Ga n
pad a wa n i t a
Klasifikasi Dismenore
1. Dysmenorrhea primer merupakan penyakit yang lazim,kondisi yang kurang terdiagnosis, tetapi dapat diobati.
Dismenore primer disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin. Dismenore primer umumnya terjadi 2 tahun
setalah menstruasi pertama dan berlangsung sebelum atau sesudah menstruasi selama 2-3 hari. Dismenore primer
ini merupakan nyeri yang tidak ada hubungannya dengan kelainan ginekologi. Kejadian dismenore ini merupakan
nyeri yang tidak ada hubungannya dengan kelainan ginekologi. Kejadian dismenore primer ini tidak terdapat
hubungannya dengan umur, ras, genetik, maupun status ekonomi. Namun derajat nyeri yang dirasakan serta durasi
mempunyai hubungan dengan usia saat menarche, lamanya menstruasi, merokok, dan adanya peningkatan IMT.
2. Dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis
ini kemungkinan adalah haid yang disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks,
pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (Afiyanti; Anggi Pratiwi, 2016).
Penyebabnya
apa saja ??
PENYEBAB
Hormon yang berpengaruh dalam terjadinya Dismenore adalah hormon prostaglandin atau zat kimia
dalam tubuh yang mana berperan untuk mengatur pola kerja tubuh. Beberapa ahli berpendapat bahwa
meningkatnya kadar prostaglandin akan mengakibatkan kontraksi uterus yang hebat disaat atau
keadaan tertentu. Dengan meningkatnya prostaglandin dan tersebar diseluruh tubuh membuat
aktifitas usus besar menjadi lancar sehingga mengakibatkan nyeri kepala, perubahan suhu tubuh
dan mual muntah saat menstruasi (Isnania, 2020).
Namun, penyebab pastinya saat ini belum diketahui (idiopatik). Ada banyak faktor penyebab
dismenore, antara lain faktor psikologis, faktor endokrin dan faktor postaglandin yang
meningkatkan menstruasi. Adapun penyebab lain dari dismenore, radang panggul, reseptor IUD,
bekas luka operasi reproduksi, dll. Pilihan pengobatan dasar meliputi: Anti-prostaglandin (pereda
nyeri) (Ratnawati, 2019).
GEJALA DISMINORE
Nyeri pada bagian bawah bisa
menjalar sampai ke punggung Gangguan mood
Cara Mengurangi
Nyeri Haid Kompres Pijat lembut
hangat
Cara mengurangi nyeri haid
Klasifikasi
Menurut Irnawati (2017), amenorea pada umumnya dapat dibagi menjadi amenorea primer dan
amenorea sekunder:
a. Amenorea primer adalah apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih
berat dan lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
b. Amenorea sekunder adalah penderita pernah mendapatkan menstruasi, tetapi berhenti
berturut-turut selama tiga bulan. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-
sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan
metabolisme, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
Apa Penyebabnya???
menurut Gibson (2020), penyebab amenorea cukup banyak yang berkaitan dengan keadaan fisiologis
(sebelum menarke, hamil, dan laktasi amenoea, dan menopause), gangguan pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium, kelainan kongenital, gangguan sistem hormonal. Menstruasi merupakan hasil kerja
sama kelenjar endokrin yang kompleks. Karena itu bila terjadi gangguan sistem hormonal dapat terjadi
amenorea.
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat, Kegagalan dari fungsi indung telur, Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ
rahim dan vagina), Gangguan pada susunan saraf pusat, Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan
keluarnya darah, menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal.
Penyebab amenore sekunder:
Kehamilan, Kecemasan akan kehamilan, Penurunan berat badan yang drastis, Olah raga yang berlebihan,
Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme, Mengkonsumsi hormon tambahan, Obesitas, Stres emosional,
Menopause, Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon
kortisol oleh kelenjar adrenal), Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB,
fenotiazid), Prosedur dilatasi dan kuretase, Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta)
dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
Tanda dan
gejalanya
Gangguan
Sakit Kepala Vagina Kering
Penglihatan
Kenaikan/
Galaktorea Hirsutisme
Penurunan BB
Tanda dan gejalanya
Sesuai dengan definisinya, tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada
usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak
mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi.
Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. Gejala lainnya
yang mungkin ditemukan pada amenore:
Sakit kepala
Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara
dan perubahan ukuran payudara. (Hasan, 2016).
Cara Mengatasi
Ketidakseimbangan
hormon
Stress dan depresi
Kontrasepsi yang di
gunakan
Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan
pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi yang lebih sering
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Polimenorea juga dapat terjadi karena pengaruh psikologis seperti stress dan depresi, selain itu bisa
disebabkan karena pengaruh kontrasepsi yang digunakan. Misalnya seperti kontrasepsi yang
mengandung hormon estrogen maupun progesteron, hal ini juga dapat mempengaruhi keseimbangan
hormon yang mengatur terjadinya siklus menstruasi.
Penanganannya apa ???
Tujuan terapi pada penderita polimenorea adalah mengontrol perdarahan,
mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi, mengembalikan
kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga kesuburan. Untuk polimenorea
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, terapi yang diberikan tergantung
dari status ovulasi pasien, usia, resiko kesehatan dan pilihan kontrasepsi.
Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan,
dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi (Purwoastuti dan
Walyani, 2015).
TERIMA
KASIH!