102012479
Muhammad Asyraf bin Mohammad Nazari
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat
scootaccess@gmail.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seorang bayi laki-laki berusia 20 hari dibawa ke UGD suatu RSU di Jakarta. Bayi tersebut
menunjukkan kelainan bawaan ganda, berupa mikrosefali, celah bibir dan langit-langit bilateral,
hipoplasia hidung, agenesis alae nasi, jarak kedua mata yang dekat (hypotelorism), short neck
dengan low hairline, auricula kiri dan kanan yang abnormal, dan tangan yang clenched hands.
Orang tua bayi tersebut berusia 23 dan 25 tahun, dan berasal dari kalangan kurang mampu
dengan pekerjaan yang tidak menentu. Bayi ini adalah anak pertama pasangan tersebut. Oleh
dokter yang memeriksa, pasien didiagnosis menderita suatu kelainan bawaan yang disebut
sebagai Holoprosencephaly sequence (HPE).
lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni
nervus interkostobrakialis dan nervus kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas
daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, mungkin disingkirkan sehingga
tidak terjadi mati rasa pada daerah tersebut. Saraf nervus pektoralis yang mengurus muskulus
pektoralis mayor dan minor, nervus torakodorsalis yang mengurus muskulus latissimus dorsi,
dan nervus torakalis longus yang mengurus muskulus serratus anterior sedapat mungkin
dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.1
PEMERIKSAAN
3
Anamnesis
Keluhan utama keluhan utama merupakan keluhan yang menyebabkan pasien datang
ke dokter. Dalam kasus ini keluhan utama pasien ini adalah adanya benjolan yang
semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu di payudara kirinya.
Keluhan tambahan Tanyakan jika ada keluhan selain dari keluhan utama. Apakah
terdapat rasa mual atau muntah? Apakah ada demam? Bagaimana status haid,
perkahwinan, laktasi pasien jika ada? Dan sebagainya.
Riwayat penyakit keluarga Dokter harus menanyakan sama ada terdapat ahli keluarga
yang menderita penyakit seperti ini.
Riwayat obat Tanyakan apakah pasien pernah berobat dan obat apa yang digunakan
jika ada.
Riwayat sosial Tanyakan kondisi gizi, pola makan (makanan yang meningkatkan kadar
estrogen), kebersihan dan pekerjaan pasien yang mungkin terkait dengan keluhan dan
penyakit yang dihidapi pasien.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien terlihat sakit ringan. Pasien masih dalam keadaan compos mentis.
Pada pemeriksaan payudara didapatkan benjolan sekitar 2x2 cm di kuadran lateral bawah
payudara kiri pasien. Benjolan berkonsistensi kenyal, berbatas tegas, tidak melekat pada kulit
dan tidak ada nyeri tekan.
Mencakup pemeriksaan menyeluruh dan pemeriksaan kelenjar mammae:
1. Inspeksi: Amati ukuran, simetri kedua mammae, perhatikan apakah ada benjolan tumor
atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, erosi, nodul satelit
dan lain-lain). Perhatikan kedua papilla mammae apakah simetri, ada retraksi, distorsi,
erosi, dan kelainan lain.3
2. Palpasi: Umumnya dalam posisi baring, juga dapat kombinasi duduk dan baring. Waktu
periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah jarum jam
4
atau searah jarum jam palpasi lembut, dilarang meremas mammae. Kemudian dengan
lembut pijat areola mammae, papilla mammae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat
tumor, harus secara rinci periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas,
permukaan, mobilitas, nyeri tekan dan lain-lain dari massa itu. Ketika memeriksa apakah
tumor melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar
muskulus pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas
terkekang, kemungkinan kanker sangat besar. Jika terdapat sekret papilla mammae, harus
buat sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi. 3
Pemeriksaan Penunjang
Antara pemeriksaan penunjang dalam kasus ini adalah:
1. Mammografi.
Mammografi menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar (mammogram) dari
daerah yang mencurigakan pada jaringan payudara. Fibroadenoma biasanya muncul pada
mammogram sebagai massa payudara halus, dengan tepi bulat, dan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya. Untuk mengevaluasi suspek fibroadenoma, mammogram secara
rutin dilakukan untuk wanita usia 30 dan lebih tua.
2. USG payudara.
Jika usia wanita lebih muda dari usia 30, pemeriksaan yang lebih dipilih adalah USG
payudara bukan mammografi untuk mengevaluasi benjolan payudara. Jaringan payudara
padat pada wanita muda membuat mammografi sulit untuk menginterpretasikan. USG
payudara dapat membantu untuk menentukan apakah benjolan payudara tersebut padat
atau berisi cairan. Sebuah massa yang solid lebih mungkin fibroadenoma, sedangkan
massa yang berisi cairan lebih mungkin kista.
3. Aspirasi jarum halus (sitologi).
Pemeriksaan ini menggunakan jarum tipis yang dimasukkan ke dalam benjolan payudara,
dan mencoba untuk menarik isi dari benjolan payudara. Jika cairan yang keluar, benjolan
kemungkinan besar adalah kista mammae.
4. Biopsi jarum inti.
Agar yakin benjolan payudara padat tersebut adalah fibroadenoma dan bukan kanker
payudara, maka pemeriksaan yang dapat direkomendasikan adalah biopsi jarum inti, yang
menggunakan jarum yang lebih besar untuk mendapatkan sampel jaringan dari benjolan
yang kemudian akan dikirim untuk dianalisis. Gambaran peningkatan selularitas stroma
serta korteks yang seperti daun memungkinkan diagnosa tumor filodes. Pada kasus
fibroadenoma sering didapatkan aktivitas stroma yang hiposelular, halus dan tidak
mempunyai infiltrat berbeda dengan tumor filodes.4
Gambar 3: Gambaran seperti daun dan peningkatan selularitas stroma pada tumor filodes5
DIAGNOSIS
Diagnosis
Diagnosis terbagi menjadi dua, yaitu diagnosis banding atau differential diagnosis dan
diagnosis yang bekerja atau dikenal dengan working diagnosis. Differential diagnosis didapatkan
setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sedangkan working diagnosis dapat
diketahui atau dipastikan setelah melakukan pemeriksaan penunjang.
Differential Diagnosis
Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang dilakukan
dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien, pasien bisa
dicurigai menderita nodul mammae, kista mammae dan tumor filodes.
Nodul mammae
Nodul adalah benjolan pada kulit atau di bawah kulit yang berukuran lebih dari 0,5 cm.
Nodul di sekitar mammae maupun di permukaan kulit yang lain seringkali disebut juga tumor
kulit. Nodul ini dapat berisi jaringan yang mengalami radang atau campuran antara jaringan dan
cairan. Ia dapat bersifat jinak, pre-kanker, atau ganas.6
Nodul mammae jinak umumnya berkembang secara lambat, meluas, dan seringkali
berkapsul. Tumor jinak umumnya tidak menimbulkan gejala berarti. Nodul mammae pre-kanker
berarti mempunyai potensi berkembang menjadi ganas. Sementara nodul mammae ganas
umumnya berkembang dengan cepat, meluas, infiltratif dan merusak jaringan sekitarnya. Selain
itu, nodul ganas dapat menyebar ke organ lain.6
Penyebab nodul mammae adalah paparan sinar matahari atau sinar X kronik, iritasi atau
peradangan kronik, penumpukan zat tertentu, infeksi virus kronik, keturunan, dan bahan
karsinogen (seperti hidrokarbon pada ter batubara, arsen inorganik pada air sumur). 6 Pada kasus
karsinoma mammae khususnya dapat ditemukan nodul satelit pada kulit payudara dan nodul
supraklavikula. Tetapi karena sifat benjolannya yang melekat pada kulit dan berbatas tegas
menolak kemungkinan diagnosis karsinoma mammae.
Kista mammae
Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari
cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, dan
ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang
akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat
mencapai 1 sampai 2 inci. Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan
payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila
disentuh, mengarah pada kista.7
Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli mengetahui bahwa
terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul seminggu atau 2 minggu
sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang sesudahnya. Kista banyak terjadi pada
wanita saat premenopause, terutama bila wanita tersebut menjalani terapi sulih hormon.7
Kista memiliki ciri-ciri yang tertentu, yaitu memiliki tepi yang khas (kista simpel),
menimbulkan nyeri yang hebat dalam keadaan tertentu dan mengeluarkan cairan dengan aspirasi
jarum halus. Pada kista kompleks sering didapatkan tingkat ekoik internal yang rendah sehingga
menyulitkan ahli radiologi untuk mendiagnosa sebagai kista. 7 Kasus yang mungkin terjadi pada
kasus ini adalah galaktokel. Galaktokel tidak bersifat seperti kanker, sering tampak rata dan
benjolannya dapat digerakkan. Akan tetapi yang mengeluarkan kemungkinan kasus galaktokel
ini adalah sifat kistanya yang berisi cairan susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau
menyusui.
Tumor filodes
Tumor filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan
mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, tapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun.8
Tumor filodes adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan
fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Perbedaan antara
tumor filodes dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan berlebih dari jaringan
fibrokonektif pada tumor filodes. Sel yang membangun jaringan fibrokonektif dapat terlihat
abnormalitasnya dibawah mikroskop. Secara histologis, tumor filodes dapat diklasifikasikan
menjadi jinak, ganas, atau potensial ganas (perubahan tumor ke arah kanker masih diragukan).8
Tumor filodes pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga berubah menjadi
ganas dan bermetastase.8 Yang membedakannya daripada fibroadenoma adalah pertumbuhannya
8
yang cepat dalam masa satu hingga dua minggu serta etiologinya yang sering terjadi pada wanita
berusia lebih 40 tahun. Kasus fibroadenoma sering didapatkan pada wanita dibawah usia 30
tahun.
Working Diagnosis
Working Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis
tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan gejala-gejala yang timbul dan
hasil dari pemeriksaan fisik serta penunjang, dapat ditarik kesimpulan apabila pasien tersebut
menderita fibroadenoma mammae sinistra.
Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk dapat
teraba oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inci. Fibroadenoma
dibentuk baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan biasanya terjadi pada
wanita muda. Setelah menopause, tumor tidak lagi ditemukan.4,9
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin
dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah
digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan. Kadang-kadang
fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolescen fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran
yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang
menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa
melalui aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle
biopsi).4,9
Pada umumnya dokter menyarankan untuk dilakukannya pengangkatan fibroadenoma
terutama jika pertumbuhan terus berlangsung atau terjadi perubahan bentuk payudara. Terkadang
(terutama pada usia petengahan atau wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti tumbuh atau
bahkan mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun. Dalam hal ini, selama dokter yakin
massa tersebut adalah benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara, pembedahan untuk
mengangkat fibroadenoma mungkin tidak diperlukan. Pendekatan ini berguna untuk wanita
dengan fibroadenoma yang multipel yang tidak berlanjut pertumbuhannya.4,9
Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel berarti mengangkat sejumlah
besar jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga menyebabkan jaringan parut yang akan
mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga nantinya akan menyebabkan hasil
pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Sangat penting bagi
wanita yang tidak melakukan pengangkatan fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan
9
payudaranya secara teratur untuk meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut
pertumbuhannya. Terkadang satu atau lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah salah satu
fibroadenoma diangkat. Hal ini berarti bahwa fibroadenoma baru telah terbentuk dan bukanlah
fibroadenoma yang lama yang tumbuh kembali.4,9
ETIOLOGI
Penelitian yang dilakukan saat ini masih belum dapat mengungkap secara pasti apa
penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini
diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat
kehamilan. Tumor jinak ini tumbuh pada usia setelah pubertas dan akan membesar ketika
menstruasi ataupun laktasi. Pada usia setelah menaupose, tumor akan mengecil. 3 Berikut adalah
kemungkinan etiologi fibroadenoma:
EPIDEMIOLOGI
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar
remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi
pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula
10
wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.9
PATOFISIOLOGI
Fibroadenoma mammae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun
insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia
permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan
pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat
menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk
lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel
kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen
fibroadenoma mammae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan
hamil.4
Jarang terjadi nyeri kecuali nyeri yang disebabkan karena ukuran dan tempat
pertumbuhan fibroadenoma. Karena fibroadenoma tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan
adalah dengan mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak
tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
a. Fibroadenoma pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjangpanjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.4
MANIFESTASI KLINIS
11
KOMPLIKASI
Fibroadenoma mammae mempunyai risiko yang sangat rendah dan jarang menjadi tumor
ganas. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah berlakunya pembesaran yang terlalu besar pada
tumor tersebut yang bisa menyebabkan terjadinya deformitas bentuk payudara penderita
sehingga menyebabkan adanya dampak psikologi. Didalam kasus tertentu yang sangat-sangat
jarang sahaja fibroadenoma akan berubah menjadi kanker.4
PENATALAKSANAAN
Fibroadenoma mammae merupakan suatu tumor jinak dan jarang menjadi ganas.
Sekiranya tumor itu ukurannya kecil, tidak adanya nyeri atau ketidakselesaan, maka tidak
diindikasikan untuk dibuang atau diangkat melainkan dilakukan observasi tiap bulan.
Pengangkatan tumor jinak mammae ini harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik
dan psikologi pasien.3,9
Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada
pasien maka diperlukan pengangkatan Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan
dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaestesi pada operasi
ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka
atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.3,9
PROGNOSIS
12
Prognosis dari penyakit ini baik, disebabkan risiko menjadi ganas yang sangat rendah.
Sekiranya pasien tidak mahu mengangkat tumor ini juga tidak mengapa asalkan dilakukan
pemeriksaan payudara secara regular dan teratur.
PENCEGAHAN
Di dalam kasus fibroadenoma mammae, tiada cara untuk mengatasinya tetapi faktorfaktor yang dapat berhubungan dengan tumor jinak ini seharusnya dihindarkan misalnya
pengaruh estrogen eksogen dari luar misalnya dari susu kedelai, penggunaan obat kesuburan dan
terapi pengambilan hormon. Wanita dengan riwayat keluarga yang mempunyai kelainan tumor
payudara yang jinak atau ganas haruslah sering melakukan pemeriksaan pada payudara secara
regular.4
KESIMPULAN
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan
tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat
berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Fibroadenoma
ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat
mobile. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Eroschenko, Victor P., 2010. Atlas histologi difiore. 11th Edition. EGC. Jakarta. h. 42-5.
2. Sukardja, I Dewa Gede., 2009. Onkologi klinik. EGC. Surabaya. h. 18.
3. Desen, Wan. 2013. Buku ajar onkologi klinik FKUI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h.
153-60.
4. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Fibroadenoma. eMedicine Journal. 2009; 17-29.
5. Breast Pathology on the Web. Fibroadenoma. Diunduh tanggal 14 April 2015.
http://www.breastpathology.info/fibroadenoma.html
6. Kumar, Vinay at all. 2007. Buku ajar patologi: nodul pada kulit. Ed.VII. EGC. Jakarta.
h. 80-4.
7. Ilyas, Sidarta, 2009. Kelainan payudara: kista mammae. edisi kedua. FKUI. Jakarta. h.
108-11.
8. Sidarta, Ilyas, Rendy, 2011. Kelainan payudara: tumor filodes. edisi ketiga. FKUI.
Jakarta. h. 131-9.
9. Kanski, JJ. Oncology: breast cancer. 6th edition. Philadelphia: Elseiver Limited. 2011;
6: 51-7.
14