedangkan dismenore yang seharusnya mengalir pada proses
sekunder yaitu nyeri yang timbul menstruasi terganggu dan
karena penyakit organik pelvis menimbulkan nyeri. Selain itu,
(Qittun,2008). didukung dengan kebiasaan
Dismenore pada remaja mengkonsumsi makanan yang tidak
sebagian besar disebabkan oleh sesuai seperti kudapan atau junk food
dismenore primer, apabila sudah di baik sebagai cemilan atau makan
diagnosis dismenore sekunder tidak besar, yang sangat sedikit bahkan
bisa diabaikan, karena dismenore tidak ada sama sekali mengandung
sekunder terjadi akibat adanya kalsium, besi, asam folat, vitamin A
kelainan yang dapat berujung pada dan C, sementara lemak jenuh dan
kematian dan sterility (kemandulan). kolesterolnya sangat tinggi.
Kejadian dismenore pada Mengkonsumsi yang berlemak dapat
wanita sangat bervariasi, menurut meningkatkan hormon prostaglandin
Annathayakheisha (2009), lebih dari yang dapat menyebabkan nyeri di
50% wanita mengalami dismenore bagian perut bawah atau dismenore
primer dan 15% mengalami (Lailiyana, dkk. 2002).
dismenore sekunder. Masalah ini Aktivitas atau olahraga yang
setidaknya mengganggu 50% wanita kurang dapat mempengaruhi
masa reproduksi dan 60-85% nya terjadinya dismenore. Hal ini
terjadi dimasa usia remaja. Di diketahui bahwa dengan melakukan
Indonesia angka kejadian dismenore olahraga dapat membantu
primer sebesar 54,89% dan sisanya meringankan nyeri otot saat
mengalami dismenore sekunder, menstruasi terutama di punggung dan
kebanyakan pada remaja perut bagian bawah, karena saat
menyebabkan 14% dari remaja tidak berolahraga tubuh akan mengeluarkan
hadir disekolah dan tidak menjalani hormon endorphin yang berfungsi
kegiatan sehari-hari. Dari tingkatan sebagai obat penenang alami sehingga
dismenore didapatkan 12% menimbulkan rasa nyaman (Harry,
mengalami nyeri haid berat, 37% 2007).
nyeri haid sedang , dan 49% nyeri Dari hasil penelitian oleh Noor
haid ringan (Callis, 2011). Azizah Aldani (2009) menyebutkan
Diperkirakan para wanita di Amerika 36 orang perawat wanita sebagai
kehilangan 1,7juta hari kerja setiap sampel, menunjukkan mengalami
bulannya akibat dismenore. gangguan pada aktivitas kerjanya. Hal
Banyak faktor yang ini disebabkan karena dismenore
mempengaruhi timbulnya dismenore primer yang sangat mengganggu dan

2
biasanya terjadi saat menarche. Rata- rata-rata karyawan adalah wanita dan
rata gejala dismenore berkurang atau hal ini akan mempengaruhi
dapat menghilang pada wanita yang produktivitas.
melakukan olahraga secara teratur Berdasarkan studi
(Carlberg, 2001). pendahuluan yang dilakukan terhadap
Menurut Yetti Maryana (2005) 10 orang karyawan putri Trans Studio
tentang status gizi dan frekuensi Bandung, semuanya mengalami nyeri
olahraga dengan kejadian dismenore, saat terjadi menstruasi dan mereka
didapatkan 66% mengalami tidak mengetahui apakah nyeri yang
dismenore, frekuensi yang jarang dialaminya itu normal atau tidak, dan
melakukan olahraga 66%, yang yang dilakukan bila nyeri itu timbul
melakukan olahraga dengan baik mereka hanya beristirahat diklinik
(28,3%), dan yang tidak melakukan dengan dikompres di bagian perut dan
olahraga sebanyak 5,7%. Dari hasil meminum obat anti nyeri. mereka
penelitian bahwa olahraga mengatakan dengan aktivitas kerja
mempengaruhi terjadinya dismenore. yang lebih sering duduk dan berdiri
Trans Studio Bandung tidak memungkinkan untuk
merupakan wahana atau taman melakukan olahraga.
bermain di dalam ruangan terbesar di Dari latar belakang diatas,
dunia memiliki lebih dari 20 wahana peneliti tertarik untuk melakuan
permainan, dengan jumlah karyawan penelitian tentang Hubungan status
kurang lebih 935 orang dimana rata- gizi dan aktivitas fisik dengan
rata karyawannya adalah wanita. kejadian dismenore pada karyawan
Karyawan Trans Studio Bandung putri department operation di Trans
dibagi beberapa department, salah Studio Bandung.
satunya adalah Department Operation
yang memiliki jumlah karyawan METODE PENELITIAN
wanita sebanyak 115 orang. Selain Desain penelitian yang digunakan
itu, menurut data kunjungan ke Klinik dalam penelitian ini adalah observasional
First Aid Corner yang berada di Trans analitik yaitu melakukan pengamatan
Studio Bandung, karyawan putri langsung kepada responden dengan
dengan keluhan dismenore atau nyeri penyebaran kuesioner untuk dianalisi.
haid pada tahun 2012 sebanyak 245 Dalam penelitian ini menggunakan desain
orang dan didapatkan 26 (6%) penelitian bersifat Cross sectional yaitu
karyawan putri per bulannya jenis penelitian yang menekankan waktu
mengalami dismenore dan pengukuran atau observasi data variabel
memerlukan istirahat, dan terkadang independen dan dependen hanya satu kali
meminta izin untuk pulang. pada satu saat.
Department Operation merupakan Variabel bebas (Independent
kunjungan tertinggi dengan kasus Variable) adalah variabel yang
dismenore dengan jumlah kunjungan mempengaruhi atau variabel penyebab
karyawan putri yang berobat akibat (Arikunto, 2002:97). Dalam penelitian ini
dismenore sebanyak 125 orang di variable bebasnya adalah status gizi dan
tahun 2012 dibandingkan dengan aktivitas fisik. Sedangkan Variabel terikat
department Show & Production (Dependent Variable) adalah variabel
dengan jumlah 44 orang di tahun akibat atau variabel tergantung (Arikunto,
2012. 2002:97). Dalam penelitian ini variabel
Meskipun kejadian dismenore terikatnya adalah kejadian dismenore.
di Trans Studio Bandung tidak terlalu Populasi dalam penelitian ini
banyak, tapi patut diperhatikan karena adalah karyawan putri Department

3
Operation Trans Studio Bandung Analisa univariat adalah analisa
sebanyak 115 orang. Sampel dalam yang dilakukan terhadap tiap variabel dan
penelitian ini dengan mengambil semua hasil penelitiannya, yang bertujuan untuk
jumlah populasi menjadi sampel sebanyak menjelaskan dan mendeskripsikan
115 orang karyawan putri Department karakteristik setiap variabel penelitian
Operation Trans Studio Bandung, dengan (Notoatmojo, 2010). Pada analisa ini yang
menggunakan teknik sampel secara Total diteliti adalah status gizi, aktivitas fisik,
Sampling karena sampel yang diambil dan kejadian dismenore.
meliputi keseluruhan unsur populasi. Uji hipotesis dilakukan untuk
Instrumen adalah suatu alat yang mengetahui hubungan variabel
diperlukan dalam pengumpulan data independent dan variabel dependent,
dengan cara apapun. Instrumen penelitian dilakukan dengan perhitungan Chi Square
yang digunakan dalam penelitian ini (X2), analisa dilakukan dengan
adalah dengan kuesioner, dimana menggunakan SPSS. Rumus uji Chi
responden mengisi pertanyaan yang ada Square (Arikunto, 2002:259) :
dan untuk data sekunder diperoleh dari ∑(𝑓0 − 𝑓ℎ )2
pihak perusahaan dan karyawan putri. 𝑋2 =
𝑓ℎ
Adapun langkah-langkah dari Penarikan kesimpulan dari hasil
pengolahan data meliputi : pertimbangan, jika dari pengolahan SPSS
1. Editing diperoleh nilai signifikan (P) ≤ nilai α
Editng adalah pengecekan yang ditetapkan (0.05) maka H0 ditolak,
jumlah kuesioner, kelengkapan jika (P) ≥ nilai α (0.05) maka H0 diterima.
data, diantaranya kelengkapan Untuk mengetahui keeratan derajat
identitas, lembar kuesioner dan hubungan dapat dilakukan dengan rumus
kelengkapan isian kuesioner berikut :
sehingga terdapat
ketidaksesuaian dapat dilengkapi 𝑥2
𝐶= √
oleh peneliti. (Notoatmodjo, 𝑥2 + 𝑛
2010) Penentuan kategori derajat
2. Coding hubungan ditafsirkan dari nilai C yang
Coding memberikan kode memiliki rentang nilai 0 ≤ C ≤ 1.
numeric pada data yang
dimaksukan untuk
mempermudah dalam melakukan
tabulasi dan analisa data.

3. Scoring
Menentukan skor/ nilai untuk
tiap item pertanyaan dan tentukan
nilai terendah dan tertinggi.
4. Transfering
Memindahkan jawaban atau
kode jawaban dalam media
tertentu (lembar tabulasi data).
5. Tabulating
Mentabulasi atau
memasukkan hasil data yang
diperoleh sesuai dengan item
pertanyaan.

4
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 4.3 diatas
1. Status Gizi menunjukkan bahwa 78 responden
Tabel 4.1 (67.8%) atau hampir seluruh responden
Distribusi Frekuensi Status Gizi memiliki aktivitas fisik ringan, dan
pada Karyawan Putri Department sebagian kecil responden atau 37
Operation responden (32.3%) memiliki aktivitas fisik
sedang
Persentase
3. Kejadian Dismenore
Kategori Frekuensi (%) Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kejadian
Underweight 1 0.9 Dismenore pada Karyawan Putri
Department Operation
Normal 108 93.9
Kejadian Persentase
Overweight 6 5.2
dismenore Frekuensi (%)
Total 115 100%
Ya 96 83.5

Tidak 19 16.5
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat
dijelaskan bahwa 108 responden (93.9%) Total 115 100%
atau hampir seluruh responden memiliki
nilai IMT normal, sebagian kecil
responden yaitu 1 orang (0.9%) memiliki
nilai IMT underweight dan sebagian kecil Berdasarkan tabel 4.4 diatas
responden yaitu 6 orang (5.2%) memiliki menunjukkan bahwa 96 responden
IMT overweight. (83.5%) atau hampir seluruh responden
mengalami dismenore, dan sebagian kecil
2. Aktivitas Fisik responden yaitu 19 orang (16.5%) tidak
Tabel 4.2 mengalami dismenore.
Distribusi Frekuensi Aktivitas
Fisik pada Karyawan Putri
Department Operation

Persentase

Kategori Frekuensi (%)

Berat 0 0

Sedang 37 32.2

Ringan 78 67.8

Total 115 100%

5
4. hubungan status gizi dengan kejadian 5. hubungan aktivitas fisik dengan
dismenore kejadian dismenore
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Hubungan aktivitas fisik dengan Hubungan Aktivitas Fisik
kejadian dismenore pada karyawan dengan Dismenore pada
putri department operation di Trans Karyawan Putri Department
Studio Bandung Operation di Trans Studio
Bandung
Dismenore
Dismenore Aktivitas Total
atus Gizi Total Ya Tidak
Ya Tidak Fisik
(IMT) F % F % F %
F % F % F %
Tidak-
Underweigh 76 97.4 2 2.6 78 100
91 83.5 18 16.5 108 100 Ringan
t-Normal
Sedang-
Overweight- 20 54.1 17 45.9 37 100
4 66.7 2 33.3 6 100 berat
obesitas
Total 96 83.5 19 16.5 115 100
Total 95 82.6 20 17.4 115 100
p-value = 0.000
p-value = 0.098
CC = 0.479
CC = 0.290

Berdasarkan tabel 4.5 diatas


Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan hampir seluruh karyawan
menunjukkan hasil karyawan putri putri department operation dalam kategori
department operation dengan kategori beresiko (97.4%) mengalami dismenore,
tidak beresiko hampir seluruh responden sedangkan hampir sebagian responden
(83.5%) mengalami dismenore, sedangkan (45.9%) tidak mengalami dismenore,
beresiko sebagian kecil responcen (66.7%) dengan nilai p-value = 0,000 ( p < 0.05)
mengalami dismenore, dengan nilai p- berarti H0 ditolak. Kemudian nilai
value = 0.290 (p < 0.05) maka dapat Coeficien Contingency (0.479)
disimpulkan bahwa Ho ditolak. Kemudian menunjukkan bahwa keeratan kedua
nilai Coeficien Contingency (0.098) variabel yaitu aktivitas dan kejadian
menunjukkan bahwa keeratan kedua dismenore pada karyawan putri
variabel yaitu status gizi dan kejadian department operation di Trans Studio
dismenore pada karyawan putri Bandung termasuk dalam kategori agak
department operation di Trans Studio rendah.
Bandung termasuk dalam kategori sangat
rendah.

6
PEMBAHASAN tubuh dapat terbebas dari penyakit dan
1. Gambaran status gizi karyawan putri mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi.
department operation di Trans Studio
Bandung 2. Gambaran aktivitas fisik karyawan
Hasil analisis data tabel 4.1 distribusi putri department operation di Trans
frekuensi status gizi pada karyawan putri Studio Bandung
department operation di Trans Studio Hasil analisis data tabel 4.2 distribusi
Bandung menunjukkan bahwa atau hampir frekuensi aktivitas fisik pada karyawan
seluruh karyawan putri department putri department operation di Trans Studio
operation (93.9%) memiliki nilai IMT Bandung menunjukkan bahwa hampir
normal, sedangkan sebagian kecil seluruh responden (67.8%) memiliki
karyawan putri department operation aktivitas fisik ringan, dan sebagian kecil
memiliki nilai IMT underweight (0.9%) responden (32.3%) memiliki aktivitas fisik
dan IMT overweight (5.2%). sedang.
Dari hasil penelitian diatas Berdasarkan hasil penelitian diatas
menunjukkan sebagian kecil karyawan menunjukkan hampir seluruh karyawan
putri department operation memiliki IMT putri department operation memiliki
overweight dan underweight. Keadaan aktivitas yang ringan, dikarenakan dalam
overweight dan underweight dapat terjadi aktivitas ini tidak berolahraga atau
oleh beberapa faktor seperti pola konsumsi berpartisipasi dalam olahraga secara
atau asupan makanan, status kesehatan, teratur. Dan didapatkan hampir seluruh
pengetahuan, status ekonomi, lingkungan responden (98.8%) tidak melakukan
dan juga budaya. Pola konsumsi atau kebiasaan berolahraga. Hal ini didukung
asupan makan yang dimaksud adalah dengan hasil penelitian aktifitas karyawan
keadaan gizi dari makanan yang putri department operation saat bekerja
dikonsumsi sesuai dengan zat gizi yang lebih sering berdiri dan duduk dengan
dibutuhkan oleh tubuh. Status kesehatan waktu jam kerja 8 jam per hari, aktivitas
mempengaruhi karena dapat mengganggu dluar kantorpun yaitu dirumah relative
perubahan metabolisme dan fungsi sedikit dengan kegiatan berbaring atau
imunitas. Pengetahuan yang kurang duduk seperti menonton tv atau
memungkinkan seseorang memilih mendengarkan music. Kemudian dengan
makanan tidak berdasarkan nilai gizi adanya hasil penelitian tersebut diharapkan
makanan. Sedangkan Status ekonomi, adanya kegiatan olahraga yang dapat
lingkungan dan budaya dapat dilakukan oleh perusahaan karyawan putri
mengakibatkan perubahan pada status gizi seperti senam aerobic atau kegiatan
seseorang. Menurut Almatsier ( 2001 ), olahraga satu jam sehari
Gizi yang berlebih atau overweight
memiliki kondisi berat badan lebih tinggi 3. Gambaran kejadian dismenore
dibandingkan berat badan ideal, hal karyawan putri department operation
tersebut dapat menimbulkan penyakit- di Trans Studio Bandung
penyakit tertentu seperti kardivaskular, Hasil analisis data berdasarkan tabel
DM, dan lainnya. Begitu juga dengan gizi 4.3 distribusi frekuensi kejadian dismenore
yang kurang atau underweight , kondisi pada karyawan putri department operation
dimana berat badan lebih rendah daripada di Trans Studio Bandung diatas
berat badan ideal yang dapat menimbulkan menunjukkan hampir seluruh responden
menurunnya kekebalan tubuh sehingga (83.5%) mengalami dismenore, dan
akan mudah terkena penyakit infeksi dan sebagian kecil responden (16.5%) tidak
kekurangan energi. Kemudian nilai IMT mengalami dismenore.
normal dapat dikatakan bahwa asupan gizi Dismenore dapat dipengaruhi adanya
yang dibutuhkan tubuh terpenuhi, dimana hormone prostaglandin, saat ovulasi

7
terjadi penumpukan asam lemak pada menstruasi, karena terdapat jaringan lemak
fosfolipid membran sel sebagai respon yang berlebihan yang dapat
terhadap progesterone. Hal ini kemudian mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah
mencetuskan suatu respon inflamasi yang yaitu terdesaknya pembuluh darah oleh
menyebabkan kontraksi abnormal pada jaringan lemak pada organ reproduksi
uterus. Respon inflamasi yang dimediasi wanita sehingga darah yang seharusnya
oleh prostaglandin juga menimbulkan mengalir pada proses menstruasi
gejala sistemik seperti nausea, muntah, terganggu.
perut kembung dan sakit kepala. Dari hasil penelitian tabel 4.4
(Manuaba, 2001) hubungan status gizi dengan kejadian
Dari hasil penelitian diatas bahwa dismenore pada karyawan putri
hampir seluruh karyawan putri department department operation di Trans Studio
operation mengalami dismenore atau nyeri Bandung menunjukkan hampir seluruh
haid . Dismenore yang dialami responden responden memiliki status gizi normal. Hal
berupa dismenore primer, karena hampir ini dikarenakan meskipun terdapat
seluruh responden dalam usia reproduksi hubungan antara status gizi dengan
atau lebih muda. Secara umum kejadian dismenore tetapi tingkat keeratan
dismenore biasanya terjadi pada masa hubungannya rendah karena hampir
remaja yaitu kurang dari 20 tahun, seluruh responden mengalami dismenore
sementara dari hasil penelitian kejadian dengan nilai IMT normal. Hasil penelitian
dismenore pada karyawan putri mayoritas ini dengan demikian berbeda dengan teori
terjadi pada usia 18-25 tahun. Dari hasil yang ada karena sebagian besar responden
penelitian sebagian besar munculnya yang mengalami dismenore bukan
dismenore sejak responden mengalami termasuk dalam status gizi overweight.
menarche atau menstruasi pertama kali Tetapi pada responden yang tidak
pada usia 10 – 12 tahun (72.2%). mengalami nyeri haid atau dismenore
dipengaruhi oleh gizi atau nutrisi yang
4. Hubungan status gizi dengan kejadian adekuat yang biasa dikonsumsi selain
dismenore karyawan putri department olahraga yang teratur. Sehingga perlu
operation di Trans Studio Bandung diperhatikan konsumsi makanan yang
Berdasarkan hasil analisi menunjukan dapat berpengaruh pada status gizi dan
hubungan status gizi dengan kejadian kejadian dismenore.
dismenore pada karyawan putri
department operation di Trans Studio 5. Hubungan aktivitas fisik dengan
Bandung termasuk dalam kategori rendah. kejadian dismenore karyawan putri
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun department operation di Trans Studio
terdapat hubungan status gizi dengan Bandung
kejadian dismenore akan tetapi mungkin Berdasarkan hasil analisis hubungan
masih ada faktor lain yang memiliki aktivitas fisik dengan kejadian dismenore
hubungan yang lebih erat terhadap pada karyawan putri department operation
kejadian dismenore. di Trans studio Bandung menunjukkan
Status gizi adalah status kesehatan bahwa keeratan kedua variabel yaitu
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara aktivitas dan kejadian dismenore pada
kebutuhan dan masukan nutrient. karyawan putri department operation di
Penelitian status gizi merupakan Trans Studio Bandung termasuk dalam
pengukuran yang didasarkan pada data kategori agak rendah.
antropometri serta biokimia dan riwayat Hasil penelitian hubungan aktivitas
diit (Beck, 2000). fisik dengan kejadian dismenore yang bisa
Pada wanita yang terlalu gemuk atau dilakukan salah satunya dengan
overweight, beresiko mengalami nyeri berolahraga, selain merupakan sebagai

8
teknik relaksasi yang dapat digunakan KESIMPULAN
untuk mengurangi nyeri haid, saat
melakukan olahraga, tubuh akan 1. Hampir seluruh responden karyawan
menghasilkan hormon endorphin, yang putri department operation memiliki
berfungsi sebagai obat penenang alami nilai IMT normal dan sebagian kecil
yang diproduksi oleh otak sehingga responden memiliki nilai IMT
menimbulkan rasa nyaman. Itu sebabnya overweight dan underweight.
pada wanita yang melakukan olahraga 2. Hampir seluruh responden karyawan
jarang mengalami nyeri haid atau putri department operation
dismenore. menunjukkan memiliki aktivitas fisik
Dari hasil penelitian tabel 4.5 ringan dan sebagian kecil responden
hubungan aktivitas fisik dengan kejadian memiliki aktivitas fisik sedang.
dsmenore pada karyawan putri department 3. Hampir seluruh responden karyawan
operation di Trans Studio Bandung, putri department operation mengalami
diketahui bahwa tingkat keeratan dismenore dan sebagian kecil
hubungan antara aktivitas fisik dengan responden tidak mengalami dismenore.
kejadian dismenore agak rendah, dan 4. Hampir seluruh responden dengan nilai
sebagian besar responden yang melakukan IMT normal mengalami dismenore,
aktivitas fisik yang sedang tingkat kejadian sedangkan sebagian kecil responden
dismenore lebih sedikit daripada tidak mengalami dismenore.
responden yang melakukan aktivitas fisik 5. Hampir seluruh responden yang
ringan. Hal ini didapatkan dari kebiasaan melakukan aktivitas fisik ringan
olahraga yang dilakukan oleh para mengalami dismenore dan hampir
responden, dari hasil yang didapat sebagian responden yang melakukan
menunjukkan bahwa hampir seluruh aktivitas sedang tidak mengalami
responden (98.8%) tidak melakukan dismenore.
olahraga mengalami dismenore. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan karyawan SARAN
putri sebaiknya melakukan aktivitas fisik Saran yang diberikan oleh peneliti adalah :
sedang dengan berolahraga seperti jogging 1. Bagi tempat penelitian
atau berlari kecil, bersepeda, senam, Untuk mempertahankan dan
ataupun berenang baik untuk mengurangi meningkatkan produktivitas karyawan
dismenore. di Trans Studio Bandung perlu sarana
dan fasilitas yang menunjnga
Keterbatasan Penelitian karyawan salah satunya dengan
Dalam setiap penelitian tidak terlepas mengadakan aktivitas olahraga seperti
dari kemungkinan adanya keterbatsan senam untuk semua karyawan Trans
yang dapat mempengaruhi kualitas Studio Bandung terutama bagi
penelitian. Adapun faktor-faktor yang karyawan putri karena dapat
mempengaruhi dalam penelitian ini antara meringankan rasa nyeri yang timbul
lain: saat menstruasi
1) Dalam pengumpulan data mengenai 2. Bagi peneliti selanjutnya
aktivitas fisik mugkin kurang efektif Hasil penelitian ini dapat
karena peneliti hanya melihat aktvitas digunakan sebagai data awal penelitian
yang dilakukan responden dalam satu selanjutnya tentang kejadian dismenore
hari dalam seminggu, sehingga Bagi penelitian lain dapat meneliti
diharapkan untuk penelitian faktor-faktor lain yang dapat
selanjutnya untuk melakukan meyebabkan dismenore, dan
pengumpulan data aktivitas fisik diharapkan untuk penelitian
dilakukan dalam waktu 1 minggu. selanjutnya untuk melakukan

9
pengumpulan data aktivitas fisik USA : McGraw-Hill. (Diakses tanggal 09
dilakukan dalam waktu 1 minggu. Januari 2013).
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis
Karya Ilmiah – Kunci Sukses dalam
DAFTAR PUSTAKA Menulis Ilmiah. Yogyakarta : C.V. Andi.
Halaman 36. (diakses tanggal 08 februari
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar 2013 pukul 11.00)
Ilmu Gizi. Cetakan ke 4. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Jakarta : PT. Gramedia Keperawatan. Edisi 2.
Pustaka Utama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Sopiudin, M. 2012. Langkah-langkah
Pendekatan Praktik. Jakarta : Membuat Proposal Penelitian
Rineka Cipta. Bidang Kedokteran dan
Booth, Anne. 2006. Daily Physical Kesehatan. Seri 3 edisi 2.
Activity for Children and Youth. Alberta. Jakarta : Sagung Seto.
Diakses Februari 2013. Supariasa, IDN. 2001. Penilaian Status
Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Gizi. Jakarta : EGC. Diakses bulan
Patofisiologi. Edisi ketiga. Jakarta : EGC. desember 2012
Diakses bulan Februari 2013. www.anneahira.com,1, diakses pukul
Dr. Sugiono. 2004. Metode Penelitian 20.00 WIB. Manfaat olahraga.
Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. www.diarykiranti.com/manfaatolahragasaa
Dr. Suparyanto. 2007. Konsep Status Gizi. thaid, diakses tanggal 28 Januari 2013
dr- pukul 20.00
suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep www.gadiskakigunung.blogspot.com/2012
-status-gizi.html. diakses tanggal 11 . Diakses bulan Februari 2013.
januari 2013. www.academicjournal.org diakses tanggal
Hamilton, Persis. Dasar-dasar 01 Januari 2013.
Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC www.library.upnvj.ac.id/keperawatan.pdf
Lailiyana, dkk. 2002. Gizi Kesehatan www.qittun.blogspot.com diakses tanggal
Reproduksi. Jakarta : EGC. Desember 2012.
Llewllyn – Jones, 2010. Fundamental of
Obstetrics and Ginecology. Edisi 9.
Australia : Elsevier. Halaman : 232 – 233.
Manuaba. 2001. Kapita Selekta
Penatalaksanaan Rutin Obstetri
dan Ginekologi dan KB.
Cetakan pertama. Jakarta :
EGC.
Michael J. Gibney, dkk. 2009. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Prof. Dr. S. Notoatmodjo. 2010.
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT. Asdi
Mahajatya.
Rahimian, Jeannine. 2006. First Aid For
The Obstetrics & Gynecology Boards.

10

Anda mungkin juga menyukai