PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Payudara dapat mengembangkan berbagai jenis gangguan. Pada kenyataannya,
sebagian besar kondisi payudara tidak kanker. Dalam sebuah penelitian, 16% perempuan
antara usia 40 dan 69 tahun datang ke dokter dengan keluhan payudara selama periode 10
tahun. Kunci evaluasi nyeri payudara untuk memastikan tidak ada masalah mendasar
yang menjadi sumber rasa sakit. Hal ini termasuk pemeriksaan payudara lengkap serta
mammogram dan / atau USG tergantung pada wanita usia. Jika tidak ada kelainan yang
mendasari sebagai penyebab rasa sakit, umumnya karena stimulus hormonal.
Tidak sedikit penderita yang datang dengan keluhan benjolan di payudara. Pada satu
penelitian disebutkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun pengamatan, sedikitnya 16%
wanita datang dengan keluhan benjolan di payudaranya. Dari jumlah ini, ternyata 8%
adalah kanker payudara, terutama pada usia di atas 40 tahun. Gejala subjektif yang
dikeluhkan bervariasi dari hanya benjolan yang nyeri/tidak nyeri sampai keluarnya cairan
dari puting susu. Pada usia muda, sebagian besar (80-90%) benjolan di payudara adalah
jinak dan biasanya disertai keluhan. Justru bila tanpa keluhan, harus dicurigai
kemungkinan kanker payudara. Di antara berbagai jenis tumor jinak payudara, yang
tersering adalah kista dan fibroadenoma.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum: Menjelaskan dan Mengetahui Tentang Gangguan Payudara
2. Tujuan Khusus: Menjelaskan Tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Gangguan Payudara, khususnya pada pasien dengan Kanker Payudara
a) Pengkajian pada pasien Kanker Payudara
b) Menegakkan diagnose keperawatan pada pasien Kanker Payudara
c) Membuat intervensi pada pasien Kanker Payudara
1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang Gangguan Payudara, khususnya pada
pasien dengan Kanker Payudara
2. Mampu membuat askep. pada pasien Gangguan Payudara, khususnya pada pasien
dengan Kanker Payudara
BAB II
TINJAUAN TEORI GANGGUAN PAYUDARA
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 1
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel alveolus, mengisi asinus, dan dikeluarkan dari duktus ke puting susu.
2.4 Etiologi dan Faktor Risiko
1. Faktor susu : Adanya efek dari stafilokokus aureus
2. Keturunan : Ibu yang menderita gangguan payudara sebagian besar diturunkan pada
anaknya, terutama tumor payudara.
3. Hiperestrinisme : Ada hubungan antara penyakit payudara dengan endotrium terjadi
akibat ketidakseimbangan estrogen. Pada kehamilan, estrogen ditekan yang
dikendalikan oleh system neuroendokrinologi yang sama.
Kita dapat membedakan tiga macam perubahan fisiologis kelenjar payudara.
a. Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara. Pada waktu lahir payudara
merupakan suatu system saluran yang bermuara ke mamalia. Beberapa hari
sesudah lahir sebagian besar bayi baik laki-laki maupun perempuan
menunjukan pembesaran kelenjar payudara sedikit dan mulai bersekresi
sedikit mengeluarkan kolostrum yang menghilang sesudah kira-kira 1 minggu
kemudian. Kelenjar payudara kembali dalam keadaan infantile, tidak aktif.
Pada permulaan pubertas antara 10-15 tahun , areola membesar dan lebih
mengandung pigmen. Payudara pun menyerupai satu cakram. Pertumbuhan
kelenjar akan berjalan terus sampai usia dewasa hingga bentuk seperti kuncup.
Hal ini terjadi dibawah pengaruh estrogen yang kadarnya meningkatnya,
terutama yang tumbuh ialah jaringan lemak dan jaringan ikat , diantara
kumpulan kelenjar 15-20 lobus dari payudara saluran-saluran lobus tidak
banyak tumbuh, biasanya payudara sudah sempurna.
b. Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid Pada waktu haid
payudara agak membesar dan menegang. Pada beberapa wanita timbul rasa
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 3
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 4
BAB III
TINJAUAN TEORI KANKER PAYUDARA
3.1 Pengertian
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi
genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi
secara abnormal, mengakibatkan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar
sel tersebut. Selama rentang kehidupan seseorang, berbagai jaringan tubuh normalnya
mengalami periode pertumbuhan atau proliferatif yang harus dibedakan dari aktivitas
pertumbuhan maligna. Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan
istilah hyperplasia, metaplasia, dysplasia, anaplasia, dan neoplasia.
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 6
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara adalah
pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.
3.2 Etiologi kanker payudara
Penyebab kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat serangkaian
faktor genetik, hormonal dan lingkungan. Penyebab tersebut dapat menunjang terjadinya
kanker payudara. Banyak factor yang diprediksi mempuyai hubungan kanker payudara.
Genetik merupakan faktor penting karena kejadian kanker payudara akibat kelainan
genetik sebesar 5-10%. Riwayat keluarga yang perlu dicatat diantaranya adalah kanker
payudara pada ibu atau saudara perempuan yang terkena kanker payudara pada umur di
bawah 50 tahun atau keponakan dengan jumlah lebih dari dua
Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh kembang
organ seksual wanita. Hormon estrogen sebagai penyebab awal kanker pada sebagian
wanita. Hal ini disebabkan adanya reseptor estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar
susu. Hormon estrogen yang menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah selsel epitel tersebut menjadi kanker. Pengunaan KB hormonal seperti pil, suntik KB dan
susuk yang mengandung banyak dosis estrogen meningkatkan risiko kanker payudara
Faktor lingkungnan juga dapat menjadi pemicu kanker payudara. Lingkungan
tersebut berupa paparan radiasi bahan-bahan radioaktif, sinar X dan pencemaran bahan
kimia. Luwia (2003) mengatakan bahwa risiko kanker payudara meningkat apabila
radiasi terjadi sebelum umur 40 tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara diantaranya adalah:
a. Umur
Wanita berumur > 40 tahun mempuyai risiko kanker payudara lebih besar dibanding
umur < 40 tahun. Hal ini di karenakan pada umur ini kebanyakan wanita melakukan
mamografi pada program pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker
payudara yang ditemukan terjadi pada wanita berumur antara 40-64 tahun
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh untuk terjadinya kanker payudara, wanita mempunyai
risiko lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut penelitian di Inggris 99% dari semua
kasus kanker payudara terjadi pada wanita dan pada pria hanya 1% saja
c. Umur Menarche
Wanita riwayat menarchenya lambat insedensinya lebih rendah akan tetapi menarche
awal (dibawah 12 tahun) termasuk dalam faktor risiko terjadinya kanker payudara
d. Umur Menopause
Wanita yang umur menopausnya terlambat atau lebih dari 50 tahun mempuyai resiko
terkena kanker payudara lebih besrar dibandingkan wanita yang umur menopausnya
normal yaitu umur kurang dari 50 tahun
e. Riwayat keluarga dengan kanker payudara (genetik)
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 8
Risiko terkena kanker payudara meningkat pada wanita yang mempunyai ibu atau
saudara perempuan yang terkena kanker payudara. Semua saudara dari penderita
kanker payudara memiliki peningkatan risiko mengalami kanker payudara
f. Paritas
Paritas merupakan keadaan yang menunjukan jumlah anak yang pernah dilahirkan.
Wanita yang tidak mempunyai anak (nullipara) mempuyai risiko insiden 1,5 kali
lebih tinggi dari pada wanita yang mempunyai anak (multipara)
g. Tidak menyusui anak
Menyusui merupakan salah satu faktor yang memberikan proteksi terhadap risiko
kanker payudara. Wanita yang tidak menyusui bayinya, mempunyai risiko yang
tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang menyusui bayinya
Tidak ada penyebab spesifik, sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan
lingkungan dapat menunjang kanker payudara. Perubahan genetik termasuk mutasi dalam
gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium punya peran penting
dalam kanker payudara. 2 hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone- mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler, dapat berpengaruh pertumbuhan kanker payudara.
3.3 Patofisiologi Penyakit
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna, yang tidak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya atau terjadi mestastase dengan cara menyebarkan anak
sebar ke organ-organ yang jauh. Perubahan secara biokimiawi dan genetis terjadi didalam
sel tersebut terutama dalam inti sel. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel
yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas
diantara sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat
merubah jaringan dysplasia menjadi tumor ganas.
b. Fase insitu: 5-10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre cancerous yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dan akhirnya juga di payudara.
c. Fase invasi: 1-5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang baik dan menginfiltrasi melalui membrane sel
jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh darah serta saluran limfa.
d. Fase desiminasi: 1-5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.
3.4 Tanda dan Gejala
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 9
Penemuan dini kanker payudara masih sulit, kebanyakan ditemukan jika sudah teraba
atau sudah stadium lanjut. Tanda dan gejala pada kanker payudara stadium lanjut:
a. Tanda dan gejala kanker payudara
1) Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwardan atas bagian dalam, di bawah
2)
3)
4)
5)
Angkat sebelah tangan dengan menggunakan satu jari gerakkan secara mendatar
perlahan-lahan ke semua tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan
untuk memeriksa payudara kiri, dan tangan kiri untuk payudara kanan. Periksa
dan cari apabila terdapat gumpalan atau kebetulan keras, menebal di payudara.
b. Posisi berdiri di depan cermin
Mengankat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi
kanan ke sisi kiri. Pinggang dicekak, tekan turun perlahan-lahan kebawah untuk
menegakan otot dada dan membuat payudara condong ke depan. Perhatikan
dengan teliti segala perubahan seperti besar, bentuk, dan kontur payudara. Lihat
pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau putting masuk ke dalam. Perlahanlahan, pijit kedua kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa
lebih lanjut apakah cairan itu jernih atau mengandung darah.
c. Posisi berbaring
Cara memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan
dan tangan kanan di belakang kepala. Jari menekan payudara dan bergerak
perlahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payudara.
Selepas 1 putaran, jari digerakan I inci (2,5 cm) kearah putting. Ulangi hal sama
pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan
tangan kiri di belakang kepala. Coba rasakan apakah ada benjolan di payudara.
Pemeriksaan diagnostic
a. Mamografi
Sedapat mungkin dilakukan sebagai alat bantu diagnostik utama, terutama pada
usia di atas 30 tahun. Pada mamografi , lesi yang mencurigakan ganas
menunjukkan salah satu atau beberapa gambaran sebagai berikut: lesi asimetris,
kalsifi kasi pleomorfi k, tepi ireguler atau ber-spikula, terdapat peningkatan
densitas dibandingkan sekitarnya.11,12 Pada salah satu penelitian terhadap 41.427
penderita, sensitivitasnya mencapai 82,3% dengan spesifi sitas 91,2%. Walaupun
demikian, bila hasilnya negatif, harus tetap dilakukan pemeriksaan lanjutan.
b. Ultrasonografi
Ultrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan kistik setelah
ditemukan kelainan pada mamografi . Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada
kondisi klinis tertentu, misalnya pada wanita hamil yang mengeluh ada benjolan
di payudara sedangkan hasil mamografi nya tidak jelas walaupun sudah diulang,
dan untuk panduan saat biopsy jarum atau core biopsy. Hasil pemeriksaan USG
maupun mamografi dapat diklasifi kasikan menurut panduan The American
College of Radiology yang dikenal sebagai ACR-BIRADS, sebagai berikut:
Kategori 0: Harus dilakukan mamografi untuk menentukan diagnosis
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 12
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 14
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 15
Pemberian dengan cara relatif mudah, sebaiknya suntikan tidak diberi pada
lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut. Yang dapat
diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin dan methotrexate.
c) Pemberian secara intravena
Pemberian secara intravena dapat diberikan dengan bolus perlahan-lahan
atau diberikan secara infuse (drip). Cara ini merupakan cara pemberian
kemoterapi yang paling umum dan dapat digunakan.
d) Pemberian secara intra-arteri
Pemberian intra-arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang
cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnostik, mesin, atau alat filter,
serta memerlukan keterampilan tersendiri.
e) Pemberian secara intraperitoneal
Cara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter
intraperitoneal) serta kelengkapan kamar oprasi karena pemasangan perlu
narkose.
Pemberian
kemoterapi
intraperitonial
diindikasikan
dan
3. Mata
40 samapi 49 tahun, dan tiap tahun untuk wanita uang berusia lebih dari 50 tahun,
wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dikeluarganya, dan
wanita yang
hati,
biopsy hatiMemakan
bisa mendeteksi
metastasis
jauh.
Interupsi
seldan
saraf
jaringan
pada yang
mamae
Pengujian (assay) reseptor hormonal yang dilakukan pada tumor bisa menentukan
ulkus
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 18
2. Hamabatan
Mobilitas
Fisik
b.d
imobilisasi
Tujuan/Kriteria Hasil
(Noc)
Tujuan: Nyeri dapat
teratasi dengan
kriteria hasil:
Klien mengatakan
- nyeri berkurang
atau hilang
- Nyeri tekan
tidak ada
- Ekspresi wajah
tenang
- Luka bekas
operasi sembuh
dengan baik
Intervensi(Nic)
Mandiri
1. Kaji karakteristik nyeri
- Provoking : Penyebab
- Quality : Kwalitas
- Region : Lokasi
- Severate : Skala
- Time : Waktu
2. Beri posisi nyaman bagi pasien untuk
memungkikan tidak terjadi penekanan
pada tempat terjadinya penyakit.
3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional
Kolaborasi
5. Penatalaksanaan kolaborasi pemberian
analgetik
Mandiri
1. Latihan rentang gerak pasif sesegera
mungkin untuk meng-urangi kekakuan
selama tirah baring.
penenkanan
pada
pengobatan
penyakitnya.
(00146)
5. Gangguan
citra diri berb.d
proses
penyakit dan
terapi penyakit
(kehilangan
payudara)
(00118)
tenang
Mau
berpartisipasi
dalam program
terapi
Klien
menunjukan
pemahaman
mengenai
penyakit ini.
resiko
kulit Kriteria Hasil :
rusak,prosedur
- Tidak ada tanda
invasif,
tanda infeksi.
Luka dapat
lamanya
sembuh dengan
penyembuhan
sempurna.
luka
bedah
(00004)
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat. Berasal dari penebalan epidermis
pada permukaan ventral tubuh mudigah berusia 6 minggu. Pada transmitter kedua
kehidupan janin , gencel dari stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi
duktus utama, mula-mula padat lalu berlumen sehingga terbentuk duktus akan menjadi
putting dan areola. Pada wanita pertumbuhan payudara terus berjalan.
Kanker payudara merupakan kanker berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara. Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan
berkembang dengan tidak terkendali inilah yang disebut kanker payudara. Kumpulan
besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi
tidak semua tumor adalah kanker, karena sifatnya yang tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Tumor yang menyebar ke seluruh tubuh dan jaringan sekitar disebut kanker/ tumor ganas.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara adalah
pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.
Masalah keperawatan yang didapat pada kanker payudara, antara lain:
1. Nyeri (kronik) berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor dan
proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf)
2. Hamabatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu dan nyeri
3. Ansietas berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis,
dan serta pengobatan penyakitnya.
4. Kerusakan intergritas jaringan berhubungan dengan perubahan gangguan sirkulasi,
adanya edema, destruksi jaringan
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan proses penyakit dan terapi penyakit
(kehilangan payudara)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko
Gangguan Payudara
Kelompok 3 (Kls A-2, Sem.V) | 23