Anda di halaman 1dari 29

gg u an m e n s t r u as i

Ga n
pad a wa n i t a

wi P e ndidikan P rofesi Bidan


Mahasis LTIM
POLTEKKES KA
Menstruasi merupakan perdarahan periodic yang terjadi pada uterus dimulai dari 14 hari
setelah terjadinya ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus
(Sukarni, 2013). Menstruasi dikatakan normal bila didapatkan siklus menstruasi terjadi
tidak kurang dari 28 hari dan tidak lebih dari 35 hari, dengan lama menstruasi 3-7 hari,
dengan jumlah volume pengeluaran darah tidak lebih dari 80 ml, serta ganti pembalut
2-6 kali per hari.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi :


1. Berat badan
2. Aktivitas fisik
3. Tingkat stress
4. Diet
5. Papapran lingkungan dan kondisi kerja
6. Gangguan endokrin
7. Gangguan perdarahan

Beberapan gangguan siklus menstruasi, antara lain :


8. Disminorea
9. Polimenorea
10. Oligomenorea
11. Amenorea
12. hipermenorea
APAKAH ITU
DISMINORE?
 Dismenore atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan dysmenorrhea, merupakan salah satu gangguan yang dialami
wanita ketika menstruasi. Dysmenorrhea merupakan keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung
(Nur et al., 2020).

Klasifikasi Dismenore
1. Dysmenorrhea primer merupakan penyakit yang lazim,kondisi yang kurang terdiagnosis, tetapi dapat diobati.
Dismenore primer disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin. Dismenore primer umumnya terjadi 2 tahun
setalah menstruasi pertama dan berlangsung sebelum atau sesudah menstruasi selama 2-3 hari. Dismenore primer
ini merupakan nyeri yang tidak ada hubungannya dengan kelainan ginekologi. Kejadian dismenore ini merupakan
nyeri yang tidak ada hubungannya dengan kelainan ginekologi. Kejadian dismenore primer ini tidak terdapat
hubungannya dengan umur, ras, genetik, maupun status ekonomi. Namun derajat nyeri yang dirasakan serta durasi
mempunyai hubungan dengan usia saat menarche, lamanya menstruasi, merokok, dan adanya peningkatan IMT.
2. Dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis
ini kemungkinan adalah haid yang disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks,
pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (Afiyanti; Anggi Pratiwi, 2016).
Penyebabnya
apa saja ??
PENYEBAB
 Hormon yang berpengaruh dalam terjadinya Dismenore adalah hormon prostaglandin atau zat kimia
dalam tubuh yang mana berperan untuk mengatur pola kerja tubuh. Beberapa ahli berpendapat bahwa
meningkatnya kadar prostaglandin akan mengakibatkan kontraksi uterus yang hebat disaat atau
keadaan tertentu. Dengan meningkatnya prostaglandin dan tersebar diseluruh tubuh membuat
aktifitas usus besar menjadi lancar sehingga mengakibatkan nyeri kepala, perubahan suhu tubuh
dan mual muntah saat menstruasi (Isnania, 2020).

 Namun, penyebab pastinya saat ini belum diketahui (idiopatik). Ada banyak faktor penyebab
dismenore, antara lain faktor psikologis, faktor endokrin dan faktor postaglandin yang
meningkatkan menstruasi. Adapun penyebab lain dari dismenore, radang panggul, reseptor IUD,
bekas luka operasi reproduksi, dll. Pilihan pengobatan dasar meliputi: Anti-prostaglandin (pereda
nyeri) (Ratnawati, 2019).
GEJALA DISMINORE
Nyeri pada bagian bawah bisa
menjalar sampai ke punggung Gangguan mood

Nyeri/kram yang hilang timbul Rasa mudah lelah

Dapat disertai sakit kepala,


Haid juga dikaitkan dengan
mual, sembelit atau diare dan
pencetusnya migrain
sering BAK
Gejala Klinis Dismenore

Menurut Nugroho (Anjasmara, 2018) Nyeri panggul yang menjalar ke


punggung dan kaki saat menstruasi merupakan penyebab dismenore. Nyeri
perut atau kram yang intermiten yang disebabkan oleh kontraksi rahim. Nyeri
biasanya terjadi sebelum atau dalam 24 jam setelah menstruasi, dan
menghilang setelah 2 hari. Selain itu, gejala lain, seperti mual, muntah, diare,
sakit kepala, dismenore, menggigil, perut kembung, depresi, nyeri
payudara, dan lekas marah, semuanya disebut sindrom pramenstruasi
Akibat nyeri haid
 Gampang emosi (sensitive / moody
 Gelisah, mau tiduran salah dan mau tengkurap pun salah.
 Malas berakitivitas karena rasa nyeri yang menggangu
 Kurang percaya diri dan menangis menahan sakit

Klasifikasi Dismenore Menurut Tingkat Nyeri


Menurut Hakim (Anjasmara, 2018) tingkatan derajat Dismenore, Sebagai berikut :
a. Derajat 0, Tidak ada rasa sakit, tidak mempengaruhi aktivitas.
b. Derajat 1, Rasa nyeri sesaat dan tidak menganggu aktivitas sehari hari atau Dismenore yang normal
dapat diatasi.
c. Derajat 2, nyeri yang memerlukan obat peredah nyeri, aktivitas terganggu
d. Derajat 3, nyeri yang meski dengan analgesik belum berkurang, adanya keluhan, sakit kepala, mudah
lelah, mual muntah bahkan diare.
Minum air Istirahat yang
cukup

Cara Mengurangi
Nyeri Haid Kompres Pijat lembut
hangat
Cara mengurangi nyeri haid

● Perbanyak minum air putih


● Kurangi minum kopi, karena kopi akan memperparah kram dan
membuat tubuh tidak nyaman 
● Istirahat yang cukup sambil melakukan tarik napas panjang dan
hembuskan perlahan
● Kompres bagian yang nyeri dengan air hangat, kompres tersebut dapat
melemaskan otot yang kaku sekaligus memberi rasa nyaman pada tubuh
● Pijat lembut bagian perut untuk memberikan rasa nyaman dan
mengurangi nyeri.
Larutan Tradisional Pereda Nyeri Haid

Rebusan air jahe Teh Kayu Manis


Cara membuat rebusan air jahe
● Iris 5 cm jahe tipis-tipis kemudian remukkan.
● Rebus di dalam panci yang diisi 3 gelas air, sisakan hingga 1 gelas saja.
● Tambahkan sedikit gula.

Cara membuat the kayu manis


● ke dalam air teh , lalu minum
● Masukan 1 batang kayu manis. Dapat diminum 1x pagi dan sore
Apa itu
Amenorea
?
amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Amenorea terbagi menjadi amenorea fisiologik dan patologik. Amenorea patologik yaitu
amneorea yang terjadi karena sebab tertentu diluar amenorea fisiologik. Sedangkan amenore
fisiologis dapat terjadi:
● Sebelum pubertas
● Dalam kehamilan
● Dalam masa laktasi ± 6 bulan postpartum
● Dalam menopause

Klasifikasi
Menurut Irnawati (2017), amenorea pada umumnya dapat dibagi menjadi amenorea primer dan
amenorea sekunder:
a. Amenorea primer adalah apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih
berat dan lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
b. Amenorea sekunder adalah penderita pernah mendapatkan menstruasi, tetapi berhenti
berturut-turut selama tiga bulan. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-
sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan
metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
Apa Penyebabnya???
menurut Gibson (2020), penyebab amenorea cukup banyak yang berkaitan dengan keadaan fisiologis
(sebelum menarke, hamil, dan laktasi amenoea, dan menopause), gangguan pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium, kelainan kongenital, gangguan sistem hormonal. Menstruasi merupakan hasil kerja
sama kelenjar endokrin yang kompleks. Karena itu bila terjadi gangguan sistem hormonal dapat terjadi
amenorea.
 Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat, Kegagalan dari fungsi indung telur, Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ
rahim dan vagina), Gangguan pada susunan saraf pusat, Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan
keluarnya darah, menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal.
 Penyebab amenore sekunder:
Kehamilan, Kecemasan akan kehamilan, Penurunan berat badan yang drastis, Olah raga yang berlebihan,
Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme, Mengkonsumsi hormon tambahan, Obesitas, Stres emosional,
Menopause, Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon
kortisol oleh kelenjar adrenal), Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB,
fenotiazid), Prosedur dilatasi dan kuretase, Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta)
dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
Tanda dan
gejalanya
Gangguan
Sakit Kepala Vagina Kering
Penglihatan

Kenaikan/
Galaktorea Hirsutisme
Penurunan BB
Tanda dan gejalanya
Sesuai dengan definisinya, tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada
usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak
mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi.
Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Gejala lainnya
yang mungkin ditemukan pada amenore:
 Sakit kepala
 Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
 Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
 Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
 Vagina yang kering
 Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara
dan perubahan ukuran payudara. (Hasan, 2016).
Cara Mengatasi

Istirahat yang cukup dan


Olah raga mengurangi stress

Diet dan makan makanan Konsultasi dengan dokter


bergizi seimbang kandungan
Cara Mengatasi
Menurut Klein (2019), Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari
amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan
olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan
aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Jika amenorea disebabkan oleh
adanya gangguan pada saluran reproduksi, ovarium, dan maupun susunan
saraf pusat maka yang perlu dilakukan adalah konsultasi kepada dokter
kandungan untuk mengatasi amenore sesuai penyebabnya.
Polimenore
apa itu ??
 Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan usia
korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi pun
menjadi lebih pendek yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan
jumlah darah relatif tetap (Manuaba, 2010).
 Pada kasus polimenorea wanita akan mengalami menstruasi
yang lebih sering yaitu dua kali dalam satu bulan dengan
jumlah darah relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Hal ini membuat wanita yang mengalaminya merasa cemas
dan memerlukan penanganan agar polimenorea dapat
teratasi.
Penyebabnya apa?

Ketidakseimbangan
hormon
Stress dan depresi

Kontrasepsi yang di
gunakan
 Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan
pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi yang lebih sering
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).

 Polimenorea juga dapat terjadi karena pengaruh psikologis seperti stress dan depresi, selain itu bisa
disebabkan karena pengaruh kontrasepsi yang digunakan. Misalnya seperti kontrasepsi yang
mengandung hormon estrogen maupun progesteron, hal ini juga dapat mempengaruhi keseimbangan
hormon yang mengatur terjadinya siklus menstruasi.
Penanganannya apa ???
Tujuan terapi pada penderita polimenorea adalah mengontrol perdarahan,
mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi, mengembalikan
kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga kesuburan. Untuk polimenorea
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, terapi yang diberikan tergantung
dari status ovulasi pasien, usia, resiko kesehatan dan pilihan kontrasepsi.
Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan,
dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi (Purwoastuti dan
Walyani, 2015).
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai