Anda di halaman 1dari 7

Abses Mammae Sinistra

Abstrak :

Abses mammae merupakan istilah untuk peradangan payudara. Gejalanya antara lain
payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka
suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat celcius dan timbul rasa lelah yang sangat.
Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu
1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae pada
beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Abses mammae merupakan penyakit yang sulit
untuk sembuh sekaligus mudah untuk kambuh.

Kata kunci : abses, mammae

Abstract :
Mammary abscess is the term for inflammation of the breast. Breast Symptoms include
flushed, hot and sore and swollen. When getting worse, the body temperature rises to over 38
degrees centigrade and arise feel very tired. An abscess usually occurs in women who are
breastfeeding, and most often occurs within 1-3 months after delivery. Approximately 1-3%
of women breastfeed suffered mammary abscess in the first few weeks after giving birth.
Mammary abscess is a disease that is difficult to recover once easy to relapse.

Keywords: abscess, mammary

Pendahuluan

Ada banyak sekali penyakit yang menyerang payudara, salah satunya adalah abses mammae.
Abses mammae ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang
ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui.
Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. Abses mammae merupakan
istilah medis untuk peradangan payudara. Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang
menyusui dan paling sering terjadi dalamwaktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3 %
wanita menyusui mengalami abses mammae pada beberapa minggu pertama setelah
melahirkan. Abses mammae merupakan penyakit yang sulit untuk sembuh sekaligus mudah
untuk kambuh. Peluang kekambuhan bagi yang pernah mengalaminya berkisar di antara 40-
50 % persen. Pada saat terjadi mastitis bila terjadi statis dalam pengeluaran ASI
dapat berkomplikasi menjadi abses payudara.1

Anatomi Payudara

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio, yaitu
berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari
aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga bagian atas mamma terletak di atas otot
pektoralis mayor, sedangan sepertiga bagian bawahnya terletak diatas otot seratus anterior,
otot oblikus eksternus abdominis dan otot rektus abdominis. Setiap payudara terdiri atas 12
sampai 20 lobulus kelenjar yang masing- masing mempunyai saluran ke papila mamma yang
disebut duktus laktiferus yang akan bermuara ke papilla mamma. Di antara kelenjar susu dan
fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Yang
1
memberi kerangka untuk payudara adalah jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri
mamaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa
arteri interkostalis. Payudara sisi superior dipersarafi oleh nervus supraklavikula yang berasal
dari cabang ke-3 dan ke-4 pleksus servikal. Payudara sisi medial dipersarafi oleh cabang
kutaneus anterior dari nervus interkostalis 2-7. Papila mamma terutama dipersarafi oleh
cabang kutaneus lateral dari nervus interkostalis 4.1

Fisiologi

Fisiologi Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.
Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, lalu masa fertilitas,
sampai klimakterium, hingga menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofisis menyebabkan berkembangnya duktus
dan timbulnya asinus. Perubahan selanjutnya terjadi sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-
8, payudara membesar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi sulit dilakukan. Bila ingin melakukan mamografi,
hasilnya menjadi rancu karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semua hal di
atas berkurang. Perubahan terakhir terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara membesar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu yang dipicu oleh oksitosin.1

Anamnesis

Penyakit pada payudara bisa menimbulkan keluhan benjolan nyeri, ruam, sekret dari puting,
atau gejala sistemik (misalnya demam pada abses payudara atau penurunan berat badan dan
nyeri punggung pada kanker payudara metastatik).2

Anamnesis yang bisa ditanyakan: 3

Apa keluhan yang dirasakan pasien? Sejak kapan?

- Bagaimana pasien menggunakan tangan menjelaskan gejala? Pastikan dimana letaknya.

1. Bila terdapat rasa nyeri payudara (mastalgia)

Apakah nyeri bersifat unilateral atau bilateral? Apakah timbul rasa panas atau kemerahan di
tempat nyeri? Apakah ada perubahan kulit lain yang terlihat? Apakah nyeri bersifat siklis
atau menetap? Dan apakah berkaitan dengan haid? Apakah ada riwayat keluhan serupa
sebelumnya? Bagaimana riwayat haid (Katanemia)? Kapan haid terakhir? (karena waktu
pemeriksaan payudara terbaik adalah hari ke 5-7 setelah hari haid terakhir) Apakah pasien
sedang menyusui? Sudah berlangsung berapa lama? Bagaimana kebiasaan saat menyusui?
Apakah pasien sedang mendapat terapi hormon (khususnya HRT, terapi sulih hormon)

2. Bila terdapat sekret dari puting payudara

Apakah cairan seperti susu atau bahan lain? Warna sekret (jernih, putih, kuning, tercemar
darah) Sekret keluar spontan atau tidak? Apakah pengeluaran cairan unilateral atau bilateral?
Adanya perubahan dalam penampilan puting atau aerola? Benjolan di payudara?

3. Bila terdapat benjolan di payudara

Kapan benjolan pertama kali didasari? Apakah ukuran benjolan tetap sama atau membesar?
Apakah ukuran benjolan berubah-ubah sesuai siklus haid? Apakah terasa nyeri? Adakah
kelainan kulit lokal? Adakah riwayat benjolan payudara (tanyakan tentang riwayat biopsi,
diagnosis, dan operasi)mAnamnesis sistem lengkap harus mencakup gejala lain yang
mungkin menandakan suatu penyakit neoplastik (penurunan berat, berkurangnya nafsu
makan, lesu, dan sebagainya) dan penyebaran metastatik ke sistem organ lain (sesak napas,
nyeri tulang dan sebagainya)

Pertanyaan tentang payudara wanita mungkin sudah dimasukkan ke dalam riwayat medis
atau dapat ditanyakan pada saat melakukan pemeriksaan fisik. Tanyakan “Apakah Anda
memeriksa sendiri payudara Anda?” “Berapa sering Anda memeriksanya?” Tanyakan apakah
pasien memiliki benjolan, nyeri atau gangguan rasa nyaman apa pun pada payudaranya.
Tanyakan juga tentang setiap pengeluaran sekret dari puting susu dan kapan peristiwa ini
terjadi. Jika pengeluaran sekret hanya terjadi setelah puting susu diurut, keadaan ini dianggap
sebagai keadaan yang fisiologis. Jika pengularan sekretnya terjadi secara spontan dan terlihat
pada pakaian dalam (kaus, Bra) atau pakaian tidur tanpa stimulasi lokal, tanyakan warna,
konsistensi, dan jumlahnya. Apakah sekret tersebut keluar pada kedua atau salah satu
payudara? 1

Riwayat penyakit dahulu

Penting untuk mencatat secara rinci semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya
dan terapi yang pernah diberikan, seperti adakah tindakan operasi dan anastesi sebelumnya,
kejadian penyakit umum tertentu. 4

Riwayat Pribadi dan Sosial

Secara umum menanyakan bagaimana kondisi sosial, ekonomi dan kebiasaan-kebiasaan


pasien seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan hal yang berkaitan. Asupan gizi pasien
juga perlu ditanyakan. Begitu pula juga harus menanyakan vaksinasi, pengobatan, tes
skrining, kehamilan, riwayat obat yang pernah dikonsumsi, atau mungkin reaksi alregi yang
dimiliki pasien. Selain itu, harus ditanyakan juga bagaimana lingkungan tempat tinggal
pasien.4

Riwayat Keluarga

Berguna untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat pasien karena terdapat
kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit.

Pemeriksaan Payudara
Sangat penting pada saat pemeriksaan supaya penderita dalam keadaan senyaman mungkin,
kita jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan, tangan pemeriksa dan kamar dalam keadaan
hangat dengan kamar periksa mempunyai penerangan yang cukup. Bila dokter pria, saat
melakukan pemeriksaan sebaiknya ditemani paramedis wanita. 5

a. Inspeksi: penderita diminta untuk membuka pakaian sampai pingang. Pemeriksaan


dilakukan dengan posisi penderita duduk menghadap dokter dengan kedua lengan penderita
di samping tubuh dan di pinggang. Perhatikan apakah kedua payudara simetris, bentuk dan
kontur. Dilihat adakah nodul pada kulit, lokasi, warna dan jumlahnya. Adakah perubahan
warna, luka atau borok. Adakah pembengkakan pada kulit atau kulit yang tertarik (dimpling).
Adakah nipple discharge atau keluar cairan dari papilla mammae. Axila juga diinspeksi untuk
melihat ada tidaknya pembengkakan akibat pembesaran limfonodi karena tumor atau karena
infeksi, ditandai dengan adanya perubahan warna kemerahan. 5

b. Palpasi: Prosedur yang direkomendasikan yaitu pemeriksaan dimulai dari lateral atas dari
tiap payudara, melingkar searah jarum jam ke arah dalam sampai ketengah, dilakukan dengan
tekanan yang ringan. Bila pemeriksa mencurigai adanya discharge dari puting, maka cara
untuk menemukannya adalah dengan melakukan pijatan pada payudara ke arah puting secara
lembut. Dengan demikian bila ada discharge akan dapat diketahui dan dari duktus mana
discharge tersebut berasal. Bila ditemukan suatu discharge yang hemoragis maka perlu
dilakukan pemeriksaan sitologis dengan menampungnya pada preparat dan difiksasi.
Pemeriksaan pada payudara dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Pemeriksaan pada Payudara2


Pemeriksaan Penunjang

Pada penderita abses biasanya dianjurkan untuk melakukan 3 pemeriksaan, yaitu:

1) Pemeriksaan darah:

- Peningkatan jumlah sel darah putih.

2) Mammografi: pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan


kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Mikrokalsifikasi adalah
deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang terlihat sebagai titik- titik kecil
putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda kanker
adalah titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu kelompok cluster). Massa
yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, tetapi
untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa padat
atau kistik (berongga dan berisi cairan). 6

3) USG payudara: pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat


membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan
pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi tidak
direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi dengan kombinasi USG dan
mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat. USG saat ini
cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasive dan tidak semahal pemeriksaan
lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari pengalaman dan keahlian
operator. Ternyata untuk melakukan USG ataupun Mamografi tidak dapat dilakukan kapan
saja, karena waktu yang tepat untuk melakukan USG dan Mamografi adalah : 6

 Sebaiknya dilakukan dalam keadaan sedang tidak menstruasi

 Bagi wanita usia reproduksi sebaiknya dilakukan pada hari 1 -14 dari siklus haid atau 2
minggu sebelum haid yang akan datang. Jangan melakukan mamografi 1 minggu sebelum
haid karena pada saat ini payudara agak bengkak dan kadang-kadang ada rasa sakit

 Bagi wanita usia non produktif (menopause) dapat dilakukan kapan saja Memang tidak ada
persyaratan khusus sebelum melakukan pemeriksaan tapi ada hal yang harus dipersiapkan
yaitu, Jangan menggunakan deodorant, bedak badan atau lotion pada payudara dan ketiak
satu hari sebelum dilakukan pemeriksaan dan hingga pemeriksaan

Ultrasonografi dilakukan pada wanita muda atau dengan payudara padat dan mamografi
dilakukan pada wanita usia tua atau payudara kecil. 7

4) FNAC / Fine Needle Aspiration Cytology

Dilakukan pada benjolan payudara yang berhubungan dengan penyakit fibrokistik, mastitis
atau abses.7 Biopsi dilakukan setiap ada kecurigaan pada pemeriksaan fisik dan mamogram.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan jarum halus yang ditusukkan ke dalam daerah
lesi (bila perlu dibimbing dengan imaging radiologi atau USG) dan sel kemudian diaspirasi
tanpa memerlukan anestesi lokal. Cairan yang dikeluarkan berfungsi sebagai diagnostik
sekaligus terapi. Keuntungan pemeriksaan ini adalah rasa sakit yang relatif kurang dan
diagnosis serta penatalaksanaan dapat segera di lakukan.8

Anda mungkin juga menyukai