Anda di halaman 1dari 4

Lecture 3

Organ Genitalia Wanita

Learning Task
1. Jelaskan sepengetahuan anda tentang gangguan –gangguan pada organ genitalia
wanita (diva, evi)
- Displasia lasia Serviks
Pada displasia serviks, terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam dan di sekitar serviks.
Meski pertumbuhan sel tidak normal di dalam dan sekitar serviks, bukan berarti seseorang
mengidap kanker. Namun jika kondisi ini tidak ditangani bisa menjadi kanker. Displasia
menyebar melalui hubungan seks dan disebabkan oleh human papillomavirus. Gangguan
ini tidak menimbulkan gejala apa pun dan hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan pap
smear.
- Fibroid Uterus
Fibroid uterus merupakan tumor yang terdiri dari jaringan dan sel otot yang tumbuh di
dalam dan di sekitar dinding rahim. Sebagian besar fibroid rahim bersifat jinak.
- Endometriosis
Endometriosis merupakan kelainan yang timbul ketika jaringan yang membentuk lapisan
endometrium (dinding dalam rahim) tumbuh di luar rongga rahim. Jaringan ini tumbuh di
ovarium, usus, dan pada jaringan yang melapisi panggul. Atas pengaruh hormonal dalam
siklus menstruasi menyebabkan jaringan yang salah tempat tadi menjadi nyeri atau
meradang dan membesar hingga membentuk kista.Pertumbuhan jaringan dapat
menyebabkan masalah kesuburan akibat perlengketan, nyeri haid yang berat, benjolan
perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Mioma uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri
dari otot dan jaringan fibrosa. Wanita pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini.
Ukuran pada mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga sebesar
buah semangka. Mioma uteri cenderung terjadi pada wanita berusia 35 tahun dan lebih.
Gejala umum mioma uteri antara lain durasi menstruasi lebih dari seminggu, pendarahan
menstruasi yang berat, nyeri pada bagian panggul, sering buang air kecil, nyeri saat
berhubungan seksual atau saat menstruasi, serta pembengkakan pada perut. Mioma uteri
juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan bergantung ukuran dan lokasi mioma pada
dinding rahim.
- Kanker serviks
Secara singkat, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dimulai di leher rahim yang
sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (human papiloma virus).
Leher rahim berbentuk silinder berlubang yang berfungsi menghubungkan bagian bawah
rahim wanita ke vagina. Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai 45
tahun, terutama yang sudah aktif secara seksual. Kebanyakan wanita tidak menyadari
bahwa dirinya mengidap kanker serviks dikarenakan gejala yang tidak terlalu terlihat.
Gejala pada umumnya dirasakan ketika penyakit sudah menjadi lanjut sehingga penting
sekali dilakukan pemeriksaan lebih awal pada mereka dengan faktor risiko untuk deteksi
lebih dini. Gejala yang biasanya dikeluhkan adalah perdarahan, keputihan yang berbau
busuk, nyeri saat buang air kecil, kesulitan buang air besar, dan nyeri panggul.
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
PCOS merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan
adanya kista kecil di tepi luar.Penyebab sindrom ovarium polikistik belum begitu
dipahami, tetapi dapat melibatkan perpaduan faktor genetik dan lingkungan. Gejala berupa
menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan obesitas.
Perawatan termasuk pil KB untuk mengatur menstruasi, obat yang disebut metformin untuk
mencegah diabetes, statin untuk mengendalikan kolesterol tinggi, hormon untuk
meningkatkan kesuburan, dan prosedur medis untuk menghilangkan kelebihan rambut.

2. Jelaskan pada kondisi apa saja terkait gangguan organ genetalia yang bisa ditangani
oleh Fisioterapi (fatim, windy)
 Adnexitis
Adnexitis merupakan istilah umum dari gangguan pada organ reproduksi yaitu adanya
radang pada adnexa (tuba falopi dan ovarium). Karena adanya adnexitis maka fungsi
tuba falopii sebagai saluran yang dilalui ovum dari ovarium ke uterus terganggu begitu
juga dengan fungsi ovarium (indung telur) yang memproduksi ovum dan hormon
estrogen serta progesteron juga ikut terganggu. Selain itu adnexitis juga menyebabkan
nyeri hebat di daerah abdomen bawah, nyeri servik saat di palpasi (dengan cara tussue),
demam dan kadang-kadang disertai mual dan muntah. Adnexitis dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri seperti gonococcus, staphylococcus, streptococcus, E.coli,
clamydia trichomatis, dan jarang oleh virus. Adnexitis juga dapat disebabkan oleh air,
pemakaian pembalut yang kurang steril dan microbacterium tuberculosa. Adnexitis
terjadi terutama pada wanita usia antara 16-35 tahun.
Adapun hal yang dapat dilakukan fisioterapi pada kasus ini adalah dalam menangani
nyeri yang terjadi akibat adnexitis adalah penggunaan modalitas elektroterapi short
wave diathermy. Short wave diathermy merupakan energi elektromagnetik yang
menjadi stressor fisis bagi tubuh, dengan frekuensi 27,12 MHz dan panjang gelombang
11 meter membuat short wave diathermy memiliki penetrasi yang lebih dalam ke
jaringan. Short wave diathermy memberikan efek terapeutik dan efek fisiologis berupa
perbaikan sirkulasi darah, mengurangi nyeri, meningkatkan metabolisme lokal
sehingga menyebabkan penyembuhan peradangan dipercepat karena absorbsi obat-
obat yang diberikan lebih baik dan relaksasi otot.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Fisio/article/download/587/550

3. Cari satu EBP terkait penanganan Fisioterapi pada gangguan organ genetalia
wanita, dan diskusikan. (faysa, donna, marin)
Judul: Visceral therapy in disorders of the female reproductive organs

Tahun: 2022

Jurnal: Via Medica/Ginekologia Polska, vol. 93, tidak. 6: 511–518


Penulis: Malgorzata Wojcik, Katarzyna Plagens-Rotman , Piotr Merks , Malgorzata
Mizgier, Witold Kedzia, Grazyna Jarzabek-Bielecka

Masalah: Dispareunia adalah nyeri genital saat berhubungan seksual tanpa penyempitan
vulva atau vagina. Ini adalah salah satu masalah paling signifikan yang terletak di
perbatasan ginekologi dan seksologi. Dispareunia dapat disebabkan oleh endometriosis.
Banyak wanita juga dapat mengalami sindrom pra-menstruasi, yang dapat terjadi sebagai
masalah tersendiri. Ketiganya dapat diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara organ
genital wanita dan jaringan sekitarnya dengan struktur lain dari sistem skeletal atau
visceral, dengan gangguan mobilitas dan motilitas organ, pergerakan intra-organ, drainase
vaskular, gradien tekanan antara urogenital. dan silinder diafragma, disfungsi di area
ligamen luas rahim, dan ikatan fasia.

Tujuan: Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyajikan terapi visceral, metode non
farmakologis dan non invasif dalam pengobatan disfungsi ginekologi

Intervensi ft: Terapi viseral bertujuan memulihkan gerakan intra-organ, mengurangi


ketegangan, fokus pada area dua silinder dari trunk, dan mendukung fungsi sistem vaskular
di sekitar rahim. Semua aktivitas ini mengurangi rasa sakit dan secara substansial
mengubah fungsi rahim dan ovarium.

Terapi visceral yang dilakukan:


- Palpasi uterus dan ovarium
palpasi uterus ditujukan untuk menilai adhesi, lokasi patologis, bentuk, mobilitas dan
lokasi. Kita dapat mengevaluasi kondisi fisiologis organ ini ketika tidak menemukan
perlawanan yang kuat atau rasa sakit di daerah perut bagian bawah. Reaksi kuat terhadap
tekanan mungkin merupakan tanda adhesi. Tidak adanya perlawanan sama sekali dapat
terjadi karena retroversi uterus.
- Terapi dengan diafragma respiratorik
dilakukan dengan cara menormalisasi diafragma yaitu melepaskan ligamen diafragma,
serta bekerja dengan tendon sentral dan cruses diafragma. Normalisasi dapat dicapai
dengan tindakan sepihak atau timbal balik. Dengan terapi unilateral, pasien berbaring
miring atau terlentang, terapis meletakkan tangannya di bawah arkus kostal dan menekan
hingga batas jaringan tersebut, kemudian menunggu pelepasannya. Dengan tindakan
bilateral, terapis bekerja dengan ritme pernapasan dalam siklus beberapa napas. Saat
menarik napas, terapis memegang lengkungan kosta pasien terlentang dengan kedua
tangan, dan saat menghembuskan napas dilakukan untuk mencegah mereka kembali ke
posisi semula.
- Mobilitas dan motilitas rahim
Mendukung mobilitas dan motilitas rahim juga dapat membantu memulihkan mobilitas
tuba falopi dan ovarium dengan cara: Pasien berbaring telentang dan terapis berdiri setinggi
lutut pasien. Terapis menempatkan satu tangan di sakrum pasien dan tangan lain di
perutnya, sehingga pergelangan tangan berada di atas tulang pubis dan jari-jari diletakkan
di arah kaudal. Jaringan harus diregangkan sampai batas resistensi dengan menggerakkan
kedua tangan ke arah yang berlawanan – dengan tangan menghadap bawah dan maju, dan
tangan ke bawah di bagian bawah, atas dan belakang. Cara lain untuk mengatasi adhesi di
area genital adalah mobilisasi rahim dengan dua tangan. Pasien berbaring telentang dengan
kaki diluruskan. Ini adalah teknik dalam yang melibatkan memasukkan jari ke dalam
vagina pasien sampai leher rahim teraba, dengan tangan yang lain meraba bagian bawah
rahim melalui kulit di perut dan memegang tangan erat-erat sampai jari-jari terasa melalui
perut. dinding perut. Dengan jari ditempatkan di dalam tubuh, setiap adhesi dimobilisasi,
dan tangan yang ditempatkan di luar menggerakkan jaringan ke arah yang berbeda.
Kesimpulan:
Terapi viseral dapat menjadi metode komplementer yang efektif dalam pengobatan
disfungsi ginekologi. Terapi visceral dapat meningkatkan kesehatan reproduksi pada
wanita. Mempertahankan mobilitas dan motilitas organ dalam melalui terapi viseral dapat
mengatur hubungan anatomis dan proses fisiologis dalam diafragma urogenital

4. Jelaskan gambaran klinis contoh salah satu gangguan pada organ genetalia wanita
dan apa rencana Fisioterapinya. (anjaswari, diyah)
Endometriosis adalah penyakit ginekologi kronis yang ditandai dengan perkembangan dan
keberadaan komponen histologis seperti kelenjar dan stroma endometrium pada posisi
anatomis dan organ di luar rongga rahim. Manifestasi klinis utama penyakit ini adalah nyeri
panggul kronis dan gangguan kesuburan. Lokasi lesi endometriosis dapat bervariasi,
dengan fokus penyakit yang paling sering terlibat adalah ovarium diikuti oleh ligamentum
latum posterior,cul-de-sac anterior, cul-de-sac posterior, dan ligamentum uterosakral.

Rencana fisioterapi:
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists guidelines for exercise for
sedentary women yang dikutip lewat Journal of physical therapy science, program latihan
didasari dengan prinsip FITT. Frekuensi = minimal 3x/minggu, intensitas = moderate, time
= 30-60 menit/hari, type = low impact.

Tujuan latihan ini adalah untuk mengurangi tingkat intensitas nyeri dan menurunkan sudut
kyphosis

Program Latihan:
Program latihan termasuk latihan koreksi postur dari posisi berbaring, terlentang, dan
duduk dan berdiri (setiap latihan dipertahankan selama 5 detik, kemudian rileks selama 10
detik dan ulangi 10 kali), latihan pernapasan diafragma dan kosta lateral (pasien mengambil
nafas dalam selama 5 detik dan rileks selama 10 detik, ulangi sebanyak 5 kali), relaksasi
umum dan melatih indra otot (selama 10 menit), Diversion drill training (3 menit), edukasi
posisi pada posisi duduk silang dan squatting positions (6 menit), latihan peregangan untuk
otot punggung bawah, otot adductor, otot hamstring dan pelvic floor muscle setiap
peregangan dipertahankan selama 45 detik dan diulangi 3 kali pada awal dan akhir sesi.
Setiap sesi latihan diakhiri dengan berjalan di atas treadmill selama 20 menit. Pasien
menghadiri sesi latihan 3 kali/minggu, selama sisa minggu mereka diinstruksikan untuk
melakukan latihan yang sama secara mandiri di rumah. Kepatuhan latihan di rumah
dipantau oleh buku hari yang diisi secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai