Anda di halaman 1dari 4

Lecture 4

Pubertas, Menstruasi, Masa Subur dan Peran Fisioterapi

Learning Task
1. Sebutkan dan jelaskan apa saja gangguan menstruasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1. Gangguan siklus haid
 Polimenorea merupakan gangguan siklus haid yang lebih pendek dari normal, yaitu
kurang dari 21 hari, perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada haid
normal. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, kongesti ovarium karena
peradangan, endometriosis, dan lain-lain
 Oligomenorea merupakan gangguan siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu
lebih dari 35 hari, dengan perdarahan yang lebih sedikit.
 Amenorea merupakan keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan
berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan sekunder.
Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang perempuan berumur 18 tahun atau
lebih tidak pernah haid, umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan
kongenital dan genetik. Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah
mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya merujuk
pada gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.
2. Gangguan volume dan lama haid
 Hipermenorea (menoragia) Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari
normal, atau lebih lama dari 8 hari
 Hipomenorea Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih sedikit
dari normal.Penyebabnya adalah terdapat pada konstitusi penderita, kondisi uterus,
gangguan endokrin, dan lain-lain
3. Gangguan lainnya
 Dismenorea adalah gangguan ginekologi berupa nyeri saat menstruasi, yang
umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah
 Pre Menstrual Syndrome/Tension merupakan kumpulan keluhan yang umumnya
dimulai satu minggu hingga beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang
sesudah haid mulai, meskipun terkadang berlangsung sampai selesai haid. Keluhan
yang sering muncul umumnya berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala,
perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan
pada kasus berat dapat meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-
lain.
2. Jelaskan peran Fisioterapi pada gangguan menstruasi
Dapat memberikan general management: dietary management, exercise, modalities, stress
management, dan yoga.
Dismenore
Terapi olahraga bermanfaat untuk penatalaksanaan dismenore primer melalui beberapa
cara, seperti menurunkan stres, mengurangi gejala menstrual melalui peningkatan
metabolisme lokal, peningkatan aliran darah lokal pada pelvis, dan peningkatan produksi
hormon endorfin. Hasil akhir dari terapi olahraga tersebut adalah penurunan intensitas serta
durasi nyeri pada dismenore primer.

Hormon endorfin berperan sebagai analgesik alami di dalam tubuh. Hormon endorfin akan
mengendalikan kondisi pembuluh darah kembali normal dan menjaga agar aliran
darah dapat mengalir tanpa hambatan.Peningkatan metabolisme aliran darah pada pelvis
yang muncul selama olahraga dapat mempengaruhi dismenore. Peningkatan aliran darah
tersebut dapat mengurangi nyeri iskemik selama menstruasi.

Sumber: THE EFFECT OF EXERCISES ON PRIMARY DYSMENORRHEA. Magista


Vivi Anisa

Amenorea
Edukasi pola hidup sehat. Terlalu banyak olahraga atau terlalu dikit makan dapat
menyebabkan amenorea. Menurut jurnal kedokteran diponegoro yang meneliti mengenai
pengaruh intensitas olahraga terhadap keteraturan siklus menstruasi mendapatkan hasil
sebanyak 62 sampel (77.5%) dari 80 sampel mahasiswi pernah mengalami ketidakteraturan
siklus menstruasi.
(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/14215/13748)

3. Jelaskan pendapat anda kapan fisioterapi bisa berperan pada saat kondisi
dismenorea primer dan berikan contohnya.
Fisioterapi dapat berperan dalam kondisi dismenore primer ketika muncul rangsangan
nyeri pada pasien. Fisioterapis dapat memberikan intervensi dengan cara seperti
melakukan aktivitas olahraga. Hal ini dikarenakan berolahraga merupakan aktivitas yang
sangat disarankan untuk dilakukan saat sedang haid. Aktivitas olahraga bermanfaat saat
haid karena saat berolahraga tubuh
akan mengeluarkan hormon endorphin yang dapat membantu untuk mengurangi kram
perut, stres, sakit kepala dan nyeri yang berkaitan dengan gejala yang muncul saat haid.
Hormon endorphin menghasilkan efek anti nyeri alami dan dapat membantu mengurangi
prostaglandin, yakni senyawa kimia yang menyebabkan kontraksi otot saat haid. Selain itu,
olahraga juga dapat melancarkan sirkulasi darah di dalam tubuh sehingga dapat membuat
tubuh tetap segar selama haid berlangsung.
Beberapa aktivitas olahraga yang
dapat dilakukan saat haid :
1. Peregangan
• Peregangan termasuk aktivitas olahraga.
• Peregangan bisa dipilih oleh remaja putri yang sedang mengalami gejala haid sangat berat
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas olahraga lain karena rasa nyeri yang dirasakan.
• Peregangan dapat dilakukan pada posisi berdiri atau berbaring dibarengi dengan
mengatur napas secara teratur.
2. Lari
• Hormon endorphin yang dikeluarkan saat berlari bisa membantu seorang remaja putri
mengurangi rasa tidak nyaman dan rasa nyeri yang dirasakan saat haid. Namun, perlu
diperhatikan untuk menjaga asupan cairan saat melakukan aktivitas berlari ini karena saat
haid rentan terjadi dehidrasi.
3. Yoga
• Yoga menjadi salah satu pilihan olahraga yang tepat saat haid karena dapat membantu
tubuh berelaksasi dan mengurangi gejala stres yang terjadi.
3. Berjalan
• Berjalan merupakan aktivitas olahraga yang ringan sehingga dapat dilakukan saat haid
berlangsung tanpa menambah rasa nyeri. Selain itu, dengan melakukan gerakan berjalan,
sirkulasi darah di dalam tubuh juga akan lancar.
4. Aerobik
• Latihan aerobik juga bermanfaat saat haid dan juga bagi kesehatan secara
umum. Hal ini disebabkan karena aerobik dapat mengoptimalkan kadar
oksigen di dalam tubuh.

Olahraga sebaiknya dilakukan secara rutin, bukan saat haid saja. Olahraga minimal 2 kali
dalam seminggu selama 30 menit untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi kesehatan
tubuh

4. Jelaskan modalitas Fisioterapi yang dapat diberikan pada kondisi dismenore primer

 Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)


TENS, yang memberikan arus listrik melalui kulit melalui elektroda, memberikan
intervensi farmakologis non-invasif untuk mengobati dismenore primer dengan
frekuensi antara 50-120 Hz.
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri pada saat menstruasi. Dismenore primer adalah
nyeri yang muncul dengan anatomi pelvis normal. Nyeri pada dismenore primer dan gejala
sistemik lain disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin. Transcutaneous electrical
nerve stimulation (TENS) adalah salah satu intervensi yang bisa dilakukan oleh fisioterapi
dimana terapi menggunakan arus listrik yang rendah untuk mengurangi nyeri.TENS dapat
melepaskan hormon endorphin untuk mengurangi nyeri

 Exercise
Beberapa penelitian telah melaporkan efek menguntungkan dari olahraga, termasuk
peregangan, latihan aerobik (misalnya, jogging), yoga dan latihan kegel, untuk mengobati
dismenore primer. Latihan peregangan dapat membantu mengurangi jumlah rasa sakit yang
menyebar ke daerah lumbar. Latihan kegel dapat membantu meningkatkan suplai darah
lokal ke rahim, yang dapat menurunkan prostaglandin dengan cepat sehingga terjadi
penurunan intensitas nyeri haid
Core Strengthening Exercise bertujuan untuk penguatan kelompok otot yang mengelilingi
lumbal, sehingga dapat mengurangi nyeri selama masa stres wanita pada saat
dysmenorrhea (Kaur et al., 2014).

Anda mungkin juga menyukai